ORANG MAJUS MENCARI YESUS KRISTUS YANG BARU DILAHIRKAN

PDT. BUDI ASALI, M. DIV
Matius 2:1-12 - “(Matius 2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.
ORANG MAJUS MENCARI YESUS KRISTUS YANG BARU DILAHIRKAN
gadget, bisnis, otomotif
I) Orang Majus mencari Yesus yang baru dilahirkan.

Matius 2: 1-2: “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’”.

1) Saat dan tempat kelahiran Yesus.

a) Saat kelahiran Yesus.

Jelas bahwa Yesus tidak lahir di tahun 1 M., karena dikatakan bahwa Ia lahir ‘pada jaman raja Herodes’ (Matius 2: 1). Herodes mati pada tahun 4 S. M. dan karena itu tidak mungkin Yesus lahir pada tahun 1 M., yang terjadi setelah kematian Herodes. Para penafsir berbeda-beda pendapat dalam hal ini, dan perkiraannya adalah bahwa Yesus lahir antara tahun 8-4 S.M.

b) Tempat kelahiran Yesus.

Kita tidak tahu tempat yang tepat dari kelahiran Yesus. Di Israel di atas tempat yang dinyatakan kelahiran Kristus dibangun sebuah gereja, tetapi Albert Barnes menganggapnya sekedar sebagai suatu tradisi yang tidak bisa dipercaya.

Jadi, tentang tempat kelahiran Yesus, yang kita ketahui hanyalah bahwa Ia lahir di Betlehem, sesuai dengan nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1. Kata ‘Betlehem’ berarti ‘the house of bread’ [= rumah roti], dan banyak penafsir menghubungkannya dengan Yesus sebagai ‘roti hidup’ (Yohanes 6:35) dan ‘roti yang telah turun dari sorga’ (Yohanes 6:41).

Tidak terlalu jadi soal kalau kita tidak tahu saat dan tempat yang tepat dari kelahiran Yesus. Yang penting memang bukan kedua hal itu. Yang penting adalah fakta bahwa Yesus sudah lahir untuk menjadi Juruselamat / Penebus kita!

2) Orang-orang Majus.

KJV/RSV/ASV/NKJV: ‘wise men’ [= orang-orang bijaksana].

NIV/NASB: ‘magi’ [= orang-orang majus].

Siapa mereka ini (ahli perbintangan, ahli ilmu horoscope, tukang sihir, raja, ahli filsafat dsb), dan dari mana tepatnya mereka berasal, dan bahkan jumlah mereka (bilangan 3 hanyalah tradisi yang berasal dari Katolik), adalah tidak pasti. Yang pasti adalah bahwa mereka berasal dari Timur, maksudnya sebelah Timur dari Kanaan. Jadi jelas bahwa mereka adalah orang-orang non Yahudi. Dan dari persembahan mereka, kelihatannya mereka orang-orang yang cukup kaya. Jadi, ada kontras antara mereka dengan gembala-gembala (Luk 2:1-dst), yang adalah orang-orang Yahudi dan miskin.

Pulpit Commentary: “Certainly they were men of substance, as they brought with them costly gifts. We think of Christ as the Friend of the poor, but we have no right to narrow our conception of his sympathy to any one class of society. He is equally the friend of the rich, when the rich accept his friendship - e.g. Zacchaeus. Moreover, the rich need Christ as much as the poor. The rich, too, have the privilege of giving to him from their wealth.” [= Pasti mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka membawa hadiah / pemberian yang mahal. Kita menganggap Kristus sebagai Sahabat dari orang-orang miskin, tetapi kita tidak mempunyai hak untuk mempersempit konsep / pengertian kita tentang simpatiNya pada satu golongan masyarakat yang manapun. Ia secara setara adalah sahabat dari orang-orang kaya, pada waktu orang-orang kaya itu menerima persahabatanNya - contohnya Zakheus. Selanjutnya, orang-orang kaya membutuhkan Kristus sama seperti orang miskin. Orang-orang kaya, juga mempunyai hak untuk memberi kepadaNya dari kekayaan mereka.].

Matthew Henry: “they were Gentiles, and not belonging to the commonwealth of Israel. The Jews regarded not Christ, but these Gentiles enquired him out. Note, Many times those who are nearest to the means, are furthest from the end. See ch. 8:11,12.” [= mereka adalah orang-orang non Yahudi, dan tidak termasuk dalam Israel. Orang-orang Yahudi tidak mempedulikan Kristus, tetapi orang-orang non Yahudi ini menanyakanNya. Perhatikan, Banyak kali mereka yang terdekat dengan cara / jalannya, adalah yang terjauh dari tujuannya. Lihat pasal 8:11,12.].

Matius 8:11-12 - “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.

3) Pimpinan Tuhan melalui bintang.

a) Orang-orang Majus mulai mencari Yesus karena mendapat petunjuk berupa sebuah bintang.

1. Bintang.

Ada pro kontra tentang apakah ‘bintang’ ini sebenarnya. Ada yang menganggap bintang, ada yang menganggap komet dan sebagainya. Tetapi bintang / komet biasa tidak berkelakuan seperti ‘bintang’ ini, karena ‘bintang’ ini tampak di Timur (Matius 2: 2), lalu hilang, lalu tampak lagi, dan bahkan mendahului orang-orang Majus itu, dan berhenti di atas rumah tempat Yesus berada (Matius 2: 9). Ini jelas merupakan suatu ‘bintang’ yang bersifat mujijat. Dan karena itu, ini sama sekali tidak bisa dijadikan dasar untuk mendukung Astrologi (horoscope).

Catatan: Astronomi [= ilmu perbintangan] betul-betul adalah science / ilmu pengetahuan, dan ini sangat berbeda dengan Astrologi [= ilmu meramal berdasarkan posisi bintang / horoscope].

2. Hanya dengan petunjuk sebuah bintang, orang-orang Majus itu mencari dan akhirnya menemukan Yesus.

The Biblical Illustrator: “These wise men had a little stock of truth to start with, but they made the most of that which had been given them.” [= Orang-orang bijaksana / majus ini mempunyai sedikit persediaan kebenaran untuk memulai, tetapi mereka melakukan yang terbaik dengan apa yang telah diberikan kepada mereka.].

Calvin: “if the sight of a star had so powerful an effect on the Magi, woe to our insensibility, who, now that Christ the King has been revealed to us, are so cold in our inquiries after him!” [= jika pemandangan tentang sebuah bintang mempunyai suatu hasil / akibat yang begitu kuat terhadap orang-orang Majus, celakalah ketidak-pekaan kita, yang, pada waktu sekarang Kristus sang Raja telah dinyatakan kepada kita, begitu dingin dalam pencarian kita terhadap Dia!].

Penerapan: kita punya Alkitab lengkap, dan di gereja ini saudara diajar secara sangat mendalam dan mendetail. Celakalah saudara, kalau ternyata saudara tidak mencari dan menemukan Yesus.

b) Selain menggunakan sebuah bintang, Tuhan pasti juga memberi petunjuk melalui RohNya, karena tanpa itu tidak mungkin orang-orang Majus bisa tahu tentang kelahiran Yesus.

Saya setuju dengan Calvin dan Matthew Poole yang mengatakan bahwa tidak mungkin hanya dengan petunjuk bintang orang-orang Majus itu bisa mengetahui tentang kelahiran Yesus. Pasti ada petunjuk khusus dari Roh Kudus dalam diri mereka.

c) Tuhan menggunakan bermacam-macam cara, bahkan ‘alat kafir’, untuk membimbing orang kepada Yesus!

Matthew Henry mengatakan bahwa Tuhan memberitakan kelahiran Yesus kepada gembala-gembala dengan menggunakan malaikat-malaikat (Lukas 2:8-15), tetapi Ia menggunakan sebuah bintang untuk membimbing orang-orang Majus kepada Yesus.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa banyak penyembah berhala yang menyembah bintang (Amos 5:26). Tetapi bintang yang telah disalah-gunakan itu, sekarang digunakan secara benar oleh Tuhan untuk membimbing orang-orang Majus kepada Yesus! Dengan demikian Tuhan menggunakan ‘dewa-dewa orang kafir’ untuk membimbing manusia kepada Yesus!

4) Tujuan pencarian mereka.

Setelah mendapat petunjuk bintang (dan bimbingan khusus dari Roh Kudus) sehingga mereka tahu akan kelahiran Yesus, mereka mencariNya untuk menyembahNya!

Matthew Henry: “Note, Those in whose hearts the day-star is risen, to give them any thing of the knowledge of Christ, must make it their business to worship him. Have we seen Christ’s star? Let us study to give him honour.” [= Perhatikan, Mereka dalam hati siapa bintang pagi itu telah terbit, sehingga memberikan kepada mereka apapun tentang pengetahuan tentang Kristus, harus membuatnya sebagai urusan / kesibukan mereka untuk menyembahNya. Apakah kita telah melihat bintang Kristus? Marilah kita belajar untuk menghormatiNya.].

5) Mereka pergi ke Yerusalem untuk menanyakan hal itu.

Mereka betul-betul melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk hal ini. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk mencari Yesus. Bagaimana dengan saudara?

II) Reaksi / sikap orang-orang ketika mendengar tentang kelahiran Yesus.

1) Herodes terkejut.

Matius 2: 3: “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.”.

Terjemahan ‘terkejut’ ini kurang tepat.

KJV/RSV/NASB: ‘he was troubled’ [= ia terganggu].

NIV: ‘he was disturbed’ [= ia terganggu].

Kata Yunaninya juga bisa diartikan ‘gelisah’, ‘tidak tenang’.

Herodes adalah orang Idumea dan sebetulnya ia adalah seorang raja yang hebat, tetapi ia sangat mudah curiga dan kejam luar biasa. Ia bahkan membunuh istrinya sendiri, ibu mertuanya dan 3 anak laki-lakinya karena ia curiga bahwa mereka mau merebut takhtanya. Sampai-sampai saat itu ada kata-kata dari kaisar yang berbunyi: “Lebih baik menjadi babinya Herodes dari pada menjadi anak laki-lakinya.”. Mengapa? Karena Herodes, untuk menyenangkan orang Yahudi, memang tidak makan babi. Jadi kalau menjadi babinya aman. Tetapi menjadi anak laki-lakinya resikonya besar untuk dicurigai dan lalu dibunuh.

Catatan: dalam bahasa Yunani, kata ‘anak laki-laki’ adalah HUIOS, sedangkan kata ‘babi’ adalah HUOS, sehingga dalam bahasa Yunani kata-kata kaisar itu membentuk semacam syair / permainan kata.

Sekarang bagaimana sikap Herodes waktu ia mendengar kelahiran Yesus? Ia menganggap kehadiran Tuhan Yesus ‘mengganggu’ kehidupannya / kedudukannya sehingga ia menentang Tuhan Yesus dan ingin membunuhNya. Perlu diketahui bahwa orang yang memusuhi Yesus belum tentu memusuhi gereja. Herodes membangun Bait Allah (sekalipun motivasinya hanya untuk menyenangkan orang-orang Yahudi), tetapi ia memusuhi Yesus. Jadi, bisa saja saudara kelihatannya pro pada gereja / kekristenan (simpatisan kristen), tetapi saudara memusuhi Yesus!

Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Herodes salah sangka terhadap maksud baik Yesus itu, dan ia justru memusuhi Yesus!

Penerapan: Apakah saudara adalah orang yang menolak Tuhan Yesus karena saudara merasa bahwa Tuhan Yesus ‘mengganggu’ hidup saudara? Ada bermacam-macam cara melalui mana saudara bisa merasakan Yesus sebagai gangguan, seperti:

• Mungkin agama saudara bertentangan dengan Yesus, dan karena itu saudara menganggap Yesus sebagai gangguan.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu kenikmatan hidup saudara karena Yesus melarang saudara berzinah.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu acara piknik saudara pada hari Minggu karena Ia menyuruh saudara untuk berbakti di gereja.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu pekerjaan saudara karena Ia melarang saudara berdusta dan menyuruh saudara untuk hidup jujur.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu pelajaran sekolah saudara karena ia melarang saudara tidak jujur pada waktu ulangan / ujian.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu saudara dalam per¬soalan pacaran karena Ia melarang saudara berpacaran dengan orang yang tidak seiman.

• Mungkin saudara merasa Yesus mengganggu kehidupan keluarga saudara karena keluarga saudara selalu aktif di gereja sehingga menyebabkan saudara kesepian.

Kalau hal-hal seperti ini menyebabkan saudara lalu menolak Yesus, saudara tidak berbeda dengan Herodes!

Kalau saudara adalah orang seperti Herodes, ingatlah bahwa Yesus datang ke dalam dunia dengan maksud baik, yaitu untuk menyelamatkan dunia dari dosa. Kalau saudara terus membiarkan diri saudara salah paham tentang hal ini, dan terus memusuhi Yesus, maka akhirnya saudara tidak akan diselamatkan, dan saudara akan mengalami hukuman kekal karena dosa-dosa saudara! Karena itu bertobatlah dan datanglah kepada Yesus, dan terimalah Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara!

Illustrasi: Ada seorang petani yang mempunyai seekor anjing yang setia. Suatu hari petani itu mempunyai anak, dan pada waktu ia pergi ke sawah untuk bertani, ia meninggalkan bayinya dalam kamar beserta anjingnya. Pada waktu ia pulang dari sawah, anjingnya menyambutnya dengan mulut berlumuran darah. Ia kaget sekali dan menduga bahwa anjing itu telah membunuh bayinya. Ia marah sekali dan lalu memukuli anjing itu sampai mati. Tetapi pada waktu ia masuk ke kamar, ternyata bayi itu ada dalam keadaan sehat, dan di dekatnya ada bangkai seekor ular. Jadi anjing itu membela bayi itu dengan bertarung dengan ular itu dan membunuhnya. Anjing itu melakukan sesuatu yang sangat baik dan mulia, tetapi karena salah sangka, petani itu justru membunuhnya.

Ada banyak orang memusuhi Yesus karena salah sangka seperti ini! Yesus datang ke dalam dunia dengan maksud yang baik / mulia, yaitu untuk mati disalib bagi dosa dunia. Tetapi banyak orang salah sangka dan menganggap Yesus sebagai gangguan.

C. H. Spurgeon: “we read that many were troubled about Christ. He was but newly born, and yet he troubled them. Herod was troubled, and all Jerusalem was troubled with him. It is an unusual thing to hear of a king troubled by a babe. Proud Herod, the fire-eater, troubled by a babe in swaddling bands, lying in a manger? Ah me! how little is the real greatness of wickedness, and how small a power of goodness may bring it grief! Herod was troubled, and all Jerusalem with him. So, when some people hear the gospel, and find that it has power in it, they are troubled.” [= kita membaca bahwa banyak orang terganggu karena Kristus. Ia baru dilahirkan, tetapi Ia mengganggu mereka. Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem terganggu bersama-sama dia. Merupakan sesuatu yang tidak biasa / luar biasa untuk mendengar tentang seorang raja terganggu oleh seorang bayi. Herodes yang sombong, orang yang pemarah / suka bertengkar, terganggu oleh seorang bayi yang dibalut kain lampin dan terbaring di palungan? Ah! betapa kecil kebesaran yang sesungguhnya dari kejahatan, dan betapa kekuatan yang kecil dari kebaikan bisa membawa kesedihan kepadanya! Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem bersama dia. Demikianlah, pada waktu sebagian orang mendengar injil, dan mendapati bahwa injil itu mempunyai kuasa, mereka terganggu.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 28.

C. H. Spurgeon: “The wise men brought the best news that ever was told, and yet it troubled people. Does the gospel trouble you, my friend? Then I am afraid you must be of Herod’s kith and kin. It is an ill sign of a man’s heart when that which is for the good of all men becomes a trouble to him.” [= Orang-orang Majus / bijaksana itu membawa kabar terbaik yang pernah diceritakan, tetapi itu mengganggu orang-orang. Apakah injil mengganggu engkau, temanku? Maka aku kuatir engkau pasti dari sanak keluarga Herodes. Merupakan suatu pertanda yang buruk tentang hati seseorang pada waktu apa yang adalah untuk kebaikan semua orang menjadi suatu gangguan bagi dia.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 33.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa pada saat ini Herodes sudah tua, sakit, dan dekat dengan kematiannya. Tetapi anehnya, ia masih begitu menjaga makhkotanya, sehingga merasa terganggu dengan kelahiran Raja yang baru ini, dan ingin membunuhNya.

Pulpit Commentary: “Strange that even in the immediate prospect of death, men should so cling to earthly things which must pass away so very soon, and neglect the one thing needful. But it is commonly so; as a man lives, so, as a rule, he will die. The selfish and avaricious in life are selfish and avaricious still, even in the presence of death.” [= Aneh bahwa bahkan dalam prospek yang segera / dekat dari kematian, orang-orang begitu berpegang pada hal-hal duniawi yang harus segera berlalu, dan mengabaikan satu hal yang dibutuhkan. Tetapi biasanya memang demikian; sebagaimana seseorang hidup, biasanya demikianlah ia akan mati. Orang-orang egois dan tamak dalam kehidupan, tetap egois dan tamak, bahkan di hadapan kematian.] - hal 40.

2) Ketika Herodes terganggu, seluruh Yerusalem juga terganggu bersama dengan dia.

Spurgeon mengatakan: mengapa seluruh Yerusalem terganggu bersama Herodes? Karena mereka pikir akan terjadi pertikaian / perang antara Raja yang baru itu dengan Herodes, dan akan ada gangguan / problem terhadap Yerusalem. Dengan cara yang sama ada orang-orang Kristen yang beranggapan supaya kita jangan menyebarkan Injil / agama Kristen. Nanti yang satu percaya ini, yang lain percaya itu, dan terjadi pertikaian. Akan terjadi perpecahan dalam keluarga kalau kita membawa agama ke dalamnya.

Bahwa kalau Injil / kekristenan masuk ke suatu tempat / keluarga, memang bisa menimbulkan pertikaian / perpecahan (Lukas 12:49 bdk Matius 10:34-36). Tetapi kalau Injil / kekristenan tidak masuk ke tempat itu, semua mereka akan masuk neraka!

Tetapi Spurgeon menambahkan bahwa biasanya orang-orang terganggu pada saat Injil masuk karena Injil itu mencampuri kehidupan mereka yang berdosa. Mereka kuatir kalau mereka menjadi orang Kristen, maka mereka tidak bisa lagi melakukan kesenangan-kesenangan mereka yang berdosa. Tetapi sebetulnya agama yang benar / Injil justru memberikan kesenangan yang sejati, yang tidak bisa diberikan oleh dunia / dosa!

Spurgeon mengakhiri bagian ini dengan mengatakan bahwa betul-betul menyedihkan kalau Injil yang merupakan kabar baik bagi manusia justru mengganggu manusia. Betul-betul menyedihkan kalau kasih karunia yang cuma-cuma ternyata mengganggu mereka. Betul-betul menyedihkan kalau pintu surga yang terbuka lebar ternyata mengganggu mereka. Betul-betul menyedihkan kalau permintaan supaya mereka dibersihkan / dibasuh oleh darah Kristus ternyata mengganggu mereka. Terganggu karena belas kasihan yang tak terbatas! Terganggu oleh kasih yang maha kuasa! Begitulah kebejatan umat manusia sehingga bagi banyak orang yang mendengar Injil setiap hari, itu tetap merupakan gangguan bagi mereka!

3) Herodes mengumpulkan para tokoh agama Yahudi dan menanyakan hal itu kepada mereka.

Matius 2: 4: “Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.”.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sikap Herodes yang ditunjukkan dalam ayat ini:

a) Herodes mau belajar Firman Tuhan dari tokoh-tokoh Yahudi, tetapi:

1. Hanya tentang topik yang dia ingin ketahui.

Ada 2 hal yang perlu saudara ketahui:

a. Kalau saudara adalah orang yang selalu pilih-pilih topik (hanya ke gereja kalau topiknya menyenangkan / menarik), maka saudara tidak terlalu berbeda dengan Herodes!

b. Orang yang selalu memilih topik adalah seperti anak yang memilih makanannya sendiri. Pikirkan: apakah itu lebih buruk atau lebih baik dari pada anak yang dipilihkan makanannya oleh orang tuanya?

2. Dengan motivasi / tujuan belajar yang sama sekali salah!

Ia mencari tahu dimana Yesus dilahirkan (Matius 2: 4-6), dan belakangan ia juga bertanya kapan Yesus dilahirkan (Matius 2: 7), hanya dengan tujuan membunuh Yesus.

3. Di satu sisi Herodes percaya nubuat Firman Tuhan itu, tetapi di sisi lain ia tidak percaya kepada Mesias yang diberitakan oleh Firman Tuhan itu!

Pulpit Commentary: “He consults the priests and scribes. We see another strange inconsistency - strange, but very common - belief in the letter of Holy Scripture joined with practical unbelief. ... Mere bibliolatry is little better than unbelief: ‘the letter killeth.’ The Bible is precious exceedingly to the faithful: ‘the Spirit giveth life;’ but to men like Herod, who make use of religion merely for political or selfish purposes, it is a savour of death unto death.” [= Ia menanyakan kepada imam-imam dan ahli-ahli Taurat. Kita melihat ketidak-konsistenan aneh yang lain - aneh, tetapi sangat umum - kepercayaan pada huruf dari Kitab Suci digabungkan dengan ketidak-percayaan praktis. ... Semata-mata bibliolatry / pemberhalaan / pendewaan terhadap Alkitab hanya sedikit lebih baik dari pada ketidak-percayaan: ‘huruf membunuh’. Alkitab itu sangat berharga bagi orang-orang beriman / setia: ‘Roh memberi kehidupan’; tetapi bagi orang-orang seperti Herodes, yang menggunakan agama semata-mata untuk tujuan-tujuan politik dan yang bersifat egois, itu merupakan bau kematian kepada kematian.] - hal 40.

2Korintus 3:6 - “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan”.

KJV: ‘for the letter killeth, but the spirit giveth life.’ [= karena huruf membunuh, tetapi roh memberi kehidupan].

b) Orang-orang Majus bertanya tentang Raja orang Yahudi (Matius 2: 2), dan sama sekali tidak berbicara tentang Mesias / Kristus, tetapi Herodes bertanya dimana Mesias / Kristus itu akan dilahirkan (ay 4).

Matius 2: 1-4: “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan”.

Mungkin sekali bahwa nubuat tentang Mesias dan bahwa Mesias itu akan menjadi Raja (seperti Maz 2:1-12 Daniel 9:25-27), sudah begitu populer di kalangan orang Yahudi sampai Herodespun tahu akan hal itu.

4) Jawaban para tokoh agama Yahudi kepada Herodes.

Matius 2: 5-6: “(5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.

a) Saat ini mereka masih bagus, belakangan mereka berubah.

Calvin mengatakan bahwa pada saat ini ahli-ahli Taurat dan imam-imam menjawab dengan jujur dari Kitab Suci / Perjanjian Lama. Mengapa? Karena Kristus dan InjilNya belum memberikan ketidak-tenangan / ketidak-nyamanan. Tetapi belakangan, pada waktu Kristus dan InjilNya menekan mereka, mereka menyemburkan bisa (venom) pemberontakan mereka. Ini merupakan sesuatu yang biasa terjadi di mana-mana! Banyak orang jahat mau ‘tunduk’ kepada Allah dan FirmanNya selama itu tidak merugikan mereka. Tetapi begitu Kristus datang dan bertentangan dengan ambisi, ketamakan, kesombongan, kemunafikan, penipuan mereka, mereka segera menjadi marah!

b) Orang-orang yang mengerti Alkitab, tetapi acuh tak acuh / asing terhadap Yesusnya sendiri.

Orang-orang ini adalah orang-orang yang belajar Kitab Suci mati-matian. Tetapi waktu mereka mendengar bahwa Mesias telah dilahirkan, dan mereka tahu dimana Mesias itu seharusnya dilahirkan, mereka tidak ikut bersama dengan orang-orang Majus itu untuk mencari Mesias itu! Mereka adalah rohaniwan-rohaniwan yang tidak peduli kepada Yesus! Dan jaman sekarang ada banyak rohaniwan yang seperti itu. Mereka bisa adalah pendeta, penginjil, misionaris, dosen theologia, anggota / ketua sinode, majelis, maupun pelayan-pelayan gereja yang lain! Orang-orang seperti ini, sekalipun sepintas lalu kelihatannya adalah orang-orang yang pro Kristus, tetapi sebetulnya adalah musuh-musuh Kristus!

The Biblical Illustrator: “Near in privilege, far from piety: - Some that are best acquainted with the gospel are practical strangers to it. They are like one who should pore over a map, mastering its geography; marking each sea, lake, river; understanding the position of every range of mountains; learning the names of all the localities indicated, but never visiting them. A living author, describing his journey to the falls of Niagara, says: ‘I met with a gentleman who told me that he had walked from Boston, a distance of seven hundred miles, to see Niagara. When within seven miles, he heard what he thought might be the roar of the torrent, and asked a man who was at work on the road if this was so. The man replied that he didn’t know; it might be, but he had never been there himself. Yet he had lived within sound of it all his life!’ Wonderful stupidity, this! Who does not reprobate such folly? Nevertheless, it is nothing - absolutely nothing - compared with the direr folly which may be witnessed any day that we choose to look around us. Numbers are within sound of ‘the river of the water of life’ without an actual, personal experience of its benefit.” [= Dekat dalam hak yang istimewa, jauh dari kesalehan: - Beberapa / sebagian orang yang paling mengenal injil secara praktis adalah orang-orang asing terhadapnya. Mereka adalah seperti seseorang yang membaca suatu peta dengan rajin, menguasai geografinya; menandai setiap laut, danau, sungai; mengerti posisi dari setiap barisan gunung-gunung; mempelajari nama-nama dari semua lokasi yang ditunjukkan, tetapi tidak pernah mengunjunginya. Seorang pengarang yang masih hidup, menggambarkan perjalanannya ke air terjun Niagara, dan berkata: ‘Saya bertemu dengan seorang laki-laki yang memberitahu saya bahwa ia telah berjalan dari Boston, suatu jarak dari 700 mil, untuk melihat Niagara. Pada waktu ada dalam jarak 7 mil, ia mendengar apa yang ia pikirkan merupakan gemuruh dari aliran air yang deras itu, dan bertanya kepada seseorang yang sedang bekerja di jalan itu apakah itu memang demikian. Orang itu menjawab bahwa ia tidak tahu; itu bisa saja, tetapi ia sendiri tidak pernah berada di sana jika itu memang demikian. Tetapi ia telah hidup dalam bunyi / suaranya seumur hidupnya!’ Ini merupakan ketololan yang mengherankan / luar biasa! Siapa yang tidak mengecam ketololan seperti ini? Tetapi, itu tidak ada apa-apanya - sama sekali tidak ada apa-apanya - dibandingkan dengan ketololan yang menghancurkan / menakutkan yang bisa disaksikan kapanpun pada waktu kita memilih untuk melihat ke sekitar kita. Banyak orang berada di dalam bunyi / suara dari ‘sungai dari air kehidupan’ tanpa suatu pengalaman yang sungguh-sungguh dan bersifat pribadi tentang manfaatnya.].

5) Herodes menyelidiki dengan teliti untuk membunuh Yesus.

Matius 2: 7-8: “(7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’”.

a) Kejahatan yang bertopengkan agama / kesalehan.

Matthew Henry: “He privily called the wise men, to talk with them about this matter. ... All this might look suspicious, if he had not covered it with a show of religion: ‘that I may come and worship him also.’ Note, The greatest wickedness often conceals itself under a mask of piety.” [= Ia secara pribadi / diam-diam memanggil orang-orang Majus itu, berbicara dengan mereka tentang persoalan ini. ... Semua ini bisa kelihatan mencurigakan, jika ia tidak menutupinya dengan suatu pertunjukan agama: ‘supaya akupun datang menyembah Dia’. Perhatikan, Kejahatan yang terbesar sering menyembunyikan dirinya di bawah topeng kesalehan.].

b) Kebutaan yang datang dari Allah.

Saudara mungkin bertanya: mengapa Herodes tidak ikut sendiri, atau menyuruh tentaranya ikut, bersama orang-orang Majus itu ke Betlehem (yang jaraknya hanya 5-7 mil dari Yerusalem), dan langsung membunuh Yesus? Jelas bahwa Allah yang menguasai dan mengatur segala sesuatu, membuat Herodes menjadi bodoh / buta, sehingga tidak memikirkan / melakukan hal, yang seandainya dilakukan, akan membunuh Yesus.

Matthew Henry: “God can hide from the eyes of the church’s enemies those methods by which they might easily destroy the church;” [= Allah bisa menyembunyikan dari mata dari para musuh gereja metode-metode itu dengan mana mereka dengan mudah menghancurkan gereja;].

Bdk. Amsal 21:1 - “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini.”.

III) Orang-orang Majus menemukan Yesus.

1) Orang-orang Majus melanjutkan pencarian mereka, dan mereka mendapatkan petunjuk bintang lagi.

Matius 2: 9-10: “(9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.”.

a) Orang-orang Majus berangkat lagi untuk melanjutkan pencarian mereka.

1. Yang jauh jadi dekat; yang dekat jadi jauh.

C. H. Spurgeon: “There is something to look at, something good that is worth gazing upon. Behold it. Here are far-off persons who come very nigh. Wise men from the east come and worship the infant Christ; but there is something to which there is no ‘behold’ put, yet it is sorrowfully worth considering. Here are near ones who are far off, Herod, the inhabitants of Jerusalem, the chief priests, and the scribes. They are as far from Christ as if he had been born in the distant east, while they who lived in the far country came as near to him as if they themselves had dwelt at Bethlehem. So I have these two things to talk about to-night, first, the extraordinary fact that many far-off ones are brought nigh, and the sad but almost equally extraordinary fact that many who are apparently very near never really come nigh to Jesus.” [= Ada sesuatu untuk diperhatikan, sesuatu yang baik yang layak dipandang. Lihatlah itu. Di sini ada orang-orang yang jauh yang datang sangat dekat. Orang-orang bijaksana dari Timur datang dan menyembah bayi Kristus; tetapi ada sesuatu pada mana tidak diletakkan ‘lihatlah’, tetapi itu sesuatu yang secara menyedihkan layak untuk direnungkan / dipertimbangkan. Di sini ada orang-orang dekat yang jauh, Herodes, penduduk Yerusalem, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat. Mereka sama jauhnya dari Kristus seakan-akan Ia telah dilahirkan di Timur yang jauh, sementara mereka yang tinggal di negeri dari jauh datang sedekat dengan Dia seakan-akan mereka sendiri tinggal di Betlehem. Jadi saya mempunyai dua hal ini untuk dibicarakan malam ini, pertama, fakta yang luar biasa bahwa banyak orang yang jauh dibawa mendekat, dan fakta menyedihkan yang hampir sama luar biasanya bahwa banyak orang yang kelihatannya sangat dekat, tidak pernah betul-betul datang dekat kepada Yesus.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 24.

2. Kita harus tetap mencari / mengikut Kristus, sekalipun itu merupakan sesuatu yang membahayakan, atau sekalipun kita sendirian.

a. Membahayakan.

Calvin menduga bahwa tokoh-tokoh Yahudi itu tidak ikut ke Betlehem, mungkin karena takut kepada Herodes.

Calvin: “They were afraid, perhaps, of Herod’s cruelty: but it displayed wicked ingratitude that, for the sake of the salvation which had been offered to them, they were unwilling to undergo any risk, and cared less about the grace of God than about the frown of a tyrant.” [= Mungkin mereka takut pada kekejaman Herodes: tetapi itu menunjukkan rasa tidak tahu terima kasih yang jahat bahwa untuk keselamatan yang telah ditawarkan kepada mereka, mereka tidak mau mengalami resiko apapun, dan kurang mempedulikan kasih karunia Allah dari pada mengkerutnya dahi seorang tiran.].

b. Mencari terus, atau ikut Yesus terus, sekalipun sendirian.

Matthew Henry: “It might have been a discouragement to these wise men to find him whom they sought thus neglected at home. Are we come so far to honour the King of the Jews, and do the Jews themselves put such a slight upon him and us? Yet they persist in their resolution. Note, We must continue our attendance upon Christ, though we be alone in it; whatever others do, we must serve the Lord; if they will not go to heaven with us, yet we must not go to hell with them.” [= Mungkin merupakan sesuatu yang mengecilkan hati bagi orang-orang bijaksana ini untuk mendapati Dia yang mereka cari diabaikan seperti itu di kampung halamanNya sendiri. Apakah kami datang dari jauh untuk menghormati Raja orang Yahudi, dan apakah orang-orang Yahudi sendiri begitu meremehkan Dia dan kami? Tetapi mereka berkeras dalam ketetapan hati mereka. Perhatikan, Kita harus meneruskan perjalanan kita bersama Kristus, sekalipun kita sendirian dalam hal itu; apapun yang orang-orang lain lakukan, kita harus melayani Tuhan; jika mereka tidak mau pergi ke surga bersama kita, kita tidak boleh pergi ke neraka bersama mereka.].

b) Bintang yang mereka lihat di Timur sekarang muncul lagi.

Jadi, tadi bintang itu ‘hilang’ untuk sementara. Mengapa?

1. Calvin mengatakan supaya orang-orang Majus bertanya dan sekaligus memberi informasi tentang kelahiran Mesias kepada orang-orang Yahudi, dan itu menyebabkan mereka tidak punya alasan (excuse) untuk tidak datang kepada Kristus.

2. Matthew Henry memberi alasan yang lain tentang hilangnya bintang itu, dengan mengatakan bahwa pada waktu mereka ada di Timur, Tuhan harus menggunakan mujijat (bintang) untuk mengarahkan mereka kepada Kristus. Tetapi setelah mereka sampai ke Yerusalem, ada cara ‘biasa’ yaitu melalui Firman Tuhan, dan karena itu mujijat itu dihilangkan. Tetapi sekarang, dari Yerusalem ke Betlehem, mereka membutuhkan mujijat itu lagi, dan Tuhan memberikan bintang itu lagi.

Matthew Henry: “God would rather create a new thing than leave those at a loss who diligently and faithfully sought him.” [= Allah lebih memilih untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pada membiarkan mereka yang dengan rajin dan setia mencariNya menjadi bingung / tak tahu apa yang harus dilakukan.].

2) Orang-orang Majus menemukan Yesus, menyembahNya, dan memberikan persembahan mereka.

Matius 2: 11: “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”.

a) Orang-orang Majus tidak datang kepada Yesus bersamaan dengan para gembala dalam Lukas 2. Para gembala datang dulu, dan baru belakangan orang-orang Majus datang kepada Yesus. Jadi, kedua kelompok ini tidak pernah bertemu.

Bible Knowledge Commentary (tentang Matius 2:1-2): “Though not all scholars agree on the timing of the arrival of the Magi from the East, they apparently came some time after the birth of Jesus. Jesus and Mary and Joseph, though still in Bethlehem, were now in a house (v. 11), and Jesus was called a Child (‎PAIDION‎, vv. 9, 11) rather than a newborn Infant (‎BREPHOS‎, Luke 2:12).” [= Sekalipun tidak semua sarjana setuju tentang saat dari kedatangan orang-orang Majus dari Timur, mereka jelas datang beberapa waktu setelah kelahiran Yesus. Yesus dan Maria dan Yusuf, sekalipun masih di Betlehem, sekarang ada di dalam sebuah rumah (ay 11), dan Yesus disebut seorang Anak (PAIDION, Matius 2: 9,11) dan bukannya seorang Bayi yang baru lahir (BREPHOS, Lukas 2:12).].

Matius 2:9,11 - “(9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. ... (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”.

Lukas 2:12 - “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’”.

b) Mereka menemukan Yesus dan menyembahNya.

1. Penyembahan yang bagaimana?

Kalau hanya dilihat dari kata ‘menyembah’ yang digunakan, maka kata itu bisa digunakan baik untuk penyembahan terhadap Allah maupun terhadap manusia (Clarke).

Tetapi adalah aneh bahwa dalam kontext seperti ini ada orang-orang yang memperdebatkan penyembahan yang bagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Majus itu (Matthew Poole), dan bahkan lebih aneh lagi bahwa Calvin menganggap bahwa penyembahan yang mereka lakukan adalah penyembahan terhadap seorang raja yang besar / agung.

Saya secara mutlak lebih menyetujui pandangan para penafsir, seperti Matthew Henry, Jamieson, Fausset & Brown, dan Spurgeon, yang menganggap bahwa ini merupakan penyembahan agama / rohani terhadap Allah.

Sebagai argumentasi, Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa kata yang diterjemahkan ‘mempersembahkan persembahan’ (Matius 2: 11) sering digunakan dalam Perjanjian Lama berkenaan dengan persembahan kepada Allah, dan dalam Perjanjian Baru digunakan 7 x dan selalu menunjuk pada persembahan dalam arti agamawi kepada Allah.

Sebagai argumentasi lain, Matthew Henry maupun Spurgeon mengatakan: kalau memang mereka menyembah Yesus sebagai seorang raja biasa, mengapa mereka tidak menyembah Herodes? Jadi, baik Matthew Henry maupun Spurgeon menganggap mereka menyembah Yesus sebagai Allah!

C. H. Spurgeon: “These wise men were not Unitarian, who disbelieved the deity of Christ. It has been said by some that they only meant that they were come to pay him the homage of a king. Then, why did they not worship Herod, and why did Herod say that he wished to worship him? It will not do, the thought is not to be endured for a single moment. The magi believed that he who was born King of the Jews was more than a human being, and they had come to worship him.” [= Orang-orang bijaksana ini bukanlah Unitarian, yang tidak mempercayai keAllahan Kristus. Telah dikatakan oleh beberapa orang bahwa mereka hanya memaksudkan untuk datang dan memberikan penghormatan dari seorang raja. Lalu, mengapa mereka tidak menyembah Herodes, dan mengapa Herodes berkata bahwa ia ingin menyembahNya? Itu tidak cocok, pemikiran itu tidak boleh ditoleransi / dibiarkan sebentarpun. Orang-orang Majus itu percaya bahwa Ia yang dilahirkan sebagai Raja orang Yahudi adalah lebih dari seorang manusia, dan mereka telah datang untuk menyembahNya.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 33.

2. Mereka tetap menyembahNya sekalipun keadaan lahiriah dari Yesus tidak seperti keadaan dari seorang raja, apalagi Allah.

Mereka menyembah Yesus sekalipun mereka melihat:

a) Seorang bayi yang lemah dan tidak berdaya.

Betul-betul membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu!

b) Orang tua Yesus miskin, bukan bangsawan / raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah (Matius 2: 11), bukan istana.

Keadaan Yusuf dan Maria yang miskin dan tidak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana yang menjadi tempat tinggal bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi orang-orang Majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa!

Penampilan lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yesaya 53:2b - “Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”.

Tetapi mereka toh mau menyembahNya. Bandingkan dengan Mat 13:53-56 yang menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan lahiriahNya.

Matius 13:53-56 - “(53) Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ. (54) Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: ‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? (55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?’”.

Penerapan: Jangan menilai agama, buku (warnanya, bentuknya, cetakannya), gereja (besarnya dan indahnya gedungnya), pendeta (gelarnya, gagahnya), orang kristen, berdasarkan penampilan lahiriahnya! Ingat bahwa penampilan lahiriah seringkali menipu!

3. Mereka menyembah Yesus saja, bukan Maria, atau Yesus dan Maria!

Matius 2: 11: “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”.

Pulpit Commentary: “‘The young Child with Mary his mother, and fell down, and worshipped him’ (ver. 2, note). In this latter clause Mary is not mentioned.” [= Anak yang muda / kecil itu dengan Maria, ibuNya, dan tersungkur, dan menyembahNya (Matius 2: 2, catatan). Dalam anak kalimat yang terakhir ini Maria tidak disebutkan.] - hal 34.

Pulpit Commentary: “they fell down and worshipped him - him, we mark, not the virgin-mother.” [= mereka jatuh tersungkur dan menyembah Dia - Dia, kami memperhatikan, bukan sang ibu yang perawan.] - hal 41.

C. H. Spurgeon: “The old Reformers used to say, “Here is a bone that sticks in the throat of the Romanists, and they can neither get it up nor down, for it does not say, ‘They saw Mary and the young child’, the young child is put first, they came to see him; and it does not say that ‘they fell down and worshipped them’” If ever there was an opportunity for Mariolatry, surely this was the one, when the child was as yet newly-born, and depended so much upon his mother. Why did not the magi say ‘Ave Maria!’ and commence at once their Mariolatry? Ay, but these were wise men; they were not priests from Rome, else might they have done it.” [= Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat Dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibuNya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata ‘Salam Maria!’ dan lang¬sung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 34.

Catatan: dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang majus’ dalam Matius 2:1 diterjemahkan ‘wise men’ [= orang-orang yang bijaksana].

c) Mereka memberikan persembahan, yaitu emas, kemenyan dan mur (Matius 2: 11b).

Ada 2 macam penafsiran tentang persembahan mereka ini:

1. Ada orang-orang yang menganggap bahwa persembahan ini mempunyai arti / makna, dan arti / maknanyapun bisa berbeda-beda.

a. Ada yang menganggap emas merupakan persembahan untuk seorang raja (Yesus adalah Raja), kemenyan untuk seorang imam (Yesus adalah imam / pengantara), dan mur untuk orang mati (Yesus datang untuk mati).

b. Ada yang menganggap emas merupakan persembahan untuk seorang raja, kemenyan merupakan persembahan untuk Allah (karena dalam Perjanjian Lama kemenyan dibakar dan asapnya naik kepada Allah), dan mur merupakan persembahan untuk manusia yang harus mati (karena mur dipakai untuk membalsem orang mati).


2. Kebanyakan penafsir hanya menganggap bahwa orang-orang Majus ini memberikan hal-hal terbaik dari tempat asal mereka. Ini merupakan suatu teladan bagi kita untuk juga selalu memberikan yang terbaik bagi Kristus!

3) Orang-orang Majus tidak kembali kepada Herodes tetapi pulang melalui jalan yang lain.

Matius 2: 12: “Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.

a) Mereka diperingati dalam mimpi (oleh Allah) untuk tidak kembali kepada Herodes, maupun kepada orang-orang Yerusalem, orang-orang yang tidak layak mendapatkan laporan mereka tentang Kristus, yang sebetulnya bisa mereka lihat dengan mata mereka sendiri, tetapi yang mereka tidak mau melihatNya. Mereka pulang melalui jalan lain ke negerinya, untuk memberitakan kabar baik ini kepada orang-orang senegara mereka.

b) Kita tidak pernah mendengar apa-apa lagi dalam Alkitab tentang orang-orang Majus ini, tetapi Pulpit Commentary mengatakan bahwa mereka pulang sebagai orang beriman, dan akhirnya mati sebagai orang yang beriman, karena kalau Allah memulai suatu pekerjaan baik, Ia pasti menyelesaikannya.

Filipi 1:6 - “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”.

Siapapun yang sudah datang / percaya dengan sungguh-sungguh kepada Kristus, bukan hanya sudah selamat, tetapi juga tidak akan kehilangan keselamatannya. Tetapi persoalannya, sudahkah saudara datang / percaya kepada Kristus? Saudara sudah seringkali merayakan Natal, tetapi sudah pernahkah saudara betul-betul datang / percaya kepada Kristus? Kalau belum, datanglah sekarang juga, dan saudara pasti akan selamat! Kiranya Tuhan memberkati saudara!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post