UCAPAN YESUS KRISTUS TENTANG DIRI-NYA
A. KESAKSIAN YESUS KRISTUS DAN PARA RASUL: SEMUA NABI BERNUBUAT TENTANG YESUS KRISTUS.
Alkitab mencatat ucapan Yesus Kristus yang mengklaim diri-Nya adalah penggenap nubuat semua nabi dalam Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama, termasuk nubuat dalam kitab Musa dan kitab para nabi. Para Rasul pun bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah penggenap nubuat semua nabi. Fokus pemberitaan semua nabi di Perjanjian Lama tertuju kepada Yesus Kristus.
1. Di Injil Lukas 4:15-21 tertulis demikian:
15Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. 16Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya (Lukas 4:15-21)
Ucapan tersebut terjadi di tahun awal-awal pelayanan-Nya, saat mengajar di rumah-rumah ibadat ketika berada di Galilea, di sana Yesus membuka kitab nabi Yesaya, tepatnya Kitab Yesaya pasal 61, Yesus Kristus berkata: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Lukas 4: 21). Yesus memproklamasikan diri-Nya sebagai penggenap dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, yaitu penggenap Tahun Yobel. Bangsa Israel merayakan Yobel setiap 50 tahun, setelah 7×7 tahun, di mana budak-budak Yahudi harus dibebaskan dan tanah-tanah yang tergadai dikembalikan tiap-tiap tahun ke-50 dan dimeriahkan dengan membunyikan nafiri disertai pernyataan kemerdekaan. Semua orang yang tadinya diperhamba, beroleh kelepasan; tanah-tanah yang tadinya telah beralih kepada orang lain selama masa penjajahan itu, dikembalikan kepada yang punya. Ini sesuai dengan perintah nabi Musa kepada bangsa Israel:
“Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.” (Imamat 25:10, TB-LAI).
Perintah Musa ini adalah gambaran atau kiasan tentang Mesias, bahwa Mesias datang lebih dari sekadar mengakhiri perbudakan fisik namun mengakhiri perbudakan rohani manusia, yaitu perbudakan dosa. Bahwa manusia sejak Adam dan Hawa telah mewarisi dosa kepada keturunan-keturunannya, sehingga tidak ada manusia yang tidak berdosa di hadapan Allah. Semua manusia sudah diperbudak oleh dosa. Mungkin Anda berkata bahwa Anda bukan orang berdosa, tidak pernah membunuh, tidak pernah berzinah, tidak pernah mencuri, bahkan tidak memakan daging hewan sebab bila makan daging hewan berarti membunuh hewan untuk memuaskan diri supaya dimakan. Anda merasa tidak perlu Yesus Kristus karena Anda merasa sudah baik. Pada zaman Yesus Kristus, orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat pun merasa demikian. Mereka merasa begitu baik, bangga bahwa mereka anak keturunan Abraham –bapa orang beriman, bangga bahwa mereka memegang teguh Taurat Musa, sehingga mereka mencari-cari kesalahan Yesus. Orang melihat dari luar kehidupan mereka kelihatan suci, seperti kuburan yang dicat putih, di luar begitu putih bersih tetapi di dalam begitu busuk. Banyak sekali kemunafikan yang terjadi, tidak sama antara apa yang diperbuat dengan yang diucapkan. Firman Tuhan yang sejati telah diputar-balikkan dan ditambahkan dengan berbagai tradisi. Yesus Kristus berkata barangsiapa memandang wanita dan menginginkannya sudah berzinah dalam hatinya. Pikiran-pikiran yang kotor, yang jahat, yang mereka-rekakan kejahatan walaupun masih dalam pikiran dan belum dilakukan sudah berdosa di hadapan Allah. Alkitab berkata bahwa semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, termasuk para nabi dan para rasul.
Kejadian 6:5 (TB-LAI)
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata
Mazmur 14:2-3 (TB-LAI)
TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Mazmur 53:3-4 (TB-LAI)
Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Pengkhotbah 7:20 (TB-LAI)
Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
Roma 3:10-18, 23 (TB-LAI)
10seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. 11Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. 12Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. 13Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. 14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, 15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. 16Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, 17dan jalan damai tidak mereka kenal; 18rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.”
23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
1Yohanes 1:8-10 (TB-LAI)
8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 10Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Alkitab mengajarkan bahwa semua orang, siapa pun orangnya, apakah raja, ratu, presiden, perdana menteri, profesor, artis, guru agama, tokoh rohaniwan, bahkan para nabi, para rasul, tidak ada orang suci di dunia ini; sebab semua telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Ajaran ini bukan dari produk gereja, bukan dari produk tulisan Rasul Paulus, tetapi Firman Allah yang tertulis di dalam Alkitab telah menegaskan bahwa manusia pertama Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, tidak taat kepada perintah Allah, maka sejak itu semua manusia berdosa di hadapan Allah. Kecenderungan hati manusia selalu memberontak melawan Allah, tidak mau taat kepada kehendak-Nya. Ada orang yang melatih diri untuk menjauhi segala keinginan dunia, mengasingkan diri bahkan ada yang menyiksa diri agar bisa menyucikan diri dengan jalan yang dianggap sebagai jalan menuju keselamatan, tetapi semua itu sia-sia dan berujung kepada maut, sebab hubungan manusia dan Allah yang semula bergaul dengan akrab di Taman Eden, namun akibat dosa maka ada jurang pemisah antara manusia yang berdosa dengan Allah Yang Mahasuci, manusia mengalami maut, kematian kekal di dalam neraka. Allah murka dengan dosa tetapi Allah mengasihi manusia berdosa. Yesus Kristus adalah penggenapan dari janji Allah ketika manusia pertama jatuh dalam dosa. Semua nabi bersaksi tentang Dia. Allah Bapa bersaksi tentang Dia. Malaikat-malaikat bersaksi tentang Dia. Bahkan setan pun mengakui Yesus adalah Yang Kudus dari Allah:
“Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Injil Markus 1:24, TB-LAI).
Dalam dunia yang berdosa ini, Yesus Kristus memproklamasikan diri-Nya:
…Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Injil Matius 9:13,TB-LAI)
Kalimat “Sebab Aku datang” menunjukkan Yesus bukan berasal dari dunia ini. Yesus Kristus bersifat ilahi, yang keluar dan datang dari Allah:
42Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. (Injil Yohanes 8:42, TB-LAI)
Tidak ada yang keluar dan datang dari Allah, selain Allah itu sendiri. Ini adalah bukti bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Selain Allah, tidak ada satu makhluk pun yang dapat keluar dan datang dari Allah, karena semua mahluk adalah ciptaan Allah, berordo lebih rendah dari Allah. Malaikat pun tidak dapat keluar dan datang dari Allah, oleh sebab itu Yesus Kristus bukan malaikat sebagaimana pandangan sesat Saksi Yehova/Yehuwa dan Unitarian. Yesus keluar dan datang dari Allah karena Yesus adalah Firman Allah dan Firman Allah adalah Allah:
1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Injil Yohanes 1:1-18, TB-LAI)
Kemudian Yesus kembali menegaskan keberadaan diri-Nya: “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.” (Injil Yohanes 13:3, TB-LAI). Yesus Kristus bukan sekadar nabi sebagaimana anggapan banyak orang yang menyangkal keilahian Yesus Kristus, karena tidak ada nabi –termasuk nabi setelah Yesus, dan tidak ada rasul selain Yesus Kristus di mana Allah telah menyerahkan segala sesuatu kepadanya dan bahwa ada orang yang datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Yesus Kristus adalah penggenap dari nubuat para nabi yang sesungguhnya, bahwa Ia membebaskan manusia dari belenggu dosa bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, supaya manusia dapat mengenal Allah melalui keberadaan Dia yang menjadi manusia, sehingga pikiran dan kemampuan manusia yang terbatas dapat menerima pemahaman mengenai Allah melalui Allah yang tak terbatas menjadi terbatas, yaitu Yesus.
2. Injil Yohanes 5:39 dan ayat 45-47 tertulis demikian:
39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
….
45Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 47Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?” (Injil Yohanes 5:39-40, 45-47, TB-LAI)
Diawali dengan kisah yang ditulis di Injil Yohanes pasal 5, ada orang yang sakit selama 38 tahun yang berbaring di sebelah kolam Betesda. Yesus menyuruh orang itu mengangkat tilam dan berjalan, sehingga kemudian orang itu dapat berjalan kembali dan sembuh dari penyakit yang dideritanya selama berpuluh-puluh tahun. Hal ini dilakukan Yesus pada hari Sabat (ayat 5-9). Orang-orang Yahudi marah kepada orang yang sembuh itu karena dia memikul tilam pada hari Sabat (ayat 10). Dan orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat (Lukas 4: 15-16). Selanjutnya Yesus menjawab mereka:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. (Lukas 4: 17-18).
Yesus bukan berhadapan dengan orang-orang Yahudi biasa, tetapi kepada orang-orang Farisi: penghafal Kitab-kitab Suci, penyelidik Kitab-kitab Suci. Mereka kira dengan menyelidiki Kitab-kitab Suci akan memperoleh hidup kekal, padahal Kitab-kitab Suci bersaksi tentang Yesus, tetapi mereka tidak mau datang kepada Yesus. Mereka mempelajari Kitab-kitab Suci tetapi tidak melakukan apa yang diajarkan. Itu sebab orang-orang Farisi tidak peka dengan kehadiran Yesus, padahal pengajaran Yesus yang penuh hikmat dan penuh kuasa sehingga membuat banyak orang takjub dan yang tidak seperti ahli-ahli Taurat ajarkan. Perkataan Yesus patut kita cermati, Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan ini berarti bahwa Yesus menyetarakan diri dengan Allah. Yesus Kristus adalah Firman Allah; Firman Allah dan Bapa adalah sehakekat, sederajat, sama kekal, sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Bapa mengasihi Anak dan Anak taat terhadap seluruh kehendak Bapa.
Jikalau tuduhan orang-orang Yahudi saat itu bahwa Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah adalah salah, bahwa sebenarnya Yesus tidak bermaksud menyamakan diri-Nya dengan Allah (yang Dia sebut Bapa-Nya), mengapa Yesus tidak membatah orang-orang Yahudi yang hendak membunuhnya karena tuduhan mereka? Yesus tidak membantah tuduhan itu, bahkan Yesus melanjutkan perkataan-Nya di ayat-ayat selanjutnya bahwa Ia dan Allah memiliki kesetaraan:
22Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Injil Yohanes 5:22-24, TB-LAI)
Sekali lagi di Lukas 4: 22-24 Yesus Kristus menyamakan diri-Nya dengan Allah yang disebut Bapa-Nya. Yesus, Anak Allah, memiliki hubungan yang sangat erat, sangat dekat, setara, sederajat, sama kekal dengan Allah Bapa.
Konfrontasi Yesus dengan orang-orang Farisi berlanjut sengit. Ayat 45-47 Yesus berkata sangat keras kepada mereka:
45Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 47Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?”
Yesus mengklaim bahwa Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama bersaksi tentang Dia. Fokus pemberitaan Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama termasuk Kitab Taurat Musa berfokus pada Yesus Kristus. Banyak orang yang mengaku percaya kepada semua nabi bahkan merupakan salah satu rukun iman, di mana tidak sah iman seseorang tanpa beriman kepada para nabi. Juga banyak orang yang hafal isi kitab-kitab suci. Luar biasa, kitab suci yang begitu tebal sanggup dihafalkan. Namun, ada yang lebih penting dari itu yaitu menangkap makna dari nubuat-nubuat yang disampaikan oleh para nabi. Orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat tidak peka terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus selama di dunia yang penuh hikmat dan penuh kuasa. Padahal apabila mereka memang benar-benar mengerti hukum Taurat, mengerti kitab-kitab nabi-nabi, tentu mereka akan datang kepada Yesus Kristus, sebab tentang Yesus, semua nubuat nabi-nabi kitab-kitab Perjanjian Lama bersaksi tentang Yesus Kristus dan Yesus adalah penggenap dari nubuat-nubuat para nabi. Bila banyak orang mengaku percaya kepada semua nabi, termasuk percaya bahwa Musa adalah nabi Allah, sudah selayaknya mereka datang kepada Yesus Kristus, sebab semua nabi termasuk nabi Musa bernubuat tentang Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus, sang Mesias, ada pengampunan dosa dan hidup kekal bagi yang percaya kepada-Nya.
Timbul pertanyaan, bukankah Allah itu Mahapengampun? Cukup manusia meminta ampun, bertaubat dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah maka Allah pasti mengampuni dosa manusia, tanpa perlu Yesus Kristus. Cukup manusia datang langsung kepada Allah dan minta ampun kepada-Nya, niscaya Allah pasti mengampuni.
Jawab: Benar, bahwa Allah itu Mahapengampun, tapi Allah juga Mahaadil. Bila Allah mengampuni dosa manusia tanpa kematian Yesus Kristus yang mengalirkan darah di kayu salib, Anak-Nya yang tunggal, maka Allah ingkar terhadap firman yang difirmankan-Nya sendiri:
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” , (Kejadian 2:17, TB-LAI )
Sebab upah dosa ialah maut. (Roma 6:23a, TB-LAI)
Manusia berdosa pasti mati dan upah dosa adalah maut. Manusia pertama melanggar perintah Allah dan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, maka manusia pertama sudah berdosa dan ganjarannya adalah mati. Kematian yang dimaksud adalah maut, kematian abadi di dalam neraka akibat pelanggaran atas perintah Allah. Dengan status manusia berdosa, bila Allah cukup hanya mengampuni, tanpa melalui kematian Yesus Kristus yang mengalirkan darah di kayu salib sebagai kurban penebus dosa, maka firman-Nya adalah dusta, sebab dosa tidak membuat manusia mengalami maut sebagai upah atas dosa-dosanya. Selain itu akan bertentangan dengan sifat-Nya sendiri yang Mahaadil bila membiarkan begitu saja pelanggaran yang melawan kehendak-Nya. Di 1Yohanes 3:4 tertulis: Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.” Bila pelanggaran hukum Allah kemudian Allah begitu saja memberi pengampunan, maka bertentangan dengan sifat-Nya yang Mahaadil.
Kita hidup di dunia dengan banyak peraturan yang harus ditaati, misalnya saat berkendara dengan kendaraan bermotor ada peraturan-peraturan lalu-lintas yang wajib kita taati, misalnya mengunakan helm saat berkendara dengan motor, menggunakan sabuk pengaman bila berkendara dengan mobil, tidak boleh melanggar marka jalan, berhenti saat lampu lalu lintas menunjuk warna merah, membawa surat-surat kelengkapan seperti Surat Izin Mengemudi (SIM), STNK, taat terhadap rambu-rambu jalan, misalnya tidak boleh berhenti ketika ada rambu S disilang, dan lain sebagainya. Setiap pelanggaran berlalu-lintas sudah tentu akan ada sanksi bagi pelanggar. Di sekolah, sudah tentu ada banyak peraturan yang wajib ditaati oleh siswa, misalnya tidak boleh datang terlambat, tidak boleh memelihara kuku panjang, dan sebagainya. Setiap pelanggaran sudah tentu ada hukumannya. Demikian juga dengan profesi sebagai karyawan di perusahaan, sudah tentu ada banyak peraturan yang wajib ditaati dan ada hukuman bila terjadi pelanggaran. Sebagaimana bila seorang penjahat yang telah berbuat kriminal, maka ia dihukum dengan di penjara sesuai dengan peraturan dan udang-undang yang berlaku. Meskipun di depan hakim dia meminta maaf sambil menangis tersedu-sedu, tetapi oleh karena dia sudah melakukan pelanggaran hukum karena berbuat kriminal, maka ia tetap harus dipenjara. Jika untuk urusan dunia ini kita bisa memahami, mengapa untuk urusan rohani kita tidak bisa menerima kenyataan, bahwa Allah yang Mahapengampun tidak sekali-sekali membebaskan manusia dari hukuman dosa akibat pelanggaran hukum-hukum-Nya? Jika hidup bermasyarakat kita meng’amin’i bahwa setiap pelanggaran terhadap peraturan pasti ada hukumannya, mengapa dalam hal rohani kita tidak percaya bahwa setiap pelanggaran sekecil apapun terhadap perintah Allah, sudah pasti ada hukumannya. Tidak cukup hanya bertobat lalu Allah akan membebaskan dari hukuman dosa. Allah memang Mahapengampun, tetapi Ia tidak sekali-sekali akan membebaskan kita dari hukuman dosa. Maka Allah sendiri yang berinisiatif menyelamatkan manusia, sebab tidak mungkin manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari belenggu dosa karena semua manusia sudah berbuat dosa, tidak mungkin juga malaikat, maka Allah sendiri yang hanya dapat menyelamatkan manusia, maka Ia berinkarnasi menjadi manusia sebagai pengganti kita, manusia berdosa. Yesus Kristus menanggung dosa manusia dan menerima upah dosa, yaitu maut. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2Korintus 5:21, TB-LAI). Di atas kayu salib, kutuk dosa ditimpakan kepada Yesus Kristus. Murka Allah atas dosa manusia ditimpakan kepada Yesus. Yesus dan Bapa adalah satu, sehakekat, saling mengasihi – Bapa mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa, namun ada suatu waktu yaitu saat Yesus mati di kayu salib, Yesus harus terpisah dari Bapa. Bapa meninggalkan Yesus. Ini adalah penderitaan Kristus yang paling berat, terpisah dari Bapa, karena Yesus sedang mewakili manusia berdosa yang terpisah dari Bapa. Yesus Kristus di atas kayu salib sedang menanggung hukuman dosa seluruh umat manusia yang ditimpakan kepada-Nya. Ketika Yesus berada di kayu salib, Bapa meninggalkan Yesus dan ini dijadikan bahan ejekan, dijadikan cemooh dan hinaan bahwa ini bukti Yesus tidak disertai Allah. Kalau Yesus Allah, mengapa ditinggalkan oleh Bapa-Nya? Ini pandangan sesat! Bapa meninggalkan Yesus karena dosa-dosamu dan dosa-dosaku. Di atas kayu salib, Yesus sedang menerima kutuk dosa. Dia begitu sengsara di kayu salib untuk menerima murka Allah atas diri-Nya demi mengganti kita, manusia durhaka. Kita ini yang selayaknya di salib, termasuk para pengejek seharusnya dihukum karena dosa-dosa kita. Yesus rela dan setia taat kepada kehendak Bapa-Nya untuk menerima kutuk dosa.
3. Dihadapan murid-murid-Nya setelah bangkit dari kematian setelah peristiwa salib, Yesus Kristus kembali mengklaim diri-Nya adalah penggenap dari semua yang ada tertulis tentang Dia dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.
Ini tercatat di Injil Lukas:
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. (Injil Lukas 24:27, TB-LAI )
Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” (ayat 44, TB-LAI).
Yesus mengklaim bahwa seluruh nubuat para nabi di Perjanjian Lama digenapi dalam diri-Nya. Tidak ada nabi dan tidak ada rasul yang berani berkata bahwa dirinya adalah penggenap nubuat semua nabi, selain daripada Yesus Kristus. Ini artinya Yesus Kristus bukan sekadar nabi sebagaimana banyak orang yang berkeyakinan demikian. Mari kita simak ayat berikutnya:
45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
46Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. (Injil Lukas 24:45-46, TB-LAI).
Di dalam Perjanjian Lama, semua nabi bernubuat tentang kedatangan Mesias, yang diurapi Allah untuk membawa keselamatan bagi umat-Nya. Yesus Kristus membuka pikiran orang-orang pada waktu itu bahwa Mesias — “yang diurapi Allah” itu harus menderita, kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, dan dalam nama Yesus berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Mesias harus menderita sebagai wujud kasih yang sejati. Kita tahu bahwa cinta sejati perlu diuji, perlu ada pengorbanan, itulah cinta sejati. Bila cinta tanpa pengorbanan, cinta tersebut belum sempurna. Bukankah Allah adalah Allah Yang Mahapengasih? Maka kasih Allah pun bila tanpa pengorbanan itu berarti juga belum sempurna. Hanya di dalam iman Kristen, kasih Allah dinyatakan dengan sempurna melalui pengorbanan Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal rela merendahkan diri-Nya untuk menjelma menjadi manusia, untuk mempunyai misi dari Bapa-Nya untuk menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa. Mesias harus mengalami penderitaan demi melunasi hutang manusia berdosa kepada Allah, yang tak mungkin manusia berdosa mampu membayar dengan berbagai perbuatan baik untuk datang kepada Allah Yang Mahasuci. Sebagaimana Abraham taat terhadap perintah Allah untuk rela mengurbankan anak satu-satunya yaitu Ishak untuk dipersembahkan kepada Allah, maka ketaatan Abraham ini adalah gambaran / kiasan dari kasih Allah Bapa yang rela menyerahkan anak-Nya yang tunggal untuk dikurbankan. Nabi Yesaya telah menubuatkan tentang hal tersebut:
3Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 4Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 7Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:3-7, TB-LAI)
Nubuat nabi Yesaya yang terjadi 6-7 abad sebelum kelahiran Yesus tersebut sudah digenapi oleh Yesus Kristus. Mesias begitu sangat menderita sengsara, dianiaya, tertikam karena pemberontakan kita, diremukkan karena kejahatan kita, untuk mendatangkan keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Tidak ada nabi / rasul selain Yesus Kristus yang menggenapi nubuat nabi Yesaya tersebut. Nabi/rasul selain Yesus tidak mengalami sedalam penderitaan yang dialami Yesus Kristus akibat menanggung dosa-dosa manusia, kejahatan manusia ditimpakan kepada Yesus Kristus di kayu salib.
Banyak orang berpendapat bahwa Allah menjadi manusia adalah sesuatu bualan yang tidak masuk akal, tetapi justru sebenarnya hal ini masuk akal. Yang tak terbatas rela menjadi terbatas, itu disebut dengan kerendahan hati. Yang tidak masuk akal adalah yang terbatas mau menjadi yang tak terbatas, yang dicipta mau menjadi sang Pencipta, ini yang tidak masuk akal. Bila ada menteri yang melihat toilet bandara begitu kotor, maka ia mengambil sapu dan kain pel untuk membersihkan sebagaimana layaknya pekerajaan tukang bersih toilet / cleaning service, maka orang yang memiliki jabatan begitu tinggi sebagai menteri tetapi rela menjadi terbatas layaknya tukang bersih toilet, ini adalah kerendahan hati dan masuk akal. Tetapi bila ada tukang bersih toilet kemudian memimpin rapat menteri, membuat keputusan penting dalam rapat kementerian bahkan menandatangani keputusan penting di suatu kementerian departemen dan dia berlaku sebagaimana layaknya seorang menteri maka ini adalah kudeta dan tidak masuk akal. Jadi konsep iman Kristen bahwa Allah menjelma menjadi manusia adalah masuk akal, karena Allah begitu kasih terhadap dunia yang penuh dosa dan Ia rela merendahkan diri-Nya turun ke dalam dunia ciptaan-Nya untuk menjadi manusia. Justru bila ada nabi yang disebut telah diberi keistimewaan untuk menjadi yang termulia di sisi Allah, padahal nabi itu tidak memenuhi syarat bahwa kehadirannya sudah dinubuatkan oleh semua nabi Perjanjian Lama, tidak mengalami penderitaan bahkan mati demi penebusan domba-dombanya. Kalaupun ada nabi selain Yesus Kristus mengalami penderitaan bahkan mati, maka masih belum cukup syarat untuk mendamaikan antara manusia yang berdosa kepada Allah dan Allah Yang Mahasuci, sebab nabi itu sendiri hanyalah manusia berdosa. Yesus Kristus telah menyampaikan rahasia yang disimpan selama berabad-abad, bahwa Dialah penggenapan dari nubuat semua nabi, di dalam Dia ada pengampunan dosa, karena Ia adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih, darah-Nya menyucikan dosa-dosa kita agar barangsiapa yang percaya di dalam nama Yesus Kristus menerima pendamaian antara manusia berdosa dengan Allah Yang Mahasuci.
4. Rasul Petrus dalam khotbahnya kembali menegaskan di hadapan banyak orang bahwa semua nabi bersaksi tentang Yesus Kristus. Rasul Petrus menyampaikan khotbah di hadapan orang-orang kafir. Rasul Petrus menyampaikan kabar gembira tentang pengampunan dosa oleh karena nama Yesus:
34Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 35Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. 36Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. 37Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, 38yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. 39Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. 40Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, 41bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. 42Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
43Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.” (Kisah Para Rasul 10:34-43, TB-LAI )
Dengan demikian semua nabi dan rasul yang benar-benar diutus oleh Allah bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah penggenap dari nubuat tentang Mesias, yaitu Yesus Kristus, yang barangsiapa percaya kepada Yesus, mendapat pengampunan dosa. Kepedulian Allah tidaklah membedakan orang. Keselamatan tersedia bagi setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia. Allah menyatakan kasih serta kepeduliannya bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bila ada rasul yang tidak memberikan kesaksian ini maka rasul itu tidak diutus oleh Allah.
Dari keempat bagian Alkitab di atas, Yesus berkali-kali mengulang bahwa diri-Nya adalah penggenap nubuat-nubuat nabi di Perjanjian Lama dan para rasul pun memberitakan tentang Yesus Kristus sebagai penggenap nubuat semua nabi.
Muncul tuduhan: semua isi Alkitab di atas adalah bohong, sebab ditulis oleh manusia dan sudah diselewengkan oleh manusia untuk mentuhankan Yesus yang adalah manusia biasa seperti kita.
Terhadap pertanyaan ini mari kita simak tulisan nabi Musa :
“Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya; baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan. (Ulangan 19:15, TB-LAI )
Menurut nabi Musa bila ada suatu perkara harus ada keterangan dua atau tiga saksi untuk tidak menyangsikan. Pertanyaan bahwa para murid dan gereja telah memalsukan kitab Injil dan mentuhankan Yesus yang adalah manusia biasa maka pertanyaan ini sudah dijawab oleh Yesus sendiri:
17Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; 18Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” (Injil Yohanes 8:17-18, TB-LAI)
Yesus menggenapi isi kitab Musa tersebut, bahwa Yesus adalah penggenap nubuat semua nabi, bahwa Allah adalah Bapa-Nya, bahwa Yesus dan Bapa adalah satu, bahwa Yesus adalah Firman Allah dan Firman Allah adalah Allah, yang keluar dan datang dari Allah, adalah benar, sebab Yesus adalah Allah, maka Ia berhak bersaksi untuk diri-Nya sendiri dan bukan dari diri-Nya sendiri saja tetapi juga Bapa bersaksi tentang Yesus. Tidak ada kesaksian yang lebih tinggi daripada kesaksian yang datang dari Allah sendiri, di mana kesaksian itu tidak perlu diragukan apalagi disangkal. Ada 4 Kitab Injil yang bersaksi tentang Yesus Kristus, yaitu: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes adalah ditulis oleh para murid Yesus yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan firman:
“seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.”, (Injil Lukas 1:2, TB-LAI)
Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. (Kisah Para Rasul 3:15, TB-LAI )
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” (Kisah Para Rasul 5:32,TB-LAI )
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. (Kisah Para Rasul 10:39,TB-LAI )
Saksi mata dan pelaku yang hidup sezaman dengan Yesus selama di dunia ini sangat penting, sebab para murid Yesus ini yang mengikuti Yesus selama di dunia ini dan mereka mengetahui tindakan-tindakan, ucapan Yesus, mengalami kejadian-kejadian bersama Yesus. Adanya 4 Kitab Injil bukan berarti ada pertentangan satu sama lain tetapi masing-masing kitab ditulis berdasarkan sudut pandang para penulisnya. Kitab Injil bukan hanya ada 2 bukan hanya ada 3 tetapi ada 4 Kitab Injil yang membuktikan bahwa para pelaku yang hidup sezaman dengan Yesus yang ketika di dunia mereka adalah saksi-saksi hidup, sudah menguatkan bukti bahwa keempat Injil memenuhi syarat dari hukum Musa tersebut tentang perlunya 2 atau 3 orang saksi untuk meneguhkan perkara ini. Bahwa ketika muncul keragu-raguan bahwa kitab suci Kristen telah dipalsukan lebih dari 600 tahun setelah zaman Yesus sejak abad pertama, maka justru keragu-raguan ini yang tidak masuk akal, sebab tanpa ada keterangan 2 atau 3 orang saksi yang menyaksikan peristiwa “pewahyuan” tersebut, yang kemudian menyangkal keilahian dan penebusan dosa di dalam Yesus Kristus. Alkitab terdiri dari 66 buku. Tiga puluh sembilan buku Perjanjian Lama disusun antara tahun 1400 sampai 400 Sebelum Tarikh Masehi, 27 buku Perjanjian Baru disusun antara tahun 50-100 Tarikh Masehi. Nabi Musa memulai dengan lima buku pertama Alkitab sekitar tahun 1400 SM. Rasul Yohanes menulis buku terakhir dari Alkitab, Wahyu, sekitar tahun 95 M. Dalam masa 1.500 tahun antara penulisan buku pertama dan buku terakhir dari Alkitab, sekurang-kurangnya 38 penulis terinspirasi memberikan kontribusi penulisan mereka. Berbagai penulis Alkitab hidup pada waktu yang berbeda, beberapa diantaranya terpisah berabad-abad lamanya. Ada pedagang atau pengusaha, yang lain gembala, nelayan, serdadu, dokter, pengkhotbah, raja, – manusia dari berbagai latar belakang. Mereka bekerja di bawah pemerintahan yang berbeda dan hidup dalam peradaban dan falsafah yang berlainan. Tetapi inilah keajaiban dari semua itu: Jika ke-66 buku dalam Alkitab dengan 1.189 pasal dan terdiri dari 31.173 ayat dipadukan, akan ditemukan kesatuan dan keselarasan yang sempurna dengan pekabaran yang terdapat di dalamnya. Atas tuduhan bahwa Alkitab telah dipalsukan maka benarlah firman Tuhan yang tertulis di Injil Yohanes 3:11 berikut ini:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. (TB-LAI)
B. BEBERAPA BUKTI NUBUAT NABI-NABI DI PERJANJIAN LAMA YANG DIGENAPI YESUS KRISTUS
Berikut ini akan diberikan beberapa bukti-bukti nubuatan nabi-nabi yang hidup ribuan tahun sebelum Yesus lahir di dunia ini dan semua nubuatan tentang Mesias tersebut sudah digenapi di dalam Yesus Kristus. Sudah tentu tidak semua nubuat nabi-nabi akan dibahas disini, namun hanya beberapa nubuatan cukup untuk mewakili bahwa Yesus Kristus adalah penggenap nubuat semua nabi.
Kejadian 3:15, TB-LAI
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Ayat ini diucapkan TUHAN Allah ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Tidak ada agama selain Kristen yang memandang begitu serius kejatuhan manusia dalam dosa. Karena Adam mewakili manusia pertama di bumi ini dan akhirnya Adam tidak taat kepada perintah Allah dengan melanggar untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. TUHAN Allah bernubuat bahwa akan ada permusuhan antara iblis dan perempuan, antara keturunan iblis dan keturunan perempuan. Di ayat ini tidak disebutkan “keturunan-keturunanmu” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Yesus Kristus. Janji Allah ini sudah digenapi di dalam Yesus Kristus. Yesus dilahirkan dari perawan Maria secara lahiriah dan dikandung dari Roh Kudus. Yang meremukkan kepala ular bukan keturunan-keturunan Adam dan Hawa sehingga nampak banyak, tetapi disebutkan bahwa keturunan (single, tunggal) perempuan akan meremukkan kepala ular. Yesus Kristus telah meremukkan kepala ular yaitu maut. Maut telah memisahkan antara manusia yang dicipta seturut gambar dan rupa Allah dengan Allah Yang Mahasuci. Melalui kematian di atas kayu salib dan kebangkitan mengalahkan maut, maka Yesus Kristus menggenapi Kejadian 3:15. Yesus Kristus mengganti hukuman Allah terhadap manusia berdosa yang senantiasa melawan kehendak-Nya. Yesus Kristus menanggung murka Allah akibat dosa-dosa manusia. Tanpa Yesus Kristus maka manusia berdosa berada dalam murka Allah sebab Allah Yang Mahasuci tidak mungkin dapat dihampiri oleh orang berdosa. Hanya melalui Yesus Kristus, manusia berdosa diperdamaikan dengan Allah. Sehingga tidak ada nabi, tidak ada rasul yang berhak berkata seperti Yesus Kristus berikut ini:
17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, 18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. (Wahyu 1:17-18, TB-LAI).
Yesus Kristus adalah Yang Awal dan Yang Akhir, hanya Allah yang memiliki sifat tersebut. Yesus adalah Yang Hidup, tubuh Yesus sudah mati ketika disalib, tetapi melalui kuasa kebangkitan atas maut maka Yesus hidup selama-lamanya dan Yesus memegang segala kunci maut dan kerajaan maut, sudah pasti ini menunjukkan keilahian Yesus Kristus lebih dari sekadar nabi, lebih dari sekadar rasul. Tidak ada nabi dan tidak ada rasul yang adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Tidak ada nabi dan tidak ada rasul yang memegang segala kunci maut dan kerajaan maut selain Yesus Kristus. Tidak ada kebenaran yang menunjukkan bahwa ada nabi / rasul setelah Yesus Kristus diutus untuk menggenapi nubuat yang disampaikan sejak zaman purbakala di mana tergenapinya nubuat “keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Nubuat ini sudah digenapi di dalam Yesus Kristus melalui kematian di kayu salib dan kebangkitan-Nya mengalahkan maut. Hanya Yesus yang berhak memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Ulangan 18:18, TB-LAI
seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Ayat ini berisi nubuat nabi Musa tentang Mesias. Ayat ini sering digunakan untuk membuktikan nubuat Musa yang menunjuk kepada nabi/rasul selain Yesus Kristus. Padahal ayat ini justru menunjuk kepada nubuat tentang Yesus Kristus:
Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, berarti nabi tersebut berasal dari bangsa Israel bukan dari bangsa lain, termasuk bukan pula dari Arab. Bila ada tafsir yang mengatakan bahwa Mesias yang dijanjikan berasal Arab, berarti bukan dari bangsa Israel dan bukan pula keturunan Lewi, maka nabi/rasul itu bukan yang di maksud nubuat nabi Musa. Lebih detail lagi, bukan hanya berasal dari bangsa Israel tetapi juga dari antara saudara-saudaramuyang berarti berasal dari 12 suku Israel. Musa pada saat berbicara nubuat ini sedang berbicara dihadapan bangsa Israel, yang terdiri dari 12 suku Israel. Jelas Muhammad bukan berasal dari bangsa Israel, karena bukan dari Israel maka bukan pula termasuk 12 suku Israel, sebab Muhammad dari Arab suku Quraysi. Nubuat Musa ini telah digenapi di dalam Yesus Kristus yang secara jasmani berasal dari bangsa Israel, dari suku Yehuda (salah satu dari 12 suku Israel).
Nabi tersebut sama seperti aku, ini bukan berarti sama dalam jasmani, tetapi jauh lebih dari itu, Musa memimpin bangsa Israel untuk keluar dari tempat perbudakan di Mesir menuju tanah perjanjian dan digenapi oleh Yesus Kristus yang membawa umat bukan saja satu bangsa kecil seperti Israel tetapi membawa keluar seluruh umat manusia dari belenggu perbudakan dosa menuju tanah perjanjian abadi yaitu surga. Arti perbudakan yang telah disingkapkan adalah bukan sekadar perbudakan fisik sebagaimana bangsa Israel diperbudak di Mesir, tetapi lebih dari itu, perbudakan dosa. Semua manusia keturunan Adam sudah menjadi budak dosa. Pikiran, perbuatan, kehendak kita selalu melawan kehendak Allah. Kita semua sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri-sendiri. Kecenderungan hati kita selalu condong kepada dosa, ini bukti bahwa dosa begitu berkuasa dalam diri kita. Yesus Kristus, sang Mesias datang membawa makna rohani yang lebih dalam dari apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Musa, Mesias membawa umat pilihan-Nya untuk keluar dari perbudakan dosa.
“Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” Nubuat ini digenapi oleh Yesus Kristus di Injil Yohanes 12:50:
“Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
Para rasul, yang hidup sezaman dengan Yesus, yang menjadi saksi hidup Sang Firman bersaksi:
45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Injil Yohanes 1:45, TB-LAI)
21Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. 22Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. 23Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. 24Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. 25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. 26Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.” (Kisah Para Rasul 3:21-26, TB-LAI).
Yesus Kristus adalah penggenap dari nubuat nabi Musa di Ulangan 18:18, tidak ada bukti menunjuk kepada nabi / rasul selain Yesus Kristus.
Yesus Kristus menggenapi nubuatan nabi Yesaya
Yesaya 7:14, TB-LAI
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Di sini Nabi Yesaya bernubuat tentang Yesus Kristus. Yesus Kristus lahir dari seorang perempuan, dan nama-Nya adalah Imanuel. Malaikat Tuhan telah menyampaikan kepada Yusuf bahwa anak yang akan dilahirkan Maria, istrinya, akan dinamakan Yesus karena Dialah yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa:
20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” 22Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita.
Berita tentang kelahiran Yesus Kristus sudah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya dan kabar tentang kelahiran Yesus juga disampaikan oleh malaikat Tuhan. Tidak ada nabi/rasul lain selain Yesus Kristus yang kelahirannya sudah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya dan kelahirannya diberitakan oleh malaikat Tuhan. Seorang anak akan lahir dan namaya adalah Imanuel, jelas ini menunjuk hanya kepada Yesus Kristus. Nabi/rasul selain Yesus tidak bernama Imanuel yang berarti Allah menyertai kita. Yesus Kristus adalah Imanuel, sebab Dia adalah Allah yang menyertai umat-Nya, sebab siapakah nabi/rasul yang dapat senantiasa menyertai manusia yang jumlahnya sangat banyak di sepanjang abad dan di sepanjang waktu? Semua nabi/rasul memiliki keterbatasan pada masa dia hidup, tidak bisa senantiasa menyertai seluruh manusia dalam kurun waktu sepenjang abad dan tempat. Hanya Allah yang bisa melakukan itu dan malaikat pun mengkonfirmasi bahwa Yesus Kristus adalah Imanuel, Allah menyertai umat-Nya.
Yesaya 9:6-7, TB-LAI
6Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
7Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Nubuat nabi Yesaya di Yesaya 9:6-7 bahwa Yesus Kristus memiliki lambang pemerintahan di atas bahunya, namanya disebut orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Ayat ini juga untuk menyangkal Saksi Yehova/Yehuwa dan Unitarian bahwa Yesus Kristus adalah allah kecil yang dicipta atau malaikat. Ayat ini sangat jelas menyebutkan bahwa salah satu sebutan Yesus Kristus adalah Allah Yang Perkasa. Jelas sekali bahwa memang Yesus adalah Allah Yang Perkasa yang telah mengalahkan maut, semua kunci kerajaan maut berada di tangan Yesus Kristus, segala kuasa yang ada di langit dan yang ada di bumi berada di tangan Yesus Kristus. Mungkin ada juga orang yang berusaha menyangkal ayat ini untuk membelokkan untuk ditujukan kepada nabi/rasul selain daripada Yesus Kristus. Tidak ada nabi/rasul selain Yesus Kristus yang memiliki kuasa dan damai sejahtera yang tidak berkesudahan dan sampai selama-lamanya:
7 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. (Yesaya 9:7, TB-LAI)
Yesaya 11:1-9, TB-LAI
1Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. 2Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; 3ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Jelas sekali bahwa nubuat Nabi Yesaya tentang Mesias yang dimaksud menunjuk kepada Yesus Kristus. Selain Yesus Kristus tidak ada nabi dan rasul di mana tunas akan keluar dari tunggul Isai. Yesus Kristus secara jasmani adalah keturunan raja Daud, anak Isai. Nabi/rasul setelah Yesus Kristus bukan keturunan Isai, berarti juga bukan keturunan raja Daud dan tidak berasal dari Israel. Yesus memiliki kuasa yang tidak berkesudahan di atas tahta Daud. Yesus Kristus adalah keturunan Daud, sedangkan nabi/rasul setelah Yesus tidak ada hubungan dengan Daud dan tidak ada hubungan dengan Israel.
Nabi Yesaya di pasal 53:1-12 berbicara lebih detail tentang Mesias:
1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? 2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. 3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 9Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. 10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. 11Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. 12Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. Ada pendapat bahwa nubuat Nabi Yesaya ini untuk nabi/rasul selain Yesus. Itu adalah pendapat yang sangat dipaksakan yang tidak sesuai text. Di ayat 9 dikatakan “Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.” Nubuat ini sudah digenapi, ketika Yesus Kristus di salib, di kanan kiri-Nya terdapat penjahat yang turut dihukum mati:
Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. (Injil Lukas 23:32, TB-LAI )
Sedangkan nabi/rasul setelah Yesus dalam matinya tidak di antara penjahat-penjahat. Yesus dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; orang-orang mengolok-olok Yesus, meludahi Dia, memukuli Dia, mencambuk Dia dengan cambuk berpaku, memahkotai Dia dengan mahkota duri, Yesus diperlakukan seperti domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Yesus dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi Allah Bapa berkehendak meremukkan Anak-Nya dengan kesakitan. Kita mengira Dia kena tulah, tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Mesias yang sejati yang berasal dari Allah adalah Mesias yang mengalami penderitaan dan aniaya. Yohanes Pembaptis pernah berkata tentang Yesus Kristus: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Injil Yohanes 1:29, TB-LAI). Yesus Kristus adalah domba Allah, darah-Nya tercurah untuk menghapuskan dosa manusia. Di atas kayu salib, kutuk dosa ditimpakan kepada Yesus Kristus. Murka Allah atas dosa manusia ditimpakan kepada Yesus. Itulah sebabnya Yesus ketika di kayu salib berkata: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Injil Markus 15:34,TB-LAI). Kalimat ini telah dijadikan ejekan banyak orang sebagai bukti Yesus bukan Allah karena Allah telah meninggalkan Dia. Apa maksud dari perkataan Yesus ini? Bapa begitu mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa. Tetapi demi kasih Bapa kepada manusia berdosa, Bapa sementara waktu meninggalkan Anak dan saat itu benar-benar Yesus mengalami sengsara yang amat hebat, tidak ada manusia yang bisa mengerti dan yang tak pernah terjadi sebelumnya karena Bapa dan Firman Allah selalu bersama, melekat erat. Allah dan Firman-Nya tidak terpisahkan. Inilah arti sebenarnya kematian, terpisahnya hubungan dengan Bapa. Demi taat kepada perintah Bapa, Anak rela menderita sengsara di kayu salib demi dosaku dan dosamu. Kita semua yang seharusnya menanggung penderitaan itu, neraka adalah tempat kita, kita semua telah berutang dosa kepada Allah. Tetapi Yesus Kristus rela menerima itu semua, darah-Nya tercurah demi keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Tatkala berada di kayu salib, Kristus mengutip dari Mazmur 22 dan ini menujukan nubuatan-nubuatan yang ada dalam mazmur tersebut digenapi oleh-Nya:
Mesias akan ditinggalkan oleh Allah (Mazmur 22:2),
dihina dan diejek (Mazmur 22:7-9),
menanggung penderitaan yang tak terkatakan (Mazmur 12:15-17),
segala tulang-Nya terlepas dari sendinya (Mazmur 22:15),
Ia menderita kehausan (Mazmur 22:16),
tangan dan kakinya ditusuk — suatu petunjuk tentang penyaliban (Mazmur 22:17),
pakaian-Nya dibagi-bagi dan jubah-Nya diundi (Mazmur 22:10),
Ia harus mati (Mazmur 22:16).
Mazmur 22 ini secara teratur memberikan gambaran jelas tentang penderitaan Kristus di kayu salib, yang digenapi setiap bagian dalam peristiwa penyaliban yang dicatat oleh keempat Injil. Yesus Kristus adalah keturunan Daud, Yesus telah ditikam di kayu salib dan orang-orang menangisi Dia. Nabi/rasul setelah Yesus Kristus tidak mengalami apa-apa yang tertulis di Mazmur 22 tersebut.
Yesaya 40:3, TB-LAI
Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Sebelum Mesias memulai pelayanan, seseorang akan mempersiapkannya, dialah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan untuk Tuhan:
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” (Matius 3:1-3, TB-LAI)
Nubuat Nabi Yesaya ini sangat cocok dengan kehidupan Yesus Kristus, di mana Yesus Kristus sebelum memulai pelayanan, sudah tampil terlebih dulu Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi-Nya dengan berita yang sangat lantang di hadapan orang-orang Yahudi: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”. Nubuat Nabi Yesaya ini sudah digenapi di zaman Yesus Kristus dan bila menyangkal hal ini, maka nubuat ini tidak cocok untuk nabi/rasul setelah Yesus, sebab nabi/rasul setelah Yesus tidak ada orang yang terlebih dahulu berseru di padang gurun jalan untuk Tuhan, mempersiapkan jalan bagi-Nya.
Nabi Mikha bernubuat tentang kelahiran Yesus Kristus, ratusan tahun sebelum Yesus Kristus lahir secara jasmani:
Mikha 5:2-5a, TB-LAI
2Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. 3Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. 4Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, 5dan dia menjadi damai sejahtera.
Nubuat Nabi Mikha jelas tertuju kepada Yesus Kristus. Yesus lahir di Bethelem (Injil Matius 2:1), memiliki garis keturunan dari Yehuda (Matius 1:3, Ibrani 7:14), yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak duhulu kala: penggenapan nubuat ini sudah diklaim oleh Yesus di Injil Yohanes 8:58: Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.“. Tidak ada kemungkinan bahwa nubuat ini berlaku untuk nabi/rasul selain Yesus Kristus. Mesias yang dimaksud oleh Nabi Mikha sudah tentu memiliki sifat ilahi, yang menunjuk kepada Allah sendiri yang akan menggembalakan umat-Nya, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Nabi yang lahir setelah Yesus Kristus, tidak dilahirkan di Bethelem (Israel) dan tidak memiliki sifat ilahi di mana permulaannya sudah sejak purbakala.
Penderitaan Yesus Kristus menggenapi nubuat Zakharia:
Zakharia 12:10 , TB-LAI
“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
Yesus disalib dengan mengalami banyak penderitaan, bahkan tentara Romawi telah menikam Dia, hingga mati. Setelah kematian-Nya, Allah Bapa sangat meninggikan Anak-Nya yang taat sampai mati. Inilah kasih yang sejati, kasih yang sejati adalah kasih yang rela berkorban. Kasih tanpa pengorbanan belumlah kasih sejati. Sebagaimana Abraham telah taat dengan mempersembahkan Ishak kepada TUHAN, yang diperingati oleh banyak orang setiap tahun sebagai hari raya qurban, padahal makna sebenarnya adalah bahwa Bapa rela mempersembahkan Anak-Nya yang tunggal yang dikasihi-Nya, telah berkorban hingga mati untuk penebusan dosa.
Zakharia 9:9, TB-LAI
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
Nubuat Zakharia ini digenapi oleh Yesus Kristus:
7Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” (Injil Markus 11:7-10, TB-LAI)
BACA JUGA: 7 PERKATAAN YESUS KRISTUS TENTANG DIRI-NYA
Nubuat Zakharia ini sudah digenapi oleh Yesus Kristus, tidak ada nabi/rasul lain yang seperti Yesus Kristus yang dengan lemah lembut mengendarai seekor keledai muda dihadapan putri Sion, putri Yerusalem. Sebab nabi/rasul setelah Yesus Kristus, tidak mengendarai keledai dan putri Sion, putri Yerusalem tidak bersorak sorai menyambut “Hosana!” untuk nabi/rasul tersebut karena nabi/rasul tersebut tidak berasal dari kaum Israel dan tidak menggenapi nubuat Zakharia 9:9 tersebut.
Hosea 11:1, TB-LAI
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
Nubuat Nabi Hosea ini digenapi Yesus Kristus,
13Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” 14Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” (Injil Matius 2:13-15, TB-LAI)
Nubuat Nabi Hosea ini digenapi Yesus Kristus, nabi/rasul setelah Yesus tidak dipanggil dari Mesir karena berasal dari Arab. Jadi nubuat Hosea ini tidak cocok bila ditujukan kepada nabi/rasul setelah Yesus.
Yesus Kristus menggenapi nubuat nabi Yeremia
Yeremia 23:5-6
5Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. 6Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN–keadilan kita.
Nubuatan nabi Yeremia ini adalah tentang Yesus Kristus dan Yesus Kristus adalah penggenap dari nubuatan nabi Yeremia ini. Bahwa Tunas adil bagi Daud adalah menunjuk hanya kepada Yesus Kristus:
68 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 69Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 70–seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus– 71untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, 72untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 73yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, 74supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, 75dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. (Injil Lukas 1:68-75, TB-LAI)
Dan Tunas adil bagi Daud itu adalah TUHAN –keadilan kita. Ayat di Yeremia 23:6 ini jelas menunjuk bahwa Yesus Kristus adalah YHWH. Puji Tuhan! Tidak ada nabi/rasul selain Yesus Kristus yang berhak menyandang gelar TUHAN –keadilan kita. Semua nabi/rasul selain Yesus hanyalah manusia berdosa. Yesus Kristus adalah YHWH di Perjanjian Lama dan ini membantah pandangan Saksi Yehuwa/Yehova dan Unitarian yang mengatakan bahwa Yesus hanya allah kecil atau malaikat.
Yeremia 31:15, TB-LAI
Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
Nubuat Nabi Yeremia ini digenapi Yesus Kristus,
16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18“Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” (Injil Matius 2:16-18, TB-LAI)
C. KETIDAKBERDOSAAN YESUS KRISTUS
Di atas sudah dibahas bahwa semua orang berdosa. Bisa saja ada orang yang hidupnya sangat baik, sempurna, berusaha tidak berdosa sebisa mungkin, tetapi ini tidak membuktikan ia Tuhan. Tetapi bika ada orang yang mengakui dirinya Tuhan lantas menawarkan hidupnya yang tanpa dosa sebagai bukti, kita harus serius memperhatikannya.
Ketika Pilatus mengadili Yesus, Pilatus menyimpulkan, “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini” (Injil Lukas 23:4, TB-LAI). Kepala pasukan yang melihat penyaliban Yesus mengatakan, “Sungguh, Orang ini adalah orang benar!’ (Injil Lukas 23:47, TB-LAI). Penjahat yang disalib bersama Yesus mengatakan, “Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah” (Injil Lukas 23:41, TB-LAI). Kesaksian yang paling penting terhadap karakter seseorang adalah dari orang terdekat yang hidup sezaman dengan Yesus. Rasul Petrus, murid yang paling dekat dengan Yesus mengatakan bahwa Kristus tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (1 Petrus 2:22). Rasul Yohanes berkata “Kristus adalah benar” (1 Yohanes 3:7). Yesus Kristus sendiri memberikan tantangan kepada lawan-lawan-Nya, “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (Injil Yohanes 8:46, TB-LAI).
Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan dan membuktikannya dengan kehidupannya yang tanpa dosa, memberikan kesimpulan bahwa Yesus benar-benar Allah. Ini adalah penyataan Yesus sendiri, orang-orang yang hidup sezaman dengan Yesus juga bersaksi bahwa tidak mendapati kesalahan apapun pada Yesus, dan juga bukan hasil konsili gereja, bukan rekayasa Paulus dan para rasul sebagaimana tuduhan-tuduhan yang muncul, tetapi Yesus adalah Allah karena Yesus sendiri yang menyatakan.
D. PERCAYALAH KEPADA ALLAH DAN PERCAYALAH JUGA KEPADA YESUS KRISTUS
Kesaksian-kesaksian tentang Yesus Kristus begitu sempurna, Dialah nabi yang dinanti-nantikan seperti yang telah dibuatkan oleh nabi Musa, Dialah Mesias yang dinanti-nantikan, Yesus datang untuk mengaruniakan hidup kekal bagi semua orang yang percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat pribadi. Di luar Yesus Kristus tidak ada keselamatan. Di luar Yesus manusia binasa karena dosa-dosanya, murka Allah ada pada orang yang tidak percaya kepada-Nya. Datanglah kepada Yesus Kristus, di dalam Dia ada damai sejahtera dan suka cita sejati karena Yesus Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di salib dan kemudian telah bangkit mengalahkan maut selama-lamanya.
Yesus Kristus berkata:
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. (Injil Yohanes 14:1, TB-LAI )
Perkataan Yesus ini mengandung kebenaran bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Bapa mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa. Yesus adalah Firman Allah yang sejak dari kekekalan minus tak terhingga selalu bersama-sama, melekat, sehakekat dengan Allah. Sebab tidak mungkin Allah tidak ada atau tidak memiliki Firman. Allah harus memiliki Firman dan melalui Firman, Allah menciptakan segala sesuatu termasuk alam semesta, bumi, dengan segala isinya, semua makhluk dan manusia. Inilah kebenaran yang dinyatakan oleh Sang Firman.
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. (Injil Matius 11:27 , TB-LAI)
1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Injil Yohanes 1:1-3, TB-LAI
Yesus Kristus adalah Firman Allah dan Firman itu adalah Allah bukan hasil rumusan gereja, bukan pula bualan Rasul Paulus, sebab kesaksian ini telah diteguhkan oleh para murid yang adalah saksi hidup atas Sang Firman ketika menjelma menjadi manusia. Di bagian lain, Yesus mendeklarasikan diri-Nya, bahwa Yesus Kristus bersifat ilahi:
58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Injil Yohanes 8:58, TB-LAI)
BACA JUGA: ALLAH TRITUNGGAL PELAKU PENEBUSAN KITA
Perkataan Yesus ini sangat menarik untuk diperhatikan. Bahwa terjemahan kata “sesungguhnya” di atas berasal dari kata Yunani: “amhn amen”, pengucapan: “am-ane” yang dibahasa Indonesiakan menjadi “amin”, di mana yang menarik dari kata ini adalah berada di depan kalimat (biasanya berada di akhir kalimat) dan diulang 2 kali: jadi secara literal di baca “…amin amin…” yang menunjukkan kebenaran yang sungguh-sungguh benar. Jadi jelas bahwa Yesus tidak sedang bermain-main, Yesus tidak sedang mengarang cerita, bahwa dari ucapan Yesus Kristus sendiri, Yesus berucap bahwa Dia sebelum Abraham jadi (atau diciptakan), Yesus Kristus telah ada. Ini adalah bukti bahwa Yesus bersifat ilahi sebab Dia adalah Firman Allah dan Firman Allah adalah Allah. Yesus Kristus adalah Allah juga telah disaksikan oleh nabi Yeremia, ribuan tahun sebelum inkarnasi Yesus Kristus:
Yeremia 23:5-6
5Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. 6Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN–keadilan kita.
Ayat ini jelas menunjuk kepada Yesus Kristus dan bukan kepada nabi/rasul selain Yesus Kristus, sebab nabi/rasul setelah Yesus Kristus bukan keturunan dari Daud, bukan dari Israel, dan sebagai manusia berdosa sudah tentu tidak berhak menyandang nama: TUHAN (YHWH) –keadilan kita.
Maka, barangsiapa yang percaya kepada Yesus Kristus berarti juga percaya bahwa Allah telah mengaruniakan keselamatan kepadanya. Di Injil Yohanes 7:38 dikatakan bahwa: Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”. Apakah Anda saat ini sedang mengalami banyak masalah di kehidupan ini, apakah Anda sedang kecewa? Atau sedang mengalami sakit penyakit yang tak kunjung sembuh? Atau Anda sedang mengalami tidak mendapat pekerjaan? Atau Anda sedang merasa frustasi atas kehidupan ini? Atau Anda sedang mengalami keraguan-raguan tentang kepastian keselamatan setelah kehidupan di dunia yang fana ini? Percayalah kepada Allah dan juga percayalah kepada Yesus Kristus, maka dalam hati Anda akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yesus Kristus berkata:
6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 7Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” 11Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak- tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. (Injil Yohanes 14:6-7,11 TB- LAI)
Yesus Kristus adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Hanya melalui Yesus jalan menuju kepada Bapa, jalan menuju kepada kehidupan kekal. Hanya di dalam Yesus ada kebenaran yang sejati, yang menuntun kepada kehidupan yang kekal. Inilah kebenaran yang sejati. Para penulis Kitab Injil bersaksi hal yang senada bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang datang dari Allah dan para rasul termasuk Rasul Paulus, Rasul Yohanes, Rasul Petrus menuliskan surat-suratnya kepada jemaat adalah bersaksi tentang Yesus Kristus, Sang Juruselamat yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Mari, percayalah kepada Allah dan percayalah kepada Yesus Kristus, sebab di luar Yesus Kristus manusia berdosa pasti binasa sebab manusia berdosa harus menanggung hutang dosa kepada Bapa, di mana manusia berdosa tidak mungkin bisa membayar hutang dosa atas kemampuan diri sendiri, usaha diri sendiri melalui amalan-amalan. Yesus Kristus sudah membayar lunas hutang dosa kita, melalui kematian-Nya di kayu salib, darah-Nya tercurah untuk menyucikan dosa-dosa kita dan melalui kebangkitan–Nya, semua orang yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan pula dari kematiaan kekal yaitu maut.
Penutup:
Sebagai penutup, mari kita simak perkataan / ucapan Yesus Kristus berikut ini:
Penutup:
Sebagai penutup, mari kita simak perkataan / ucapan Yesus Kristus berikut ini:
9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 11Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 12sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 14Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Injil Yohanes 10:9-15, TB-LAI). UCAPAN YESUS KRISTUS TENTANG DIRI-NYA.