BETLEHEM KOTA TERKECIL KELAHIRAN YESUS (MATIUS 2:1-12,MIKHA 5:1)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
BETLEHEM KOTA TERKECIL KELAHIRAN YESUS (MATIUS 2:1-12,MIKHA 5:1)
BETLEHEM KOTA TERKECIL KELAHIRAN YESUS (MATIUS 2:1-12,MIKHA 5:1). Matius 2:1-12 - “(Matius 2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, ENGKAU SEKALI-KALI BUKANLAH YANG TERKECIL di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”.

Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, HAI YANG TERKECIL di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”.

1) Kata Betlehem dan ‘Efrata’ mempunyai persamaan / kemiripan arti, karena ‘Betlehem’ berarti ‘house of bread’ [= rumah roti], sedangkan ‘Efrata’ berarti ‘fruitfulness’ [= keberbuahan].

Nelson’s Bible Dictionary (tentang ‘Bethlehem’): “Christ, who is the Bread of Life, was cradled in a town whose name means ‘house of bread.’” [= Kristus, yang adalah Roti Hidup, diletakkan / dibaringkan di suatu kota yang namanya berarti ‘rumah roti’.].

Matthew Henry (tentang Mikha 5:2): “‘Beth-lehem’ signifies ‘the house of bread,’ the fittest place for him to be born in who is ‘the bread of life.’” [= ‘Betlehem’ berarti ‘rumah roti’, tempat yang paling cocok bagiNya untuk dilahirkan yang adalah ‘Roti Hidup’.].

Yohanes 6:32-36,47-58 - “(32) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’ (34) Maka kata mereka kepadaNya: ‘Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.’ (35) Kata Yesus kepada mereka: ‘Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi. ... (47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. (48) Akulah roti hidup. (49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’ (52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: ‘Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan.’ (53) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (54) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (55) Sebab dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman. (56) Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.’”.

Makan daging Yesus dan minum darah Yesus = percaya kepada Yesus.

2) Perbedaan / kontradiksi antara Mikha dan Matius?

Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”.

Matius 2:5-6 - “(5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.

KJV: ‘(5) And they said unto him, In Bethlehem of Judaea: for thus it is written by the prophet, (6) And thou Bethlehem, in the land of Juda, art not the least among the princes of Juda: for out of thee shall come a Governor, that shall rule my people Israel.’ [= (5) Dan mereka berkata kepadanya, Di Betlehem dari Yudea: karena demikianlah ditulis oleh sang nabi, (6) Dan engkau Betlehem, di tanah Yehuda, bukanlah yang terkecil di antara pangeran-pangeran dari Yehuda: karena darimu akan keluar seorang Pemimpin, yang akan memerintah umatKu Israel.].

Perbedaan antara Mikha 5:1 dengan Matius 2:5-6:

a) Mikha 5:1 menuliskan ‘Efrata’ sedangkan Mat 2:5-6 menuliskan ‘tanah Yudea / Yehuda’.

Penjelasan:

Mikha mengatakan ‘Betlehem Efrata’ untuk membedakan kota itu dengan Betlehem yang ada di Zebulon. Matius mengatakan ‘Betlehem di tanah Yudea’; sekalipun kata-katanya lain, tetapi artinya sama.

Matthew Henry (tentang Mikha 5:1): “It is called Bethlehem-Ephratah, both names of the same city, as appears (Gen. 35:19).” [= Itu disebut Betlehem Efrata, kedua nama dari kota yang sama, seperti terlihat dari Kejadian 35:19.].

Kej 35:19 - “Demikianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem.”.

Adam Clarke (tentang Mikha 5:1): “Beth-lehem Ephratah, to distinguish it from another Beth-lehem, which was in the tribe of Zebulun, Josh 19:15.” [= Betlehem Efrata, untuk membedakannya dari Betlehem, yang ada dalam suku Zebulon, Yosua 19:15.].

Yos 19:10,15,16 - “(10) Undian yang ketigapun keluarlah bagi bani Zebulon menurut kaum-kaum mereka. Batas milik pusaka mereka sampai ke Sarid. ... (15) Lagi Katat, Nahalal, Simron, Yidala dan Betlehem; dua belas kota dengan desa-desanya. (16) Itulah milik pusaka bani Zebulon menurut kaum-kaum mereka; kota-kota tadi dengan desa-desanya.”.

Easton’s Bible Dictionary mengatakan bahwa kota itu memang sudah disebut Betlehem Yehuda pada jaman Perjanjian Lama.

1Samuel 17:12 - “Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.”.

Kota ini juga disebut ‘kota Daud’.

Lukas 2:4 - “Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -”.

Matthew Henry (tentang Mikha 5:1): “This was the scripture which the scribes went upon when with the greatest assurance they told Herod ‘where Christ should be born’ (Matt 2:6), and hence it was universally known among the Jews that ‘Christ should come out of the town of Bethlehem where David was,’ John 7:42. ... And, because it was the city of David, by a special providence it was ordered that he should be born there who was to be the ‘Son of David,’ and his heir and successor for ever.” [= Ini adalah (ayat) Kitab Suci yang ahli-ahli Taurat gunakan sebagai dasar pandangan pada waktu dengan keyakinan yang terbesar mereka memberitahu Herodes ‘dimana Kristus harus dilahirkan’ (Matius 2:6), dan karena itu diketahui secara universal di antara orang-orang Yahudi bahwa ‘Kristus harus datang dari kota Betlehem dimana Daud dulu berada / tinggal’, Yohanes 7:42. ... Dan, karena itu adalah kota Daud, oleh suatu Providensia khusus diatur bahwa harus dilahirkan di sana Ia yang adalah ‘Anak Daud’, dan pewarisnya dan penggantinya selama-lamanya.].

Matius 2:6 - “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.

Yohanes 7:42 - “Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’”.

b) Mikha 5:1 menuliskan ‘yang terkecil’ sedangkan Matius 2:6 menuliskan ‘bukanlah yang terkecil’.

1. Betlehem memang merupakan sebuah kota yang tidak berarti / kecil.

Matthew Henry (tentang Mikha 5:1): “It was little among the thousands of Judah, not considerable either for the number of the inhabitants or the figure they made; it had nothing in it worthy to have this honour put upon it;” [= Itu adalah kecil di antara ribuan dari Yehuda, bukan sesuatu yang penting baik dari jumlah penduduk ataupun dari gambaran yang mereka buat; kota itu tidak mempunyai apapun di dalamnya yang layak untuk mendapatkan kehormatan ini diberikan kepadanya;].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mikha 5:1): “‘Though thou be little among’ ... It was insignificant in size and population; so that in Josh 15:21, etc., it is not enumerated among the cities of Judah; nor in the list, Neh 11:25, etc.” [= ‘Sekalipun engkau adalah kecil di antara’ ... Kota itu kecil / tidak berarti dalam ukuran dan jumlah penduduk; sehingga dalam Yos 15:21-dst, kota itu tidak disebutkan di antara kota-kota dari Yehuda; juga tidak ada dalam daftar, Neh 11:25, dst.].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mikha 5:1): “It is called a ‘town’ (rather, in the Greek, ‘village,’ John 7:42); though scarcely containing a thousand inhabitants,” [= Itu disebut suatu ‘kota’ (lebih baik, dalam bahasa Yunani, ‘desa’, Yoh 7:42); sekalipun hampir tidak menampung seribu penduduk,].

Yoh 7:42 - “Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’”.

KJV/NKJV/NIV: ‘town’ [= kota].

RSV/NASB/ASV: ‘village’ [= desa].

McClintock and Strong Encyclopedia (tentang ‘Bethlehem’): “After the conquest Bethlehem fell within the territory of Judah (Judg 17:7; 1 Sam 17:12; Ruth 1:1,2). As the Hebrew text now stands, however, it omitted altogether from the list of the towns of Judah in Josh 15, ... This omission from the Hebrew text is certainly remarkable, but it is quite in keeping with the obscurity in which Bethlehem remains throughout the whole of the sacred history. ... it was, as the birthplace of David, a place of the most important consequence to ancient Israel. And yet, from some cause or other, it never rose to any eminence, nor ever became the theater of any action or business. It is difficult to say why Hebron and Jerusalem, with no special associations in their favor, were fixed on as capitals, while the place in which the great ideal king, the hero and poet of the nation, drew his first breath and spent his youth remained an ‘ordinary Judaean village.’ ... The elevation of David to the kingdom does not appear to have affected the fortunes of his native place. The residence of Saul acquired a new title specially from him, by which it was called even down to the latest time of Jewish history (2Sam 21:6; Josephus, War, 5:2, 1, Gabaqsaoulh/), but David did nothing to dignify Bethlehem, or connect it with himself. The only touch of recollection which he manifests for it is that recorded in the statement of his sudden longing for the water of the well by the gate of his childhood (2Sam 23:15). Bethlehem was fortified by Rehoboam (2Chron 11:6), but it does not appear to have been a place of much importance; for Micah, extolling the moral pre-eminence of Bethlehem, says, ‘Thou, Bethlehem-Ephratah, though thou be little among the thousands of Judah,’ etc. (Mic 5:2).” [= Setelah penaklukan (Kanaan) Betlehem jatuh di dalam daerah suku Yehuda (Hak 17:7; 1Sam 17:12; Rut 1:1,2). Tetapi sebagaimana adanya text Ibraninya sekarang ini, itu dihapuskan sama sekali dari daftar kota-kota Yehuda dalam Yos 15, ... Penghapusan dari text Ibrani ini pasti merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi ini adalah cukup sesuai dengan ketidak-dikenalan dalam mana Betlehem tinggal selama seluruh sejarah keramat / kudus. ... itu adalah, sebagai tempat kelahiran Daud, merupakan suatu tempat paling penting bagi Israel kuno. Tetapi, karena satu atau lain penyebab, itu tidak pernah bangkit pada kemasyhuran apapun, juga tidak pernah menjadi tempat dari tindakan atau kesibukan / bisnis apapun. Sukar untuk mengatakan mengapa Hebron dan Yerusalem, dengan tanpa hubungan khusus untuk mendukung mereka, ditentukan sebagai ibu kota, sedangkan tempat dalam mana raja ideal yang agung, pahlawan dan penyair dari bangsa itu, menarik nafas pertamanya dan menghabiskan masa remajanya tetap tinggal sebagai suatu ‘desa Yudea biasa’. ... Peninggian Daud pada kerajaan tidak terlihat telah mempengaruhi nasib dari tempat kelahirannya. Tempat tinggal Saul mendapatkan suatu gelar / sebutan baru secara khusus dari dia, dengan mana itu disebut bahkan sampai pada sejarah Yahudi paling belakangan (2Samuel 21:6; Josephus, War, 5:2, 1, Gabaqsaoulh/ / GABATHSAOULE), tetapi Daud tidak melakukan apapun untuk menaikkan derajat / martabat Betlehem, atau menghubungkannya dengan dirinya sendiri. Satu-satunya sentuhan ingatan yang ia wujudkan untuknya adalah itu yang dicatat dalam pernyataan dari keinginannya yang tiba-tiba untuk air dari sumur dengan pintu gerbang dari masa kanak-kanaknya (2Sam 23:15). Betlehem diperkuat oleh Rehabeam (2Taw 11:6), tetapi itu tidak terlihat telah menjadi tempat yang penting; karena Mikha, yang memuji keunggulan moral dari Betlehem, mengatakan, ‘Engkau, Betlehem Efrata, sekalipun engkau kecil di antara ribuan dari Yehuda’, dst. (Mik 5:1).].

2Samuel 21:6 - “biarlah diserahkan tujuh orang anaknya laki-laki kepada kami, supaya kami menggantung mereka di hadapan TUHAN di Gibeon, di bukit TUHAN.’ Lalu berkatalah raja: ‘Aku akan menyerahkan mereka.’”.

KJV/NASB: ‘in Gibeah of Saul’ [= di Gibeon dari Saul].

NIV: ‘at Gibeah of Saul’ [= di Gibeon dari Saul].

LXX: Γαβαων Σαουλ / GABAON SAOUL.

Pulpit Commentary (tentang Mat 2:1-12): “He was to be found in Bethlehem, in seclusion and poverty. Jerusalem was grand and rich; Bethlehem was small and poor.” [= Ia harus ditemukan di Betlehem, dalam keterasingan dan kemiskinan. Yerusalem adalah besar dan kaya; Betlehem adalah kecil dan miskin.].

2. Matius mengganti yang terkecil dengan ‘bukan yang terkecil’ untuk menunjukkan bahwa karena kasih karunia Allah yang sudah menjadikan kota itu sebagai kota kelahiran Yesus, maka kota ‘yang terkecil’ itu berubah menjadi ‘bukan yang terkecil’.

Tetapi ada problem dengan pandangan ini, karena yang mengatakan ‘bukanlah yang terkecil’ dalam Mat 2:6 itu bukanlah Matius, tetapi tokoh-tokoh agama Yahudi (Sanhedrin) yang ditanyai oleh Herodes. Matius hanya mencatat kata-kata mereka. Mungkinkah Sanhedrin menganggap Betlehem menjadi bukan lagi yang terkecil karena kelahiran Kristus? Bukankah mereka tidak percaya kepada Kristus? Kalau saudara membaca Matius 2:7-dst maka saudara bisa melihat bahwa orang-orang Majus mencari dan mendapatkan bayi Yesus, tetapi para tokoh Yahudi itu tidak! Mereka hanya mempunyai pengetahuan intelektual tentang Yesus, tetapi mereka tak peduli kepada Yesusnya sendiri, dan tak mempunyai hubungan apapun dengan Dia!!

Jawab: Kalau para tokoh Yahudi itu bisa mengatakan ‘bukanlah yang terkecil’ mungkin karena mereka mengetahui bahwa Daud (dan banyak raja-raja lain) dilahirkan di sana, dan juga bahwa Mesias AKAN dilahirkan di sana. Apakah mereka mengakui Yesus sebagai Mesias atau tidak, itu urusan lain.

Matthew Henry: “It was little among the thousands of Judah, not considerable either for the number of the inhabitants or the figure they made; it had nothing in it worthy to have this honour put upon it; ... Christ would give honour to the place of his birth, and not derive honour from it: Though thou be little, yet this shall make thee great, and, as St. Matthew reads it, Thou art not the least among the princes of Judah, but upon this account art really honourable above any of them. A relation to Christ will magnify those that are little in the world.” [= Itu adalah kecil di antara ribuan dari Yehuda, bukan sesuatu yang penting baik dari jumlah penduduk ataupun dari gambaran yang mereka buat; kota itu tidak mempunyai apapun di dalamnya yang layak untuk mendapatkan kehormatan ini diberikan kepadanya; ... Yesus Kristus memberikan kehormatan kepada tempat kelahiranNya, dan bukannya mendapatkan kehormatan darinya: Sekalipun engkau kecil, tetapi ini akan membuat engkau besar, dan, sebagaimana Santo Matius membacanya, ‘Engkau bukanlah yang terkecil di antara pangeran-pangeran Yehuda’, tetapi karena hal ini adalah sungguh-sungguh terhormat di atas yang lain. Suatu hubungan dengan Yesus Kristus akan membesarkan mereka yang adalah kecil dalam dunia.].

Calvin (tentang Matius 2:6): “There is greater difficulty in what follows: for the Prophet says, that Bethlehem is ‘little,’ when reckoned among the governments of Judah, while Matthew, on the contrary: speaks highly of its rank as one of the most distinguished: ‘thou art by no means the least among the princes of Judah.’ ... Matthew intended, by this change of the language, to magnify the grace of God in making an inconsiderable and unknown town the birth-place of the highest King.” [= Ada kesukaran yang lebih besar dalam kata-kata berikutnya: karena sang nabi berkata bahwa Betlehem adalah ‘kecil’, pada waktu diperhitungkan dalam pemerintahan Yehuda, sementara Matius, sebaliknya: berbicara secara meninggikan kedudukannya sebagai salah satu yang paling terkemuka: ‘engkau sama sekali bukanlah yang terkecil di antara pangeran-pangeran Yehuda’. ... Matius memaksudkan, oleh perubahan kata-kata ini, untuk meninggikan kasih karunia Allah dalam menjadikan suatu kota yang tidak berarti dan tidak dikenal sebagai tempat kelahiran dari Raja yang tertinggi.].

Knox Chamblin: “Between Micah’s writing the prophecy and Matthew’s quoting it, stands the actual birth of the Davidic King. By virtue of His coming, Bethlehem has ceased to be the least significant among Judah’s clans - on the contrary, she now ranks as the greatest.” [= Antara Mikha menulis nubuat itu dan pengutipannya oleh Matius, ada kelahiran dari Raja dari keturunan Daud. Karena kedatanganNya, Betlehem telah berhenti menjadi yang paling tidak berarti di antara kaum-kaum Yehuda - sebaliknya, sekarang ia menjadi yang terbesar.] - hal 18.

Geneva Notes (tentang Matius 2:6): “Though you are a small town, yet you will be very famous and notable through the birth of the Messiah, who will be born in you.” [= Sekalipun engkau adalah kota yang kecil, tetapi engkau akan menjadi sangat termasyhur dan terkemuka melalui kelahiran dari Mesias, yang akan dilahirkan dalam engkau.].

Barnes’ Notes (tentang Mikha 5:1): “Matthew relates how the Chief Priest and Scribes in their answer to Herod’s enquiries, where Christ should be born, (Matt 2:4-6), alleged this prophecy. They gave the substance rather than the exact words, and with one remarkable variation, art not the least among the princes of Judah. Matthew did not correct their paraphrase, because it does not affect the object for which they alleged the prophecy, the birth of the Redeemer in Bethlehem. The sacred writers often do not correct the translations, existing in their time, when the variations do not affect the truth ... Both words are true here. Micah speaks of Bethlehem, as it was in the sight of men; the chief priests, whose words Matthew approves, speak of it as it was in the sight of God, and as, by the Birth of Christ, it should become.” [= Matius menceritakan bagaimana imam kepala dan ahli-ahli Taurat dalam jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan Herodes, dimana Kristus harus dilahirkan, (Mat 2:4-6), menyatakan nubuat ini. Mereka memberikan isi pokok dari ayat ini dan bukannya kata-katanya yang persis, dan dengan satu perbedaan yang luar biasa, ‘bukanlah yang terkecil di antara pangeran-pangeran Yehuda’. Matius tidak membetulkan pengutipan dengan kata-kata sendiri yang mereka lakukan, karena hal itu tidak mempengaruhi tujuan untuk mana mereka menyatakan nubuat itu, kelahiran dari Penebus di Betlehem. Penulis-penulis kudus sering tidak membetulkan penterjemahan yang ada dalam jaman mereka, pada waktu perbedaan-perbedaannya tidak mempengaruhi kebenaran ... Kedua kata-kata adalah benar. Mikha berbicara tentang Betlehem, sebagaimana itu ada dalam pandangan manusia; imam-imam kepala, yang kata-katanya disetujui oleh Matius, berbicara tentangnya dalam pandangan Allah, dan sebagaimana, oleh kelahiran Kristus, kota itu akan jadi.].

Barnes’ Notes (tentang Matius 2:6): “‘Art not the least.’ In Micah, ‘though thou be little.’ Though a small place so far as population is concerned, yet it shall not be small, or be the least in honor; for the Messiah shall be born there. His birth gave the place an honor which could not be conferred on the larger cities by all their numbers, their splendor, and their wealth.” [= ‘Bukanlah yang terkecil’. Dalam Mikha, ‘sekalipun engkau kecil’. Sekalipun suatu tempat yang kecil sejauh penduduknya yang dipersoalkan, tetapi itu tidak akan menjadi kecil, atau yang terkecil dalam kehormatan; karena Mesias akan dilahirkan di sana. KelahiranNya memberikan tempat itu suatu kehormatan yang tak bisa diberikan kepada kota-kota yang lebih besar oleh seluruh jumlah mereka, kemegahan mereka, dan kekayaan mereka.].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mikha 5:1): “‘Though thou be little among’ ... It was insignificant in size and population; so that in Josh 15:21, etc., it is not enumerated among the cities of Judah; nor in the list, Neh 11:25, etc. Under Rehoboam it became a city (2 Chron 11:6, ‘He built Bethlehem’). In the scribes’ quotation of Micah, in answer to Herod’s inquiry, prompted by the wise men of the East, who asked, ‘Where is he that is born King of the Jews?’ Matt 2:6 seems to contradict Micah, ‘thou art not the least.’ But really he, by an independent testimony of the Spirit, confirms the prophet. Little in worldly importance, thou art not least (i.e., far from least, yea, the very greatest) among the thousands or princes of Judah, in the spiritual significance of being the birthplace of Messiah (John 7:42). God chooses the little things of the world to eclipse in glory its greatest things (Judg 6:15, The Lord looked upon Gideon, and said, ‘Go in this thy might, and thou shalt save Israel;’ and Gideon said unto the angel of the Lord, ‘Oh my Lord, wherewith shall I save Israel? behold, my family is poor in Manasseh, and I am the least in my father's house;’ John 1:46; 1 Cor 1:27-28, ‘God hath chosen the foolish things of the world to confound the wise; and God hath chosen the weak things of the world to confound the things which are mighty’). The low state of David’s line when Messiah was born is also implied here.” [= ‘Sekalipun engkau adalah kecil di antara’ ... Kota itu kecil / tidak berarti dalam ukuran dan jumlah penduduk; sehingga dalam Yos 15:21-dst, kota itu tidak disebutkan di antara kota-kota dari Yehuda; juga tidak ada dalam daftar, Neh 11:25 dst. Di bawah Rehabeam ia menjadi sebuah kota (2Taw 11:6, ‘Ia membangun Betlehem’). Dalam kutipan ahli-ahli Taurat dari Mikha, sebagai jawaban terhadap pertanyaan Herodes, didorong oleh orang-orang Majus dari Timur, yang bertanya: ‘Dimanakah Dia yang dilahirkan sebagai Raja orang-orang Yahudi?’, Mat 2:6 kelihatannya bertentangan dengan Mikha, ‘engkau bukanlah yang terkecil’. Tetapi sebetulnya ia, oleh suatu kesaksian yang berdiri sendiri dari Roh, meneguhkan sang nabi. Kecil dalam kepentingan duniawi, engkau bukanlah yang terkecil (artinya, jauh dari yang terkecil, ya, yang terbesar di antara ribuan atau pangeran-pangeran Yehuda, dalam arti rohani sebagai tempat kelahiran dari Mesias (Yohanes 7:42). Allah memilih hal-hal kecil dari dunia untuk memudarkan kemuliaan dari hal-hal duniawi yang terbesar (Hak 6:15, Tuhan memandang Gideon, dan berkata, ‘Pergilah dalam kekuatanmu ini, dan engkau akan menyelamatkan Israel’; dan Gideon berkata kepada malaikat Tuhan, ‘Ah Tuhanku, dengan apakah aku akan menyelamatkan Israel? Lihatlah, keluargaku miskin dalam suku Manasye dan aku adalah yang terkecil dalam keluarga ayahku’; Yoh 1:46; 1Kor 1:26-27, ‘Allah telah memilih hal-hal yang bodoh dari dunia untuk mempermalukan orang-orang bijak; dan Allah telah memilih hal-hal yang lemah dari dunia untuk mempermalukan hal-hal yang kuat’). Keadaan yang rendah dari garis keturunan Daud pada waktu Mesias dilahirkan juga ditunjukkan secara implicit di sini.].

2Tawarikh 11:6 - “Ia memperkuat Betlehem”.

KJV/RSV/NASB/ASV: ‘built’ [= membangun].

Yoh 7:42 - “Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.’”.

Hak 6:14-15 - “(14) Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: ‘Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!’ (15) Tetapi jawabnya kepadaNya: ‘Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.’”.

1Korintus 1:27-28 - “(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,”.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

a. Penilaian Allah (secara rohani) tidak sama dengan penilaian dunia (secara jasmani).

Bandingkan dengan:

• 1Sam 16:6-7 - “(6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: ‘Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapiNya.’ (7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’”.

• Lukas 21:1-4 - “(1) Ketika Yesus mengangkat mukaNya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. (2) Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. (3) Lalu Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. (4) Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.’”.

• Matius 25:20-23 - “(20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. (21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. (23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”.

Untuk 2 text yang terakhir, bandingkan dengan Lukas 12:48b - “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

Penerapan: untuk saudara yang mempunyai banyak talenta / uang, jangan puas kalau saudara menggunakan / memberikan banyak. Sebaliknya untuk saudara yang mempunyai sedikit talenta / uang, jangan minder kalau hanya bisa menggunakan / memberikan sedikit.

b. Allah sering memilih yang kecil / tidak berarti untuk meniadakan / mengaburkan / mempermalukan yang besar / berarti.

1Korintus 1:18-31 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. (25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.

Kisah Para Rasul 4:13 - “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”.

Penerapan: kalau saudara bukan orang pandai, terpandang, banyak karunia, dsb, jangan menganggap Tuhan tidak mau / tidak bisa menggunakan saudara. Tetapi perlu juga diketahui bahwa Tuhan juga bisa / mau menggunakan orang ‘besar’, misalnya Paulus. Yang penting adalah ada hubungan dengan Kristus atau tidak, dan kita mau menyerahkan diri untuk Ia pakai atau tidak.

c. Kristus membuat yang kecil menjadi besar.

Spurgeon (tentang Matius 2:6): “Though the city was but a little one, his birth therein made it famous: Jesus ennobles all that he touches.” [= Sekalipun kota itu hanyalah kota kecil, kelahiranNya di dalamnya membuatnya termasyhur: Yesus memuliakan semua yang Ia sentuh.].

Matthew Henry (tentang Mikha 5:1): “A relation to Christ will magnify those that are little in the world.” [= Suatu hubungan dengan Kristus akan membesarkan mereka yang kecil di dunia.].


Mungkin saudara mempunyai hubungan dengan gereja, pendeta, orang-orang Kristen, agama Kristen, dan sebagainya, tetapi apakah saudara mempunyai hubungan pribadi dengan Kristusnya sendiri????

Ini sebetulnya juga harus menjadi tolok ukur kita dalam menentukan siapa yang besar dan siapa yang kecil. Jangan menilai berdasarkan kedudukan, kekayaan, jumlah orang dsb untuk menentukan besar atau kecilnya seseorang. Juga dalam menilai suatu gereja, orang Kristen, pendeta, dsb, kita menilai berdasarkan hubungan atau seberapa dekat hubungan gereja, orang Kristen, pendeta, dsb itu dengan Kristus!!

d. Sekalipun Betlehemnya menjadi besar karena kelahiran Kristus di sana, tetapi tak ada manfaat positif apapun yang didapatkan oleh para penduduknya yang tidak percaya kepada Kristus. Sebaliknya mereka mendapatkan sesuatu yang negatif.

Calvin (tentang Matius 2:6): “Although Bethlehem received this distinguished honor, it was of no advantage to its inhabitants, but brought upon them a heavier destruction: for there an unworthy reception was given to the Redeemer.” [= Sekalipun Betlehem menerima kehormatan yang menyolok ini, itu tidak ada gunanya bagi penduduknya, tetapi membawa kepada mereka suatu penghancuran yang lebih berat: karena di sana suatu penerimaan yang tidak layak diberikan kepada sang Penebus.].

Penutup.

Hubungan dengan Yesus Kristus / iman kepada Yesus Kristus membuat seseorang yang tak berarti menjadi sangat berarti di hadapan Allah. Dari status anak setan, kita menjadi anak Allah. Dari keadaan tak berguna, memalukan Allah, dsb, kita menjadi orang-orang yang berguna dan memuliakan Allah. Saudara mungkin sudah mempunyai hubungan dengan gereja, orang Kristen, pendeta, tetapi sudahkah saudara mempunyai hubungan dengan Kristusnya sendiri? Biarlah Natal sekarang ini bisa menjadi saat bagi saudara untuk melakukan introspeksi dalam hal ini, dan datang dan percaya kepada Yesus Kristus!! Selamat Hari Natal! Tuhan memberkati saudara sekalian.

-AMIN-
Next Post Previous Post