Natur Dari Pencobaan

“… sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku” Yohanes 14:30. 
Natur Dari Pencobaan
Sifat pencobaan adalah untuk menggiring kita masuk ke dalam perbuatan dosa. Itu dapat berasal dari setan, dari dunia atau dari diri kita sendiri. Pencobaan dapat muncul dari satu di antara tiga hal ini, atau ketiga-tiganya dapat menggabungkan kekuatan membentuk bermacam-macam variasi. 

Setan berusaha menyuntikkan pikiranpikiran jahatnya dan hujatan terhadap Allah ke dalam hati para orang kudus. Ini semata pekerjaan setan. Ia tidak memanfaatkan dunia atau hati kita dalam jenis pencobaan ini. Panah apinya dipersiapkan di dalam tungku perapian kebenciannya sendiri, dan kiranya, semua racun dan bisanya, dikembalikan ke dalam hatinya (setan) sendiri untuk selamanya. 

Sering kali setan memanfaatkan dunia ini, dan menggalang kekuatan untuk menentang kita. Ini merupakan cara yang dipakai setan mencobai Juruselamat kita; ia “membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya” (Matius. 4:8). Sangatlah banyak variasi alat dan senjata yang dapat digunakan setan dari dunia ini. Pada kesempatan lain, setan mencari bantuan dari diri kita sendiri. Kita tidaklah seperti Kristus saat setan datang untuk mencobai-Nya. Yesus menyatakan bahwa setan “tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku” (Yohanes. 14:30). 

Sebaliknya dengan kita. Di dalam kehendak kita setan memiliki teman bersekongkol yang menyetujui hampir semua maksudnya (Yakobus. I:14-15). Inilah cara yang dipakainya mencobai Yudas. Ia memanfaatkan hawa nafsu Yudas dengan menyediakan 30 keping perak. Ia memancing Yudas pada kerusakannya sendiri, karena Yudas sudah mempunyai nafsu untuk mengingini dan ia adalah seorang pencuri. 

Baca Juga: Studi Eksegesis Yakobus 1:12-15 (Pengujian Dan Pencobaan)

Cara dan alat pencobaan, dan penyebabnya adalah sedemikian luas dan bervariasi hingga sulit menyusunnya secara sistimatik. Mencoba menyusunnya akan menjadi tugas yang tidak ada habis-habisnya. Oleh karenanya secara umum, pencobaan bisa berupa apapun, dan oleh alasan apapun, yang menggunakan kekuatan pengaruh untuk menggoda dan memancing pikiran dan hati manusia keluar dari ketaatan yang dituntut Allah dari manusia, menjadi keinginan untuk berbuat dosa. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya John Owen (1616-1683), ‘Works’, VI:95-96 . https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post