KEMATIAN YAKUB DAN YUSUF: PERKABUNGAN, PENGUBURAN DAN SETELAH PENGUBURAN (KEJADIAN 49:29-50:26)

Pdt. Budi Asali. M. Div.
KEMATIAN YAKUB DAN YUSUF: PERKABUNGAN, PENGUBURAN DAN SETELAH PENGUBURAN (KEJADIAN 49:29-50:26)KEMATIAN YAKUB DAN YUSUF: PERKABUNGAN, PENGUBURAN DAN SETELAH PENGUBURAN (KEJADIAN 49:29-50:26). Kejadian 49:29-33 - “(29) Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: ‘Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, (30) dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. (31) Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, (32) dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het.’ (33) Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.”.

Kejadian 50:1-26 - “(1) Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia. (2) Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat Israel. (3) Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya. (4) Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada seisi istana Firaun: ‘Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, (5) bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya: Tidak lama lagi aku akan mati; dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian aku akan kembali.’ (6) Lalu berkatalah Firaun: ‘Pergilah ke sana dan kuburkanlah ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah.’ (7) Lalu berjalanlah Yusuf ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, (8) serta seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen. (9) Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar. (10) Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad, yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu. (11) Ketika penduduk negeri itu, orang-orang Kanaan, melihat perkabungan di Goren-Haatad itu, berkatalah mereka: ‘Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh.’ Itulah sebabnya tempat itu dinamai Abel-Mizraim, yang letaknya di seberang Yordan. (12) Anak-anak Yakub melakukan kepadanya, seperti yang dipesankannya kepada mereka. (13) Anak-anaknya mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre. (14) Setelah ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya itu. (15) Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: ‘Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya.’ (16) Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: ‘Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: (17) Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu.’ Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. (18) Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: ‘Kami datang untuk menjadi budakmu.’ (19) Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: ‘Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? (20) Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. (21) Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.’ Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. (22) Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. (23) Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. (24) Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: ‘Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.’ (25) Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: ‘Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.’ (26) Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.”.

I) Pesan dan kematian Yakub.

1) Pesan Yakub.

Kejadian 49:29-32 - “(29) Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: ‘Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, (30) dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik. (31) Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, (32) dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het.’”.

Tempo hari dalam Kejadian 47:29-31 Yakub sudah berpesan kepada Yusuf untuk menguburkan mayatnya di Kanaan, dan sekarang ia berpesan kepada semua anak-anaknya supaya mereka bisa dengan sehati melakukan pesannya itu.

Penerapan: Kesehatian sangat penting dalam gereja. Karena itu kalau saudara merasa bahwa saudara tidak sehati, atau saudara merasa dekat di mata tetapi jauh di hati, dengan saudara seiman yang lain dalam gereja, maka berusahalah untuk membereskan hal itu. Mungkin dengan mendekati saudara seiman itu, dan / atau dengan membawa persoalan itu ke hadapan Tuhan.

2) Kematian Yakub.

Kejadian 49:33 - “Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.”.

NIV: ‘breathed his last and was gathered to his people’ (= menghembuskan nafas yang terakhir dan dikumpulkan dengan kaumnya).

Perhatikan kata-kata ‘dikumpulkan kepada / dengan kaum (leluhur)nya’. Ini jelas tidak berbicara tentang tubuh Yakub, karena tubuh Yakub tidak dikumpulkan dengan kaum leluhurnya pada saat ia mati, tetapi baru pada 50:13. Jadi jelas bahwa yang dimaksud oleh Kejadian 49:33 itu adalah jiwa / rohYakub. Dengan demikian ini menunjukkan bahwa jiwa / roh masih tetap ada setelah kematian.

Adam Clarke: “The testimony that this place bears to the immortality of the soul, and to its existence separate from the body, should not be lightly regarded. ... It is certain that his bodywas not then gathered to his people, nor till seven weeks after; ... I cannot help therefore considering this an additional evidence for the immateriality of the soul, and that it was intended by the Holy Spirit to convey this grand and consolatory sentiment, that when a holy man ceases to live among his fellows, his soul becomes an inhabitant of another world, and is joined to the spirits of just men made perfect” (= Kesaksian yang diberikan oleh tempat ini terhadap tidak-bisa-binasaan jiwa, dan keberadaannya terpisah dari tubuh, tidak boleh diremehkan. ... Jelas bahwa tubuhnya tidak dikumpulkan dengan leluhurnya pada saat itu, tidak sampai 7 minggu setelahnya; ... Karena itu saya harus menganggap ini sebagai bukti tambahan tentang keadaan tanpa materi dari jiwa, dan bahwa merupakan maksud dari Roh Kudus untuk menyampaikan pemikiran / pandangan yang hebat / agung dan bersifat menghibur ini, bahwa pada saat seorang kudus berhenti hidup di tengah-tengah sesamanya, jiwanya menjadi penghuni dari dunia yang lain, dan digabungkan dengan roh-roh orang benar yang telah disempurnakan) - hal 273-274.

Catatan: saya kira seharusnya bukan 7 minggu tetapi 10 atau bahkan 11 minggu; lihat ay 3b (70 hari) dan ay 10b (7 hari).

Dalam 1Korintus 15:32 Paulus berkata: “Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’.”.

Memang, jika hidup setelah kematian itu tidak ada, maka tidak ada gunanya kita percaya kepada Kristus, berjuang / menderita bagi Tuhan, melayani Tuhan, dsb. Juga tidak ada gunanya kita menahan diri dari dosa. Sebaiknya kita justru memuaskan segala keinginan kita, berpesta pora, melakukan semua kesenangan tanpa peduli itu dosa atau tidak, mumpung kita masih hidup.

Tetapi kehidupan setelah kematian itu ada, dan kehidupan yang sekarang menentukan apakah nanti kita akan masuk surga atau neraka, dan juga menentukan berapa besar pahala / hukuman kita. Karena itu dalam hidup sekarang ini kita harus percaya kepada Kristus, ikut Dia sungguh-sungguh, melayani Dia, menguduskan diri dsb. Jadi sekalipun sekarang saudara mengalami masa krisis ekonomi, atau penderitaan-penderitaan yang lain, janganlah hal itu menyebabkan saudara mengarahkan seluruh pandangan dan hidup saudara hanya untuk hidup yang sekarang ini! Baca cerita tentang orang kaya yang bodoh dalam Lukas 12:16-21!

II) Perkabungan dan penguburan.

1) Dukacita / perkabungan.

a) Secara umum, kesedihan dan tangisan yang terjadi pada saat ada orang mati, tidak salah.

Bdk. 1Tesalonika 4:13 - “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.”.

Maksud ayat ini bukanlah: jangan berdukacita pada waktu ada orang mati, itu seperti orang yang tidak mempunyai pengharapan.

Ayat ini tidak mengatakan supaya jangan berdukacita sama sekali, tetapi supaya kamu jangan berdukacita seperti orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Jadi ayat ini membayangkan adanya dua macam dukacita, yaitu dukacita orang non kristen / yang tidak berpengharapan, dan dukacita orang kristen / yang berpengharapan. Kita tidak boleh berdukacita dengan dukacita orang yang tidak berpengharapan, tetapi kita boleh berdukacita dengan dukacita orang yang berpengharapan.

Yang jadi persoalan adalah kalau yang mati bukan kristen. Tetapi sebetulnya dalam kasus inipun kita harus ingat bahwa dukacita yang berlarut-larut toh tidak ada gunanya.

b) Tetapi perkabungan di sini, yaitu selama 70 hari (50:3b) + 7 hari (50:10b) jelas terlalu banyak / terlalu lama.

Kejadian 50:3,10 - “(3) Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya. … (10) Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad, yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu.”.

c) Yusuf sungguh-sungguh menangis (50:1), tetapi orang Mesir menangis (50:3b) hanya untuk menghormati Yusuf.

Kejadian 50:1,3 - “(1) Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia. … (3) Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya.”.

Kemunafikan orang Mesir ini tidak seharusnya ditiru.

2) Mayat Yakub dijadikan mumi.

Kejadian 50:2-3 - “(2) Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat Israel. (3) Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya.”.

Apa yang dilakukan dalam Kej 50:2-3 merupakan proses untuk menjadikan mumi. Sekalipun tidak ada larangan explicit tentang hal seperti ini, tetapi perlu diingat bahwa semua ini menghabiskan uang, tenaga, dan waktu yang begitu banyak untuk hal yang tidak berguna!

Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini.

1Korintus 6:12 - “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.”.

1Korintus 10:23 - “Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”.

Jadi pada waktu kita mau melakukan sesuatu, sekalipun hal itu tidak dilarang secara explicit oleh Kitab Suci, tetapi kita masih perlu mempertanyakan: apakah hal ini ada gunanya? Apakah hal ini membangun diri saya / gereja / orang lain?

Contoh: banyak orang kristen merokok dengan alasan bahwa Kitab Suci tidak memberikan larangan merokok. Tetapi merokok bukan saja tidak berguna tetapi bahkan merugikan diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya, dan juga memperhamba orang yang merokok, dan karena itu merokok jelas dilarang oleh kedua ayat di atas.

3) Penguburan di Kanaan.

a) Penguburan di Kanaan ada gunanya.

Berbeda dengan perkabungan yang begitu lama dan proses penjadian mumi, yang saya anggap tidak ada gunanya, maka penguburan di Kanaan ada gunanya, yaitu supaya keturunannya selalu mengingat janji Tuhan yang menyatakan akan memberikan tanah Kanaan kepada mereka.

b) Yusuf memohon ijin kepada Firaun untuk menguburkan ayahnya di Kanaan (50:4-5).

Kejadian 50:4-5 - “(4) Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada seisi istana Firaun: ‘Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, (5) bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya: Tidak lama lagi aku akan mati; dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian aku akan kembali.’”.

Ini bisa dianggap sebagai penghinaan bagi orang Mesir, seakan-akan tanah mereka tidak layak untuk kuburan Yakub. Karena itu Yusuf merasa perlu minta ijin Firaun. Dan Yusuf menjelaskan bahwa:

1. Yakublah yang meminta hal itu (50:5a).

2. Kubur Yakub sudah dipersiapkan sebelum Yakub pergi ke Mesir (50:5b), jadi jelas bahwa ia meminta hal itu bukan karena ia menganggap bahwa tanah Mesir tidak layak bagi kuburannya.

Ini adalah sesuatu yang bijaksana dari Yusuf untuk menghindarkan kesalahfahaman orang Mesir.

Penerapan: Sekalipun saudara melakukan apa yang benar, sedapat mungkin aturlah supaya tidak menyinggung / disalah mengerti oleh orang lain.

III) Setelah penguburan.

1) Mereka kembali ke Mesir (50:14).

Kejadian 50:14 - “Setelah ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya itu.”.


Mengapa mereka tidak menetap saja di Kanaan? Mungkin karena Allah menyuruh mereka kembali ke Mesir, atau karena penduduk Kanaan tidak mengijinkan mereka tinggal di sana. Dengan demikian tergenapilah Kejadian 15:13 yang menubuatkan bahwa mereka baru akan kembali ke Kanaan pada keturunan keempat.

2) Rasa takut saudara-saudara Yusuf (50:15-18).

Kejadian 50:15-18 - “(15) Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: ‘Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya.’ (16) Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: ‘Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: (17) Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu.’ Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. (18) Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: ‘Kami datang untuk menjadi budakmu.’”.

a) Calvin memberikan beberapa komentar tentang rasa takut dari saudara-saudara Yusuf ini.

1. Calvin: “And whence this fear, but because they form their judgment of him according to their own disposition?” (= Dan dari mana rasa takut ini, kecuali karena mereka membentuk penilaian mereka tentang dia sesuai dengan kecenderungan mereka sendiri?) - hal 482.

Memang orang jahat biasanya menganggap orang lain juga jahat; pendusta selalu curiga orang lain akan mendustai dirinya, pemfitnah selalu akan mengira orang lain akan mejelek-jelekkan dirinya. Karena itu kalau saudara adalah orang yang selalu curiga terhadap orang lain, maka besar kemungkinannya saudara adalah orang brengsek!

2. Calvin: “an evil conscience is its own tormentor” (= hati nurani yang jahat adalah penyiksa dirinya sendiri) - hal 483.

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

Amsal 28:1 - “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.”.

Im 26:14,36 - “(14) ‘Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, … (36) Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar.”.

1Raja 8:38b - “lalu seseorang atau segenap umatMu Israel ini memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya - karena mereka masing-masing mengenal apa yang merisaukan hatinya sendiri -”.

3. Calvin: “Nothing is more desirable than a tranquil mind. While God deprives the wicked of this singular benefit, which is desired by all, he invites us to cultivate integrity” (= Tidak ada yang lebih diinginkan dari pikiran yang tenang. Sementara Allah tidak memberikan orang jahat keuntungan ini, yang diinginkan oleh semua orang, Ia mengundang kita untuk mengusahakan ketulusan / kejujuran) - hal 483.

4. Calvin: “let none of us yield to self indulgence; but let each diligently examine himself, lest hypocrisy should inwardly cherish the secret stings of the wrath of God; and may that happy peace, which can find no place in a double heart, shine within our thoroughly purified breasts”(= jangan ada seorangpun di antara kita yang menyerah pada pemuasan diri sendiri; tetapi biarlah setiap orang dengan rajin / tekun memeriksa dirinya sendiri, supaya jangan kemunafikan memegang erat-erat sengatan rahasia dari murka Allah; dan kiranya damai yang menyenangkan, yang tidak bisa mendapat tempat dalam hati yang bercabang, bersinar di dalam dada kita yang dimurnikan seluruhnya) - hal 483.

5. Calvin: “there is no other method which can free us from disquietude, but that of returning into favour with God. Whosoever shall despise this remedy, shall be afraid not only of man, but also of a shadow, or a breath of wind” (= tidak ada metode lain yang bisa membebaskan kita dari ketidaktenangan, kecuali kita kembali berdamai dengan Allah. Siapapun yang menghina obat ini, akan merasa takut bukan hanya terhadap manusia, tetapi juga terhadap bayangan, atau hembusan angin) - hal 483.

b) Apakah kata-kata mereka dalam 50:16-17 itu dusta atau bukan?

Kejadian 50:16-17 - “(16) Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: ‘Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: (17) Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu.’ Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.”.

Ada banyak penafsir yang menganggap ini bukan dusta. Jadi mereka beranggapan Yakub memang berpesan seperti itu kepada Yusuf melalui saudara-saudaranya. Tetapi Calvin berkata: kalau memang sebelum mati Yakub mencurigai bahwa Yusuf akan membalas dendam, mengapa ia tidak mengatakan pesan ini sendiri / secara langsung kepada Yusuf? Saya setuju dengan Calvin, dan saya menganggap ini hanyalah cerita dusta yang mereka karang sendiri. Ini bukan hanya dusta, tetapi juga adalah dusta yang bodoh.

Disamping itu, mereka juga tega menggunakan nama Yakub dan bahkan nama Allah sendiri, untuk dusta ini.

3) Jawaban Yusuf (50:19-21).

Kejadian 50:19-21 - “(19) Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: ‘Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? (20) Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. (21) Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.’ Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.”.

a) Dalam 50:17b, Yusuf menangis, karena:

1. Tersinggung / sakit hati.

2. Kasihan kepada saudara-saudaranya (Calvin).

b) Dalam 50:19 Yusuf berkata: ‘Jangan takut, sebab aku inikah pengganti Allah?’.

Ini menunjukkan bahwa Yusuf tidak mau membalas dendam / menghakimi (bdk. 1Tes 5:15), karena itu adalah hak Allah (Ro 12:19-21).

1Tesalonika 5:15 - “Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.”.

Roma 12:19-21 - “(19) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (20) Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. (21) Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”.

c) Dalam 50:20 Yusuf berkata: “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”.

1. Ini menunjukkan bahwa penjualan Yusuf ke Mesir, yang jelas merupakan suatu dosa, adalah rencana Allah.

Calvin: “The selling of Joseph was a crime detestable for its cruelty and perfidy; yet he was not sold except by the decree of heaven. For neither did God merely remain at rest, and by conniving for a time, let loose the reins of human malice, in order that afterwards he might make use of this occasion; but, at his own will, he appointed the order of acting which he intended to be fixed and certain. Thus we may say with truth and propriety, that Joseph was sold by the wicked consent of his brethren, and by the secret providence of God” (= Penjualan terhadap Yusuf adalah suatu kejahatan yang menjijikkan karena kekejaman dan pengkhianatannya; tetapi ia tidak dijual kecuali oleh ketetapan dari surga. Karena Allah bukannya semata-mata berdiam diri, dan sambil menutup mata / pura-pura tidak melihat untuk sementara waktu, melepaskan kendali terhadap keinginan jahat manusia, supaya setelah itu Ia bisa menggunakan kejadian ini; tetapi, pada kehendakNya sendiri, Ia menetapkan urut-urutan tindakan yang Ia maksudkan untuk menjadi tetap dan tertentu. Jadi kita bisa berkata dengan benar dan tepat, bahwa Yusuf dijual oleh persetujuan jahat dari saudara-saudaranya, dan oleh providensia rahasia dari Allah) - hal 487.

Saya heran melihat banyak orang (yang mengaku dirinya Reformed / Calvinist) bisa mengatakan bahwa ajaran yang mempercayai adanya penetapan dosa adalah ajaran Hyper-Calvinisme. Kalau ini benar, maka jelas bahwa Calvin sendiri adalah penganut Hyper-Calvinisme!

Kalau saudara mau tahu apa itu Hyper-Calvinisme, maka bacalah kata-kata Edwin H. Palmer di bawah ini.

Edwin H. Palmer: “Hyper-Calvinism. Diametrically opposite to the Arminian is the hyper-Calvinist. He looks at both sets of facts - the sovereignty of God and the freedom of man - and, like the Arminian, says he cannot reconcile the two apparently contradictory forces. Like the Arminian, he solves the problem in a rationalistic way by denying one side of the problem. Whereas the Arminian denies the sovereignty of God, the hyper-Calvinist denies the responsibility of man. He sees the clear Biblical statements concerning God’s foreordination and holds firmly to that. But being logically unable to reconcile it with man’s responsibility, he denies the latter. Thus the Arminian and the hyper-Calvinist, although poles apart, are really very close together in their rationalism” (= Hyper-Calvinisme. Bertentangan frontal dengan orang Arminian adalah orang yang hyper-Calvinist. Ia melihat pada kedua fakta - kedaulatan Allah dan kebebasan manusia - dan, seperti orang Arminian, ia mengatakan bahwa ia tidak dapat mendamaikan kedua kekuatan yang tampaknya bertentangan itu. Seperti orang Arminian, ia memecahkan problem itu dengan cara yang logis dengan menyangkal satu sisi dari problem itu. Sementara orang Arminian menyangkal kedaulatan Allah, maka penganut Hyper Calvinisme meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Ia melihat pernyataan yang jelas dari Alkitab mengenai penentuan lebih dulu dari Allah dan memegang hal itu dengan teguh. Tetapi karena tidak mampu mendamaikannya secara logis dengan tanggung jawab manusia, ia menyangkal tanggung jawab manusia itu. Jadi orang Arminian dan orang hyper-Calvinist, sekalipun merupakan kutub-kutub yang bertentangan, sebetulnya sangat dekat dalam cara berpikirnya) - ‘The Five Points of Calvinism’, hal 84.

2. Sekalipun saudara-saudara Yusuf ‘melaksanakan’ rencana Allah, mereka tetap berdosa.

Dalam Kejadian 45:8 Yusuf masih menutup-nutupi kesalahan saudara-saudaranya dengan berkata ‘bukan kamu’, maka sekarang dalam Kejadian 50:20 ia lebih jujur / terang-terangan dengan berkata ‘memang kamu’. Jelas bahwa sekalipun mereka ‘melaksanakan’ rencana Allah, mereka bukannya dianggap berjasa, tetapi tetap dianggap berdosa.

Calvin: “This truly must be generally agreed, that nothing is done without his will; because he both governs the counsels of men, and sways their wills and turns their efforts at his pleasure, and regulates all events: but if men undertake anything right and just, he so actuates and moves them inwardly by his Spirit, that whatever is good in them, may justly be said to be received from him: but if Satan and ungodly men rage, he acts by their hands in such an inexpressible manner, that the wickedness of the deed belong to them, and the blame of it is imputed to them. For they are not induced to sin, as the faithful are to act aright, by the impulse of the Spirit, but they are the authors of their own evil, and follow Satan as their leader” (= Ini harus disetujui secara umum, bahwa tidak ada apapun dilakukan tanpa kehendakNya; karena Ia memerintah rencana manusia, dan mengubah kehendak mereka dan membelokkan usaha mereka sesuai dengan kesenanganNya, dan mengatur semua peristiwa / kejadian: tetapi jika manusia melakukan apapun yang baik dan benar, Ia menjalankan dan menggerakkan mereka dari dalam oleh RohNya, sehingga apapun yang baik dalam mereka, bisa dengan benar dikatakan diterima dari Dia: tetapi jika Setan dan orang-orang jahat marah, Ia bertindak oleh tangan mereka dalam suatu cara yang tak terkatakan, sehingga kejahatan dari tindakan itu hanya menjadi milik mereka, dan kesalahan dari tindakan itu diberikan kepada mereka. Karena mereka tidak dibujuk kepada dosa, seperti orang yang setia pada waktu melakukan hal yang benar, oleh dorongan Roh, tetapi mereka adalah pencipta dari kejahatan mereka sendiri, dan mengikuti Setan sebagai pemimpin mereka) - hal 488.

3. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bisa membalikkan rencana jahat seseorang sehingga menjadi kebaikan bagi anakNya.

Calvin: “Let the impious busy themselves as they please, let them rage, let them mingle heaven and earth; yet they shall gain nothing by their ardour; and not only shall their impetuousity prove ineffectual, but shall be turned to an issue the reverse of that which they intended, so that they shall promote our salvation, though they do it reluctantly. So that whatever poison Satan produces, God turns it into medicine for his elect” (= Biarlah orang jahat menyibukkan diri mereka sendiri semau mereka, biarlah mereka marah, biarlah mereka mencampur-adukkan langit dan bumi; tetapi mereka tidak akan mendapatkan keuntungan apapun oleh semangat mereka; dan bukan hanya gerakan mereka terbukti tidak berhasil, tetapi bahkan akan dibelokkan pada suatu hasil yang berlawanan dengan yang mereka maksudkan, sehingga mereka akan memajukan keselamatan kita, sekalipun mereka melakukan hal itu dengan segan. Sehingga apapun racun yang dihasilkan oleh Setan, Allah membalikkannya menjadi obat untuk orang pilihanNya) - hal 488.

Salah satu contoh dimana Allah membalikkan hal yang jahat menjadi sesuatu yang berguna adalah peristiwa pembunuhan terhadap Kristus.

Pulpit Commentary: “They succeeded at length in nailing him to the cross. They carried out their evil intentions; but that cross became the throne of the Saviour’s power, the salvation; and the death of Christ became the life of the world” (= Akhirnya mereka berhasil memakukan Dia pada kayu salib. Mereka melaksanakan maksud jahat mereka; tetapi salib itu menjadi tahta dari kuasa Juruselamat, keselamatan; dan kematian Kristus menjadi hidup dari dunia) - hal 542.

Kalau hal-hal yang betul-betul dimaksudkan untuk kejelekan kita bisa dibalik oleh Allah sehingga berguna bagi kita, apalagi hal-hal yang netral (seperti sakit, bank tutup, dsb) atau hal-hal yang secara tak disengaja merugikan kita. Karena itu janganlah kecil hati, kecewa, putus asa, dsb, kalau saudara mengalami hal-hal seperti itu.

4. Pulpit Commentary:

“It is a dangerous thing to scheme against others. Especially is it a dangerous thing when a good man is the object of the attack. It is likely to be checked and to recoil. ‘A greater power than we can contradict may thwart our plans’” (= Merupakan hal yang berbahaya untuk merencanakan sesuatu yang jahat terhadap orang lain. Hal itu berbahaya khususnya pada waktu seorang yang baik menjadi obyek serangan itu. Mungkin sekali hal itu akan dicegah / dihentikan dan dibalikkan / dikembalikan. ‘Suatu kuasa yang lebih besar dari yang bisa kita lawan bisa menghalangi / menggagalkan rencana kita’) - hal 541.

5. Bahwa Allah bisa membalikkan tindakan jahat menjadi kebaikan bagi anakNya, tidak berarti bahwa kita boleh berbuat jahat.

Pulpit Commentary: “That God overrules evil is no license to do evil” (= Bahwa Allah membatalkan / mengesampingkan / melindas kejahatan bukanlah suatu ijin untuk melakukan kejahatan) - hal 542.

6. Calvin: “If human minds cannot reach these depths, let them rather suppliantly adore the mysteries they do not comprehend, than, as vessels of clay, proudly exalt themselves against their Maker” (= Jika pikiran manusia tidak bisa menjangkau hal-hal yang dalam ini, hendaklah mereka dengan rendah hati memuja misteri yang tidak mereka mengerti, dari pada, sebagai bejana tanah liat, dengan sombong meninggikan diri mereka sendiri terhadap Pencipta mereka)- hal 488.

d) Kejadian 50:21 - “Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.’ Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.”.

Yusuf bukan hanya tidak membalas dendam, tetapi bahkan membalas dengan kebaikan (bdk. Roma 12:21 Lukas 6:27-36).

Ro 12:21 - “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”.

Lukas 6:27-36 - “(27) ‘Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. (29) Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. (30) Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. (31) Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. (32) Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. (33) Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. (34) Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. (35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.’”.

IV) Kematian Yusuf.

1) Pengarahan mata ke Kanaan.

Biarpun ia hidup enak di Mesir, toh Yusuf mengarahkan matanya ke Kanaan (50:24).

Kejadian 50:24 - “Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: ‘Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.’”.

Ini kontras dengan bangsa Israel yang dalam perjalanan ke Kanaan, tetapi matanya diarahkan ke Mesir (Keluaran 16:3 17:3 Bilangan 11:5 Bilangan 14:2-4 Bilangan 20:5).

2) Yusuf berkata: Aku akan mati (50:24), tetapi Allah akan memperhatikan kamu (50:25).

Kejadian 50:25 - “Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: ‘Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.’”.


Sekalipun ‘memperhatikan kamu’ itu penekanannya adalah pada ‘pembebasan dari Mesir’ tetapi itu tentu juga mencakup ‘pemeliharaan terhadap mereka sampai mereka bebas’. Selama ini Allah memelihara mereka melalui Yusuf, tetapi sekarang Yusuf mau mati. Tetapi Allahnya tidak mati; Ia tetap akan memelihara mereka tanpa Yusuf.

Penerapan: Ini perlu kita renungkan kalau kita kehilangan sumber pemeliharaan seperti orang tua, pekerjaan, dsb. Allah bisa memelihara kita dengan atau tanpa sumber itu!

3) Pesan Yusuf (50:25).

Kejadian 50:25 - “Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: ‘Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.’”.

a) Perhatikan bahwa pesan ini diberikan kepada saudara-saudaranya / anak-anak Israel (50:24a,25a). Jadi jelas bahwa Yusuf mati lebih dulu / dalam usia lebih muda dari saudara-saudaranya. Orang saleh / baik tidak selalu mati belakangan dibandingkan dengan orang yang jahat / kurang saleh.

b) Pesan ini menunjukkan iman Yusuf.

Bdk. Ibrani 11:22 - “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang belulangnya.”.

KEMATIAN YAKUB DAN YUSUF: PERKABUNGAN, PENGUBURAN DAN SETELAH PENGUBURAN (KEJADIAN 49:29-50:26).

-AMIN- 
Next Post Previous Post