Perbandingan Ajaran Arminian dan Reformed dalam Persoalan Penebusan

Pdt.Budi Asali, M.Div.
1) Dalam ajaran Arminian dikatakan bahwa Kristus mati untuk semua orang / setiap individu dalam dunia ini, untuk menyediakan jalan keselamatan.

A. H. Strong: “The Scripture represent the atonement as having been made for all men and as sufficient for the salvation of all. Not the atonement therefore is limited, but the application of the atonement through the work of the Holy Spirit” (= Kitab Suci menggambarkan bahwa penebusan telah dibuat bagi semua manusia dan cukup untuk keselamatan semua manusia. Karena itu, bukan penebusannya yang terbatas, tetapi penerapan dari penebusan itu melalui pekerjaan Roh Kudus) - ‘Systematic Theology’, hal 771.

A. H. Strong: “The atonement is unlimited, - the whole human race might be saved through it; the application of the atonement is limited, - only those who repent and believe are actually saved by it” (=Penebusan itu tidak terbatas, - seluruh umat manusia bisa diselamatkan melalui penebusan itu; penerapan dari penebusan itu yang terbatas, - hanya mereka yang bertobat dan percaya yang betul-betul diselamatkan) - ‘Systematic Theology’, hal 773.

Catatan: A. H. Strong sebetulnya bukan seorang Arminian ataupun Reformed, karena dari 5 points Calvinisme, ia hanya menolak point ke 3 tentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas) ini.

Yakobus Arminius: “Christ has died for all men and for every individual. … the phrase here used possesses much ambiguity. Thus it may mean either that ‘the price of the death of Christ was given for all and for every one,’ or that ‘the redemption, which was obtained by means of that price, is applied and communicated to all men and to every one.’ … Of this latter sentiment I entirely disapprove, because God has by a peremptory decree resolved, that believers alone should be made partakers of this redemption” (= Kristus telah mati untuk semua manusia dan untuk setiap individu. ... ungkapan yang digunakan di sini mempunyai banyak ke-mendua-an arti. Karena itu bisa berarti, atau bahwa ‘harga / nilai dari kematian Kristus diberikan untuk semua dan setiap orang’, atau bahwa ‘penebusan, yang didapatkan dengan memakai harga / nilai itu, diterapkan dan diberikan kepada semua orang dan kepada setiap orang’. ... Tentang pendapat yang belakangan, saya sepenuhnya tidak setuju, karena Allah telah memutuskan oleh suatu ketetapan yang pasti / tak bisa diubah, bahwa hanya orang-orang percaya yang dibuat menjadi pengambil bagian dari penebusan ini) - ‘The Works of Arminius’, vol 1, hal 316 (Libronix).

Catatan: dalam kata-kata selanjutnya jelas bahwa Yakobus Arminius menerima pernyataan yang pertama. Dengan kata lain, ia percaya bahwa Kristus mati untuk semua orang, tetapi penerapan dari penebusan itu hanya diberikan bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus.

2) Dalam ajaran Calvinisme / Reformed dikatakan bahwa Kristus mati hanya untuk menebus orang-orang pilihan, dan ini memastikan keselamatan mereka.

Arthur W. Pink: “Christ did not die to make possible the salvation of all mankind, but to make certain the salvation of all that the Father had given to Him” (= Kristus tidak mati untuk membuat keselamatan itu memungkinkan untuk seluruh umat manusia, tetapi untuk membuat pasti keselamatan dari semua orang yang telah diberikan Bapa kepadaNya) - ‘The Sovereignty of God’, hal 57.

BACA JUGA: OKULTISME: Matius 4:8-9

R. L. Dabney: “Christ’s work for the elect does not merely put them in a salvable state; but purchase for them a complete and assured salvation” (= Pekerjaan Kristus untuk orang-orang pilihan tidak semata-mata meletakkan mereka dalam keadaan yang bisa diselamatkan; tetapi membeli bagi mereka suatu keselamatan yang lengkap / sempurna dan pasti / terjamin) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 523.

Tentang Yohanes 3:16, John Murray berkata:

“The design is the salvation of all who believe in Jesus. This design is infallibly achieved. The security is obvious from the terms: ‘should not perish but have everlasting life’. ... There is, after all, nothing in this text to support what it is frequently supposed to affirm, namely, universal atonement. What is actually says is akin to definite atonement. Something is made infallibly certain and secure - all believers will have eternal life. What definite or limited atonement maintains is that God gave his Son to make something infallibly secure” (= Tujuan / rencananya adalah keselamatan dari semua orang yang percaya kepada Yesus. Tujuan / rencana ini dicapai secara sempurna / tidak bisa salah. Kepastian itu terlihat dengan jelas dari istilah: ‘tidak binasa tetapi mendapatkan hidup yang kekal’. ... Jadi akhirnya tidak ada sesuatu dalam text ini untuk mendukung apa yang seringkali diduga ditegaskan oleh text ini, yaitu penebusan universal. Apa yang betul-betul dikatakan oleh text ini sama dengan penebusan tertentu / terbatas. Sesuatu dibuat pasti secara tidak bisa salah - semua orang percaya akan mendapat hidup yang kekal. Apa yang dipegang / dipercaya oleh penebusan tertentu atau terbatas adalah bahwa Allah memberikan AnakNya untuk membuat sesuatu pasti secara tidak bisa salah) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 80.

Jadi, kalau Arminianisme mempercayai doktrin Conditional Election dan Unlimited Atonement (=Pemilihan Bersyarat dan Penebusan Tak Terbatas), maka Calvinisme / Reformed mempercayai doktrin Unconditional Election dan Limited Atonement (= Pemilihan yang Tidak Bersyarat dan Penebusan Terbatas.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post