Percaya Dan Keselamatan: Eksposisi 1Timotius 4:10

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Percaya Dan Keselamatan: Eksposisi 1Timotius 4:10Percaya Dan Keselamatan: Eksposisi 1Timotius 4:10. 1Timotius 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.

1. Penafsiran Arminian tentang 1Timotius 4:10.

Adam Clarke: “‘Who is the Saviour of all men’. Who has provided salvation for the whole human race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit. ‘Specially of those that believe’. What God intends for ALL, he actually gives to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and tasted death for every man. As all have been purchased by his blood so all may believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan telah menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya. ‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua telah dibeli oleh darahNya maka semua bisa percaya; dan karena itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang binasa, binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.

Keberatan: kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak menerimanya (tidak percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai Juruselamat mereka?

Lenski: “All that we have said regarding ‘Savior’ in 1:1 and 2:3 might be repeated here. He wants all men to be saved (2:3) and is thus called ‘Savior of all men.’ We know why so many are not saved (Matt. 23:37). Therefore Paul adds: ‘especially of believers’ just as in 1:1 he says ‘our Savior,’ and in 2:3: ‘he wants all men to come to realization of truth.’ This does not mean that his will to save some men is stronger than his will to save others, or that there is a duality in God’s antecedent will (Calvin). Μάλιστα, ‘especially,’ pertains to ‘believers’ because God’s good and gracious saving will is being accomplished in them and is not frustrated by obdurate unbelief. Paul is thinking not only of the believers already brought to a realization of the saving gospel truth, to godliness and to its sure and certain promise, but also of all believers of the future” [= Semua yang telah kami katakan berkenaan dengan ‘Juruselamat’ dalam 1:1 dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia menginginkan semua manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut ‘Juruselamat semua manusia’. Kita tahu mengapa begitu banyak orang tidak diselamatkan (Matius 23:37). Karena itu, Paulus menambahkan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia berkata ‘Juruselamat kita’, dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak berarti bahwa kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih kuat dari pada kehendakNya untuk menyelamatkan orang-orang lain, atau bahwa di sana ada suatu dualisme dalam kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα (MALISTA), ‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-orang percaya’ karena kehendak yang baik dan murah hati yang menyelamatkan dari Allah sedang digenapi dalam mereka dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang keras kepala. Paulus sedang memikirkan bukan hanya tentang orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada suatu realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada kesalehan dan pada janji yang pasti, tetapi juga tentang semua orang-orang percaya dari masa yang akan datang].

1Timotius 1:1 - “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,”.

1Timotius 2:3-4 - “(3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”.

Matius 23:37 - “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.

2. Penafsiran Reformed tentang 1Timotius 4:10.

Tentang 1Timotius 4:10 ini, John Owen berkata:

“That God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa sering disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas dari persoalan yang sedang kita tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 190.

John Owen melanjutkan: “For the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the mediator; and for the predicate, it is a providential preservation, and not a purchased salvation that is intimated; - that is, the providence of God protecting and governing all, but watching in an especial manner for the good of them that are his” (= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu, providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 191.

Jadi ada 2 hal yang ditekankan oleh John Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu:

a. Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa.

b. Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan keselamatan rohani, tetapi keselamatan jasmani / duniawi.

Calvin mempunyai pandangan / penafsiran yang sama dengan Owen.

Calvin: “the word swthr is here a general term, and denotes one who defends and preserves. He means that the kindness of God extends to all men” [= kata swthr (SOTER - Juruselamat) di sini merupakan suatu istilah yang bersifat umum, dan menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela dan memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua manusia] - hal 112.

Calvin: “The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and strict meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his elect, but it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he is called ‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore, our Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan dengan keselamatan kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi menunjuk kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi karena Ia menyokong semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).

William Hendriksen memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban dari pihaknya, yaitu:

a. Allah adalah Juruselamat dari semua manusia, dalam arti bahwa pada akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan semua manusia (Universalisme).

Bantahannya:

· Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.

· Kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari 1Timotius 4:10 itu menjadi tidak ada artinya.

1Timotius 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.

b. Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada semua golongan manusia.

Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.

c. Allah menginginkan / menghendaki keselamatan semua manusia, tetapi kehendakNya digagalkan oleh ketidak-percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian, seperti yang diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski di atas.

Bantahannya:

· text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat, berarti seharusnya Ia betul-betul menyelamatkan.

· kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk. Ayub 42:2 Yesaya 14:24,26-27 Yesaya 46:10-11).

d. Allah mampu menyelamatkan semua manusia; tetapi hanya orang-orang percaya yang betul-betul Ia selamatkan.

Bantahannya: text itu mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who is the Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat semua manusia)], bukannya sekedar mampu menyelamatkan semua manusia.

Lalu Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu menunjukkan sederetan ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:

¨ Hak 3:9 - “Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.

¨ Neh 9:27 - “Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.

¨ Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”.

¨ Ulangan 32:15 - “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya [Lit: ‘the rock of his Saviour’ (= batu karang Juruselamatnya)]”.

Catatan: perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal, tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan jasmani / duniawi / sementara.

Ayat-ayat lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yesaya 43:3,11 Yesaya 45:15,21 Yesaya 49:26 Yesaya 60:16 Yeremia 14:8 Hosea 13:4.


Hendriksen juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia telah menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:

* Mazmur 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (= Engkau adalah Allah Juruselamatku)], Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”. 

* Mazmur 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir”.

Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka’ (1Korintus 10:5).

William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was the Saviour or Soter of all, but especially of those who believed. With the latter, with them alone, he was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya. Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.

Hendriksen juga menyoroti Yesaya 63:8-10 - “(8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka tidak diselamatkan (secara rohani).

Hendriksen lalu menyimpulkan: “According to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi, menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155.

Ia menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan tanaman (Mazmur 36:7 Maz 104:25-28 Mazmur 145:9,16,17 Yunus 4:10-11 Matius 5:45 Lukas 6:35 Kis 17:25,28).

William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in that sense ‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu ‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.

Bdk. Kisah Para Rasul 27:22,31,44 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ ... (44) dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat”.


William Hendriksen: “This is really all that is needed in clarification of our present passage, 1Timotius 4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope set on the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer) of all men, showering blessings upon them, but he is in a very special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace him and his promise, for to them he imparts salvation, everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Timotius 4:10. Apa yang diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya merupakan Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari mereka yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.

Kesimpulan:Percaya Dan Keselamatan: Eksposisi 1Timotius 4:10 

Kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’.

Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal Atonement (= Penebusan Universal) ataupun menentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas).
Next Post Previous Post