Iman: Cadangan Persediaan yang Tidak Terlihat
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” Ibrani 11:6
Insting adalah pemandu/penerang bagi binatang buas, akal adalah pemandu bagi manusia, iman adalah pemandu bagi orang-orang kudus, dan visi (penglihatan) adalah pemandu kemuliaan. Hal-hal penting tentang kehidupan hanya dapat disimak (dibedakan) oleh iman.
Di dalam pengalaman langsung (praktis) kita tidak mampu melihat hal-hal setelah kematian. Iman harus turut campur (berintervensi) dan mempercayai akan surga meskipun hal ini belum dapat dilihat mata. Jiwa yang tidak memperoleh anugerah mungkin saja sangat tajam dalam hal-hal yang bersifat sementara/fana, sebaliknya mengenai hal-hal dari dunia yang akan datang mereka sama sekali buta.
Seluruh urusan tentang Kekristenan berlawanan dengan indera/akal manusia. Kita melepaskan (tidak mengejar) hal-hal yang kasat mata, demi menerima upah yang tidak kasat mata. Kita tidak menggubris hal-hal yang kasat mata tetapi apa yang tidak kelihatan. Aplikasi praktis iman kita sangatlah agung:
(1) Ini menguatkan kita dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketidak-nyamanan selama perjalanan musafir kita. Iman menyediakan perlengkapan yang tidak kasat mata demi menanggung/mampu melewati bahaya yang kasat mata. Jika setan siap menyerang di sisi kiri kita, Allah siap memberi kekuatan dari sisi kanan kita.
(2) Iman menolong kita menanggung penderitaan di dalam pengharapan pasti berakhir dengan hasil yang menyenangkan. Iman dapat menubuatkan kabar sukacita di tengah kegelapan malam dan melihat ketenangan dan kenyamanan di dalam penderitaan ketika kita rebah tertindih beban dari pukulan berat, yang diijinkan Allah sang Pemelihara.
(3) Iman menolong menyingkapkan teka teki providensia (pemeliharaan) dan misteri ilahi. Pemeliharaan Ilahi memiliki 2 wajah: yang terlihat dan tampaknya melawan kita; iya, tetapi ada yang lain yang tak terlihat, dan di sana ada kasih, keindahan dan kebaikan.
Indera/akal manusia menilai hanya bagian luar dari pengaturan Allah, tetapi iman mampu melihat ke balik tirai. Allah memperlihatkan kepada jiwa-jiwa yang sabar menanti hal-hal yang rahasia dan yang tidak kasat mata. Iman sejati dapat menemukan sifat kasih dari firman Allah yang seolah-olah sedang murka dan menarik kesimpulan yang berharga dari peristiwa-peristiwa yang paling gelap.
Baca Juga: Yakobus 2:14-26 (Hubungan Iman Dan Perbuatan)
Di dalam pengalaman langsung (praktis) kita tidak mampu melihat hal-hal setelah kematian. Iman harus turut campur (berintervensi) dan mempercayai akan surga meskipun hal ini belum dapat dilihat mata. Jiwa yang tidak memperoleh anugerah mungkin saja sangat tajam dalam hal-hal yang bersifat sementara/fana, sebaliknya mengenai hal-hal dari dunia yang akan datang mereka sama sekali buta.
Seluruh urusan tentang Kekristenan berlawanan dengan indera/akal manusia. Kita melepaskan (tidak mengejar) hal-hal yang kasat mata, demi menerima upah yang tidak kasat mata. Kita tidak menggubris hal-hal yang kasat mata tetapi apa yang tidak kelihatan. Aplikasi praktis iman kita sangatlah agung:
(1) Ini menguatkan kita dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketidak-nyamanan selama perjalanan musafir kita. Iman menyediakan perlengkapan yang tidak kasat mata demi menanggung/mampu melewati bahaya yang kasat mata. Jika setan siap menyerang di sisi kiri kita, Allah siap memberi kekuatan dari sisi kanan kita.
(2) Iman menolong kita menanggung penderitaan di dalam pengharapan pasti berakhir dengan hasil yang menyenangkan. Iman dapat menubuatkan kabar sukacita di tengah kegelapan malam dan melihat ketenangan dan kenyamanan di dalam penderitaan ketika kita rebah tertindih beban dari pukulan berat, yang diijinkan Allah sang Pemelihara.
(3) Iman menolong menyingkapkan teka teki providensia (pemeliharaan) dan misteri ilahi. Pemeliharaan Ilahi memiliki 2 wajah: yang terlihat dan tampaknya melawan kita; iya, tetapi ada yang lain yang tak terlihat, dan di sana ada kasih, keindahan dan kebaikan.
Indera/akal manusia menilai hanya bagian luar dari pengaturan Allah, tetapi iman mampu melihat ke balik tirai. Allah memperlihatkan kepada jiwa-jiwa yang sabar menanti hal-hal yang rahasia dan yang tidak kasat mata. Iman sejati dapat menemukan sifat kasih dari firman Allah yang seolah-olah sedang murka dan menarik kesimpulan yang berharga dari peristiwa-peristiwa yang paling gelap.
Baca Juga: Yakobus 2:14-26 (Hubungan Iman Dan Perbuatan)
Tatkala tidak ada penghiburan sama sekali, dan ketiadaan setetes minyakpun di buli-buli, dan ketiadaan sisa sedikitpun pada tempat persediaan makanan, pengharapan masih sanggup bergelayutan pada seutas benang. Nantikanlah, andalkanlah, dan berharaplah pada kasih karunia Allah.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan dari karya Thomas Manton (1620-1677), “By Faith”, pp. 31-41 . https://teologiareformed.blogspot.com/
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan dari karya Thomas Manton (1620-1677), “By Faith”, pp. 31-41 . https://teologiareformed.blogspot.com/