APAKAH BOLEH MENGATAKAN SAYA BERSUMPAH

Pdt.Budi Asali, M.Div.
APAKAH BOLEH MENGATAKAN "SAYA BERSUMPAH"
APAKAH BOLEH MENGATAKAN "SAYA BERSUMPAH".
Dalam kasus-kasus yang penting, BOLEH!

Imamat 19:12 - “Janganlah kamu bersumpah dusta demi namaKu, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN”.

Tetapi mungkin dipertanyakan: bukankah orang Kristen tidak boleh bersumpah sama sekali? Jawabannya: sebetulnya orang Kristen bukan dilarang bersumpah secara mutlak. Sepintas lalu, kata-kata Yesus dalam Matius 5:34a yang berbunyi: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah”, melarang sumpah secara mutlak. Tetapi saya berpendapat seperti pandangan Calvin dan banyak penafsir lain, yang mengatakan bahwa sebetulnya ayat ini tidak bisa diartikan bahwa Yesus melarang sumpah secara mutlak.

Calvin berpendapat bahwa kata-kata Yesus dalam Matius 5:34a ini tidak boleh dipisahkan dari kata-kata selanjutnya, yang menunjukkan sumpah yang bagaimana yang Ia maksud, yaitu sumpah demi langit, demi bumi, demi Yerusalem, demi kepalamu (Matius 5:34-36), yang oleh orang-orang Yahudi dianggap remeh / tidak berarti. Jadi, yang dilarang adalah sumpah sembarangan.
Alasan-alasan yang menunjukkan bahwa sumpah tidak mungkin dilarang secara mutlak:

a. Perjanjian Lama mengijinkan, bahkan mengharuskan sumpah, dalam hal-hal tertentu.
Ulangan 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya HARUSLAH engkau bersumpah”.

Keluaran 22:7-8 - “(7) Apabila seseorang menitipkan kepada temannya uang atau barang, dan itu dicuri dari rumah orang itu, maka jika pencuri itu terdapat, ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat. (8) Jika pencuri itu tidak terdapat, maka tuan rumah HARUS pergi menghadap Allah untuk bersumpah, bahwa ia tidak mengulurkan tangannya mengambil harta kepunyaan temannya”.

Ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa sumpah diharuskan dalam hal-hal tertentu adalah Keluaran 22:10-11 Bilangan 5:11-28 1Raja-Raja 8:31-32.

Dan Yesus tidak mungkin bertentangan dengan Perjanjian Lama. Bdk. Matius 5:17-19 - “(17) ‘Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.

b. Yesaya 45:23 - “Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulutKu telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali: dan semua orang akan bertekuk lutut di hadapanKu, dan akan bersumpah setia dalam segala bahasa”.
Ayat ini menunjukkan bahwa sumpah seseorang demi nama Tuhan menunjukkan pengakuannya terhadap Allah yang benar!

c. Pada waktu Yesus diadili oleh Sanhedrin, dan Ia disuruh berbicara di bawah sumpah, Ia bukannya menegur mereka yang menyuruhNya bersumpah, tetapi sebaliknya Ia mau menjawab, padahal tadinya Ia tidak mau berbicara.

Matius 26:63-64 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”.

Catatan: kata-kata ‘Engkau telah mengatakannya’ artinya adalah ‘Ya’.

d. Bukan hanya dalam Perjanjian Lama, tetapi dalam Perjanjian Baru juga ada ayat yang kelihatannya mengijinkan sumpah.

Ibrani 6:13-17 - “(13) Sebab ketika Allah memberikan janjiNya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari padaNya, (14) kataNya: ‘Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.’ (15) Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. (16) Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. (17) Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusanNya, Allah telah mengikat diriNya dengan sumpah”.

e. Dalam Wahyu 10:5-6 malaikat bersumpah.
Wahyu 10:5-6 - “Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: ‘Tidak akan ada penundaan lagi!”.

f. Paulus sering bersumpah.
Roma 1:9 - “Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil AnakNya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu”.

Roma 9:1 - “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus”.

1Korintus 15:31 - “Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar”.

2Korintus 1:23 - “Tetapi aku memanggil Allah sebagai saksiku - Ia mengenal aku -, bahwa sebabnya aku tidak datang ke Korintus ialah untuk menyayangkan kamu”.
Galatia 1:20 - “Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta”.

Filipi 1:8 - “Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian”.

Betul-betul tidak terbayangkan bahwa Paulus, yang adalah rasul yang begitu saleh, bisa berulang kali bersumpah kalau sumpah memang dilarang secara mutlak.

Semua ini menunjukkan bahwa sumpah tidak dilarang secara mutlak. Dalam pengadilan, atau dalam hal-hal yang penting lainnya, kita boleh bersumpah.
Calvin bahkan mengatakan bahwa bersumpah bukan hanya boleh, tetapi itu bahkan merupakan suatu pengakuan bahwa Allah itu lebih tinggi dari kita dan dengan demikian merupakan suatu penghormatan terhadap Allah.

BACA JUGA: YESUS MENGAJAR DENGAN PERUMPAMAAN

Bdk. Ibrani 6:13,16 - “(13) Sebab ketika Allah memberikan janjiNya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari padaNya, ... (16) Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan”.

Yang dilarang adalah bersum¬pah secara sembarangan, untuk hal-hal yang tidak penting. Ini tetap salah, sekalipun hal yang dikatakan itu merupakan kebenaran. Hal ini ditekankan lagi secara lebih khusus dalam Matius 5:37 - “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”.
APAKAH BOLEH MENGATAKAN "SAYA BERSUMPAH".
Next Post Previous Post