3 KARAKTERISTIK KASIH MULA-MULA

PENDAHULUAN.
Bacaan: 1 Tomotius 1:5.

Surat Rasul Paulus kepada jemaat Efesus yang ditulis pada tahun 62 M menunjukkan bahwa gereja ini telah menjadi teladan yang baik bagi gereja-gereja sekitarnya oleh karena mempraktekkan kasih mula-mula (Efesus 1:15). 
3 KARAKTERISTIK KASIH MULA-MULA
gadget, bisnis, otomotif
Namun demikian, pada tahun 67 M, Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius yang diutusnya ke jemaat di Efesus dengan tugas memberikan nasehat yang tujuannya agar kasih mula-mula dipraktekkan. "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas."And the end of the charge is love out of a pure heart, and of a good conscience, and of faith unfeigned," (1Titus 1:5 YLT, ITB).

Pada sekitar tahun 92 M Tuhan Yesus mencela jemaat di Efesus oleh karena mereka mengabaikan kasih mula-mula (Wahyu 2:4) yang menjadi tujuan nasehat dan pengajaran Rasul Paulus yang disampaikan lewat Timotius ketika diutus di Efesus pada sekitar tahun 67 M. Tuhan akan mengambil "kaki dian dari tempatnya" di jemaat Efesus jika mereka tetap mengabaikan kasih mula-mula itu.

3 KARAKTERISTIK KASIH MULA-MULA 

Jika ingin mempraktikkan kasih mula-mula berdasarkan 1 Timotius 1:5, ada 3 (tiga) karakteristik kasih mula-mula :(1) Kesucian Hati;(2) Kemurnian Hati nurani;(3) Ketulusan Iman.

1. KESUCIAN HATI 

Hati itu pusat kehidupan seseorang. "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perjinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19 ITB). Orang yang hatinya baik akan memikirkan dan melakukan hal yang baik, yang mulia, yang suci, yang benar, yang indah, yang sedap didengar, dan yang patut dipuji (Filipi 4:8).

Kata kadosh (Ibr) dan hagios (Yun) sebagai sinonim dari kata katharos yang diterjemahkan sebagai "suci" adalah istilah untuk atribut keunikan TUHAN yang membuat DIA terpisah dari ciptaan lainnya oleh karena adanya dosa. Hanya TUHAN yang boleh dikatakan suci! Ciptaan lain boleh dikatakan suci jika memiliki kaitan/hubungan dengan TUHAN, misalnya tanah tempat Musa berpijak disebut kudus karena TUHAN hadir di tanah itu (Lih. Keluaran 3:5). 

Jadi, istilah "Hati yang suci" mengacu kepada adanya KRISTUS TUHAN di dalam hati tersebut; tanpa kehadiran TUHAN, maka hati tersebut tidak suci. Kesucian hati terutama bersifat posisional, yang terjadi ketika seseorang dipindahkan dari kuasa kegelapan ke dalam terang Kristus oleh karena imannya pada karya kematian dan kebangkitan Kristus (Kolose 1:13). Kesucian hati juga bersifat relasional, yakni adanya hubungan persekutuan bersifat personal dengan Tuhan. Kesucian hati juga memiliki nilai moral progresif, yakni dipisahkan agar hidup secara progresif jadi semakin serupa dengan Kristus. Dalam konteks Jemaat Efesus ini, makna kesucian moral progresif dimaksudkan, yakni komitmen untuk hidup serupa dengan Kristus Yesus.

Kasih yang muncul dari hati yang suci berarti "sifat dan dorongan dalam hati untuk melakukan pelayanan tanpa pamrih kepada sesamanya dilakukan oleh karena adanya Kristus Yesus yang hadir secara posisional di dalam hati dan yang secara personal memanggil dan memimpinnya untuk menjadi semakin serupa seperti Kristus dalam kehidupan moral dan praktek pelayanan." Praktek kasih harus muncul dan keluar dari hati yang dikuasai dan dipimpin oleh Kristus Yesus secara pribadi.

2. KEMURNIAN HATI NURANI

Hati nurani merupakan kapasitas dalam diri kita yang memberi pesan kepada hati kita bahwa apa yang kita lakukan itu benar atau salah. Hati nurani (suneidesis) merupakan fungsi dalam diri manusia yang menjadikannya sadar bahwa perilaku/pikirannya itu salah atau benar di hadapan Tuhan. 

Kemurnian hati nurani itu berarti pesan/tuduhan yang disampaikan hati nurani itu benar sesuai firman Tuhan. Pengakuan dosa itu berdasarkan tuduhan hati nurani yang sesuai firman Tuhan. Orang yang hati nuraninya tidak murni itu membenarkan apa yang salah dan menyalahkan apa yang benar.

Kasih mula-mula / sejati harus muncul dari hati nurani yang murni. Artinya, praktik kasih dilakukan karena adanya kesadaran bahwa itu benar dan harus dilakukan; jika tidak dilakukan maka ada kesadaran bersalah/berdosa. Kasih yang muncul dari hati nurani yang murni berarti sifat dan dorongan hati yang diwujudkan dalam perbuatan pelayanan tanpa pamrih bagi sesama harus muncul dari tuntutan kesadaran dalam diri untuk melakukan kebenaran dan menghindarkan keberdosaan di hadapan Tuhan.

3. KETULUSAN IMAN

Iman adalah ketekunan dengan sikap tanpa putus asa dalam berharap pada kesetiaan dan kemahakuasaan Tuhan Yesus untuk menggenapi janji-janji-Nya kepada kita. Gagasan utama kata emunah (Ibr) dan pistis (Yun) adalah "setia" dan "tekun" dalam berharap dan menanti-nantikan (pertolongan, pimpinan, mukjizat, dan keselamatan dari) TUHAN YESUS.

Indikator iman itu adalah selalu berdoa dan tidak jemu-jemu (Lukas 18:1-8). Jika kita memohon kepada Tuhan sesuatu yang baik sesuai firman-Nya, tapi belum ada jawaban, maka orang yang beriman pada Kristus akan menanti-nantikan jawaban dari Tuhan dengan terus berdoa dengan tidak jemu-jemu; sedangkan orang yang kurang imannya, ketika doa belum terjawab, hatinya menjadi ragu dan bimbang pada janji Tuhan, putus asa, berhenti berdoa, dan mulai berharap dan bergantung kepada manusia atau bahkan bisa kepada kuasa kegelapan. 

Tulus ikhlas berarti jujur, tidak munafik, asli, dan sejati. Ketulusan iman berarti kejujuran kepada Tuhan, tidak memiliki motif nafsu duniawi dalam berharap kepada Tuhan. Hatinya tidak mendua dan terombang-ambing (Yakobus 1:6-8) antara ikut firman Tuhan atau ikut firman hantu; hatinya hanya tertuju pada Tuhan yang setia dan berkuasa dalam menjawab doanya berdasarkan janji-janji-Nya.

Kasih dari iman yang tulus berarti kasih dilakukan dengan selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu dalam berharap pada kesetiaan dan kemahakuasaan Tuhan untuk menggenapi janji-janji dan kehendak-Nya, bukan janji dan kehendak kita manusia. Sifat dan dorongan untuk melakukan pelayanan tanpa pamrih bagi kebaikan sesamanya dijalankan dengan hanya mengandalkan pada kesetiaan dan kemahakuasaan TUHAN untuk menolong mengerjakan pekerjaan pelayanan. 

PENUTUP

Kasih mula-mula adalah kasih sejati. Cirinya adalah adanya persekutuan pribadi dengan Tuhan dalam melakukan perbuatan pelayanan secara benar dalam kebergantungan pada hikmat, pertolongan dan pimpinan Tuhan.3 KARAKTERISTIK KASIH MULA-MULA 
Next Post Previous Post