HUJAN ROTI DARI LANGIT 2 (KELUARAN 16:4-16)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Keluaran 16:4-12 -(4) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. (5) Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.’ (6) Sesudah itu berkatalah Musa dan Harun kepada seluruh orang Israel: ‘Petang ini kamu akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir. (7) Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepadaNya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-sungut kepada kami?’ (8) Lagi kata Musa: ‘Jika memang TUHAN yang memberi kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepadaNya - apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.’ (9) Kata Musa kepada Harun: ‘Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu.’ (10) Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun - maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan. (11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (12) ‘Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.’
II) Tindakan Tuhan.
1) Mendengar sungut-sungut Israel.
Keluaran 16: 9: “Kata Musa kepada Harun: ‘Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu.’”.
Keluaran 16: 12a: “‘Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;”.
Mereka tidak berdoa, tetapi bersungut-sungut, dan sungut-sungut mereka ditujukan kepada Musa dan Harun (Keluaran 16: 2-3), tetapi Tuhan mendengarnya!
Tuhan bukan saja tidak marah dan menghajar mereka, tetapi mendengar sungut-sungut mereka dan menolong mereka.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Keluaran 16: 4): “Though the outbreak was immediately against the human leader, it was indirectly against God: yet mark His patience, and how graciously He promised to redress the grievance.” [= Sekalipun ledakan / pemberontakan itu secara langsung adalah terhadap pemimpin manusia, itu secara tidak langsung adalah terhadap Allah: tetapi perhatikan kesabaranNya, dan betapa dengan murah hati Ia menjanjikan untuk membereskan kesedihan itu.].
Calvin mempunyai pandangan yang berbeda.
Calvin: “It is probable that Moses passes over much in silence, because it is not consistent that the insolence of the people was left without even a single word of chastisement. For, although God in His extraordinary kindness gave food to these depraved and wicked men, who were unworthy of the sunlight and the common air, still He was without doubt unwilling to foster their sin by His silence, and, whilst He pardoned their ingratitude, sharply reproved their forwardness.” [= Adalah mungkin bahwa Musa mengabaikan banyak hal dalam ke-diam-an, karena tidaklah konsisten bahwa kekurang-ajaran dari bangsa itu dibiarkan bahkan tanpa satu kata hajaranpun. Karena sekalipun Allah dalam kebaikanNya yang luar biasa memberi makan kepada orang-orang bejat dan jahat ini, yang tidak layak mendapat sinar matahari dan udara, tetap tidak diragukan bahwa Ia tidak mau memelihara / menumbuhkan dosa mereka dengan berdiam diri, dan sekalipun Ia mengampuni rasa tidak tahu terima kasih mereka, tetapi Ia dengan tajam memarahi kelancangan mereka.].
Jadi Calvin berpendapat Tuhan pasti menegur mereka, karena kalau tidak, maka itu akan memelihara / menumbuhkan dosa dalam diri mereka, tetapi Musa tidak menuliskannya dalam Alkitab. Menurut saya Calvin bisa saja benar tetapi sangat belum tentu. Mungkin saja sungut-sungut mereka mula-mula saja dibiarkan / tak dihukum, tetapi pada waktu mereka berulang-ulang melakukannya, baru hukuman / hajaran diberikan.
Dalam Kel 17 mereka bersungut-sungut lagi, dan Tuhan masih tidak menghajar mereka. Tetapi kalau kita melihat dalam kitab Bilangan, beberapa kali Tuhan menghajar mereka dengan keras karena mereka bersungut-sungut (Bil 11,14,16,21). Ini adalah pandangan yang diambil oleh penafsir dari Pulpit Commentary.
Pulpit Commentary: “It is a most astonishing fact that on this occasion there is not, on God’s part, a single severe word of reproof of the people’s murmurings, far less any punishment of them for it. ... He was forbearing with them in the beginning of their way. God was not weakly indulgent. At a later time, when the people had been longer under training, they were severely punished for similar offences (cf. Num. 21:5); but in the preliminary stages of this wilderness education, God made large and merciful allowances for them.” [= Merupakan suatu fakta yang sangat mengherankan bahwa dalam peristiwa ini di pihak Allah tidak ada satu kata celaan / teguran yang keras tentang sungut-sungut dari bangsa itu, apalagi hukuman apapun untuk itu. ... Ia sabar terhadap mereka pada permulaan dari jalan mereka. Allah bukannya bersikap lunak secara lemah. Pada masa belakangan, pada waktu bangsa itu sudah lebih terlatih, mereka dihukum dengan keras untuk pelanggaran-pelanggaran yang sama / mirip (bdk. Bil 21:5); tetapi pada tahap-tahap pendahuluan dari pendidikan padang gurun ini, Allah membuat kelonggaran yang besar dan murah hati untuk mereka.].
1Korintus 10:9-11 - “(9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. (11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”.
2) Menyuruh mereka datang dekat ke hadapan Tuhan; dan kemuliaan Tuhan tampak kepada mereka.
Keluaran 16: 9-10: “(9) Kata Musa kepada Harun: ‘Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu.’ (10) Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun - maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.”.
Adam Clarke: “‘Come near before the Lord.’ This has been supposed to refer to some particular place, where the Lord manifested his presence. The great tabernacle was not yet built, but there appears to have been a small tabernacle or tent called the Tabernacle of the Congregation which, after the sin of the golden calf, was always placed without the camp; see Ex 33:7:” [= ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan’. Ini telah dianggap menunjuk pada suatu tempat khusus, dimana Tuhan menyatakan kehadiranNya. Kemah Suci yang agung / besar belum dibangun, tetapi kelihatannya disana telah ada suatu kemah suci yang kecil yang disebut Kemah Pertemuan / Kemah Jemaat yang setelah dosa tentang anak lembu emas, selalu diletakkan di luar perkemahan; lihat Kel 33:7:].
Keluaran 33:7 - “Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.”.
KJV: ‘the Tabernacle of the congregation’ [= Kemah jemaat].
RSV/NIV/NASB: ‘the tent of meeting’ [= kemah pertemuan].
Adam Clarke: “This could not be that portable temple which is described in Ex 26, etc., and which was not set up till the first day of the first month of the second year, after their departure from Egypt, (Ex 40) which was upwards of ten months after the time mentioned in this chapter; and notwithstanding this the Israelites are commanded (Ex 16:34) to lay up an omer of the manna before the testimony, which certainly refers to an ark, tabernacle, or some such portable shrine, already in existence. If the great tabernacle be intended, the whole account of laying up the manna must be introduced here by anticipation, Moses finishing the account of what was afterwards done, because the commencement of those circumstances which comprehended the reasons of the fact itself took place now. See the note at Ex 16:34.” [= Ini tidak bisa adalah Kemah Suci yang bisa dipindah-pindahkan yang digambarkan dalam Kel 26 dst., dan yang tidak dibangun sampai hari pertama dari bulan pertama dari tahun kedua, setelah mereka meninggalkan Mesir, (Kel 40) yang adalah lebih dari 10 bulan setelah waktu yang disebutkan dalam pasal ini; dan sekalipun demikian bangsa Israel diperintahkan (Kel 16:34) untuk meletakkan segomer manna di hadapan Kesaksian, yang pasti menunjuk pada suatu tabut, kemah, atau suatu kuil yang bisa dipindah-pindahkan, yang sudah ada pada saat itu. Jika Kemah Suci yang besar yang dimaksudkan, seluruh cerita tentang meletakkan manna pastilah diberikan di sini dalam arti antisipasi, Musa menyelesaikan cerita tentang apa yang dilakukan belakangan, karena permulaan dari peristiwa-peristiwa yang mencakup alasan-alasan dari fakta itu sendiri terjadi sekarang. Lihat catatan tentang Kel 16:34.].
Keluaran 16:34 - “Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.”.
KJV: ‘the Testimony’ [= Kesaksian].
Catatan: ‘testimony’ memang bisa berarti tabut hukum Allah, ataupun 2 loh batu yang bertuliskan 10 hukum Tuhan.
Calvin: “There is no question but that he here cites them as criminals before the tribunal of God, as if he had said that they were mistaken, if they thought that their murmurings were unobserved. Nevertheless, he alludes also to the cloud, which was the visible symbol of God’s presence; and thus reproves their folly in not hesitating to provoke a God, who was so near, and almost before their very eyes.” [= Tak diragukan bahwa di sini ia menyebutkan mereka sebagai kiminal-kriminal di hadapan pengadilan Allah, seakan-akan ia telah berkata bahwa mereka salah, jika mereka berpikir bahwa sungut-sungut mereka tidak diperhatikan. Tetapi, ia juga menyebutkan awan, yang merupakan simbol yang kelihatan dari kehadiran Allah; dan dengan demikian menegur kebodohan mereka yang dengan tidak ragu-ragu memprovokasi Allah, yang begitu dekat, dan hampir-hampir ada di depan mata mereka.].
Tetapi penafsir di bawah ini memberikan pandangan yang berbeda.
The Bible Exposition Commentary: “God’s glory (vv. 6-7, 9-10). The important thing was that Israel focus on the glory of God and not on their own appetites. If they walked by faith, they would glorify the Lord and bring honor to His name. It isn’t important that we’re comfortable in life, but it is important that God is glorified. When circumstances are difficult, we’re prone to pray, ‘LORD, HOW CAN I GET OUT OF THIS?’ when we ought to be praying, ‘LORD, WHAT CAN I GET OUT OF THIS?’ It isn’t important that we get our way, but it is important that God accomplishes His purposes and receives all the glory (Matt 6:33). God permits trials so that He can build godly character into His children and make us more like Jesus. Godliness isn’t the automatic result of reading books and attending meetings; it also involves bearing burdens, fighting battles, and feeling pain.” [= ‘Kemuliaan Allah’ (ay 6-7,9-10). Hal yang penting adalah bahwa Israel fokus pada kemuliaan Allah dan bukan pada nafsu makan mereka sendiri. Jika mereka berjalan dengan iman, mereka akan memuliakan Tuhan dan membawa kehormatan bagi namaNya. Tidaklah penting bahwa kita nyaman dalam kehidupan, tetapi adalah penting bahwa Allah dimuliakan. Pada waktu keadaan sukar, kita condong untuk berdoa, ‘TUHAN, BAGAIMANA AKU BISA KELUAR / LOLOS DARI HAL INI?’ pada waktu kita seharusnya berdoa, ‘TUHAN, APA YANG BISA AKU DAPATKAN / CAPAI DARI HAL INI?’ Tidaklah penting bahwa kita mendapatkan kemauan kita, tetapi adalah penting bahwa Allah mencapai rencanaNya dan menerima semua kemuliaan (Mat 6:33). Allah mengijinkan kesukaran / kesakitan sehingga Ia bisa membangun karakter yang saleh ke dalam anak-anakNya dan membuat kita makin menyerupai Yesus. Kesalehan bukanlah hasil otomatis dari membaca buku-buku dan menghadiri pertemuan-pertemuan; itu juga melibatkan memikul beban, melawan pertempuran-pertempuran, dan merasakan rasa sakit.].
3) Tuhan memberikan janjiNya kepada mereka, untuk memberi daging dan roti.
Keluaran 16: 6-8,11-12: “(6) Sesudah itu berkatalah Musa dan Harun kepada seluruh orang Israel: ‘Petang ini kamu akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir. (7) Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepadaNya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-sungut kepada kami?’ (8) Lagi kata Musa: ‘Jika memang TUHAN yang memberi kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepadaNya - apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.’ ... (11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (12) ‘Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.’”.
a) Pembetulan terjemahan.
Keluaran 16: 8: “Lagi kata Musa: ‘JIKA memang TUHAN yang memberi kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada waktu pagi, karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepadaNya - apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.’”.
Terjemahan LAI ini kelihatannya menunjukkan bahwa Musa menyangsikan firman Tuhan (karena adanya kata ‘jika’). Tetapi itu berbeda dengan versi-versi bahasa Inggris.
KJV: ‘This shall be, when the LORD shall give you’ [= Ini akan terjadi, pada waktu TUHAN akan memberi kamu].
RSV: ‘When the LORD gives you’ [= Pada waktu TUHAN memberi kamu].
NIV: ‘You will know that it was the LORD when he gives you’ [= Kamu akan mengetahui bahwa itu adalah TUHAN pada waktu Ia memberi kamu].
NASB: ‘This will happen when the LORD gives you’ [= Ini akan terjadi pada waktu TUHAN memberi kamu].
b) Keluaran 16: 6: “Sesudah itu berkatalah Musa dan Harun kepada seluruh orang Israel: ‘Petang ini kamu akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir.”.
1. Musa dan Harun hanyalah alat Tuhan untuk membawa Israel keluar dari Mesir. Mereka adalah hamba-hambaNya yang Ia panggil untuk melaksanakan hal itu.
Keluaran 3:7-10 - “(7) Dan TUHAN berfirman: ‘Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. (8) Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. (9) Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepadaKu; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. (10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir.’”.
Calvin (tentang Keluaran 16: 6): “Now, since by this testimony he proves himself to have been a faithful servant of God, we gather that none may rightly claim honor for themselves in the Church, so as to be accounted lawful pastors, but those who are divinely called, and thus have God as the authorizer of their office, and who advance nothing of themselves, but only execute what is commanded them.” [= Sekarang, karena oleh kesaksian ini ia membuktikan dirinya sendiri sebagai seorang pelayan yang setia dari Allah, kami menyimpulkan bahwa tak seorangpun bisa / boleh dengan benar mengclaim kehormatan untuk diri mereka sendiri dalam Gereja, sehingga dianggap sebagai pendeta-pendeta yang sah, kecuali mereka yang dipanggil secara ilahi, dan dengan demikian mempunyai Allah sebagai pemberi otoritas dari jabatan mereka, dan yang tidak mengajukan apapun dari diri mereka sendiri, kecuali hanya melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.].
2. Dari Keluaran 16: 6-12 terlihat bahwa salah satu tujuan pemberian manna ini adalah untuk menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhanlah yang mengeluarkan mereka dari Mesir.
Adam Clarke (tentang Keluaran 16: 6): “After all the miracles they had seen they appear still to suppose that their being brought out of Egypt was the work of Moses and Aaron; for though the miracles they had already seen were convincing for the time, yet as soon as they had passed by they relapsed into their former infidelity. God therefore saw it necessary to give them a daily miracle in the fall of the manna, that they might have the proof if his Divine interposition constantly before their eyes. Thus they knew that Jehovah had brought them out, and that it was not the act of Moses and Aaron.” [= Setelah semua mujijat yang telah mereka lihat mereka kelihatannya tetap menganggap bahwa pembawaan mereka keluar dari Mesir merupakan pekerjaan Musa dan Harun; karena sekalipun mujijat-mujijat yang telah mereka lihat meyakinkan untuk saat itu, tetapi begitu semua itu lewat mereka mundur lagi ke dalam ketidak-percayaan mereka yang lalu. Karena itu Allah memandang sebagai perlu untuk memberi mereka suatu mujijat harian / setiap hari dalam penjatuhan manna, supaya mereka bisa mempunyai bukti jika penyelipan IlahiNya secara terus menerus ada di depan mata mereka. Jadi mereka tahu bahwa Yehovah yang membawa mereka keluar, dan itu bukanlah tindakan dari Musa dan Harun.].
Penerapan: Tuhan tidak mau kalau pekerjaanNya dianggap sebagai pekerjaan dari hamba-hambaNya!!!
Calvin: “The statement that the people should know that their coming out of the land of Egypt was the Lord’s work, is opposed to their wicked taunt, in which they had complained of being betrayed by Moses and Aaron, when they had been brought into the wilderness. They therefore answer, that God would openly show that He was the author of their deliverance, that they should make no more complaints against His ministers.” [= Pernyataan bahwa bangsa itu harus tahu bahwa keluarnya mereka dari tanah Mesir adalah pekerjaan Tuhan, bertentangan dengan ejekan jahat mereka, dimana mereka telah mengeluh bahwa mereka sedang dikhianati oleh Musa dan Harun, pada waktu mereka telah dibawa ke padang gurun. Karena itu mereka menjawab bahwa Allah akan menunjukkan secara terbuka bahwa Ia adalah pencipta dari pembebasan mereka, supaya mereka jangan lagi membuat keluhan-keluhan terhadap pelayan-pelayanNya.].
Calvin: “But although a sharp reproof is implied, still it is joined with a promise of God’s continued favor. They therefore admonish them, that by this event it would be proved that God was the Leader and Deliverer of the Israelites, because he does not leave the work of His hands unfinished. (Psalm 138:8.) The continuance, then, of His favor, shows that the same God, who proceeds in the prosecution of His powerful work, had from the first begun what He carries on even to the end.” [= Sekalipun secara implicit ada suatu teguran yang tajam, tetapi itu tetap digabungkan dengan suatu janji tentang kebaikan Allah yang berlanjut / terus menerus. Karena itu mereka (Musa dan Harun) menasehati mereka, bahwa dengan peristiwa ini akan dibuktikan bahwa Allah adalah Pembimbing dan Pembebas dari bangsa Israel, karena Ia tidak meninggalkan pekerjaan tanganNya tak terselesaikan (Maz 138:8). Maka, lanjutan dari kebaikanNya menunjukkan bahwa Allah yang sama, yang melanjutkan pelaksanaan dari pekerjaanNya yang berkuasa / efektif, telah memulai dari awal apa yang Ia laksanakan bahkan sampai akhirnya.].
Mazmur 138:8 - “TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setiaMu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu!”.
KJV: ‘The LORD will perfect that which concerneth me:’ [= TUHAN akan menyempurnakan apa yang berkenaan dengan aku:].
RSV/NIV: ‘The LORD will fulfil his purpose for me;’ [= TUHAN akan menggenapi tujuan / rencanaNya untuk aku;].
NASB: ‘The LORD will accomplish what concerns me;’ [= TUHAN akan menyelesaikan apa yang berkenaan dengan aku;].
BACA JUGA: BAIK DAN BERKENAN KEPADA ALLAH
Bdk. Filipi 1:5-6 - “(5) Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. (6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”.
Bedanya, dalam Filipi 1:6 yang dibicarakan adalah urusan rohani (keselamatan mereka), sedangkan dalam text di atas itu berurusan dengan hal jasmani.
c) Janji Tuhan.
The Bible Exposition Commentary: “God’s promise (vv. 4-5, 8, 11-12). In our pilgrim journey through life, we live on promises and not explanations. When we hurt, it’s a normal response to ask ‘Why?’ but that is the wrong approach to take. For one thing, when we ask God that question, we’re assuming a superior posture and giving the impression that we’re in charge and God is accountable to us. God is sovereign and doesn’t have to explain anything to us unless He wants to. Asking ‘Why?’ also assumes that if God did explain His plans and purposes to us, we’d understand everything perfectly and feel better. As you read the Book of Job, you see Job frustrated with God and repeatedly saying, ‘I’d like to meet God and ask Him a few things!’ But when God finally comes to Job, Job is so overwhelmed he doesn’t ask God a thing! (See Job 40:1-5.) Can we begin to understand the ways and plans of God when His ways are far above us and His wisdom unsearchable? (Isa 55:8-9; Rom 11:33-36) Explanations don’t heal broken hearts, but promises do, because promises depend on faith, and faith puts us in contact with the grace of God.” [= Janji Allah (ay 4-5,8,11-12). Dalam perjalanan ziarah kita melalui kehidupan, kita hidup pada / berdasarkan janji-janji dan bukannya penjelasan-penjelasan. Pada waktu kita terluka / sakit, merupakan suatu reaksi normal untuk bertanya ‘Mengapa?’ tetapi itu adalah pendekatan yang salah untuk diambil. Salah satu alasan, pada waktu kita menanyakan Allah pertanyaan itu, kita sedang mengambil suatu keadaan / posisi yang lebih tinggi dan memberikan kesan bahwa kita sedang berkuasa dan Allah bertanggung jawab kepada kita. Allah itu berdaulat, dan tidak harus menjelaskan apapun kepada kita kecuali Ia menginginkannya. Bertanya ‘Mengapa?’ juga menganggap bahwa seandainya Allah menjelaskan tujuan dan rencanaNya kepada kita, kita akan mengerti segala sesuatu dengan sempurna dan merasa lebih baik. Ketika kamu membaca Kitab Ayub, kamu melihat Ayub merasa frustrasi dengan Allah dan berkata berulang-ulang, ‘Aku ingin bertemu dengan Allah dan menanyakan kepadaNya beberapa hal!’ Tetapi pada waktu akhirnya Allah datang kepada Ayub, Ayub begitu dipengaruhi / dikalahkan (takut?) sehingga ia tidak bertanya apapun kepada Allah! (Lihat Ayub 39:34-38). Bisakah kita mulai mengerti cara-cara / jalan-jalan dan rencana-rencana dari Allah pada waktu cara-cara / jalan-jalanNya jauh di atas kita dan hikmatNya tak terselidiki? (Yesaya 55:8-9 Roma 11:33-36). Penjelasan-penjelasan tidak menyembuhkan patah hati / hati yang terluka, tetapi janji-janji menyembuhkannya, karena janji-janji tergantung pada iman, dan iman meletakkan kita dalam hubungan dengan kasih karunia Allah.].
Catatan:
1. Saya tak tahu persis bagaimana menterjemahkan kata ‘overwhelmed’ di atas.
2. Ayub 40:1-5 dalam Alkitab bahasa Inggris adalah Ayub 39:34-38 dalam Alkitab Indonesia (LAI).
Ayub 39:34-38 - “(34) Maka jawab TUHAN kepada Ayub: (35) ‘Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang mencela Allah menjawab!’ (36) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (37) ‘Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepadaMu? Mulutku kututup dengan tangan. (38) Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan.’”.
Yes 55:8-9 - “(8) Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.”.
Roma 11:33-36 - “(33) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! (34) Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? (35) Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepadaNya, sehingga Ia harus menggantikannya? (36) Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.
AMIN-