Apakah Hukum Taurat Sudah Tidak Berlaku
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Apakah Hukum Taurat Sudah Tidak Berlaku. Ayat-ayat yang paling banyak digunakan untuk menunjukkan bahwa hukum Taurat / Perjanjian Lama sudah tidak berlaku pada jaman Perjanjian Baru adalah Lukas 16:16 Roma 6:14-15 Roma 10:4 Galatia 3:23-25 dan juga hukum kasih dalam Matius 22:37-40. Karena itu 5 text ini saya bahas lebih dulu, baru saya membahas ayat-ayat lain yang juga bisa digunakan untuk tujuan yang sama.
gadget, education, insurance |
1. Lukas 16:16 - “Hukum Taurat dan kitab para nabi BERLAKU sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.”.
Penjelasan: Sepintas lalu ayat ini memang menunjukkan bahwa Perjanjian Lama hanya berlaku sampai jaman Yohanes Pembaptis, tetapi masalahnya adalah, ayat ini salah terjemahan! Kata ‘berlaku’ itu sebetulnya tidak ada! Memang dengan demikian kelihatannya ada yang kurang dalam kalimatnya, dan kekurangan itu harus disuplai. Tetapi Kitab Suci bahasa Inggris menyuplai dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan Kitab Suci Indonesia.
KJV/RSV: ‘The law and the prophets WERE until John’ [= Hukum Taurat dan nabi-nabi ADA sampai Yohanes].
NIV/NASB: ‘The Law and the Prophets WERE PROCLAIMED until John’ [= Hukum Taurat dan Nabi-nabi DIBERITAKAN sampai Yohanes].
Arti ayat itu: Perjanjian Lama ada / diberitakan sampai jaman Yohanes Pembaptis. Sampai pada saat itu Perjanjian Lama adalah SATU-SATUNYA berita yang ada / yang diberitakan, dan itu diberitakan hanya kepada orang-orang Yahudi. Tetapi lalu Yohanes Pembaptis membuka suatu jaman yang baru, dan sejak saat itu Injil JUGA diberitakan, dan itu diberitakan bukan hanya kepada orang-orang Yahudi tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain. Jadi, ini sama sekali tidak berarti bahwa Perjanjian Lama dihapuskan.
Matthew Henry (tentang Lukas 16:16): “He turned from them to the publicans and sinners, as more likely to be wrought upon by his gospel than those covetous conceited Pharisees (v. 16): ‘The law and the prophets were indeed until John; the Old-Testament dispensation, which was confined to you Jews, continued till John Baptist appeared, and you seemed to have the monopoly of righteousness and salvation; and you are puffed up with this, and this gains you esteem among men, that you are students in the law and the prophets; but since John Baptist appeared the kingdom of God is preached, a New-Testament dispensation, which does not value men at all for their being doctors of the law, but every man presses into the gospel kingdom, Gentiles as well as Jews, and no man thinks himself bound in good manners to let his betters go before him into it, or to stay till the rulers and the Pharisees have led him that way.” [= Ia berbalik dari mereka kepada pemungut-pemungut cukai dan orang-orang berdosa, karena lebih memungkinkan dikerjai oleh injilNya dari pada orang-orang Farisi yang tamak dan congkak itu (ay 16): ‘Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi memang ada sampai Yohanes; JAMAN PERJANJIAN LAMA, YANG DIBATASI KEPADA / BAGI KAMU ORANG-ORANG YAHUDI, BERLANJUT SAMPAI YOHANES PEMBAPTIS MUNCUL, DAN KAMU KELIHATANNYA MEMPUNYAI MONOPOLI TERHADAP KEBENARAN DAN KESELAMATAN; dan kamu sombong dengan hal ini, dan ini mendapatkan kamu penghargaan di antara manusia, karena kamu adalah pelajar-pelajar / murid-murid dalam hukum Taurat dan kitab nabi-nabi; TETAPI SEJAK YOHANES PEMBAPTIS MUNCUL, KERAJAAN ALLAH DIBERITAKAN, SUATU JAMAN PERJANJIAN BARU, YANG TIDAK MENILAI MANUSIA SAMA SEKALI UNTUK KEBERADAAN MEREKA SEBAGAI DOKTOR-DOKTOR DARI HUKUM TAURAT, TETAPI SETIAP ORANG MENDESAK KE DALAM KERAJAAN INJIL, ORANG-ORANG NON YAHUDI MAUPUN ORANG-ORANG YAHUDI, dan tak ada orang menganggap dirinya sendiri terikat dalam sikap yang baik untuk membiarkan orang-orang yang lebih baik dari dirinya untuk masuk ke dalamnya di depannya, atau tetap tinggal sampai pemimpin-pemimpin dan orang-orang Farisi telah membimbingnya ke jalan itu.].
William Hendriksen (tentang Lukas 16:16): “What is the meaning of the statement that this has been going on ‘since the days of John’? Before that time God had revealed himself in the law and the prophets; that is, in what we now call the Old Testament. That revelation was ‘preparatory.’ With John the Baptist the new dispensation, that of fulfilment, arrived, as is clear from the fact that John pointed to the Christ as being actually present (John 1:29, 36). With John, therefore, a new stage in the history of God’s kingdom had arrived (cf. Mark 1:1–4; Acts 1:22; 10:37), and the gospel of the reign of God in hearts and lives was being proclaimed by message and confirmatory signs. Everyone who wishes to belong to this sphere of light and love will have to enter that kingdom in the manner indicated; that is, by vigorously entering into it. There is no other way. And was not that also exactly what Jesus had previously stated, using different words, namely, ‘Strive to enter through the narrow door’ (13:24)? The energy to do this comes from God, of course, but that does not remove the factor of human responsibility (Phil. 2:12, 13).” [= Apa artinya pernyataan bahwa ini telah terjadi ‘sejak jaman Yohanes’? SEBELUM SAAT ITU ALLAH TELAH MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI DALAM HUKUM TAURAT DAN KITAB NABI-NABI; YAITU DALAM APA YANG SEKARANG KITA SEBUT PERJANJIAN LAMA. PENYATAAN / WAHYU ITU MERUPAKAN ‘PERSIAPAN’. Dengan Yohanes Pembaptis JAMAN YANG BARU, YAITU JAMAN PENGGENAPAN, TIBA, sebagaimana itu jelas dari fakta bahwa Yohanes menunjuk kepada Kristus sebagai sungguh-sungguh hadir (Yohanes 1:29,36). Karena itu, DENGAN YOHANES, SUATU PERIODE YANG BARU DALAM SEJARAH KERAJAAN ALLAH TELAH TIBA (BDK. MARKUS 1:1-4; KIS 1:22; 10:37), DAN INJIL DARI PEMERINTAHAN ALLAH DALAM HATI DAN KEHIDUPAN DIBERITAKAN OLEH BERITA DAN TANDA-TANDA YANG MENEGUHKAN. SETIAP ORANG yang ingin termasuk dalam ruang lingkup dari terang dan kasih akan harus memasuki kerajaan itu dengan cara yang ditunjukkan; yaitu dengan masuk dengan penuh semangat ke dalamnya. Disana tidak ada jalan lain. Dan tidakkah itu juga secara tepat adalah apa yang Yesus telah nyatakan sebelumnya, menggunakan kata-kata yang berbeda, yaitu, ‘Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit’ (13:24)? Tentu saja tenaga untuk melakukan ini datang dari Allah tetapi itu tidak menyingkirkan faktor tanggung jawab manusia (Filipi 2:12-13).].
Adam Clarke (tentang Lukas 16:16): “‘The law and the prophets were until John.’ The law and the prophets continued to be the sole teachers until John came, who first begin to proclaim the glad tidings of the kingdom of God: and now, he who wishes to be made a partaker of the blessings of that kingdom must rush speedily into it;” [= ‘Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi ada sampai Yohanes’. Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi berlanjut / terus menjadi satu-satunya pengajar sampai Yohanes datang, yang pertama-tama mulai memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah; dan sekarang, ia yang ingin untuk dijadikan pengambil bagian dari berkat-berkat dari kerajaan itu harus mendesak dengan cepat-cepat ke dalamnya;].
Bandingkan juga dengan ayat pararelnya dalam Matius 11:13 - “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes”.
Adam Clarke (tentang Matius 11:13): “‘All the prophets and the law prophesied until John.’ I believe EPROPHEETEUSAN means here, they taught, or continued to instruct. They were the instructors concerning the Christ who was to come, till John came and showed that all the predictions of the one, and the types and ceremonies of the other were now about to be fully and finally accomplished; for Christ was now revealed. The word is taken in this sense, Matt 7:22.” [= ‘Semua nabi dan hukum Taurat BERNUBUAT sampai Yohanes’. Saya percaya EPROPHETEUSAN di sini berarti, mereka mengajar, atau terus mengajar. Mereka adalah pengajar-pengajar berkenaan dengan Kristus YANG AKAN DATANG, sampai Yohanes datang dan menunjukkan bahwa semua ramalan tentang yang satu, dan TYPE-TYPE dan upacara-upacara tentang yang lain, sekarang akan digenapi secara penuh dan terakhir; karena Kristus SEKARANG DINYATAKAN. Kata ini diartikan dalam arti ini, Mat 7:22.].
Matius 7:22 - “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami BERNUBUAT (EPROPHETEUSAMEN) demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”.
Calvin (tentang Matius 11:13): “‘All the Prophets and the Law itself’ PROPHESIED. The word ‘prophesied’ is emphatic; for ‘the Law and the Prophets’ did not present God before the eyes of men, but represented him under figures and shadows as absent. The comparison, we now perceive, is intended to show, that it is highly criminal in men to remain indifferent, when they have obtained a manifestation of the presence of God, who held his ancient people in suspense by predictions. Christ does not class John with the ministers of the Gospel, though he formerly assigned to him an intermediate station between them and the Prophets. But there is no inconsistency here: for although John’s preaching was a part of the Gospel, it was little more than a first lesson.” [= ‘Semua kitab nabi-nabi dan hukum Taurat sendiri’ BERNUBUAT. Kata ‘bernubuat’ ditekankan; karena ‘kitab nabi-nabi dan hukum Taurat’ tidak menghadirkan Allah di hadapan mata manusia, tetapi menggambarkan Dia di bawah simbol-simbol dan bayangan-bayangan sebagai absen / tidak hadir. Perbandingan itu, kita sekarang mengerti, dimaksudkan untuk menunjukkan, bahwa merupakan sesuatu yang sangat jahat dalam diri manusia untuk tetap bersikap acuh tak acuh, pada waktu mereka telah mendapatkan suatu manifestasi dari kehadiran Allah, yang menahan umat / bangsaNya yang kuno dalam ketidak-pastian oleh ramalan-ramalan. Kristus tidak menggolongkan Yohanes dengan pelayan-pelayan Injil, sekalipun Ia sebelumnya menetapkan baginya suatu tempat / posisi di antara mereka dan nabi-nabi. Tetapi disana tidak ada ketidak-konsistenan di sini: karena sekalipun pemberitaan Yohanes adalah sebagian dari Injil, itu hanyalah sedikit lebih dari pelajaran pertama.].
Matius 11:9-11 - “(9) Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. (10) Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu. (11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”.
Kalau Lukas 16:16 ini dibaca dengan ayat-ayat selanjutnya maka lebih tak mungkin lagi ayat itu diartikan sebagai menunjukkan bahwa hukum Taurat / Perjanjian Lama sudah tidak berlaku.
Lukas 16:16-18 - “(16) Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. (17) LEBIH MUDAH LANGIT DAN BUMI LENYAP DARI PADA SATU TITIK DARI HUKUM TAURAT BATAL. (18) Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.’”.
Merupakan suatu kemustahilan untuk mengatakan bahwa ay 16nya menunjukkan hukum Taurat / Perjanjian Lama dihapuskan, padahal ay 17nya mengatakan sesuatu yang bertentangan secara frontal.
Matthew Henry (tentang Lukas 16:17-18): “Yet still he protests against any design to invalidate the law (v. 17): It is easier for heaven and earth to pass, PARELTHEIN - to pass by, to pass away, though the foundations of the earth and the pillars of heaven are so firmly established, than for one tittle of the law to fail. The moral law is confirmed and ratified, and not one tittle of that fails; the duties enjoined by it are duties still; the sins forbidden by it are sins still. Nay, the precepts of it are explained and enforced by the gospel, and made to appear more spiritual.” [= Tetapi Ia tetap memprotes terhadap rancangan apapun untuk membatalkan hukum Taurat (Lukas 16:17): Lebih mudah bagi langit dan bumi untuk lenyap, PARELTHEIN - lewat, mati / hilang, sekalipun fondasi dari bumi dan pilar-pilar langit ditegakkan dengan begitu teguh, dari pada satu titik / bagian kecil dari hukum Taurat untuk gagal. Hukum moral diteguhkan dan direstui, dan tak satu titik / bagian kecilpun dari itu yang gagal; kewajiban yang diperintahkan olehnya tetap adalah kewajiban; dosa yang dilarang olehnya tetap adalah dosa. Bahkan, hukum-hukum / perintah-perintah darinya dijelaskan dan diteguhkan oleh injil, dan dibuat kelihatan lebih rohani.].
William Hendriksen (tentang Lukas 16:17): “Regardless of Pharisaic attempts at circumvention and evasion, the moral law (cf. verse 18) retains its force. It would be easier for heaven and earth to cease to exist than for even one little letter-hook of the law to become devoid of authority. ... In the present context the meaning, then, is this, that not even in the slightest respect will the moral law be invalidated. In fact, the gospel, by showing how marvelously, by means of the work of Christ, God has blessed men, makes the believer all the more eager to obey God’s law out of gratitude. Hence, instead of weakening the demands of the law, it strengthens them.” [= Sekalipun orang-orang Farisi berusaha untuk memutari dan menghindari, hukum moral (bdk. ay 18) mempertahankan kekuatannya / tetap berlaku. Adalah lebih mudah bagi langit dan bumi untuk berhenti ada dari pada bahkan untuk satu potongan kecil huruf dari hukum Taurat untuk dihilangkan otoritasnya. ... Maka, dalam kontext ini artinya adalah ini, bahwa bahkan detail yang paling remeh / kecil dari hukum Taurat tidak akan dibatalkan. Dalam faktanya / sebenarnya, injil, dengan menunjukkan betapa dengan mengherankan, dengan cara / jalan pekerjaan Kristus, Allah telah memberkati manusia, membuat orang percaya makin sungguh-sungguh mentaati hukum Taurat Allah dari rasa terima kasih. Jadi, alih-alih dari melemahkan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, itu menguatkannya.].
William Hendriksen menafsirkan bahwa ay 18 (tentang perceraian) merupakan suatu contoh dari perintah dalam hukum Taurat yang harus ditaati.
Jadi jelas bahwa seluruh kontext menunjukkan bahwa Lukas 16:16 tidak menunjukkan bahwa hukum Taurat / Perjanjian Lama dibatalkan.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
AMIN_