KOLOSE 1:26 (ARTI HARI SABAT)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KOLOSE 1:26 (ARTI HARI SABAT)
KOLOSE 1:26 (ARTI HARI SABAT).
Pembahasan text-text Kitab Suci yang seolah-olah menghapuskan hukum tentang hari Sabat.

1. Kolose 2:16-17 - “(16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; (17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus”.

Matthew Henry: “Here is a caution to take heed of judaizing teachers, or those who would impose upon Christians the yoke of the ceremonial law: ... but here the apostle shows that since Christ has come, and has cancelled the ceremonial law, we ought not to keep it up” ( = Di sini ada suatu peringatan untuk berhati-hati terhadap guru-guru Yudaisme / agama Yahudi, atau mereka yang ingin membebankan / memaksakan pada orang-orang kristen kuk dari hukum ceremonial: ... tetapi di sini sang rasul menunjukkan bahwa karena Kristus telah datang, dan telah membatalkan hukum ceremonial, kita tidak seharusnya memeliharanya).

Adam Clarke: “it is not clear that the apostle refers at all to the Sabbath in this place, whether Jewish or Christian; his SABBATOON, ‘of sabbaths or weeks,’ most probably refers to their feasts of weeks” ( = sama sekali tidak jelas bahwa sang rasul menunjuk pada Sabat di tempat ini, apakah Sabat Yahudi atau Sabat Kristen; kata SABBATOON yang digunakannya, yang berarti ‘tentang Sabat-Sabat atau minggu-minggu’ paling memungkinkan menunjuk pada perayaan / pesta mingguan mereka).

Barnes’ Notes: “The word Sabbath in the Old Testament is applied not only to the seventh day, but to all the days of holy rest that were observed by the Hebrews, and particularly to the beginning and close of their great festivals. There is, doubtless, reference to those days in this place, since the word is used in the plural number, and the apostle does not refer particularly to the Sabbath properly so called. There is no evidence from this passage that he would teach that there was no obligation to observe any holy time, for there is not the slightest reason to believe that he meant to teach that one of the ten commandments had ceased to be binding on mankind. If he had used the word in the singular number - ‘THE Sabbath,’ it would then, of course, have been clear that he meant to teach that that commandment had ceased to be binding, and that a Sabbath was no longer to be observed. But the use of the term in the plural number, and the connection, show that he had his eye on the great number of days which were observed by the Hebrews as festivals, as a part of their ceremonial and typical law, and not to the moral law, or the Ten Commandments” [= Kata ‘Sabat’ dalam Perjanjian Lama diterapkan bukan hanya pada hari ketujuh, tetapi pada semua hari-hari istirahat yang kudus yang dipelihara oleh orang-orang Ibrani, dan khususnya pada permulaan dan akhir dari perayaan-perayaan besar mereka. Tidak diragukan, bahwa yang ditunjuk di tempat ini adalah hari-hari itu, karena kata itu digunakan dalam bentuk jamak, dan sang rasul tidak menunjuk secara khusus pada Sabat yang sebenarnya. Tidak ada bukti dari text ini bahwa ia mengajarkan bahwa tidak ada kewajiban untuk memelihara / menghormati saat kudus manapun, karena tidak ada alasan yang paling kecil sekalipun untuk percaya bahwa ia bermaksud untuk mengajar bahwa satu dari 10 hukum Tuhan telah berhenti mengikat umat manusia. Seandainya ia menggunakan kata itu dalam bentuk tunggal - ‘Sabat’, maka tentu saja akan jelas bahwa ia bermaksud untuk mengajar bahwa hukum itu (hukum Sabat) telah berhenti mengikat, dan hari Sabat tidak lagi perlu dihormati / dipelihara. Tetapi penggunaan istilah ini dalam bentuk jamak, dan hubungannya, menunjukkan bahwa ia mengarahkan matanya pada sejumlah besar hari-hari yang dipelihara oleh orang-orang Ibrani sebagai pesta / perayaan, sebagai suatu bagian dari hukum ceremonial dan yang bersifat type / bayangan, dan bukan pada hukum moral, atau pada 10 hukum Tuhan].

International Standard Bible Encyclopedia - Revised Edition (dengan topik ‘Sabbath’): “SABBATH ... The seventh day of the week (Ex 16:26; 20:10; etc.), as well as certain feast days (Lev 16:31; 23:32; etc.), marked in ancient Israel, Judaism, and early Christianity by cessation of work and ceremonial observance” [= Sabat ... Hari ketujuh dari minggu (Keluaran 16:26; 20:10; dsb), maupun hari-hari raya tertentu (Im 16:31; 23:32; dsb), ditandai / diperhatikan pada Israel kuno, Yudaisme, dan kekristenan awal oleh penghentian pekerjaan dan perayaan yang bersifat upacara] - PC Study Bible 5.

Imamat 16:29-31 - “(29) Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. (30) Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN. (31) Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya”.

Im 23:30-32 - “(30) Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya. (31) Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. (32) Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu.’”.
Catatan: kedua text di atas ini ada dalam kontext yang membicarakan hari raya pendamaian. Ini jelas bukan sabat dalam arti hari ketujuh dari suatu minggu, tetapi toh disebut dengan istilah ‘Sabat’!

R. L. Dabney: “it must be distinctly remembered that the word ‘Sabbath’ was never applied, in New Testament language, to the Lord’s day, but was always used for the seventh day, and other Jewish festivals, as distinguished from the Christian Sunday. ... And we assert that, according to well known usage of the word SABBATA at that time, the Sundays were definitely excluded from the apostle’s assertion. When he says here, ‘holy-days, new-moons, and Sabbath-days,’ he intentionally excludes the Lord’s days. We are entitled to assume, therefore, that they are excluded when he says in the parallel passage of Romans, ‘every day,’ and in Galatians, ‘days, and months, and times, and years.’’” ( = harus diingat dengan jelas bahwa kata ‘Sabat’ tidak pernah diterapkan, dalam bahasa Perjanjian Baru, pada ‘hari Tuhan’, tetapi selalu digunakan untuk hari yang ketujuh, dan pesta-pesta Yahudi yang lain, yang dibedakan dari hari Minggu orang Kristen. ... Dan kami menegaskan bahwa, sesuai dengan penggunaan yang telah dikenal dari kata SABBATA pada saat itu, hari Minggu jelas dikeluarkan dari penegasan sang rasul. Pada waktu ia berkata di sini, ‘hari kudus / raya, bulan baru, dan hari-hari Sabat’, ia dengan sengaja mengeluarkan hari-hari Tuhan. Karena itu, kita berhak untuk menganggap bahwa hari-hari Minggu juga dikeluarkan pada waktu ia berkata dalam text-text yang paralel dari Roma, ‘setiap / semua hari’, dan dalam Galatia, ‘hari-hari, dan bulan-bulan, dan masa-masa, dan tahun-tahun’.) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 389.

Sekarang kita soroti Kolose 2:17 - ‘semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus’.

KJV: ‘Which are a shadow of things to come; but the body is of Christ’ ( = Yang merupakan bayangan dari hal-hal yang akan datang; tetapi tubuhnya / wujudnya adalah Kristus).

Tentang ayat ini Dabney memberikan komentar / penafsiran sebagai berikut.

R. L. Dabney: “the Sabbath was to the Jews both a perpetual, moral institution, and a type. ... That it was to the Jews also a type, we admit. ... It was for a time, at least, a foreshadowing of the rest of Canaan. Heb. 4:4-11. It was to them, as it is to us, a shadow of the rest in heaven. Heb. 4:9. ... When the Epistle to the Colossians says that Sabbath, along with holy days and new-moons, are a shadow, it seems to us much the most simple explanation to say that it is the sacrificial aspect of those days, or (to employ other words) their use as special days of sacrifice, in which they together constituted a shadow. They were a shadow in this: that the sacrifices, which constituted so prominent a part of their Levitical observance, pointed to Christ the body. This is exactly accordant with the whole tenor of the Epistles. The seventh day had been, then, to the Jews, both a moral institution and a ritual type. In its latter use, the coming of Christ had of course abrogated it. In its former use, its whole duties and obligations had lately been transferred to the Lord’s day” [= hari Sabat bagi orang Yahudi merupakan hukum yang bersifat kekal dan moral, dan juga merupakan suatu type. ... Bahwa bagi orang Yahudi itu juga merupakan suatu type, kami mengakuinya. ... Setidaknya, untuk suatu waktu tertentu, itu merupakan bayangan dari istirahat di Kanaan. Ibrani 4:4-11. Bagi mereka, dan bagi kita, itu merupakan bayangan dari istirahat di surga. Ibrani 4:9. ... Pada waktu surat Kolose mengatakan bahwa Sabat, bersama-sama dengan hari-hari kudus / raya dan bulan baru, merupakan suatu bayangan, sangat terlihat bagi kita bahwa penjelasan yang paling sederhana adalah mengatakan bahwa itu merupakan aspek korban dari hari-hari / saat itu, atau (menggunakan kata-kata yang lain) penggunaan mereka tentang hari-hari korban khusus, dalam mana mereka bersama-sama membentuk / merupakan suatu bayangan. Mereka merupakan suatu bayangan dalam hal ini: bahwa korban-korban, yang merupakan bagian yang begitu menonjol dari pemeliharaan Imamat mereka, menunjuk pada Kristus yang adalah wujudnya. Ini secara tepat sesuai dengan seluruh tujuan dari surat. Jadi, hari ketujuh bagi orang Yahudi merupakan suatu hukum moral dan type / bayangan yang bersifat ritual / upacara. Dalam penggunaannya yang terakhir, tentu saja kedatangan Kristus membatalkannya. Dalam penggunaanya yang pertama, seluruh kewajibannya telah dipindahkan pada hari Tuhan] - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 388-389.

Catatan: bagian yang saya garis-bawahi itu agak sukar dimengerti. Mungkin maksudnya adalah sebagai berikut: yang ditekankan dari kata ‘Sabat’ dalam Kolose 2:16-17 ini, sama seperti dengan kata-kata ‘hari raya’ dan ‘bulan baru’, adalah aspek / sudut korbannya (pada hari Sabat ada pengorbanan binatang; itu yang ditekankan, bukan peraturan Sabatnya). Semua ini memang merupakan type, sedangkan wujudnya / anti-typenya adalah Kristus.
KOLOSE 1:26 (ARTI HARI SABAT).
Next Post Previous Post