EKSPOSISI MATIUS 21:1 - 46

Pdt.Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI MATIUS 21:1 - 46. Matius 21:1-11 - (Matius 21:1) Ketika Yesus dan murid-muridNya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang muridNya (2) dengan pesan: Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepadaKu. (3) Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya. (4) Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: (5) Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. (6) Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. (7) Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. (8) Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. (9) Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikutiNya dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi! (10) Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: Siapakah orang ini? (11) Dan orang banyak itu menyahut: Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea..
EKSPOSISI MATIUS 21:1 - 46
gadget, bisnis, otomotif
1) Penjelasan tentang hal-hal yang kelihatannya bertentangan.

Dalam Matius 21: 2,7 diceritakan tentang: keledai betina dan anaknya. Dalam bahasa Yunani disebuntukan ONON (= a donkey / keledai) dan POLON (= a colt / anak keledai).

Dalam Mark 11:2 digunakan kata-kata keledai muda yang belum pernah ditunggangi. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat lagi dalam Mark 11:4,7.

Dalam Lukas 19:30 juga digunakan kata-kata keledai muda yang belum pernah ditunggangi. Dalam bahasa Yunaninya juga digunakan istilah POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat dalam Lukas 19:33

Dalam Yoh 12:14 digunakan kata-kata keledai muda. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan ONARION (= young donkey - NIV/NASB). Tetapi Yoh 12:14 itu menggenapi nubuat yang dikutip dalam Yoh 12:15, dan dalam Yoh 12:15 itu disebutkan anak keledai. Dalam bahasa Yunaninya digunakan istilah POLON ONOU (= a donkeys colt - NIV/NASB).

a) Matius menceritakan tentang 2 binatang, yaitu keledai dan anaknya. Tetapi Markus, Lukas maupun Yohanes hanya menceritakan tentang 1 binatang, yaitu anak keledai.

Pengharmonisan: sebetulnya ada 2 binatang, tetapi Markus, Lukas dan Yohanes hanya menyoroti salah satu saja, yaitu anak keledainya, karena binatang itulah yang ditunggangi oleh Yesus.

b) Tetapi betulkah Yesus menunggangi anak keledainya, bukan induknya?

Kalau dilihat dari Markus, Lukas maupun Yohanes, maka jelas sekali Yesus naik anak keledai, karena memang mereka bertiga hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!

Tetapi dalam Matius 21:7, Kitab Suci Indonesia menterjemahkan: Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya”. Tetapi terjemahan ini tidak tepat. Seharusnya adalah seperti terjemahan dari NIV yang berbunyi sebagai berikut: they brought the donkey and the colt, placed their cloaks on them, and Jesus sat on them” (= mereka membawa keledai dan anaknya, meletakkan pakaian-pakaian mereka pada mereka, dan Yesus duduk pada mereka).

Dari ayat ini kelihatannya Matius menceritakan bahwa Yesus menaiki kedua binatang itu!

Pengharmonisan: Ada beberapa kemungkinan:

1. Calvin, dalam tafsirannya tentang Yohanes 2:14 berkata: When Matthew says that Christ sat upon a she-ass and her colt, we ought to view it as a synecdoche (= Ketika Matius mengatakan bahwa Kristus duduk di atas keledai betina dan anaknya, kita harus memandangnya sebagai suatu synecdoche).

Catatan: synecdoche adalah gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya, seluruhnya mewakili sebagian.

2. Kata Yunani yang diterjemahkan on them (= pada mereka) adalah EP AUTON (menggunakan huruf omega atau o panjang). Ada yang berkata bahwa seharusnya kata Yunaninya adalah EP AUTON (menggunakan huruf omikron atau o pendek) yang berarti on it (= padanya).

3. Kata them (= mereka) dalam Matius 21:7 itu bukan menunjuk kepada keledai dan anaknya, tetapi menunjuk kepada pakaian-pakaian yang diletakkan pada anak keledai.

Bandingkan dengan terjemahan NASB: and brought the donkey and the colt and laid on them their garments, on which he sat (= dan membawa keledai dan anaknya dan meletakkan pada mereka pakaian-pakaian, di atas mana Ia duduk).

Dengan demikian, maka Matius tidak memaksudkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu! Itu memang sesuatu yang mustahil! Yesus hanya naik pada anak keledainya.

c) Kalau Yesus memang naik anak keledainya saja, lalu bagaimana dengan Matius 21:5 yang mengatakan: ... mengendarai seekor keledai (= ONON), seekor keledai beban yang muda?

NIV: a colt (= POLON), the foal of a donkey (= colt / POLON, anak dari keledai).

KJV: and sitting upon an ass, and a colt the foal of an ass (= dan duduk pada keledai, dan colt anak dari keledai).

Jadi, ay 5 ini lagi-lagi kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!

Juga Zakh 9:9 (yang dikutip oleh Matius 21:5), secara hurufiah berbunyi sebagai berikut: and riding on a donkey, and on a colt foal of a donkey (= dan naik seekor keledai, dan pada colt anak dari keledai).

Penjelasan:

Kata VE dalam bahasa Ibrani, maupun kata KAI dalam bahasa Yunani, memang bisa diterjemahkan and (= dan), tetapi juga bisa diterjemahkan even / that is / namely (= yaitu).

Kalau dalam Matius 21:5 dan Zakh 9:9 kata-kata itu diterjemahkan even / that is / namely (= yaitu), maka jelas ayat-ayat itu tak menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!

Bandingkan dengan terjemahan Matius 21:5 versi NASB:

... and mounted on a donkey, even on a colt, the foal of a beast of burden (= ... dan naik keledai, yaitu pada colt, anak dari binatang beban).

2) Tentang keledai dan anaknya itu, Jerome menafsirkan bahwa:

a) Keledai adalah lambang bangsa Israel. Keledai itu terikat, menggambarkan Israel terikat oleh hukum Taurat.

b) Anak keledai menggambarkan bangsa-bangsa non Yahudi. Anak keledai itu tidak terikat, menggambarkan mereka tidak mempunyai hukum Taurat.

c) Yesus menyuruh rasul-rasul untuk mengambil keledai dan anaknya, lalu Yesus naik di atas mereka. Semua ini menggambarkan bahwa Yesus memanggil orang Yahudi maupun non Yahudi melalui rasul-rasul, dan orang-orang Yahudi maupun non Yahudi itu tunduk kepada Yesus.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

1. Ini adalah bagian yang bersifat hurufiah, bukan allegory (lambang), sehingga tidak boleh diartikan secara lambang.

2. Kalau keledai itu adalah lambang dari bangsa Israel, maka pasti Markus, Lukas dan Yohanes juga menceritakan tentang keledai itu. Tetapi kenyataannya, mereka hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!

3) Dalam Matius 21: 6 terlihat bahwa murid-murid taat pada perintah Yesus itu, padahal ada resiko mereka akan dituduh sebagai pencuri!

Penerapan: maukah saudara taat kepada Tuhan sekalipun ada resiko? Misalnya:

a) Kalau kejujuran bisa menyebabkan saudara rugi, maukah saudara tetap jujur?

b) Sekalipun ada resiko saudara bakal tidak punya uang cukup untuk kehidupan saudara, maukah saudara tetap memberikan persembahan perpuluhan?

c) Meskipun ada resiko kehujanan, maukah saudara tetap pergi ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab?

d) Meskipun pekabaran Injil bisa menyebabkan saudara dibenci, dihina dan bahkan berurusan dengan polisi, maukah saudara tetap memberitakan Injil?

e) Kalau di dalam membela / menegakkan kebenaran, saudara bisa dipecat dari pekerjaan saudara, maukah saudara tetap melakukannya?

4) Apa yang dilakukan oleh orang-orang ini dalam Matius 21: 8, merupakan penghormatan bagi seorang raja. Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh banyak orang terhadap Yehu (2Raja 9:13).

Orang banyak ini menyambut / menghormati Yesus sebagai raja. Tetapi sebentar lagi mereka juga yang berteriak: Salibkan Dia! (Mark 15:13-14).

Dari sini kita seharusnya belajar untuk tidak terlalu cepat senang / percaya melihat adanya orang-orang yang bertobat dan menjadi orang kristen! Sikap terlalu cepat percaya pada kekristenan seseorang menyebabkan kita tidak lagi memberitakan Injil kepadanya, padahal mungkin ia sebetulnya masih membutuhkan Injil, karena ia belum sungguh-sungguh bertobat.

5) Dalam Matius 21: 9 ada kata Hosanna. Ini sebetulnya berasal dari kata Ibrani HOSIANA yang berarti save now (= selamatkanlah sekarang).

Kata-kata dalam Matius 21: 9 itu diambil dari Maz 118:25-26. Maz 118:25 oleh NIV diterjemahkan sebagai berikut: O LORD, save us (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami).

Secara hurufiah, terjemahannya seharusnya adalah: O LORD save now (= Ya TUHAN selamatkanlah sekarang).

Jadi dari artinya, terlihat bahwa kata Hosanna ini sebetulnya merupakan suatu istilah dalam doa / permohonan. Tetapi akhirnya, kata ini menjadi suatu istilah yang menyatakan sukacita dan pujian kepada Tuhan, dan karena itulah maka pada saat itu lalu diucapkan kepada Yesus (Bandingkan dengan kata-kata: God save the king / queen).

6) Hal-hal yang penting dalam cerita ini:

a) Apa yang Yesus lakukan di sini merupakan proklamasi besar-besaran bahwa Ia adalah Mesias / Raja (Matius 21: 4-5 bdk. Zakh 9:9 yang merupakan nubuat tentang Mesias / Raja).

Yesus berulangkali melarang murid-muridNya memberitakan bahwa Ia adalah Mesias, karena saat itu belum waktunya. Tetapi sekarang, pada saat waktunya sudah tiba, Ia sendiri memberitakan hal itu secara besar-besaran. Dikatakan secara besar-besaran karena Ia melakukan hal itu di Yerusalem, dan Ia melakukannya menjelang Paskah (Ini Paskah Perjanjian Lama, yaitu peringatan keluarnya Israel dari Mesir) dimana semua orang Yahudi pergi ke Yerusalem.

b) Tindakan Yesus ini menyebabkan rakyat menyambut dengan antusias. Ini menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi makin marah dan membenci Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus. Hal ini pasti disadari oleh Yesus, tetapi Ia melakukannya dengan sengaja, supaya Rencana Allah tentang kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita bisa terlaksana. Jadi, sebetulnya bagian ini penting sekali, karena tanpa adanya hal ini, Rencana Allah tentang penebusan dosa manusia tidak akan terlaksana.

c) Tindakan Yesus ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan konsep Yahudi tentang Mesias (Orang Yahudi beranggapan bahwa Mesias adalah seorang raja duniawi). Karena itulah maka Yesus masuk ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, bukan seekor kuda atau jerapah (bandingkan dengan ajaran Theologia Kemakmuran yang mengharuskan orang kristen menjadi kaya sehingga bisa naik Boxer!).

Apa artinya naik keledai?

1. William Barclay mengatakan bahwa keledai bukanlah binatang tunggangan yang hina. Keledai juga dipakai oleh raja / pemimpin, tetapi dipakai dalam keadaan damai (Hak 5:10 & 10:4). Sedangkan kuda dipakai dalam keadaan perang. Jadi, Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Raja dengan menunggang keledai, menunjukkan diriNya sebagai Raja / Pangeran damai (Prince of Peace). Bdk. Yes 9:5 (Kitab Suci Inggris: Isaiah 9:6).

2. Calvin: Yesus naik keledai, bukan kuda. Disamping itu, keledainya keledai pinjaman. Lagi pula keledainya tidak punya pelana sehingga harus dialasi dengan pakaian. Ini semua menunjukkan kemiskinan dan kerendahan hati.

Saya lebih menyetujui penafsiran ini, karena lebih cocok dengan kontex. Kata-kata lemah lembut dalam ay 5, dalam bahasa Yunaninya adalah PRAUS. Ini adalah kata yang sukar sekali diterjemahkan (lihat pembahasan tentang kata itu dalam Mat 5:5 dalam Exposisi Matius Jilid II). Tetapi salah satu arti dari kata itu adalah rendah hati.

Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa sekalipun Yesus di sini menyatakan diri sebagai Mesias / Raja, tetapi Ia sekaligus menunjukkan bahwa diriNya bukanlah raja duniawi, dan kerajaanNya bukanlah kerajaan duniawi! Kita semua mempunyai seorang Raja yang bukan raja duniawi. Jadi, patutkah kalau kita hidup untuk dunia? Dan patutkah orang kristen mengajarkan Theologia Kemakmuran?

MATIUS 21:12-17

Matius 21:12-17 - (12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (13) dan berkata kepada mereka: Ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. (14) Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepadaNya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkanNya. (15) Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuatNya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: Hosana bagi Anak Daud! hati mereka sangat jengkel, (16) lalu mereka berkata kepadaNya: Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini? Kata Yesus kepada mereka: Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian? (17) Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.

1) Bagian-bagian yang betul-betul paralel, dan bagian-bagian yang hanya kelihatannya saja paralel:

a) Matius 21:12-17 paralel dengan Mark 11:15-19 dan Luk 19:45-48, tetapi tidak dengan Yoh 2:13-20.

Dasarnya:

1. Yoh 2:13-20 terjadi pada awal pelayanan Yesus, sedangkan Matius 21:12-17 terjadi pada akhir pelayanan Yesus.

2. Dalam cerita versi Yohanes, ada hal-hal yang tidak ada dalam Matius, Markus, maupun Lukas, seperti penggunaan cambuk (Yoh 2:15a), dan juga hal-hal yang diceritakan dalam Yoh 2:17-20.

b) Matius 21:14-16 tidak paralel dengan Luk 19:37-40.

Dasarnya:

1. Matius 21:14-16 terjadi dalam Bait Allah (Matius 21: 14-15), sedangkan Luk 19:37-40 terjadi pada waktu Yesus mendekati Yerusalem (Matius 21: 37).

2. Dalam Matius 21:14-16, yang memuji Yesus adalah anak-anak, sedangkan dalam Luk 19:37-40, yang memuji Yesus adalah murid-murid. Tentang hal ini, ada orang yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan anak-anak adalah murid-murid Yesus, karena pada saat itu seorang guru Yahudi biasa memanggil muridnya dengan sebutan anak. Tetapi penafsiran ini tidak mungkin, karena dalam Mat 21:16b, Yesus mengutip dari Maz 8:3 yang justru berbicara tentang bayi-bayi dan anak-anak! Jadi jelas bahwa dalam cerita Matius itu, yang dimaksud dengan anak memang betul-betul adalah anak!

2) Dalam Matius 21: 12 dan Luk 19:45, Yesus masuk ke Bait Allah dan langsung mengusir. Tetapi bandingkan dengan Mark 11:11,12,15 yang menunjukkan bahwa Yesus mengunjungi Bait Allah dua kali, dan baru pada kunjungan yang kedualah Yesus mengusir orang-orang yang berjualan itu.

Pengharmonisan:

a) Calvin menganggap bahwa kejadian dalam Mark 11:15 (pengusiran), sebetulnya ada di dalam Mark 11:11. Jadi, kejadiannya cuma satu, tetapi penceritaannya dilakukan dua kali (mula-mula hanya sekelebat saja, lalu diceritakan lagi secara lebih terperinci).

b) Kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ada 2 kunjungan (sesuai dengan Markus), tetapi Matius maupun Lukas hanya menceritakan kunjungan yang ke 2 (dimana Yesus mengusir).

3) Matius 21: 12: Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati.

Kesalahan apa yang dilakukan oleh orang-orang itu sehingga membuat Yesus menjadi marah?

a) Mereka melakukan hal ini bukan dalam Ruang Suci maupun Ruang Maha Suci yang ada dalam Bait Allah! Mereka melakukan hal itu di halaman / pelataran Bait Allah. Dalam Kitab Suci Indonesia, secara jelas disebutkan ‘halaman Bait Allah (ay 12). Memang sebetulnya, kata halaman itu tidak ada! Tetapi dari kata bahasa Yunani yang dipakai, kita bisa menyimpulkan bahwa hal itu dilakukan bukan di dalam sanctuary (Ruang Suci & Ruang Maha Suci), tetapi di halaman / pelataran Bait Allah.

Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama diterjemahkan Bait Allah. Kata yang pertama ialah HIERON yang menunjuk pada seluruh komplex Bait Allah, termasuk halaman / pelataran. Kata yang kedua adalah NAOS (digunakan dalam 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19), yang menunjuk hanya pada sanctuarynya saja (Ruang Suci dan Ruang Maha Suci). Kalau orang-orang itu berjualan di dalam sanctuary, maka kata Yunani yang dipakai pastilah NAOS. Tetapi ternyata kata Yunani yang dipakai di sini adalah HIERON, dan itu menunjukkan bahwa mereka berjualan di halaman / pelataran Bait Allah.

Tetapi, juga harus kita sadari bahwa halaman / pelataran Bait Allah tidak bisa disamakan seperti halaman gereja jaman sekarang! Bagi mereka, halaman / pelataran adalah tempat berbakti, karena sanctuary hanya boleh dimasuki oleh imam / imam besar. Para penafsir berpendapat bahwa bagian pelataran yang dipakai berjualan adalah bagian untuk orang-orang non Yahudi (yang sudah memeluk agama Yahudi) dalam beribadah (the court of the gentiles). Karena itu, jelaslah bahwa tindakan mereka ini betul-betul keterlaluan, karena mereka menggunakan tempat ibadah untuk berjualan binatang!

b) Mereka berjualan binatang-binatang yang dipakai sebagai korban bagi Tuhan (jadi ini bukan pasar biasa yang berjualan segala macam binatang / daging).

Memang setiap orang boleh membawa sendiri binatang yang akan mereka persembahkan kepada Tuhan itu, tetapi:

1. Hal itu tentu merepotkan, apalagi bagi yang dari luar kota / tempat yang jauh.

2. Binatang yang dikorbankan untuk Tuhan, haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti tidak bercacat, dsb. Sedangkan para imam (yang memang mempunyai tugas / kewajiban untuk memeriksa binatang-binatang tersebut), untuk bisa mendapatkan untung, memaksa orang-orang untuk membeli binatang di Bait Allah dengan mengafkir binatang-binatang yang tidak dibeli di Bait Allah. Tepatlah kalau Yesus menyebut mereka sebagai penyamun (Matius 21: 13)!

c) Ulah para imam tersebut menyebabkan tempat ibadah itu menjadi kotor, ribut dan bau. Perhatikan bahwa hal-hal ini membuat Yesus menjadi marah!

Penerapan: saudara mungkin tidak pernah membawa binatang ke gereja, tetapi:

1. Seringkah saudara mengotori gereja dengan membuang sampah / pembungkus permen dsb secara sembarangan?

2. Apakah saudara menjaga kebersihan kalau saudara menggunakan kamar kecil di gereja?

3. Seringkah saudara ribut dalam gereja, khususnya pada waktu Firman Tuhan diberitakan?

4. Seringkah saudara membiarkan anak saudara ribut dalam gereja (bahkan berjalan-jalan dalam gereja!), pada waktu kebaktian sedang berlangsung?

5. Seringkah saudara pergi ke gereja dalam keadaan belum mandi, atau dengan memakai pakaian yang sudah seminggu tidak dicuci sehingga baunya begitu harum semerbak dan membuat tetangga saudara menjadi pusing?

d) Keuntungan yang diambil dari penjualan binatang-binatang itu tidak tanggung-tanggung. Mereka menjual binatang-binatang itu dengan harga yang betul-betul mencekik leher, yaitu puluhan kali lipat dari harga normal! Mereka bukan melakukan hal ini hanya pada sapi dan domba yang merupakan persembahan dari orang yang kaya, tetapi bahkan juga pada penjualan burung merpati, yang merupakan persembahan dari orang miskin!

e) Mereka juga menyediakan tempat penukaran uang, karena dalam Bait Allah tersebut, uang asing dinyatakan tidak berlaku, sehingga harus ditukarkan dulu sebelum bisa dipakai sebagai alat pembayar. Dari penukaran uang ini, tentu saja mereka mengambil untung lagi!

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa mereka mengacaukan dan menyalah-gunakan tempat ibadah, dan bahkan mengadakan pemerasan di dalam tempat ibadah! Inilah yang membuat Yesus menjadi marah!

Ada banyak orang kristen, yang berdasarkan text Kitab Suci ini lalu menyalahkan:

1. Pengadaan bazaar dalam gereja.

2. Gereja yang mempunyai bank di dalam gereja.

Tetapi saya sendiri tidak terlalu yakin bahwa text hari ini bisa diterapkan demikian, karena saya berpendapat bahwa faktor pemerasan dan faktor pengacauan ibadah tidak terjadi, baik dalam pengadaan bazaar, maupun dalam pengadaan suatu bank dalam gereja, sepanjang semua itu diatur dengan baik.

4) Matius 21: 12 menunjukkan bahwa Yesus yang penuh kasih dan kelemah-lembutan itu bersikap sangat keras. Tanpa menegur, Ia langsung menghajar, mungkin karena Ia tahu bahwa semua dosa ini dilakukan secara sengaja.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari apa yang Yesus lakukan di sini:

a) Ini menggenapi nubuat tentang Mesias dalam Mal 3:1-3 - (1) Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

b) Tindakan Yesus ini merupakan suatu claim bahwa Ia adalah Mesias, Raja, dan Tuhan atas Bait Allah (bdk. Mat 12:6,8) yang memberikanNya hak untuk melakukan semua itu.

Mat 12:6,8 - (6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. ... (8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat..

c) Yesus saat itu masih muda (33 tahun), dan pasti ada di antara orang-orang yang berjualan / imam-imam yang jauh lebih tua dari Dia. Tetapi Ia toh melakukan tindakan yang begitu keras! Beranikah saudara berkata bahwa Yesus tidak sopan terhadari pada orang tua? Karena itu jangan berkata bahwa orang yang muda, di dalam segala keadaan, harus hormat pada orang yang lebih tua! Kita jelas tidak harus menghormati seorang nabi palsu, tidak peduli betapa tuanya dia! Bdk. Ul 13:3a - maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu. Juga bandingkan dengan Ul 18:22c - janganlah gentar kepadanya. Juga pikirkan hal ini: bagaimana kalau nanti Anti Kristus datang dalam bentuk orang tua? Akankah saudara menghormati dia?

d) Marah tidak selalu bisa disebut dosa (bdk. Ef 4:26).

Ef 4:26 - “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.

Bukan hanya di sini Yesus marah. Dalam Mark 3:5 Ia juga marah. Tetapi kemarahan Yesus jelas bukan dosa. Ini adalah kemarahan yang suci!

Gereja membutuhkan orang-orang kristen yang bisa marah dengan kemarahan seperti ini! Kalau semua orang kristen sabar terus, bahkan juga terhadap dosa dan terhadap segala kesalahan dan kebrengsekan yang terjadi di dalam gereja, maka bisa dipastikan gereja akan makin lama makin brengsek! Dalam situasi dan kondisi tertentu justru adalah dosa kalau kita tidak marah! Bdk. Wah 2:2 dengan 2Kor 11:4!

e) Semua orang kristen harus mempunyai keinginan dan keberanian untuk menyucikan gereja! Tetapi apa yang harus dilakukan kalau gereja tidak bisa disucikan karena gereja dikuasai suatu sindikat yang terdiri dari orang-orang brengsek? Tinggalkan gereja itu, dan cari gereja yang lain! Ingat bahwa saudara adalah pengikut Kristus dan bukan pengikut gereja!

5) Matius 21: 13: dan berkata kepada mereka: Ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun..

a) Ini adalah kutipan dari Yes 56:7 dan Yer 7:11.

b) Kata doa di sini adalah suatu synecdoche (gaya bahasa dimana yang dibicarakan hanya sebagian tetapi yang dimaksudkan adalah seluruhnya), dan menunjuk pada seluruh ibadah. Tetapi mengapa doa yang ditekankan? Karena doa yang paling membutuhkan kesunyian (sedang binatang-binatang yang dijual itu membuat keributan).

Penerapan: karena doa membutuhkan kesunyian (bdk. Mark 1:35) maka semua hal-hal di bawah ini adalah salah dan harus dibuang:

1. Doa yang diiringi alat musik.

2. Chairman yang meminta sebagian jemaat berdoa dan sebagian yang lain menyanyi.

3. Orang yang bersenandung pada waktu doa bersama.

4. Berdoa dimana semua orang membuka suara untuk berdoa.

c) sarang penyamun.

1. Mereka disebut penyamun karena mereka memeras / merampok masyarakat dengan harga-harga yang mencekik leher dan memaksa semua orang membeli binatang mereka.

2. ‘Sarang penyamun adalah pusat kejahatan dan tempat dimana para penyamun itu merasa aman dan tidak takut-takut di dalam merencanakan / melakukan kejahatannya.

d) Rumah doa dijadikan sarang penyamun.

Ini merupakan penyalahgunaan tempat ibadah. Tempat yang suci dipakai untuk melakukan kejahatan.

e) Matius tidak menuliskan reaksi mereka terhadap apa yang Yesus lakukan. Tetapi Mark 11:18 dan Luk 19:47-49 mengatakan bahwa mereka mau membunuh Yesus.

Penerapan: kalau saudara melakukan tindakan-tindakan untuk mereformasi gereja, saudara pasti akan dimusuhi / diserang oleh banyak orang, khususnya oleh sindikat dalam gereja itu!

6) Matius 21: 14: Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepadaNya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkanNya.

a) Bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang sakit menunjukkan bahwa Yesus bisa menguasai diri. Ia baru saja marah dalam Matius 21: 12-13, tahu-tahu menjadi penuh kasih dan belas kasihan dalam Matius 21: 14! Ia bisa membedakan antara orang yang salah, yang harus dimarahi, dan orang yang tidak bersalah, yang harus dikasihi / dikasihani.

Penerapan: kalau saudara sedang marah, apakah saudara sering melampiaskannya kepada orang-orang di dekat saudara (anak, pembantu, pegawai dsb), padahal orang itu tidak bersalah?

b) Kemarahan dan ketegasan Yesus dalam Matius 21: 12-13, dan juga kasih dan belas kasihan Yesus dalam Matius 21: 14, harus ada secara seimbang dalam diri orang kristen!

1. Ini harus ada di dalam gereja.

2. Ini harus ada dalam sekolah / keluarga. Guru / orang tua harus mengasihi murid / anak, tetapi juga harus bisa bersikap tegas terhadap murid / anak.

3. Ini juga harus ada dalam pekerjaan (terhadap pegawai).

7) Matius 21: 15: Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuatNya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: Hosana bagi Anak Daud! hati mereka sangat jengkel.

Mereka jengkel karena mereka iri hati dan mereka berpendapat bahwa hal itu adalah suatu penghujatan (karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias).

8) Matius 21: 16: lalu mereka berkata kepadaNya: Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini? Kata Yesus kepada mereka: Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?.

Ini dikutip dari Maz 8:3, yang menunjukkan bahwa di dalam diri seorang bayipun bisa terlihat / terpancar kemuliaan Allah. Apalagi dari anak-anak yang lebih besar. Karena itu, bukan sesuatu yang aneh kalau anak-anak itu memuji Tuhan seperti yang mereka lakukan dalam Matius 21: 15b!

MATIUS 21:18-22

Matius 21:18-22 - “(18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. (19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. KataNya kepada pohon itu: Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya! Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. (20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-muridNya, lalu berkata: Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering? (21) Yesus menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. (22) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya..

Matius 21: 18: Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.

Jangan heran kalau Yesus dikatakan merasa lapar. Sekalipun Ia adalah Allah, tetapi setelah inkanasi, Ia juga sungguh-sungguh adalah manusia, dan karena itu Ia bisa lapar.

Matius 21: 19: Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. KataNya kepada pohon itu: Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya! Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.

1) Dalam Injil Matius, seluruh peristiwa, yaitu Yesus lapar, Yesus mendekati pohon ara, Yesus tidak mendapat buah ara, Yesus mengutuk pohon ara, pohon ara menjadi kering, dan komentar / reaksi murid-murid, semuanya terjadi pada saat itu (dalam 1 hari).

Tetapi, dalam Injil Markus, peristiwa ini diceritakan dalam 2 tahap yang terjadi dalam 2 hari, dan ditengah-tengah kedua tahap itu diselipi peristiwa dimana Yesus menyucikan Bait Allah (Mark 11:12-14,15-19,20-21).

Sebetulnya peristiwa itu memang terjadi dalam 2 hari, seperti yang diceritakan oleh Markus. Matius meringkas cerita itu, dan mempersatukan 2 tahap itu menjadi satu.

Sekalipun dalam Mat 21:19c dikatakan bahwa pohon ara itu kering seketika itu juga, sedangkan dalam Markus keringnya pohon ara itu baru diketahui pada keesokan harinya (Mark 11:20), tetapi kedua bagian ini tetap tidak bisa dikatakan bertentangan, karena Markus mengatakan ‘sudah kering, bukan ‘baru kering.

2) Peristiwa ini mengandung beberapa keanehan, yaitu:

a) Bagaimana mungkin Yesus bisa tidak tahu bahwa pohon ara itu tidak ada buahnya? Sekalipun sebagai manusia Yesus tidak mahatahu (bdk. Mat 24:36), tetapi bagaimanapun tentang hal ini Ia seharusnya tahu, karena saat itu memang bukan musimnya buah ara (Mark 11:13b).

b) Yesus kelihatannya kecewa, lalu marah, sehingga lalu mengutuk pohon ara itu. Ini kelihatannya menunjukkan sikap kekanak-kanakan, padahal biasanya Ia adalah sesosok manusia yang begitu agung dan bijaksana.

c) Pohon itu tidak bersalah, karena:

1. Saat itu memang bukan musim buah ara (Mark 11:13b).

Bagaimana mungkin pohon itu disalahkan karena ia tidak berbuah pada saat memang bukan musimnya?

2. Pohon bukanlah makhluk bermoral.

Hanya ada 4 golongan makhluk bermoral, yaitu Allah, malaikat, setan dan manusia. Untuk makhluk bermoral, maka ada penilaian baik atau jahat, suci atau berdosa. Tetapi untuk binatang, yang bukan termasuk makhluk bermoral, tidak ada penilaian baik atau jahat, suci atau berdosa. Apalagi untuk pohon / tanaman! Tetapi, mengapa pohon itu lalu dihukum / dikutuk?


d) Ini adalah satu-satunya peristiwa dimana Yesus menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan sesuatu. Biasanya Ia selalu menggunakannya untuk menyembuhkan, membangkitkan, menolong dsb. Dalam Markus 5:1-20, matinya 2000 ekor babi tidak bisa dikatakan sebagai suatu penghancuran yang dilakukan oleh Yesus, karena yang membunuh babi-babi itu adalah setan, sedang Yesus hanya mengijinkan setan untuk membunuh babi-babi itu.

3) Keanehan-keanehan tersebut di atas menimbulkan penafsiran-penafsiran yang salah, seperti:

a) Peristiwa yang diceritakan di sini sebetulnya sama dengan perumpamaan yang Yesus ceritakan dalam Luk 13:6-9. Jadi, sebetulnya itu hanya suatu perumpamaan, yang diceritakan oleh Yesus. Tetapi ketidak-mengertian, kesalah-pahaman, kebingungan membuat perumpamaan yang Yesus ceritakan itu berubah menjadi suatu kejadian yang Yesus lakukan.

Tanggapan saya: orang yang mempercayai penafsiran seperti ini adalah orang yang tidak menghargai Kitab Suci sebagai Firman Allah yang tidak bisa salah!

b) William Barclay: Kejadian ini tidak betul-betul terjadi. Mungkin Yesus sedang lewat suatu tempat dimana Ia melihat pohon ara yang sudah kering, lalu Yesus menggunakan pohon ara yang sudah kering itu untuk mengajar bahwa ketidakbergunaan mengundang bencana, atau bahwa pengakuan tanpa praktek akan dihukum oleh Allah.

Tanggapan saya: sama dengan no 1 di atas!

c) Yesus melakukan hal ini untuk menunjukkan kuasaNya atas alam, supaya nanti pada saat Ia mati di atas kayu salib, murid-muridNya tahu bahwa Ia bukan mati karena terpaksa, tetapi karena rela.

Tanggapan saya: tafsiran ini masih lebih mungkin dibandingkan dengan tafsiran-tafsiran di atas, tetapi saya tetap tidak setuju, karena penafsiran ini tidak bisa menyelesaikan keanehan-keanehan yang saya sebutkan di atas.

4) Penafsiran yang benar.

a) Semua ini adalah suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi; dan Yesus melakukan semua itu dengan tujuan untuk menjadikan peristiwa itu sebagai suatu perumpamaan.

Biasanya Yesus memberikan perumpamaan dengan kata-kataNya (spoken parable / perumpamaan yang diucapkan), tetapi di sini Ia memberikan suatu perumpamaan yang diperankan / diperagakan (acted / enacted parable).

Dengan demikian, bagian ini jelas tidak sama dengan Luk 13:6-9 yang merupakan suatu spoken parable (= perumpamaan yang diucapkan), sekalipun penekanan / pengajarannya sama.

Dalam Perjanjian Lama, ada cukup banyak perumpamaan yang diperankan seperti ini! Misalnya:

1. Hos 1:2 1:4-9 3:1-3 - Hosea disuruh kawin dengan seorang sundal, pemberian nama bagi anak-anak Hosea, dan Hosea disuruh mengambil / membeli istrinya kembali, semuanya diperintahkan oleh Allah supaya melalui peristiwa itu terjadi suatu perumpamaan yang diperankan yang bisa mengajar bangsa Israel!

2. Yes 20:2-6.

3. Yer 13:1-11 19:1-13 27:1-22.

4. Yun 4:6-11 - Allah sendiri melaksanakan perumpamaan yang diperankan ini dengan tujuan mengajar Yunus.

b) Alasan / dasar yang menyebabkan bagian ini dianggap sebagai perumpamaan yang diperankan:

1. Adanya keanehan-keanehan dalam bagian ini yang sudah kita lihat di atas. Kalau kejadian ini dianggap sebagai kejadian biasa, dan bukan merupakan perumpamaan yang diperankan, maka semua keanehan-keanehan tersebut tidak akan bisa dijelaskan.

2. Mark 11:13 menyebutkan bahwa saat itu bukan musim ara!

Memang ada orang-orang yang menafsirkan bahwa sekalipun saat itu bukan musim ara, tetapi Yesus mencari buah ara yang masih belum matang yang keluar sebelum waktunya (F. F. Bruce, The New Testament Documents: Are They Reliable?, hal 73-74).

Tetapi William Barclay mengatakan bahwa buah yang seperti itu rasanya sangat tidak enak dan tidak pernah dimakan.

Karena itu saya lebih setuju dengan penafsiran yang mengatakan bahwa kalimat itu (bahwa saat itu bukan musim ara) sengaja ditulis oleh Markus untuk menunjukkan maksud Yesus yang sebetulnya pada waktu mendatangi pohon ara itu, yaitu menggunakan pohon ara itu sebagai perumpamaan yang diperankan!

Kalau dalam Matius 21:19 dan Mark 11:13 disebutkan bahwa Yesus mendatangi pohon ara itu dengan tujuan mencari buah ara, maka hal itu diceritakan dari sudut pandang murid-murid!

Tetapi ada penafsiran lain lagi, yang diberikan oleh Adam Clarke. Ia mengatakan bahwa kata-kata memang bukan musim buah ara dalam Mark 11:13 harus diartikan sebagai bukan musim mengumpulkan buah ara. Dan ia memberikan Mark 12:2 Mat 21:34 Ayub 5:26 sebagai dasar penafsiran ini. Karena itu, adalah benar kalau Yesus mengharapkan adanya buah pada saat itu. Ia juga menambahkan bahwa dalam cuaca yang tepat pohon ara bisa terus menerus berbuah.

c) Arti dari perumpamaan yang diperankan ini.

1. Dalam Markus, cerita ini terbagi dalam 2 tahap dan ditengah-tengahnya diselipi dengan peristiwa penyucian Bait Allah. Jadi, mungkin sekali bahwa Bait Allahlah yang digambarkan oleh Yesus dengan pohon ara yang hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah ini! Bait Allah memang kelihatannya megah, banyak aktivitas dsb, tetapi penuh kebrengsekan!

Kalau ini penafsiran yang benar, maka pengutukan dan penghancuran atas pohon ara itu digenapi dengan dihancurkannya Bait Allah oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 Masehi.

2. Sekalipun penafsiran di atas itu mungkin, tetapi saya tetap lebih condong untuk menganggap bahwa orang Yahudilah yang dianggap sebagai pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah itu! (dalam Perjanjian Lama ada ayat-ayat yang menggambarkan Israel sebagai pohon / buah ara, seperti Hos 9:10 Yer 8:13 Mikha 7:1).

Israel memang kelihatan hebat! Mereka adalah bangsa pilihan yang ditandai dengan sunat, mereka mempunyai hukum Taurat yang mereka pelajari mati-matian, mereka mempunyai Bait Allah yang megah, mereka mempunyai imam-imam dan tokoh-tokoh agama yang lain, mereka mempersembahkan korban-korban kepada Allah, dsb. Tetapi bagaimanapun juga, mereka tidak beriman kepada Yesus, dan karena itu mereka tidak punya kebenaran, dan juga tidak punya kasih yang sejati, baik kepada Allah maupun kepada manusia!

3. Bagian ini tidak hanya relevan untuk saat itu, tetapi juga untuk saat ini:

a. Ada gereja-gereja yang gedungnya megah, jemaatnya banyak, aktivitasnya banyak. Tetapi kalau dalam gereja-gereja itu tidak ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang baik, sehingga mayoritas jemaatnya adalah orang kristen KTP yang tidak mengerti apa-apa tentang Kitab Suci dan mempunyai kehidupan yang brengsek, maka gereja-gereja itu sama seperti pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah!

b. Ada orang-orang kristen yang sudah dibaptis, rajin ke gereja, dan bahkan menduduki jabatan tertentu dalam gereja. Tetapi kalau mereka tidak sungguh-sungguh beriman kepada Kristus, dan mereka mempunyai kehidupan seperti orang kafir, maka mereka betul-betul seperti pohon ara yang hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah. Kalau saudara adalah orang kristen yang seperti ini, ingatlah bahwa:

Tuhan menuntut buah dalam kehidupan saudara! Ini terlihat dari banyak bagian Kitab Suci, baik dalam Mat 21:18-22 yang sedang kita pelajari ini, maupun dari bagian-bagian Kitab Suci yang lain seperti Mat 3:8,10 Luk 13:6-9 Yoh 15:2,4-6,8.

Sama seperti Yesus mengutuk dan menghancurkan pohon ara yang tidak berbuah itu, Tuhan akan menghancurkan saudara kalau saudara tidak berbuah! Jadi, kalau saudara tidak ingin dihancurkan oleh Tuhan, cepatlah bertobat, dan hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan saudara!

d) Keberatan dan jawabannya.

Ada orang-orang yang keberatan dengan penafsiran di atas, dengan alasan bahwa arah pembicaraan dalam Matius 21: 20-22 (tentang doa yang beriman), sama sekali tidak sesuai / tidak searah / tidak sejalan dengan penafsiran tersebut.

Jawaban saya: Murid-murid tidak mengerti arti dari apa yang Yesus lakukan (perumpamaan yang diperankan tersebut). Mereka tidak memperhatikan pesan rohani dalam tindakan Yesus itu, karena mereka hanya menyoroti mujijatnya saja. Karena itu yang mereka persoalkan dalam ay 20 adalah mujijat tersebut (pohon ara bisa kering dengan begitu cepat). Yesus membiarkan ketidak-mengertian mereka dan lalu menuruti arah pembicaraan mereka. Karena itulah maka arah pembicaraan dari ay 20-22 sama sekali tidak sesuai dengan arah dari perumpamaan yang diperankan tersebut! Tetapi, mengapa Yesus membiarkan mereka dalam ketidak-mengertian mereka? Karena belum saatnya bagi mereka untuk menerima fakta bahwa Allah menolak orang-orang Yahudi. Tetapi, kalau memang belum saatnya bagi mereka untuk menerima fakta itu, mengapa Yesus mengajar melalui perumpamaan yang diperankan itu? Yesus mengajar bukan untuk dimengerti pada saat itu, tetapi supaya dikemudian hari, dengan pertolongan Roh Kudus, murid-murid bisa mengerti hal itu (bdk. Yoh 14:26 Yoh 16:12-13). Bandingkan dengan Yoh 13:7 dimana Yesus melakukan sesuatu yang gunanya bukan untuk dimengerti saat itu, tetapi untuk dimengerti dikemudian hari!

Matius 21: 20-22: (20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-muridNya, lalu berkata: Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering? (21) Yesus menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. (22) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.’”.

Yesus menanggapi keheranan murid-muridNya dengan mengajar tentang doa yang disertai iman. Perlu dicamkan bahwa di sini iman bukan berarti iman yang menyelamatkan (iman kepada Yesus sebagai Juruselamat), tetapi sekedar merupakan suatu kepercayaan bahwa Tuhan akan menjawab doa kita.

Ada beberapa hal yang akan saya bahas di sini:

1) Iman adalah sesuatu yang penting sekali dalam doa!

a) Adanya iman menyebabkan kita berdoa.

Sebaliknya, kalau kita tidak beriman bahwa Allah akan mendengar / mengabulkan doa kita, maka kita akan malas berdoa.

b) Doa yang disertai iman mempunyai kuasa yang lebih hebat.

Doa itu dikatakan bisa memindahkan gunung ke laut! Ini tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah, karena dalam sepanjang sejarah, belum pernah ada orang yang bisa memindahkan gunung ke laut dengan menggunakan doa yang beriman. Jadi, artinya adalah: dengan doa yang disertai iman, kita bisa melakukan hal-hal yang kelihatannya mustahil!

c) Sekalipun iman itu sangat penting dalam doa, dan karena itu kita harus berusaha untuk bisa beriman pada waktu berdoa, tetapi itu tidak berarti bahwa kalau kita tidak beriman, maka sebaiknya kita tidak berdoa!

Pada waktu kita berdoa tidak dengan iman, setan sering memakai ayat ini supaya kita sama sekali tidak berdoa. Karena itu perhatikan bagian-bagian Kitab Suci seperti Mat 8:25 dan Mat 14:30-31 dimana murid-murid / Petrus berdoa tanpa iman, tetapi toh doanya dikabulkan! Jadi, kalau bisa berdoalah dengan iman, tetapi kalau tidak bisa berdoa dengan iman, tetaplah berdoa!

2) Iman bukanlah sekedar suatu keyakinan yang tidak berdasar!

Kepercayaan / keyakinan kita baru bisa disebut iman, kalau ada dasar Firman / janji Tuhan (bdk. Kej 15:6 Ro 10:17).

Misalnya:

a) Kita berdoa supaya Tuhan mencukupi kebutuhan hidup kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Mat 6:25-34.

b) Kita berdoa meminta hikmat untuk menghadapi kesukaran, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Yak 1:5-7.

c) Kita berdoa meminta ampun atas dosa-dosa kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam 1Yoh 1:9.

d) Kita berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam hidup kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Maz 23:1-4.

Memang kadang-kadang seseorang bisa beriman tanpa adanya janji / Firman Tuhan yang tertulis sebagai dasar kepercayaannya, karena Roh Kudus yang memberikan janji atau Roh Kudus memberikan keyakinan / iman itu.

Contoh: Mat 8:5-13 Mat 15:21-28.

Tetapi jaman sekarang banyak orang, sekalipun tanpa dasar apa-apa, tetap beriman bahwa Tuhan akan melakukan mujijat, menyembuhkan penyakit, memberi dirinya bahasa roh, dsb. Ini bukan iman!

3) Kata-kata apa saja dalam Matius 21: 22 karus ditafsirkan dengan memperhatikan bagian-bagian Kitab Suci yang lain, seperti:

a) Mat 7:11 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya akan memberikan yang baik kepada kita. Dan yang dimaksud dengan baik di sini , tentu adalah dari sudut pandang Allah, bukan dari sudut pandang kita! Bandingkan dengan doa Paulus yang tidak dikabulkan dalam 2Kor 12:7-10.

b) 1Yoh 5:14 yang mengatakan bahwa doa kita hanya dikabulkan kalau doa itu sesuai dengan kehendak / Rencana Allah. bdk. doa Tuhan Yesus dalam Mat 26:39.

Tetapi tentang hubungan antara doa dan kehendak Allah, perhatikan komentar Dr. Knox Chamblin ini: Perhaps we in the Reformed tradition find it easier to pray Thy will be done, than to claim the promise of Mat 21:22. It is possible to resign oneself to the will of God without first wrestling and struggling with him in prayer (= Bagi kita yang ada dalam lingkungan / tradisi Reformed, mungkin lebih mudah untuk berdoa jadilah kehendakMu, dari pada menuntut janji dalam Mat 21:22. Adalah mungkin bagi seseorang untuk menyerah pada kehendak Allah tanpa lebih dulu bergulat / bergumul dengan Dia di dalam doa).

4) Di dalam Injil Markus, maka bagian ini disusul dengan Mark 11:25 yang menekankan pentingnya pengampunan terhadap orang lain.

Mark 11:25 - Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu..

Bagian ini ditambahkan untuk menunjukkan bahwa dosa menghalangi doa! (bdk. Yes 1:10-20 59:1-2 Amsal 28:9).

Bagaimanapun berimannya saudara dalam doa, kalau saudara menyimpan dosa tertentu, doa saudara tidak akan didengar oleh Allah!

MATIUS 21:23-32

Matius 21:23-27 - (23) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepadaNya, dan bertanya: Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu? (24) Jawab Yesus kepada mereka: Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepadaKu, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia? Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? (26) Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi. (27) Lalu mereka menjawab Yesus: Kami tidak tahu. Dan Yesuspun berkata kepada mereka: Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”.

Matius 21: 23: Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepadaNya, dan bertanya: Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu?.

1) Dalam Matius 21: 23 ini dikatakan bahwa para imam dan tua-tua Yahudi mendatangi Yesus ketika Ia mengajar.

Ini sama dengan Luk 20:1, tetapi kelihatannya bertentangan dengan Mark 11:27 yang mengatakan ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah.

Pengharmonisan:

a) Mungkin Yesus mengajar sambil berjalan.

b) Mungkin hal itu terjadi ketika Yesus baru berhenti berjalan, dan baru mau mengajar.

2) Para tokoh Yahudi itu mempertanyakan dengan kuasa mana Yesus melakukan hal-hal itu.

Yang dimaksud dengan hal-hal itu mencakup beberapa hal:

a) Masuknya Yesus ke Yerusalem dengan naik keledai (21:1-11).

b) Ia menerima puji-pujian (21:9-10,15-16).

c) Ia menyembuhkan orang sakit (21:14).

d) Ia membersihkan Bait Allah (21:12-13).

e) Ia mengajar Firman Tuhan (21:23).

3) Mereka tidak mempedulikan apakah ajaran Yesus itu baik / benar / sesuai Kitab Suci atau tidak. Yang mereka persoalkan adalah: atas otoritas siapa Yesus bertindak / mengajar (karena secara resmi Yesus bukan imam / ahli Taurat). Jadi, dengan kata lain, mereka mau menjalankan organisasi yang strict / ketat tanpa mempedulikan apakah hal itu menghambat kebenaran atau tidak.

Penerapan:

a) Banyak gereja menggunakan sistim organisasi yang terlalu ketat, dan dengan itu mereka bertindak seperti para imam dan tua-tua Yahudi itu, misalnya:

1. Dengan melarang orang awam berkhotbah, padahal orang itu mempunyai karunia berkhotbah dan mempunyai pengajaran yang baik.

2. Dengan menentukan bahwa pendeta harus punya gelar S. Th. padahal ada orang yang hanya mempunyai gelar B. Th. / Sm. Th. tetapi mempunyai karunia dan ajaran yang baik.

b) Kalau ada orang menegur saudara, yang seharusnya saudara persoalkan, bukanlah apakah orang itu punya hak menegur saudara atau tidak, tetapi apakah tegurannya benar atau tidak!

4) Pertanyaan para imam dan tua-tua ini merupakan pertanyaan tolol. Orang yang hanya berusaha untuk mencari-cari kesalahan orang lain, memang sering bertindak tolol!

Mujijat-mujijat yang Yesus lakukan (Matius 21: 14) sebetulnya jelas membuktikan keilahian Yesus, dan itulah otoritasNya!

5) Pertanyaan yang mereka ajukan itu sebetulnya merupakan pertanyaan yang penting, asal diajukan dengan motivasi yang baik! Pertanyaan itu perlu ditanyakan kepada:

a) Pendeta / penginjil yang tidak mau sekolah theologia.

b) Pengkhotbah / guru sekolah minggu yang tidak punya karunia untuk berkhotbah / mengajar, atau yang ajarannya brengsek.

c) Pengkhotbah / majelis yang hidup brengsek.

d) Pendeta / penginjil / Majelis yang bersikap sebagai diktator.

Matius 21: 24-25a: (24) Jawab Yesus kepada mereka: Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepadaKu, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?.

1) Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka secara langsung, tetapi Ia menjawab mereka dengan balas memberikan pertanyaan.

2) Yesus bertanya tentang Yohanes Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah (Yoh 1:32-34). Jadi, kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari Allah, maka mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga tentu mempunyai otoritas untuk melakukan apa yang Ia lakukan.

3) Kata-kata baptisan Yohanes dalam Matius 21: 25 adalah suatu synecdoche (= suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksudkan adalah seluruh pelayanan Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain, Yesus menanyakan apakah Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi / pelayan Tuhan atau bukan.

Matius 21: 25b-27: (25b) Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? (26) Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi. (27) Lalu mereka menjawab Yesus: Kami tidak tahu. Dan Yesuspun berkata kepada mereka: Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu..

1) Kesalahan mereka:

a) Ini jelas adalah pragmatism, yaitu suatu ajaran yang hanya mementingkan hasil akhir, tanpa mempedulikan benar tidaknya jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil akhir tersebut.

Banyak orang mempraktekkan Pragmatism. Contoh:

1. Pelajar / mahasiswa yang ngerpek / nyontek, menyuap guru, membeli soal ujian, asal bisa lulus.

2. Orang yang bekerja / berdagang dengan menghalalkan segala cara, asal mendapat untung.

Tetapi orang kristen jelas tidak dibenarkan menganut paham seperti ini!

b) Minat mereka bukan mengucapkan apa yang benar, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Tetapi, apakah saudara tidak pernah berbuat seperti ini? Dalam bekerja, dagang dsb?

Bdk. Amsal 20:14 - Tidak baik! Tidak baik!, kata si pembeli, tetapi begitu ia pergi, ia memuji dirinya.

c) Mereka adalah orang yang menekankan taktik / politik / kebijaksanaan duniawi sehingga tidak mempedulikan kebenaran.

William Barclay: If a man consults expediency rather than principle, his question will be, not, what is the truth?, but, what is it safe to say?. .... If a man knows the truth, he is under obligation to tell it, though the heavens should fall (= kalau seseorang mempersoalkan keuntungan / manfaat lebih dari prinsip, pertanyaannya bukanlah apakah kebenarannya?, tetapi apa yang aman untuk dikatakan?. ... Kalau seseorang mengetahui kebenaran, ia wajib untuk mengatakannya sekalipun langit harus runtuh).

Penerapan:

1. Ada kebobrokan / kesalahan dalam gereja, tetapi saudara diam saja, supaya diri saudara aman dan tidak gegeran dengan orang lain.

2. Dalam rapat saudara tidak mau membantah / berdebat, sekalipun ada usul / keputusan yang salah.

Dalam pengadilan terdakwa / saksi disumpah untuk mengucapkan the truth, the whole truth, and nothing but the truth (= kebenaran, seluruh kebenaran, dan tak ada yang lain kecuali kebenaran). Orang kristen harus belajar untuk berbicara seperti itu, dalam kehidupan sehari-hari!

2) Mereka takut kepada orang banyak, tetapi tidak kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta. Ini salah! Bandingkan dengan Mat 10:28 - Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Matius 21:28-32 - “(28) Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. (29) Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (30) Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. (31) Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya? Jawab mereka: Yang terakhir. Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”.

1) Di sini ada suatu textual problem (ada perbedaan antara manuscript-manuscript bahasa Yunani).

a) Kitab Suci Indonesia / NASB.

Anak I: berkata ya, tetapi tak pergi.

Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.

Yang lebih baik: yang terakhir.

b) KJV / RSV / NIV.

Anak I: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.

Anak II: berkata ya, tetapi tidak pergi.

Yang lebih baik: yang pertama.

Sukar untuk ditentukan yang mana yang benar.

Dalam pembahasan di bawah ini saya mengikuti Kitab Suci Indonesia!

2) Anak I: berkata ya, tetapi tidak pergi (Matius 21: 29).

a) Dalam NIV, jawabannya adalah: I will, sir (= Aku mau, tuan).

Untuk kata sir digunakan kata bahasa Yunani KURIOS.

Jadi, jawaban anak itu kelihatannya sopan sekali!

b) Anak itu belum tentu berdusta. Mungkin sekali pada saat ia memberikan jawaban itu, ia betul-betul mau pergi, tetapi kemudian ia tak mempunyai kekuatan, kemauan, keteguhan hati untuk melaksanakan janjinya (bandingkan dengan orang-orang yang dengan sungguh-sungguh berjanji dalam KKR, Camp, Retreat dsb, tetapi lalu tak melaksanakan janji itu).

c) Siapa yang dimaksud dengan anak I?

Kata kamu dalam Matius 21: 31, jelas menunjuk pada para tokoh Yahudi dalam Matius 21: 23! Mereka, secara lahiriah, bersikap seolah-olah selalu mau taat kepada Tuhan, tetapi ternyata mereka tidak taat!

3) Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi (Matius 21: 30).

a) Jawaban aku tidak mau ini sangat kasar / tidak sopan sama sekali, dan ini menggambarkan orang yang tidak peduli / tidak menghormati hukum-hukum Tuhan.

b) Kata menyesal seharusnya adalah bertobat.

c) Akhirnya ia pergi / taat pada perintah bapanya.

d) Yang dimaksud dengan anak II ini adalah para pelacur dan pemungut cukai (Matius 21: 31-32).

Mula-mula mereka adalah orang-orang yang bejad yang tak mempedulikan hukum-hukum Tuhan. Tetapi mereka lalu bertobat dan mau taat.

4) mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah (Matius 21: 31).

Artinya:

a) Mereka lebih baik dari kamu.

Jadi dengan perumpamaan ini Yesus membandingkan para tokoh agama yang selalu menganggap diri mereka baik itu, dengan para sampah masyarakat yang mau bertobat, dan Yesus berkata bahwa para sampah masyarakat yang telah bertobat itu, lebih baik dari mereka. Jelaslah bahwa perumpamaan ini merupakan teguran / serangan yang keras sekali terhadap para tokoh agama itu!

b) Mereka mendapat berkat Kerajaan Allah; kamu tidak.

c) Kata-kata mendahului kamu secara implicit menunjukkan bahwa para tokoh Yahudi itu belum tertutup harapannya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, asal mereka mau bertobat dan merendahkan diri.

5) Penerapan untuk jaman ini.

Ada orang-orang yang dulu tak peduli pada Yesus, gereja, kekristenan, dosa dsb. Tetapi mereka akhirnya bertobat dan menjadi orang kristen yang baik.

Ada juga orang-orang yang dari kecil sudah menjadi orang kristen, sudah dibaptis, sudah pergi ke gereja dsb. Mereka kelihatan bagus, tetapi sebetulnya mereka belum percaya, mereka tidak cinta Tuhan, tak mentaati Tuhan dsb.

Renungkan: saudara termasuk golongan yang mana?

MATIUS 21:33-46

Matius 21:33-39 - “(33) Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. (34) Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. (35) Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. (36) Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. (37) Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. (38) Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. (39) Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya”.

1) Di sini Yesus menyerang para tokoh Yahudi:

a) Mereka adalah orang-orang yang tak tahu terima kasih, sama seperti para penggarap kebun anggur itu.

b) Mereka tak mau memberikan apa yang menjadi hak dari Allah, sama seperti para penggarap kebun anggur itu tak mau memberikan apa yang menjadi hak dari pemilik kebun anggur.

Hak dari Allah adalah:

1. Menerima penyembahan dari manusia.

2. Menerima kepercayaan dari manusia.

3. Menerima ketaatan dari manusia.

4. Menerima pelayanan dari manusia.

5. Menerima persembahan dari manusia.

Renungkan: apakah saudara memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah ini, atau apakah saudara sama seperti para tokoh Yahudi itu?

c) Para penggarap kebun itu menyiksa dan membunuh hamba-hamba dari pemilik kebun; ini menggambarkan orang-orang Yahudi yang membunuh nabi-nabi / hamba-hamba Tuhan (Matius 21: 35-36 bdk. Kis 7:51-52).

d) Para penggarap membunuh anak pemilik kebun; ini menggambarkan orang-orang Yahudi yang akan membunuh Yesus (Matius 21: 37-38). Matius 21: 40-41 sekaligus memberikan peringatan kepada mereka yang akan membunuh Yesus.

Catatan: dalam Matius 21: 37-38, pemilik kebun anggur itu mengira bahwa para penggarap itu akan menghormati anaknya, tetapi ternyata ia salah. Jangan menggunakan bagian ini untuk mengatakan bahwa Allah ternyata bisa salah! Ini termasuk detail yang sama sekali tak sesuai dengan tujuan / fokus dari perumpamaan, dan karena itu bagian ini harus diabaikan!

2) Kesabaran dari pemilik kebun anggur itu menggambarkan kesabaran Tuhan! Tetapi bagaimanapun perlu diingat bahwa kesabaran itu ada batasnya (Matius 21: 40-41 bdk. Ro 2:4-5 - (4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan).

Penerapan: kalau saudara berbuat dosa dan tidak mendapatkan hukuman / hajaran Tuhan, apakah saudara lalu justru menyalah-gunakan kesabaran Allah itu dengan terus hidup di dalam dosa?

Matius 21:40-41 - “(40) Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu? (41) Kata mereka kepadaNya: Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”.

Bandingkan bagian ini dengan bagian-bagian paralelnya.

Matius 21: 41: Kata mereka kepadaNya: Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya..

Markus 12:9 - Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.

Lukas 20:15-16 - (15) Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? (16) Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Mendengar itu mereka berkata: Sekali-kali jangan!.

Jadi:

Matius 21: 41 menunjukkan bahwa mereka yang mengucapkan.

Mark 12:9 menunjukkan bahwa Yesus yang mengucapkan.

Luk 20:15-16 menunjukkan bahwa Yesus yang mengucapkan, dan mereka berkata: Sekali-kali jangan!

Penjelasan / pengharmonisan:

a) Mungkin sebetulnya merekalah yang yang mengucapkan. Tetapi hal itu terjadi karena Yesus memberikan cerita dan pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga mereka terpaksa menjawab seperti itu. Jadi sebetulnya / pada hakekatnya, sama saja kalau dikatakan bahwa Yesuslah yang mengucapkan apa yang mereka ucapkan itu.

b) Lukas memberi tambahan Sekali-kali jangan. Ini mereka ucapkan setelah mereka sadar bahwa merekalah yang dimaksudkan. Jadi, dengan kata-kata itu mereka menolak penerapan dari perumpamaan itu terhadap diri mereka.

Matius 21:42-46 - (42) Kata Yesus kepada mereka: Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (44) [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.] (45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Matius 21: 42: Kata Yesus kepada mereka: Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

1) Karena mereka menolak penerapan itu, maka Yesus lalu mengutip Maz 118:22-23 untuk membuktikan kebenaran ucapanNya.

2) Maz 118 adalah mazmur yang sama dengan mazmur yang dikutip dalam Matius 21:9, hanya ayatnya yang berbeda (Matius 21:9 mengutip Mazmur 118:25-26). Jadi, mereka pasti tahu bahwa mazmur itu adalah mazmur tentang Mesias, dan mereka pasti mengerti bahwa yang dimaksud dengan batu penjuru di situ adalah Mesias sendiri.

3) Matius 21: 42b: hal itu terjadi dari pihak Tuhan.

NASB: this came about from the Lord (= ini terjadi dari Tuhan).

NIV: the Lord has done this (= Tuhan yang melakukan ini).

Jadi, bagian ini menunjukkan bahwa tindakan mereka membunuh para nabi maupun Yesus sendiri, datang dari Tuhan!

Bdk. Kis 4:27-28 - (27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.

Jelas bahwa ini menunjukkan bahwa dosapun ada dalam Rencana Allah, dan Allah mengatur segala sesuatu sehingga dosa itu terjadi sesuai RencanaNya. Apakah saudara menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk akal? Memang, Matius 21: 42b menyatakan bahwa itu adalah perbuatan ajaib di mata kita!

Matius 21: 43: Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Ini adalah penekanan / fokus dari perumpamaan ini. Allah tak terikat pada orang-orang Yahudi. Kalau mereka menolak Kristus, Allah akan menolak mereka dan mengganti mereka dengan orang lain.

Penerapan: kalau hal ini bisa terjadi pada orang Yahudi, ini juga bisa terjadi pada orang kristen / gereja. Bdk. Roma 11:21 - Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.

Karena itu, kita tak boleh menyia-nyiakan kasih karunia Allah!

Matius 21: 44: [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.].

1) Di sini lagi-lagi terjadi perbedaan antar manuscript (naskah Yunani), dimana ada manuscript yang mempunyai ayat ini, dan ada manuscript yang tidak mempunyai ayat ini. Kalau dilihat dari kontexnya, maka penempatan dari ayat ini memang aneh. Dalam Matius 21: 43, Yesus sudah meninggalkan pembicaraan tentang Maz 118, dan Ia memberikan penerapan dari perumpamaan. Tetapi dalam Matius 21: 44, Ia kembali lagi bicara tentang batu / kembali bicara tentang Maz 118! Karena itu, rupanya dalam manuscript asli Matius, ayat ini sebetulnya tidak ada. Tetapi dalam Luk 20:18, semua manuscript mempunyai ayat ini. Jadi, dalam Injil Lukas, ayat ini memang ada.

Kesimpulan: sekalipun dalam Matius kata-kata itu tidak ada, tetapi bagaimanapun kata-kata itu tetap adalah Firman Tuhan!

Catatan: mungkin si penyalin melihat bahwa ayat itu ada dalam Lukas, tetapi tidak ada dalam Matius, maka ia lalu menambahkan ayat itu dalam Matius, untuk menyamakannya dengan Lukas.

2) Arti dari ayat ini: orang yang bertentangan / menentang Yesus, pasti akan hancur!

Matius 21: 45-46: (45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

1) Ini menunjukkan orang yang keras kepala. Makin ditegur, mereka makin marah.

Penerapan: apakah saudara sering marah pada waktu mendapat teguran, baik dari teman, keluarga, ataupun pada saat mendengar khotbah?

2) Mereka selalu takut kepada manusia (bdk. Matius 21: 26), dan selalu berusaha menyesuaikan tindakan mereka dengan keinginan orang banyak.

Penerapan: apakah saudara juga seperti mereka? Sebagai orang kristen, saudara harus takut kepada Allah, dan bukan kepada manusia (Mat 10:28), dan karena itu saudara harus berusaha menyesuaikan tindakan saudara dengan keinginan Allah, bukan dengan keinginan orang banyak!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-
Next Post Previous Post