Hati Nurani: Tempat Pengadilan Kita

“Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” 1 Timotius 1:5 

Hati nurani kita merupakan penalaran senyap pikiran yang dengan bergairah menyetujui apa yang kita nilai baik, dan yang dengan rasa sedih tidak menyetujui apa yang jahat. Allah telah menempatkannya di dalam semua manusia sebagai satu tempat untuk mengadili. Ia mengawasi semua tindakan kita terhadap Allah maupun manusia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas kewajiban dan dosa menjadi sasaran hati nurani. Tidak ada cara menghindari hati nurani anda. Orang fasik mencoba membungkamnya. 
Hati Nurani: Tempat Pengadilan Kita
Mereka menyanjung nurani dengan penalaran duniawi, menyuapnya dengan pengabdian yang palsu, melukainya dengan provokasi yang keji, dan menginjakinjaknya dengan cara sengaja berbuat dosa walaupun ditentang. Mereka melarikan diri darinya, dan tidak mau mematuhinya. Mereka berupaya mengalihkan nurani agar buta terhadap dosa namun nurani tetap aktif. 

Nurani dapat membawa hati  melihat dosa, yang mungkin sudah terjadi 40 tahun lalu, seolah-olah baru terjadi kemarin. Bahkan para kaisar di dunia sekalipun terganggu oleh nuraninya. Mengapa mereka tidak mengibaskannya? Apakah ini karena rasa takut kepada manusia atau takut dipermalukan? Bukan! Itu adalah dosa rahasia. 

Mereka dibayangi oleh gejolak kemarahan hati nurani mereka sendiri. Bahkan seorang ateis tidak sanggup mencopot jabatan wakil Allah yaitu hati nurani. Mereka tidak dapat berbuat dosa dengan sejahtera, dan tidak dapat memadamkan api lilin nurani. Hati nurani merupakan sahabat terbaik anda. Kekayaan, kesenangan, atau keamanan tidak lebih bernilai daripada hati nurani yang baik. Orang-orang percaya, bantulah hati nurani anda untuk melakukan tugasnya. Dalam masalah yang berat, hati nurani akan menuntun anda untuk tidak melakukan kekeliruan.  

Anda tidak akan kekurangan panduan Roh Kudus jika anda berupaya mengikuti pimpinan-Nya. Dengan cara apa kita dapat memiliki nurani yang baik? Awasi baik-baik setiap dosa, dan jangan pernah menganggap enteng dosa apapun. Perbarui pertobatan anda setiap hari, hidup serius dan sering-seringlah menyelidiki hati anda. Hiduplah sedemikian di bawah pengawasan mata Allah. Segala sesuatu terbuka bahkan transparan di hadapan-Nya. 


Sering-seringlah berdoa sendirian di tempat tersembunyi. Anggaplah setiap tindakan anda sebagai bagian dari tujuan hidup anda. Nikmatilah Kristus lebih sering lagi dan jamulah (beramah-tamahlah dengan) pikiran-pikiran indah tentang Allah. Apapun yang anda lakukan, perbuatlah itu sebagai tanda kasih anda kepada Allah. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Samuel Annesley (1620-1696), Puritan Sermons 1659-1689, I:1-37.  https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post