Pernahkah Yesus Mengatakan: Akulah Allah Tuhanmu, Maka Sembahlah Aku Saja (MOKO 3)
Oleh: Pdt.Budi Asali, M.Div.
Pertanyaan yang ketiga ini sangat menantang bagi semua pihak, terutama bagi umat Kristiani karena hampir semua umat Kristiani, rasanya tidak ada yang tidak menyembah kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Mulai dari anak kecil, dewasa dan orang tua, mereka semua diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan atau Allah itu sendiri yang harus disembah. Padahal setelah kami pelajari, kaji dan dalami, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab (Bible) itu sendiri dimana Yesus pernah bersabda bahwa ‘Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah aku saja.’ Tidak ada!! Yang ada justru Yesus bersabda, ‘Sembahlah Allah Tuhanmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.’
Ucapan atau sabda Yesus tersebut memberikan suatu pengertian kepada kita bahwa Yesus itu bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut:
“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: ‘Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.’ Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)
Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan dicobai Iblis. Sebelumnya Iblis mencoba Yesus dengan menyuruh membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepadanya.
Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’
Dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).
2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-kata Yesus sebagai berikut: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!’
Yesus sendiri yang memberikan kesaksian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada Allah, bukan kepada dirinya, mengapa justru Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara-saudara kita umat Kristiani?
Dalam kitab suci Al Qur`an Nabi Isa as (Yesus) juga mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah itu hanya kepada Allah saja, bukan kepada yang lainnya, bukan juga kepada dirinya. Perhatikan ucapan Nabi Isa as (Yesus) dalam Al Qur`an:
‘Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. ‘(QS. Ali Imran 3 : 51)
Bahkan dalam kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:
‘Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!’
Berdasarkan Taurat, Injil dan Al Qur`an, Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang Esa, bukan Yesus yang disembah. Bahkan Yesus sendiri menyuruh menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah.
Oleh sebab itu untuk pertanyaan yang ketiga ini, disediakan pula hadiah uang tunai sebesar Rp. 10.000.000.- bila menemukan ayat dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, ‘Akulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah aku saja’. Kami yakin siapapun tidak akan menemukannya. Tetapi jika menemukannya, silahkan hubungi kami untuk mengambil hadiah Rp 10.000.000.
Seandainya tidak menemukannya berarti Yesus tidak pernah mengajarkan kepada umatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu sendiri, yang harus disembah.
Menyamakan Yesus dengan Tuhan atau Allah, adalah suatu perbuatan dosa, sebab baik Yesus maupun Allah, tidak mengajarkan seperti itu. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang, menyamakan Dia dengan yang lainnya. Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
‘Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?’ (Yesaya 46: 5)
Tanggapan Pdt. Budi Asali:
1) Kalau diminta ayat yang persis seperti yang dikatakan oleh Mokoginta, maka memang tidak ada. Bahkan untuk Allah Bapa sendiri, juga tidak ada ayat yang betul-betul persis dengan yang Mokoginta inginkan. Tetapi apa dasarnya Alkitab harus mengajar dengan cara persis seperti yang Mokoginta inginkan? Dengan kata-kata Mokoginta sendiri, ‘mana dalilnya dalam Alkitab’, bahwa hanya kalau ada kata-kata persis seperti yang Mokoginta inginkan, baru Yesus adalah Allah?
Juga mana ‘dalilnya dalam Alkitab’, bahwa hanya kalau Yesus sendiri berkata ‘Sembahlah Aku!’, baru Ia layak disembah?
Alkitab mengajar dengan cara yang bervariasi. Misalnya pada waktu Alkitab mau mengajarkan bahwa Yesus adalah Pencipta, Alkitab tidak menggunakan satu pernyataan yang keluar dari mulut Yesus sendiri: “Aku adalah Pencipta!”, tetapi Alkitab menuliskan:
a) Pkh 12:1 - “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!’”.
Perlu diketahui bahwa dalam bahasa Ibrani kata ‘pencipta’ ada dalam bentuk jamak, dan itu pasti mencakup Yesus dan Roh Kudus.
b) Yohanes 1:1-3,10 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. (3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ... (10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya”.
c) Ibrani 1:10 - “Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu”.
Demikian juga pada waktu Alkitab mau mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan karena itu harus disembah, Alkitab tidak mengajar dengan memberikan pernyataan dari mulut Yesus sendiri “Aku adalah Tuhan / Allah, sembahlah Aku!”. Tetapi Alkitab mengajar dengan mengatakan hal-hal di bawah ini:
1. Yesus menyatakan diri sebagai ‘Anak Allah’, atau menyatakan ‘Allah sebagai BapaNya’.
Bagi orang-orang yang tidak mengerti cara penggunaan istilah ‘Anak Allah’ pada jaman itu, mereka akan mengira / menganggap bahwa istilah ini justru menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah. Tetapi bagaimana cara Alkitab sendiri mengartikan istilah ini? Mari kita membaca Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan (menyetarakan) diriNya dengan Allah”.
2. Sangat banyak ayat yang menyatakan Yesus sebagai Allah, misalnya:
a. Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.
b. Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.
c. Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.
d. Titus 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan (Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita) Yesus Kristus”.
e. 1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
f. Wahyu 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.
Kalau ada banyak ayat yang secara explicit menyatakan Yesus sebagai Allah, kira-kira bagaimana pandangan Mokoginta tentang ayat-ayat ini? Biasanya ia akan mengatakan: atau ayat-ayat ini bukan kata-kata Yesus sendiri, atau ayat-ayat itu sudah diubah! Ini merupakan sesuatu yang lucu. Kalau tidak ada, ditanyakan mana ayat / dalilnya; tetapi kalau ada, maka dikatakan itu bukan kata-kata Yesus atau ayatnya sudah diubah.
3. Alkitab secara explicit mengatakan bahwa Allah sendiri memerintahkan para malaikat untuk menyembah Yesus.
Ibrani 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.
Kalau Dia memang bukan Allah, maka pasti Allahnya sendiri berdosa dengan menyuruh para malaikat menyembah Dia!
4. Bahkan Alkitab menunjukkan bahwa di surga sekalipun, Yesus disembah!
Wahyu 5:6-14 - “(6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. (7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’ (11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, (12) katanya dengan suara nyaring: ‘Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’ (13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ (14) Dan keempat makhluk itu berkata: ‘Amin’. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah”.
Jelas bahwa ‘Anak Domba’ itu menunjuk kepada Yesus, dan karena itu text ini menunjukkan dengan jelas bahwa Yesus dimuliakan dan disembah, di surga!
BACA JUGA: KESELAMATAN YANG BERKUASA
5. Dalam kehidupanNya di dunia, Yesus sendiri berulang kali disembah dan disebut Tuhan / Allah, dan Ia menerimanya!
a. Matius 8:2 - “Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepadaNya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: ‘Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.’”.
b. Matius 9:18 - “Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ‘Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tanganMu atasnya, maka ia akan hidup.’”.
c. Matius 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.
d. Matius 15:25 - “Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’”.
e. Matius 17:14 - “Ketika Yesus dan murid-muridNya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah”.
f. Matius 20:20 - “Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya”.
g. Matius 28:9,17 - “(9) Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. ... (17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu”.
h. Yohanes 9:38 - “Katanya: ‘Aku percaya, Tuhan!’ Lalu ia sujud menyembahNya”.
i. Lukas 24:51-52 - “(51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita”.
Yesus mau menerima sembah dan sebutan-sebutan itu, dan tidak pernah menolaknya, padahal Ia sendiri mengatakan bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Matius 4:10).
a. Rasul-rasul menolak sembah.
Kisah Para Rasul 10:25-26 - “(25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ‘Bangunlah, aku hanya manusia saja.’”.
Kisah Para Rasul 14:13-18 - “(13) Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. (14) Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (15) ‘Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.’ (18) Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka”.
b. Malaikat juga menolak sembah.
Wahyu 19:10 - “Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: ‘Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.’”.
Wahyu 22:8-9 - “(8) Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya. (9) Tetapi ia berkata kepadaku: ‘Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!’”.
c. Herodes, karena mau menerima penghormatan ilahi, dihukum mati oleh Allah.
Kisah Para Rasul 12:20-23 - “(20) Herodes sangat marah terhadap orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan bersama mereka pergi menghadap dia. Mereka berhasil membujuk Blastus, pegawai istana raja, ke pihak mereka, lalu mereka memohonkan perdamaian, karena negeri mereka beroleh bahan makanan dari wilayah raja. (21 ) Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. (22) Dan rakyatnya bersorak membalasnya: ‘Ini suara allah dan bukan suara manusia!’ (23) Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing”.
Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?
Ingat, tidak ada pilihan lain, atau Dia adalah Allah, atau Dia adalah nabi palsu. Tidak ada pilihan bahwa Ia adalah nabi asli, orang saleh, dsb, tetapi bukan Allah! Hendaklah Mokoginta menjawab pertanyaan ini: Dia Allah atau nabi palsu?
2) Saya ingin mengomentari kata-kata Mokoginta, yang akan saya kutip ulang di bawah ini.
“Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’
Dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).
2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-kata Yesus sebagai berikut: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!’”.
Menurut saya, kata-kata ini, khususnya point no 1nya, sama sekali tidak ada logikanya. Coba Mokoginta buktikan bagaimana mungkin dari kata-kata Yesus ini bisa kita pahami bahwa Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid!
Point no 2 juga salah, karena pada waktu mengutip ayat Perjanjian Lama itu Yesus bukannya sedang memerintahkan kepada Iblis!
Point no 3, lagi-lagi menunjukkan bahwa Mokoginta berusaha mengatur Alkitab. Kalau Yesus mau mengajar bahwa diriNya adalah Allah, apakah harus dengan cara yang seperti Mokoginta inginkan? Tuntutan yang diberikan Mokoginta ‘tidak ada dalilnya’ dalam Alkitab. Seperti yang telah saya jelaskan di atas, Yesus / Alkitab bisa menggunakan cara lain untuk menyatakan Yesus sebagai Allah yang harus disembah!
3) Tentang ayat Al-Quran yang dipakai, saya tidak akan menanggapi, karena saya memang tidak mempercayainya. Saya hanya mempercayai Alkitab!
Tetapi bahwa Alkitab mengakui Yesus sebagai Tuhan / Allah, dan Alkitab mengajarkan penyembahan terhadap Yesus, sedangkan Al-Quran justru melarangnya, jelas menunjukkan bahwa Alkitab dan Al-Quran bertentangan secara frontal. Karena itu, tidak mungkin Al-Quran merupakan ‘sambungan’ dari Alkitab!
4) Tentang Ulangan 6:4 dan Yesaya 46:5, saya memang mengakui bahwa itu menunjukkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu esa. Tetapi kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Alkitab, pada banyak bagian lain, menunjukkan:
a) Adanya semacam kejamakan dalam diri Allah.
Misalnya:
1. Kejadian 1:26-27 - “(26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.
Anehnya, kalau dalam ay 26 digunakan bentuk jamak, maka dalam ay 27 digunakan bentuk tunggal.
2. Yesaya 6:8a - “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’”. Ini salah terjemahan.
KJV: ‘Also I heard the voice of the Lord, saying, Whom shall I send, and who will go for us?’ (= Juga aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapa yang akan Kuutus, dan siapa akan / mau pergi untuk Kita / Kami?).
Mengapa mula-mula digunakan kata ganti orang bentuk tunggal ‘Ku’ / ‘I’, tetapi belakangan digunakan kata ganti orang bentuk jamak ‘us’ (= kami / kita)??
b) Keilahian Yesus. Ini sudah saya berikan di atas, dan tidak perlu saya ulangi di sini.
c) Keilahian Roh Kudus. Misalnya: Kisah Para Rasul 5:3-4,9 - “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’ ... (9) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.’”.
BACA JUGA: 10 BUKTI YESUS ADALAH ALLAH
Semua ini menyebabkan orang Kristen mempercayai doktrin Allah Tritunggal, yang memungkinkan kita untuk mempercayai keesaan Allah, dan sekaligus keilahian Yesus dan Roh Kudus. Keesaan Allah yang kita percayai bukanlah keesaan mutlak! Jadi, Kristen terletak di antara 2 kelompok kepercayaan. Di sebelah kanan ada monotheisme mutlak (seperti Islam / Saksi Yehuwa), dan di sebelah kiri ada polytheisme / ajaran tentang adanya banyak allah / dewa (seperti Hindu / agama-agama Yunani / Romawi kuno), dan di tengah-tengah ada Kristen, yang mempercayai Allah yang esa, tetapi mengandung kejamakan tertentu (Allah Tritunggal).
5) Saya akan menanggapi kata-kata Mokoginta yang saya kutip ulang di sini: “Menyamakan Yesus dengan Tuhan atau Allah, adalah suatu perbuatan dosa, sebab baik Yesus maupun Allah, tidak mengajarkan seperti itu. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang, menyamakan Dia dengan yang lainnya. Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut: ‘Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?’ (Yesaya 46: 5)”.
Orang Kristen tidak menyamakan Yesus dengan Allah (Bapa), tetapi menyetarakannya. Menyamakan akan menimbulkan kekacauan antara 2 pribadi itu, seperti yang dilakukan oleh ajaran Sabelianisme, yang mengatakan bahwa yang berinkarnasi menjadi Yesus adalah Bapa sendiri.
Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘making himself equal with God’ (= membuat diriNya sendiri setara dengan Allah).
Filipi 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
Juga bandingkan dengan Yohanes 5:22-23 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Orang yang beragama apapun, kalau ia menghormati Yesus kurang dari ia menghormati Allah, sebetulnya sedang melakukan penghinaan terhadap Yesus. Dan menurut ayat di atas ini, menghina Yesus sama dengan menghina Bapa / Allah sendiri. Sebaliknya, orang Kristen yang menyembah Yesus berarti menyembah Allah sendiri.Pernahkah Yesus Mengatakan: Akulah Allah Tuhanmu, Maka Sembahlah Aku Saja (MOKO 3).