KELAHIRAN YESUS KRISTUS DAN PEMBERITAAN INJIL KEPADA GEMBALA (LUKAS 2:1-20)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS DAN PEMBERITAAN INJIL KEPADA GEMBALA (LUKAS 2:1-20)KELAHIRAN YESUS KRISTUS DAN PEMBERITAAN INJIL KEPADA GEMBALA (LUKAS 2:1-20). Lukas 2:1-20 - “(Lukas 2:1) Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. (2) Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. (3) Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. (4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - (5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. (6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, (7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan”.“(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’ (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.’ (15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.’ (16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. (17) Dan ketika mereka melihatNya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (19) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Lukas 2:20) Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.”.

Pengantar:

I) Sensus (Lukas 2: 1-2).

1) Sensus ini diperintahkan oleh kaisar Agustus (Lukas 2: 1), dan semua penafsir berpendapat bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak.

Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria, yang tinggal di Nazaret, terpaksa pergi ke Betlehem (ay 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (Lukas 2: 6-7), menggenapi nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi:

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”.

Tanpa ia sadari, kaisar kafir ini melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan sekedar merupakan suatu kebetulan, tetapi Tuhan menguasai dan mengarahkan kaisar kafir tersebut untuk melaksanakan RencanaNya! Bandingkan dengan Amsal 21:1 yang berbunyi: “Hati raja seperti batang air dalam tangan TUHAN, dialirkannya ke mana Ia ingini”.

Jamieson, Fausset & Brown: “Mary had up to this time been living at the wrong place for Messiah’s birth. A little longer stay at Nazareth, and the prophecy of His birth at Bethlehem, would have failed. But, lo! with no intention on her part - much less on the part of Caesar Augustus - to fulfill the prophecy, she is brought from Nazareth to Bethlehem, and at that very nick of time her period for delivery arrives” (= Sampai saat ini Maria hidup di tempat yang salah untuk kelahiran Mesias. Kalau ia tinggal lebih lama sedikit saja di Nazaret, maka nubuat tentang kelahiranNya di Betlehem akan gagal. Tetapi lihatlah! tanpa rencana / tujuan dari dirinya - apa lagi dari Kaisar Agustus - untuk menggenapi nubuat itu, ia dibawa dari Nazaret ke Betlehem, dan pada saat yang kritis itu masanya untuk melahirkan tiba).

2) William Barclay mengatakan bahwa ada ‘actual documents’ (= dokumen sebenarnya) dari setiap sensus yang dilakukan mulai tahun 20 Masehi sampai tahun 270 Masehi, dan dari data-data ini terlihat bahwa sensus ini dilakukan setiap 14 tahun.

Sensus yang paling awal yang ada dokumennya, dilakukan pada tahun 20 Masehi. Tetapi ini tidak mungkin menunjuk pada sensus dalam Luk 2:1-2 ini. Karena sensus itu diadakan setiap 14 tahun, maka sensus sebelumnya seharusnya terjadi pada tahun 6 Masehi. Tetapi sensus yang inipun masih kurang pagi untuk bisa dihubungkan dengan sensus dalam Lukas 2:1-2 ini. Para penafsir menganggap bahwa sensus pada tahun 6 Masehi inilah yang dimaksud dengan sensus dalam Kis 5:37.

Kisah Para Rasul 5:37 - “Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.”.

Kalau tahun 6 Masehi ini dikurangi lagi dengan 14 tahun, maka bisa didapatkan tahun 8 Sebelum Masehi sebagai tahun pelaksanaan sensus dalam Lukas 2:1-2 ini. Ini menimbulkan problem karena tahun 8 SM tidak cocok dengan saat kelahiran Kristus.

Kalau Yesus lahir pada tahun 8 SM, maka itu berarti Ia memulai pelayananNya pada tahun 22 Masehi, dan penyucian Bait Allah dalam Yoh 2 terjadi pada tahun 23 Masehi. Dalam Yohanes 2:20 dikatakan bahwa Bait Allah itu dibangun selama 46 tahun (dan saat itu belum selesai pembangunannya), dan ini menunjukkan bahwa Bait Allah itu mulai dibangun pada 23 SM.

Ini tidak cocok, karena dari sejarah diketahui bahwa pembangunan Bait Allah itu dimulai pada tahun 19 SM (dan baru selesai secara total pada tahun 64 Masehi).

Pemecahan problem ini:

a) Mungkin sensus di wilayah Herodes dimulai terlambat, karena Herodes takut melakukannya mengingat orang Yahudi ‘alergi’ terhadap sensus gara-gara peristiwa sensus dalam 2Sam 24 / 1Taw 21.

b) Mungkin saat itu periodenya bukan 14 tahun, tetapi kurang dari itu.

II) Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (Lukas 2: 3-5).

1) Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (Lukas 2: 3).

Lukas 2: 3: “Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.”.

Yusuf adalah keturunan Daud (1:27 2:4), dan demikian juga dengan Maria (1:32,69). Yesus memang harus muncul / lahir dari keturunan Daud (bdk. Yesaya 11:1 Yeremia 23:5-6 Matius 1:1,6 Lukas 3:31 Roma 1:1-3 2Timotius 2:8).

Dalam 1Sam 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah kota Daud. Karena itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (Lukas 2: 4-5).

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari tentang bagian ini:

a) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sudah hamil tua. Mereka berserah dan tunduk pada kehendak Tuhan, tetapi yang mereka dapatkan justru bukanlah jalan yang mulus tetapi jalan yang penuh penderitaan!

Penerapan: kalau saudara beriman dan taat kepada Tuhan, jangan terlalu heran kalau jalan saudara justru menjadi sukar. Juga jangan menjadi takut, kecewa dan lalu meninggalkan jalan itu, karena jalan yang sempit itulah yang menuju pada kehidupan.

Bdk. Matius 7:13-14 - “(13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.’”.

b) Mereka taat kepada pemerintah.

1. Pengadaan sensus tidak bertentangan dengan Firman Tuhan (bdk. Bilangan 1:1-dst Bil 26:1-dst).

Dalam 2Sam 24 / 1Taw 21 Daud melakukan sensus dan dihukum oleh Tuhan, karena ia melakukan sensus itu untuk memuaskan kesombongannya.

2. Karena sensus itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, sekalipun sensus itu menyukarkan hidup mereka, Yusuf dan Maria tetap tunduk!

Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Roma 13:1-7 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. (3) Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. (4) Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (5) Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. (6) Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. (7) Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.”.

Kisah Para Rasul 5:29 - “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”.

Penerapan: apakah saudara mau tunduk pada peraturan pemerintah yang menyukarkan hidup saudara tetapi tidak bertentangan dengan Firman Tuhan?

c) Lukas 2:1-7 ini pasti terjadi setelah Matius 1:18-25, sehingga saat itu Maria sudah menjadi istri Yusuf. Tetapi mengapa dalam Lukas 2: 5 Maria tetap disebut sebagai ‘tunangan Yusuf’? Rupanya karena sekalipun mereka sudah menjadi suami istri, mereka tidak melakukan hubungan sex.

Bdk. Matius 1:24-25 - “(24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.”.

2) Mengapa Maria ikut pergi ke Betlehem? Ada beberapa kemungkinan jawaban:

a) Kebanyakan penafsir mengatakan bahwa sebetulnya hanya laki-laki (yaitu Yusuf) saja yang harus pergi untuk mendaftar, tetapi ada juga penafsir yang beranggapan bahwa laki-laki maupun perempuan harus mendaftar. Karena itulah Maria harus ikut.

b) Maria sebetulnya tidak harus ikut, tetapi saat itu ada banyak gosip yang beredar tentang Maria yang terlalu cepat mengandung. Karena itu, Yusuf tidak tega membiarkan Maria di Nazaret, dan membawanya pergi ke Betlehem.

Ini mengajar kita bahwa di dalam menghadapi problem, suami istri perlu ada kesatuan dan saling mendukung!

c) Yusuf ingin ada bersama dengan Maria pada saat Yesus Kristus lahir. Ingat bahwa Yusuf juga adalah orang Yahudi yang pasti menanti-nantikan kedatangan Mesias.

d) Mereka tahu tentang nubuat dalam Mikha 5:1 yang mengatakan bahwa Mesias harus lahir di Betlehem, dan karena itu mereka sengaja pergi ke Betlehem supaya nubuat itu tergenapi.

Calvin menolak kemungkinan ini dengan alasan: kepergian mereka ke Betlehem disebutkan alasannya secara explicit dalam Lukas 2: 5: ‘supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria’.

Karena itu Calvin berpendapat bahwa mereka pergi ke Betlehem bukan dengan tujuan supaya Kristus lahir di sana, tetapi karena tangan / pengaturan Allah (Providence of God) membimbing mereka seperti orang buta ke tempat dimana Yesus Kristus harus dilahirkan.

Calvin lalu menambahkan: “Thus we see that the holy servants of God, even though they wander from their design, unconscious where they are going, still keep the right path, because God directs their steps” (= Demikianlah kita melihat bahwa pelayan-pelayan yang kudus dari Allah, sekalipun mereka menyimpang dari rencana mereka, tidak sadar kemana mereka pergi, tetap ada di jalan yang benar, karena Allah mengarahkan / memimpin langkah-langkah mereka).

Penjelasan: Yusuf dan Maria pasti sudah mempersiapkan dan merencanakan banyak hal tentang Yesus yang akan dilahirkan itu. Mungkin mempersiapkan uangnya, kamarnya, tempat tidurnya, dsb. Tetapi perintah untuk melakukan sensus itu kelihatannya menghancurkan segala persiapan dan rencana mereka. Tetapi toh semua ini ada dalam pimpinan Tuhan!

Penerapan: kalau ‘everything goes wrong’ (= segala sesuatu berjalan salah) dengan rencana saudara (baik rencana jasmani maupun rohani), asal saudara betul-betul adalah anak Tuhan, maka percayalah bahwa saudara tetap ada dalam pimpinan / rencana Tuhan, dan semua akan mengarah pada kebaikan bagi saudara!

Ini tentu tak berarti bahwa kita boleh sembarangan dalam memilih jalan ataupun terlalu mudah ‘menyerah’ pada kehendak / Rencana Allah! Kita tetap punya tanggung jawab untuk memilih jalan yang terbaik, dan berusaha secara maximal untuk mencapainya. Kalau semua itu sudah kita lakukan dan ternyata semua hancur berantakan, barulah kita harus berserah pada kehendak / Rencana Allah.

III) Kelahiran Yesus Kristus (Lukas 2: 6-7).

Lukas 2: 6-7: “(6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, (7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan”.

1) ‘anaknya yang sulung’ (Lukas 2: 7a).

Seorang penafsir (Pulpit Commentary) menganggap Yusuf dan Maria tidak mempunyai anak lain selain Yesus Kristus, dengan alasan: istilah ‘anak sulung’ bisa diartikan ‘anak tunggal’ seperti dalam Ibrani 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.

Roma Katolik bukan hanya mengakui bahwa Maria adalah seo­rang perawan pada waktu mengandung dan melahirkan Yesus Kristus, tetapi juga bahwa keperawanan Maria bersifat abadi. Dengan kata lain, setelah kelahiran Yesuspun Yusuf, suami Maria, tetap tidak pernah berhubungan sex dengan Maria.

Loraine Boettner berkata: “Says one Roman Catholic writer concerning the Virgin Mary: ’It cannot with decency be imagined that the most holy vessel which was once consecrated to be a receptacle of the Deity should be afterwards desecrated and profaned by human usage’” (= Kata seorang penulis Roma Katolik tentang Perawan Maria: ‘Tidak bisa dibayangkan dengan sopan bahwa tempat yang paling kudus / suci yang sekali pernah dikuduskan menjadi suatu wadah dari Allah lalu setelah itu dinajiskan / dinodai dan dicemarkan oleh penggunaan manusia’) - ‘Roman Catholicism’, hal 158.

Catatan: Loraine Boettner bukan orang Katolik. Ia adalah seorang ahli theologia Reformed yang menulis buku tentang Katolik.

Tanggapan saya:

a) Kata-kata orang Katolik ini tidak punya dasar Kitab Suci sama sekali, dan menunjukkan bahwa orang itu menganggap bahwa hubungan sex, yang dilakukan dalam pernikahanpun, merupakan sesuatu yang bersifat dosa / tidak sopan! Ini memang merupakan theologia Gereja Roma Katolik, dan karena itu mereka melarang para pastor / suster untuk menikah. Ini merupakan sesuatu yang tidak Alkitabiah, karena Kitab Suci tak pernah menganggap hubungan sex dalam pernikahan sebagai dosa, dan Kitab Suci juga tidak pernah melarang nabi / imam / rasul / orang Kristen manapun untuk menikah.

Ada dua hal lagi yang harus kita pikirkan:

1. Kalau hubungan sex dalam pernikahanpun adalah dosa, dan kalau kehidupan membujang (celibat) lebih suci dari kehidupan menikah, maka seharusnya Gereja Roma Katolik mengharuskan semua umatnya untuk membujang (celibat) juga!

2. Hubungan sex sudah ada sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.

Kejadian 2:24 - “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”.

Sedangkan manusia baru jatuh ke dalam dosa dalam Kej 3.

b) Penjelasan tentang Ibrani 1:6.

Dalam arti yang sebenarnya, memang Yesus adalah Anak Tunggal dari Allah (Yohanes 3:16). Tetapi dalam Ibrani 1:6 Yesus disebut sebagai Anak Allah yang sulung, itu disebabkan karena kita yang percaya kepada Yesus juga adalah anak-anak Allah (Yoh 1:12), sekalipun kita adalah ‘anak-anak adopsi’.

Yohanes 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.

Bdk. Galatia 4:4-5 - “(4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”.

KJV: ‘that we might receive the adoption of sons’ (= supaya kita bisa menerima pengadopsian anak). 

Bandingkan ini dengan Roma 8:29 yang berbunyi: ‘supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara’.

Dengan demikian, istilah ‘anak sulung’ dalam Ibrani 1:6 tidak bisa diartikan sebagai ‘anak tunggal’!

c) Istilah ‘anak sulung’ dalam Lukas 2:7 ini menunjukkan secara implicit bahwa Maria mempunyai anak-anak lain.

Bible Knowledge Commentary: “The fact that Jesus was called Mary’s firstborn implies that later she had other children” (= Fakta bahwa Yesus disebut anak sulung Maria secara implicit menunjukkan bahwa belakangan ia mempunyai anak-anak lain).

d) Adanya banyak ayat Kitab Suci yang berbicara tentang ‘saudara-saudara Yesus’.

Istilah ‘anak sulung’ dalam Luk 2:7, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang berbicara tentang adanya saudara-saudara Yesus (Mat 12:46,47 / Markus 3:31-32 / Lukas 8:19-20 Mat 13:55-56 Yohanes 2:12 Yohanes 7:3,5,10 Kis 1:14), menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria pasti mempunyai anak-anak lain setelah kelahiran Yesus.

Matius 12:46,47 - “(46) Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. (47) Maka seorang berkata kepadaNya: ‘Lihatlah, ibuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.’”.

Matius 13:55-56 - “(55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?’”.

Yohanes 2:12 - “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibuNya dan saudara-saudaraNya dan murid-muridNya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja”.

Yohanes 7:3,5,10 - “(3) Maka kata saudara-saudara Yesus kepadaNya: ‘Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-muridMu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. ... (5) Sebab saudara-saudaraNya sendiripun tidak percaya kepadaNya. ... (10) Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam”.

Kisah Para Rasul 1:14 - “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus”.

Kata ‘saudara’ dalam ayat-ayat ini tidak bisa diartikan ‘sauda­ra sepupu’ seperti yang ditafsirkan oleh gereja Roma Katolik, karena:

1. Dalam bahasa Yunani, ‘saudara sepupu’ mempunyai istilahnya sendiri, yaitu yang digunakan dalam Kolose 4:10.

Kol 4:10 - “Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas - tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu-”.

Catatan: kata ‘kemenakan’ dalam Kol 4:10 versi Kitab Suci Indonesia adalah penterjemahan yang salah. KJV yang menterjemahkan ‘sister’s son’ (= anak saudara perempuan), sama salahnya. Seharusnya adalah seperti dalam RSV/NIV/NASB yang menterjemahkan ‘cousin’ (= saudara sepupu)

Catatan: dalam bahasa Yunani, kata ‘saudara’ adalah ADELPHOS, sedangkan kata ‘saudara sepupu’ adalah ANEPSIOS.

2. Tidak cocok dengan nubuat tentang Mesias / Yesus Kristus dalam Maz 69:9 di bawah ini karena disana saudara-saudara Yesus Kristus itu disamakan dengan ‘anak-anak ibuku’.

Mazmur 69:9 - “Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku”.

Ayat ini merupakan suatu nubuat tentang Mesias / Yesus. Bahwa Maz 69:9 memang merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus, terlihat dari kontextnya.

a. Mazmur 69:10 - “sebab cinta untuk rumahMu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku”.

Bdk. Yohanes 2:17 - “Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’”.

b. Mazmur 69:22 - “Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam” (bdk. Matius 27:34 Yoh 19:28-29).

Catatan: Kata ‘racun’ dalam Maz 69:22 versi Kitab Suci Indonesia merupakan penterjemahan yang salah. RSV menterjemahkan ‘poison’ (= racun), dan karena itu sama salahnya. Seharusnya adalah seperti KJV/NIV/NASB yang menterjemahkan ‘gall’ (= empedu). Jadi nubuat ini tergenapi dalam Mat 27:34 - “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya”.

e) Mat 1:24-25 mengatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus Kristus lahir.

Matius 1:24-25 - “(24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus”.

Sekarang pikirkan sendiri bagaimana saudara menggunakan kata ‘sampai’. Kalau misalnya dikatakan bahwa kita libur sampai tanggal 1 Januari, maka bukankah itu berarti bahwa setelah itu kita tidak lagi libur? Jadi, kalau dikatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir, ini berarti bahwa sesudah kelahiran Yesus mereka hidup sebagai suami istri biasa, dalam arti mereka juga bersetubuh seperti suami istri yang lain.

f) Dalam 1Korintus 7:5 Allah justru melarang suami istri untuk melaku­kan ‘puasa sex’ terlalu lama. Karena itu tidak mungkin Allah lalu melarang Yusuf dan Maria melakukan puasa sex abadi!

1Kor 7:5 - “Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak”.

g) Tidak ada perlunya / gunanya mempertahankan keperawanan Maria setelah Yesus Kristus lahir. Yesus Kristus memang harus lahir dari seorang perawan untuk menggenapi Yes 7:14 dan supaya Yesus Kristus bisa lahir tanpa dosa. Tetapi setelah Yesus Kristus lahir, keperawanan Maria itu tidak lagi perlu dipertahankan.

2) ‘dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan’ (Lukas 2: 7b).

Calvin (tentang Yesaya 1:3): “The papists, who are accustomed to set aside the true meaning of the Scriptures, and to spoil all the mysteries of God by their own fooleries, have here contrived an absurd fable; for they have falsely alleged that the oxen and asses in the stall worshipped Christ when he was born; by which they show themselves to be egregious asses. (And indeed I wish that they would imitate the ass which they have invented; for then they should be asses worshipping Christ, and not lifting up the heel against his divine authority.)” (= ).

a) Ini mengajar kita untuk tidak menilai bagus tidaknya sesuatu dari luarnya / penampilan luarnya saja. Misalnya:

1. Bagaimana saudara menilai sebuah gereja? Dari besarnya, megahnya, mewahnya, berapa biaya pembangunannya?

2. Bagaimana saudara menilai seorang pendeta / penginjil? Dari pakaiannya, gagah / gantengnya? Dari gelarnya?

3. Bagaimana saudara menilai sebuah buku? Dari bagusnya penampilannya?

Kalau saudara menilai dari penampilan luar, kira-kira bagaimana saudara menilai Yesus Kristus yang lahir di tempat hewan, dan dibaringkan dalam palungan?

b) Bagi Yusuf dan Maria ini adalah sesuatu yang kelihatannya bertentangan dengan Firman Tuhan. Katanya Maria akan melahirkan Anak Allah / Yesus Kristus (Luk 1:35), lalu mengapa Anaknya lahir dalam palungan?

Lukas 1:35 - “Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”.

c) Anak Allah yang mahatinggi mau lahir dalam palungan.

Yesus Kristus mau direndahkan / menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan / menjadi kaya (secara rohani!). Bdk. 2Korintus 8:9 - “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya.”.

Istilah ‘miskin menjadi kaya’ jelas harus diartikan secara rohani. Hal ini terlihat jelas kalau saudara membaca seluruh kontex (2Kor 8:1-9).

Calvin: “When he was thrown into a stable, and placed in a manger, and a lodging refused him among men, it was that heaven might be opened to us, not as a temporary lodging, but as our eternal country and inheritance, and that angels might receive us into their abode” (= Pada saat Ia dilemparkan ke dalam kandang, dan diletakkan dalam palungan, dan penginapan menolak menerimaNya di antara manusia, tujuannya adalah supaya surga terbuka bagi kita, bukan sebagai penginapan sementara, tetapi sebagai negeri dan warisan yang kekal, dan supaya malaikat-malaikat menerima kita dalam tempat tinggal mereka).

d) Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena:

1. Ia tidak tahu bahwa yang akan dilahirkan oleh Maria adalah Mesias / Anak Allah.

2. Memang semua kamar penuh sehingga tidak ada lagi tempat untuk mereka.

Karena itu sebetulnya ia tidak bisa terlalu disalahkan.

Tetapi kalau sekarang saudara menolak Yesus Kristus untuk tinggal dalam hati saudara sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, saudara menolak dengan suatu pengetahuan / kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah, maka penolakan saudara harus disalahkan!

Karena itu, terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam hidup saudara!

IV) Pemberitaan Injil kepada para gembala (Lukas 2: 8-14).

1) Kelahiran / kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini sia-sia belaka kalau tidak ada orang yang tahu. Karena itu maka Allah mengutus malaikat untuk memberitakan hal itu kepada para gembala.

Tetapi mengapa malaikat memberitakan hal itu hanya kepada beberapa gembala? Mengapa tidak kepada seluruh dunia? Jelas karena Allah menghendaki manusia, dan bukan malaikat, sebagai pemberita Injil. Allah menghendaki bahwa beberapa gembala yang sudah mendengar berita Injil itu lalu meneruskannya kepada orang lain! Perhatikan kata-kata ‘aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa’ (ay 10). Jadi sekalipun Injil ini pertama kali diberitakan kepada mereka, Injil itu bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi untuk seluruh bangsa. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka (dan juga kita) harus memberitakan Injil. Apakah saudara melakukan dengan setia tugas Pemberitaan Injil yang Yesus berikan kepada saudara?

2) Pada jaman itu gembala adalah orang rendahan / hina dan ini terlihat dari fakta bahwa pada jaman itu mereka tidak diperbolehkan memberikan kesaksian dalam pengadilan.

Tetapi kepada mereka inilah berita Injil diberikan untuk pertama kalinya. Mengapa? Karena Allah mau memakai orang yang rendah / bodoh sebagai alatNya untuk menghancurkan kesombongan dunia (bdk. 1Kor 1:25 1Kor 2:4-5).

1Korintus 1:25 - “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”.

1Korintus 2:4-5 - “(4) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, (5) supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”.

Ini mengajar kita 2 hal:

a) Jangan hanya mau belajar dari orang yang pinter secara duniawi / jasmani, atau orang yang secara jasmani / duniawi kelihatan hebat / mentereng. Tuhan bisa memakai orang yang secara duniawi / jasmani adalah orang bodoh yang tidak berpendidikan untuk mengajar saudara, dan saudara harus cukup mempunyai kerendahan hati untuk mau diajar oleh orang seperti itu.

Calvin: “If then we desire to come to Christ, let us not to be ashamed to follow those whom the Lord, in order to cast down the pride of the world, has taken, from among the dung of cattle, to be our instructors” (= Karena itu, jika kita mempunyai keinginan untuk datang kepada Kristus, marilah kita tidak malu untuk mengikuti mereka, yang Tuhan, untuk menekan kesombongan dunia, telah ambil dari antara kotoran binatang, untuk menjadi guru-guru kita).

b) Kalau saudara adalah orang yang bodoh / tak berpendidikan tinggi, jangan menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak melayani Tuhan. Tuhan tetap mau dan bisa memakai saudara. Tentu saja saudara juga harus berusaha belajar Firman Tuhan dengan serius, supaya setidaknya saudara menjadi pandai dalam hal rohani.

3) Berita Injil dari malaikat (Lukas 2: 10-12,14).

a) Ada kesukaan besar (great joy) karena kelahiran Juruselamat (Lukas 2: 10-11).

Ay 10-11: “(10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Ini menunjukkan bahwa:

1. Tanpa Juruselamat, tidak ada sukacita yang sejati.

Calvin: “These words show us, first, that, until men have peace with God, and are reconciled to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is deceitful, and of short duration” (= Kata-kata ini pertama-tama menunjukkan bahwa sebelum manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan denganNya melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami adalah bohong / palsu dan berumur pendek).

Penerapan: apakah saudara selalu hanya mencari kesenangan duniawi, seperti pesta, piknik, cewek, dsb? Sermua itu hanya bisa memberi kesukaan yang bersifat sementara dan semu. Hanya Yesus yang bisa memberi sukacita yang sejati kepada saudara!

2. Kita yang sudah mempunyai keselamatan dalam Yesus Kristus harus bersukacita. Sukacita ini harus mengatasi segala problem, penderitaan dsb.

b) Lukas 2: 12 merupakan tanda yang diberikan oleh malaikat kepada mereka.

Ay 12: “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’”.

Pemberian tanda ini tujuannya:

1. Supaya mereka tidak keliru mendapatkan bayi yang lain. Mungkin ada banyak bayi yang lahir pada saat yang bersamaan, tetapi pasti hanya ada 1 yang diletakkan dalam palungan.

2. Supaya mereka percaya bahwa bayi yang ada dalam keadaan hina itu adalah Yesus Kristus / Anak Allah. Perlu diingat bahwa manusia cenderung menilai secara lahiriah / jasmani.

c) Lukas 2: 14: “‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.’”.

1. ‘kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi’ (Lukas 2: 14a).

Tujuan akhir dari Natal bukanlah sekedar keselamatan manusia, tetapi supaya melalui keselamatan itu manusia lalu memuliakan Allah! Karena itu, kalau saudara sudah diselamatkan, saudara harus hidup untuk kemuliaan Allah.

Penerapan: apakah saudara hidup untuk kemuliaan Allah, atau untuk kesenangan saudara sendiri?

2. ‘damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya’.

a. Kata ‘damai’ bisa menunjuk pada:

· damai dalam hati.

· damai antara manusia dengan manusia.

· damai antara manusia dengan Allah.

Calvin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘damai sejahtera’ di sini adalah damai antara Allah dengan manusia (Catatan: tetapi perlu diingat bahwa damai dengan Allah ini juga menyebabkan damai dalam hati dan damai antara manusia dengan manusia).

Calvin mengatakan bahwa manusia dari lahir adalah ‘children of wrath’ / anak-anak kemurkaan (Ef 2:3), dan hanya bisa diperdamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus.

Efesus 2:3 - “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”.

KJV: ‘and were by nature the children of wrath’ (= dan secara alamiah adalah anak-anak kemurkaan). 

Bdk. Yohanes 3:36 - “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetapada di atasnya.’”.

Renungkan: sudahkah saudara diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus? Sebelum hal itu terjadi, murka Allah tetap ada di atas saudara, dan akan menimpa saudara secara penuh pada saat saudara mati, atau pada saat Yesus datang kedua-kalinya!

b. ‘manusia yang berkenan kepadaNya’.

Ini tidak berarti bahwa manusia itu hidup sedemikian rupa sehingga bisa memperkenan Tuhan dan mendapatkan damai! Ini menunjukkan suatu perkenan yang tergantung pada kehendak Allah yang berdaulat. Hendriksen mengatakan bahwa kata-kata ini berarti: ‘whom God has graciously chosen’ (= yang telah Allah pilih dengan murah hati).

V) Tanggapan dari para gembala (Lukas 2: 15-20).

1) Ay 15-16 adalah saat yang penting.

Lukas 2: 15-16: “(15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.’ (16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.”.


Injil / Firman Tuhan sudah selesai diberitakan. Sekarang, bagaimana sikap / tanggapan para gembala itu? Mereka bisa saja:

· tidak percaya.

· bersikap acuh tak acuh.

· sekedar berkata ‘alangkah indahnya berita itu’ dan lalu tidak melakukan apa-apa!

Bukankah banyak orang kristen yang setelah mendengar Firman Tuhan lalu mengambil sikap-sikap seperti ini? Tetapi bukan itu sikap / tanggapan dari para gembala. Sebaliknya:

a) Mereka menganggap kata-kata malaikat sebagai kata-kata Tuhan (Lukas 2: 15b: ‘seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita’).

Penerapan: bagaimana kalau saudara mendengar kata-kata pendeta yang sesuai dengan Firman Tuhan? Apakah saudara juga menganggapnya sebagai kata-kata Tuhan dan mentaatinya?

b) Mereka mentaati / menanggapi berita Injil itu, dan bahkan mereka saling mendorong untuk mentaati / menanggapi berita Injil tersebut!

Penerapan:

· Kita sering taat sendiri, dan tidak mempedulikan apakah orang lain taat atau tidak.

· Kita bahkan sering saling mendorong untuk tidak taat, misalnya mengajak untuk sama-sama membolos dari Kebaktian / Pemahaman Alkitab!

c) Mereka taat secara langsung / tidak menunda.

Ini terlihat dari kata-kata ‘cepat-cepat berangkat’ (Lukas 2: 16).

Pada waktu mendengar Firman Tuhan, sering ada api yang membara dalam diri kita yang mendorong kita untuk taat. Tetapi kalau kita menunda ketaatan, maka api itu mengecil dan akhirnya padam. Karena itu jangan menunda ketaatan.

Adam Clarke mengatakan bahwa semua penundaan adalah berbahaya, tetapi orang yang setelah mendengar Injil lalu menunda untuk mencari / datang kepada Yesus Kristus, membahayakan kebahagiaan kekalnya.

Apakah saudara masih menunda untuk datang dan percaya kepada Yesus Kristus? Jangan mengira bahwa semua orang mendapat kesempatan bertobat pada saat terakhir seperti penjahat yang bertobat di kayu salib!

d) Mereka pergi ke Betlehem, padahal malaikat itu tidak mengatakan ‘Betlehem’. Tetapi kata-kata ‘di kota Daud’ (Lukas 2: 11) jelas menunjuk kepada Betlehem.

Dari semua ini terlihat bahwa mereka tidak berusaha mencari ‘celah-celah’ dalam Firman Tuhan, yang membenarkan ketidaktaatan terhadap Firman Tuhan.

Contoh mencari celah dalam Firman Tuhan: tidak mengampuni orang yang bersalah karena orangnya tidak mau minta maaf. Ini didasarkan pada Lukas 17:4 - “Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.’”.

Penerapan: kita harus mempunyai jiwa / sikap yang lurus, tulus, dan adil terhadap Firman Tuhan! Ingat bahwa dalam hal ini saudara berhadapan dengan Allah yang mahatahu!

e) Mereka mengutamakan Yesus Kristus lebih dari pekerjaan mereka.

Mereka tentu tidak meninggalkan begitu saja domba-domba mereka. Mungkin mereka memasukkan domba-domba itu ke kandang atau menitipkannya kepada orang lain. Tetapi yang jelas mereka meninggalkan pekerjaan mereka demi mencari Yesus Kristus!

Penerapan: yang mana lebih penting bagi saudara, Yesus Kristus atau study / pekerjaan / kesibukan saudara?

2) Mereka menjumpai Yesus Kristus, lalu menceritakan berita dari malaikat kepada orang-orang yang ada di sana (Lukas 2: 17-19).

Lukas 2: 17-19: “(17) Dan ketika mereka melihatNya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (19) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.”.

Penerapan: kita harus mau membagikan apa yang kita terima! Bukan cuma membagikan berkat jasmani yang kita terima, tetapi juga Firman Tuhan.

3) Mereka kembali sambil memuji dan memuliakan Allah (Lukas 2: 20).

Lukas 2: 20: “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.”.

Penutup: 

Calvin: “If the cradle of Christ had such an effect upon them, as to make them rise from the stable and the manger to heaven, how much more powerful ought the death and resurrection of Christ to be in raising us to God?” (= Jika ayunan / tempat lahir Kristus mempunyai pengaruh seperti itu terhadap mereka, sehingga membuat mereka bangkit dari kandang dan palungan ke surga, betapa lebih hebatnya seharusnya kematian dan kebangkitan Yesus Kristus mengangkat kita kepada Allah?).

-AMIN- 
Next Post Previous Post