KELAHIRAN YESUS KRISTUS (2)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Matius 2:1-12 - “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.
gadget, otomotif, asuransi |
2) Orang-orang Majus.
a) Jumlah mereka.
Bahwa jumlah mereka adalah 3 orang, hanyalah tradisi yang berasal dari Katolik (Calvin, Matthew Henry). Calvin dan Matthew Henry juga mengatakan ada sumber / tradisi lain yang mengatakan jumlah mereka adalah 14, tetapi Calvin mengatakan ini kemungkinannya sama kecilnya seperti bilangan 3 tadi. Yang benar adalah: kita tidak tahu berapa jumlah mereka, dan tidak perlu mencari tahu, karena Alkitab memang tidak memberitahu kita hal itu.
Matthew Henry: “The traditions of the Romish church are frivolous, that they were in number three (though one of the ancients says that they were fourteen), that they were kings, and that they lie buried in Colen, thence called the three kings of Colen; we covet not to be wise above what is written.” [= Tradisi dari Gereja Roma adalah tolol / tak bernilai, bahwa jumlah mereka adalah tiga (sekalipun satu dari orang-orang kuno mengatakan jumlah mereka 14), bahwa mereka adalah raja-raja, dan bahwa mereka dikuburkan di Colen, dan karena itu disebut tiga raja dari Colen; kami tidak ingin untuk menjadi bijaksana melebihi apa yang tertulis (dalam Alkitab).].
Calvin: “Papists have been led into a childish error, of supposing that they were three in number: because Matthew says, that they brought gold, frankincense, and myrrh, (verse 11.) But the historian does not say, that each of them separately presented his own gift. He rather says, that those three gifts were presented by them in common. That ancient author, whoever he may be, whose imperfect Commentary on Matthew bears the name of Chrysostom, and is reckoned among Chrysostom’s works, says that they were fourteen. This carries as little probability as the other. It may have come from a tradition of the Fathers, but has no solid foundation.” [= Para pengikut Paus telah dibimbing ke dalam kesalahan yang kekanak-kanakan, dengan menganggap bahwa mereka jumlahnya tiga: karena Matius berkata, bahwa mereka membawa emas, kemenyan dan mur, (ay 11). Tetapi sang ahli sejarah (Matius) tidak mengatakan, bahwa setiap mereka memberi pemberian sendiri secara terpisah. Tetapi ia berkata, bahwa tiga pemberian-pemberian itu diberikan bersama-sama. Pengarang kuno itu, siapapun dia adanya, yang Tafsirannya yang tidak sempurna tentang Matius membawa nama Chrysostom, dan diperhitungkan di antara pekerjaan-pekerjaan Chrysostom, berkata bahwa mereka berjumlah 14. Ini membawa kemungkinan sama kecilnya seperti yang lain. Itu mungkin telah datang dari suatu tradisi dari Bapa-bapa, tetapi tidak mempunyai dasar yang kuat.].
b) Siapa / apa sebenarnya orang-orang Majus itu?
KJV/RSV/ASV/NKJV: ‘wise men’ [= orang-orang bijaksana].
NIV/NASB: ‘magi’ [= orang-orang majus].
Yunani: MAGOI yang merupakan bentuk jamak dari kata Yunani MAGOS, dari mana didapatkan kata bahasa Inggris ‘magician’ [= tukang sulap / sihir], dan dari mana kita mendapatkan kata ‘Majus’.
Siapa mereka ini (ahli perbintangan, ahli ilmu horoscope, tukang sihir, raja, ahli filsafat dsb), dan dari mana tepatnya mereka berasal, adalah tidak pasti. Yang pasti hanyalah bahwa mereka berasal dari Timur, maksudnya sebelah Timur dari Kanaan.
Calvin: “But the most ridiculous contrivance of the Papists on this subject is, that those men were kings, because they found in another passage a prediction, that ‘the kings of Tarshish, and of the Isles, and of Sheba, would offer gifts to the Lord,’ (Psalm 72:10.) Ingenious workmen, truly, who, in order to present those men in a new shape, have begun with turning the world from one side to another: for they have changed the south and west into the east! Beyond all doubt, they have been stupified by a righteous judgment of God, that all might laugh at the gross ignorance of those who have not scrupled to adulterate ‘and, change the truth of God into a lie,’ (Romans 1:25.)” [= Tetapi penemuan yang paling menggelikan dari para pengikut Paus tentang pokok ini adalah, bahwa orang-orang itu adalah raja-raja, karena mereka menemukan dalam text yang lain suatu ramalan, bahwa ‘raja-raja dari Tarsis, dan dari pulau-pulau, dan dari Seba, akan mempersembahkan pemberian-pemberian kepada Tuhan’, (Maz 72:10). Pekerja-pekerja yang benar-benar pandai berkhayal, yang untuk menghadirkan orang-orang ini dalam suatu bentuk yang baru, telah mulai dengan membalikkan dunia ini dari satu sisi ke sisi yang lain: karena mereka telah mengubah Selatan dan Barat menjadi Timur! Tak diragukan, mereka telah dibuat menjadi bodoh oleh suatu penghakiman yang benar dari Allah, sehingga semua bisa mentertawakan ketidak-tahuan / kebodohan yang begitu besar dari mereka yang tidak ragu-ragu mencampur / memalsukan ‘dan, mengubah kebenaran Allah menjadi suatu dusta’, (Roma 1:25).].
Mazmur 72:10 - “kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!”.
Roma 1:25 - “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.”.
Untuk mengetahui letak dari Tarsis, Syeba dan Seba, mari kita melihat beberapa tafsiran di bawah ini.
Adam Clarke (tentang Maz 72:10): “‘The kings of Tarshish and of the isles shall bring presents.’ Though Solomon did not reign over Cilicia, of which Tarsus was the capital, yet he might receive gifts, not in the sense of tribute; for MINCHAAH, the word used here, signifies a gratitude or friendly offering. ‘The kings of Sheba and Seba.’ Both countries of Arabia.” [= ‘Raja-raja dari Tarsis dan dari pulau-pulau akan membawa pemberian-pemberian’. Sekalipun Salomo tidak memerintah atas Kilikia, dari mana Tarsus adalah ibukotanya, tetapi ia bisa menerima pemberian-pemberian, bukan dalam arti upeti; karena MINCHAAH, kata yang digunakan di sini, berarti suatu persembahan syukur atau persahabatan. ‘Raja-raja dari Syeba dan Seba’. Kedua negara dari Arab (Arab Saudi).].
Catatan: rupanya Adam Clarke mencampuradukkan Tarsis dan Tarsus. Tarsus, tempat kelahiran Paulus, ada di Utara. Tarsis ada jauh di Barat.
Sedangkan Syeba dan Seba memang ada di Arab, tetapi jauh hampir di ujung Selatan.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 72:10): “‘The kings of Tarshish and of the isles shall bring presents: the kings of Sheba and Seba’ - the kings of the wealthy and distant west, and of the south.” [= ‘Raja-raja dari Tarsis dan dari pulau-pulau akan membawa pemberian-pemberian: raja-raja dari Syeba dan Seba’ - raja-raja dari Barat yang kaya dan jauh, dan dari Selatan.].
Sedangkan ‘pulau-pulau’ (Maz 72:10) pasti tidak mungkin ada di Timur, karena tak ada laut di sana. Ini pasti juga di Barat yang memang merupakan lautan dan banyak pulau-pulau di sana.
Barnes’ Notes: “‘Wise men.’ The original word here is MAGOI, from which comes our word magician, now used in a bad sense, but not so in the original. The persons here denoted were philosophers, priests, or astronomers. They lived chiefly in Persia and Arabia. They were the learned men of the Eastern nations, devoted to astronomy, to religion, and to medicine. They were held in high esteem by the Persian court, were admitted as counsellors, and followed the camps in war to give advice.” [= ‘Orang-orang bijaksana’. Kata orisinilnya di sini adalah MAGOI, dari mana datang kata ‘magician / tukang sihir’ kita, sekarang digunakan dalam suatu arti yang buruk, tetapi tidak demikian dalam orisinilnya. Orang-orang yang digambarkan di sini adalah ahli-ahli filsafat, imam-imam, atau ahli-ahli perbintangan. Mereka hidup / tinggal terutama di Persia dan Arab. Mereka adalah orang-orang terpelajar dari bangsa-bangsa Timur, membaktikan diri pada astronomi, pada agama, dan pada obat-obatan. Mereka dipandang tinggi oleh istana Persia, diakui sebagai penasehat-penasehat, dan mengikuti perkemahan dalam perang untuk memberi nasehat.].
Adam Clarke: “‘There came wise men from the east.’ Or, Magi came from the eastern countries. ‘The Jews believed that there were prophets in the kingdom of Saba and Arabia, who were of the posterity of Abraham by Keturah; and that they taught in the name of God, what they had received in tradition from the mouth of Abraham.’ - WHITBY. That many Jews were mixed with this people there is little doubt; and that these eastern magi, or philosophers, astrologers, or whatever else they were, might have been originally of that class, there is room to believe. These, knowing the promise of the Messiah, were now, probably, like other believing Jews, waiting for the consolation of Israel. The Persian translator renders the Greek MAGOI by MEJOOSEEAN, which properly signifies ‘a worshipper of fire;’ and from which we have our word ‘magician.’” [= ‘datanglah orang-orang bijaksana dari Timur’. Atau orang-orang Majus datang dari negara-negara Timur. ‘Orang-orang Yahudi percaya bahwa ada nabi-nabi dalam kerajaan Saba dan Arab, yang adalah keturunan dari Abraham oleh Ketura; dan bahwa mereka mengajar dalam nama Allah, apa yang telah mereka terima dalam tradisi dari mulut Abraham.’ - WHITBY. Bahwa banyak orang-orang Yahudi bercampur dengan orang-orang / bangsa ini disana hanya ada sedikit keraguan; dan bahwa orang-orang Majus dari Timur ini, atau ahli-ahli meramal, atau apapun mereka adanya, bisa pertama-tama telah ada dari golongan itu, disana ada kemungkinan untuk percaya. Orang-orang ini, mengetahui janji tentang Mesias, sekarang mungkin, seperti orang-orang Yahudi yang percaya yang lain, sedang menunggu penghiburan Israel. Penterjemah Persia menterjemahkan kata Yunani MAGOI dengan MEJOOSEEAN, yang secara tepat berarti ‘seorang penyembah api’; dan dari mana kita mendapat kata ‘magician’ (tukang sihir) kita.].
Catatan: saya tak tahu kutipan Clarke dari kata-kata Whitby itu bisa dipercaya atau tidak; bagi saya itu rasanya mustahil. Dan dari tafsiran Adam Clarke sendiri tentang Kej 25:1 ia mengatakan bahwa banyak orang-orang Yahudi yang menganggap Hagar dan Keturah adalah satu orang yang sama. Tentu saja ini juga merupakan pandangan yang sama sekali salah.
Matthew Henry: “Who and what these wise men were; they are here called MAGOI - Magicians. Some that it in a good sense (?); the Magi among the Persians were their philosophers and their priests; nor would they admit any one for their king who had not first been enrolled among the Magi; others think they dealt in unlawful arts; the word is used of Simon, the sorcerer (Acts 8:9,11), and of Elymas, the sorcerer (Acts 13:6), nor does the scripture use it in any other sense; and then it was an early instance and presage of Christ’s victory over the devil, when those who had been so much his devotees became the early adorers even of the infant Jesus; so soon were trophies of his victory over the powers of darkness erected. Well, whatever sort of wise men they were before, now they began to be wise men indeed when they set themselves to enquire after Christ.” [= Siapa dan apa orang-orang bijaksana ini; mereka di sini disebut MAGOI - Magicians / tukang-tukang sihir. Sebagian menggunakannya / memikirkannya dalam arti yang baik; orang-orang Majus di antara orang-orang Persia adalah ahli-ahli filsafat mereka dan imam-imam mereka; juga mereka tidak akan mengakui siapapun sebagai raja mereka yang tidak telah lebih dulu terdaftar di antara orang-orang Majus; orang-orang lain menganggap mereka berurusan dengan keahlian-keahlian yang tidak sah; kata itu digunakan tentang Simon, tukang sihir (Kis 8:9,11), dan tentang Elimas, tukang sihir (Kis 13:6), dan Kitab Suci tidak menggunakannya dalam arti lain apapun; maka itu merupakan suatu kejadian / contoh dan tanda / petunjuk awal tentang kemenangan Kristus atas setan, pada waktu mereka yang adalah orang-orang yang telah begitu berbakti kepadanya / mengikutinya menjadi pemuja-pemuja bahkan dari bayi Yesus; begitu cepat piala-piala dari kemenanganNya atas kuasa kegelapan didirikan. Ya, jenis orang-orang bijaksana apapun mereka sebelumnya, sekarang mereka betul-betul mulai menjadi orang-orang bijaksana pada waktu mereka menetapkan diri mereka sendiri untuk menyelidiki / meminta keterangan tentang Kristus.].
Bdk. Kis 13:6-8 - “(6) Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. (7) Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah. (8) Tetapi Elimas demikianlah namanya dalam bahasa Yunani, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya.”.
Catatan:
• Baryesus = ‘son of Jesus’ = anak Yesus.
• Elimas = ‘a wise man’ = seorang bijaksana.
• Sedangkan kata-kata ‘tukang sihir’ berasal dari kata Yunani MAGOS, dari mana kita mendapatkan kata ‘Majus’.
Bdk. Kis 8:9-11 - “(9) Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. (10) Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: ‘Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.’ (11) Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya.”.
Catatan: kata ‘sihir’ (ay 9) berasal dari kata Yunani MAGEUON dan kata-kata ‘perbuatan sihir’ (ay 11) berasal dari kata Yunani TAIS MAGEIAIS.
Lenski: “They were not sorcerers, conjurors, soothsayers, or the like. Their popular designation as ‘wise men’ well defines what μάγοι really signifies. The narrative presents them as astronomers, and this helps to indicate the part of the east from which they came. This cannot have been Arabia. Medo-Persia is also excluded, because the magi caste of this territory was not noted for its study of the stars. These magi hailed from Babylon, where since the most ancient times and far down into the Christian Era astronomy and astrology were sedulously pursued. The fact that these magi undertook the long journey to Jerusalem in order to discover the newborn ‘King of the Jews,’ whose star they had seen, indicates that they were not Jews, but also that the great Messianic hope of the Jews, a hope in which they as Gentiles had place and part, had been communicated to them by Jews and had fascinated their hearts. This tallies with what we know of Daniel, who 600 years prior to this was made ‘chief of the governors over all the wise men of Babylon,’ Dan. 2:48, ‘master of the magicians, astrologers, Chaldeans, and soothsayers,’ Dan. 5:11.” [= Mereka bukan tukang sihir, tukang sulap, tukang ramal / tenung, atau sejenisnya. Penyebutan populer mereka sebagai ‘orang-orang bijaksana’ mendefinisikan dengan baik apa arti sebenarnya dari MAGOI. Cerita itu menggambarkan mereka sebagai ahli-ahli perbintangan, dan ini membantu untuk menunjukkan bagian dari Timur dari mana mereka datang. Ini tidak bisa adalah Arab. Medo-Persia juga dibuang / dikeluarkan, karena golongan Majus dari daerah ini tidak dikenal untuk pembelajarannya tentang bintang-bintang. Orang-orang Majus ini datang dari Babilonia, dimana sejak waktu yang sangat kuno dan jauh ke dalam jaman Kristen astronomi dan astrologi dikejar / dipraktekkan dengan teliti. Fakta bahwa orang-orang Majus ini melakukan perjalanan jauh ke Yerusalem untuk menemukan ‘Raja orang Yahudi’ yang baru dilahirkan, yang bintangnya telah mereka lihat, menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi, tetapi juga bahwa pengharapan Mesianik yang besar dari orang-orang Yahudi, suatu pengharapan dalam mana mereka sebagai orang-orang non Yahudi mempunyai tempat dan bagian, telah disampaikan kepada mereka oleh orang-orang Yahudi dan telah menarik hati mereka. Ini sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang Daniel, yang 600 tahun sebelum peristiwa ini dijadikan ‘kepala dari gubernur-gubernur atas semua orang-orang bijaksana dari Babilonia’, Dan 2:48, ‘tuan dari tukang-tukang sihir, ahli-ahli astrologi, orang-orang Kasdim, dan tukang-tukang ramal / tenung’, Dan 5:11.].
Daniel 2:48 - “Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel.”.
KJV: ‘chief of the governors over all the wise men of Babylon.’ [= kepala dari gubernur-gubernur atas semua orang-orang bijaksana dari Babilonia.].
RSV/NASB: ‘chief prefect over all the wise men of Babylon.’ [= kepala gubernur atas semua orang-orang bijaksana dari Babilonia.].
NIV: ‘placed him in charge of all its wise men.’ [= menempatkan dia untuk menguasai / mengepalai semua orang-orang bijaksananya.].
Daniel 5:11 - “sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum,”.
KJV: ‘master of the magicians, astrologers, Chaldeans, and soothsayers;’ [= tuan dari tukang-tukang sihir, ahli-ahli astrologi, orang-orang Kasdim / orang-orang bijaksana, dan tukang-tukang ramal / tenung;].
RSV: ‘chief of the magicians, enchanters, Chaldeans, and astrologers,’ [= kepala dari tukang-tukang sihir, tukang-tukang santet, orang-orang Kasdim / orang-orang bijaksana, dan ahli-ahli astrologi,].
BACA JUGA: KELAHIRAN YESUS KRISTUS (3)
NIV: ‘chief of the magicians, enchanters, astrologers and diviners.’ [= kepala dari tukang-tukang sihir, tukang-tukang santet, ahli-ahli astrologi dan tukang-tukang ramal.].
NASB: ‘chief of the magicians, conjurers, Chaldeans, and diviners.’ [= kepala dari tukang-tukang sihir, tukang-tukang sulap / dukun, orang-orang Kasdim / orang-orang bijaksana, dan tukang-tukang ramal.].
Catatan: Bible Works mengatakan bahwa kata ‘Chaldean’ bisa diartikan penduduk dari Kasdim, tetapi juga bisa diartikan ‘those persons considered the wisest in the land’ [= orang-orang yang dianggap paling bijaksana di negara itu].
Saya tak bisa menerima kata-kata bagian awal dari Lenski, karena saya yakin bahwa orang-orang Majus bisa menemukan bayi Yesus itu bukan karena mereka adalah ahli perbintangan ataupun astrolog. Nanti akan kita lihat bahwa bintang yang membimbing mereka itu jelas bukan bintang biasa, tetapi suatu mujijat.
Hal yang jelas dari orang-orang Majus ini adalah bahwa mereka adalah orang-orang non Yahudi. Dan dari persembahan mereka, kelihatannya mereka orang-orang yang cukup kaya. Jadi, ada kontras antara mereka dengan gembala-gembala (Luk 2:1-dst), yang adalah orang-orang Yahudi dan miskin. Orang dari golongan apapun, bangsa apapun, yang datang kepada Kristus, pasti diterima oleh Tuhan!
Pulpit Commentary: “Certainly they were men of substance, as they brought with them costly gifts. We think of Christ as the Friend of the poor, but we have no right to narrow our conception of his sympathy to any one class of society. He is equally the friend of the rich, when the rich accept his friendship - e.g. Zacchaeus. Moreover, the rich need Christ as much as the poor. The rich, too, have the privilege of giving to him from their wealth.” [= Pasti mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka membawa hadiah / pemberian yang mahal. Kita menganggap Kristus sebagai Sahabat dari orang-orang miskin, tetapi kita tidak mempunyai hak untuk mempersempit konsep / pengertian kita tentang simpatiNya pada satu golongan masyarakat yang manapun. Ia secara setara adalah sahabat dari orang-orang kaya, pada waktu orang-orang kaya itu menerima persahabatanNya - contohnya Zakheus. Selanjutnya, orang-orang kaya membutuhkan Kristus sama seperti orang miskin. Orang-orang kaya, juga mempunyai hak untuk memberi kepadaNya dari kekayaan mereka.].
Matthew Henry: “they were Gentiles, and not belonging to the commonwealth of Israel. The Jews regarded not Christ, but these Gentiles enquired him out. Note, Many times those who are nearest to the means, are furthest from the end. See ch. 8:11,12.” [= mereka adalah orang-orang non Yahudi, dan tidak termasuk dalam persekutuan Israel. Orang-orang Yahudi tidak mempedulikan Kristus, tetapi orang-orang non Yahudi ini menanyakanNya. Perhatikan, Banyak kali mereka yang terdekat dengan cara / jalannya, adalah yang terjauh dari tujuannya. Lihat pasal 8:11,12.].
Matius 8:11-12 - “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.
C. H. Spurgeon: “THERE ARE FAR-OFF ONES BROUGHT NIGH. God saveth whom he wills to save; his grace is most sovereign. You cannot see, as I do, so many persons brought to Christ without often wondering why they were brought. I have often seen the last first, and the first last; people of whose conversion I should hardly have dreamed become converted, while other persons, for whom I have hoped, and over whom I have prayed, remain unconverted. It is very delightful, as well as very wonderful, to notice the strange way in which the grace of God singles out men, and the marvellous measures which the God of grace uses to bring these men to the feet of Jesus.” [= ADA ORANG-ORANG YANG JAUH DIBAWA MENDEKAT. Allah menyelamatkan siapa yang Ia kehendaki untuk selamatkan; kasih karuniaNya paling berdaulat. Kamu tidak bisa melihat, seperti yang saya lihat, begitu banyak orang dibawa kepada Kristus tanpa sering bertanya-tanya mengapa mereka dibawa. Saya telah sering melihat yang terakhir menjadi yang pertama, dan yang pertama menjadi yang terakhir; orang-orang yang pertobatannya sukar dibayangkan telah bertobat, sedangkan orang-orang lain, untuk siapa saya telah berharap, dan tentang siapa saya telah berdoa, tetap tidak bertobat. Adalah sangat menyenangkan, dan juga sangat ajaib / luar biasa, untuk memperhatikan cara / jalan yang aneh dalam mana Allah dari kasih karunia gunakan untuk membawa orang-orang ini kepada kaki Yesus.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 24.
Matius 19:30 - “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.’”.
Matius 20:16 - “Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.’”.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS (2)
-bersambung-