SAKSI YEHUWA (17): MATIUS 3:16

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
SAKSI YEHUWA (17)3) Roh Kudus turun dalam bentuk burung merpati dan lidah api (Matius 3:16; Kisah Para Rasul 2:3-4), tidak pernah dalam bentuk manusia / pribadi.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Pada suatu peristiwa roh kudus muncul dalam bentuk seekor burung merpati. Pada kesempatan lain seperti lidah-lidah api - tidak pernah sebagai suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Alkitab berkata bahwa ketika Yesus dibaptis, roh kudus turun ke atasnya dalam bentuk seekor burung merpati, tidak dalam bentuk manusia. (Markus 1:10)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.

Bantahan:

a) Alasan mengapa Roh Kudus turun dalam bentuk seperti seekor burung merpati.

1. Roh Kudus turun dalam bentuk seperti burung merpati.

Mat 3:16b - “dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya”.

Markus 1:10b - “dan Roh seperti burung merpati turun ke atasNya”.

Yohanes 1:32 - “Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya”.

Lukas 3:22a - “dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasNya”.

Ini sebetulnya terjemahannya kurang, karena seharusnya ada kata Yunani w[j / HOS, yang artinya ‘like / as’ (= seperti). Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini.

KJV: ‘And the Holy Ghost descended in a bodily shape like a dove upon him’ (= Dan Roh Kudus turun dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati ke atasNya).

RSV: ‘and the Holy Spirit descended upon him in bodily form, as a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmani, seperti seekor burung merpati).

NIV: ‘and the Holy Spirit descended on him in bodily form like a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati).

NASB: ‘and the Holy Spirit descended upon Him in bodily form like a dove’ (= dan Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk jasmaniah seperti seekor burung merpati).

Matthew Henry (tentang Matius 3:16): “he descended on him like a dove; whether it was a real, living dove, or, as was usual in visions, the representation or similitude of a dove, is uncertain” (= Ia turun ke atasNya seperti seekor burung merpati; apakah itu burung merpati yang hidup, yang sungguh-sungguh, atau, seperti biasanya dalam penglihatan, gambaran atau kemiripan dengan seekor burung merpati, tidaklah pasti).

A. T. Robertson: “It is not certain whether Matthew means that the Spirit of God took the form of a dove or came upon Jesus as a dove comes down. Either makes sense, but Luke (Luke 3:22) has it ‘in bodily form as a dove’ and that is probably the idea here. The dove in Christian art has been considered the symbol of the Holy Spirit” [= Tidak pasti apakah Matius memaksudkan bahwa Roh Allah mengambil bentuk dari seekor burung merpati atau datang ke atas Yesus seperti seekor burung merpati turun. Yang manapun masuk akal, tetapi Lukas (Luk 3:22) mengatakan ‘dalam bentuk jasmani seperti seekor burung merpati’ dan mungkin itulah gagasan / artinya di sini. Burung merpati dalam seni Kristen telah dianggap sebagai simbol dari Roh Kudus].

Yohanes 1:32 - “Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya”.

Calvin: “‘He saw the Spirit of God.’ ... how could John see the Holy Spirit? ...Though he is in himself invisible, yet he is spoken of as ‘beheld,’ when he exhibits any visible sign of his presence. John did not see the essence of the Spirit, which cannot be discerned by the senses of men; nor did he see his power, which is not beheld by human senses, but only by the understanding of faith: but he saw ‘the appearance of a dove,’ under which God showed the presence of his Spirit. It is a figure of speech, by which the sign is put for the thing signified, the name of a spiritual object being applied to the visible sign” (= ‘Ia melihat Roh Allah.’ ... bagaimana Yohanes bisa melihat Roh Kudus? ... Sekalipun Ia sendiri tak bisa dilihat, tetapi Ia dibicarakan sebagai ‘dilihat’, pada waktu Ia menunjukkan tanda yang bisa dilihat dari kehadiranNya. Yohanes tidak melihat hakekat dari Roh, yang tidak bisa dilihat oleh indera manusia; juga ia tidak melihat kuasaNya, yang tidak terlihat oleh indera manusia, tetapi hanya oleh pengertian iman: tetapi ia melihat ‘yang kelihatannya seperti burung merpati’, dengan mana Allah menunjukkan kehadiran RohNya. Ini adalah kiasan, dengan mana tandanya diberikan untuk hal yang digambarkan, nama dari suatu hal rohani diterapkan untuk tanda yang kelihatan).

Catatan: dari kutipan dari buku-buku Saksi Yehuwa di atas terlihat bahwa berulang kali mereka mengatakan bahwa ‘roh kudus’ adalah ‘tenaga aktif yang tak terlihat dari Allah’! Jadi, mereka tidak mungkin menganggap burung merpati ini betul-betul sebagai ‘roh kudus’, karena burung merpati itu terlihat!

2. Mengapa harus dalam bentuk seperti burung merpati, dan mengapa bukan dalam bentuk manusia atau burung elang / rajawali, atau dalam bentuk lain, seperti api dsb?

a. Untuk menyesuaikan dengan gambaran penciptaan.

Matthew Henry (tentang Matius 3:16): “In the beginning of the old world, the Spirit of God moved upon the face of the waters (Gen. 1:2), hovered as a bird upon the nest. So here, in the beginning of this new world, Christ, as God, needed not to receive the Holy Ghost, but it was foretold that the Spirit of the Lord should rest upon him (Isa. 11:2; 61:1), and here he did so” [= Pada permulaan dari dunia yang lama, Roh Allah bergerak di atas permukaan air (Kej 1:2), melayang-layang seperti seekor burung di atas sarangnya. Demikian pula di sini, pada permulaan dari dunia yang baru ini, Kristus, sebagai Allah, (sekalipun seharusnya) tidak perlu menerima Roh Kudus, tetapi telah diberitahukan lebih dulu bahwa Roh Tuhan harus ada padaNya (Yes 11:2; 61:1), dan di sini Ia berbuat demikian].

Tetapi kata-kata Matthew Henry ini tak menjelaskan mengapa harus burung merpati, dan bukan burung yang lain.

b. Untuk menunjukkan kelembutan dan kasih Kristus (ingat, di sini Roh Kudus turun ke atas Yesus. Yang ditekankan adalah Yesusnya, bukan Roh Kudusnya).

Calvin: “The second question is, why did the Holy Spirit appear in the shape of a ‘dove,’ rather than in that of ‘fire’? The answer depends on the analogy, or resemblance between the gure (figure?) and the thing represented. We know what the prophet Isaiah ascribes to Christ. ‘He shall not cry, nor lift up, nor cause his voice to be heard in the street. A bruised reed shall he not break, and the smoking flax shall he not quench,’ (Isaiah 42:2, 3.) On account of this mildness of Christ, by which he kindly and gently called, and every day invites, sinners to the hope of salvation, ‘the Holy Spirit descended upon him in the appearance of a dove.’ And in this symbol has been held out to us an eminent token of the sweetest consolation, that we may not fear to approach to Christ, who meets us, not in the formidable power of the Spirit, but clothed with gentle and lovely grace” [= Pertanyaan yang kedua adalah, mengapa Roh Kudus muncul / kelihatan dalam bentuk dari ‘seekor burung merpati’, dan bukannya dalam bentuk ‘api’? Jawabannya tergantung pada analoginya, atau kemiripan antara bentuk / gambar dengan hal yang digambarkannya. Kita tahu apa yang dikatakan nabi Yesaya tentang Kristus. ‘Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya’, (Yes 42:2,3). Karena kelembutan Kristus, dengan mana Ia dengan baik dan lembut memanggil, dan setiap hari mengundang, orang-orang berdosa kepada pengharapan keselamatan, ‘Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk dari seekor burung merpati’. Dan dalam simbol ini telah ditawarkan kepada kita suatu tanda yang menyolok dari penghiburan yang termanis, bahwa kita boleh tanpa takut mendekat kepada Kristus, yang menemui kita, bukan dalam kuasa Roh yang hebat, tetapi dipakaiani dengan kasih karunia yang lembut dan penuh kasih].

c. Untuk menunjukkan ketidak-bersalahan, tak membahayakan, tak suka menyerang / bertengkar.

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “the Spirit of Christ is a dove-like spirit; not like a silly dove, without heart (Hos. 7:11), but like an innocent dove, without gall. The Spirit descended, not in the shape of an eagle, which is, though a royal bird, yet a bird of prey, but in the shape of a dove, than which no creature is more harmless and inoffensive. Such was the Spirit of Christ: He shall not strive, nor cry” [= Roh Kristus adalah Roh yang seperti burung merpati; bukan seperti seekor burung merpati yang tolol, tanpa hati (Hos 7:11), tetapi seperti seekor burung merpati yang tidak bersalah, tanpa empedu / kepahitan / kekurangajaran. Roh turun, bukan dalam bentuk seekor burung elang / rajawali, yang sekalipun merupakan raja burung tetapi adalah seekor burung pemangsa, tetapi dalam bentuk seekor burung merpati, yang merupakan makhluk yang paling tak membahayakan dan tak suka menyerang. Demikianlah Roh Kristus; Ia tidak akan bertengkar / berkelahi, ataupun berteriak].

Barnes’ Notes (tentang Mat 3:16): “The dove, among the Jews, was the symbol of purity of heart, harmlessness, and gentleness, Matt. 10:16; ... The form chosen here was doubtless an emblem of the innocence, meekness, and tenderness of the Saviour” (= Burung merpati, di antara orang-orang Yahudi, adalah simbol dari kemurnian, ketidak-berbahayaan, dan kelembutan, Mat 10:16; ... Bentuk yang dipilih di sini tak diragukan merupakan simbol dari ketidak-bersalahan, kelembutan dan kehalusan dari sang Juruselamat).

Mat 10:16 - “‘Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.

KJV: ‘harmless’ (= tak berbahaya).

RSV/NIV/NASB: ‘innocent’ (= tak bersalah).

Tetapi A. T. Robertson mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah ‘unmixed’ (= tak bercampur). Dengan demikian, ‘tulus’ tetap merupakan terjemahan yang memungkinkan.

b) Alasan mengapa Roh Kudus muncul dalam bentuk seperti api / lidah api.

1. Roh Kudus menyatakan / menampakkan diri dalam lidah-lidah seperti nyala api.

Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

2. Mengapa Roh Kudus menyatakan / menampakkan diri dalam lidah-lidah seperti nyala api?

a. Untuk menggenapi kata-kata Yohanes Pembaptis bahwa Kristus akan membaptis dengan api, dan ini diartikan memurnikan / menyucikan.

Matthew Henry: “the sign given was fire, that John Baptist’s saying concerning Christ might be fulfilled, He shall baptize you with the Holy Ghost and with fire; with the Holy Ghost as with fire. ... The Spirit, like fire, melts the heart, separates and burns up the dross, and kindles pious and devout affections in the soul, in which, as in the fire upon the altar, the spiritual sacrifices are offered up. This is that fire which Christ came to send upon the earth. Lu. 12:49.” (= tanda yang diberikan adalah api, supaya kata-kata Yohanes Pembaptis mengenai Kristus bisa digenapi, ‘Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api’; dengan Roh Kudus seperti dengan api. ... Roh, seperti api, melelehkan hati, memisahkan dan membakar kotoran / sampah, dan menyalakan perasaan-perasaan yang saleh dan sungguh-sungguh dalam jiwa, dalam mana, seperti dalam api di atas mezbah, korban-korban rohani dipersembahkan. Inilah api yang Kristus datang untuk mengirimkannya ke bumi. Luk 12:49).

Tetapi ada bantahan tentang pandangan di atas ini.

Wycliffe Bible Commentary: “What was seen was not actually tongues of fire but tongues like fire. ... Many understand this to be the fulfillment of John’s promise of baptism with fire (Lk 3:16). However, no fire was present at Pentecost but something like fire; and the context in the Gospel suggests that the baptism of fire is the judgment of those who reject Messiah - the burning of the chaff with unquenchable fire” (= Apa yang terlihat bukanlah betul-betul lidah-lidah api tetapi lidah-lidah seperti api. ... Banyak orang yang memahami ini sebagai penggenapan dari janji Yohanes tentang baptisan api (Luk 3:16). Tetapi tidak ada api yang hadir pada Pentakosta tetapi sesuatu seperti api; dan kontext dalam Injil memberikan kesan bahwa baptisan api adalah penghakiman dari mereka yang menolak Mesias - pembakaran sekam dengan api yang tak terpadamkan).

b. Karena api merupakan simbol yang paling menyolok tentang keilahian.

Barnes’ Notes: “The appearance of fire, or flame, has always been regarded as a most striking emblem of the Divinity. Thus, Exo. 3:2-3, God is said to have manifested himself to Moses in a bush which was burning, yet not consumed. Thus, Exo. 19:16-20, God descended on Mount Sinai in the midst of thunders, and lightnings, and smoke, and fire, striking emblems of his presence and power. See also Gen. 15:17. Thus, Deut. 4:24, God is said to be ‘a consuming fire.’ Compare Heb. 12:29. See Ezek. 1:4; Ps. 18:12-14” (= Penampilan api, atau nyala api, telah selalu dianggap sebagai simbol yang paling menyolok tentang keilahian. Karena itu, dalam Kel 3:2-3 Allah dikatakan telah menyatakan diriNya kepada Musa dalam semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar. Karena itu, dalam Kel 19:16-20 Allah turun di gunung Sinai di tengah-tengah guruh, dan kilat, dan asap, dan api, simbol-simbol yang menyolok dari kehadiran dan kuasaNya. Lihat juga Kej 15:17. Karena itu, dalam Ul 4:24 Allah dikatakan sebagai ‘api yang menghanguskan’. Bandingkan dengan Ibr 12:29. Lihat Yeh 1:4; Maz 18:13-15).

A. T. Robertson: “each separate tongue looked like fire, not real fire, but looking LIKE fire. ... ‘Fire had always been, with the Jews, the symbol of the Divine presence (cf. Exo. 3:2; Deut. 5:4). No symbol could be more fitting to express the Spirit’s purifying energy and refining energy’ (Furneaux)” [= setiap lidah kelihatan seperti api, bukan betul-betul api, tetapi kelihatan seperti api. ... ‘Bagi orang-orang Yahudi, api telah selalu merupakan simbol dari kehadiran ilahi (bdk. Kel 3:2; Ul 5:4). Tidak ada simbol yang bisa lebih cocok untuk menyatakan tenaga Roh yang memurnikan dan membersihkan (Furneaux)].

c. Karena api menunjukkan penghakiman dan penghukuman.

Darby: “On Jesus the Holy Ghost descended in the shape of a dove, because He was not to make His voice heard in the streets, nor break the bruised reed, nor quench the smoking flax. But here it was the power of God in testimony, the word; which was like consuming fire, judging all that came before it” (= Pada Yesus, Roh Kudus turun dalam bentuk seekor burung merpati, karena Ia tidak menyaringkan suaraNya di jalan, ataupun mematahkan buluh yang terkulai, ataupun memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Tetapi di sini itu adalah kuasa Allah dalam kesaksian, firman; yang seperti api yang menghanguskan, menghakimi semua yang datang di hadapannya).

c) Baik Bapa maupun Yesus juga digambarkan sebagai burung / unggas, api, dan hal-hal lain yang bukan pribadi.

Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa hanya mempersoalkan turunnya Roh Kudus dalam bentuk seperti burung merpati ini dan lalu mengatakan Roh Kudus bukan pribadi? Bagaimana dengan ayat yang menggambarkan YAHWEH / Bapa dan Yesus sebagai burung rajawali / induk ayam?

· Keluaran 19:4 - “Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepadaKu”.

· Ul 32:11-12 - “(11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, (12) demikianlah TUHAN (YAHWEH) sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia”.

· Mat 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.

Bagaimana dengan ayat yang menunjukkan bahwa Yahweh digambarkan sebagai api, seperti dalam:

¨ Keluaran 3:2 - “Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api”.

¨ Keluaran  13:21 - “TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam”.

¨ Keluaran  19:18 - “Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”.

¨ Keluaran  24:17 - “Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel”.

¨ Keluaran  40:34-38 - “(34) Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, (35) sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (36) Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. (37) Tetapi jika awan itu tidak naik, maka merekapun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. (38) Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah”.

¨ Ul 4:12,15 - “(12) Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara. ... (15) Hati-hatilah sekali - sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api -”.

¨ Ibr 12:29 - “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan”.

d) Malaikat-malaikat juga digambarkan sebagai badai dan api, tetapi mereka toh adalah pribadi-pribadi.

Ibr 1:7 - “Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: ‘Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api.’”.

e) Mengapa Roh Kudus tak pernah menampakkan diriNya dalam bentuk manusia / malaikat?

Ada yang mengatakan bahwa Roh Kudus tak pernah menampakkan diri dalam bentuk manusia karena hanya Anak Allah / Yesuslah yang boleh menampakkan diri dalam bentuk manusia (dalam Perjanjian Lama), karena Anak Allah ini nantinya memang akan berinkarnasi menjadi manusia.

Matthew Henry (tentang Mat 3:16): “If there must be a bodily shape (Lu. 3:22), it must not be that of a man, for the being seen in fashion as a man was peculiar to the second person” [= Jika di sana harus ada bentuk jasmaniah (Luk 3:22), itu tidak boleh dalam bentuk jasmaniah seorang manusia, karena terlihatnya (Allah) dalam bentuk manusia merupakan sesuatu yang khas bagi Pribadi yang kedua].

Saya tidak setuju dengan pandangan ini, karena tidak semua pemunculan Allah dalam bentuk manusia dalam Perjanjian Lama selalu menunjuk kepada Anak Allah / Yesus. Dalam Daniel 7:9 jelas yang digambarkan sebagai manusia itu adalah Allah Bapa.

Daniel 7:9 - “Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaianNya putih seperti salju dan rambutNya bersih seperti bulu domba; kursiNya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar”.

Yang disebut dengan istilah ‘Yang Lanjut UsiaNya’ ini tidak mungkin adalah Yesus / Anak Allah, karena dalam Daniel 7:13 dikatakan: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya”.

Yang disebut ‘seorang seperti anak manusia’ itu pasti adalah Yesus, jadi yang disebut ‘Yang Lanjut UsiaNya’ itu pasti bukan Yesus tetapi Allah Bapa.

Adam Clarke: “‘The Ancient of days.’ God Almighty; and this is the only place in the sacred writings where God the Father is represented in a human form” (= ‘Yang Lanjut UsiaNya’. Allah Yang Mahakuasa; dan ini adalah satu-satunya tempat dalam tulisan-tulisan kudus dimana Allah Bapa digambarkan dalam bentuk manusia).

Jadi, jawaban saya adalah:

1. Roh Kudus boleh memunculkan diriNya dalam bentuk apapun yang menurutNya baik.

Tidak ada keharusan bagi Roh Kudus untuk menampakkan diri dalam bentuk apapun. Sekalipun Roh Kudus adalah seorang pribadi, tidak ada keharusan bahwa Ia menampakkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi, bahkan tidak ada keharusan bahwa Ia pernah menampakkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi.

Pertanyaan yang ingin saya berikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa adalah: siapa yang memberikan rumus bahwa seorang pribadi harus pernah digambarkan dalam bentuk manusia / pribadi, atau harus pernah menampakkan diri dalam bentuk seorang pribadi? Bisakah mereka menunjukkan dasar Kitab Suci dari mana rumus tersebut diambil?

Illustrasi: Kalau saya bertemu dengan seseorang yang bodoh, malas, dan rakus, maka saya akan menggambarkan orang itu sebagai keledai atau kerbau (karena bodoh), sebagai babi (karena malas dan rakus). Penggambaran yang saya berikan tujuannya hanya menyatakan hal-hal tertentu tentang dia. Sekalipun ia adalah seorang manusia / pribadi, saya tidak harus menggambarkan dia sebagai seorang manusia / pribadi.

2. Allah tidak selalu mengajar tentang diriNya dengan suatu pemunculan / penampakan; Ia bisa mengajar tentang diriNya dengan ajaran-ajaran biasa / firmanNya.

Allah / Roh Kudus memang bisa mengajar sesuatu tentang diriNya dengan memunculkan diriNya dalam suatu bentuk, dengan mana Ia ingin mengajar kita suatu hal tentang diriNya.

Mungkin Saksi-Saksi Yehuwa menjawab dengan mengatakan: ‘Kalau Roh Kudus adalah seorang pribadi, dan Ia ingin mengajarkan hal ini kepada kita, lalu mengapa Ia tidak pernah menunculkan diri dalam bentuk seorang manusia / pribadi?’.

Saya menjawab: Allah tidak harus mengajar kita melalui pemunculan diriNya. Ia bisa mengajar kita melalui pengajaran-pengajaran. Jadi, sekalipun Roh Kudus adalah seorang pribadi, Ia tidak harus pernah memunculkan diriNya dalam bentuk seorang manusia / pribadi untuk mengajarkan hal itu. Tetapi Ia mengajarkan hal itu melalui Kitab Suci, yang secara jelas memberikan ajaran-ajaran yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi.

4) Kitab Suci mengatakan tentang adanya orang-orang yang ‘dipenuhi’, ‘dibaptis’, ‘diurapi’ dengan Roh Kudus, dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi.

Saksi-Saksi Yehuwa berkata:

· “roh suci dikatakan ‘memenuhi’ orang-orang; mereka dapat ‘dibaptis,’ dan ‘diurapi’ dengannya. (Luk 1:41; Mat 3:11; Kis 10:38) Satu pun dari pernyataan-pernyataan ini tidak akan cocok andai kata roh suci adalah suatu pribadi” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 319.

· “Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Yesus akan membaptiskan dengan roh suci, sebagaimana Yohanes membaptiskan dengan air. Jadi, sama seperti air bukan suatu pribadi, roh suci juga bukan suatu pribadi. (Matius 3:11) ... Apakah mereka ‘dipenuhi;’ dengan suatu pribadi? Tidak, tetapi mereka penuh dengan tenaga aktif Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 40.

· “Bagaimana mungkin roh suci itu suatu pribadi, jika kira-kira 120 murid dipenuhi dengannya pada waktu yang sama?” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 40.
Bantahan:

a) Ini omongan yang sama sekali tidak beralasan.

Berdasarkan ayat Kitab Suci mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa mengatakan bahwa pribadi Allah tidak mungkin bisa ‘memenuhi’ atau ‘mengurapi’ orang-orang? Juga berdasarkan ayat Kitab Suci mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa mengatakan bahwa orang-orang tak bisa ‘dibaptis dengan’ seorang pribadi Allah? Kalau yang dibicarakan adalah seorang pribadi yang tidak maha ada, maka apa yang dikatakan Saksi-Saksi Yehuwa ini mungkin bisa dibenarkan. Tetapi kalau yang dibicarakan adalah Roh Kudus, pribadi yang maha ada, maka semua yang mereka katakan ini tidak berdasar.

b) Istilah ‘dibaptis dengan Roh Kudus’.

1. Arti istilah ini.

Istilah ini menunjukkan bahwa orangnya ‘menerima / mendapatkan Roh Kudus’. Arti ini bisa didapatkan dengan membandingkan janji Yesus / Bapa dalam Kis 1:5 dengan penggenapan janji itu dalam Kis 2:1-4 (peristiwa Pentakosta).

Kis 1:5 - “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’”.

Kis 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

2. Mengapa digunakan istilah ini?

Istilah ini digunakan dalam arti kiasan. Mengapa digunakan istilah ini? Untuk jelasnya baca penjelasan di bawah sambil memperhatikan bagan ini.

baptisan ® tanda lahiriah pertama

penerimaan Roh Kudus ® realita rohani pertama
¯
‘Baptisan Roh Kudus’

Karena baptisan merupakan tanda lahiriah pertama pada saat seseorang percaya kepada Yesus, sedangkan penerimaan Roh Kudus merupakan realita rohani pertama pada saat seseorang percaya kepada Yesus. Karena itulah maka digunakan istilah ‘Baptisan Roh Kudus’.

Dan karena yang pertama adalah tanda lahiriah, sedangkan yang kedua adalah realita rohani, maka sangat tidak beralasan untuk mengatakan bahwa karena air itu tidak berpribadi, maka Roh Kudus juga tidak berpribadi. Sama halnya dengan roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus yang sekalipun bukan pribadi-pribadi, tidak menunjukkan bahwa Kristusnya bukan pribadi.

Juga, karena istilah ‘baptisan Roh Kudus’ adalah suatu kiasan, yang artinya adalah ‘penerimaan Roh Kudus’, maka tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa seseorang tidak mungkin dibaptis dengan Roh Kudus kalau Roh Kudus adalah seorang pribadi.

c) Suatu pribadi pasti tidak bisa memenuhi banyak orang sekaligus?

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa karena Roh Kudus bisa memenuhi 120 orang pada saat yang sama, maka Ia pasti bukan suatu pribadi. Ini betul-betul bodoh, karena dengan kepercayaan seperti itu, mereka juga harus percaya bahwa baik Yesus maupun Bapa, bukanlah pribadi-pribadi, karena Yoh 14:23 menyatakan bahwa Bapa dan Yesus akan datang dan tinggal bersama dengan orang-orang yang percaya!

Yoh 14:23 - “Jawab Yesus: ‘Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”.

Juga bagaimana dengan janji Yesus bahwa:

· Ia akan hadir dimana 2 atau 3 orang berkumpul dalam namaNya?

Mat 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.

· Ia akan menyertai orang-orang yang memberitakan Injil sampai akhir jaman?

Mat 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

Apakah karena Yesus melakukan hal itu, Ia bukan seorang pribadi?

Kalau Yesus dan Bapa, yang jelas adalah pribadi-pribadi, bisa tinggal / diam di dalam diri orang-orang percaya (Yoh 14:23), dan bisa hadir dalam setiap persekutuan orang-orang percaya (Mat 18:20), dan bisa menyertai setiap orang kristen yang memberitakan Injil (Mat 28:20), lalu mengapa Roh Kudus tidak bisa? Rupanya Saksi-Saksi Yehuwa lupa, atau sengaja melupakan, bahwa kekristenan mempercayai Roh Kudus sebagai Allah, yang jelas mempunyai sifat maha ada, sehingga sekalipun Ia adalah seorang pribadi, Ia dapat dan memang memenuhi semua orang yang percaya, dan bahkan Ia dapat dan memang memenuhi semua tempat / seluruh alam semesta! 

Bdk. Maz 139:7-10 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”.

Text Kitab Suci ini jelas menunjukkan ke-maha-adaan Roh Kudus!

d) Arti dari istilah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’.

Istilah ‘dipenuhi dengan Roh Kudus’ muncul berulang-ulang dalam Kitab Suci. Dari istilah / ungkapan ini jangan menyimpulkan bahwa seseorang bisa menerima sebagian dari Roh Kudus, sedangkan orang yang lain menerima sebagian yang lebih besar dari Roh Kudus, dan sebagainya. Lalu apa artinya? Pada saat seseorang percaya kepada Yesus, ia menerima Roh Kudus, artinya seluruh Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Kis 2:38 Ef 1:13). Ini hanya terjadi paling banyak satu kali dalam kehidupan seseorang, karena sekali Roh Kudus itu masuk ke dalam diri kita, Ia pasti tidak akan keluar lagi (Yoh 14:16 Ibr 13:5). Sekarang boleh dikatakan Roh Kudus itu menjadi tamu dalam kehidupannya. Makin ia mengijinkan tamu itu berkuasa dalam hidupnya dan memimpin seluruh hidupnya, makin ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Dan sebaliknya, makin ia membatasi tamu tersebut, dan makin ia hidup sekehendaknya sendiri, maka makin ia tidak dipenuhi oleh Roh Kudus! Jadi, berbeda dengan baptisan / penerimaan Roh Kudus yang hanya bisa terjadi satu kali saja, maka kepenuhan Roh Kudus bisa mengalami pasang surut, dan bisa terjadi berkali-kali dalam hidup kita. Karena itu pada waktu Paulus memerintahkan supaya kita dipenuhi dengan Roh Kudus (Ef 5:18b - “hendaklah kamu penuh dengan Roh”), dalam bahasa Yunaninya ia menggunakan bentuk present imperative (= kata perintah bentuk present). Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah:

· Kata perintah bentuk lampau (aorist imperative). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contoh:

* kata ‘percayalah’ dalam Kis 16:31.

* kata ‘bertobatlah’ (artinya, percayalah kepada Yesus) dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kis 2:38.

· Kata perintah bentuk present. Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya adalah perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus dalam Ef 5:18b ini! Jadi, kita harus terus menerus berusaha untuk menyangkal keinginan kita sendiri, membuang segala dosa, dan mengijinkan Roh Kudus berkuasa dan memimpin dan bahkan menjadi Raja dalam kehidupan kita. Dengan demikian kita akan terus menerus dipenuhi olehNya.

e) Kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa istilah / ungkapan ‘diurapi dengan Roh Kudus’ menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan ‘pribadi’ tetapi hanya ‘kuasa Allah’, bagaimana mereka menafsirkan Kis 10:38?

Kis 10:38 - “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia”.

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus diurapi baik dengan ‘Roh Kudus’ maupun dengan ‘kuat kuasa’, dan karena itu jelas membedakan ‘Roh Kudus’ dengan ‘kuat kuasa’ / ‘kuasa Allah’.

Catatan: saya tidak tahu mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘kuat kuasa’. Kata Yunani yang digunakan adalah DUNAMIS (hanya satu kata), dan artinya adalah ‘kuasa’ / ‘kekuatan’.

5) Bapa dan Anak mempunyai nama, sedangkan Roh Kudus tidak, dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi.

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Alkitab memberitahu kita nama pribadi dari Bapa - Yehuwa. Kita diberitahu bahwa sang Anak adalah Yesus Kristus. Namun dalam Alkitab roh suci tidak pernah mendapat nama pribadi” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 394.
Bantahan:

a) Nama Bapa memang adalah ‘Yahweh’ / ‘Yehovah’, tetapi apakah nama Anak adalah ‘Yesus Kristus’? Ingat bahwa nama ‘Yesus’ baru diberikan dalam Mat 1:21-25, dan dalam Perjanjian Lama, sekalipun jelas Anak itu sudah ada, tetapi Ia tidak pernah disebut dengan nama ‘Yesus’! Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Sedangkan nama ‘Yesus’ adalah nama yang diberikan kepada ‘manusia Yesus’, bukan kepada Anak Allah / Allah Anak! Dan manusia Yesus itu baru ada sejak dikandung oleh Maria.

Encyclopedia Britannica 2000:

“In the most precise language, the term “Jesus” was reserved for the earthly career of the Lord” [= Dalam bahasa yang paling tepat, istilah ‘Yesus’ disediakan untuk karir duniawi dari Tuhan (Yesus)].

b) Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Dalam ayat ini terlihat bahwa ada nama untuk Bapa, Anak, dan Roh Kudus! Tetapi ada sesuatu yang aneh di sini, yaitu bahwa sekalipun disebutkan 3 pribadi, yaitu ‘Bapa, Anak, dan Roh Kudus’, tetapi kata ‘nama’ ada dalam bentuk tunggal (karena itu ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal). Karena itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘name’, bukan ‘names’. Lalu siapa ‘nama’ Mereka? Jelas nama Mereka adalah ‘Yahweh’. Jadi, nama ‘Yahweh’ ini berlaku untuk:

· Bapa (Kel 3:15 Maz 83:19).

· Anak (Yer 23:5-6).

· Roh Kudus.

Dengan membandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7; juga Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34; maka akan terlihat bahwa Roh Kudus adalah Yahweh sendiri.

Perbandingan ini tidak saya berikan di sini, tetapi akan saya tunjukkan dengan jelas di bawah, pada bagian tentang bukti-bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah.

Bdk. Zakh 14:9 - “Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan namaNya satu-satunya”.

Terjemahan Kitab Suci Indonesia seperti NIV dan NASB, tetapi KJV dan RSV menterjemahkan secara berbeda.

KJV: ‘And the LORD shall be king over all the earth: in that day shall there be one LORD, and his name one’ (= Dan TUHAN akan menjadi raja atas seluruh bumi: pada saat itu di sana akan ada satu TUHAN, dan namaNya satu).

RSV: ‘And the LORD will become king over all the earth; on that day the LORD will be one and his name one’ (= Dan TUHAN akan menjadi raja atas seluruh bumi; pada hari itu TUHAN akan adalah satu dan namaNya satu).

NWT/TDB: ‘and his name one’ (= ‘dan namanya satu’).

Kalau ini merupakan terjemahan yang benar, ini menunjukkan bahwa 3 pribadi dalam diri Allah itu mempunyai hanya satu nama yaitu Yahweh.

6) Dalam Mat 3:11, Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api, sedangkan air dan api bukanlah seseorang yang berpribadi.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “... penggunaan umum dari kata ‘roh kudus’ dalam Alkitab dengan cara yang tidak menunjukkannya sebagai suatu pribadi, seperti pada waktu menyejajarkannya dengan air dan api. (Matius 3:11; Markus 1:8)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22.
Bantahan:

a) ‘Roh Kudus’ dan ‘air’.

Apakah Mat 3:11 menyejajarkan ‘Roh Kudus’ dengan ‘air’? Coba kita baca Mat 3:11 itu.

Mat 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”.

Jelas bahwa Mat 3:11 bukanlah suatu penyejajaran! Seba­liknya, Mat 3:11 justru mengkontraskan ‘baptisan Roh Kudus’ (yang dilakukan oleh Yesus) dengan ‘baptisan air’ (yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis)! Bahwa ini memang merupakan suatu pengkontrasan, terlihat dengan jelas dari adanya kata ‘tetapi’.

b) ‘Roh Kudus’ dan ‘api’.

‘Baptisan Roh Kudus’ menunjukkan ‘penerimaan Roh Kudus’. Ini sudah saya jelaskan di atas. Sedangkan istilah ‘baptisan api’ memungkinkan 2 macam arti:

1. Ada yang mengartikan baptisan api sebagai penyucian.

Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes Pembaptis hanya bisa membaptis dengan air, tetapi Yesus bisa memberi Roh Kudus dan menyucikan.

2. Ada yang mengartikan baptisan api sebagai hukuman.

Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya membaptis dengan air, dan ia tidak bisa membedakan orang-orang yang ia baptis. Tetapi Yesus bisa membedakan. Orang yang percaya / yang bertobat sungguh-sungguh Ia baptis dengan Roh Kudus (arti­nya: Ia beri Roh Kudus), sedangkan orang yang tidak percaya / tidak bertobat dengan sungguh-sungguh Ia baptis dengan api (artinya: Ia hukum).

Saya berpendapat bahwa arti ini lebih cocok dengan kontexnya. Baca Mat 3:10 dan Mat 3:12, dimana api jelas menunjuk pada hukuman.

Mat 3:10-12 - “(10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (12) Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan.’”.

Yang manapun arti yang saudara ambil, ayat ini tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi!

7) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6).

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “... dalam 2Korintus 6:6 roh kudus dimasukkan di antara sejumlah sifat. Pernyataan-pernyataan seperti itu tidak akan digunakan jika roh kudus benar-benar suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22.
Bantahan:

a) 2Korintus 6:6 tidak meletakkan Roh Kudus dalam daftar sifat-sifat, karena ayat itu memang bukan daftar sifat!

Untuk lebih jelasnya, perhatikan 2Kor 6:6 di sini: “... dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik”.

Perhatikan bahwa di situ ada kata ‘pengetahuan’ yang jelas juga bukan merupakan sifat. Karena itu jelas bahwa ayat ini bukan daftar sifat!

Catatan: Kalau saudara mau lebih jelas lagi, bacalah dalam Kitab Suci mulai 2Kor 6:4 sampai 2Kor 6:7, maka saudara akan menjumpai lagi hal yang bukan merupakan sifat!

2Kor 6:4-7 - “(4) Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, (5) dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga [NIV: ‘sleepless nights’ (= malam-malam tanpa tidur)] dan berpuasa [NIV: ‘hunger’ (= lapar)]; (6) dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati [NIV: ‘kindness’ (= kebaikan)]; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; (7) dalam pemberitaan kebenaran [NASB/Lit: ‘in the word of truth’ (= dalam firman kebenaran)] dan kekuasaan Allah [NASB/Lit: ‘in the power of God’ (= dalam kuasa Allah)]; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela”.

Perhatikan khususnya ay 7, yang jelas sama sekali bukan sifat.

b) Apa arti dari text ini?

Matthew Henry: “Their constant aim and endeavor in all things to approve themselves faithful, as became the ministers of God, v. 4” (= Tujuan tetap dan usaha mereka dalam segala sesuatu untuk membuktikan diri mereka sebagai setia, sebagaimana pantasnya pelayan-pelayan Allah, ay 4).

1. Ay 4-5 menunjukkan bahwa dalam berbagai-bagai penderitaan Paulus berusaha untuk tetap setia dan sabar.

2. Ay 6-7 menunjukkan bahwa Paulus berusaha selalu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip yang benar, yaitu:

· hati yang murni, yang jelas merupakan sesuatu yang penting untuk kesalehan.

· pengetahuan, yang juga penting, karena tanpa ini maka semangat akan menjadi kegilaan.

· kesabaran dan kebaikan, dalam arti ia tidak mudah dipancing kemarahannya.

· kata-kata dalam ay 6b-7 diberi komentar sebagai berikut oleh Matthew Henry:

“He acted under the influence of the Holy Ghost, from the noble principle of unfeigned love, according to the rule of the word of truth, under the supports and assistances of the power of God, having on the armour of righteousness (a consciousness of universal righteousness and holiness), which is the best defence against the temptations of prosperity on the right hand, and of adversity on the left” [= Ia bertindak di bawah pengaruh Roh Kudus, dari prinsip yang mulia dari kasih yang tidak pura-pura, menurut peraturan dari firman kebenaran, di bawah dukungan dan bantuan dari kuasa Allah, memakai perlengkapan senjata kebenaran (suatu kesadaran tentang kebenaran dan kekudusan universal), yang adalah pertahanan yang terbaik terhadap pencobaan-pencobaan kemakmuran di sebelah kanan, dan kesengsaraan di sebelah kiri].

c) Kalau Saksi-Saksi Yehuwa menafsirkan 2Kor 6:6 itu seba­gai daftar sifat, itu akan bertentangan dengan ajaran mereka sendiri, karena mereka mempercayai Roh Kudus sebagai ‘tenaga aktif Allah’, bukan sebagai ‘sifat’!

Ini merupakan suatu kebodohan dari Saksi-Saksi Yehuwa yang sering terjadi. Dalam usaha mereka untuk menentang suatu doktrin tertentu, mereka akan memberikan apapun yang kelihatannya bertentangan dengan doktrin tersebut, tanpa mempedulikan bahwa hal itu bertentangan dengan ajaran mereka sendiri!

8) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur (Ef 5:18).

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Other evidence of its impersonal nature. Further evidence against the idea of personality as regards the holy spirit is the way it is used in association with other impersonal things, such as water and fire (Mt 3:11; Mr 1:8); and Christians are spoken of as being baptized “in holy spirit.” (Ac 1:5; 11:16) Persons are urged to become “filled with spirit” instead of with wine. (Eph 5:18)” [= Bukti lain tentang sifatnya yang bukan pribadi. Bukti selanjutnya menentang gagasan / pandangan tentang kepribadian berkenaan dengan Roh Kudus adalah cara Roh Kudus itu digunakan berhubungan dengan hal-hal tak berpribadi yang lain, seperti air dan api (Mat 3:11; Mark 1:8); dan orang-orang kristen dikatakan dibaptis ‘dalam Roh Kudus’. (Kis 1:5; 11:16) Orang-orang didesak untuk menjadi ‘penuh dengan roh’ dan bukannya dengan anggur. (Ef 5:18)] - ‘CD - Watchtower’, Insight, topik ‘spirit’.
Bantahan:

a) Lagi-lagi, di sini bukan terjadi suatu perbandingan, tetapi suatu pengkontrasan.

Untuk itu, mari kita melihat Ef 5:18nya lebih dulu.

Ef 5:18 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.

Jelas bahwa sama seperti dalam kasus Mat 3:11 di atas, Ef 5:18 ini tidak membandingkan Roh Kudus dengan anggur, tetapi sebaliknya justru mengkontraskan orang yang mabuk (dikuasai oleh pengaruh anggur; kehilangan penguasaan diri) dengan orang yang penuh Roh Kudus (dikuasai oleh Roh Kudus; mempunyai penguasaan diri yang baik). Perhatikan kata ‘tetapi’ yang jelas menunjukkan bahwa di sini terjadi suatu pengkontrasan. Jadi, kita dilarang untuk mabuk / dikuasai anggur, tetapi sebaliknya, kita diperintahkan untuk dipenuhi / dikuasai oleh Roh Kudus. Jadi jelaslah bahwa ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi!

b) Sekarang mari kita bandingkan dengan beberapa ayat lain:

· Mat 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.

· Yak 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”.

· 1Yoh 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”.

Kalau kita mau mengikuti cara berargumentasi yang bodoh dari Saksi-Saksi Yehuwa maka dari ketiga ayat di atas ini, kita juga harus menyimpulkan bahwa Allah itu bukan pribadi, karena Ia dihubungkan dengan uang / Mamon dan dunia, yang merupakan hal-hal yang bukan pribadi.

9) Kitab Suci mengatakan bahwa orang-orang tertentu dipenuhi dengan roh kudus dengan cara yang sama seperti mereka dipenuhi dengan hikmat, iman, dan sukacita (Kis 6:3 11:24 13:52).
Bantahan:

Ini merupakan argumentasi yang tidak berdasar dan dicari-cari! Bahwa ada orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan iman, sukacita, hikmat, sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus itu bukan seorang pribadi! Justru karena orang-orang itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus itu memberikan iman, sukacita, dan hikmat, maka orang-orang itu juga dipenuhi dengan iman, sukacita dan hikmat!

10) Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai air, api, angin, dsb, dan semua itu merupakan hal-hal yang tidak berpribadi. Jadi, Roh Kudus juga bukan pribadi.
Bantahan:

Sekalipun Kitab Suci menggunakan air, api, dan angin untuk menggambarkan Roh Kudus, tetapi air, api, dan angin itu bukanlah Roh Kudus / tidak sama dengan Roh Kudus! Hal-hal itu hanya merupakan simbol-simbol / lambang-lambang dari Roh Kudus!

Yesus juga berkata: ‘Akulah pintu’ (Yoh 10:9), ‘Akulah jalan’ (Yoh 14:6), padahal ‘pintu’ maupun ‘jalan’ bukanlah seorang pribadi. Tetapi itu tidak menunjukkan bahwa Yesus bukan pribadi!

Juga dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahweh sering digambarkan dengan hal-hal yang tidak berpribadi, seperti:

· ‘perisai’ (Mazmur 28:7).

· ‘gunung batu’ (Maz 62:3a).

· ‘kota benteng’ (Maz 62:3b).

· dsb.

Tetapi semua itu tidak menunjukkan bahwa Allah / Yahweh itu tidak berpribadi.

Illustrasi: kalau saya bertemu dengan orang bodoh yang banyak mulut, saya mungkin akan menggambarkan dia sebagai ‘gentong kosong’. Sekalipun orang itu adalah seseorang yang berpribadi, tetapi penggambaran yang saya berikan, yaitu ‘gentong’ bukanlah pribadi. Ini bukan merupakan sesuatu yang aneh.

11) Dalam Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25, sekalipun memang dikatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara, tetapi Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat.
Bantahan:

a) Dalam text-text tertentu seperti Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25 Roh Kudus memang dikatakan berbicara melalui manusia.

Mat 10:19-20 - “(19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

Kisah Para Rasul 4:24-25 - “(4) Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: ‘Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (5) Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hambaMu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?”.

Tetapi kalau ini dijadikan dasar untuk berkata bahwa Roh Kudus itu bukan pribadi, ini betul-betul suatu ketololan yang menggelikan, kare­na:

· Allah / Yahweh juga berbicara kepada Firaun melalui Musa, tetapi itu tidak membuktikan bahwa Allah / Yahweh itu tidak berpribadi.

Kel 6:27-28 - “(27) Pada waktu TUHAN berfirman kepada Musa di tanah Mesir, (28) TUHAN berfirman kepadanya: ‘Akulah TUHAN; katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, segala yang Kufirmankan kepadamu.’”.

· Setan juga bisa berbicara melalui manusia, tetapi itu tidak membuktikan setan bukanlah seorang pribadi!

Mark 5:7-10 - “(7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu”.

b) Disamping itu perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus bisa dan pernah berbicara langsung.

Kisah Para Rasul 8:29 - “Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”.

Kisah Para Rasul 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”.

Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “walaupun beberapa ayat Alkitab mengatakan bahwa roh itu berbicara, ayat-ayat lain menunjukkan bahwa ini sebenarnya dilakukan melalui manusia atau malaikat. (Matius 10:19,20; Kisah 4:24,25; 28:25; Ibrani 2:2)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 22.


Ini jelas-jelas merupakan pembengkokan / pemutar-balikan ayat oleh Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini, karena Kisah Para Rasul 8:29 dan Kisah Para Rasul 13:2 di atas jelas-jelas mengatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara secara langsung, tanpa melalui apapun / siapapun.

c) Kalau Roh Kudus adalah ‘kuasa / tenaga Allah’, seperti yang dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Ia justru tidak bisa berbicara melalui manusia / melalui apapun juga. Dimana dan kapan saudara pernah mendengar ada suatu kuasa / tenaga bisa berbicara melalui manusia?

12) 1Yoh 5:6-8 - “(6) Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. (7) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu”.

Catatan: bagian yang berada dalam tanda kurung tegak, diragukan keasliannya.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “dalam 1Yohanes 5:6-8 bukan hanya roh tetapi juga ‘air dan darah’ dikatakan memberi ‘kesaksian’. Namun air dan darah jelas bukan pribadi-pribadi, demikian pula roh kudus bukan suatu pribadi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21-22.
Bantahan:

a) Pada waktu orang kristen menggunakan ayat-ayat seperti Mat 28:19 dan 2Kor 13:13, dimana Bapa, Anak, dan Roh Kudus muncul dalam satu ayat, dan mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat, maka Saksi-Saksi Yehuwa menolak bukti semacam itu. Tetapi anehnya mereka sendiri menggunakan ayat seperti 1Yoh 5:6-8 ini, dimana kata ‘air’, ‘darah’ dan ‘roh’ muncul pada satu text Kitab Suci, dan mereka mengatakan bahwa karena ‘air’ dan ‘darah’ bukan pribadi, maka ‘roh’ juga bukan pribadi.

Saya sendiri mengakui bahwa kalau ada 3 orang / hal disebutkan bersama-sama itu tidak selalu menunjukkan bahwa mereka setingkat. Dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13, karena kontextnya yang sakral (‘formula baptisan’ dan ‘berkat dari Paulus kepada jemaat Korintus’), maka itu bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam banyak ayat yang lain, penyebutan 3 orang / hal dalam suatu ayat, tidak menunjukkan kesetaraan dari 3 orang / hal tersebut (Misalnya dalam 1Tim 5:21 dimana Allah, Yesus Kristus, dan malaikat-malaikat pilihan disebutkan dalam 1 ayat). Demikian juga dengan Roh, air, dan darah dalam 1Yoh 5:6-8 ini.

b) Text ini adalah text yang sukar (ingat bahwa orang sesat senang menggunakan ayat-ayat yang sukar, karena bisa mereka belokkan kemana saja mereka mau), sehingga menimbulkan bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini:

1. Herschel H. Hobbs mengatakan (hal 126) bahwa:

· dalam 1Yoh 5:6a, pada waktu dikatakan bahwa Yesus Kristus datang dengan ‘air dan darah’, maka ‘air’ menunjuk pada baptisan terhadap Tuhan Yesus, yaitu saat dimulainya pelayanan Tuhan Yesus, dan ‘darah’ menunjuk kepada pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, yaitu puncak dari pelayanan / misi Tuhan Yesus. Jadi, ‘air dan darah’ menunjuk pada seluruh pelayanan Tuhan Yesus.

· dalam 1Yoh 5:6b dikatakan bahwa Roh Kudus memberi kesaksian, karena Roh Kudus memang bersaksi tentang Yesus (bdk. Yoh 15:26).

· dalam 1Yohanes 5:7a,8b kata ‘Roh’ mendahului ‘air’ dan ‘darah’, untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah sumber dari kesaksian mengenai Yesus sebagai Kristus / Mesias.

2. Calvin mengatakan (hal 256-257,259) bahwa:

· ‘air’ tidak mungkin menunjuk kepada baptisan.

· ‘air dan darah’ menunjuk pada upacara-upacara Perjanjian Lama dimana ‘air’ digunakan sebagai pembersih / pembasuh, dan ‘darah’ digunakan untuk penebusan dosa. Kedua hal ini merupakan type-type dalam Perjanjian Lama yang digenapi oleh Kristus. Matthew Henry sejalan dengan Calvin dalam hal ini.

· ‘air dan darah’ di sini berhubungan dengan ‘darah dan air’ yang keluar dari rusuk Yesus yang ditikam dengan tombak oleh tentara Romawi (Yohanes 19:34).

· ‘Roh’ disebutkan di sini, karena hanya karena pekerjaanNyalah maka orang bisa percaya dan yakin akan penebusan Kristus tersebut. ‘Roh’ disebutkan pertama, karena tanpa Dia ‘air dan darah’ itu akan mengalir secara sia-sia.

Yang manapun yang benar, tetap tidak membuktikan bahwa Roh Kudus bukan pribadi.SAKSI YEHUWA (17)
Next Post Previous Post