STUDI EKSEGESIS YAKOBUS 1:12-15 (PENGUJIAN DAN PENCOBAAN)
PENDAHULUAN.
Studi eksegesis kata penting untuk mendapatkan arti ungkapan berbahagialah orang yang bertahan dalam pengujian dan pencobaan, berdasarkan Surat Yakobus 1:12-15Berbahagialah
Kata berbahagialah dalam bahasa Yunani μακαριος (makarios) artinya yang berbahagia adalah yang penuh bahagia; yang di berkati. Ini kata sifat yang bentuk tunggal yang memakai kata ganti yang tidak menentu akan tetapi sedang berlangsung. Kata ini mengandung arti “berbahagialah, atau diberkatilah”. Kata ini tertuju kepada orang yang mengasihi Tuhan yang mampu menahan diri dari berbagai pencobaan.
health, otomotif |
Dalam Bahasa Inggris menggunakan kata blessed, yang artinya yang diberkati. Sutanto dalam bukunya: yang berbahagia adalah orang yang tahan uji dalam pencobaan atau godaan. Dalam Yakobus 1:12 orang yang menang dalam godaan. Penulis dapat menyimpulkan bahwa berbahagia adalah orang yang diberkati, yang berlimpah berkat karena dia bertahan dalam berbagai pencobaan atau ujian
Versi Firman Allah Yang Hidup memakai kata “berbahagialah orang yang tidak berbuat salah pada saat ia menghadapi cobaan”, dalam terjemahan lama memakai kata “berbahagialah orang yang sabar menanggung pencobaan”, berdasarkan ungkapan “berbahagialah”, ini merupakan bentuk ungkapan yang sangat umum (bandingkan Ayub 5:17; Mazmur 1:1; 32:2; Amsal 8:32,34).
Dalam Perjanjian Baru, ungkapan ini dipakai oleh Yesus pada Matius 5:3-11, dan Lukas 6:20-22. Kata berbahagialah digunakan untuk menggambarkan keadaan orang mengalami kebahagiaan yang benar atau sejati dalam batin. Berarti sikap bersemangat yang tegas yang tidak terpengaruh oleh keadaan yang bagaimanapun di sekitarnya.
Ucapan berkat ini disampaikan kepada orang-orang yang bertahan melewati ujian iman. Berkat ini serupa dengan apa yang di tawarkan Yesus kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dirugikan pada Lukas 6:22-23, dalam konteks ini Allah sumber kebahagiaan yang sejati, Dialah yang memberikan hal-hal yang baik. Artinya yang sangat berbahagia adalah Yesus Kristus, karena Yesus tidak mencobai manusia dan Dia juga tidak dapat dicobai.
Berbahagia adalah sebuah berkat yang diucapkan kepada mereka yang bertahan dalam cobaan dan ujian, seperti yang dijelaskan dalam ayat 12 berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, bukan hanya orang menderita saja yang di berkati, melainkan juga orang yang bertahan, yang sabar, dan tekun melewati semua kesulitan di jalan kewajibannya. Jadi kata “berbahagialah” dapat disimpulkan adalah orang yang diberkati, orang yang hidup dalam Kristus, orang yang mengasihi Tuhan yang sabar dalam menghadapi ujian
Bertahan
Kata bertahan dalam bahasa Yunani adalah σπομενω (hupomeno), artinya bertahan, atau bertekun. Kata bertekun merupakan kata perintah yang sedang dikerjakan dan tidak hanya sekali tetapi terus menerus. Defenisi Indonesia memakai kata berdiri teguh dan bersabar. Dalam bahasa Inggris memakai kata “to remain” artinya untuk tinggal, untuk berpegang teguh pada iman di dalam Kristus supaya mendapatkan kebahagiaan. Dengan demikian penulis memahami bahwa orang sabar dalam setiap persoalan masalah atau cobaan akan mendapatkan sukacita yang mulia. Pffeiffer dalam bukunya:
"Pahala yang diperoleh mereka yang setia bertekun di dalam penderitaan dinyatakan dalam waktu sekarang dan akan datang. Orang yang bertahan tersebut sekarang sudah berbahagia; tetapi dia juga akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia. Bentuk genetif (kehidupan) merupakan keterangan dari mahkota. Mahkota tersebut yang terbuat dari kehidupan, sebuah anugerah yang diberikan kepada semua orang yang mengasihi Allah."
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “bertekun”, artinya berkeras hati dan sungguh-sungguh, belajar dalam menghadapi ujian, dapat di artikan sebagai ketekunan. Kata ketekunan yang dituliskan dalam ayat 3 dalam Terjemahan Baru memakai kata, “menjadi tabah”, dapat diartikan ketekunan adalah kemampuan untuk menghadapi segala macam masalah, kesulitan dan penderitaan, dengan ketabahan dan kesetiaan yang teguh. Artinya bukan hanya sekedar bertahan dalam kesukaran dan cobaan. Karena itu beberapa terjemahan menerjemahkan tentang seseorang yang tetap setia ketika menghadapi pencobaan.
Versi Lain New King James Version “Blessed is the man who endures temptation; for when he has been approved, he will receive the crownof life wichthe Lordhas promised to those who love Him”. Artinya siapa yang memikul atau bertahan dalam godaan, ia akan menerima hidup yang mana Tuhan telah berjanji kepada mereka yang mencintai-Nya. Maksudnya orang percaya harus bersabar, pada saat ia menghadapi pencobaan sebab ia akan menerima mahakota yang telah dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia.
Pencobaan
Kata pecobaan dalam bahasa aslinya πειραζμος (peirasmos) yang artinya pencobaan dan ujian, kata ini bekasus noun accusative masculine singular common from. Ini kata benda, yang bersifat menuduh secara umum dalam bentuk tunggal. Kata ini sedang dikerjakan. Jadi artinya pencobaan atau ujian, menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia iblis. Namun pencobaan yang dimaksud Yakobus adalah sifat dan karakter seseorang dalam pencobaan yang berada dalam diri manusia.
Kata pencobaan dalam (ay 12) mengandung arti menyeret orang ke dalam dosa. Tong mengatakan dalam bukunya: pencobaan atau ujian, ujian bertujuan untuk mengkonfirmasikan kita mendekat kedalam kesempurnaan yang sudah mahir. Ujian dimulai dengan segala kepahitan, kesengsaraan, penderitaan dan diakhiri dengan kemanisan, kebahagiaan, kemenangan, dan keindahan rohani. Maksudnya pencobaan tidak datang dari Allah, tetapi pencobaan datang dari diri manusia sendiri, oleh karena ia sudah di pikat oleh keinginannya.
Scheunemann mengatakan dalam bukunya: orang berani menghadapi pencobaan melihat pencobaan sebagai alat yang akan menunjukkan ketahanan iman
Orang percaya harus menghadapi semuanya dengan sukacita (bandingkan dengan matius 5:11-12; Roma 5:3;1 Petrus 1:6) karena pengujian akan mengembangkan iman yang tabah yang mantap dan pengharapan yang dapat mencapai kedewasaan (bdg Roma 5:3-5). Iman orang percaya hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila di perhadapkan dengan kesulitan dan tantangan (Yakobus 1:3). Yakobus menyebutkan aneka pencobaan ini “ujian terhadap imanmu”.
Pencobaan tidak terlepas dari diri orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesuslitan didalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan orang itu. Redick dalam bukunya: setiap pencobaan adalah kesempatan bagi kita untuk membuktikan kasih kita kepada-Nya. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen orang tersebut kepada Dia (Ayub 1:1-2:13).29 Wibowo dalam bukunya mengatakan:
"Pencobaan adalah masalah pribadi; di dalam Yakobus 1:14-15 “tetapi tiap-tiap orang dicobai menurut keinginannya sendiri, karena ia di seret dan dipikat olehnya.” Dan apabila keinginan itu sudah matang, ia akan melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang ia akan melahirkan maut."
Penulis menyatakan setiap orang dicobai oleh karena keinginan, sehingga menimbulkan dosa, karena menuruti keinginan hati tidak mau menuruti kehendak Tuhan. Roni dalam bukunya:
"Kata pencobaan adalah sama dengan digoda atau diuji. Ketika Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang Gurun untuk dicobai, arti harafiahnya Ia dibawa naik; ujian merupakan peningkatan supaya kita naik tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat yang ada sekarang."
Dalam pencobaan itu ada bimbingan dan pimpinan Tuhan di dalam kehidupan kita; untuk kemajuan rohani dan iman, kita akan mengalami tantangan, godaan, dan pencobaan yang harus dilalui. Ujian duniawi beda dengan ujian sorgawi; dalam ujian duniawi kesalah dijadikan alasan untuk meninggalkan seseorang. Sedangkan ujian dalam pandangan Allah (ujian surgawi), kelemahan, kesalahan, dan kegagalan yang kita alami kita jadikan sebagai pembelajaran, karena tanpa Allah kita tidak ada artinya
Setiap manusia mengalami pencobaan, dan pencobaan tidak datang dari Allah, karena Allah tidak mencobai siapa pun. Tetapi pencobaan datang dari diri orang tersebut, karena tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri. Hallei kata pencobaan dalam bukunya:
"Dalam ayat 2-3, yang menanggung pencobaan; pencobaan dalam ayat 2 berarti pengujian dari pada kesukaran-kesukaran; dalam ayat 12 yang dimaksud dengan kata itu ialah: pemikat hati kepada dosa. Melalui pencobaan-pencobaan yang pertama, yaitu kesukaran-kesukaran Tuhan menyempurnakan para waris kekekalan, 5:13-14. Iman yang diuji itu indah 1 Petrus 1:7"
Dengan demikian orang percaya tidak akan takut menderita karena jikalau demikian itulah ujian iman dari Tuhan. Dalam Alkitab terjemahan Baru Bahasa Indonesia Sehari-hari mengatakan, “saudara-saudara! Kalau kalian mengalami bermacam-macam cobaan, hendaklah kalian merasa beruntung”, jadi orang-orang yang disebutkan dalam nats ini berbahagia karena menderita dalam setiap masalah-masalah yang hadir dalam kehidupannya karena dengan begitu ia bisa bertumbuh di dalam Kristus.
Dalam ayat 3, Yakobus menjelaskan bahwa ujian terhadap imanmu. Dalam Kamus Alkitab pencobaan adalah pengujian, Allah menguji Abraham melalui perintah untuk mengorbankan anaknya Ishak (Kejadian 22:1-9), arti yang Lain yang lazim, yaitu bujukan “pada dosa yang tidak datang dari Allah” Yakobus 1:12-15.
Tahan Uji
Tahan uji dalam bahasa Yunani δοκιμος (dokimos) artinya dihormati, layak, tahan uji. Bentuk kata sifat yang normal nominative masculine singular no degree from. Kata sifat yang bentuk tunggal yang tidak menentu tetapi sedang di kerjakan artinya layak dihormati, karena tahan uji. Kata tahan uji dalam defenisi Indonesia bertahan dalam pencobaan berat. Maksudnya setiap orang percaya harus kuat imannya pada saat menghadapi setiap cobaan, dan mampu menahan diri supaya tidak mudah goyah iman pada saat mengalami berbagai masalah kepada Kristus
Versi NKJV when he has been approved yang artinya ketika ia disetujui. artinya bertahan dalam pencobaan berat Yakobus 1:12; dihormati. Bertahan dalam pencobaan artinya layak, dapat dianggap sebagai orang yang dapat menerima mahkota kehidupan.
Dalam tafsiran Matthew Henry mengatakan orang yang tahan uji atau bertahan menghadapi cobaan harus didasarkan dengan kasih kepada Allah dan Yesus Kristus Tuhan kita, sebab kalau tidak, maka ia tidak mempunyai kepentingan dalam janji ini; dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia. Rasul Paulus berpendapat bahwa titik tertentu dalam kehidupan beriman.
Versi Lain Bahasa Indonesia Sehari-hari adalah “sebab sesudah ia berhasil bertahan dalam cobaan itu”, maksud Yakobus dalam teks ini adalah orang yang sudah tahan uji, dialah yang akan menerima mahkota kehidupan. Dalam Terjemahan Baru kata mahkota atau upah yang dijanjikan Allah yaitu dapat diterjemahkan Allah akan membuat bahagia orang yang tahan uji menghadapi berbagai kesulitan (tetap percaya). Sebab, ketika dia terbukti berhasil, Allah akan memberikan hadiah kepadanya berupa kehidupan yang kekal.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang mampu menahan diri dalam pencobaan atau keinginan, yang datang dari diri sendiri, maka dialah yang memiliki hadiah yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia, yaitu mahkota kehidupan. Basuki mengatakan :
Pencobaan adalah salah satu musuh orang Kristen. Jika kita tidak mengalahkannya, maka kita akan dikalahkannya. Orang yang memperoleh mahkota bukanlah orang yang kalah dan tidak tahan uji, melainkan orang yang kuat dan tahan uji. Karena itu wajib kita tahan uji walaupun kita menghadapi berbagai-bagai pencobaan. biarlah pencobaan-pencobaan itu semakin meneguhkan iman kita kepada Tuhan. Biarlah pencobaan itu semakin membuat kita bergantung kepada-Nya. Dengan demikian kita menjadi pemenang, dan layak menerima mahkota kehidupan.
Mahkota Kehidupan
Mahkota kehidupan dalam bahasa Yunani adalah ζηεθανος (stephanos) yang artinya mahkota yang yang di pakai sebagai perhiasan. Sutanto dalam bukunya:
Mahkota ini bermakna, jika seorang bertahan (kalau di banding kan dengan ketahanan, ayat 3), maka menjadi orang yang tahan uji. Dia akan menerima mahkota kehidupan (atau di terjemahkan: kehidupan kekal). Mahkota ini bermakna, karena dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi-Nya. Kehidupan orang yang beriman tidak akan sia-sia.
Perlu diperhatikan, dalam ayat 12 ini sudah muncul beberapa motif baru, misalnya: yang tahan uji, mahkota hidup kekal, yang dijanjikan, orang-orang yang mengasihi-Nya. Motif mahkota kehidupan kekal dapat diperhatikan, karena mahkota yang sesungguhnya berkaitan dengan kualitas kehidupan rohani yang bersangkutan. Mahkota ini tidak terbuat dari material, emas atau batu permata. Mahkota (atau hadiah, kehormatan) ini yang merupakan hidup kekal yang diberikan Allah
Dalam Kamus Alkitab mahkota pada umumnya dipakai sebagai perhiasan di atas kepala, atau permaisuri, (Keluaran 28:36; 2Tawarikh 23:11; Ester 2:17). Mahkota dipakai selaku tanda penghormatan, kekuasaan dan hidup kekal, Amsal 12:4; 1Petrus 5:4. Mahkota dalam Kamus Alkitab adalah sebagai hadiah atas kemenangannya (1Korintus 9:25).
Sebagai simbol kerajaan, Mahkota (suatu kata Lain dalam bahasa Yunani) melambangkan kekuasaan (Wahyu. 9:7) dan kemuliaan (1 Petrus 5:4). Paulus menganggap pertobatannya sebagai mahkotanya (Filipi 4:1). Dalam Versi Bahasa Indonesia Sehari-hari mengatakan, “ia akan menerima upahnya, yang berarti Allah telah menjanjikan upah kekal kepada mereka yang melayani-Nya dengan setia”, maksudnya adalah orang yang menerima mahkota kehidupan adalah orang yang sungguh-sungguh mencari Dia
Hidup kekal adalah dalam Injil Yohanes adalah pada umumnya, sikap orang Yahudi tercermin dalam pengharapan Yahudi untuk menemukan hidup yang kekal dalam kitab suci (Yohanes 5:39) adalah hal umum dalam ajaran-ajaran nabi bahwa mempelajari Taurat akan menuntun kepada kehidupan yang akan datang.
Versi Lain Bahasa Indonesia Sehari-hari, “berbahagialah orang yang tabah pada waktu ia mengalami cobaan. Sebab sesudah ia berhasil bertahan dalam cobaan itu, ia akan menerima upahnya, yaitu kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Allah”, maksudnya, mahkota kehidupan menunjuk kepada orang-orang yang mengasihi Allah, yang tulus hatinya yang mampu menahan diri dari godaan atau ujian yang dialaminya, sehingga dapat menerima mahkota atau upah yang dijanjikan Allah yaitu mahkota kehidupan.
Graham, menuliskan mereka yang berpegang pada hidup kekal akan menerima mahkota kehidupan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Yakobus berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)
Maksudnya adalah orang yang menerima mahkota kehidupan tidak terkhusus kepada satu orang melainkan secara umum dikatakan barang siapa yang mengasihi Dia. Barang siapa yang mengasihi Tuhan, yang di maksud Rasul Yakobus adalah orang yang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap jiwanya, untuk tetap bertahan dan teguh di dalam Tuhan, yang bisa melewati berbagai pencobaan yang menimpa diri orang percaya tidak akan goyah, tidak akan terpengaruh oleh keinginannya oleh karena mengasihi Tuhan
Mengasihi Dia
Kata mengasihi dalam bahasa Yunani yaitu αγαπαω (agapao) kata ini berkasus participle present active dative masculine plural from artinya mengasihi Allah dengan tidak henti-hentinya, menaruh kasih, mencintai, mengasihi, mengasihi-Nya. Dalam Versi lain, mengasihi adalah mencintai Tuhan, di dalam kehidupannya; kata mengasihi dalam KBBI mengasihi Allah adalah perintah “Ulangan 11:1 "Haruslah engkau mengasihi Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya.
Dalam Yosua 22:5 mengatakan “hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba Tuhan itu, yakni mengasihi Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu." hukum yang terutama, hukum yang pertama (Matius 22:38).
Maksud Yakobus mengasihi Tuhan, adalah merupakan hukum yang terutama yaitu kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ulangan 6:5). Perintah untuk selalu setia kepada Tuhan, dan memberi untuk taat kepada perintah Tuhan dan melakukan firman Allah
Yakobus membicarakan masalah yang datang dari dalam diri sendiri (Yakobus 1:12-15). Yakobus menjelaskan pendekatan psikologis mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa. Yakobus 1:12 menekankan bahwa pencobaan memiliki positif bagi orang percaya, namun hal ini hanya berlaku bagi mereka yang menghadapi pencobaan dengan sikap yang benar. Oleh karena itu berbahagialah orang yang bertahan secara aktif dalam pencobaan.
Orang yang berani menghadapi pencobaan sebagai alat uji yang akan menunjukkan ketahanan iman. Seseorang dapat dikatakan berbahagia dalam pencobaan, ini tidak menunjuk pada sisi duniawi, tetapi Allah. Tuhan telah menjanjikan mahkota kehidupan (wahyu 2:10), yaitu kehidupan kekal itu sendiri, kepada setiap orang yang telah menunjukkan bahwa ia sungguh mengasihi Allah dengan bertahan dalam pencobaan.
Jahat
Kata jahat dalam bahasa Yunani adalah κακος (kakos), artinya sifat dari seseorang yang buruk. Definisi Bahasa Inggris memakai kata destructive, yang artinya bersifat merusak. Bahasa Indonesia Sehari-hari, ”tetapi orang tergoda kalau ia ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri yang jahat. Ini adalah kata sifat yang sedang dikerjakan, orang yang tergoda karena keinginannya, karena diseret dan dipikat oleh keinginannya sendiri, orang jatuh ke dalam pencobaan oleh karena ia diseret dan terpikat oleh keinginannya sendiri, atau sebaliknya”. Dalam ayat 14 Yakobus mengatakan tiap-tiap orang didorong oleh keinginannya sendiri karena ia diseret dan pikat oleh yang jahat untuk melakukan kejahatan.
Dicobai
Kata apabila seorang dicobai dalam bahasa Yunani adalah πειραζω (peirazo) yang artinya ujilah, menggodai, pencobaan. Kata kerja indicative present passive 3rd person singular from. Kata dicobai yang kini hadir, diterjemahkan sebagai dicobai dan pencobaan dapat di artikan sebagai positif (baik) ataupun negatif (tidak baik) tergantung konteksnya.
Dalam ayat ini yang dimaksud dengan pencobaan adalah sesuatu yang tidak baik yang bertujuan untuk menjatuhkan seseorang. Definisi bahasa inggris memakai kata,to try or test one’s faith, virtue, character, by enticement to sin. Artinya untuk mencoba atau menguji iman, kebaikan, karakter, dengan bujukan atau tawaran untuk berdosa.
Kata dicobai tertuju kepada seseorang. Dalam sifat Allah, tidak ada yang bisa dipersalahkan: apabila seorang dicobai untuk berjalan di jalan kejahatan, atau melakukan apa saja yang jahat, janganlah ia berkata pencobaan ini datang dari Allah!” sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat. Terjadi semua kejahatan moral karena ada kekacauan dalam makhluk yang bersalah atau kejahatan itu, akibat tidak ada hikmat. Maksudnya dicobai merupakan suatu ujian bagi orang percaya, untuk kekuatan imannya kepada Tuhan.
Melahirkan Dosa
Kata melahirkan dalam bahasa Yunani yaitu ηικηω (tikto) artinya melahirkan, menghasilkan, maksudnya adalah dalam ayat 15 apabila keinginan telah dibuahi, ia melahirkan dosa. Dosa dalam bahasa Yunani adalah αμαρηια (hamartia) artinya dosa, berdosa. Jenis kata benda yang nominative umum bentuk tunggal, maksudnya adalah setiap perbuatan yang melawan hukum atau firman, Yohanes menuliskan setiap orang yang melanggar hukum Allah adalah dosa, sebab dosa ialah melanggar hukum Allah (1 Yohanes 3:4).
Setiap keinginan yang timbul dari manusia yang melawan dengan firman Tuhan, adalah dosa dan apabila keinginan sudah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang ia melahirkan maut (Yakobus 1:15). Dalam Terjemahan Lama memakai kata memperanakkan dosa, Firman Allah Yang Hidup “kemudian pikiran jahat itu disusul oleh tindakan jahat yang mendatangkan hukuman mati dari Allah. Beal mengatakan, dosa adalah ketidakpatuhan kepada hukum, pelanggaran hukum” (1 Yohanes 3:4) Allah.
Dosa adalah tidak mau mempercayai Yesus Kristus. Maksudnya lahirnya dosa karena keinginan yang berasal dari dalam diri manusia, atau dalam batin manusia yang membiarkan keinginan itu matang sehingga karena akibat dosa dan keinginan yang datang dari dalam hati orang percaya malahirkan maut atau kematian sebagai hukuman dari Allah.
Dengan pandangan di atas adanya dosa karena tidak patut kepada Tuhan, akibat melanggar hukum atau perintah Allah dan tidak mau melakukan firman Allah. Berdasarkan pandangan tersebut, Hadiwijono mengatakan dengan lahirnya dosa oleh karena keinginan manusia maka, akibat dosa adalah terkena murka Allah. Di dalam Alkitab murka Tuhan Allah sering diberitakan sebagai hukuman baru akan terjadi kelak pada akhir zaman.
Melahirkan Maut
Kata melahirkan dalam bahasa Yunani αποκσεω apokueo artinya melahirkan, menjadikan. Kata melahirkan berkasus kata benda accusative masculine singular common from. Artinya kata benda yang menuju kepada objek yang menyatakan sedang berlangsung. Melahirkan dalam definisi Bahasa Inggris memakai kata “from the womb” artinya dari kandungan (itu), kata melahirkan dapat diartikan sebagai hasil. Scheunemann mengatakan:
hasil dari dosa adalah kematian. Hal yang dimaksud di sini adalah kematian kekal secara rohani (Roma 6:23), yaitu keterpisahan kekal dari Allah. Gambaran Yakobus sejalan dengan peristiwa kejadian 3: (1) godaan dari luar (ular); (2) godaan (pencobaan); menyeret dan memikat keinginan; (3) persetujuan (pembuahan keinginan dan kehendak); (4) dosa terjadi, yaitu keterpisahan dari Tuhan; dan (5) kematian secara jasmani dan rohani sebagai hasil dari dosa. Yakobus menggambarkan situasi yang dihadapi setiap orang (baik Kristen ataupun bukan) hari demi hari (mau atau tidak mau). Manusia tanpa Kristus dapat meraih berbagai kemenangan atas pencobaan, tetapi kemenangan mutlak tidak dapat ia per oleh. Pengikut Kristus dapat menang atas pencobaan karena Tuhan telah menang. Kemenangan ini adalah mutlak
Maksudnya adalah keinginan seseorang dapat melahirkan dosa, dosa diperkuat oleh perbuatan-perbuatan yang sering dilakukan yang menjadi kebiasaan karena bertahan tidak melakukan hukum atau perintah Allah, keinginannya sehingga dengan keinginan yang sudah memikat dan menjadi kebiasaan membuahkan atau melahirkan maut atau kematian. Hanry mengatakan upah dosa adalah kematian kekal.
PENERAPAN
Dari hasil kajian eksegetis Yakobus 1:12-15 ada beberapa prinsip-prinsip teologis penting yang dapat diimplementasikan bagi kehidupan orang percaya yang sedang mengalami penderitaan. Dan bergumul tentang kebahagiaan yang sejati
1.Tidak Menuduh Allah
Melakukan Yang Jahat Pencobaan adalah mengandung arti menyeret orang kedalam dosa atau menuju pada kesukaran dan penderitaan. Pencobaan bukan dari Allah tetapi pencobaan datang dari diri seseorang karena keinginan, (Yakobus 1: 13-15).
Berbicara tentang keinginan tidak selalu merupakan dosa. Kalau kita mempunyai keinginan untuk menaati Tuhan, melayani Tuhan, ini merupakan hal yang baik. Tetapi banyak keinginan yang bersifat dosa, seperti ingin barang orang Lain (iri hati), ingin berzina, ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Keinginan yang berdosa inilah yang dimaksudkan pencobaan dalam Yakobus 1: 13 keinginan itu sendiri, sekalipun belum di turuti tetapi sudah merupakan dosa.
Pencobaan tidak datang dari Allah melainkan dalam diri seseorang karena ia sudah diseret oleh keinginannya sendiri. Tetapi Tuhan menghendaki supaya setiap orang percaya dapat bertahan dalam pencobaan, dan mampu menilai pencobaan merupakan ujian untuk dapat mendewasakan rohani. Robert R. dalam bukunya : “pencobaan adalah alat yang disediakan Allah untuk memproses kedewasaan mencapai kesempurnaan”. Penulis menyimpulkan bahwa pencobaan tidak berasal dari Allah, karena Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Allah tidak mencobai siapa pun
2.Introspkesi Diri
Keinginan seseorang dapat menimbulkan hati seseorang menjauh dari Tuhan. Pada dasarnya orang Kristen sudah tahu tentang Yudas Iskariot yang menjual Tuhan Yesus hanya dengan seharga 30 keping perak. Namun, salah sekali jika orang Kristen mengatakan bahwa semua niat jahat berasal dari iblis. Sama halnya dengan pencobaan yang datang dari diri sendiri dan dari iblis. Tidak semua niat jahat berasal dari iblis, tetapi bisa saja dari manusia itu sendiri dan iblis menyediakan jalan dan untuk menggenapi niat jahat dengan tujuan untuk melawan dan menyakiti Bapa.
Berdasarkan ayat 14-15 tentang kata “tiap-tiap orang dicobai menurut keinginanya sendiri”, maka penulis menyimpulkan bahwa setiap keinginan manusia, tidak semua berasal dari iblis tetapi berasal dalam diri seseorang. Ini disebabkan karena keinginan dan ketika keinginan jahat itu muncul di dalam pikiran seseorang tersebut dan tidak berhenti, karena keinginannya sendiri yang menyeret dan memikat dirinya untuk berbuat dosa. Kalau keinginan jahat dituruti akan melahirkan dosa dan apabila dosa sudah matang akan melahirkan maut (Roma 6:23). Stams mengatakan:
"Dicobai oleh keinginan jahatnya sendiri. Pencobaan pada hakikatnya bersumber pada keinginan atau kecenderungan di dalam hati kita sendiri (bd Matius 15:19) karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujat. Apabila keinginan jahat ini tidak dilawan dan disingkirkan oleh Roh Kudus, maka itu menuntun kepada dosa dan kemudian kepada kematian rohani (ay 15; Roma 6:23; 7:5,10, 13) “ Roma 6:23 sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hdup yan kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"
3.Tahan Uji Dalam Pencobaan
Pencobaan yang dimaksud adalah sifat dan karakter seseorang yang berada dalam batin manusia, yang bertujuan untuk menjatuhkan seseorang dalam dosa dalam arti menjauh dari Tuhan. Dalam ayat 12 mengandung arti menyeret orang kedalam dosa. Hubungannya dengan tahan uji adalah sebagai orang percaya harus menilai setiap pencobaan yang dialami, bertujuan untuk lebih mendekat kepada kesempurnaan. Ujian dimulai dengan segala kepahitan, kesengsaraan penderitaan, dan diakhiri dengan kebahagiaan, kemenangan dan keindahan rohani
Tahan uji adalah sifat yang dimiliki oleh orang percaya, yang layak dihormati karena tahan uji. Tahan uji yang di maksud adalah sesudah mengalami pencobaan dan masih tetap bertahan ataupun menang dalam ujian. Tahan uji menimbulkan pengharapan.
Orang yang tahan uji adalah orang memiliki hubungan yang dekat kepada Tuhan. Yulianto dalam bukunya mengatakan bahwa untuk menjadi seorang yang tahan uji tentunya orang percaya harus memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan setiap hari dengan terus hidup di dalam Firman Tuhan. Werelden Fan dalam bukunya mengatakan tidak Lain dari sebuah pilihan adalah sebuah proses yang ditawarkan untuk menentukan tahan uji atau tidak tahan uji “kebenaran” yang dihasilkan oleh manusia
4.Berbahagia Dalam Pencobaan
Yakobus menjadikan sebuah pencobaan sebagai kebahagiaan karena melalui pencobaan, ia tahan uji artinya bertahan tidak akan goyah imannya pada saat menghadapi pencobaan atau penderitaan. Melalui pencobaan ia memiliki pengharapan yaitu mahkota. Pfeiffer mengatakan:
Orang yang bertahan tersebut sekarang sudah berbahagia: tetapi dia juga akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia. Bentuk genetif (kehidupan) merupakan keterangan dari mahkota. Mahkota yang terbuat dari kehidupan, sebuah anugerah yang diberikan kepada semua orang yang mengasihi Allah.
Penulis menyimpulkan bahwa setiap pencobaan mendatangkan kebahagiaan apabila seseorang memiliki hubungan yang erat kepada Allah. Kemudian orang berbahagia dalam pengharapan. Pengharapan yang dimaksud adalah pengharapan tentang kehidupan kekal yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
PENUTUP
Dari penjelasan Yakobus dan pandangan para tokoh tentang makna ungkapan berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, menurut Yakobus 1:12-15 dapat disimpulkan bahwa setiap orang percaya harus mengetahui makna ungkapan berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan yaitu : Seorang yang percaya kepada Kristus harus mampu menghadapi cobaan atau ujian.
Berdasarkan pemaparan tentang makna ungkapan berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, menunjukkan bahwa orang percaya harus mampu menahan diri dari berbagai pencobaan atau godaan yang datang dari luar atau dari dalam diri, oleh karena keinginan sendiri. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan dalam Kitab Yakobus, “berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji ia akan mendapatkan mahkota yang dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia” (Yakobus 1:12).
BACA JUGA: CARA MENGHADAPI PENCOBAAN: EKSPOSISI YAKOBUS 1:12-18
Pencobaan bukan dari Allah, karena Allah tidak dapat dicobai oleh siapa pun dan Allah tidak mencobai siapa pun, karena Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang dapat mengubahkan pencobaan sebagai kebahagiaan. Pencobaan berasal dari keinginan diri sendiri, seseorang jatuh dalam dosa karena keinginan jahat dan disertai dengan perilaku, karena menuruti keinginan tidak menuruti kehendak Tuhan sehingga akibatnya adalah kematian.
Melalui pencobaan menimbulkan tahan uji dan pengharapan di dalam Tuhan. Melalui pencobaan mendatangkan kebahagiaan bagi setiap orang yang mengasihi Tuhan. Dengan demikian orang yang mampu melewati pencobaan dan mampu bertahan dalam ujian akan berbahagia karena mempunyai pengharapan mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia.
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :
https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMIvAsAswmNvHAw?ceid=ID:en&oc=3&hl=en-ID&gl=ID
STUDI EKSEGESIS YAKOBUS 1:12-15 (PENGUJIAN DAN PENCOBAAN. Manase Gulo