TUHAN DAN IBLIS: YUDAS 1:8-10

Pdt. Budi Asali, M. Div. 
TUHAN DAN IBLIS: YUDAS 1:8-10. Yudas 1:8-10 - “(Yudas 1:8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.”.
TUHAN DAN IBLIS: YUDAS 1:8-10
bisnis, otomotif, gadget
Yudas 1: 8: “Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.”.

Setelah membahas 3 contoh orang berdosa / murtad dan hukumannya (Yudas 1: 5-7), sekarang dalam Yudas 1: 8 Yudas kembali kepada orang-orang kristen KTP / guru-guru palsu yang tadi sudah ia bicarakan dalam ay 4.

1) ‘Namun demikian’.

Ini salah terjemahan.

NASB: ‘Yet in the same manner’ [= Tetapi dengan cara yang sama].

NIV: ‘In the very same way’ [= Dalam cara yang persis sama].

Ini menghubungkan Yudas 1: 8 ini dengan Yudas 1: 7. Jadi artinya adalah: orang-orang ini berbuat dosa dengan cara yang sama dengan orang-orang Sodom dan Gomora. Mereka tidak mau belajar dari sejarah!

2) ‘Orang yang bermimpi-mimpian ini’.

Beberapa kemungkinan arti:

a) Mungkin orang-orang ini menganggap diri / mengaku mendapat wahyu / pesan dari Tuhan melalui mimpi yang menyokong ajaran sesat mereka.

Bdk. Yeremia 23:25-27 - “(25) Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh para nabi, yang bernubuat palsu demi namaKu dengan mengatakan: Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi! (26) Sampai bilamana hal itu ada dalam hati para nabi yang bernubuat palsu dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, (27) yang merancang membuat umatKu melupakan namaKu dengan mimpi-mimpinya yang mereka ceritakan seorang kepada seorang, sama seperti nenek moyang mereka melupakan namaKu oleh karena Baal?”.

b) Hubungan antara ajaran mereka dan kebenaran sama seperti hubungan antara mimpi dan kenyataan.

c) Ajaran mereka adalah hasil imaginasi mereka.

d) Mereka berkhayal yang tidak-tidak (bdk. 2Petrus 2:14 - ‘mata mereka penuh nafsu zinah’).

e) Mimpi, sekalipun enak, tidaklah nyata, dan bersifat sementara (bdk. Yes 29:8).

Yesaya 29:8 - “seumpama seorang yang lapar bermimpi ia sedang makan, pada waktu terjaga, perutnya masih kosong, atau seumpama seorang yang haus bermimpi ia sedang minum, pada waktu terjaga, sesungguhnya ia masih lelah, kerongkongannya masih dahaga, demikianlah halnya dengan segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan gunung Sion.”.

f) Mimpi menunjukkan tidur. Orang berdosa memang sering digambarkan sebagai tidur.

1Petrus 5:8 - “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”.

1Tesalonika 5:6 - “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”.

Tetapi perlu diingat bahwa bagi mereka ‘kebinasaan tidak akan tertunda’.

Bdk. 2Petrus 2:3 - “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”.

Dalam NIV diberikan terjemahan hurufiah yang berbunyi: ‘their destruction has not been sleeping’ [= kehancuran mereka tidaklah tidur].

g) Thomas Manton: “Others dream of attaining the end without using the means; they live in sin, and yet hope to die comfortably, and go to heaven at length for all that, as if it were but an easy and sudden leap from Delilah’s lap to Abraham’s bosom;” [= Orang-orang lain bermimpi untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan sarana / cara; mereka hidup dalam dosa, tetapi berharap untuk mati dengan senang, dan akhirnya pergi ke surga untuk semua itu, seakan-akan merupakan suatu loncatan yang mudah dan tiba-tiba dari pangkuan Delila ke dada Abraham;].

Catatan: ‘pangkuan Delila’ diambil dari Hakim 16:19, sedangkan ‘dada Abraham’ diambil dari Luk 16:22-23 (kata-kata ‘duduk di pangkuan Abraham’ seharusnya adalah ‘bersandar di dada Abraham’).

3) ‘Mencemarkan tubuh mereka’.

Thomas Manton: “Impurity of religion is usually joined with uncleanness of body,” [= Ketidak-murnian agama / kepercayaan biasanya berhubungan dengan kenajisan tubuh,].

Hal seperti ini bisa terjadi:

a) Sebagai hukuman Allah (bdk. Hosea 4:12-13 Roma 1:24-dst).

Hosea 4:12-13 - “(12) UmatKu bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka. (13) Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal.”.

Roma 1:24-28 - “(24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:”.

b) Karena kepercayaan yang salah / sesat itu membengkokkan hati dan hidup mereka kepada dosa. Sebaliknya, kebenaran menguduskan hidup kita (Yoh 17:17).

Yohanes 17:17 - “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran.”.

4) ‘Menghina kekuasaan Allah’.

KJV: ‘despise dominion’ [= memandang rendah kekuasaan].

NIV/NASB/RSV: ‘reject authority’ [= menolak otoritas].

Macam-macam arti:

a) Mereka menolak semua otoritas, baik dalam gereja, keluarga, negara, pekerjaan dsb.

b) Mereka menyangkal ke-Tuhan-an Yesus.

c) Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan dunia.

Bandingkan dengan Roma 13:1-dst Titus 3:1 1Petrus 2:13-14,17 yang menunjukkan bahwa orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah. Hanya kalau pemerintah bertentangan dengan Firman Tuhan, barulah orang kristen boleh menentangnya (bdk. Kis 5:29).

5) ‘Menghujat semua yang mulia di surga’.

KJV: ‘speak evil of dignities’ [= berbicara jelek / jahat tentang orang-orang berposisi tinggi / agung].

RSV: ‘revile the glorious ones’ [= mencerca / mencaci maki makhluk-makhluk yang mulia].

NIV: ‘slander celestial beings’ [= memfitnah makhluk-makhluk surgawi].

NASB: ‘revile angelic majesties’ [= mencerca / mencaci maki keagungan malaikat].

Macam-macam arti:

a) Mereka menghujat malaikat yang baik.

b) Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan gereja.

Alasannya: kata DOXA [= glory / kemuliaan] yang digunakan di sini, dalam 2Kor 8:23 menunjuk pada pejabat gereja.

2Kor 8:23 - “Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus.”.

Orang Kristen harus tunduk kepada pemimpin gereja (1Tes 5:12-13 1Tim 5:17,19 Ibrani 13:17), tentu saja sepanjang para pemimpin gereja itu tidak menentang Firman Tuhan (bdk. Kis 5:29).

1Tes 5:12-13 - “(12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (13) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.”.

1Tim 5:17,19 - “(17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. .... (19) Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.”.

Ibrani 13:17 - “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”.

Kis 5:29 - “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”.

Yudas 1: 9: “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.

1) ‘Penghulu malaikat’.

NIV/NASB: ‘the archangel’.

Yunani: HO ArchanggeloS.

Kata ARCH berarti ‘chief’ [= kepala / ketua].

Contoh: ‘archbishop’ = ‘a chief bishop’ [= bishop kepala], ‘a bishop of the highest rank’ [= bishop yang tingkatnya tertinggi].

Istilah ‘archangel’ ini menunjukkan adanya hierarchy / tingkatan dalam kalangan malaikat.

Demikian juga dalam kalangan setan juga ada hierarchy. Ini terlihat secara implicit dari:

Matius 25:41 - “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”.

Matius 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.

Markus 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

Ada yang beranggapan bahwa Mikhael ini menunjuk kepada Yesus / merupakan simbol Yesus. Tetapi ini salah karena:

a) Kata-kata ‘tidak berani menghakimi Iblis’ tidak cocok untuk Yesus.

b) Bahwa Yesus bisa bertengkar dengan Iblis, juga merupakan sesuatu yang merendahkan Yesus.

Bandingkan dengan sikap setan terhadap Yesus dalam Mark 5:6-13 - “(6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. (11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!’ (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.”.

c) Bagian paralel dari ayat ini, yaitu dalam 2Pet 2:11, berkata ‘malaikat-malaikat’.

2Pet 2:11 - “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.”.

Yudas 8-10 - “(8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.”.

2) ‘ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa’ (Yudas 1: 9a).

a) Problem bagian ini.

Bagian ini (dan lebih-lebih Yudas 1: 14-15) menimbulkan problem besar, sampai-sampai ada orang yang tidak mau menerima surat Yudas ini dalam kanon Kitab Suci gara-gara adanya bagian ini (Catatan: ada yang mengatakan bahwa surat Yudas baru dipastikan masuk ke kanon Alkitab pada abad ke 4). Apa problemnya?

1. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada cerita ini.

Ul 34:5-6 memang hanya menceritakan bahwa setelah Musa mati, ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburannya.

Ul 34:5-6 - “(5) Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: ‘Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana.’ (6) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.”.

Tetapi sebetulnya bukan sesuatu yang aneh kalau penulis Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian Lama. Contoh lain:

a. 2Tim 3:8 memberikan nama Yanes dan Yambres, yang dianggap sebagai nama ahli-ahli sihir Mesir, yang tidak ada dalam Kel 7:11-dst.

2Tim 3:8 - “Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.”.

Kel 7:11 - “Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.”.

Kel 7:22 - “Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.”.

Kel 8:7 - “Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.”.

Kel 8:18 - “Para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang.”.

Kel 9:11 - “sehingga ahli-ahli itu tidak dapat tetap berdiri di depan Musa, karena barah-barah itu; sebab ahli-ahli itupun juga kena barah sama seperti semua orang Mesir.”.

b. Ibr 12:21 mengatakan Musa gemetar dan takut; ini tidak ada dalam Kel 19-20 dan Ul 5.

Ibr 12:18-21 - “(18) Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, (19) kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, (20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: ‘Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu.’ (21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: ‘Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar.’”.

Kel 19:10-25 - “(10) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. (11) Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai. (12) Sebab itu haruslah engkau memasang batas bagi bangsa itu berkeliling sambil berkata: Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati. (13) Tangan seorangpun tidak boleh merabanya, sebab pastilah ia dilempari dengan batu atau dipanahi sampai mati; baik binatang baik manusia, ia tidak akan dibiarkan hidup. Hanya apabila sangkakala berbunyi panjang, barulah mereka boleh mendaki gunung itu.’ (14) Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci pakaiannya. (15) Maka kata Musa kepada bangsa itu: ‘Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan.’ (16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. (17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. (19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. (20) Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. (21) Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. (22) Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka.’ (23) Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: ‘Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus.’ (24) Lalu TUHAN berfirman kepadanya: ‘Pergilah, turunlah, kemudian naiklah pula, engkau beserta Harun; tetapi para imam dan rakyat tidak boleh menembus untuk mendaki menghadap TUHAN, supaya mereka jangan dilandaNya.’ (25) Lalu turunlah Musa mendapatkan bangsa itu dan menyatakan hal itu kepada mereka.”.

Kel 20:18-21 - “(18) Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. (19) Mereka berkata kepada Musa: ‘Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.’ (20) Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: ‘Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.’ (21) Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.”.

c. Kis 7:22 yang mengatakan bahwa ‘Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir’, juga melengkapi Perjanjian Lama.

Kis 7:22 - “Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.”.

d. Yak 5:17 mengatakan bahwa Elia berdoa supaya hujan jangan turun, sehingga akhirnya tidak turun hujan selama 3 1/2 tahun. Ini juga merupakan bagian yang melengkapi cerita tentang Elia dalam 1Raja 17-18.

Yak 5:17 - “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.”.

1Raja 17:1 - “Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: ‘Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.’”.

e. Mirip dengan ini adalah Kis 20:35 dimana Paulus mengutip kata-kata Yesus, yang berbunyi ‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima’ yang tidak pernah ada dalam kitab-kitab Injil. Jelas bahwa bagian ini juga harus dianggap sebagai bagian yang melengkapi kitab-kitab Injil.

2. Cerita ini berbau dongeng-dongeng Yahudi.

Tetapi dalam Zakh 3:1-2 juga ada cerita yang seperti ini, dan itu jelas adalah Firman Tuhan.

Zakh 3:1-2 - “(1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. (2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: ‘TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?’”.

Cerita dalam Ayub 1-2 juga berbau dongeng, tetapi semua orang yang Injili dan Alkitabiah menerimanya bukan sebagai dongeng, tetapi sebagai fakta sejarah dan sebagai Firman Tuhan.

3. William Barclay mengatakan bahwa dalam buku Apocrypha yang berjudul ‘The Assumption of Moses’ (catatan: sekarang buku ini sudah tidak ada), ada cerita bahwa Mikhael diberi tugas untuk menguburkan mayat Musa. Iblis mencoba menghalangi dan menuntut tubuh Musa itu untuk dirinya sendiri.

Persoalannya adalah: apakah Yudas memang menggunakan Apocrypha? Ada beberapa penafsiran / pandangan tentang hal ini:

a. Yudas memang mengakui otoritas dari Apocrypha sehingga ia lalu mengutipnya.

Keberatan terhadap penafsiran ini: Tidak terbayangkan bahwa ada penulis Kitab Suci yang percaya dan mengutip Apocrypha.

b. Yudas memang mengutip Apocrypha, karena guru-guru palsu dalam Yudas 1: 4 itu mempercayai otoritas Apocrypha itu. Jadi, sekalipun Yudas sendiri tidak menyetujui Apocrypha, tetapi ia tetap mau menggunakannya demi mempertobatkan mereka.

Illustrasi / analogi: ada orang kristen yang kalau menginjili orang agama lain lalu menggunakan Kitab Suci mereka.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

(1) Yudas menuliskan Yudas 1: 9 ini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.

(2) Saat ini Yudas tidak sedang berbicara kepada guru-guru palsu itu, tetapi ia sedang berbicara kepada orang-orang kristen tentang guru-guru palsu itu.

c. Yudas mengutip bagian ini bukan dari Apocrypha, tetapi dari tradisi [= cerita turun temurun dari mulut ke mulut] Yahudi yang beredar saat itu. Tradisi memang tidak selalu benar, tetapi ada yang benar, dan Yudas mengutip yang benar. Banyak yang berpendapat bahwa pada waktu Paulus menyebutkan nama Yanes dan Yambres (sebagai nama-nama para ahli sihir Mesir) dalam 2Tim 3:8, ia juga mendapatkan nama-nama itu dari tradisi yang beredar.

d. Yudas tidak mengutip dari Apocrypha ataupun tradisi tetapi mendapatkan wahyu ilahi tentang hal ini.

b) Pembahasan bagian ini:

1. Mengapa ada pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena mayat Musa? Ada sedikitnya 2 pandangan:

a. Karena Musa muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:3), maka ada orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan. Mikhael menjaga mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan, sedangkan Iblis ingin membusukkan mayat Musa itu.

Saya tidak menerima pandangan / tafsiran ini karena:

(1) Kalau Musa dibangkitkan, ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara orang mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).

1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya.”.

Kol 1:18 - “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.”.

Wah 1:5 - “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya -”.

(2) Kalau mayat itu busukpun Tuhan tetap bisa membangkitkan.

b. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa sehingga tidak ada orang yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang Israel menyembah Musa / menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin sekali karena itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga mayat Musa itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia gunakan untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan terhadap mayat Musa tersebut.

Kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa penyembahan berhala merupakan dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam Perjanjian Lama, sehingga tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke dalam dosa itu. Karena itu hati-hatilah dengan:

(1) Pemberhalaan terhadap Kitab Suci (menghormati bukunya), salib Kristus, foto Yesus, patung Yesus dsb.

(2) Pemberhalaan terhadap pendeta / gereja.

(3) Pemberhalaan terhadap roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus.

(4) Pemberhalaan terhadap uang. Kitab Suci 2 x menyebutkan ketamakan / keserakahan sebagai pemberhalaan, yaitu dalam Ef 5:5 dan Kol 3:5, karena hal ini membelokkan cinta, perhatian, penghargaan, kepercayaan (trust) kita dari Allah kepada uang.

Ef 5:5 - “Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.”.

Kol 3:5 - “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,”.

C. H. Spurgeon: “Anything becomes an idol when it keeps us away from God.” [= segala sesuatu menjadi berhala kalau hal itu menjauhkan kita dari Allah.].

Karena itu selain uang, waspadai juga TV, hobby, pacar, teman, keluarga / anak, pekerjaan, study, bahkan pelayanan, supaya hal-hal itu tidak menjadi berhala bagi kita, yang menjauhkan kita dari Allah! 

Bdk. 1Yoh 5:21 - “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.”.

(5) Kepercayaan yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, seperti takhyul.

(6) Penyembahan kepada Allah tanpa melalui Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang beragama lain.

Thomas Manton: “It is idolatry not only to worship false gods in the place of the true God, but to worship the true God in a false manner,” [= Adalah merupakan penyembahan berhala bukan hanya menyembah allah-allah palsu menggantikan tempat Allah yang benar, tetapi juga menyembah Allah yang benar dengan cara yang palsu / salah,].

2. Mikhael berselisih / bertengkar dengan Iblis.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas:

a. Yang dimaksud dengan perselisihan / pertengkaran di sini adalah pertengkaran mulut. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perselisihan’ di sini juga digunakan dalam Kis 11:2 - “Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia.”.

b. Kitab Suci banyak menceritakan konfrontasi antara Mikhael / malaikat dengan setan:

Daniel 10:12-14,20-21 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’ ... (20) Lalu katanya: ‘Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang. (21) Namun demikian, aku akan memberitahukan kepadamu apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran. Tidak ada satupun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu,”.

Zakh 3:1-2 - “(1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. (2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: ‘TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?’”.

Wah 12:7-9 - “(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, (8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. (9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”.

c. Seringkali kita juga harus bertengkar demi Tuhan (bukan berkelahi secara fisik!). Bdk. Mat 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.

Orang kristen yang memang mempunyai jiwa pengecut, atau tidak mempunyai semangat yang cukup untuk mau geger demi Tuhan, seringkali menggunakan istilah ‘cinta damai’ sebagai kedok, tetapi bahwa ini jelas merupakan hal yang salah, terbukti dari teladan Mikhael di sini!

Penerapan: Bayangkan bagaimana keadaan kita sekarang seandainya Martin Luther pada abad 16 mempunyai jiwa ‘cinta damai’ model seperti ini!

3) “tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’” (Yudas 1: 9b).

a) ‘tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

1. ‘menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

NIV: ‘to bring a slanderous accusation against him’ [= memberikan tuduhan yang bersifat fitnah terhadapnya].

NASB: ‘pronounce against him a railing judgment’ [= menyatakan terhadapnya suatu penghakiman yang pahit / mencela].

KJV: ‘bring against him a railing accusation’ [= memberikan tuduhan yang pahit / mencela terhadapnya].

RSV: ‘to pronounce a reviling judgment upon him’ [= menyatakan suatu penghakiman yang mencela / memaki-maki kepadanya].

Thomas Manton menafsirkan bahwa ini menunjukkan bahwa Mikhael tidak mau menggunakan kata-kata yang kasar pada waktu marah.

2. Kalau tadi kita lihat bahwa demi Tuhan Mikhael berani geger / bertengkar, maka sekarang kita melihat ia tidak berani melakukan hal yang kelewat batas dalam gegeran itu. Ia tidak berani melakukan hal itu bukan karena ia takut kepada Iblis, tetapi karena ia takut kepada Allah. Jadi, pada waktu gegeran dengan Iblis, Mikhael bukan hanya memperhatikan Iblis, tetapi memperhatikan Allah! Boleh dikatakan bahwa Mikhael punya motto: ‘Jangan bertindak brengsek terhadap orang brengsek!’.

3. Sikap Mikhael ini kontras sekali dengan sikap guru-guru palsu / orang-orang kristen KTP yang dibicarakan oleh Yudas itu, yang begitu berani dalam melakukan hujatan (ay 8,10).

Penerapan: Kita tidak boleh meniru orang-orang brengsek ini, sebaliknya kita harus meniru Mikhael. Dalam geger demi Tuhan, kita harus tetap memandang kepada Tuhan, dan tahu batasnya, misalnya:

a. Jangan sampai berkelahi.

b. Jangan sampai melontarkan kata-kata kotor / makian.

c. Jangan berdusta / memfitnah.

Thomas Manton: “The God of peace will not be served with a wrathful spirit, and Christ’s warfare needeth no carnal weapons.” [= Allah dari damai tidak akan / mau dilayani dengan roh kemarahan, dan perang Kristus tidak membutuhkan senjata yang bersifat daging / jasmani.].

Kalau dalam gegeran yang dilakukan demi Tuhan saja kita tidak boleh melakukan hal-hal ini, lebih-lebih dalam gegeran yang bukan demi Tuhan!

b) ‘tetapi berkata: Kiranya Tuhan menghardik engkau!’.

1. Ini menunjukkan bahwa Mikhael tetap mengeluarkan kata-kata yang menyerang / mengecam Iblis, tetapi dalam batas yang diijinkan. Jadi, Kitab Suci mengijinkan penggunaan kata-kata keras terhadap orang-orang sesat / jahat.

Mat 3:7-12 - “(7) Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? (8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (9) Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (12) Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”.

Mat 23:13-36 - “(13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] (15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. (23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. (25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. (27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. (32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!’”.

Luk 13:31-32 - “(31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: ‘Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.’ (32) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.”.

Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

2. Kata-kata ini juga menunjukkan bahwa Mikhael menyerahkan penghakiman terhadap Iblis itu kepada Allah (bdk. Ro 12:19 Yak 4:11-12).

Ro 12:19 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”.

Yak 4:11-12 - “(11) Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. (12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”.

Yudas 1: 10: “Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.”.

Dalam ay 10 ini dikontraskan 2 hal:

1) Segala sesuatu yang tidak mereka ketahui (ay 10a). Ini mereka hujat (ay 10a).

Tentang ‘segala sesuatu yang tidak mereka ketahui’ (ay 10a) ada yang menafsirkan bahwa ini bukan menunjuk pada kebenaran tetapi kepada malaikat-malaikat, dan dengan demikian ay 10a ini mengulangi ay 8.

Orang yang tidak mengerti seharusnya berdiam diri (bdk. Amsal 17:28) dan mencari pengetahuan (Amsal 1:22-23 8:5-10). Tetapi orang bodoh biasanya justru berani bicara (Amsal 18:2,13).

Amsal 17:28 - “Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya.”.

Amsal 1:22-23 - “(22) ‘Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (23) Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.”.

Amsal 8:5-10 - “(5) Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. (6) Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat. (7) Karena lidahku mengatakan kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku. (8) Segala perkataan mulutku adalah adil, tidak ada yang belat-belit atau serong. (9) Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan. (10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.”.

Amsal 18:2,13 - “(2) Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. ... (13) Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.”.

Pulpit Commentary: “None are so ready to speak as the ignorant.” [= Tidak ada yang lebih siap untuk berbicara dari pada orang yang bodoh / tidak mempunyai pengertian.].

Mungkin ini menjelaskan mengapa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik lebih banyak orang yang berani sharing, padahal sharingnya ngawur! Juga di facebook begitu banyak orang bodoh, atau yang tak tahu apa-apa, atau yang pengetahuannya salah / sesat, yang sangat banyak bicara dengan pedenya.

Yang dibicarakan oleh Yudas 10 ini lebih extrim lagi. Orang bodoh itu bukan hanya berbicara, tetapi bahkan menghujat apa yang tidak mereka mengerti. 

Thomas Manton mengatakan bahwa memang biasanya orang mengecam / menghujat kebenaran karena mereka tidak mengerti hal itu. Ia juga menambahkan bahwa setan selalu berusaha supaya kita jauh dari kebenaran. Ini akan menyebabkan kita mempunyai prasangka buruk terhadap kebenaran itu, sehingga kita bukannya menyelidikinya tetapi mencurigainya dan mengecamnya / menghujatnya.

Contoh penghujat kebenaran seperti ini:

a) Paulus sebelum bertobat (1Tim 1:13).

1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.

b) Para perusak gereja yang menulisi tembok dengan makian / kata-kata kotor yang ditujukan kepada Yesus.

Tetapi surat Yudas ini bukannya membicarakan orang atheis yang anti kristen, tetapi membicarakan nabi palsu dalam gereja (bdk. ay 4,12). Bukan sesuatu yang aneh kalau seorang atheis / anti kristen menghujat kekristenan / orang kristen, tetapi adalah sesuatu yang mengejutkan bahwa seorang ‘hamba Tuhan’ melakukan hal semacam itu.

Contoh penghujat kebenaran di dalam gereja:

1. Gereja Roma Katolik yang mengecam / mengutuk pemberlakuan kebenaran Kristus terhadap diri kita yang percaya (imputed righteousness) dan keyakinan keselamatan.

2. Orang-orang Liberal yang mengecam ‘inerrancy of the Bible’ [= ketidak-bersalahan Alkitab], kepercayaan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga, dsb.

3. Orang Kharismatik tertentu mengecam pengetahuan dan bahkan mengatakan bahwa orang yang menekankan pengetahuan Kitab Suci itu seperti orang Farisi dan ahli Taurat.

Thomas Manton: “Nazianzen speaks of some ignorant people that condemn learning ... that their own deficiency being the more common, might be less odious;” [= Nazianzen berbicara tentang beberapa orang yang bodoh / tidak mempunyai pengertian yang mengecam pengetahuan ... supaya kekurangan mereka itu menjadi lebih umum sehingga tidak terlalu menjijikkan;].

Sikap berani bicara sekalipun tidak mengerti, dan sikap menghujat apa yang tidak dimengerti ini, kontras sekali dengan sikap Kristus yang berkata dalam Yoh 3:11 - “... kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, ...”. 


Bdk. 1Yoh 1:1-3 - “(1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus.”.

Sikap Kristus / Yohanes ini yang seharusnya kita tiru.

Penerapan:

a. Semua pemberita Firman (guru sekolah minggu, penginjil pribadi, pengkhotbah awam, guru agama), lebih-lebih hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dosen sekolah theologia), harus banyak belajar Firman Tuhan (untuk hamba Tuhan harus sekolah theologia), untuk bisa mengajarkan Firman Tuhan dengan baik! Kalau tidak, bisa-bisa mereka menjadi orang bodoh yang banyak bicara sekalipun tidak mengerti!

b. Kalau kita sudah banyak belajar dan mengerti Firman Tuhan, kita harus berani berbicara. Dunia, bahkan gereja, penuh dengan orang bodoh yang berani berbicara. Kalau orang yang pandai / berpengetahuan tidak berani berbicara, bisakah saudara bayangkan akibatnya?

2) ‘Apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.’ (Yudas 1: 10b).

a) Ada 2 pandangan tentang pengetahuan mereka ini:

1. Ada yang menganggap bahwa pengetahuan ini adalah betul-betul pengetahuan yang benar, misalnya pengetahuan tentang adanya Allah, yang jelas ditanamkan oleh Allah dalam diri setiap orang sejak kecil (Ro 1:19-20). Thomas Manton kelihatannya setuju dengan pandangan ini dan ia berkata:

“wicked men, left to themselves, do but abuse and corrupt that natural goodness and knowledge which they have in them. ... We are so far from improving ourselves, that we ‘corrupt ourselves in what we know naturally,’” [= orang jahat kalau dibiarkan akan menyalahgunakan dan merusak kebaikan dan pengetahuan alamiah yang mereka miliki dalam diri mereka. ... Kita begitu jauh dari memperbaiki diri sendiri, sehingga kita ‘merusak diri kita sendiri dalam apa yang kita ketahui secara alamiah’,].

Ini penting diperhatikan dalam pendidikan anak! Tidak ada anak yang bisa jadi baik dengan sendirinya, kalau tidak dididik. Orang tua tidak boleh membiarkan anak terus menuruti kemauannya sendiri.

2. Ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘superficial knowledge’ [= pengetahuan semu / tidak sungguh-sungguh], atau menunjuk pada pengertian menurut perkiraan mereka. Jadi mereka mengira mereka mengerti padahal mereka salah. Bahkan ada yang secara specific menganggap bahwa orang-orang sesat ini menganut Gnosticism, yang beranggapan bahwa manusia diselamatkan karena pengetahuannya.

Alasan mengapa pengetahuan mereka ini dianggap sebagai pengetahuan yang salah:

a. Pembedaan kata ‘tahu’ dan ‘mengerti’.

Yudas 1: 10: “Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.”.

KJV: ‘But these speak evil of those things which they know not: but what they know naturally, as brute beasts, in those things they corrupt themselves.’ [= Tetapi mereka berbicara jahat tentang hal-hal yang mereka tidak tahu: tetapi apa yang mereka ketahui secara alamiah, seperti binatang yang kasar, dalam hal-hal itu mereka merusak diri mereka sendiri.].

NIV: ‘Yet these men speak abusively against whatever they do not understand; and what things they do understand by instinct, like unreasoning animals - these are the very things that destroy them.’ [= Tetapi orang-orang ini berbicara secara menghina menentang apapun yang mereka tidak mengerti; dan hal-hal yang mereka mengerti secara naluri, seperti binatang yang tak berakal - ini adalah hal-hal yang menghancurkan mereka.].

RSV: ‘But these men revile whatever they do not understand, and by those things that they know by instinct as irrational animals do, they are destroyed.’ [= Tetapi orang-orang ini mencerca apapun yang tidak mereka mengerti, dan oleh hal-hal yang mereka ketahui secara naluri seperti binatang yang tak berakal, mereka dihancurkan.]. NASB kurang lebih sama dengan RSV. 

Berbeda dengan Kitab Suci Indonesia yang menggunakan 2 x kata ‘ketahui’, dan KJV yang menggunakan 2 x kata ‘know’ [= tahu], dan NIV yang menggunakan 2 x kata ‘understand’ [= mengerti], maka RSV dan NASB menggunakan ‘know’ [= tahu] dan ‘understand’ [= mengerti]. Mungkin pembedaan ini memang harus ditekankan karena bahasa Yunaninya juga menggunakan 2 kata yang berbeda [OIDASIN {= know} dan EPISTANTAI {= know / understand}].

b. Adanya kata-kata ‘mereka ketahui dengan nalurinya’.

RSV/NIV/NASB: ‘by instinct’ [= dengan / oleh naluri].

KJV: ‘naturally’ [= secara alamiah].

Pengetahuan yang benar tentang keselamatan pasti tidak akan ada pada diri kita secara alamiah (bdk. 1Kor 2:14), tetapi bagaimanapun ada pengetahuan tentang kebenaran yang bisa ada dalam diri kita secara alamiah, misalnya pengetahuan akan adanya Allah (Roma 1:19-20).

Roma 1:19-20 - “(19) Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. (20) Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”.

NASB: ‘because that which is known about God is evident within them; for God made it evident to them. For since the creation of the world His invisible attributes, His eternal power and divine nature, have been clearly seen, being under­stood through what has been made, so that they are without excuse.’ [= karena apa yang diketahui tentang Allah nyata di dalam mereka; karena Allah telah membuatnya nyata bagi mereka. Karena sejak penciptaan dunia / alam semesta, sifat-sifatNya yang tak terlihat, kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, telah terlihat dengan jelas, dimengerti melalui apa yang telah diciptakan, sehingga mereka tidak mempunyai alasan / dalih.].

c. Adanya tambahan kata-kata ‘seperti binatang yang tidak berakal’.

Ini rasa-rasanya tidak memungkinkan bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar.

b) Pengetahuan yang salah ini membinasakan / merusak mereka.

Kitab Suci Indonesia: ‘kebinasaan’.

RSV/NIV/NASB: ‘destroy / destroyed’ [= menghancurkan].

KJV: ‘corrupt’ [= merusak / membuat jadi jahat].

Saya lebih setuju dengan KJV.

Pengetahuan yang salah selalu membawa akibat buruk. Karena itu rajinlah dalam belajar Kitab Suci, dan dengan hati yang tulus dan rendah hati, selalulah berdoa meminta pengertian yang benar dari Tuhan.


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-
Next Post Previous Post