KITAB INJIL YANG MENGGELIKAN (LUKAS 2:1-20)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

Lukas 2:1-20 - “(Lukas 2:1) Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. (2) Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. (3) Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. (4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - (5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. (6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, (7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. (8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’ (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.’ (15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.’ (16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. (17) Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (19) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (20) Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.”.
KITAB INJIL YANG MENGGELIKAN
gadget, otomotif, bisnis

I) Kedatangan Yesus.

1) Kedatangan Yesus adalah sesuatu yang menggelikan!

Apanya yang menggelikan? Lukas 2: 7 mengatakan ‘palungan’. Ini menunjukkan bahwa Yesus dilahirkan di suatu tempat untuk hewan (tidak mesti kandang, tetapi bisa juga sebuah gua).

Bayangkan! Yesus dikatakan sebagai Allah, Mesias, Juru selamat, Raja dsb. Tetapi ketika Ia dilahirkan, ternyata Ia dilahirkan di tempat hewan! Adakah sesuatu yang lebih menggelikan dan lebih tidak masuk akal dari hal ini?

Tetapi perlu saudara ketahui bahwa Allah memang sering menolong / menyelamatkan orang dengan menggunakan jalan / hal-hal yang menggelikan dan tidak masuk akal.

Contoh:

a) Peristiwa ular tembaga (Bilangan 21:4-9).

Cara supaya sembuh dari gigitan ular berbisa adalah memandang pada patung ular tembaga! Apakah itu bukan sesuatu yang menggelikan? Kalau saudara jadi orang yang digigit ular, maukah saudara memandang pada patung ular tembaga itu?

b) Peristiwa Naaman (2Raja 5).

Cara supaya sembuh dari penyakit kusta adalah mandi 7 x di Sungai Yordan! Kalau saudara terkena penyakit kusta, maukah saudara disuruh mandi 7 x di sungai?

c) Garam untuk menyehatkan air (2Raja-Raja 2:19-22).

d) Tepung untuk menetralkan makanan beracun (2Raja 4:38-41).

Tetapi, karena jalan yang tidak masuk akal dan menggelikan ini DIBERIKAN OLEH ALLAH, maka itu adalah jalan / cara yang benar dan mujarab! Dari semua contoh-contoh di atas, di mana Allah memberikan cara / jalan yang menggelikan, tidak ada satu pun yang gagal!!

Karena itu, janganlah saudara tidak mau percaya kepada Yesus hanya karena saudara melihat bahwa kelahiran-Nya di tempat hewan adalah sesuatu yang menggelikan dan tidak masuk akal!

Tetapi, hal yang menggelikan ini terjadi bukan tanpa alasan. Perhatikan kata-kata di bawah ini.

Calvin (tentang Lukas 2: 7): “When he was thrown into a stable, and placed in a manger, and a lodging refused him among men, it was that heaven might be opened to us, not as a temporary lodging, but as our eternal country and inheritance, and that angels might receive us into their abode.” [= Pada saat Ia dilemparkan ke dalam sebuah kandang, dan diletakkan dalam sebuah palungan, dan penginapan menolak menerima-Nya di antara manusia, tujuannya adalah supaya surga terbuka bagi kita, bukan sebagai penginapan sementara, tetapi sebagai negeri dan warisan yang kekal, dan supaya malaikat-malaikat menerima kita dalam tempat tinggal mereka.].

2) Kedatangan Yesus adalah untuk saudara!

Lukas 2: 11: “Hari ini telah lahir BAGIMU Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Ini adalah sesuatu yang harus ditekankan / diperhatikan secara khusus! Kecuali saudara sadar dan percaya bahwa Yesus datang di dunia BAGI SAUDARA, maka Natal sama sekali tidak berguna untuk saudara! Banyak orang menyadari dan mempercayai bahwa Yesus datang ke dunia untuk semua orang berdosa, tetapi mereka lupa bahwa diri mereka sendiri termasuk di dalam grup orang berdosa itu!

Karena itu, renungkanlah:

a) Sadarkah saudara bahwa saudara adalah orang berdosa yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka?

b) Sadarkah / percayakah saudara bahwa Yesus datang ke dunia untuk mati bagi dosa saudara, baik dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang?

II) Sikap / tanggapan terhadap Kristus.

1) Bagi orang yang belum percaya.

a) Terimalah Yesus sebagai Juruselamat saudara (Lukas 2: 11).

Lukas 2: 11: “Hari ini telah lahir bagimu JURUSELAMAT, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Dalam Lukas 2: 10-14, para gembala mendengar Injil dari malaikat. Setelah malaikat itu pergi, mereka cepat-cepat datang kepada Yesus (Lukas 2: 15-16)!

Mereka tetap datang dan percaya kepada Yesus sekalipun kelahiran Yesus adalah sesuatu yang menggelikan, karena malaikat itu sudah memberitahu mereka tentang keadaan Yesus (Lukas 2: 12).

Lukas 2: 12: “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’”.

Calvin (tentang ay 12): “The angel meets the prejudice which might naturally hinder the faith of the shepherds; for what a mockery is it, that he, whom God has sent to be the King, and the only Savior, is seen lying in a manger! That the mean and despicable condition in which Christ was might not deter the shepherds from believing in Christ, the angel tells them beforehand what they would see.” [= Sang malaikat menangani prasangka yang secara alamiah bisa menghalangi iman dari gembala-gembala; karena olok-olok apa itu, bahwa Ia yang telah Allah utus sebagai Raja, dan satu-satunya Juruselamat, terlihat berbaring dalam sebuah palungan! Supaya keadaan yang hina / rendah dan menjijikkan dalam mana Kristus ada tidak menghalangi gembala-gembala dari percaya kepada Kristus, sang malaikat memberitahu mereka sebelumnya apa yang akan mereka lihat.].

Lukas 2: 15-16: “(15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.’ (16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.”.

Calvin (tentang Lukas 2: 16): “This was a revolting sight, and was sufficient of itself to produce an aversion to Christ. For what could be more improbable than to believe that he was the King of the whole people, who was deemed unworthy to be ranked with the lowest of the multitude? or to expect the restoration of the kingdom and salvation from him, whose poverty and want were such, that he was thrown into a stable?” [= Ini merupakan suatu pemandangan yang menjijikkan, dan cukup dalam dirinya sendiri untuk menghasilkan suatu ketidak-senangan terhadap Kristus. Karena apa yang bisa lebih mustahil dari pada percaya bahwa Ia adalah Raja dari seluruh bangsa, yang dianggap tidak layak untuk ditempatkan dengan orang banyak yang terendah? atau untuk mengharapkan pemulihan dari kerajaan dan keselamatan dari Dia, yang kemiskinan dan kekurangan-Nya adalah sedemikian rupa, sehingga Ia dilemparkan ke dalam sebuah kandang?].

Calvin (tentang Lukas 2: 16): “Yet Luke writes, that none of these things prevented the shepherds from admiring and praising God. The glory of God was so fully before their eyes, and reverence for his Word was so deeply impressed upon their minds, that the elevation of their faith easily rose above all that appeared mean or despicable in Christ. And the only reason why our faith is either retarded or driven from the proper course, by some very trifling obstacles, is, that we do not look steadfastly enough on God, and are easily ‘tossed to and fro,’ (Ephesians 4:14.) If this one thought were entirely to occupy our minds, that we have a certain and faithful testimony from heaven, it would be a sufficiently strong and firm support against every kind of temptations, and will sufficiently protect us against every little offense that might have been taken.” [= Tetapi Lukas menulis, bahwa tak ada dari hal-hal ini yang menghalangi gembala-gembala dari mengagumi / menghormati dan memuji Allah. Kemuliaan Allah begitu penuh di depan mata mereka, dan rasa hormat / takut untuk Firman-Nya berkesan dengan begitu dalam pada pikiran mereka, sehingga peningkatan dari iman mereka naik dengan mudah di atas semua yang kelihatannya rendah atau menjijikkan dalam Kristus. Dan satu-satunya alasan mengapa iman kita, atau lambat berkembang atau diarahkan / didorong dari jalan yang benar, oleh halangan-halangan yang remeh, adalah bahwa kita tidak cukup memandang dengan tetap / setia kepada Allah, dan dengan mudah ‘diombang-ambingkan’, (Efesus 4:14). Jika satu pemikiran ini memenuhi pikiran kita dengan sepenuhnya, bahwa kita mempunyai suatu kesaksian yang pasti dan setia dari surga, itu akan menjadi suatu topangan yang cukup kuat dan teguh terhadap segala jenis pencobaan, dan akan secara cukup melindungi kita terhadap setiap serangan kecil yang bisa diterima.].

Efesus 4:11-14 - “(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,”.

Bandingkan ini dengan 1Korintus 1:21 yang berbunyi: “Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.”.

Sikap para gembala ini berbeda sekali dengan sikap Herodes dalam Mat 2. Ia mendengar tentang Yesus, dan ia menyelidiki lebih banyak tentang Yesus, tetapi semua itu tidak mengubah dia. Ia tidak mau datang kepada Yesus, dan ia bahkan ingin membunuh Yesus.

Sikap para gembala itu juga berbeda dengan sikap para imam dan ahli Taurat dalam Mat 2. Mereka mengerti banyak tentang Yesus / Mesias, dan mereka bahkan bisa mengajarkannya kepada orang lain, tetapi mereka sendiri bersikap acuh tak acuh terhadap Yesus dan mereka tidak mau pergi untuk mendapatkan Yesus.

Tirulah sikap dari para gembala itu, dan terimalah Yesus sebagai Juru selamat saudara! Sekarang ada banyak orang yang menekankan Yesus sebagai dokter, penyembuh penyakit, pembuat mukjijat, penolong, pemberi berkat, pemberi kekayaan, teladan dsb. Tetapi ingat, bahwa yang terpenting adalah menerima Dia sebagai Juru selamat! Ingat bahwa malaikat menyuruh Yusuf memberi nama Anak itu ‘Yesus’ “karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.’” (Matius 1:21b).

Ada seorang yang memberikan syair ini:

“Be my Example and my Guide

My Friend, yea everything beside

But first, last, best, whate’er betide

Be thou to me my Savior”

[= Jadilah Teladanku dan Pembimbingku

Temanku, ya segala sesuatu yang lain

Tapi, pertama, terakhir, terbaik, apa pun yang terjadi

Jadilah Engkau bagiku Juru selamatku].

b) Terimalah Yesus sebagai Tuhan (Lukas 2: 11).

Lukas 2: 11: “Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, TUHAN, di kota Daud.”.

Banyak orang yang menganggap bahwa mereka bisa menerima Yesus HANYA sebagai Juru selamat, dan tidak sebagai Tuhan. Orang-orang seperti ini biasanya bisa bersukacita dan memuji Tuhan karena mereka menganggap bahwa dosa mereka telah diampuni, tetapi hidup mereka sama sekali tidak mengalami perubahan! Orang-orang seperti ini, pada hakekatnya, belum sungguh-sungguh menerima Yesus sebagai Juru selamat! (bdk. Yakobus 2:17,26).

Yak 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.

Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, perhatikanlah ay 11 yang berbunyi: “Hari ini telah lahir bagimu JURUSELAMAT, yaitu Kristus, TUHAN, di kota Daud.”.

Dari ay 11 ini terlihat bahwa dalam pemberitaan Injil yang pertama yang dilakukan oleh para malaikat, Kristus diberitakan SEBAGAI JURUSELAMAT dan SEBAGAI TUHAN! Dua hal itu sudah dipersatukan oleh Tuhan, dan karena itu, jangan saudara berani memisahkan! Orang yang betul-betul menerima Yesus sebagai Juru selamat, harus juga menerima Dia sebagai Tuhan!

Menerima Yesus sebagai Tuhan berarti menjadikan Yesus pemimpin, penguasa, dan pemilik hidup kita! Dengan kata lain, kita harus hidup menaati Dia. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

1. Matius 7:21 - “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.”.

2. Lukas 6:46 - “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

3. 2Timotius 2:19b - “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.

2) Bagi orang yang sudah percaya.

a) Bersukacitalah (Lukas 2: 10-11).

Lukas 2: 10-11: “(10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu KESUKAAN BESAR untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Lukas 2: 10 mengatakan bahwa kelahiran Yesus itu adalah suatu ‘kesukaan besar’ / ‘great joy’!

1. Banyak orang Kristen terlalu menyoroti lagu Natal, kartu Natal, pohon Natal dsb.

Earl Riney: “The Christmas tree has taken the place of the altar in too much of our modern Christmas observance.” [= Pohon Natal telah mengambil tempat di altar dalam terlalu banyak dari perayaan Natal modern kita.] - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 113-114.

Contoh: berita tentang pohon Natal untuk pertama kalinya masuk istana!

Karena itu, sukacita mereka tergantung pada hal-hal tersebut. Ini salah! Seharusnya kita bukan menyoroti pohon, kartu, lagu dsb, tetapi menyoroti Yesusnya! Sekalipun tidak ada pohon Natal, kartu Natal, lagu Natal, tetapi kalau saudara merenungkan / percaya bahwa Natal menunjukkan bahwa Yesus sudah datang, maka saudara bisa bersukacita! Sebaliknya, biarpun ada 1000 pohon Natal, kartu Natal dsb, kalau tak ada Yesusnya, itu sama sekali tidak berguna!

2. Kalau saudara tidak bisa bersukacita pada Natal ini, cobalah bayangkan, apa yang terjadi andaikata Kristus tidak datang? Pernahkah saudara bayangkan hal itu?

Dalam suatu buku saat teduh ada suatu cerita sebagai berikut:

Seorang pendeta tertidur di ruang kerjanya, pada pagi hari, di suatu hari Natal, dan ia bermimpi tentang dunia dimana Yesus tidak pernah datang. Dalam mimpinya, ia melihat-lihat dalam rumahnya, dan ia tidak menjumpai hiasan-hiasan Natal. Ia lalu berjalan-jalan di jalan raya, tetapi tidak ada gereja-gereja. Ia kembali ke ruang belajarnya dan ia menjumpai bahwa semua buku-buku tentang Juruselamat sudah hilang. Tiba-tiba ada bel, dan seorang utusan memintanya untuk mengunjungi seorang ibu yang sedang sekarat. Ia cepat-cepat pergi ke rumah itu, dan ia berkata kepada anak dari ibu yang sedang sekarat itu: “Aku mempunyai sesuatu di sini yang akan menghibur kamu.”. Ia membuka Alkitabnya untuk mencari ayat-ayat hiburan yang sudah biasa ia gunakan, tetapi Alkitabnya berhenti pada Maleakhi, dan di sana tidak ada Injil maupun janji tentang pengharapan dan keselamatan dan ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis bersama anak itu di dalam keputusasaan yang pahit. Dua hari setelah itu, ia berdiri di sebelah peti mati ibu itu dan memimpin kebaktian penguburan, tetapi disana tidak ada berita penghiburan, tidak ada firman tentang kebangkitan yang mulia, tidak ada surga yang terbuka, tetapi hanya ada “engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” dan suatu perpisahan yang panjang dan kekal. Akhirnya ia menyadari bahwa Kristus tidak datang, dan ia menangis dengan pahit dalam mimpinya yang menyedihkan itu. Tiba-tiba ia terbangun, dan ia mendengar nyanyian Natal dari paduan suara gereja yang membuatnya sadar bahwa sebetulnya Kristus sudah datang! - ‘Streams in the Desert’, vol I, tgl 25 Desember.

Bukankah kita semua harus bersukacita, karena kenyataannya Kristus sudah datang dalam dunia ini?

3. Calvin berkata (tentang Lukas 2: 10):

“The angel opens his discourse by saying, that he announces great joy; and next assigns the ground or matter of joy, that a Savior is born. These words show us, first, that, until men have peace with God, and are reconciled to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is deceitful, and of short duration.” [= Sang malaikat memulai pembicaraannya dengan mengatakan, bahwa ia mengumumkan sukacita yang besar; dan selanjutnya menyebutkan dasar / alasan atau pokok dari sukacita itu, bahwa seorang Juruselamat dilahirkan. Kata-kata ini menunjukkan kepada kita bahwa, sampai manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan denganNya melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami adalah bersifat menipu, dan hanya untuk jangka waktu yang pendek.].

“if there be none to make peace between them and God, the hidden stings of conscience must produce fearful torment.” [= jika tidak yang ada memperdamaikan mereka dengan Allah, sengat yang tersembunyi dari hati nurani pasti menghasilkan siksaan yang menakutkan.].

Dari kedua kutipan ini terlihat bahwa Calvin beranggapan bahwa tanpa iman kepada Kristus, seseorang tidak mungkin mengalami sukacita yang sejati.

Penerapan: Apakah selama ini saudara mempunyai hati yang selalu sumpek, gelisah, kuatir, kosong, dan tidak damai / sukacita? Apakah selama ini saudara hanya bisa mengalami kesenangan / kebahagiaan yang bersifat lahiriah, semu dan sementara? Kalau ya, datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, maka saudara akan mengalami sukacita yang sejati.

b) Ucapkanlah syukur, pujilah dan muliakanlah Tuhan!

1. Lukas 2: 13-14: “(13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.’”.

2. Lukas 2: 20: “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.”.

Sebetulnya, kalau saudara betul-betul bisa bersukacita pada Natal ini, saudara pasti akan secara otomatis bersyukur, memuji, dan memuliakan Tuhan!

c) Beritakanlah Injil.

Natal tidak akan ada gunanya kalau tidak diberitakan. Karena itulah maka para malaikat memberitakannya kepada para gembala (Lukas 2: 8-11), dan para gembala itu lalu memberitakan Injil (Lukas 2: 16-17).

Ay 16-17: “(16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. (Lukas 2:17) Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.”.

Jadi, pemberitaan Injil yang terjadi begitu Yesus dilahirkan ini, juga menggunakan cara yang menggelikan. Tuhan bisa, kalau Ia mau, menggunakan raja / kaisar / orang-orang pandai / kaya, untuk memberitakan Injil! Tetapi Ia menggunakan gembala-gembala yang miskin, hina, dan tidak berpendidikan untuk memberitakan Injil.

1Korintus 1:25-29 - “(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”.

Calvin (tentang Lukas 2: 8): “If then we desire to come to Christ, let us not be ashamed to follow those whom the Lord, in order to cast down the pride of the world, has taken, from among the dung of cattle, to be our instructors.” [= Maka jika kita ingin untuk datang kepada Kristus, hendaklah kita tidak malu untuk mengikuti mereka, yang, untuk menekan kesombongan dunia, telah Tuhan ambil dari antara kotoran ternak, untuk menjadi pengajar-pengajar kita.].

Dalam Lukas 2: 10 dikatakan bahwa itu adalah untuk ‘seluruh bangsa’.

Lukas 2: 10: “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk SELURUH BANGSA:”.

Kata-kata ‘seluruh bangsa’ ini jelas menunjuk kepada bangsa Yahudi.

Ingat bahwa ini masih termasuk dalam jaman Perjanjian Lama! Secara theologis, jaman Perjanjian Baru baru mulai pada saat Yesus mati di salib!

Pada jaman Perjanjian Baru / setelah kematian Kristus, maka tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi telah dihancurkan (Efesus 2:14), sehingga sekarang, Injil harus diberitakan kepada semua orang (Efesus 2:12,17).

Ef 2:12,14,17 - “(12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. ... (14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang TELAH MERUBUHKAN TEMBOK PEMISAH, yaitu perseteruan, ... (Efesus 2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’,”.

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

Matius 28:19-20 - “(19) Karena itu pergilah, jadikanlah SEMUA BANGSA muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.


Lukas 24:46-48 - “(46) KataNya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, (47) dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada SEGALA BANGSA, mulai dari Yerusalem. (48) Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”.

Kisah Para Rasul 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu DI YERUSALEM DAN DI SELURUH YUDEA DAN SAMARIA DAN SAMPAI KE UJUNG BUMI.’”.

Maukah saudara meniru para gembala itu? Saat ini saudara sudah mendengar berita Natal / Injil. Tetapi berita itu sebetulnya ditujukan untuk semua umat manusia. Maukah saudara memberitakan berita Natal / Injil itu kepada orang-orang di sekitar saudara?

Kesimpulan:

Jangan menanggapi / merayakan Natal hanya dengan sekedar berpesta dan berhura-hura! Rayakanlah Natal dengan:

1. Percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara.

2. Bersukacitalah.

3. Bersyukurlah dan pujilah Tuhan.

4. Beritakanlah Injil!

Maukah saudara?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post