2 PETRUS 3:12 (ARTI MEMPERCEPAT KEDATANGAN HARI ALLAH)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Jadi, inipun hanya bisa ditafsirkan dari sudut pandang manusia saja. Kalau seseorang berbuat jahat, dan Allah lalu menghukum dia dengan hukuman mati, maka seolah-olah kejahatannya memperpendek umurnya, dan sebaliknya. Tetapi dari sudut Tuhan, segala sesuatu sudah ditetapkan dan pasti terjadi seperti hal-hal itu ditetapkan. Rencana Allah tidak bisa gagal.
2 PETRUS 3:12 (ARTI MEMPERCEPAT KEDATANGAN HARI ALLAH). “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah” (2 Petrus 3: 12a).
UBS New Testament Handbook Series: “‘Hastening’ can also be ‘earnestly desiring’ (RSV footnote), ‘striving for,’ ‘looking for,’ ‘waiting for.’ ... The main question here is whether Christians can cause the day of the Lord to come more quickly by their actions (in this case, by living godly and holy lives), or whether this is solely in the hands of God, and the only thing that Christians can do is to longingly expect it. The verb allows for either possibility; background literature, however, favors the interpretation hastening. In Rabbinic literature there are references attesting to the belief that repentance does bring in the end. A passage from 2 Clement (12:6) cites a statement from Jesus to the effect that when Christians live godly lives and refrain from sexual impurities, then the kingdom of God will come. Connected with this, of course, is the delay of the Parousia, which is motivated by God’s desire for people to repent; in the light of this, repentance may be said to ultimately affect the eventual return of the Lord. Most translations prefer this second possibility” [= ‘Mempercepat’ juga bisa berarti ‘menginginkan dengan sungguh-sungguh’ (catatan kaki RSV), ‘berusaha / berjuang untuk’, ‘mencari’, ‘menantikan’. ... Pertanyaan utama di sini adalah, apakah orang-orang Kristen bisa menyebabkan hari Tuhan datang dengan lebih cepat oleh tindakan-tindakan mereka (dalam kasus ini, oleh hidup yang saleh dan kehidupan yang kudus), atau apakah ini semata-mata terletak di tangan Allah, dan satu-satunya hal yang bisa dilakukan orang-orang Kristen adalah mengharapkannya dengan kerinduan. Kata kerjanya mengijinkan kemungkinan yang manapun; tetapi latar belakang pustaka, menyokong penafsiran ‘mempercepat’. Dalam literatur rabi-rabi ada referensi-referensi yang menyokong kepercayaan bahwa pertobatan memang menghasilkan akhir. Sebuah text dari 2 Clement (12:6) mengutip suatu pernyataan dari Yesus yang berarti bahwa pada waktu orang-orang Kristen menjalani kehidupan yang kudus dan menahan dari kekotoran sexual, maka kerajaan Allah akan datang. Berhubungan dengan ini, tentu saja, adalah penundaan dari PAROUSIA (= kedatangan), yang disebabkan oleh keinginan Allah supaya orang-orang bertobat; dalam terang dari hal ini, pertobatan bisa dikatakan akhirnya mempengaruhi kembalinya Tuhan. Kebanyakan terjemahan lebih memilih kemungkinan kedua ini].
Catatan:
a) Penafsir ini menggunakan literatur rabi-rabi dan surat 2 Clement (ini termasuk tulisan Apocrypha yang dianggap berasal dari Clement, seorang uskup dari Roma pada akhir abad pertama Masehi) sebagai dasar! Ini sama sekali tidak Alkitabiah!
b) Memang kebanyakan terjemahan memilih terjemahan ini (‘mempercepat’) tetapi tidak berarti harus diartikan seperti itu. Hari Tuhan sudah ditetapkan oleh Tuhan, dan dalam arti sesungguhnya tidak bisa diubah / dipercepat oleh apapun.
Bdk. Kisah Para Rasul 17:31 - “Karena Ia TELAH MENETAPKAN SUATU HARI, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.’”.
Jamieson, Fausset & Brown: “not that God’s time is changeable, but God appoints us as instruments of accomplishing those events which must be first before the day can come. By praying for His coming, furthering the preaching of the Gospel for a witness to all nations, and bringing in those whom ‘the long-suffering of God’ waits to save, we hasten the coming of the day of God” ( = bukan bahwa waktu Allah itu bisa diubah, tetapi Allah menetapkan kita sebagai alat-alat untuk mencapai peristiwa-peristiwa itu, yang harus terjadi dahulu sebelum hari itu bisa datang. Dengan berdoa untuk kedatanganNya, melanjutkan pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian bagi semua bangsa-bangsa, dan membawa masuk mereka yang ‘kepanjang-sabaran Allah’ tunggu untuk menyelamatkan, kita ‘mempercepat’ kedatangan hari Allah).
Lebih jelas lagi, kata ‘mempercepat’ ini hanya berdasarkan sudut pandang manusia. Dari sudut pandang Allah tidak mungkin hari itu dipercepat.
Hal yang sama terjadi dengan ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa umur manusia bisa bertambah panjang / pendek karena ia melakukan hal-hal tertentu. Misalnya:
Keluaran 20:12 - “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.
Amsal 3:1-2 - “(1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, (2) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu”.
Pkh 8:13 - “Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah”.
Padahal dalam ayat-ayat yang lain jelas dikatakan bahwa umur manusia sudah ditentukan oleh Allah, misalnya:
Mazmur 39:5-6 - “(5) ‘Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! (6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagiMu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela”.
Matius 6:27 - “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”.
Jadi, inipun hanya bisa ditafsirkan dari sudut pandang manusia saja. Kalau seseorang berbuat jahat, dan Allah lalu menghukum dia dengan hukuman mati, maka seolah-olah kejahatannya memperpendek umurnya, dan sebaliknya. Tetapi dari sudut Tuhan, segala sesuatu sudah ditetapkan dan pasti terjadi seperti hal-hal itu ditetapkan. Rencana Allah tidak bisa gagal.
Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal”.
2 PETRUS 3:12 (ARTI MEMPERCEPAT KEDATANGAN HARI ALLAH).