Mana Ajaran Yesus Ketika Berumur 13 Sampai 29 Tahun (MOKO 2)
OLeh:Pdt.Budi Asali, M.Div.
Pertanyaan ke 2 Mokoginta (Mantan Katolik) dan tanggapan Pdt Budi Asali: Mana ajaran Yesus ketika dia berumur 13-29 tahun?
Hampir dapat dipastikan, sebagian besar umat Kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus mati pada usia sekitar 33 (tiga puluh tiga) tahun. Sementara didalam Alkitab (Bible), yang tertulis hanya kisah Yesus sejak dia dilahirkan sampai berumur 12 (dua belas) tahun, lalu menghilang ketika berumur 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 29 (dua puluh sembilan) tahun kemudian muncul lagi pada usia 30 (tiga puluh) tahun, dan mati pada usia 33 (tiga puluh tiga) tahun.
Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur 13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 (tujuh belas) tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan tidak tercatat di dalam Alkitab.
Jika Yesus mati pada usia 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama 17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16 tahun saja. Yesus dipercayai oleh umat Kristiani sebagai ‘Firman Yang Hidup’. Kalau begitu berarti ada sebagian besar atau lebih separuh dari umurnya ada ‘Firman Yang Hilang’. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana sudah barang tentu banyak sekali hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab. Jadi sangatlah beralasan sekali bahwa Injil itu dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat oleh para penulis Injil, karena kehilangan jejak atau kisahnya benar-benar hilang. Seandainya jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun, mereka tulis dalam Injilnya bukan??
Timbul pertanyaan: Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?
1. Menerima dan menulis wahyu Allah (mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?)
2. Mengajar dan berdakwah kemana-mana (apa saja yang diajarkannya)
3. Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Injil yang mana? Kan tidak ada Injil Yesus bukan?)
4. Membantu ibunya Maryam (memasak dan mencuci? rasanya tidak mungkin)
5. Tidak berbuat apa pun, hanya menunggu firman (Tuhan koq nganggur, pasif?)
6. Menikah / berumahtangga (mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang)
7. Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Tuhan jadi tukang kayu?)
8. Nganggur saja, makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Tuhan koq nganggur, tidak berkarya?)
9. Pergi mengembara (kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
10. Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (mana buktinya?)
Bukti-bukti Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun:
‘Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.’ (Lukas 2:42)
‘Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak Yusuf, anak Eli....’ (Lukas 3:23)
Lukas 2:42 diatas itu menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti kajian yang disampaikan para alim ulama di dalam Bait Allah (Lukas 2:46-49). Kemudian kisah beliau hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29 tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23 memberikan bukti kemunculan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat dalam usia sekitar 33 tahun.
Oleh sebab itu, seandainya ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa memberikan bukti-bukti tertulis dalam Alkitab (Bible) tentang kisah Yesus ketika beliau berumur sekitar 13 s/d 29 tahun, yaitu ketika beliau memasuki usia remaja sampai dewasa, kami sediakan hadiah cukup besar, sejumlah uang cash / tunai sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta)
Mungkin banyak sckali saudara-saudara kita yang beragama Nashrani tidak menyangka dengan pertanyaan yang kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya sangat berarti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal tersebut menyangkut keselamatan di dunia dan akhirat.
Jika kami sebagai umat beragama Islam sangat mengkritisi kandungan Alkitab (Bible), hal itu wajar-wajar saja, sebab Al Qur`an banyak memberikan informasi tentang keberadaan Yesus (nabi Isa), Taurat, Zabur dan Injil, yang semua itu merupakan bagian dari keimanan kami, bahkan termasuk salah satu rukun iman bagi setiap muslim di seluruh dunia ini.
Nah seharusnya umat Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinya bukan??
Tanggapan Pdt. Budi Asali:
1) Mokoginta mengatakan “Tidak semua umat Kristiani mengetahui bahwa cerita atau kisah tentang diri Yesus di dalam Alkitab ada banyak yang hilang. Bahkan yang hilang itu, tidak tanggung-tanggung, yaitu lebih separoh dari umur Yesus sendiri”.
Kata-kata ini menunjukkan seakan-akan ia menemukan sesuatu yang sangat hebat, padahal saya yakin bahwa pada umumnya orang Kristen mengetahui bahwa Kitab Suci memang tidak menceritakan apapun tentang diri Yesus pada usia 13-29 tahun.
2) Kata ‘hilang’ yang digunakan Mokoginta sangat tidak tepat, karena kata ‘hilang’ menunjukkan bahwa dulunya cerita itu ada, tetapi lalu ‘hilang’. Yang benar adalah bahwa cerita itu memang tidak pernah ada dalam Alkitab. Alkitab memang tidak menceritakan segala sesuatu. Tujuan penulisan Alkitab adalah supaya manusia bisa mengenal Allah, dan hidup sesuai kehendak Allah, dan khususnya mengenal jalan keselamatan yang diberikan oleh Allah. Dan ini tidak membutuhkan pengetahuan tentang segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus, khususnya pada usia 13-29 tahun.
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
a) Yohanes 21:24-25 - “(24) Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. (25) Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu”.
b) Yohanes 20:30-31 - “(30) Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, (31) tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya”.
3) Sebetulnya kata-kata Mokoginta ini masih kurang lengkap, atau bahkan salah. Ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan:
a) Kitab Suci juga tidak menceritakan kisah tentang Yesus pada usia ± 2 tahun sampai usia 11 tahun, kecuali dengan kata-kata dari Luk 2:40.
Lukas 2:40 - “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya”.
b) Pada usia 12 tahun itupun hanya diceritakan singkat saja, yaitu dalam Lukas 2:41-51 - “(41) Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. (42) Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. (43) Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuaNya. (44) Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. (45) Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. (46) Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (47) Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya. (48) Dan ketika orang tuaNya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibuNya kepadaNya: ‘Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau.’ (49) JawabNya kepada mereka: ‘Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?’ (50) Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakanNya kepada mereka. (51) Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya”.
c) Kitab Suci sebetulnya menceritakan kisah Yesus antara 13-29 tahun, tetapi hanya dengan kata-kata singkat dalam Lukas 2:52.
Lukas 2:52 - “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”.
4) Sekarang saya ingin menyoroti kata-kata Mokoginta, yang akan saya kutip ulang di bawah ini: “Jika Yesus mati pada usia 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama 17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16 tahun saja. Yesus dipercayai oleh umat Kristiani sebagai ‘Firman Yang Hidup’. Kalau begitu berarti ada sebagian besar atau lebih separuh dari umurnya ada ‘Firman Yang Hilang’. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana sudah barang tentu banyak sekali hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab. Jadi sangatlah beralasan sekali bahwa Injil itu dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat oleh para penulis Injil, karena kehilangan jejak atau kisahnya benar-benar hilang”.
Ada beberapa hal yang ingin saya kemukakan sebagai jawaban:
a) Kelihatannya Mokoginta tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, bahwa yang paling utama dari penceritaan tentang Yesus dalam Alkitab adalah penebusan yang Ia lakukan di atas kayu salib. Karena itu, pada waktu Alkitab menceritakan tentang Yesus, bagian itu yang sangat ditekankan, dan diceritakan dengan sangat mendetail, sedangkan bagian yang kurang penting diceritakan dengan cepat, dan bagian yang sama sekali tidak penting tidak diceritakan sama sekali.
Hal ini terlihat khususnya dalam Injil Yohanes, karena kalau kita membaca Injil tersebut maka terlihat bahwa Yoh 1-12 (12 pasal) menceritakan kisah Yesus sejak dari kekekalan (Yohanes 1:1) sampai Ia berusia 33 tahun, bahkan sampai sesaat menjelang kematianNya. Tetapi Yoh 13-19 (7 pasal) menceritakan kisah Yesus yang terjadi hanya dalam waktu sekitar 1 atau 2 hari saja, yaitu mulai hari Kamis sampai Jumat, pada saat Ia mati! Mengapa dibutuhkan 7 pasal untuk menceritakan 1 atau 2 hari saja? Karena itulah bagian yang terpenting dari kehidupan Yesus, yaitu di sekitar penderitaan dan kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Bagian ini adalah bagian terpenting, karena berhubungan langsung dengan iman dan keselamatan umat manusia!
Sedangkan kisah Yesus pada usia ± 2 tahun sampai 29 tahun dianggap tidak penting, dan karena itu diceritakan hanya secara sangat singkat, dan hanya oleh Injil Lukas, yang memang menekankan kemanusiaan Yesus.
b) Betul-betul lucu bahwa karena orang Kristen mempercayai Yesus sebagai ‘Firman yang hidup’, maka Mokoginta lalu mengatakan bahwa ‘hilang’nya kisah Yesus antara usia 13-29 tahun berarti bahwa Injil itu tidak komplit / sempurna. Kalau saya membalik pertanyaan ini, dengan menanyakan: ‘Apakah Al-Quran mencatat secara lengkap, setiap saat dari kehidupan Muhammad?’. Saya yakin tidak mungkin siapapun mencatat kehidupan dari orang lain secara lengkap (setiap detik dari kehidupan orang itu!). Jadi, sudah pasti Al-Quran tidak mencatat setiap saat kehidupan Muhammad! Kalau demikian, apakah Mokoginta juga beranggapan secara sama bahwa Firman Tuhan dalam Al-Quran itu tidak komplit / sempurna? Kalau tidak, ia tidak konsisten, bukan?
c) Kelihatannya, pada waktu Mokoginta mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Firman yang hidup’, ia menganggap Yesus adalah ‘firman’ dalam arti Yesus betul-betul adalah ‘kata-kata Allah’, dan karena itu kalau ada kehidupan Yesus yang tidak tercatat, maka ‘kata-kata Allah’ itu tidak lengkap.
Tetapi mengatakan bahwa Yesus betul-betul adalah ‘kata-kata Allah’ menurut saya merupakan sesuatu yang salah, karena Yesus adalah seseorang yang berpribadi, sedangkan ‘kata-kata Allah’ bukanlah pribadi.
Kalau begitu mengapa Yesus disebut ‘Firman’ (Yoh 1:1,14)??? Ada 2 hal yang perlu kita ketahui berhubung dengan sebutan ‘Firman’ bagi Yesus:
1. Kata ‘Firman’ hanya menunjuk kepada Yesus dalam Yohanes 1:1,14 1Yohanes 1:1 Wahyu 19:13 (Catatan: ada yang berpendapat bahwa Luk 1:2 juga termasuk, tetapi saya tidak sependapat dengan ini).
Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
1Yohanes 1:1 - “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu”.
Wahyu 19:13 - “Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan namaNya ialah: ‘Firman Allah.’”.
Lukas 1:2 - “seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman”.
Dalam bagian-bagian Kitab Suci yang lain, kata ‘Firman’ menunjuk pada ‘kata-kata Allah’, dan tidak menunjuk kepada Yesus!
A. T. Robertson: “The term LOGOS is applied to Christ only in John 1:1,14 and Rev. 19:13 and 1John 1:1 ‘concerning the Word of life’” (= Istilah LOGOS diterapkan kepada Kristus hanya dalam Yoh 1:1,14 dan Wahyu 19:13 dan 1Yohanes 1:1 ‘tentang Firman hidup’) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 5, hal 4.
Contoh yang salah: Kej 1:3 banyak diartikan secara salah dengan mengartikan bahwa ‘firman’ adalah Yesus, tetapi sebetulnya kata ‘firman’ di sana hanya menunjuk pada ‘kata-kata Allah’.
Kejadian 1:3 - “Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi”.
2. Mengapa Yesus disebut ‘Firman’ / ‘Word’ / ‘Kata’?
a. Karena ‘Word’ / ‘Kata’ berfungsi untuk menyatakan diri kita, pikiran kita, kehendak kita, dan apa yang ada dalam diri kita kepada orang lain. Yesus disebut ‘Word’ / ‘Kata’, karena Ia menyatakan Allah, pikiran Allah, kehendak Allah kepada kita. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
· Yohanes 1:17-18 - “(17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. (18) Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan (dada) Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.
· Matius 11:27 - “Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.
· Ibrani 1:1 - “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta”.
b. Karena Yesus merupakan subyek utama dalam Kitab Suci, yang merupakan Firman / Kata-kata Allah yang tertulis.
d) Kata-kata Mokoginta bahwa “Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana sudah barang tentu banyak sekali hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab” merupakan kata-kata yang sangat tidak beralasan. Kalau dikatakan banyak hal-hal / peristiwa yang Yesus lakukan yang tidak tercatat, maka saya setuju, dan itu sesuai dengan Yoh 20:30-31 dan Yoh 21:25 yang sudah saya kutip di atas. Tetapi kalau dikatakan bahwa hal-hal itu ‘lebih berguna dan lebih besar’ (dibandingkan dengan hal-hal yang dicatat oleh Alkitab), itu betul-betul suatu pernyataan yang sama sekali tidak beralasan. Seperti saya katakan di atas, hal terpenting dalam missi Yesus untuk berinkarnasi adalah penebusan yang Ia lakukan di atas kayu salib.
Bandingkan dengan:
Matius 20:28 - “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.
Yohanes 12:23-27 - “(23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kataNya: ‘Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. (24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayanKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. (27) Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini”.
Lalu dengan alasan apa ada hal-hal yang lebih besar / berguna yang Ia lakukan pada usia 13-29 tahun? Saya tantang Mokoginta untuk memberikan alasannya mengatakan hal ini!
5) Sekarang saya akan membahas bagian kata-kata Mokoginta ini.
“Seandainya jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun, mereka tulis dalam Injilnya bukan??
Timbul pertanyaan: Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?
1. Menerima dan menulis wahyu Allah (mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?)
2. Mengajar dan berdakwah kemana-mana (apa saja yang diajarkannya)
3. Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Injil yang mana? Kan tidak ada Injil Yesus bukan?)
4. Membantu ibunya Maryam (memasak dan mencuci? rasanya tidak mungkin)
5. Tidak berbuat apa pun, hanya menunggu firman (Tuhan koq nganggur, pasif?)
6. Menikah / berumahtangga (mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang)
7. Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Tuhan jadi tukang kayu?)
8. Nganggur saja, makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Tuhan koq nganggur, tidak berkarya?)
9. Pergi mengembara (kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
10. Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (mana buktinya?)
Bukti-bukti Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun:
‘Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.’ (Lukas 2:42)
‘Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak Yusuf, anak Eli....’ (Lukas 3:23)
Lukas 2:42 diatas itu menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti kajian yang disampaikan para alim ulama di dalam Bait Allah (Lukas 2:46-49). Kemudian kisah beliau hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29 tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23 memberikan bukti kemunculan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat dalam usia sekitar 33 tahun”.
Tentang hal ini ada beberapa hal yang bisa saya berikan sebagai jawaban / tanggapan:
a) Bagaimana mungkin murid-murid, yang baru mengikut Yesus pada saat Yesus usia 30 tahun bisa tahu tentang masa hidup selama 17 tahun yang ‘terhilang’ dari Yesus? Mereka hanya bisa tahu seandainya Yesus menceritakan hal itu kepada mereka. Tetapi dalam sepanjang Alkitab tak ada petunjuk bahwa Yesus pernah menceritakan hal itu kepada mereka.
b) Mokoginta mengatakan ‘apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun’! Yesus baru memulai pelayananNya pada usia 30 tahun, jadi adalah omong kosong kalau ada dakwah yang Ia lakukan dalam masa hidup 17 tahun yang ‘terhilang’ itu.
c) Dari 10 kemungkinan tentang apa yang Yesus lakukan selama 17 tahun yang ‘terhilang’ itu, yang memungkinkan bagi saya, hanyalah yang no 4 (membantu Maria) dan no 7 (membantu Yusuf sebagai tukang kayu). Yang lain semua tak memungkinkan. Yang dua inipun bagi Mokoginta rasanya tidak mungkin. Untuk yang no 4, dia tidak memberikan alasan, sedang untuk yang no 7, ia mengatakan ‘Tuhan jadi tukang kayu?’. Kata-kata ini menunjukkan betapa tidak mengertinya Mokoginta tentang diri Yesus. Sejak berinkarnasi, Yesus adalah Allah dan manusia. Sebagai manusia, tidak ada yang aneh kalau Ia membantu Maria dalam urusan rumah tangga, ataupun membantu Yusuf dalam pekerjaannya sebagai tukang kayu. Kalau tukang kayu dianggap terlalu rendah untuk Allah yang telah menjadi manusia ini, maka harap Mokoginta mengerti bahwa itu justru merupakan theologia dasar dari kekristenan. Yesus yang maha tinggi rela merendahkan diri sampai serendah-rendahnya, supaya kita yang rendah bisa ditinggikan oleh Allah, asal kita mau percaya kepada Yesus.
2Korintus 8:9 - “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya”.
Lucunya Mokoginta sendiri membuka kemungkinan bagi no 6, yaitu menikah / berumah tangga, dan ia memberikan keterangan ‘mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang’. Kalau tidak tercatat, mengapa dikatakan mungkin saja? Seandainya Yesus memang menikah / berumah tangga pada saat itu, lalu mengapa pada waktu Kitab Suci menceritakan diri Yesus pada usia 30-33 tahun, sama sekali tidak pernah ada cerita apapun tentang istri dan anak-anakNya?
d) Mokoginta mengatakan bahwa Lukas 2:42 menceritakan kisah Yesus ketika memulai berdakwah. Ini omong kosong karena ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus melakukan dakwah (penyiaran agama / khotbah), tetapi hanya menunjukkan bahwa Yesus belajar Firman Tuhan (sebagai manusia).
Lukas 2:42-47 - “(42) Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. (43) Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuaNya. (44) Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. (45) Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. (46) Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (47) Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya”.
Kalau Mokoginta mengatakan bahwa Yesus sudah mulai berdakwah pada usia 12 tahun, ini akan bertentangan dengan ayat yang juga ia kutip di atas, yaitu Lukas 3:23 - “Ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli”.
Juga merupakan sesuatu yang saya kira sama sekali tak diketahui oleh Mokoginta bahwa pada saat itu di sana, merupakan suatu tradisi bahwa seseorang tak diperbolehkan untuk mengajar sebelum ia mencapai usia 30 tahun. Para penafsir mengatakan bahwa para ahli Taurat mulai mengajar juga pada usia 30 tahun.
Pulpit Commentary (tentang Lukas 3:23): “This was the age at which the Levites entered upon their work; the age, too, at which it was lawful for scribes to teach. Generally speaking, thirty among the Jews was looked upon as the time of life when manhood had reached its full development” (= Ini adalah usia pada mana orang-orang Lewi masuk dalam pekerjaan mereka; dan juga usia pada mana merupakan sesuatu yang sah bagi ahli-ahli Taurat untuk mengajar. Berbicara secara umum, 30 di antara orang-orang Yahudi dipandang sebagai saat kehidupan dimana kemanusiaan telah mencapai perkembangannya yang penuh).
Jadi, ini merupakan tradisi di tempat itu pada saat itu. Tetapi ini bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga ajaran dari Firman Tuhan, dalam Perjanjian Lama. Dari Bil 4:3,34-35,47 terlihat bahwa orang Lewi juga memulai pelayanannya pada usia 30 tahun.
Baca Juga: Tahun-Tahun Yesus Yang Hilang
Bil 4:3,34-35,47 - “(4) Hitunglah yang berumur tiga puluh tahun ke atas sampai yang berumur lima puluh tahun, semua orang yang kena wajib tugas, supaya mereka melakukan pekerjaan di Kemah Pertemuan. ... (34) Demikianlah Musa dan Harun dengan para pemimpin umat Israel mencatat bani Kehat menurut kaum-kaum yang ada dalam puak mereka, (35) yakni orang-orang yang berumur tiga puluh tahun ke atas sampai yang berumur lima puluh tahun, setiap orang yang kena wajib tugas berhubung dengan pekerjaan jabatan di Kemah Pertemuan. ... (47) yakni orang-orang yang berumur tiga puluh tahun ke atas sampai yang berumur lima puluh tahun, setiap orang yang wajib melakukan pekerjaan jabatan di Kemah Pertemuan dan pekerjaan pengangkatan barang”.
Kalau mau ditambahkan lagi, kita bisa melihat pada Yohanes 2:11 - “Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tandaNya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaanNya, dan murid-muridNya percaya kepadaNya”.
Jadi jelas, bahwa sebelum saat ini, Yesus tidak pernah melakukan mujijat.
6) Sekarang saya akan menyoroti kata-kata Mokoginta yang saya kutip ulang di bawah ini:
“Mungkin banyak sckali saudara-saudara kita yang beragama Nashrani tidak menyangka dengan pertanyaan yang kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya sangat berarti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal tersebut menyangkut keselamatan di dunia dan akhirat”.
Ini jelas-jelas omong kosong, karena tahu atau tidak tahu tentang kehidupan dan tindakan / kata-kata Yesus pada usia antara 13-29 tahun sama sekali tidak ada hubungannya dengan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Sekalipun saudara sama sekali tidak tahu apa-apa tentang kehidupan dan tingkah laku / kata-kata Yesus pada usia 13-29 tahun, asal saudara betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka saudara dijamin selamat. Sebaliknya, andaikatapun saudara tahu secara mendetail tentang kehidupan dan tingkah laku / kata-kata Yesus pada usia 13-29 tahun, tetapi kalau saudara tidak percaya kepadaNya, saudara akan masuk neraka. Mana Ajaran Yesus Ketika Berumur 13 Sampai 29 Tahun (MOKO 2)