KELAHIRAN YESUS KRISTUS (3)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Matius 2:1-12 - “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS (3)
gadget, otomotif, asuransi
3) Pimpinan Tuhan melalui bintang.

a) Orang-orang Majus mulai mencari Yesus karena mendapat petunjuk berupa sebuah bintang.

1. Ada pro kontra tentang apakah ‘bintang’ ini sebenarnya. Ada yang menganggap bintang, ada yang menganggapnya sebagai planet, komet dan sebagainya.

2. Astrologi dan Astronomi.

Apakah karena orang-orang Majus menemukan Kristus dengan petunjuk bintang dari Allah berarti bahwa orang Kristen boleh percaya / main-main dengan Astrology? Dalam mempersoalkan hal ini, pertama-tama perlu diingat bahwa Astrology berbeda dengan Astronomy.

a. Astronomy berasal dari 2 kata bahasa Yunani yaitu ASTRON [= bintang] + NOMOS [= hukum]. Ini menunjuk pada ilmu perbintangan dan betul-betul merupakan science (ilmu pengetahuan), dan ini tentu tidak dilarang dalam kekristenan.

b. Astrology berasal dari 2 kata bahasa Yunani juga, yaitu ASTRON [= bintang] + LOGOS [= kata, ucapan, ajaran]. Ini menunjuk pada ramalan yang didasarkan atas posisi bin¬tang, atau yang lazim kita kenal dengan nama Horoscope. Ini secara explicit dilarang dalam Kitab Suci / kekristenan.

Bandingkan dengan Yesaya 47:13-15 yang berbunyi sebagai berikut:

“(13) Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! (14) Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang! (15) Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.”.

Sekarang, kalau Astrology itu memang dilarang, lalu bagai¬mana mungkin Tuhan memberi petunjuk kepada orang-orang Majus itu dengan menggunakan sebuah bintang?

Jawabannya: perhatikan bahwa bintang / komet / planet biasa tidak berkelakuan seperti ‘bintang’ ini, karena ‘bintang’ ini tampak di Timur (ay 2), lalu hilang, lalu tampak lagi, dan bahkan mendahului orang-orang Majus itu, dan berhenti di atas rumah tempat Yesus berada (ay 9).

Matius 2: 2,9: “(2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ ... (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu MENDAHULUI mereka hingga tiba dan BERHENTI di atas tempat, di mana Anak itu berada.”.

Dimana ada ‘bintang’ yang mempunyai ‘kelakuan’ seperti itu? Jadi ini pasti bukan bintang biasa, tetapi ini adalah suatu mujijat yang merupakan alat Tuhan untuk memberi petunjuk kepada orang-orang Majus.

Calvin (tentang Matius 2: 1): “it may be inferred from the words of Matthew, that it was not a natural, but an extraordinary star. It was not agreeable to the order of nature, that it should disappear for a certain period, and afterwards should suddenly become bright; nor that it should pursue a straight course towards Bethlehem, and at length remain stationary above the house where Christ was. Not one of these things belongs to natural stars. It is more probable that it resembled a comet, and was seen, not in the heaven, but in the air. Yet there is no impropriety in Matthew, who uses popular language, calling it incorrectly a ‘star’.” [= bisa disimpulkan dari kata-kata Matius, bahwa itu bukan suatu bintang alamiah / biasa, tetapi suatu bintang yang luar biasa. Tidak sesuai dengan sistim / pengaturan alam, bahwa bintang itu hilang untuk waktu tertentu, dan belakangan mendadak menjadi terang; atau bahwa bintang itu mengikuti suatu jalan yang lurus menuju Betlehem, dan akhirnya berhenti di atas rumah dimana Kristus berada. Tak satupun dari hal-hal itu sesuai dengan bintang-bintang biasa / alamiah. Lebih mungkin bahwa itu menyerupai komet, dan terlihat, bukan di langit, tetapi di udara. Tetapi tidak ada ketidakpatutan dalam Matius, yang menggunakan bahasa populer, menyebutnya secara tidak benar suatu ‘bintang’.].

Catatan: Alkitab memang sering menyebutkan sesuatu bukan sesuai dengan faktanya, tetapi sesuai dengan kelihatannya, atau sesuai dengan pengertian orang pada jaman itu tentang hal itu.

William Barclay tidak percaya bahwa bintang itu betul-betul bergerak.

William Barclay: “We need not think that the star literally moved like a guide across the sky. There is poetry here, and we must not turn lovely poetry into crude and lifeless prose.” [= Kita tidak perlu berpikir / menganggap bahwa bintang itu secara hurufiah bergerak seperti seorang pembimbing melintasi langit. Disana ada sebuah puisi di sini, dan kita tidak boleh mengubah puisi yang indah menjadi sebuah prosa yang kasar dan mati.].

Ini betul-betul omong kosong bodoh. Dari mana Barclay bisa menganggap bahwa ini merupakan suatu puisi. Baik kalimatnya maupun kontextnya sama sekali tak menunjukkan bahwa ini merupakan sebuah puisi, tetapi betul-betul cerita sejarah. Jadi, saya tak mempedulikan komentar Barclay di sini, dan saya menganggap bintang itu memang bergerak, berhenti dsb, dan ini membuktikan bahwa ini bukan bintang biasa, tetapi merupakan suatu mujijat dari Tuhan. Karena ‘bintang’ itu merupakan suatu mujijat, jelaslah bahwa hal ini tidak boleh dijadikan sebagai dasar untuk membenarkan Astrology / Horoscope!

3. Hanya dengan petunjuk sebuah ‘bintang’, orang-orang Majus itu mencari dan akhirnya menemukan Yesus.

C. H. Spurgeon: “this I know, God miraculously sent this star. If men are not to be reached in any ordinary way, God’s elect shall be brought to him in an extraordinary way. ... Beloved, no man is beyond the reach of God. He has ways and means of enlightening the understanding, rousing the conscience, and renewing the heart, of which we know but little. ‘Remember that Omnipotence has servants everywhere,’ in the heaven above, and in the earth beneath, and in the waters under the earth. He has means of getting at the hearts of men, and he will do it. If it cannot be done anyhow else, he will make new stars; I was about to say, he will make new heavens and a new earth, but he will call his own. When Christ is born, the wise men from the east must come, and a star shall be sent to guide them.” [= ini aku tahu, Allah secara mujijat mengirim bintang ini. Jika orang-orang tidak bisa dijangkau dengan cara biasa, orang-orang pilihan Allah akan dibawa kepada Dia dengan suatu cara yang luar biasa. ... Kekasih, tak ada orang yang berada di luar jangkauan Allah. Ia mempunyai jalan-jalan dan cara-cara untuk mencerahi pengertian, membangunkian hati nurani, dan memperbaharui hati, tentang mana kita tahu hanya sedikit. ‘Ingatlah bahwa Yang Maha Kuasa mempunyai pelayan-pelayan dimana-mana’, di langit / surga di atas, dan di bumi di bawah, dan di dalam air di bawah bumi. Ia mempunyai jalan / cara untuk mencari / menemukan hati manusia, dan Ia akan melakukannya. Jika itu tidak bisa dilakukan dengan cara apapun yang lain, Ia akan membuat bintang-bintang yang baru; saya mau mengatakan, Ia akan membuat langit baru dan sebuah bumi baru, tetapi Ia akan memanggil milikNya. Pada waktu Kristus dilahirkan, orang-orang Majus dari Timur harus datang, dan sebuah bintang akan dikirimkan untuk membimbing mereka.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 26.

The Biblical Illustrator: “These wise men had a little stock of truth to start with, but they made the most of that which had been given them.” [= Orang-orang bijaksana / majus ini mempunyai sedikit persediaan kebenaran untuk memulai, tetapi mereka melakukan yang terbaik dengan apa yang telah diberikan kepada mereka.].

Calvin: “if the sight of a star had so powerful an effect on the Magi, woe to our insensibility, who, now that Christ the King has been revealed to us, are so cold in our inquiries after him!” [= jika pemandangan tentang sebuah bintang mempunyai suatu hasil / akibat yang begitu kuat terhadap orang-orang Majus, celakalah ketidak-pekaan kita, yang, pada waktu sekarang Kristus sang Raja telah dinyatakan kepada kita, begitu dingin dalam pencarian kita terhadap Dia!].

Penerapan: kita punya Alkitab lengkap, dan di gereja ini saudara diajar secara sangat mendalam dan mendetail. Celakalah saudara, kalau ternyata saudara tidak mencari dan menemukan Yesus.

b) Selain menggunakan sebuah bintang, Tuhan pasti juga memberi petunjuk melalui RohNya, karena tanpa itu tidak mungkin orang-orang Majus bisa tahu tentang kelahiran Yesus.

Saya setuju dengan Calvin dan Matthew Poole yang mengatakan bahwa tidak mungkin hanya dengan petunjuk bintang orang-orang Majus itu bisa mengetahui tentang kelahiran Yesus. Pasti ada petunjuk khusus dari Roh Kudus dalam diri mereka.

Calvin: “since astrology is undoubtedly confined within the limits of nature, its guidance alone could not have conducted the Magi to Christ; so that they must have been aided by a secret revelation of the Spirit. I do not go so far as to say, that they derived no assistance whatever from the art: but I affirm, that this would have been of no practical advantage, if they had not been aided by a new and extraordinary revelation.” [= karena tak diragukan bahwa astrologi dibatasi dalam batasan-batasan alam, bimbingannya saja tak bisa telah mengarahkan orang-orang Majus kepada Kristus; SEHINGGA MEREKA HARUS TELAH DITOLONG OLEH WAHYU KHUSUS DARI ROH. Saya tidak berjalan sebegitu jauh sehingga mengatakan, bahwa mereka tidak mendapatkan bantuan apapun dari seni / keahlian itu: tetapi saya menegaskan, bahwa HAL INI TIDAK AKAN MEMBERI MANFAAT PRAKTIS APAPUN, SEANDAINYA HAL INI TIDAK TELAH DITOLONG OLEH SUATU WAHYU YANG BARU DAN LUAR BIASA.].

Catatan: saya sendiri merasa aneh kalau Calvin tadi mengatakan bahwa bintang itu merupakan suatu mujijat, tetapi sekarang mengatakan bahwa astrology tetap memberi bantuan kepada orang-orang Majus itu. Lebih-lebih, ia menggunakan istilah Astrology (horoscope), bukan Astronomy (ilmu perbintangan)!!! Apakah ia mengacau-balaukan kedua istilah itu?

Matthew Poole (tentang Matius 2:2): “it is observable that they took notice that there was a person born who was to be an illustrious King of the Jewish nation, they speak not at all doubtfully as to that. This information they doubtless had from a Divine revelation, for although there was an extraordinary star appeared, which might let them know that God had produced, or was producing, so extraordinary a work of providence in the world, yet without a supernatural interpreter they could not have made so true and particular interpretation of it, as upon the sight of it to have come with such a confidence to Jerusalem, affirming that there was a King of the Jews born, and that this was his star, a light which God had put forth to direct that part of the world to the true Messiah. All guesses at the nature of this star, and the means how the wise men came to know that the King of the Jews was born upon the sight of it, and its motion, are great uncertainties; God undoubtedly revealed the thing unto them, and caused this extraordinary star, as at first to appear to confirm what he told them, so at last to appear directing them to the very house in which the young Child with his mother were.” [= adalah jelas bahwa mereka memperhatikan bahwa di sana ada seseorang yang dilahirkan yang harus adalah Raja yang terkenal / dihormati dari bangsa Yahudi, mereka berbicara sama sekali tanpa keraguan berkenaan dengan hal itu. Tak diragukan bahwa informasi ini mereka dapatkan dari wahyu Ilahi, karena sekalipun di sana ada suatu bintang yang luar biasa yang muncul / terlihat, yang bisa membuat mereka tahu bahwa Allah telah membuat, atau sedang membuat, suatu pekerjaan Providensia yang luar biasa di dunia, tetapi tanpa seorang penafsir yang supranatural mereka tidak bisa telah membuat penafsiran yang begitu benar dan khusus tentangnya, sehingga pada penglihatan tentangnya mereka telah datang dengan keyakinan yang begitu besar ke Yerusalem, menegaskan bahwa di sana ada seorang Raja dari orang-orang Yahudi dilahirkan, dan ini adalah bintangNya, suatu terang yang telah Allah tempatkan untuk mengarahkan bagian dunia itu kepada sang Mesias yang sejati. Semua tebakan / dugaan tentang sifat dari bintang ini, dan jalan / cara bagaimana orang-orang Majus / bijaksana mengetahui bahwa Raja dari orang-orang Yahudi dilahirkan pada waktu melihat bintang itu, dan pergerakannya, merupakan ketidak-pastian yang besar; tak diragukan Allah menyatakan hal itu kepada mereka, dan menyebabkan bintang yang luar biasa ini, yang pada pemunculannya yang pertama meneguhkan apa yang Ia beritahukan kepada mereka, dan pada akhirnya muncul untuk mengarahkan mereka pada rumah dalam mana Anak muda itu dengan ibuNya berada.].

c) Tuhan menggunakan bermacam-macam cara, bahkan ‘alat kafir’, untuk membimbing orang kepada Yesus!

Matthew Henry mengatakan bahwa Tuhan memberitakan kelahiran Yesus kepada gembala-gembala dengan menggunakan malaikat-malaikat (Lukas 2:8-15), tetapi Ia menggunakan sebuah bintang untuk membimbing orang-orang Majus kepada Yesus.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa banyak penyembah berhala yang menyembah bintang. Tetapi bintang yang telah disalah-gunakan itu, sekarang digunakan secara benar oleh Tuhan untuk membimbing orang-orang Majus kepada Yesus! Dengan demikian Tuhan menggunakan ‘dewa-dewa orang kafir’ untuk membimbing manusia kepada Yesus!

Matthew Henry: “The birth of Christ was notified to the Jewish shepherds by an angel, to the Gentile philosophers by a star: to both God spoke in their own language, and in the way they were best acquainted with. ... The idolaters worshipped the stars as the host of heaven, especially the eastern nations, whence the planets have the names of their idol-gods; we read of a particular star they had in veneration, Amos 5:26. Thus the stars that had been misused came to be put to the right use, to lead men to Christ; the gods of the heathen became his servants.” [= Kelahiran Kristus diberitahukan kepada gembala-gembala Yahudi oleh seorang malaikat, kepada ahli-ahli filsafat non Yahudi oleh sebuah bintang: kepada keduanya Allah berbicara dalam ‘bahasa’ mereka sendiri, dan dalam cara dengan mana mereka paling akrab. ... Para penyembah berhala menyembah bintang-bintang sebagai bala tentara surga, khususnya bangsa-bangsa Timur, dari mana planet-planet mendapatkan nama dari dewa-dewa / berhala-berhala; kami membaca tentang sebuah bintang khusus yang mereka puja, Amos 5:26. Jadi bintang-bintang yang telah disalah-gunakan ditempatkan pada penggunaan yang benar, untuk membimbing manusia kepada Kristus; dewa-dewa / allah-allah dari orang kafir menjadi pelayan-pelayanNya.].

Amos 5:26 - “Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,”.

d) Bintang ini adalah ‘bintang’ dalam nubuat Bileam?

Ada penafsir-penafsir yang menghubungkan bintang ini dengan nubuat Bileam dalam Bil 24:17.

Bil 24:17 - “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”.

Dan Matthew Henry menambahkan bahwa Bileam berasal dari tempat yang sama seperti orang-orang Majus itu.

Tetapi saya beranggapan ‘bintang’ dalam nubuat Bileam itu tidak mungkin menunjuk pada bintang yang membimbing orang-orang Majus itu karena adanya kata-kata ‘terbit dari Yakub’. Bintang dalam Bilangan 24:17 itu menunjuk kepada Kristus sendiri (Jamieson, Fausset & Brown).

4) Tujuan pencarian mereka.

Setelah mendapat petunjuk bintang (dan bimbingan khusus dari Roh Kudus) sehingga mereka tahu akan kelahiran Yesus, mereka mencariNya untuk menyembahNya!


Matthew Henry: “Note, Those in whose hearts the day-star is risen, to give them any thing of the knowledge of Christ, must make it their business to worship him. Have we seen Christ’s star? Let us study to give him honour.” [= Perhatikan, Mereka dalam hati siapa bintang pagi itu telah terbit, sehingga memberikan kepada mereka apapun tentang pengetahuan tentang Kristus, harus membuatnya sebagai urusan / kesibukan mereka untuk menyembahNya. Apakah kita telah melihat bintang Kristus? Marilah kita belajar untuk menghormatiNya.].

5) Mereka pergi ke Yerusalem untuk menanyakan hal itu.

Mereka betul-betul melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk hal ini. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk mencari Yesus. Bagaimana dengan saudara?

Matthew Henry: “How they prosecuted this enquiry. They came from the east to Jerusalem, in further quest of this prince. Whither shall they come to enquire for the king of the Jews, but to Jerusalem, the mother-city, whither the tribes go up, the tribes of the Lord? They might have said, ‘If such a prince be born, we shall hear of him shortly in our own country, and it will be time enough then to pay our homage to him.’ But so impatient were they to be better acquainted with him, that they took a long journey on purpose to enquire after him. Note, Those who truly desire to know Christ, and find him, will not regard pains or perils in seeking after him.” [= Bagaimana mereka melanjutkan pencarian / penyelidikan ini. Mereka datang dari Timur ke Yerusalem, dalam pencarian lebih lanjut tentang Pangeran / Raja ini. Kemana mereka akan datang untuk menyelidiki raja orang Yahudi, kecuali ke Yerusalem, ibu kotanya, kemana suku-suku naik, suku-suku dari Tuhan? Mereka bisa telah berkata, ‘Jika seorang pangeran / raja seperti itu dilahirkan, kita akan segera mendengar tentang Dia di negara kita sendiri, dan akan ada waktu yang cukup pada waktu itu untuk memberi penghormatan / menyembah Dia’. Tetapi begitu tidak sabarnya mereka untuk lebih akrab dengan Dia, sehingga mereka melakukan perjalanan jauh dengan tujuan untuk mencari / menyelidikiNya. Perhatikan, Mereka yang sungguh-sungguh ingin mengenal Kristus, dan menemukan Dia, tidak akan memikirkan / mempedulikan kesukaran / penderitaan atau bahaya dalam mencari Dia.].

Matthew Henry: “Their question is, Where is he that is born king of the Jews? They do not ask, whether there were such a one born? (they are sure of that, and speak of it with assurance, so strongly was it set home upon their hearts); but, Where is he born? Note, Those who know something of Christ cannot but covet to know more of him.” [= Pertanyaan mereka adalah, ‘Dimanakah Ia yang dilahirkan sebagai raja orang-orang Yahudi?’ Mereka tidak bertanya, apakah disana ada orang seperti itu yang dilahirkan? (mereka yakin tentang hal itu, dan berbicara tentangnya dengan keyakinan, dengan begitu kuat hal itu ditanamkan pada hati mereka); tetapi ‘Dimana Ia dilahirkan?’ Perhatikan, Mereka yang tahu sesuatu tentang Kristus tidak bisa tidak ingin mengetahui lebih banyak tentang Dia.].


Matthew Henry: “To this question they doubted not but to have a ready answer, and to find all Jerusalem worshipping at the feet of this new king; but they come from door to door with this question, and no man can give them any information. Note, There is more gross ignorance in the world, and in the church too, than we are aware of. Many that we think should direct us to Christ are themselves strangers to him.” [= Terhadap pertanyaan ini mereka tidak ragu-ragu bahwa mereka akan mendapatkan jawaban yang sudah siap, dan mendapati seluruh Yerusalem menyembah di kaki dari Raja yang baru ini; tetapi mereka datang dari pintu ke pintu dengan pertanyaan ini, dan tak ada orang yang bisa memberi mereka informasi apapun. Perhatikan, Disana ada lebih banyak ketidak-tahuan / kebodohan yang besar dalam dunia, dan dalam gereja juga, dari pada yang kita sadari. Banyak orang yang kita pikir / kira akan mengarahkan kita kepada Kristus, adalah orang-orang asing bagi Dia.].
KELAHIRAN YESUS KRISTUS (3)
-bersambung-
Next Post Previous Post