Eksposisi Kisah Para Rasul 26:1-32
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Eksposisi Kisah Para Rasul 26:1-32. Kisah Para Rasul 26:1-32 - “(1) Kata Agripa kepada Paulus: ‘Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.’ Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut: (2) ‘Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, (3) terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar. (4) Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. (5) Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita. (6) Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, (7) dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. (8) Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? (9) Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. (10) Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. (11) Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’ (12) ‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. (16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari padaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, (18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. (19) Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. (20) Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. (21) Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. (22) Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, (23) yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’ (24) Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: ‘Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.’ (25) Tetapi Paulus menjawab: ‘Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! (26) Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. (27) Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.’ (28) Jawab Agripa: ‘Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!’ (29) Kata Paulus: ‘Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.’ (30) Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka. (31) Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara.’ (32) Kata Agripa kepada Festus: ‘Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar.’”.
Hal-hal yang didapat dari Eksposisi Kisah Para Rasul 26:1-32
I) Pembelaan Paulus (Kisah Para Rasul 26: 1-23).
1) Pendahuluan (Kisah Para Rasul 26: 2-3).
Kisah Para Rasul 26: 2-3: “(2) ‘Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, (3) terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.”.
Paulus mengatakan bahwa ia berbahagia karena pada saat itu ia diberi kesempatan untuk membela diri di hadapan Agripa. Apakah ini merupakan kata-kata munafik / dusta? Apakah ia sekedar bermanis mulut terhadap Agripa? Saya yakin jawabnya adalah ‘tidak’! Paulus bisa merasa berbahagia karena 2 hal:
a) Ia memandang secara positif.
Sekalipun dihadapkan pada pengadilan adalah sesuatu yang tidak enak, tetapi ia memandang hal itu secara positif, dalam arti, masih lebih baik dihadapkan kepada Agripa yang adalah orang yang mengerti tentang hukum Taurat, Yudaisme dsb (Kisah Para Rasul 26: 3), dari pada dihadapkan kepada orang seperti Felix dan Festus yang adalah orang Romawi yang tidak mengerti apa-apa tentang hal-hal itu.
Catatan: Albert Barnes dan A. T. Robertson mengatakan bahwa Agripa adalah orang Yahudi, tetapi saya tak tahu apakah kata-kata mereka benar atau tidak.
J. A. Alexander: “Agrippa was a Jew by education and profession.” [= Agripa adalah seorang Yahudi oleh pendidikan dan pengakuan.] - hal 427.
Penerapan: Maukah saudara belajar untuk memandang segala sesuatu secara positif? Dalam keadaan yang bagaimanapun tidak enaknya saudara berada, pikirkanlah bahwa ada keadaan yang lebih tidak enak lagi yang bisa menimpa saudara, dan bersyukurlah bahwa keadaan yang lebih tidak enak itu tidak menimpa saudara. Misal¬nya: kalau saudara hanya mempunyai sedikit uang, bersyukurlah bahwa saudara tidak berhutang. Kalau saudara sedang sakit flu, bersyukurlah bahwa saudara tidak terkena demam berdarah.
Kalau saudara bisa memandang secara positif, maka saudara bisa lebih berbahagia, bahkan dalam keadaan yang sulit sekalipun.
b) Ia bisa memberitakan Injil dalam pengadilan itu.
Penerapan: Kalau saudara diberi kesempatan untuk berbicara dimana saudara bisa memberitakan Injil (misalnya dalam acara sharing), apakah saudara merasa berbahagia, atau malu, takut dsb?
2) Paulus menceritakan masa lalunya (Kisah Para Rasul 26: 4-5,9-11).
a) Kisah Para Rasul 26: 9: “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.”.
Pada saat itu Paulus mengira bahwa dengan menangkapi, menyiksa, bahkan membunuhi orang-orang kristen, ia melakukan sesuatu yang benar. Ini merupakan penggenapan dari kata-kata Yesus dalam Yoh 16:2.
Yoh 16:2 - “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.”.
b) Kisah Para Rasul 26: 11: “Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’”.
NIV/Lit: ‘to force them to blashpheme’ [= memaksa mereka untuk menghujat].
Sejak jaman abad pertama ada banyak penganiayaan terhadap orang kristen, sehingga banyak orang kristen yang mati syahid.
Tetapi, dari pada saudara berpikir yang muluk-muluk tentang mati syahid bagi Tuhan, mungkin lebih baik saudara berpikir tentang peristiwa yang lebih mungkin saudara alami. Contohnya: ada seorang kristen yang ikut pertemuan RT/RW dimana ia diminta untuk menaikkan doa. Pada saat itu, sebagai orang kristen, ia menaikkan doa kristen (dalam nama Yesus). Setelah itu seseorang mendekatinya dan mengatakan: ‘Kalau lain kali berdoa, tolong jangan secara kris¬ten.’. Kalau saudara menjadi orang kristen itu, maukah saudara menaikkan doa yang bukan doa kristen?
c) Dalam Kisah Para Rasul 26: 9-11 ini Paulus menceritakan masa lalu yang ‘gelap’. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal ini:
1. Kalau saudara menceritakan pertobatan saudara, jangan sengaja membuat masa lalu saudara menjadi gelap! Memang kalau kita mendengar orang menceritakan masa lalunya yang gelap, dan bagaimana Kristus mengubah dia menjadi orang kristen yang saleh, maka itu menjadi suatu kesaksian yang menarik sekali. Tetapi kalau masa lalu saudara sebetulnya tidak terlalu gelap, dan saudara sengaja membuatnya menjadi gelap, supaya kesaksian saudara menjadi menarik, maka saudara sebetulnya sedang menyak¬sikan suatu dusta!
2. Sebaliknya, kalau memang saudara mempunyai masa lalu yang gelap, saudara tidak perlu malu pada masa lalu yang gelap itu!
(Catatan: kalau sekarang ini hidup saudara masih gelap, maka saudara perlu malu!). Sebaliknya, saudara bisa menggunakan ‘masa lalu yang gelap’ itu sebagai bahan dalam memberitakan Injil.
Illustrasi: ada seorang penginjil yang bernama Brownlow North, yang mempunyai masa lalu yang gelap. Suatu hari sebelum ia berkhotbah di gereja di Aberdeen, ia menerima surat yang menya¬takan bahwa penulis surat itu mempunyai bukti-bukti akan masa lalu Brownlow North yang gelap. Penulis surat itu berkata ia akan menginterupsi khotbah untuk memberitahu jemaat tentang masa lalu yang gelap itu. Apa yang lalu dilakukan oleh pengin¬jil itu? Ia naik ke mimbar, membawa surat itu, membacakannya kepada jemaat, dan berkata bahwa ia memang mempunyai masa lalu yang gelap, tetapi Kristus sudah mengampuni dan mengubah dia, dan Kristus bisa melakukan hal yang sama terhadap jemaat di situ.
3) Paulus menceritakan pertobatan dan panggilannya (Kisah Para Rasul 26: 12-18).
a) Kisah Para Rasul 26: 13: “tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.”.
1. Ini menunjukkan betapa ia berkobar-kobar dalam melakukan tugas¬nya untuk menangkapi dan membunuhi orang kristen. Pada tengah hari, dimana panas begitu terik, dan orang seharusnya istira¬hat, Paulus tetap bekerja!
Penerapan: adalah sesuatu yang memalukan kalau orang kafir bisa lebih giat dalam melayani dibandingkan dengan orang kristen!
2. Ini juga menunjukkan terangnya cahaya yang dilihat oleh Paulus, sehingga dalam tengah haripun bisa terlihat lebih terang dari matahari!
3. Ini menyebabkan ada orang yang mengatakan bahwa Paulus bukan melihat mujijat, tetapi mengalami sunstroke [= pingsan karena panasnya sinar matahari]. Tetapi ini tentu pandangan dari orang yang sesat!
b) Kisah Para Rasul 26: 14: “Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.”.
NIV/NASB: ‘goads’ [= a sharp-pointed stick used in driving oxen {= tongkat berujung runcing yang digunakan untuk menggiring lembu jantan}].
Kalau lembu jantan untuk pertama kalinya dipakai membajak, orang yang mengendalikan memegang tongkat panjang yang ujungnya runcing dan diletakkan di belakang lembu itu, sehingga tiap kali lembu itu menendang, ia sakit sendiri. Ini untuk mengajar lembu itu tunduk. Kalau tunduk, ia aman, kalau berontak ia sakit sendiri!
Jadi, pada waktu Tuhan berkata supaya Paulus jangan menendang ke galah rangsang, artinya adalah: Tuhan memperlakukan Paulus seperti lembu yang mau dididik, dengan memasang galah rangsang. Kalau Paulus memberontak, ia akan sakit sendiri. Sebaliknya kalau Paulus mau menurut, ia akan aman.
Penerapan: Hal seperti ini sering dilakukan oleh Tuhan kepada anak-anakNya, termasuk saudara. Karena itu, janganlah memberon¬tak kepada Tuhan, itu hanya akan menambah penderitaan saudara! Sebaliknya, taatlah kepada Tuhan.
c) Kisah Para Rasul 26: 17: “Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,”.
Ini salah terjemahan!
NIV: ‘rescue’ [= menolong].
KJV/RSV/NASB: ‘delivering’ [= membebaskan].
Ini secara implicit menunjukkan bahwa pada saat itu Tuhan sudah memberitahu bahwa ia akan mengalami permusuhan dari orang Yahudi maupun non Yahudi!
d) Kisah Para Rasul 26: 18: “untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”.
Kalau kita mau berbicara secara ketat, maka ‘membuka mata’ hanya merupakan pekerjaan Roh Kudus saja! Tetapi di sini ditujukan kepada Paulus karena Tuhan sering memberikan kepada hambaNya kehormatan yang seharusnya untuk Dia (Calvin).
Atau bisa juga dikatakan bahwa Tuhan / Roh Kudus membuka mata mereka dengan menggunakan Paulus.
e) Bukan kali ini saja Paulus menceritakan tentang masa lalu dan pertobatannya, tetapi juga dalam Kis 22 Gal 1:13-14 1Tim 1:13 Fil 3:4-9.
Kis 22:3-21 (baca sendiri).
Galatia 1:13-14 - “(13) Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. (14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.”.
1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.
Fil 3:4-9 - “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.
Jadi, Paulus berulang-ulang menceritakan tentang pertobatannya untuk bisa membawa orang datang kepada Tuhan.
Penerapan: Berapa kali saudara pernah menceritakan pertobatan saudara? Pertobatan tidak perlu spektakuler untuk boleh disaksi¬kan!
4) Paulus menceritakan bahwa orang Yahudi memusuhi dan mau membunuh¬nya, karena:
a) Ia mentaati panggilan Tuhan (Kisah Para Rasul 26: 19-22).
Kisah Para Rasul 26: 19-22: “(19) Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. (20) Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. (21) Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. (22) Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,”.
Penerapan: Setiap saudara mempunyai panggilan. Janganlah bersi¬kap tidak mau tahu tentang panggilan Tuhan! Tetapi sadari juga bahwa kalau saudara mentaati panggilan itu, permusuhan akan datang!
b) Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias, yang sekalipun mati tetapi bangkit kembali (ay 6-8,23).
Kisah Para Rasul 26: 6-8,23: “(6) Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, (7) dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. (8) Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? ... (23) yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.
Penerapan: Kalau saudara percaya kepada Yesus, apalagi memberi¬takan Yesus yang saudara percayai itu, sadarilah bahwa banyak musuh akan muncul! Kalau itu terjadi, janganlah takut! Mendekat¬lah kepada Tuhan dan teruslah memberitakan Yesus.
II) Tantangan untuk percaya kepada Yesus.
1) Interupsi dari Festus.
Festus menginterupsi cerita Paulus itu dan memaki Paulus sebagai gila (Kisah Para Rasul 26: 24).
Kisah Para Rasul 26: 24: “Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggung-jawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: ‘Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.’”.
a) Yesus sendiri sering dimaki gila / kerasukan setan (Markus 3:21 Yohanes 10:20), dan Yesus berkata bahwa seorang hamba tidak lebih dari tuannya. Karena itu tidaklah aneh kalau orang kristen juga dimaki gila, sekalipun ia ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh!
b) ‘ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila’.
NIV/NASB: ‘your great learning’ [= pengetahuanmu yang banyak].
Tentu saja yang dimaksud dengan ilmu / pengetahuan di sini, adalah pengetahuan tentang Firman Tuhan.
Penerapan: Orang kristen yang banyak belajar Firman Tuhan dan mentaatinya akan lebih punya resiko untuk dianggap gila!
c) Dunia selalu menyalahkan hamba Tuhan / orang kristen.
Matthew Henry: “The apostles, who were fishermen, were despised because they had no learning; Paul, who was a university-man, and bred a Pharisee, is despised as having too much learning, more than did him good. Thus the enemies of Christ’s ministers will always have something or other to upbraid them with.” [= Rasul-rasul, yang adalah nelayan-nelayan, diremehkan karena mereka tidak terpelajar; Paulus, yang adalah orang universitas, dan keturunan Farisi, diremehkan sebagai mempunyai pengetahuan terlalu banyak, lebih dari yang bisa memberi kebaikan kepadanya. Demikianlah musuh-musuh dari pelayan-pelayan Kristus akan selalu mempunyai satu dan lain hal untuk mencela mereka.].
Kis 4:13 - “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”.
2) Jawaban Paulus (Kisah Para Rasul 26: 25-27).
a) Paulus menolak sebutan gila itu (Kisah Para Rasul 26: 25).
Kisah Para Rasul 26: 25: “Tetapi Paulus menjawab: ‘Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!”.
Perhatikan bahwa Paulus bukannya diam saja (Catatan: kadang-kadang memang harus diam!), juga tidak berkata ‘puji Tuhan’, juga tidak menjadi marah. Sebaliknya, ia tetap tenang, bahkan menye¬but Festus dengan sebutan ‘Festus yang mulia’, tetapi membantah dengan tegas sebutan ‘gila’ itu!
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa orang kristen tidak harus selalu diam saja kalau dimaki, difitnah dsb. Kalau kita merasa bahwa makian atau fitnahan itu bisa merugikan kesaksian / pelayanan kita, kita wajib menolak / membantah makian / fitnahan itu.
b) Paulus kembali berbicara kepada Agripa dan menantang Agripa untuk percaya kepada Yesus!
Kisah Para Rasul 26: 26-27: “(26) Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. (27) Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.’”.
Interupsi dari Festus itu mungkin sekali diberikan oleh setan untuk memutus penginjilan Paulus kepada Agripa. Paulus tidak mau diputus, dan karena itu, ia tidak terus menerus membicarakan makian Festus itu, tetapi segera kembali pada penginjilan kepada Agripa.
Penerapan: dalam memberitakan Injil jangan mau dibelokkan oleh setan!
3) Jawaban Agripa (Kisah Para Rasul 26: 28).
Kisah Para Rasul 26: 28: “Jawab Agripa: ‘Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!’”.
KJV: ‘Almost thou persuadest me to be a christian’ [= Hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang kristen].
NKJV: ‘You almost persuade me to become a christian’ [= Engkau hampir meyakinkan aku untuk menjadi orang kristen].
RSV: ‘In a short time you think to make me a christian’ [= Dalam waktu yang singkat engkau berpikir untuk membuat aku jadi orang kristen].
NIV: ‘Do you think that in such a short time you can persuade me to be a christian’ [= Apakah kamu pikir bahwa dalam waktu yang begitu singkat kamu bisa meyakinkan / membujuk aku untuk menjadi orang kristen].
NASB: ‘in a short time you will persuade me to become a christian’ [= Dalam waktu yang singkat kamu akan meyakinkan aku menjadi orang kristen].
Terjemahan hurufiahnya: ‘in a little you persuade me to make christian’ [= di dalam sedikit / kecil engkau meyakinkan aku menjadi orang kristen].
Kata-kata ‘in a little’ ditafsirkan 2 macam:
a) Almost / hampir-hampir.
b) In a short time / dalam waktu yang singkat.
Saya lebih setuju dengan yang kedua, karena dalam Kisah Para Rasul 26: 29 Paulus berkata ‘segera atau lama-kelamaan’ (Lit: in a little and / or in great).
Sukar dikatakan apakah Agripa mengucapkan ini dengan serius atau dengan sinis. Tetapi perlu disadari bahwa tidak perlu waktu lama untuk bisa diyakinkan menjadi orang kristen!
4) Jawaban Paulus (Kisah Para Rasul 26: 29).
Kisah Para Rasul 26: 29: “Kata Paulus: ‘Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.’”.
Paulus berdoa untuk pertobatan Agripa dan semua orang yang hadir disitu! Satu-satunya yang bisa dilakukan kalau penginjilan kita menghadapi jalan buntu, adalah berdoa!
Kesimpulan / Penutup.Eksposisi Kisah Para Rasul 26:1-32
Paulus bukan sekedar membela diri, tetapi memakai kesempatan itu untuk memberitakan Injil! Apakah saudara menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil?
Maukah saudara menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil?
Eksposisi Kisah Para Rasul 26:1-32
-AMIN-