PENGABULAN DOA:EKSPOSISI 1 YOHANES 5:14-15

Pdt. Budi Asali, M.Div.
PENGABULAN DOA:EKSPOSISI 1 YOHANES 5:14-15. 1 Yohanes 5:14-15 - (1 Yohanes 5:14) Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. (1 Yohanes 5:15) Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya.
PENGABULAN DOA:EKSPOSISI 1 YOHANES 5:14-15
bisnis, gadget
Catatan: semua kata mengabulkan dalam text ini seharusnya adalah mendengar. Tetapi memang yang dimaksudkan bukan sekedar mendengar, tetapi mendengar dalam arti positif.

I) Doa.

1Yohanes 5: 14: Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan (mendengar) doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.

1) Hubungan ay 14 dengan ayat sebelumnya.

1Yohanes 5: 13: Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

Barnes Notes: one of the effects of believing on the Lord Jesus (1 John 5:13) is, that we have the assurance that our prayers will be answered [= salah satu akibat / hasil dari kepercayaan kepada Tuhan Yesus (1Yohanes 5:13) adalah, bahwa kita mendapat keyakinan bahwa doa-doa kita akan dijawab].

John Stott (Tyndale): John moves to a second assurance enjoyed by the believing Christian not now of eternal life, but of answered prayer (= Yohanes bergerak kepada keyakinan kedua yang dinikmati oleh orang-orang kristen yang percaya, sekarang bukan tentang hidup kekal, tetapi tentang doa yang dijawab) - hal 185.

Pulpit Commentary: The thought of knowing that we have eternal life (ver. 13) leads back to the thought of confidence before God in relation to prayer (ch. 3:21,22) [= Pemikiran tentang mengetahui bahwa kita mempunyai hidup kekal (ay 13) membawa kembali pada pemikiran tentang keyakinan di hadapan Allah berhubungan dengan doa (pasal 3:21,22)] - hal 141.

Pulpit Commentary: If we know that we have eternal life, we shall have unreserved openness in communing with our God. The relation between the knowledge and that freedom is clear. ... Knowing thereby that we are the sons of God, we can speak freely to the Father (= Jika kita tahu bahwa kita mempunyai hidup kekal, kita akan mempunyai keterbukaan yang terang-terangan dalam berhubungan dengan Allah kita. Hubungan antara pengetahuan dan kebebasan itu adalah jelas. ... Mengetahui dengan cara demikian bahwa kita adalah anak-anak Allah, kita bisa berbicara dengan bebas kepada Bapa) - hal 151.

Bdk. EfESUS 2:17-18 - (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang jauh dan damai sejahtera kepada mereka yang dekat, (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa”.

2) Doa.

Herschel H. Hobbs: Prayer, both a privilege and an obligation, is the direct line of communication between the soul and God. It is also the means by which we lift to Him our burdens concerning both ourselves and others (= Doa, suatu hak dan suatu kewajiban, merupakan garis komunikasi langsung antara jiwa dengan Allah. Itu juga merupakan cara dengan mana kita mengangkat beban-beban kita kepadaNya berkenaan dengan diri kita sendiri dan orang-orang lain) - hal 135.

Adam Clarke: Prayer is the language of the children of God. He who is begotten of God speaks this language. He calls God Abba, Father, in the true spirit of supplication. Prayer is the language of dependence on God; where the soul is mute, there is neither life, love, nor faith” (= Doa adalah bahasa dari anak-anak Allah. Ia yang diperanakkan dari Allah berbicara dalam bahasa ini. Ia menyebut / memanggil Allah Abba, Bapa, dalam roh permohonan yang benar. Doa adalah bahasa dari ketergantungan kepada Allah; dimana jiwa itu bisu, di sana tidak ada kehidupan, kasih, ataupun iman).

3) doa ... meminta sesuatu kepadaNya.

Sekalipun kita memang boleh, dan bahkan harus meminta sesuatu, tetapi sebetulnya doa bukanlah sekedar merupakan suatu cara mendapatkan dari Allah apa yang kita inginkan / belum kita punyai!

Pulpit Commentary: Prayer is not only ... a petition for something that we want and do not possess. In the larger sense of the word, as the spiritual language of the soul, prayer is intercourse with God, often seeking no end beyond the pleasure of such intercourse (= Doa bukan hanya ... suatu permohonan untuk sesuatu yang kita inginkan dan tidak kita miliki. Dalam arti kata yang lebih luas, sebagai bahasa rohani dari jiwa, doa merupakan hubungan dengan Allah, sering tidak mencari tujuan di luar kesenangan dari hubungan itu) - hal 164.


Tetapi pada saat yang sama adalah salah kalau ada seorang kristen yang tak pernah mau meminta apapun dari Tuhan. Ini terjadi khususnya dalam diri orang-orang kristen yang selalu berdoa dalam bahasa Roh! Pada hakekatnya mereka tidak minta apa-apa, karena mereka sendiri tidak mengerti apa yang mereka doakan. Ingat bahwa meminta merupakan suatu perintah dari Tuhan.

Zakharia 10:1 - “Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan Diberikannya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.

Matius 7:7 - Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Matius 9:36-38 - (36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (37) Maka kataNya kepada murid-muridNya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu..

Yohanes 16:24 - “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

4) Keberanian.

Ini bukan berani dalam arti kurang ajar!

Baik KJV maupun RSV menterjemahkan confidence (= keyakinan), tetapi Kitab Suci Indonesia menterjemahkan keberanian. Kata Yunaninya memang bisa diartikan keduanya.

Herschel H. Hobbs: Confidence may also read boldness (= Keyakinan bisa juga dibaca keberanian) - hal 136.

Wycliffe Bible Commentary: Boldness. This is the fourth mention of it (cf. 1 Jn 2:28; 4:17 in connection with judgment; and 3:21-22 and here in connection with prayer) [= Keberanian. Ini adalah penyebutan yang keempat dari hal itu (bdk. 1Yohanes 2:28; 4:17 berkenaan dengan penghakiman; dan 3:21-22 dan di sini berkenaan dengan doa)].

Bandingkan dengan:

a) Ibrani 4:16 - Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

b) Efesus 3:12 - Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya.

II) Batasan pengabulan doa.

1) Kitab Suci jelas memberikan beberapa batasan berkenaan dengan pengabulan doa.

Jadi, jelas bahwa tidak seadanya permintaan / doa dari orang-orang kristen akan dikabulkan oleh Tuhan. Apa saja batasan-batasannya?

a) Doa itu harus sesuai dengan kehendak Allah.

1Yohanes 5: 14 ini jelas menunjukkan bahwa doa yang didengar / dikabulkan hanyalah doa yang sesuai dengan kehendak Allah.

b) Doa itu baik dalam pandangan Tuhan.

Matius 7:11 - Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya..

Jelas bahwa ayat ini juga memberikan batasan pengabulan doa, yaitu kalau yang kita minta / doakan itu baik (dalam pandangan Tuhan)! Ini merupakan sesuatu yang logis. Tidak ada orang tua yang baik yang akan memberikan seadanya yang diminta anaknya, karena kalau demikian, ia menghancurkan anak itu. Semua orang tua yang baik pasti menyensor permintaan anaknya, dan hanya memberikan apa yang baik dalam pandangan mereka.

Yang membingungkan dalam hal ini adalah apa yang baik dalam pandangan Tuhan seringkali sangat berbeda dengan apa yang baik dalam pandangan kita.

Bdk. Yesaya 55:8-9 - (8) Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.

Kata rancangan diterjemahkan thoughts (= pikiran-pikiran) dalam KJV/RSV/NIV/NASB.

Jangankan kita, Pauluspun bisa meminta sesuatu yang ia kira baik, padahal itu tidak baik dalam pandangan Tuhan.

Bdk. 2Korintus 12:8-10 - (8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

c) Si pendoa haruslah orang yang taat.

Stott mengatakan bahwa dalam 1Yoh 3:22 ada batasan pengabulan doa yang lain, yaitu ketaatan kita.

1Yohanes 3:22 - dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.

Bandingkan dengan:

1. Yohanes 9:31 - Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendakNya.

2. Yesaya 59:1-2 - (1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Semua ayat-ayat yang menunjukkan adanya batasan-batasan pengabulan doa ini harus diperhatikan pada waktu menafsirkan ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa seadanya doa kita akan dikabulkan oleh Tuhan, seperti:

a. Matius 7:7-8 - (7) Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

b. Yohanes 15:7 - Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

c. Markus 11:23-24 - (23) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. (24) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

2) Apa arti dari kata kehendak? Kelihatannya ada 2 macam pandangan:

a) Kata kehendak menunjuk pada kehendak Allah yang dinyatakan / Firman Tuhan / janji-janji Tuhan.

Matthew Henry: The matter of our prayer must be agreeable to the declared will of God (= Bahan doa kita harus sesuai dengan kehendak Allah yang dinyatakan).

Adam Clarke: ... his will, that is, which he has promised in his word. His word is a revelation of his will, in the things which concern the salvation of man. All that God has promised we are justified in expecting; and what he has promised, and we expect, we should pray for. ... we must take heed that what we ask and believe for is agreeable to the revealed will of God. What we find promised, that we may plead (= ... kehendakNya, yaitu, yang telah Ia janjikan dalam firmanNya. FirmanNya merupakan penyataan / wahyu dari kehendakNya, dalam hal-hal yang berkenaan dengan keselamatan manusia. Kita dibenarkan untuk mengharapkan semua yang telah Allah janjikan; dan apa yang telah Ia janjikan, dan kita harapkan, harus kita doakan. ... kita harus memperhatikan bahwa apa yang kita minta dan percayai sesuai dengan kehendak Allah yang dinyatakan. Apa yang kita dapati telah dijanjikan, itu boleh kita minta).

Penafsir-penafsir lain yang memegang pandangan ini adalah Albert Barnes, Lenski dan bahkan Calvin sendiri.

b) Kata kehendak di sini menunjuk pada kehendak / rencana Allah yang kekal.

I. Howard Marshall (NICNT): Even Jesus himself knew the experience of pouring out his soul to God in order that he might not have to drink the cup of suffering, but he had to accept that what he wished might not be Gods will and so to pray: Yet not what I will, but what you will (Mark 14:36). So too the Christian must offer his prayers according to his will. We do not always know what is Gods will for us or for the people we pray for; but we have the joyful assurance that whatever is Gods will for us will be done [= Bahkan Yesus sendiri mengalami pencurahan jiwaNya kepada Allah supaya Ia tidak harus meminum cawan penderitaan, tetapi Ia harus menerima bahwa apa yang Ia inginkan bisa bukan merupakan kehendak Allah, dan karena itu Ia berdoa: tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki (Mark 14:36). Demikian juga orang Kristen harus menaikkan doa sesuai dengan kehendakNya. Kita tidak selalu tahu apa kehendak Allah bagi kita atau bagi orang-orang yang kita doakan; tetapi kita mempunyai keyakinan yang penuh sukacita bahwa apapun yang merupakan kehendak Allah bagi kita akan terjadi] - hal 244.

John Stott (Tyndale): “Prayer is not a convenient device for imposing our will upon God, or bending His will to ours, but the prescribed way of subordinating our will to His. It is by prayer that we seek Gods will, embrace it and align ourselves with it. Every true prayer is a variation on the theme Thy will be done. Our Master taught us to say this in the pattern prayer He gave us, and added the supreme example of it in Gethsemane [= Doa bukanlah merupakan suatu alat yang menyenangkan untuk memaksakan kehendak kita kepada Allah, atau membengkokkan kehendakNya kepada kehendak kita, tetapi merupakan cara yang ditentukan tentang penundukan kehendak kita pada kehendakNya. Adalah melalui doa kita mencari kehendak Allah, memeluk / mempercayainya dan meluruskan diri kita sendiri dengannya. Setiap doa yang benar merupakan suatu variasi tentang thema Jadilah kehendakMu. Tuan kita mengajar kita untuk mengatakan hal ini dalam pola doa yang Ia berikan kepada kita (Doa Bapa Kami) dan menambahkan suatu contoh yang tertinggi darinya di Getsemani] - hal 185-186.

Arti ini sesuai dengan:

1. Doa Yesus di taman Getsemani.

2. Doa Bapa Kami (Mat 6:10b - jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga).

Penafsir-penafsir lain yang memegang pandangan ini adalah Herschel H. Hobbs, A. T. Robertson, dan Jamieson, Fausset & Brown.

Saya sendiri mengambil arti ke 2 ini, yaitu kehendak di sini menunjuk pada Rencana Allah yang kekal.

Alasan saya: doa yang sesuai dengan Firman Tuhan belum tentu dikabulkan, kecuali kalau Firman Tuhan itu merupakan suatu janji. Misalnya: dalam firmanNya terlihat bahwa Allah pasti menghendaki / menginginkan perdamaian. Tetapi kalau ada 2 orang bertengkar, apakah pasti melalui doa kita kita bisa mendamaikan mereka? Kalau memang ya, maka pasti tak ada lagi gegeran, apalagi perang!

Tetapi doa yang sesuai dengan Rencana Allah yang kekal, memang pasti dikabulkan, karena Rencana Allah yang kekal itu pasti terjadi.

c) Kalau kehendak menunjuk pada Rencana Allah yang kekal, lalu sebetulnya untuk apa kita berdoa?

Jawab:

1. Kita harus tetap berdoa, karena kehendak / Rencana Allah yang kekal itu tidak kita ketahui, dan itu bukan merupakan pedoman hidup kita.

Ulangan 29:29 - “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini..

Yang merupakan pedoman hidup kita adalah kehendak Allah yang dinyatakan, yaitu Firman Tuhan, dan Firman Tuhan menyuruh kita untuk berdoa.

2. Doa kita itu juga merupakan jalan / cara melalui mana kehendak / Rencana Allah yang kekal itu dilaksanakan.

Sebagai contoh: kasus raja Hizkia yang sakit / hampir mati, dan lalu diberitahu oleh Tuhan bahwa ia akan segera mati (Yes 38:1-dst). Kata-kata Tuhan bahwa ia akan mati ini bukan merupakan dusta, karena seandainya ia tidak berdoa, maka penyakitnya itu betul-betul akan menyebabkan kematian. Pada saat ia diberitahu bahwa ia akan mati, ia berdoa. Ini pasti dorongan dari Tuhan sendiri, yang memang merencanakan Hizkia untuk ditambah umurnya 15 tahun lagi. Dan melalui doa itu, yang lalu dikabulkan oleh Tuhan, maka rencana Allah berkenaan dengan hal itu tergenapi.

3. Seperti sudah dikatakan di atas, tujuan utama dari doa sebetulnya bukanlah untuk mendapatkan sesuatu yang kita minta, tetapi persekutuan dengan Tuhan. Jadi, kalaupun yang kita minta bukanlah kehendak Tuhan, sehingga hal itu tidak dikabulkan, tetapi melalui tindakan berdoa itu kita mempererat persekutuan kita dengan Tuhan.


3) Pengertian yang benar sering menghasilkan tindakan yang salah, dan sebaliknya.

Adanya batasan-batasan berkenaan dengan pengabulan doa ini bisa membuat orang yang mempunyai pengertian yang benar tentang hal ini lebih cepat menyerah dalam berdoa. Sebaliknya, itu juga bisa membuat orang-orang yang mempunyai pengertian yang salah (yang mempercayai bahwa seadanya doa mereka, asal disertai iman dan ketekunan, pasti akan dikabulkan oleh Tuhan) justru lebih tekun dalam berdoa.

Ini sama seperti dengan soal predestinasi. Orang-orang yang mempercayainya (Calvinist / Reformed) sering lebih cepat menyerah dalam melakukan penginjilan, sedangkan orang-orang yang tidak mempercayainya (Arminian) justru lebih tekun dalam melakukan penginjilan.

Tetapi semua ini tidak seharusnya terjadi! Yang mempunyai pengertian yang benar, harus tetap tekun (baik dalam berdoa, maupun dalam melakukan penginjilan). Kita tidak boleh, dan tidak punya hak, untuk menebak apa yang Allah kehendaki / rencanakan dalam Rencana kekalNya itu! Tak peduli berapa banyak kali saudara sudah berdoa tanpa hasil, jangan menebak bahwa doa itu tidak sesuai kehendak Allah, dan tak peduli berapa banyak kali saudara menginjili seseorang tanpa hasil, jangan menebak bahwa orang itu termasuk orang yang ditetapkan untuk binasa (reprobate)! Berpikirlah secara positif, misalnya dengan berpikir: mungkin kalau aku berdoa 1 x lagi, maka doaku akan dijawab. Atau, mungkin kalau aku memberitakan Injil 1 x lagi, orang itu akan bertobat. Dan dengan pemikiran seperti itu, bertekunlah, baik dalam berdoa maupun dalam melakukan penginjilan.

III) Doa yang didengar Allah pasti dikabulkan oleh Allah.

1Yohanes 5: 15: Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan (mendengar) apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya.

Apa arti ayat ini?

Matthew Henry: To know that his petitions are heard or accepted is as good as to know that they are answered (= Mengetahui bahwa permohonan-permohonannya didengar atau diterima adalah sama baiknya seperti mengetahui bahwa mereka dijawab).

Barnes Notes: if we are assured of this as a true doctrine, then, even though we may not see immediately that the prayer is answered, we may have the utmost confidence that it is not disregarded, ... The argument here is derived from the faithfulness of God; from the assurance which we feel that when he has promised to hear us, there will be, sooner or later, a real answer to the prayer (= jika kita yakin tentang hal ini sebagai doktrin yang benar, maka sekalipun kita bisa tidak melihat dengan segera bahwa doa itu dijawab, kita bisa mempunyai keyakinan yang sepenuhnya bahwa doa itu tidaklah tidak dianggap, ... Argumentasi di sini didapatkan dari kesetiaan Allah; dari keyakinan yang kita rasakan bahwa pada waktu Ia telah menjanjikan untuk mendengar kita, maka akan ada, lambat atau cepat, jawaban yang sungguh-sungguh terhadap doa itu).

Barnes Notes: That is, evidently, we know that we shall have them, or that the prayer will be answered. It cannot mean that we already have the precise thing for which we prayed (= Artinya jelas bahwa kita tahu bahwa kita akan mendapatkannya, atau bahwa doa itu akan dijawab. Itu tidak bisa berarti bahwa kita telah mendapatkan hal yang kita doakan).

Ini seperti dalam Markus 11:24 - Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Pulpit Commentary bahkan membedakan antara Allah telah menjawab dan kita menerima jawaban doa itu.

Ini mungkin seperti dalam Daniel 10:2-14 - (2) Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: (3) makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh. (4) Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, (5) kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. (6) Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak. (7) Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; (8) demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. (9) Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah. (10) Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku. (11) Katanya kepadaku: Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu. Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar. (12) Lalu katanya kepadaku: Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu..

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
PENGABULAN DOA:EKSPOSISI 1 YOHANES 5:14-15
-AMIN-
Next Post Previous Post