BERSUKACITA DAN BERBAIK HATI (FILIPI 4:4-5)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
BERSUKACITA DAN BERBAIK HATI (FILIPI 4:4-5). Filipi 4:4-5 - “(4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!(5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”.
otomotif, gadget |
I) Perintah untuk bersukacita (Filipi 4: 4).
Filipi 4:4 - “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”.
1) Ini menunjukkan bahwa Paulus yang adalah penulis surat Filipi ini, adalah seseorang yang luar biasa (Catatan: tentu ia menjadi luar biasa karena kasih karunia dan pekerjaan Tuhan!).
Apa yang menunjukkan keluar-biasaan Paulus?
a) Saat itu ia sedang ada dalam penjara Roma, tetapi ia bisa menyuruh orang lain untuk bersukacita.
Biasanya, kalau kita sedang menderita, maka yang kita harapkan dari orang lain adalah supaya ia berdoa bagi kita, menghibur kita, menolong kita dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita!
b) Ia bukan hanya menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita, tetapi ia sendiri juga bisa bersukacita di tengah-tengah penderitaannya.
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
Filipi 1:4,18 - “(4) Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. ... (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,”.
Filipi 2:18 - “Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.”.
Filipi 4:10 - “Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.”.
2Korintus 6:10 - “sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.”.
Maukah saudara meniru sikap Paulus dalam penderitaan?
2) Perintah bersukacita ini menunjukkan bahwa hidup Kristen tidak selalu enak dan penuh sukacita / hal yang menyenangkan!
Bdk. Filipi 1:29 - “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,”.
Mereka dikaruniai iman dan penderitaan! Kalau memang hidup Kristen itu enak terus, maka jelas perintah untuk bersukacita senantiasa ini tidak perlu diberikan oleh Paulus!
3) Arti dari perintah bersukacitalah senantiasa.
a) Sekalipun perintah Paulus ini berbunyi ‘bersukacitalah senantiasa’, tetapi ini tidak berarti bahwa perintah ini berlaku mutlak / dalam segala keadaan, tanpa kecuali!
Alasannya:
1. Pengkhotbah 3:4 - “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;”.
Ayat ini mengatakan bahwa ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk menari, ada waktu untuk meratap.
2. Matius 5:4 2Korintus 7:8-11 Yakobus 4:9 jelas menunjukkan bahwa dukacita karena sadar akan dosa, adalah sesuatu yang benar!
Mat 5:4 - “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”.
2Kor 7:8-11 - “(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya -, (9) namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. (10) Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (11) Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.”.
Yakobus 4:9 - “Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.”.
Jadi jelaslah bahwa pada waktu kita sadar bahwa kita telah melakukan dosa tertentu, kita tidak seharusnya bersukacita, tetapi sebaliknya kita harus berdukacita / berkabung!
Penerapan: Apakah saudara selalu sedih pada saat saudara sadar akan dosa saudara? Dan apakah ini berlaku untuk semua dosa?
3. Markus 3:5 Kisah Para Rasul 17:16 2Korintus 11:29 menunjukkan bahwa Yesus maupun Paulus sedih melihat / mendengar tentang adanya orang yang berbuat dosa / jatuh ke dalam dosa / bersikap tegar tengkuk.
Mark 3:5 - “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya,maka sembuhlah tangannya itu.”.
Kis 17:16 - “Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala.”.
2Korintus 11:29 - “Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?”.
Penerapan: Apakah saudara sedih kalau melihat ada orang (baik kristen maupun kafir) berbuat dosa, bersikap tegar tengkuk dsb?
4. Yohanes 11:35 Fil 2:26-28 menunjukkan bahwa Yesus maupun Paulus / jemaat Filipi menangis / sedih karena adanya orang lain yang menderita.
Yoh 11:35 - “Maka menangislah Yesus.”.
Filipi 2:26-28 - “(26) Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. (27) Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. (28) Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku.”.
Dan ini sesuai dengan kata-kata Paulus dalam Roma 12:15.
Ro 12:15 - “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”.
Penerapan:
a. Apakah saudara sedih kalau ada orang lain, khususnya saudara seiman, yang menderita? Atau saudara bersikap acuh tak acuh?
b. Jangan bergurau, tertawa-tawa dsb pada saat pergi ke rumah orang yang berdukacita karena kematian keluarganya! Lebih-lebih lagi, jangan menyuruh orang yang berdukacita itu untuk bersukacita senantiasa, sekalipun kematian keluarga! Sebaliknya ‘menangislah dengan orang yang menangis’!
b) Tetapi, bagaimanapun juga, kata-kata ‘bersukacitalah senantiasa’ itu tetap ada artinya dalam keadaan-keadaan seperti di atas [pada point a) di atas]!
Artinya: kesedihan itu (baik karena adanya dosa pada diri sendiri / orang lain, maupun karena adanya orang lain yang menderita dsb) tidak boleh dibiarkan berlarut-larut!
Bdk. Kejadian 37:33-35 - “(33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: ‘Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam.’ (34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu. (35) Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: ‘Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!’ Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.”.
1Samuel 16:1 - “Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagiKu.’”.
Matius 2:18 - “‘Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.’”.
Bahwa kesedihan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut juga bisa terlihat kalau kita menghubungkan ay 2-3 dengan ay 4. Dalam Filipi 4: 2-3, Paulus membicarakan keretakan yang terjadi di antara 2 orang jemaat Filipi, yaitu Euodia dan Sintikhe. Keretakan ini pastilah merupakan sesuatu yang menyedihkan, dan pastilah Paulus maupun jemaat Filipi bersedih hati karena adanya keretakan antara 2 orang yang tadinya sama-sama melayani Tuhan itu! Tetapi dalam Filipi 4: 4 Paulus lalu berkata ‘bersukacitalah senantiasa’. Jadi kesedihan karena keretakan itu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut!
Penerapan: Apakah saudara sering sedih secara berlarut-larut? Ingat, bahwa itu bukan saja tidak ada gunanya, tetapi itu juga bisa memberikan problem kesehatan (sakit maag, sukar tidur dsb) kepada saudara, dan bahkan membuat saudara tidak bisa hidup bagi Tuhan dengan baik!
c) Di samping itu, kata-kata ‘bersukacitalah senantiasa’ itu memang menyuruh kita untuk bersukacita di dalam berbagai macam situasi dan kondisi, di mana orang dunia tidak mungkin bersukacita.
Kalau ini bisa kita lakukan, ini menjadi suatu kesaksian hidup yang akan mengherankan orang dunia, yang mungkin akan mencelikkan mata mereka bahwa ada sesuatu yang lain dari pada yang lain di dalam kekristenan!
Misalnya: pada saat kita sendiri mengalami problem / penderitaan.
Kisah Para Rasul 5:41 - “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.”.
Kisah Para Rasul 16:25 - “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”.
Jadi, kalau orang lain menderita, kita harus berdukacita bersama mereka. Tetapi kalau kita sendiri yang menderita, kita harus tetap bersukacita!
d) Kalau kita tidak bersukacita dalam penderitaan (apalagi dalam keadaan ‘biasa’) maka kita berdosa! Pernahkah saudara memikirkan ini? Dan pernahkah saudara minta ampun kepada Tuhan karena saudara tidak bersukacita senantiasa?
4) Paulus memberi perintah bersukacita ini, jelas karena sukacita adalah sesuatu yang sangat penting.
Hanya kalau ada sukacita (Filipi 4: 4), maka:
a) Saudara bisa berbuat baik (Filipi 4: 5).
Filipi 4: 5: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”.
b) Saudara bisa berdoa dengan syukur (Filipi 4: 6).
Filipi 4: 6: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”.
c) Saudara bisa memikirkan hal yang baik (Filipi 4: 8).
Filipi 4: 8: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”.
d) Saudara bisa menaati Firman Tuhan (Filipi 4: 9).
Filipi 4: 9: “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”.
Juga ada banyak ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan pentingnya sukacita dalam diri kita, dan ruginya kalau tidak ada sukacita.
Nehemia 8:11 - “Lalu berkatalah ia kepada mereka: ‘Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!’”.
Amsal 15:13 - “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”.
Amsal 17:22 - “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”.
Amsal 18:14 - “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”.
Amsal 24:10 - “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.”.
5) Karena bersukacita ini adalah suatu perintah, maka jelas bahwa kita harus berusaha untuk hidup bersukacita. Memang sukacita adalah salah satu dari buah Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi kita sendiri tetap harus mengusahakannya.
Cara mengusahakan sukacita:
a) Datang kepada Kristus.
Bagi saudara yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, datanglah sekarang juga kepada Yesus dan bertobatlah dari semua dosa-dosa saudara! Di luar Kristus hanya ada kebahagiaan dan kegembiraan yang semu, lahiriah, dan bersifat sementara! Hanya di dalam Kristuslah saudara bisa mendapatkan sukacita yang sejati!
Karena itulah maka Paulus berkata: ‘bersukacitalah senantiasa DALAM TUHAN’.
b) Tidak hidup berdasarkan perasaan.
Pada saat saudara sedih, sumpek, putus asa dsb, saudara harus bisa hidup menentang perasaan saudara! Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk hidup sesuai dengan perasaan kita; kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan, dan Firman Tuhan menyuruh kita untuk bersukacita senantiasa! Jadi, pada saat-saat seperti itu, cobalah untuk menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan, berdoa untuk bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkat yang ada.
BACA JUGA: 3 KARAKTERISTIK KASIH MULA-MULA
Mula-mula mungkin saudara akan merasakan konflik dalam hati saudara, tetapi kalau saudara teruskan, maka akhirnya perasaan saudara akan mengikuti tindakan saudara dan saudara bisa menjadi sukacita.
c) Tidak terus memikirkan problem / penderitaan.
Cobalah untuk mengalihkan pikiran saudara dari hal-hal yang membuat saudara sedih, sumpek, gelisah dsb. Ini bukan berarti saudara boleh ‘lari’ dari persoalan saudara! Memang ada waktu di mana persoalan itu harus saudara hadapi dan bereskan. Tetapi janganlah terus-menerus memikirkannya!
d) Arahkanlah pikiran saudara pada berkat Tuhan bagi saudara.
Cobalah untuk memikirkan berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada saudara. Mungkin yang bersifat rohani seperti keselamatan, pengampunan dosa, gereja, Firman Tuhan dsb. Atau yang bersifat jasmani seperti suami / istri, keluarga, kesehatan, rumah, mobil, pakaian, makanan dsb.
e) Percaya dan bersandarlah pada Roma 8:28.
Roma 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”.
Kalaupun saudara tidak bisa membuang hal-hal yang tidak menyenangkan dari pikiran saudara, maka hubungkanlah hal itu dengan Roma 8:28, dan percayalah bahwa hal yang tidak menyenangkan itu pun pasti diberikan oleh Tuhan kepada saudara untuk kebaikan saudara.
II) Perintah untuk berbaik hati (Filipi 4: 5).
Filipi 4: 5: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”.
1) ‘Kebaikan hati’.
NIV: ‘gentleness’ [= kelemahlembutan].
NASB: ‘forbearing spirit’ [= sifat panjang sabar / tak mudah marah].
Yunani: EPIEIKES.
William Barclay mengatakan bahwa kata Yunani ini adalah salah satu kata yang paling tidak bisa diterjemahkan. Tetapi kebanyakan penafsir mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah: tidak mudah marah / tersinggung oleh adanya musuh / orang yang merugikan kita, mau mengalah, tidak menuntut haknya, dsb.
2) Kebaikan hati ini harus diketahui semua orang (Filipi 4: 5a), baik orang Kristen maupun non Kristen (bdk. Mat 5:16).
Matius 5:16 - “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.’”.
Ini tentu tidak berarti bahwa kita sengaja MEMAMERKAN kebaikan hati kita! Bandingkan dengan Matius 6:1-18!
Mat 6:1-6,16-18 - “(1) ‘Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. (2) Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. (3) Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. (4) Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.’ (5) ‘Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. (6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. ... (16) ‘Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. (17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.’”.
Kalau kita betul-betul hidup baik hati, dengan motivasi untuk memuliakan Allah, maka dengan sendirinya orang-orang di sekitar kita akan melihat, dan tahu, dan bahkan mengalami, kebaikan hati kita.
3) Tuhan itu dekat (Filipi 4: 5b).
Ay 5b: ‘Tuhan sudah dekat’. Terjemahan ini kurang tepat!
NIV/NASB/Lit: ‘the Lord is near’ [= Tuhan itu dekat].
Ini memberikan 2 kemungkinan arti:
a) Tuhan selalu dekat / hadir bersama kita.
Tadi dalam ay 5a, Paulus menyuruh untuk hidup baik hati, dalam arti harus sabar, rela kehilangan hak dsb. Jelas bahwa hidup seperti itu bisa-bisa malah menyebabkan kita diinjak-injak orang lain. Karena itu Paulus lalu menambahkan ay 5b yang menunjukkan bahwa sekalipun kita diinjak-injak orang, Tuhan selalu dekat dengan kita / menyertai kita, dan Tuhan siap melindungi / menolong kita.
b) Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya sudah dekat (bdk. Yakobus 5:7-11).
Yak 5:7-11 - “(7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (8) Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! (9) Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. (10) Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. (11) Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.”.
BACA JUGA: ALLAH YANG MURKA SETIAP SAAT
Kalau saudara makin ditindas karena saudara hidup baik hati, maka tetaplah sabar, karena Yesus akan segera datang untuk:
1. Menghukum penindas saudara.
2. Memberikan pahala kepada saudara.
Penutup / kesimpulan.
Tuhan menghendaki supaya kita hidup bersukacita dan berbaik hati. Maukah saudara melakukannya /mengusahakannya?
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-