AKIBAT DAN REAKSI PELAYANAN PAULUS DAN BARNABAS (KISAH PARA RASUL 14:1-28)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
AKIBAT DAN REAKSI PELAYANAN PAULUS DAN BARNABAS (KISAH PARA RASUL 14:1-28). Kisah Para Rasul 14:1-28 - “(1) Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. (2) Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu. (3) Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. (4) Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu. (5) Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. (6) Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. (7) Di situ mereka memberitakan Injil. (8) Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. (9) Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. (10) Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: ‘Berdirilah tegak di atas kakimu!’ Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. (11) Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: ‘Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.’ (12) Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. (13) Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. (14) Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (15) ‘Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.’ (18) Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka. (19) Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. (20) Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. (21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. (23) Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. (24) Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. (25) Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. (26) Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. (27) Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. (28) Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.”.
I) Pelayanan Paulus dan Barnabas.
1) Memberitakan Injil dan Firman Tuhan.
a) Kisah Para Rasul 14: 1a: seperti biasa mereka memberitakan Injil di synagogue dulu.
Kisah Para Rasul 14: 1: “Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya.”.
b) Ay 3a: ‘mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan.’.
c) Kisah Para Rasul 14: 6-7: “(6) Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. (7) Di situ mereka memberitakan Injil.”.
Sekalipun mereka berani, tetapi mereka tetap menggunakan akal sehat. Pada waktu mau dibunuh (ay 5b), mereka pindah ke tempat lain dan memberitakan Injil di sana.
2) Melakukan mujijat.
a) Ay 3b: “Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat.”.
Ini jelas menunjukkan bahwa Firman Tuhan lebih penting dari pada mujijat, karena tujuan mujijat adalah untuk meneguhkan Firman Tuhan.
b) Kisah Para Rasul 14: 8-10: Paulus menyembuhkan orang lumpuh.
Kisah Para Rasul 14: 8-10: “(8) Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. (9) Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. (10) Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: ‘Berdirilah tegak di atas kakimu!’ Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.”.
Kisah Para Rasul 14: 9: ‘Paulus menetap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.’.
NIV: ‘he had faith to be healed’ (= ia mempunyai iman untuk disembuhkan).
Terjemahan hurufiahnya sebetulnya adalah: ‘he had faith to be saved’ [= ia mempunyai iman untuk diselamatkan], karena kata bahasa Yunani yang dipakai adalah SOTHENAI (ingat kata SOTER / SOTERIOLOGY).
Karena itu ada yang menafsirkan ini sebagai iman yang menyelamatkan, tetapi ada juga yang menganggap ini hanya sebagai iman mujijat.
Kisah Para Rasul 14: 10 menunjukkan bahwa kesembuhan ilahi harus:
1. Terjadi dalam seketika / langsung, bukan secara berangsur-angsur.
2. Terjadi secara sempurna, bukannya sembuh sebagian atau penyakitnya berkurang tetapi tidak sembuh total.
II) Akibat pelayanan Paulus dan Barnabas.
1) Akibat dari pemberitaan Injil / Firman Tuhan.
a) Banyak yang bertobat, baik orang Yunani maupun Yahudi (Kisah Para Rasul 14: 1).
Kisah Para Rasul 14: 1: “Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya.”.
b) Tetapi banyak juga yang menolak (Kisah Para Rasul 14: 2).
Kisah Para Rasul 14: 2: “Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.”.
Dan orang-orang yang menolak ini lalu menghasut ‘orang-orang yang tidak mengenal Allah’. Ini sebetulnya terjemahan yang salah. NIV/NASB: ‘gentiles’ [= orang-orang non Yahudi].
Ini merupakan hal yang harus kita waspadai. Pada waktu kita memberitakan Injil, maka orang yang menolak seringkali tidak bersikap netral terhadap kita. Mereka biasanya bersikap negatif terhadap kita! Dan mereka sering lalu menghasut orang-orang lain yang kita injili, supaya orang-orang itu menolak Injil dan kita, sama seperti mereka sendiri.
c) Hasutan ini akhirnya menimbulkan perpecahan (Kisah Para Rasul 14: 4).
Ay 4: “Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu.”.
Pemberitaan tentang Yesus / Firman Tuhan memang sering menimbulkan perpecahan antara orang yang percaya dan orang yang tidak percaya pada pemberitaan itu (bdk. Yohanes 7:43 Yohanes 9:16).
Ini sesuai dengan kata-kata Tuhan Yesus dalam Matius 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.
Sekarang pikirkan: sekelompok orang yang tadinya boleh dikatakan rukun, pada waktu mendengar Injil dan sebagian percaya sebagian tidak, lalu bisa mengalami perpecahan. Tetapi ada orang kristen yang mau menikah dengan orang yang tidak beriman dan berharap bisa hidup rukun dengan orang yang tidak percaya itu! Dimana logikanya?
d) Timbul penganiayaan terhadap Paulus dan Barnabas (Kisah Para Rasul 14: 5).
Kisah Para Rasul 14: 5: “Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu.”.
Setiap kali seorang anak Tuhan melayani Tuhan, sekalipun Tuhan ikut bekerja, tetapi setan pasti juga ikut bekerja. Karena itu pada satu saat Paulus dan Barnabas mendapatkan banyak petobat / murid, dan pada saat yang lain mereka menerima banyak batu!
Maukah saudara tetap memberitakan Injil sekalipun ada resiko seperti itu?
2) Akibat dari mujijat.
a) Paulus dan Barnabas dianggap sebagai dewa (Kisah Para Rasul 14: 11-13).
Kisah Para Rasul 14: 11-13: “(11) Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: ‘Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.’ (12) Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. (13) Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.”.
Ini adalah serangan setan dalam bentuk yang berbeda dengan yang terjadi pada ay 5 di atas, tetapi tidak kurang berbahayanya! Andaikata mereka menerima penyembahan itu, sudah pasti Allah tidak akan memberkati pelayanan mereka. Karena itu hati-hatilah kalau setan memberikan hal-hal yang ‘enak’ kepada saudara, seperti kenikmatan hidup, kekayaan, cewek, dsb, kepada saudara. Itu bisa lebih berbahaya dari pada penyakit, kemiskinan, penganiayaan, dsb.
Paulus dan Barnabas menolak penyembahan itu (ay 14-17), karena mereka memang tidak mencari kemuliaan untuk diri mereka sendiri.
Kisah Para Rasul 14: 14-17: “(14) Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (15) ‘Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.’”.
Mereka hanya mencari kemuliaan untuk Allah (bandingkan dengan sikap Herodes pada waktu menerima penghormatan ilahi dalam Kis 12:20-23).
Tetapi Paulus dan Barnabas sukar sekali menahan orang banyak itu (Kisah Para Rasul 14: 18).
Kisah Para Rasul 14: 18: “Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.”.
Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan dari orang banyak itu. Kalau mereka memang menganggap Paulus dan Barnabas sebagai dewa, mengapa mereka tidak mentaati dewa itu, yang mencegah mereka untuk melakukan penyembahan itu?
Calvin mengomentari Kisah Para Rasul 14: 18 ini dengan berkata:
“But all idolaters are sick of this disease that they are oftentimes ready to shake off the yoke, unless religion be subject to their will and pleasure.” [= Tetapi semua penyembah berhala mempunyai penyakit ini yaitu bahwa mereka sering siap membuang kuk, kecuali agama tunduk pada kemauan dan kesenangan mereka.].
b) Timbul penganiayaan lagi (Kisah Para Rasul 14: 19).
Kisah Para Rasul 14: 19: “Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.”.
Musuh-musuh dari Antiokhia (Kis 13:45,50) dan musuh-musuh dari Ikonium (Kis 14:2,5) datang untuk menghasut, sehingga orang-orang yang tadinya mau menyembah Paulus dan Barnabas, sekarang merajam mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Anak-anak setan ini begitu bersemangat dan berapi-api dalam melayani bapa mereka. Bandingan dengan diri saudara sendiri dalam melayani Bapa kita!
2. Hati-hatilah terhadap orang yang suka menghasut / menyebarkan gosip, apalagi kalau orang itu sengaja berkeliling untuk menghasut / menyebarkan gosip! Dan percayalah bahwa boleh dikatakan semua gereja mempunyai orang-orang seperti ini!
3. Orang banyak itu diajar Firman Tuhan oleh Paulus dan Barnabas, tetapi mereka tidak bisa menerimanya. Tetapi waktu mereka diajar hal-hal yang jelek oleh orang-orang yang menghasut itu, mereka begitu mudah menerimanya! Ini membuktikan bahwa manusia memang bejat secara total (Total Depravity)!
4. Tadi orang banyak itu mau menyembah, tetapi sekarang mereka mau merajam (bdk. Pada jaman Yesus orang-orang yang baru saja berteriak: ‘Hosana!’, lalu berteriak: ‘Salibkan Dia!’). Orang yang bisa plin-plan seperti ini pasti tidak beres!
Penerapan: Ada banyak orang kristen seperti ini. Sebentar mereka menyanjung dan memuja seorang hamba Tuhan mati-matian, tetapi sebentar lagi mereka mengutukinya habis-habisan! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang diperlakukan seperti itu, jangan terlalu kecewa / sedih! Yesus sendiri mengalami hal itu, dan bukankah seorang hamba tidak lebih dari Tuannya (bdk. Yoh 15:20)?
Yohanes 15:20 - “Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu.”.
5. Bandingkan peristiwa ini dengan 2Korintus 11:25, dimana Paulus sendiri berkata: “satu kali aku dilempari dengan batu,”. Jadi, rupanya dalam ay 5 tadi ia belum sampai dirajam, dan baru pada ay 19 ia dirajam.
6. Paulus dirajam! Mengapa Allah diam saja? Karena orang kristen harus mempunyai ‘salib’! Tetapi, bahwa dalam ay 20 Paulus ternyata tidak mati, jelas membuktikan bahwa Allah tetap melindungi dia.
Kisah Para Rasul 14: 20: “Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.”.
Penerapan: Apakah saudara sering melihat Allah diam saja di tengah-tengah penderitaan saudara? Sebetulnya Allah bukan diam saja, tetapi Ia sudah bekerja sehingga saudara tidak mengalami yang lebih hebat dari apa yang sedang saudara alami! Karena itu bersyukurlah bahwa saudara tidak mengalami yang lebih buruk.
III) Reaksi Pelayanan Paulus dan Barnabas.
1) Langsung memberitakan Injil lagi (ay 20-21,24-25).
Kisah Para Rasul 14: 20-21,24-25: “(20) Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. (21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. ... (24) Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. (25) Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai.”.
Mereka mengalami perajaman dengan batu, tetapi mereka bukannya menjadi marah kepada Tuhan, bersungut-sungut, mundur, kecewa, takut, kapok, atau ‘cuti sementara’, dsb, tetapi mereka langsung memberitakan Injil lagi! Kapan ada semangat seperti itu dalam diri saudara?
2) Mengajar Firman Tuhan / menguatkan murid-murid.
a) Ay 21b-22: “(21b) Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.”.
Perhatikan khususnya ajaran mereka dalam Kisah Para Rasul 14: 22b yang mengatakan: “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.”. Ini jelas bertentangan dengan banyak ajaran populer jaman ini yang mengatakan bahwa ikut Yesus itu enak terus!
b) Kisah Para Rasul 14: 26-27: “(26) Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. (27) Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.”.
Ini Antiokhia yang berbeda dengan Antiokhia dalam Kisah Para Rasul 14: 21. Di sini mereka mensharingkan pengalaman mereka!
Penerapan: belajarlah untuk melakukan sharing!
3) Mengangkat / menetapkan penatua-penatua (Kisah Para Rasul 14: 23).
Kisah Para Rasul 14: 23: “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.”.
a) Mereka berdoa dan berpuasa dalam peristiwa tersebut dan ini menunjukkan bahwa itu adalah hal yang sangat penting! Pengangkatan penatua memang sangat penting, karena kalau yang menjadi penatua adalah orang-orang yang tidak rohani, pasti seluruh gereja akan dibawa ke jalan yang salah. Dan karena itu, orang yang sudah diangkat menjadi penatua, juga harus berusaha mati-matian untuk menjaga dan bahkan meningkatkan kerohaniannya!
b) Mereka mengangkat penatua-penatua (bentuk jamak, jadi lebih dari 1 orang!) dan mereka melakukan hal ini di tiap gereja (ay 23).
KJV/RSV/NASB: ‘in every church’ [= dalam setiap gereja].
NIV: ‘in each church’ [= dalam tiap gereja].
Pengangkatan 1 orang untuk menjadi penguasa tunggal sebuah gereja, jelas adalah hal yang tidak Alkitabiah! Semua gereja harus menentang kediktatoran! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang berkuasa mutlak, jangan bangga akan hal itu. Saudara sedang hidup di dalam dosa! Juga kalau saudara, karena kaya, lalu bisa berkuasa penuh dalam sebuah gereja!
c) Orang-orang ini jelas masih baru menjadi orang kristen, tetapi kok bisa diangkat menjadi penatua?
Bandingkan dengan 1Timotius 3:6 yang berbunyi: “Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.”.
Jawab: mungkin karena keadaan memaksa. Gereja itu memang gereja baru, tidak ada orang kristen lama, jadi terpaksa orang kristen barupun lalu dijadikan penatua.
Tetapi kalau bukan dalam keadaan seperti itu, gereja tidak boleh mengangkat orang yang baru bertobat, apalagi yang belum bertobat, untuk menjadi penatua! Bandingkan dengan banyak gereja jaman sekarang, yang kalau kedatangan orang top / kaya (yang baru bertobat atau bahkan yang belum bertobat), langsung mengangkatnya sebagai majelis, supaya orang itu tidak lari ke gereja lain! Ini jelas merupakan praktek yang tidak alkitabiah!
d) Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua (Kisah Para Rasul 14: 23).
Kisah Para Rasul 14: 23: “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu MENETAPKAN penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.”.
Ayat ini menjadi ajang perdebatan antara golongan Episcopal (gereja dimana ada satu orang yang menjadi penguasa / pemimpin tunggal) dan golongan Presbyterian (gereja dimana majelis / sekelompok orang yang menjadi pemimpin gereja)!
1. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menetapkan’ dalam ay 23 itu adalah CHEIROTONESANTES, yang berasal dari CHEIROTONEO, yang berarti: ‘to vote by stretching out the hands’ / memberikan suara dengan mengangkat tangan (CHEIR = hand / tangan; TEINO = to stretch / mengangkat).
Kata Yunani ini hanya ada 2 x dalam Kitab Suci, yaitu di sini dan dalam 2Kor 8:19 (diterjemahkan ‘ditunjuk’ oleh Kitab Suci Indonesia).
2Korintus 8:19 - “Dan bukan itu saja! Ia juga telah DITUNJUK oleh jemaat-jemaat untuk menemani kami dalam pelayanan kasih ini, yang kami lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan sebagai bukti kerelaan kami.”.
2. Arti dari Kisah Para Rasul 14: 23. Ada bermacam-macam tafsiran:
a. Orang-orang Episcopal mengakui bahwa arti orisinil dari kata Yunaninya adalah ‘memberikan suara dengan mengangkat tangan’. Tetapi mereka berkata bahwa dalam penggunaannya, kata itu mengalami perubahan arti sehingga artinya menjadi: memilih / menetapkan, tanpa mempersoalkan pemungutan suara. Dalam ay 23 itu, pelaku / subyek dari tindakan itu adalah Paulus dan Barnabas, sehingga tidak mungkin diambil arti orisinil. Harus diambil arti ke 2. Karena itu mereka menganggap bahwa Paulus dan Barnabas, tanpa mempedulikan suara jemaat, menetapkan tua-tua bagi setiap gereja.
b. Calvin: arti orisinil memang adalah: memberikan suara dengan mengangkat tangan.
Tetapi penggunaan kata ini selanjutnya menunjuk pada pentahbisan dengan penumpangan tangan. Calvin menganggap bahwa Paulus dan Barnabas hanya mengarahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua itu, lalu mereka mentahbiskan tua-tua itu.
Keberatan terhadap penafsiran ini: J. A. Alexander mengatakan bahwa arti seperti ini baru timbul jauh setelah jaman rasul-rasul.
c. Ada lagi orang yang berkata bahwa bagian ini tidak mempersoalkan pentahbisan. Paulus dan Barnabas mengarahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua.
d. J. A. Alexander: ayat ini hanya menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan tua-tua. Ayat ini tidak menceritakan cara pemilihan tua-tua itu.
BACA JUGA: KELUARAN 23:10-13 (HUKUM SABAT)
Tetapi, dari arti orisinil kata Yunaninya, dan juga dari Kis 6:3,5-6 dimana jemaatlah yang memilih diaken sedang rasul-rasul hanya mentahbiskan, haruslah ditarik kesimpulan bahwa dalam Kisah Para Rasul 14:23pun jemaat yang memilih, rasul-rasul hanya mentahbiskan.
Ini tafsiran yang saya setujui.
Kesimpulan.
Paulus dan Barnabas mengalami penderitaan dalam melayani Tuhan, tetapi mereka tetap setia dalam pelayanan. Bagaimana dengan saudara?
-AMIN-