MATIUS 3:1-12 (DIRI YOHANES PEMBAPTIS)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
1) Yohanes Pembaptis berbeda dengan rasul Yohanes.
Yohanes Pembaptis ini adalah anak dari Zakharia dan Elisabeth (Lukas 1:5-25,57-66).
2) Nama ‘Yohanes’ berarti ‘Yahweh is gracious’ (= Tuhan itu baik / penuh kasih karunia).
3) Hubungan Yohanes Pembaptis dengan Elia:
a) Mal 4:5 Matius 11:14 Matius 17:10-13 kelihatannya menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia atau reinkarnasi dari Elia.
Matius 17:10-13 - “Lalu murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?’ Jawab Yesus: ‘Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.’ Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis”.
b) Tetapi Kitab Suci jelas sekali menentang reinkarnasi, karena dalam Ibrani 9:27 dikatakan bahwa “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.
Disamping itu Yohanes Pembaptis sendiri dengan jelas berkata bahwa ia bukanlah Elia.
Yohanes 1:21a - “Lalu mereka bertanya kepadanya: ‘Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?’ Dan ia menjawab: ‘Bukan!’”.
c) Elia dan Yohanes Pembaptis mempunyai beberapa persamaan seperti:
· pakaian (2Raja-raja 1:8 Matius 3:4).
· semangat / keberanian (Matius 3:7-dst Matius 14:3-4 1Raja-raja 18:16-19). Karena itulah maka Lukas 1:17 mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis ‘berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’. Perlu diketahui bahwa kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’.
Jadi, kesimpulannya adalah: Yohanes Pembaptis bukanlah Elia / reinkarnasi dari Elia, tetapi hanyalah orang yang mempunyai banyak persamaan dengan Elia.
II) Tugas dan pelayanan Yohanes Pembaptis.
1) Tugasnya adalah mempersiapkan jalan bagi Yesus (Matius 3: 3).
Pada jaman itu, kalau seorang raja mau berkunjung ke suatu tempat, utusannya mendahului dia untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Yesus adalah Raja, dan Yohanes Pembaptis mempunyai suatu tugas khusus, yaitu mempersiapkan jalan bagi Yesus. Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan orang-orang untuk menerima kedatangan Tuhan Yesus. Ia harus menghancurkan penghalang (dosa) yang membuat manusia menolak untuk menerima Kristus (bdk. Matius 3: 3: ‘luruskan jalan bagiNya’).
Penerapan:
Setiap hamba Tuhan, bahkan setiap orang Kristen mempunyai tugas khusus. Ini terlihat dari:
· Efesus 2:10 - “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.
· 1Korintus 12:11 - “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.
· gambaran orang kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus (1Korintus 12:12-dst), yang tentunya menunjukkan bahwa setiap anggota mempunyai fungsi yang khusus.
Karena itu, mintalah petunjuk Tuhan dengan banyak berdoa supaya saudara mengetahui apa tugas khusus saudara, dan layanilah Tuhan di situ.
2) Memberitakan Firman Tuhan.
a) Ia memberitakan Firman Tuhan kepada umum (Matius 3: 2):
1. Orang banyak itu mau mengorbankan waktu dan tenaga, menempuh jarak yang jauh (Matius 3: 1,5) untuk mendengarkan Firman Tuhan.
Jaman sekarang banyak orang kristen memilih gereja yang dekat dengan rumahnya, tanpa peduli apakah gereja itu mengajarkan Firman Tuhan yang baik atau tidak. Ini jelas merupakan sikap yang salah. Saudara harus mau pergi ke gereja yang baik, sekalipun letaknya jauh dari rumah saudara!
2. Berita yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis:
· ‘Bertobatlah’.
Pertobatan yang sejati harus mencakup elemen pikiran, emosi / perasaan dan kehendak. Pertobatan adalah tindakan berbalik 180° dari kehidupan lama.
· ‘Kerajaan Surga sudah dekat’.
Kerajaan surga bisa berarti bermacam-macam:
* Pemerintahan Allah.
* keselamatan yang sempurna.
* gereja.
* semua yang sudah ditebus.
Dalam ay 2 ini Kerajaan Surga itu kelihatannya masih akan datang. Dalam Matius 12:28 Kerajaan Surga itu sudah datang. Dalam Matius 25:34 dan Matius 26:29 kelihatannya masih akan datang. Jadi Kerajaan Surga itu mempunyai sifat ‘present’ (= sekarang) dan ‘future’ (= akan datang) sekaligus. Kerajaan Surga itu sudah ada pada waktu Kristus hidup di dunia, tetapi terus berkembang sampai mencapai puncaknya pada kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
b) Ia memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Farisi dan Saduki (Matius 3: 7-10).
· Matius 3:7 - “Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?”.
Tetapi kata-kata ‘datang untuk dibaptis’ dalam Matius 3:7 ini diterjemahkan berbeda-beda.
KJV: ‘come to his baptism’ (= datang pada baptisannya).
RSV/NASB: ‘coming for baptism’ (= datang untuk baptisan).
NIV: ‘coming to where he was baptizing’ (= datang ke mana ia sedang membaptis).
Lit: ‘coming to the baptism’ (= datang ke baptisan).
Jadi sebetulnya tidak terlihat bahwa orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki itu datang untuk dibaptis! Mungkin sekali mereka hanya datang ke tempat di mana Yohanes Pembaptis membaptis. Tetapi bdk. ay 11: ‘Aku membaptis kamu dengan air ...’. Kalau kata-kata ini masih ditujukan kepada orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, maka ini menunjukkan bahwa mereka juga dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
· Yohanes Pembaptis menegur dosa orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki itu dengan cara yang sangat keras, padahal namanya berarti ‘Tuhan itu baik / penuh kasih karunia’. Ini bukanlah sesuatu yang bertentangan, karena kebaikan / kasih kepada seseorang harus ditunjukkan dengan suatu keberanian menegur dosa orang itu. Jadi, peneguran dosa adalah wujud kasih. Bandingkan dengan Amsal 27:5-6 yang berbunyi: “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium dengan berlimpah-limpah”.
Penerapan:
Gereja / orang kristen yang anti pengkhotbah keras, jelas bukanlah gereja / orang kristen yang baik! Mereka harus ingat bahwa Yohanes Pembaptis, rasul-rasul, nabi-nabi Perjanjian Lama, dan bahkan Yesus sendiri (bdk. Yohanes 6:60 Matius 23:1-36) adalah pengkhotbah-pengkhotbah keras.
· Yohanes Pembaptis menegur golongan tertentu (orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki) di depan umum. Matius 18:15-17 mengatakan bahwa peneguran dosa harus dilakukan di bawah empat mata, tetapi 1Timotius 5:20 mengatakan bahwa peneguran dosa harus dilakukan di depan semua orang supaya semua menjadi takut (bdk. Galatia 2:11-14 dimana Paulus menegur Petrus di depan umum). Dari ayat-ayat itu bisa ditarik kesimpulan bahwa ada dosa-dosa yang penegurannya harus dilakukan secara pribadi dan ada dosa-dosa yang penegurannya harus dilakukan di depan umum.
· Tegurannya:
* mereka tidak bisa lari dari murka Allah kecuali mereka bertobat (Matius 3: 7). Memang kita hanya bisa lari dari murka Allah dengan cara lari kepada Allah!
* orang yang bertobat harus mengeluarkan buah pertobatan yaitu perubahan hidup (Matius 3: 8).
* pertobatan bersifat individuil.
Sekalipun mereka adalah ‘keturunan Abraham’ tetapi hal itu tidak ada artinya kalau mereka sendiri tidak bertobat (Matius 3: 9). Karena itu jangan bersandar pada iman nenek moyang (orang tua yang adalah pendeta, kakek / nenek yang adalah majelis, dsb).
* kalau tidak betul-betul bertobat, hukuman akan segera datang, bahkan sudah di ambang pintu (ay 10).
Penerapan:
Lagi-lagi kita lihat bahwa dalam pemberitaan Injil, kita boleh dan seharusnya memberitakan hukuman / ancaman dari Tuhan bagi orang yang tak mau bertobat!
3) Membaptis.
a) Baptisan Yohanes adalah untuk pertobatan dan pengampunan dosa (Matius 3: 11 Markus 1:4 Lukas 3:3). Ini tidak berarti bahwa baptisan itu sendiri bisa mengampuni dosa! Tanpa adanya iman dan penyesalan dosa, kita tidak mungkin bisa diampuni.
b) Yohanes melakukan baptisan dengan menggunakan air. Ini hanya merupakan tanda lahiriah saja. Yang bisa melakukan baptisan rohani adalah Kristus sendiri (Matius 3: 11).
1. Baptisan Roh.
· Baptisan Roh berarti pemberian Roh Kudus, dan ini terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus.
Efesus 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu” (bdk. Yohanes 7:38-39 Gal 3:2-5,14).
Karena itu kalau saudara sudah betul-betul percaya kepada Yesus, saudara tidak perlu mencari baptisan Roh Kudus. Saudara sudah mendapatkannya!
· Ada banyak ajaran yang mengatakan bahwa Baptisan Roh harus disertai dengan bahasa lidah / Roh. Tetapi pada saat Stefanus dipenuhi Roh Kudus (Kisah Para Rasul 6:5), ia tidak berbahasa lidah / Roh. Juga pada waktu Saulus / Paulus menerima / dipenuhi Roh Kudus pertama kalinya, ia tidak berbahasa lidah / Roh (Kisah Para Rasul 9:17). Kisah Para Rasul 2:1-11 merupakan penggambaran / penceritaan tentang apa yang terjadi pada hari Pentakosta. Tetapi itu bukan hukum / rumus! Jadi bisa saja ada orang yang menerima / dipenuhi Roh Kudus lalu berbicara dalam bahasa lidah / Roh, tetapi itu bukan merupakan suatu keharusan!
2. Baptisan api.
‘Api’ bisa berarti:
· hukuman (bdk. Matius 3: 10,12).
· alat pemurni (bdk. Mal 3:2-3 - “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN”).
Kalau ‘api’ diartikan sebagai ‘hukuman’, maka:
¨ cocok dengan arti ‘api’ dalam kontexnya, yaitu Matius 3: 10,12.
¨ Matius 3: 11 artinya jadi: Yang percaya akan diberi Roh Kudus sedang yang tidak percaya akan dihukum. Ini cocok dengan Matius 3: 12.
¨ Tetapi arti ini tidak cocok dengan Maleakhi 3:2-3.
Kalau ‘api’ diartikan sebagai ‘alat pemurni’, maka:
* cocok dengan Mal 3:2-3.
* tidak cocok dengan Matius 3: 10,12.
Karena itu ada orang yang mengambil kedua arti tersebut. Jadi, orang yang percaya akan menerima Roh Kudus dan disucikan, sedangkan orang yang tidak percaya akan dihukum.
3. Adanya baptisan api dan baptisan Roh ini dijadikan dasar oleh orang-orang Bala Keselamatan untuk melakukan baptisan dengan bendera. Argumentasi mereka adalah sebagai berikut: adanya baptisan api dan baptisan Roh menunjukkan bahwa baptisan tidak harus dilakukan dengan air, dan karena itu boleh juga dilakukan dengan bendera.
asuransi |
Jawab: ‘Baptisan api’ maupun ‘baptisan Roh’ tidak menunjuk pada sakramen baptisan. Dalam Kitab Suci sakramen baptisan tidak pernah dilakukan dengan menggunakan zat lain selain air! Karena itu melakukan sakramen baptisan dengan menggunakan bendera adalah tidak sah!
c) Baptisan Yohanes dan baptisan Kristen.
1. Persamaannya:
· dua-duanya diperintahkan oleh Allah .
· dua-duanya menggunakan air.
· dua-duanya berhubungan dengan perubahan hidup.
· dua-duanya adalah sakramen yang berhubungan dengan pengampunan dosa.
2. Perbedaannya:
· Baptisan Yohanes melihat ke depan karena Kristus belum disalib; baptisan Kristen melihat ke belakang kepada Kristus yang sudah tersalib.
· Baptisan Yohanes menekankan pertobatan; baptisan Kristen menekankan iman.
· Baptisan Yohanes untuk orang Yahudi saja; baptisan Kristen untuk segala bangsa (Matius 28:19).
· Baptisan Yohanes tidak berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus (bdk. Kisah Para Rasul 19:2-3); baptisan Kristen berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus. Ini tak berarti bahwa baptisan Kristen menjamin penerimaan Roh Kudus. Tetapi kalau seseorang betul-betul percaya kepada Yesus, dan ia memberikan diri untuk dibaptis, maka ia pasti menerima Roh Kudus, dan juga karunia-karuniaNya (Louis Berkhof, ‘Systematic Theology’, hal 624).
Kisah Para Rasul 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
Catatan: kata-kata ‘karunia Roh Kudus’ di sini tidak berarti ‘karunia dari Roh Kudus’, tetapi ‘karunia berupa Roh Kudus’.
Adanya perbedaan-perbedaan ini menyebabkan orang yang telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis bisa dibaptis ulang dengan menggunakan baptisan kristen (bdk. Kisah Para Rasul 19:3-5). Tetapi baptisan kristen sendiri tidak boleh diulang, karena pengulangan baptisan kristen merupakan penghinaan terhadap baptisan yang pertama.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Tags: Renungan Matius 3:1-12, Bertobat Matius 3:1-12, Matius 3:1-12 Pertobatan, Renungan harian Matius 3:1-12
-AMIN-