KELAHIRAN YESUS KRISTUS (4)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS (4)
gadget, otomotif, asuransi
Matius 2:1-12 - “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.

II) Reaksi / sikap Herodes ketika mendengar tentang kelahiran Yesus.

1) Herodes terkejut.

Ay 3: “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.”.

Terjemahan ‘terkejut’ ini sebetulnya kurang tepat.

KJV/RSV/NASB: ‘he was troubled’ [= ia terganggu].

NIV: ‘he was disturbed’ [= ia terganggu].

Kata Yunaninya juga bisa diartikan ‘gelisah’, atau ‘tidak tenang’. Dan kata Yunani ini juga digunakan dalam ayat-ayat ini:

Mat 14:26 - “Ketika murid-muridNya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ‘Itu hantu!’, lalu berteriak-teriak karena takut.”.

Luk 1:11-12 - “(11) Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. (12) Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.”.

Ada beberapa hal yang perlu dipelajari tentang Herodes:

a) Kebangsaannya.

Merupakan sesuatu yang dipro-kontrakan Herodes itu dari bangsa apa. Ada yang mengatakan Herodes adalah orang Idumea / Edom, tetapi menurut Barclay Herodes adalah setengah Edom dan setengah Yahudi.

William Barclay: “Herod was half-Jew and half-Idumaean. There was Edomite blood in his veins.” [= Herodes adalah setengah Yahudi dan setengah Idumea / Edom. Di sana ada darah Edom di pembuluh-pembuluh darahnya.].

Bible Knowledge Commentary: “Herod was not the rightful king from the line of David. In fact he was not even a descendant of Jacob, but was descended from Esau and thus was an Edomite.” [= Herodes bukanlah raja yang sah dari garis keturunan Daud. Sebetulnya ia bahkan bukan seorang keturunan Yakub, tetapi diturunkan dari Esau dan karena itu adalah seorang Edom.].

William Hendriksen: “By race or nationality Herod was not a Jew, though at times, for selfish political reasons, he encouraged the view, proposed by others, that he was of rich and noble Jewish ancestry. But, as stated earlier, his father, Antipater, was an Edomite. Also, his mother, Cypros, was a Nabatean; that is, she hailed from an Arab kingdom to the east and southeast of Palestine. When the Edomites (or Idumeans) had been conquered by John Hyrcanus, the Jewish religion was in a sense forced upon them. It is not surprising, therefore, that it is said at times that Herod ‘practiced the Jewish religion.’” [= Menurut bangsa atau kebangsaan Herodes bukanlah seorang Yahudi, sekalipun kadang-kadang, demi alasan-alasan politik yang egois, ia mendorong / mendesakkan pandangan, diajukan oleh orang-orang lain, bahwa ia adalah dari nenek moyang Yahudi yang kaya dan mulia / ningrat. Tetapi seperti telah dinyatakan lebih awal, ayahnya, Antipater, adalah seorang Edom. Juga ibunya, Cypros, adalah seorang Nabatean; ia datang / berasal dari suatu kerajaan Arab ke Timur dan Tenggara dari Palestina. Pada waktu orang-orang Edom (atau orang-orang Idumea) telah dikalahkan oleh John Hyrcanus, agama Yahudi dalam suatu arti dipaksakan kepada mereka. Karena itu, bukan hal yang mengherankan bahwa kadang-kadang dikatakan bahwa Herodes ‘mempraktekkan agama Yahudi’.].

b) Sebetulnya Herodes adalah raja yang hebat.

William Barclay: “He had made himself useful to the Romans in the wars and civil wars of Palestine, and they trusted him. He had been appointed governor in 47 BC; in 40 BC he had received the title of king; and he was to reign until 4 BC. He had wielded power for a long time. He was called Herod the Great, and in many ways he deserved the title. He was the only ruler of Palestine who ever succeeded in keeping the peace and in bringing order to a situation of disorder. He was a great builder; he was indeed the builder of the Temple in Jerusalem. He could be generous. In times of difficulty he cancelled the taxes to make things easier for the people; and in the famine of 25 BC he had actually melted down his own gold plate to buy corn for the starving people.” [= Ia telah membuat dirinya sendiri berguna bagi orang-orang Romawi dalam perang dan perang saudara Palestina dan mereka mempercayainya. Ia ditetapkan / diangkat menjadi gubernur pada tahun 47 S. M.; pada tahun 40 S. M. ia telah menerima gelar raja; dan ia memerintah sampai tahun 4. S. M. Ia memegang kuasa / otoritas untuk waktu yang lama. Ia disebut Herodes yang Agung, dan dalam banyak hal ia layak mendapatkan gelar itu. Ia adalah satu-satunya penguasa Palestina yang pernah berhasil dalam menjaga perdamaian dan dalam membawa keteraturan pada suatu situasi yang tidak teratur. Ia adalah seorang pembangun yang besar; ia memang adalah pembangun Bait Suci di Yerusalem. Ia bisa menjadi dermawan. Pada masa kesukaran ia membatalkan pajak untuk membuat hal-hal lebih mudah bagi bangsa itu; dan dalam masa kelaparan pada tahun 25 S. M. ia sungguh-sungguh / benar-benar mencairkan batangan emasnya sendiri untuk membeli jagung / gandum untuk orang-orang / bangsa yang kelaparan.].

c) Tetapi ia mempunyai suatu keburukan yang luar biasa buruknya: ia sangat mudah curiga dan kejam luar biasa.

Ia bahkan membunuh istrinya sendiri, ibu mertuanya dan 3 anak laki-lakinya karena ia curiga bahwa mereka mau merebut takhtanya. Sampai-sampai saat itu ada kata-kata dari kaisar yang berbunyi: “Lebih baik menjadi babinya Herodes dari pada menjadi anak laki-lakinya”. Mengapa? Karena Herodes, untuk menyenangkan orang Yahudi, memang tidak makan babi. Jadi kalau menjadi babinya aman. Tetapi menjadi anak laki-lakinya resikonya besar untuk dicurigai dan lalu dibunuh.

Catatan: dalam bahasa Yunani, kata ‘anak laki-laki’ adalah HUIOS, sedangkan kata ‘babi’ adalah HUS / HUOS, sehingga dalam bahasa Yunani kata-kata kaisar itu membentuk semacam syair / permainan kata.

William Barclay: “But Herod had one terrible flaw in his character. He was almost insanely suspicious. He had always been suspicious, and the older he became the more suspicious he grew, until, in his old age, he was, as someone said, ‘a murderous old man’. If he suspected anyone as a rival to his power, that person was promptly eliminated. He murdered his wife Mariamne and her mother Alexandra. His eldest son, Antipater, and two other sons, Alexander and Aristobulus, were all assassinated by him. Augustus, the Roman emperor, had said, bitterly, that it was safer to be Herod’s pig than Herod’s son. (The saying is even more epigrammatic in Greek, for in Greek HUS is the word for a ‘pig,’ and HUIOS is the word for a ‘son.’)” [= Tetapi Herodes mempunyai satu cacat yang mengerikan dalam karakternya. Ia curiga secara hampir gila. Ia telah selalu curiga, dan makin ia jadi tua makin bertumbuh ia dalam kecurigaan, sampai, pada masa tuanya, ia adalah, seperti dikatakan seseorang, ‘seorang pembunuh tua’. Jika ia mencurigai siapapun sebagai seorang saingan bagi kekuasaannya, orang itu segera dibunuh. Ia membunuh istrinya Mariamne dan mertuanya Alexandra. Putra sulungnya, Antipater, dan dua putra yang lain, Alexander dan Aristobulus, semuanya dibunuh olehnya. Agustus, kaisar Romawi, telah mengatakan, dengan pahit, bahwa adalah lebih aman untuk menjadi babi Herodes dari pada putra Herodes. (Kata-kata ini bahkan lebih bersifat syair pendek dalam bahasa Yunani, karena dalam bahasa Yunani HUS adalah kata untuk seekor ‘babi’, dan HUIOS adalah kata untuk seorang ‘putra’.)].

William Hendriksen: “He loved power more than anything else. Therefore, the least suspicion that someone had arisen who might wish to deprive him of his throne often drew from him the immediate reaction, ‘He must die!’” [= Ia mencintai kekuasaan lebih dari apapun. Karena itu, kecurigaan yang terkecil bahwa seseorang telah muncul yang mungkin ingin menyingkirkan dia dari takhtanya sering menyebabkan reaksi langsung dari dia, ‘Ia harus mati!’].

William Barclay: “Something of Herod’s savage, bitter, warped nature can be seen from the provisions he made when death came near. When he was seventy, he knew that he must die. He retired to Jericho, the loveliest of all his cities. He gave orders that a collection of the most distinguished citizens of Jerusalem should be arrested on trumped-up charges and imprisoned. And he ordered that the moment he died, they should all be killed. He said grimly that he was well aware that no one would mourn for his death, and that he was determined that some tears should be shed when he died.” [= Sesuatu dari sifat dasar Herodes yang buas / ganas, pahit, menyimpang bisa dilihat dari pengaturan / persiapan yang ia buat pada waktu kematian mendekat. Pada waktu ia berusia 70 tahun, ia tahu bahwa ia pasti mati. Ia menarik diri ke Yerikho, kota yang paling indah dari semua kota-kotanya. Ia memberi perintah supaya suatu kumpulan dari warganegara yang paling terhormat / menonjol dari Yerusalem ditangkap atas tuduhan palsu dan dipenjarakan. Dan ia memerintahkan bahwa pada saat ia mati, mereka semua harus dibunuh. Ia berkata dengan seram bahwa ia sadar bahwa tak seorangpun akan berkabung untuk kematiannya, dan bahwa ia berketetapan bahwa air mata harus dicurahkan pada waktu ia mati.].

Catatan: tetapi pada saat ia mati, perintah ini tidak dilaksanakan.

d) Bisa dibayangkan bagaimana orang seperti Herodes bersikap waktu ia mendengar kelahiran Yesus / seorang Raja?

Ia menganggap kehadiran Tuhan Yesus ‘mengganggu’ kehidupannya / kedudukannya sehingga ia menentang Tuhan Yesus dan ingin membunuhNya. Perlu diketahui bahwa orang yang memusuhi Yesus belum tentu memusuhi gereja. Herodes membangun Bait Allah (sekalipun motivasinya hanya untuk menyenangkan orang-orang Yahudi), tetapi ia memusuhi Yesus. Jadi, bisa saja saudara kelihatannya pro pada gereja / kekristenan (simpatisan kristen), tetapi saudara memusuhi Yesus!

Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Herodes salah sangka terhadap maksud baik Yesus itu, dan ia justru memusuhi Yesus!

Illustrasi: Ada seorang petani yang mempunyai seekor anjing yang setia. Suatu hari petani itu mempunyai anak, dan pada waktu ia pergi ke sawah untuk bertani, ia meninggalkan bayinya dalam kamar beserta anjingnya. Pada waktu ia pulang dari sawah, anjingnya menyambutnya dengan mulut berlumuran darah. Ia kaget sekali dan menduga bahwa anjing itu telah membunuh bayinya. Ia marah sekali dan lalu memukuli anjing itu sampai mati. Tetapi pada waktu ia masuk ke kamar, ternyata bayi itu ada dalam keadaan sehat, dan di dekatnya ada bangkai seekor ular. Jadi anjing itu membela bayi itu dengan bertarung dengan ular itu dan membunuhnya. Anjing itu melakukan sesuatu yang sangat baik dan mulia, tetapi karena salah sangka, petani itu justru membunuhnya.

Ada banyak orang memusuhi Yesus karena salah sangka seperti ini! Yesus datang ke dalam dunia dengan maksud yang baik / mulia, yaitu untuk mati disalib bagi dosa dunia. Tetapi banyak orang salah sangka dan menganggap Yesus sebagai gangguan.

Penerapan: Apakah saudara adalah orang yang menolak Tuhan Yesus karena saudara merasa bahwa Tuhan Yesus ‘mengganggu’ hidup saudara? Ada bermacam-macam cara melalui mana saudara bisa merasakan Yesus sebagai gangguan, seperti:

1. Mungkin agama saudara bertentangan dengan Yesus, dan karena itu saudara menganggap Yesus sebagai gangguan.

2. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu kenikmatan hidup saudara karena Yesus melarang saudara berzinah.

3. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu acara piknik saudara pada hari Minggu karena Ia menyuruh saudara untuk berbakti di gereja.

4. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu pekerjaan saudara karena Ia melarang saudara berdusta dan menyuruh saudara untuk hidup jujur.

5. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu pelajaran sekolah saudara karena ia melarang saudara tidak jujur pada waktu ulangan / ujian.

6. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu saudara dalam per¬soalan pacaran karena Ia melarang saudara berpacaran dengan orang yang tidak seiman.

7. Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu kehidupan keluarga saudara karena keluarga saudara selalu aktif di gereja sehingga menyebabkan saudara kesepian.

Kalau hal-hal seperti ini menyebabkan saudara lalu menolak Yesus, saudara tidak berbeda dengan Herodes!

C. H. Spurgeon: “The wise men brought the best news that ever was told, and yet it troubled people. Does the gospel trouble you, my friend? Then I am afraid you must be of Herod’s kith and kin. It is an ill sign of a man’s heart when that which is for the good of all men becomes a trouble to him.” [= Orang-orang Majus / bijaksana itu membawa kabar terbaik yang pernah diceritakan, tetapi itu mengganggu orang-orang. Apakah injil mengganggu engkau, temanku? Maka aku kuatir engkau pasti dari sanak keluarga Herodes. Merupakan suatu pertanda yang buruk tentang hati seseorang pada waktu apa yang adalah untuk kebaikan semua orang menjadi suatu gangguan bagi dia.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 33.

C. H. Spurgeon: “Herod was troubled, because he feared that he should lose his throne; he thought that the house of David, in the person of the now-born Child, would take possession of his throne; so he trembled, and was troubled. How many there are who think that, if religion be true, they will lose by it! Business will suffer. There are some businesses that ought to suffer; and as true godliness spreads, they will suffer. I need not indicate them; but those who are engaged in them usually feel that they had better cry out, ‘Great is Diana of the Ephesians,’ for they get their living by making and selling her shrines, and if their shrines are in danger and their craft is in danger, then they are troubled. There are such; I have known men, who have been loaders in sin, ringleaders in sin, and they have thought that they should lose some of their followers through Christ’s coming; so they have been troubled.” [= Herodes terganggu / gelisah, karena ia takut bahwa ia harus kehilangan takhtanya; ia berpikir bahwa keluarga Daud, dalam diri dari Anak yang baru dilahirkan itu, akan merebut takhtanya; maka ia gemetar, dan terganggu / gelisah. Betapa banyak orang di sana yang berpikir bahwa, jika agama itu benar; mereka akan kehilangan olehnya! Bisnis akan menderita / rugi. Disana ada beberapa bisnis yang harus menderita / rugi; dan pada waktu kesalehan yang benar tersebar, mereka akan menderita / rugi. Saya tidak perlu menunjukkan mereka; tetapi mereka yang terlibat di dalam bisnis-bisnis itu biasanya merasa bahwa lebih baik mereka berteriak, ‘Besarlah Diana {= Artemis}, dewi orang Efesus’, karena mereka mendapat nafkah mereka dengan membuat dan menjual kuil-kuilnya, dan jika kuil-kuil mereka ada dalam bahaya dan pekerjaan mereka ada dalam bahaya, maka mereka terganggu / gelisah. Disana ada hal-hal seperti itu; saya tahu orang-orang, yang adalah pemuat-pemuat dalam dosa (?), pemimpin-pemimpin dalam aktivitas-aktivitas yang berdosa, dan mereka berpikir bahwa mereka harus kehilangan beberapa / sebagian dari pengikut-pengikut mereka melalui kedatangan Kristus; maka mereka terganggu / gelisah.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 28.

Kis 19:23-40 - “(23) Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. (24) Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. (25) Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: ‘Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! (26) Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. (27) Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya.’ (28) Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: ‘Besarlah Artemis dewi orang Efesus!’ (29) Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. (30) Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. (31) Bahkan beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu. (32) Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. (33) Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. (34) Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: ‘Besarlah Artemis dewi orang Efesus!’ (35) Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: ‘Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? (36) Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. (37) Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya. (38) Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ. (39) Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. (40) Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini.’”.

Catatan: KJV/ASV/NKJV: ‘Diana’; RSV/NIV/NASB: ‘Artemis’. ‘Artemis’ juga disebut ‘Diana’. ‘Artemis’ adalah bahasa Yunaninya, dan ‘Diana’ adalah bahasa Latinnya.

Kalau saudara adalah orang seperti Herodes, ingatlah bahwa Yesus datang ke dalam dunia dengan maksud baik, yaitu untuk menyelamatkan dunia dari dosa. Kalau saudara terus membiarkan diri saudara salah paham tentang hal ini, dan terus memusuhi Yesus, maka akhirnya saudara tidak akan diselamatkan, dan saudara akan mengalami hukuman kekal di neraka karena dosa-dosa saudara! Karena itu bertobatlah dan datanglah kepada Yesus, dan terimalah Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara!

e) Pada saat ini Herodes sudah tua, sakit, dan dekat dengan kematiannya. Tetapi anehnya, ia masih begitu menjaga makhkotanya, sehingga merasa terganggu dengan kelahiran Raja yang baru ini, dan ingin membunuhNya.

William Hendriksen: “Since, according to Josephus, Herod, at his death (in 4 B.C.) was seventy years of age, he must have been born around 74 B.C. He may already have passed his sixty-ninth birthday when the wise men arrived in Jerusalem, but the exact date of their arrival is uncertain.” [= Karena, menurut Yosephus, Herodes, pada saat kematiannya (pada tahun 4 S. M.) berusia 70 tahun, ia pasti telah dilahirkan sekitar tahun 74 S. M. Ia mungkin telah melewati hari ulang tahunnya yang ke 69 pada waktu orang-orang bijaksana / majus tiba di Yerusalem, tetapi tanggal yang pasti tentang kedatangan mereka tidak pasti.].

Pulpit Commentary: “The announcement of the King’s birth was not good news to Herod. He felt that that King must be the expected Messiah, the Christ; but he thought only of his own selfish aims, he feared for his crown. Strange that even in the immediate prospect of death, men should so cling to earthly things which must pass away so very soon, and neglect the one thing needful. But it is commonly so; as a man lives, so, as a rule, he will die. The selfish and avaricious in life are selfish and avaricious still, even in the presence of death.” [= Pengumuman tentang kelahiran sang Raja bukanlah kabar baik bagi Herodes. Ia merasa bahwa Raja itu pastilah Mesias yang diharap-harapkan, sang Kristus; tetapi ia hanya berpikir tentang tujuan egoisnya, ia takut untuk makhkotanya. Aneh bahwa bahkan dalam prospek yang dekat dari kematian, orang-orang begitu berpegang pada hal-hal duniawi yang harus segera berlalu, dan mengabaikan satu hal yang dibutuhkan. Tetapi biasanya memang demikian; sebagaimana seseorang hidup, biasanya demikianlah ia akan mati. Orang-orang egois dan tamak dalam kehidupan, tetap egois dan tamak, bahkan di hadapan kematian.].

2) Ketika Herodes terkejut / terganggu, seluruh Yerusalem juga terkejut / terganggu bersama dengan dia.

Ay 3: “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.”.

Kalau Herodes terganggu / gelisah, itu sangat masuk akal. Tetapi mengapa seluruh Yerusalem terganggu / gelisah bersama dia??

Pulpit Commentary: “‘He was troubled;’ perplexed, agitated (ἐταράχθη). Fully in accordance with his jealous and suspicious character. For he had already slain, as actual or possible candidates for the throne, five of the Maccabean princes and princesses, including his favourite wife Mariamne (thus extirpating the direct line) and also his two sons by Mariamne. ... ‘And all Jerusalem.’ ... The reason for the inhabitants of Jerusalem feeling troubled is generally explained, by their fear, which was in fact only too well justified by experience, that the news would excite Herod to fresh crimes. It is also possible that many would shrink from the changes which the coming of Messiah could not but bring. Present ease, though only comparative, is with the unbelieving preferable to possibilities of the highest blessedness. Matt 21:10 affords both a parallel and a contrast. ‘With him.’ In this respect Jerusalem was one with Herod (John 1:11).” [= ‘Ia terganggu’; bingung, gelisah (ETARAKHTHE). Sepenuhnya sesuai dengan karakternya yang cemburu / iri dan curiga. Karena ia telah membunuh, sebagai calon yang sungguh-sungguh atau memungkinkan untuk takhta, lima dari pangeran-pangeran dan putri-putri Makabe, termasuk istri favoritnya Mariamne (dengan demikian menghancurkan sama sekali garis keturunan langsung) dan juga kedua putranya oleh Mariamne. ... ‘Dan / beserta seluruh Yerusalem’. ... Alasan bagi penduduk Yerusalem merasa terganggu / gelisah biasanya dijelaskan, oleh rasa takut mereka, yang sebetulnya dibenarkan dengan sangat baik oleh pengalaman, bahwa kabar itu akan menyebabkan / membangkitkan / menggerakkan Herodes pada kejahatan-kejahatan yang baru. Juga memungkinkan bahwa banyak orang mengkerut / takut karena perubahan-perubahan yang tidak bisa tidak akan dibawa oleh kedatangan sang Mesias. Kenyamanan sekarang, sekalipun hanya bersifat relatif, lebih dipilih / diinginkan oleh orang-orang yang tidak percaya dari pada kemungkinan-kemungkinan dari keadaan diberkati yang tertinggi. Mat 21:10 menyediakan baik sesuatu yang bersifat paralel dan kontras. ‘Bersama dia’. Dalam hal ini Yerusalem adalah satu dengan Herodes (Yoh 1:11).].

Mat 21:10-11 - “(10) Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: ‘Siapakah orang ini?’ (11) Dan orang banyak itu menyahut: ‘Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.’”.

Yohanes 1:11 - “Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.”.

C. H. Spurgeon: “we read that many were troubled about Christ. He was but newly born, and yet he troubled them. Herod was troubled, and all Jerusalem was troubled with him. It is an unusual thing to hear of a king troubled by a babe. Proud Herod, the fire-eater, troubled by a babe in swaddling bands, lying in a manger? Ah me! how little is the real greatness of wickedness, and how small a power of goodness may bring it grief! Herod was troubled, and all Jerusalem with him. So, when some people hear the gospel, and find that it has power in it, they are troubled.” [= kita membaca bahwa banyak orang terganggu karena Kristus. Ia baru dilahirkan, tetapi Ia mengganggu mereka. Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem terganggu bersama-sama dia. Merupakan sesuatu yang tidak biasa / luar biasa untuk mendengar tentang seorang raja terganggu oleh seorang bayi. Herodes yang sombong, orang yang pemarah / suka bertengkar, terganggu oleh seorang bayi yang dibalut kain lampin dan terbaring di palungan? Ah! betapa kecil kebesaran yang sesungguhnya dari kejahatan, dan betapa kekuatan yang kecil dari kebaikan bisa membawa kesedihan kepadanya! Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem bersama dia. Demikianlah, pada waktu sebagian orang mendengar injil, dan mendapati bahwa injil itu mempunyai kuasa, mereka terganggu.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 28.

Spurgeon mengatakan: mengapa seluruh Yerusalem terganggu bersama Herodes? Karena mereka pikir akan terjadi pertikaian / perang antara Raja yang baru itu dengan Herodes, dan akan ada gangguan / problem terhadap Yerusalem. Dengan cara yang sama ada orang-orang Kristen yang beranggapan supaya kita jangan menyebarkan Injil / agama Kristen. Nanti yang satu percaya ini, yang lain percaya itu, dan terjadi pertikaian. Akan terjadi perpecahan dalam keluarga kalau kita membawa agama ke dalamnya.

Bahwa kalau Injil / kekristenan masuk ke suatu tempat / keluarga, memang bisa menimbulkan pertikaian / perpecahan (Luk 12:49 bdk Mat 10:34-36). Tetapi kalau Injil / kekristenan tidak masuk ke tempat itu, semua mereka akan masuk neraka!

C. H. Spurgeon: “But all Jerusalem was troubled with Herod. Why was that? It was most probably because they thought there would be contention. If there was a new King born, there would be a fight between him and Herod, and there would be trouble for Jerusalem. So there are some men who say, ‘Do not bring that religion here; it makes such contention. One believes this, and one believes that, and another believes nothing at all. We shall have trouble in the family if we get religion into it.’ Yes, you will; that is acknowledged in the Scriptures, for our Lord came to bring fire on the earth. He has come, with a sword in his hand, on purpose to fight against everything that is evil; and there will be contention. Hence I do not wonder that the great lovers of ease are troubled.” [= Tetapi seluruh Yerusalem terganggu bersama Herodes. Mengapa demikian? Itu paling mungkin karena mereka berpikir disana akan ada pertentangan / konflik. Jika disana ada seorang Raja baru dilahirkan, disana akan ada suatu perkelahian antara Dia dan Herodes, dan disana akan ada gangguan / problem bagi Yerusalem. Demikianlah disana ada beberapa orang yang berkata, ‘Jangan membawa agama itu ke sini; itu membuat pertentangan / konflik seperti itu. Satu percaya ini, dan satu percaya itu, dan yang lain tidak percaya apapun sama sekali. Kita semua mendapatkan problem dalam keluarga jika kita memasukkan agama ke dalamnya’. Ya, engkau akan mendapatkannya; itu diakui dalam Kitab Suci, karena Tuhan kita datang untuk membawa api ke bumi. Ia telah datang, dengan sebuah pedang dalam tanganNya, dengan tujuan untuk berkelahi terhadap segala sesuatu yang jahat; dan disana akan ada pertentangan / konflik. Jadi saya tidak heran bahwa pecinta-pecinta yang besar dari kenyamanan diganggu / gelisah.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 28-29.

Lukas 12:49 - “‘Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!”.

Mat 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.

Tetapi Spurgeon menambahkan bahwa biasanya orang-orang terganggu pada saat Injil masuk karena Injil itu mencampuri KEHIDUPAN MEREKA YANG BERDOSA. Mereka kuatir kalau mereka menjadi orang Kristen, maka mereka tidak bisa lagi melakukan kesenangan-kesenangan mereka yang berdosa. Tetapi sebetulnya agama yang benar / Injil justru memberikan kesenangan yang sejati, yang tidak bisa diberikan oleh dunia / dosa!

C. H. Spurgeon: “But the fact is that many are troubled because the gospel interferes with their sin. ‘If I become a Christian, I cannot live as I have been accustomed to live,’ says one, ‘so I will not believe the gospel.’ The great argument against the Bible is an ungodly life. If you probe to the bottom of the matter, some sinful pleasure is the reason of many a man’s infidelity. There is a practical reason against his repenting, he cannot give up his darling sin, he will not give that up; so he is troubled when Christ comes near to him. It is a terrible thing to cling to sin. ... Quit your sin, or quit all hope. Wilt thou have thy sin and, go to hell, or wilt thou leave thy sin and go to heaven? Thou canst not have Christ and sin; the two are diametrically opposed. I will not mention what your sin may be; let your own conscience tell you that. You cannot continue in the practice of any known sin, wilfully and deliberately, and yet find any comfort from the Word of God, or from the gospel.” [= Tetapi faktanya / sebetulnya adalah bahwa banyak orang terganggu karena injil mencampuri / ikut campur dengan dosa mereka. ‘Jika aku menjadi seorang Kristen, aku tidak bisa hidup seperti aku telah terbiasa hidup’, kata seseorang, ‘maka aku tak mau percaya injil’. Argumentasi yang besar terhadap Alkitab adalah suatu kehidupan yang jahat. Jika kamu memeriksa dasar dari persoalan, beberapa / sebagian kesenangan yang berdosa adalah alasan dari banyak kekafiran / ketidak-percayaan seseorang. Disana ada alasan praktis terhadap / menentang pertobatannya, ia tidak bisa menyerahkan dosanya yang ia kasihi, ia tidak akan menyerahkan itu; maka ia terganggu / gelisah pada waktu Kristus datang mendekatinya. Merupakan sesuatu yang mengerikan untuk berpegang erat-erat pada dosa. ... Tinggalkan dosamu, atau tinggalkan semua pengharapan. Apakah engkau mau mempunyai dosamu, dan pergi ke neraka, atau maukah engkau meninggalkan dosamu dan pergi ke surga? Kamu tidak bisa mempunyai Kristus dan dosa; keduanya bertentangan secara frontal. Saya tidak akan menyebutkan apa dosamu; biarlah hati nuranimu memberitahumu itu. Kamu tidak bisa terus dalam praktek dari dosa apapun yang diketahui, secara keras kepala dan secara sengaja, tetapi menemukan penghiburan apapun dari Firman Allah, atau dari injil.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 29.

C. H. Spurgeon: “Oftentimes, when a man is troubled about religion, he says, ‘If I become a Christian, I shall have to give up my pleasure;’ not that true religion requires us to give up anything which is real pleasure; or, if it makes us give up what affords us pleasure now, it changes our tastes so that it would be no longer a pleasure could we indulge in what we once loved. True religion gives us new pleasures; it takes away our halfpence, and it gives us golden coin instead thereof. It does better than that, but I cannot employ a figure good enough to describe the change. True religion never was designed to make our pleasures less; and it does not make them less. But still some think that it will do so, and hence their trouble.” [= Seringkali, pada waktu seseorang terganggu tentang agama, ia berkata, ‘Jika aku menjadi seorang Kristen, aku akan harus menyerahkan kesenanganku’; bukan bahwa agama yang benar menuntut kita untuk menyerahkan apapun yang adalah kesenangan yang sejati; atau, jika itu membuat kita menyerahkan apa yang menyediakan kita kesenangan sekarang, ITU MENGUBAH SELERA KITA SEHINGGA ITU BUKAN LAGI SUATU KESENANGAN SEANDAINYA KITA BISA MEMUASKAN DIRI DALAM APA YANG PERNAH KITA CINTAI. Agama yang benar memberikan kita kesenangan-kesenangan yang baru; itu mengambil setengah sen kita, dan itu memberi kita koin emas sebagai gantinya. Itu melakukan lebih baik dari itu, tetapi saya tidak bisa menggunakan suatu gambaran yang cukup baik untuk menggambarkan perubahan itu. Agama yang benar tidak pernah dirancang untuk membuat kesenangan-kesenangan kita berkurang; dan itu tidak membuat kesenangan-kesenangan itu berkurang. Tetapi tetap beberapa / sebagian orang berpikir bahwa agama yang benar akan melakukan itu, dan karena itu mereka terganggu.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 29-30.

Yohanes 14:27 - “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”.


Spurgeon mengakhiri bagian ini dengan mengatakan bahwa betul-betul menyedihkan kalau Injil yang merupakan kabar baik bagi manusia justru mengganggu manusia. Betul-betul menyedihkan kalau kasih karunia yang cuma-cuma ternyata mengganggu mereka. Betul-betul menyedihkan kalau pintu surga yang terbuka lebar ternyata mengganggu mereka. Betul-betul menyedihkan kalau permintaan supaya mereka dibersihkan / dibasuh oleh darah Kristus ternyata mengganggu mereka. Terganggu karena belas kasihan yang tak terbatas! Terganggu oleh kasih yang maha kuasa! Begitulah kebejatan umat manusia sehingga bagi banyak orang yang mendengar Injil setiap hari, itu tetap merupakan gangguan bagi mereka!

C. H. Spurgeon: “Well now, this is very sad, that the gospel, which is meant to be good news to men, should trouble them, that the heavenly offer of free grace should trouble them, that to have heaven gate widely open before them should trouble them, that to be asked to wash themselves or to be washed in the blood of Christ should trouble them. Troubled by infinite mercy! Troubled by almighty love! Yet such is the depravity of human nature that to many who hear the gospel every day, it is still nothing but a trouble to them.” [= Ya, ini adalah sangat menyedihkan, bahwa injil, yang dimaksudkan sebagai kabar baik bagi manusia, harus mengganggu mereka, bahwa tawaran surgawi tentang kasih karunia yang cuma-cuma harus mengganggu mereka, bahwa untuk mendapati pintu gerbang surga terbuka lebar di depan mereka harus mengganggu mereka, bahwa untuk diminta untuk mencuci diri mereka sendiri atau untuk dicuci dalam darah Kristus harus mengganggu mereka. Diganggu oleh belas kasihan yang tak terbatas! Diganggu oleh kasih yang maha kuasa! Tetapi begitulah kebejatan dari hakekat manusia sehingga bagi banyak orang yang mendengar injil setiap hari, itu tetap bukan apa-apa kecuali suatu gangguan bagi mereka.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 30.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS (4)

-bersambung-
Next Post Previous Post