SAULUS BERTOBAT: KISAH PARA RASUL 9:1-31

PDT. BUDI ASALI. M. DIV.
SAULUS BERTOBAT: KISAH PARA RASUL 9:1-31SAULUS BERTOBAT: KISAH PARA RASUL 9:1-31. Kisah Para Rasul 9:1-31 - “(1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, (2) dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. (3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu. (6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’ (7) Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. (8) Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. (9) Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. (10) Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’ (11) Firman Tuhan: ‘Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, (12) dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.’ (13) Jawab Ananias: ‘Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem. (14) Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil namaMu.’ (15) Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. (16) Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu.’ (17) Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’ (18) Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. (19) Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. (20) Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. (21) Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’ (22) Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. (23) Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. (24) Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. (25) Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. (26) Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. (27) Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. (28) Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. (29) Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. (30) Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus. (31) Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.”.

Catatan: Paulus menceritakan pertobatannya ini dalam Kis 22:1-21 dan Kis 26:12-23. Dengan membandingkan Kisah Para Rasul 9 ini dengan Kis 22 dan Kis 26, maka kita akan mendapat gambaran / cerita yang lebih lengkap tentang pertobatannya.

I) Kejahatan Saulus.

Ia hadir, menyetujui, dan menyaksikan pembunuhan terhadap Stefanus (Kis 7:58 8:1a 22:20). Ia berusaha membinasakan orang-orang kristen, memasuki rumah mereka, menyeret mereka dan memasukkan mereka ke penjara (ay 1-2,13-14 bdk. Kis 8:3 22:4,5,19 26:10-11).

Tetapi yang paling gawat adalah bahwa ia tidak menyadari akan dosanya, bahkan ia menganggap dosa-dosanya itu sebagai kebaikan.

Bdk. Yohanes 16:2-3 - “(2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”.

Bahwa Saulus termasuk orang seperti itu bisa terlihat dari:

1) Kis 22:3-5 - “(3) ‘Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. (4) Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. (5) Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.”.

2) Kis 26:9-11 - “(9) Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. (10) Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. (11) Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’”.

3) Filipi 3:5-6 - “(5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.”.

Jadi, penganiayaan terhadap orang kristen termasuk dalam daftar hal-hal yang dulu ia banggakan dalam hidupnya.

Kesimpulan: Saulus adalah orang berdosa yang menganggap dirinya baik. Sebetulnya ini adalah kondisi yang paling celaka, dan rasanya tidak memungkinkan ia bertobat, apalagi menjadi seorang rasul yang mendirikan begitu banyak gereja, yang bahkan menulis 13 surat dalam Perjanjian Baru, dan yang akhirnya mati syahid bagi Kristus! Tetapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!

II) Saulus bertobat.

Karena apa? Karena Yesus menyatakan diri kepadanya:

A) Yesus menyatakan diri secara langsung / melalui mujijat (Kisah Para Rasul 9: 3-7).

1) Mujijat itu.

a) Sinar ( Kisah Para Rasul 9: 3 bdk. Kis 26:13).

 Kisah Para Rasul 9: 3: “Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.”.

Kisah Para Rasul 26:13 - “tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.”.

Ini jelas bukan hanya sekedar sinar, tetapi Yesus sendiri (bdk.  Kisah Para Rasul 9: 17,27 Kis 22:14 1Korintus 9:1 1Korintus 15:8 - semua ayat ini mengatakan bahwa Saulus / Paulus melihat Tuhan).

Kisah Para Rasul 9:17,27: “(17) Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’ ... (27) Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.”.

Kis 22:14 - “Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya.”.

1Korintus 9:1 - “Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?”.

1Korintus 15:8 - “Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.”.

b) Teman-temannya mendengar tetapi tidak melihat seorangpun.

Kisah Para Rasul 9: 7: “Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.”.

Ini kelihatannya bertentangan dengan Kis 22:9 - “Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.”.

Tetapi sebetulnya kedua bagian ini bisa diharmoniskan.

Penjelasannya: teman-temannya melihat terang (1), tetapi tidak melihat Yesus (2); mereka mendengar suara (3), tetapi tidak mendengar / menangkap suara tersebut (4).

Kisah Para Rasul 9:7 menceritakan no 3 dan no 2; sedangkan Kis 22:9 menceritakan no 1 dan no 4.

c) Peristiwa ini membuat Saulus rebah ( Kisah Para Rasul 9: 4 22:7). Juga teman-teman Saulus ikut rebah (Kis 26:14).

Kisah Para Rasul 9: 4: “Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’”.

Kisah Para Rasul 22:7 - “Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”.

Kis 26:14 - “KAMI SEMUA rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.”.

Adalah lucu kalau ada orang yang menggunakan peristiwa ini sebagai dasar Kitab Suci dari ‘nggeblak’. Mengapa? Karena dalam doktrin mereka dikatakan bahwa nggeblak itu terjadi karena penerimaan baptisan Roh Kudus / pengurapan Roh Kudus. Ini terlihat dari kutipan ini:

“....hal ‘tumbang dalam Roh’, yang terjadi pada saat seseorang itu menerima baptisan / pengurapan Roh Kudus, baik orang percaya tsb menerimanya melalui penumpangan tangan dari seorang hamba Tuhan ataupun tidak. Tumbang dalam Roh yang dalam bahasa Inggrisnya dikatakan ‘slain in the Spirit’, terjadi bisa dalam suatu kelompok (orang banyak) di dalam kebaktian persekutuan umum atau pada kebaktian di gereja, juga pada pelayanan-pelayanan pribadi” (‘Warta Bethany’ edisi no. 30, hal 3, kol 1).

Tetapi orang-orang yang rebah di sini adalah orang kafir (ingat bahwa pada saat itu Saulus belum bertobat)! Jadi jelas mereka bukan rebah karena menerima Roh Kudus / pengurapan Roh Kudus, dsb.

2) Mujijat itu menyatakan Yesus sebagai Allah / Tuhan (Kisah Para Rasul 9: 4-5).

Kisah Para Rasul 9: 4-5: “(4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.

a) Suara itu bertanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ ( Kisah Para Rasul 9: 4).

b) Saulus menjawab dengan bertanya: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ ( Kisah Para Rasul 9: 5a).

Ada yang menganggap bahwa kata ‘Tuhan’ dalam pertanyaan Saulus itu hanya berarti seperti kata ‘sir’ (= tuan) dalam bahasa Inggris. Tetapi ini tidak mungkin. Sinar itu, dan rebahnya dirinya, pasti menyebabkan Saulus tahu bahwa ia sedang berurusan dengan sesuatu yang bersifat ilahi, sehingga sebutan ‘Tuhan’ betul-betul berarti ‘Tuhan’.

c) Yesus menjawab: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu’ (Kisah Para Rasul 9: 5b).

Bahwa Yesus menjawab pertanyaan ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ dengan kata-kata ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu’, menunjukkan bahwa Ia menyatakan diri kepada Saulus sebagai Tuhan / Allah.

Penerapan:

1. Sudahkah saudara percaya bahwa Yesus adalah Allah / Tuhan?

2. Pada waktu memberitakan Injil, tekankan bahwa Yesus adalah Tuhan / Allah!

3) Mujijat itu menyadarkan Saulus akan dosanya (Kisah Para Rasul (9: 4-5).

Semua tindakan yang ia anggap baik itu ternyata adalah penganiayaan terhadap Tuhan sendiri, karena memang Tuhan menganggap perlakuan terhadap anak-anakNya sebagai perlakuan terhadap diriNya sendiri! Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

Matius 10:40-42 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.

Lukas 10:16 - “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.’”.

Yohanes 3:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.’”.

4) Yesus menasehati supaya Saulus bertobat dan bukan mengeraskan hati.

 Kisah Para Rasul 9: 5: KJV memberikan tambahan yang seharusnya tidak ada di sini, tetapi ada dalam Kis 26:14.

 Kisah Para Rasul 9: 5: “Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.

KJV: ‘And he said, Who art thou, Lord? And the Lord said, I am Jesus whom thou persecutest: it is hard for thee to kick against the pricks.’ [= Dan ia berkata, Siapakah Engkau, Tuhan? Dan Tuhan berkata, Akulah Yesus yang engkau aniaya: sukar bagimu untuk menendang ke galah rangsang.].

Kisah Para Rasul 26:14 - “Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.”.

Istilah ‘galah rangsang’ oleh NIV/NASB diterjemahkan ‘goads’ [= ‘a sharp-pointed stick used in driving oxen’ (tongkat berujung runcing yang digunakan untuk menggiring lembu jantan)].

Kalau lembu jantan untuk pertama kalinya dipakai membajak, orang yang mengendalikannya memegang tongkat panjang yang ujungnya runcing dan diletakkan di belakang lembu itu, sehingga tiap kali lembu itu menendang, ia sakit sendiri. Ini untuk mengajar lembu itu tunduk. Kalau tunduk, ia aman; kalau berontak, ia sakit sendiri!

Jadi, pada waktu Tuhan berkata supaya Paulus jangan menendang ke galah rangsang, artinya adalah: Tuhan memperlakukan Paulus seperti lembu yang mau dididik, dengan memasang galah rangsang. Kalau Paulus memberontak, ia akan sakit sendiri. Sebaliknya kalau Paulus mau menurut, ia akan aman.

Penerapan: Hal seperti ini sering dilakukan oleh Tuhan kepada anak-anakNya, termasuk saudara. Karena itu, janganlah memberon¬tak kepada Tuhan, itu hanya akan menambah penderitaan saudara! Sebaliknya, taatlah kepada Tuhan.

B) Yesus menyatakan diri / mengajar Saulus melalui Ananias.

Kisah Para Rasul 9: 6: “Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’”.

1) Kisah Para Rasul 9: 6a: lagi-lagi KJV memberi tambahan yang seharusnya juga tidak ada di sini, tetapi ada dalam Kis 22:10.

Kisah Para Rasul 9: 6: “Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’”.

KJV: ‘And he trembling and astonished said, Lord, what wilt thou have me to do? And the Lord said unto him, Arise, and go into the city, and it shall be told thee what thou must do.’ [= Dan dengan gemetar dan heran ia berkata, Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki untuk aku lakukan? Dan Tuhan berkata kepadaku, Bangunlah, dan pergilah ke kota, dan akan diberitahukan kepadamu apa yang harus engkau lakukan.].

Kisah Para Rasul 22:10 - “Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.”.

Ini menunjukkan bahwa Saulus mau tunduk dan ia meminta untuk diberi perintah / petunjuk.

Penerapan: Pernahkah saudara bertanya seperti itu kepada Tuhan?

2) Tetapi Yesus menjawab Saulus dengan Kisah Para Rasul 9: 6b yang menyuruhnya pergi ke kota dan nanti Tuhan akan memberi petunjuk.

Sementara itu, Yesus mengutus Ananias (Kisah Para Rasul (9:10-12). Ananias berusaha menolak (ay 13-14), tetapi Tuhan tetap menyuruh (Kisah Para Rasul 9:15), dan akhirnya Ananias taat (ay 17-18).

Pertanyaan: Mengapa Yesus tidak mengajar Saulus secara langsung? Untuk menguji kerendahan hati Saulus. Ia harus mendengar pengajaran dari orang kristen biasa (bukan rasul, diaken, dsb, tetapi ‘murid Tuhan’ -  Kisah Para Rasul 9: 10).

Penerapan:

Ada banyak orang tidak mempunyai kerendahan hati dalam belajar Firman. Atau mereka minta diajar langsung oleh Tuhan, atau mereka merasa sudah cukup mengerti, dsb. Orang yang seperti ini tidak akan bisa maju dalam pengertian Firman Tuhan.

Apa yang dilakukan oleh Ananias?

a) Ia memberitakan Injil / mengajar Saulus (bdk. Kisah Para Rasul 22:13-16 Kis 26:16-18).

Kis 22:13-16 - “(13) Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. (14) Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya. (15) Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. (16) Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!”.

Kisah Para Rasul 26:16-18 - “(16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari padaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, (18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”.

Catatan: rupa-rupanya dalam Kisah Para Rasul 26:16-18 Paulus menyingkat cerita, dan tidak menceritakan tentang Ananias, sehingga apa yang Ananias katakan, ia ceritakan seakan-akan merupakan kata-kata Yesus secara langsung.

b) Ia menumpangi Saulus dengan tangan, sehingga Saulus sembuh dan penuh Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 9: 17-18a: “(17) Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’ (18a) Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi.”.

Perhatikan bahwa sekalipun pada saat itu Saulus penuh dengan Roh Kudus, tetapi ia tidak berbahasa Roh!

c) Ia membaptis Saulus (Kisah Para Rasul 9: 18b), padahal Ananias adalah jemaat biasa!

Kisah Para Rasul 9: 18b: “Ia bangun lalu dibaptis.”.

Memang sebetulnya Kitab Suci tidak pernah memberikan ketentuan bahwa yang boleh membaptis hanyalah pendeta.

Semua ini membuat Saulus menjadi orang kristen! Tidak semua orang harus mengalami mujijat seperti yang dialami oleh Saulus itu, tetapi setiap orang kristen yang sungguh-sungguh harus pernah ‘bertemu dengan Yesus’. Pernahkan saudara mengalami hal itu? Ada banyak orang kristen yang menyatakan dirinya kristen sejak kecil / lahir. Ini tidak mungkin. Semua orang lahir sebagai anak setan / manusia berdosa / musuh Allah. Harus ada saat dalam hidup orang kristen yang sejati dimana ia ‘bertemu dengan Yesus’, karena kalau tidak, maka ia bukan orang kristen!

Kalau saudara belum pernah ‘bertemu dengan Yesus’, maka datanglah saat ini kepadaNya dan terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara.

III) Hidup Saulus setelah pertobatan.

1) Ia mau bersekutu dengan sesama saudara seiman (Kisah Para Rasul 9: 19b,26a).

Kisah Para Rasul 9: 19,26: “(19) Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. ... (26) Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.”.

Ini adalah sesuatu yang harus ditiru. Saudara harus mau bersekutu dengan sesama orang kristen.

Memang orang kristennya mula-mula takut kepada Saulus:

a) Ananias mula-mula juga takut (Kisah Para Rasul 9: 13-14).

b) Orang kristen yang di Yerusalem juga takut ( Kisah Para Rasul 9: 26).

Tetapi akhirnya mereka bersatu:

1. Ananias menyebut Saulus ‘saudaraku’ ( Kisah Para Rasul 9: 17).

2. Orang kristen Damsyik menolong Saulus ( Kisah Para Rasul 9: 25).

3. Barnabas menerima Saulus ( Kisah Para Rasul 9: 27).

4. Orang kristen Yerusalem menerima dan bahkan menolong Saulus (Kisah Para Rasul 9: 28-30).

Penerapan: kalau ada orang yang bertobat, sekalipun ia dulunya anti kristen, maka kita harus menerima dia dan mau bersekutu dengan dia. Tetapi juga saudara perlu waspada untuk tidak sembarang percaya kepada orang yang mengaku dirinya dulu beragama lain tetapi lalu bertobat dan dimusuhi / diusir keluarganya dan karena itu membutuhkan pertolongan / uang. Ada banyak penipu yang menggunakan kedok pertobatan seperti ini!

2) Saulus memberitakan Injil (ay 20-22,28-29).

Kisah Para Rasul 9: 20,22,28-29: “(20) Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. … (22) Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. ... (28) Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. (29) Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.”.

a) Saulus baru bertobat, tetapi sudah memberitakan Injil.

Ada banyak orang kristen yang sudah menjadi orang kristen puluhan tahun tetapi tidak pernah memberitakan Injil. Bagaimana dengan saudara?

Charles Haddon Spurgeon:

“I will not believe that you have tasted of the honey of the Gospel if you can eat it all yourself” [= Aku tidak mau percaya bahwa engkau sudah merasakan madu Injil jika engkau bisa memakan semuanya sendirian] - ‘Morning & Evening’, (Feb 19 evening).

Seorang lain berkata:

“Christ alone can save this world, but Christ can’t save this world alone” [= Hanya Kristus yang bisa menyelamatkan dunia ini, tetapi Kristus tidak bisa menyelamatkan dunia ini sendirian].

Saya berpendapat bahwa kata-kata ‘tidak bisa’ dalam kutipan ini agak terlalu keras. Kristus tentu saja bisa, tetapi Ia tidak mau. Itu bukanlah caranya. Ia mau menyelamatkan dunia ini menggunakan saudara!

b) Saulus menghadapi permusuhan (Kisah Para Rasul 9: 23-24,29 bdk.  Kisah Para Rasul 9: 16).

Ay 23-24,29: “(23) Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. (24) Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. … (29) Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.”.

Memang orang kristen yang memberitakan Injil tidak mungkin tidak dimusuhi! Saulus juga demikian, tetapi ia pantang mundur!

c) Pemberitaan Injil yang Saulus lakukan membuat orang-orang yang melihatnya menjadi heran ( Kisah Para Rasul 9: 21)!

Kisah Para Rasul 9: 21: “Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’”.

Mereka heran atas perubahan hidup yang begitu drastis dalam hidup Saulus.

Penerapan: Orang dunia jaman sekarang sering heran melihat hidup orang kristen, bukan karena hidup orang kristen berubah ke arah yang positif, tetapi justru karena hidup orang kristen tidak berbeda dengan orang dunia. Ini betul-betul memalukan. Maukah saudara menjadi seperti Saulus?


Ingat bahwa perubahan hidup adalah ciri orang kristen yang sejati. Adakah perubahan hidup dalam diri saudara sejak saudara menjadi orang kristen?

1. Dalam kerajinan berbakti, ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh.

2. Dalam memberi persembahan.

3. Dalam hal dusta, zinah, benci / dendam, iri hati, cinta uang, fitnah, gila hormat / sombong, caci maki / kata-kata kotor, malas / tidak berdisiplin, rokok, judi, mabuk, dsb.

4. Dalam hal pelayanan, Pemberitaan Injil dsb.

Herankah orang-orang di sekitar saudara melihat perubahan hidup saudara? Maukah saudara berubah? Mintalah Tuhan mengubah hidup saudara, sehingga saudarapun bisa memuliakan Tuhan sama seperti Saulus!

Catatan:

Lukas tidak menceritakan tentang kepergian Paulus ke tanah Arab (Galatia 1:17). Ada bermacam-macam pandangan kapan kepergian ke tanah Arab itu terjadi. Ada yang mengatakan bahwa itu terjadi dalam ay 19b, ada yang mengatakan bahwa itu terjadi antara  Kisah Para Rasul 9: 19 dan  Kisah Para Rasul 9: 20, ada juga yang mengatakan bahwa hal itu terjadi dalam ay 23, dan ada lagi yang mengatakan bahwa itu terjadi setelah  Kisah Para Rasul 9: 25. 

SAULUS BERTOBAT: KISAH PARA RASUL 9:1-31
-AMIN-
Next Post Previous Post