1 SAMUEL 3:1-4:1a (TUHAN BERFIRMAN KEPADA SAMUEL DAN MENJADI NABI)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
1 SAMUEL 3:1-4:1a (TUHAN BERFIRMAN KEPADA SAMUEL DAN MENJADI NABI)
I) Keadaan saat itu (1 Samuel 3: 1).

Ada 2 hal yang dikatakan oleh ay 1 tentang keadaan saat itu:

1) ‘Firman Tuhan jarang’ (1 Samuel 3: 1b).

KJV: And the word of the Lord was precious (= Dan firman Tuhan adalah berharga).

Ini merupakan terjemahan hurufiah, karena kata bahasa Ibrani YAQAR memang berarti precious (= berharga).

Ada yang menafsirkan: karena pada saat itu firman Tuhan jarang maka menjadi berharga.

Penerapan: Di gereja-gereja dimana Firman Tuhan betul-betul diajarkan dengan serius, seringkali Firman Tuhan itu justru lalu disia-siakan, misalnya jemaat tidak mau datang dalam Pemahaman Alkitab, dan sebagainya. Apakah ini merupakan penggambaran tentang diri saudara? Kalau ya, bertobatlah!

2) ‘Penglihatan-penglihatanpun tidak sering’ (ay 1c).

Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘penglihatan’ dalam ay 1c ini adalah HAZON.

Pulpit Commentary mengatakan bahwa HAZON adalah penglihatan yang dilihat pada saat seseorang mengalami trance. Kata Ibrani yang lain untuk ‘penglihatan’ adalah MAREH, yaitu penglihatan yang dilihat dengan mata biasa. Ini digunakan dalam 1 Samuel 3: 15.

Catatan: tetapi sejak jaman Yesaya, selalu digunakan kata HAZON, baik untuk penglihatan yang dilihat pada saat mengalami trance, maupun penglihatan yang dilihat dengan mata biasa..

Hal yang perlu dipertanyakan adalah: mengapa saat itu Firman Tuhan maupun penglihatan menjadi jarang / tidak banyak? Jelas karena dosa!

Sebaliknya, Amsal 29:18a mengatakan bahwa ‘Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat’. Kata-kata yang saya garisbawahi itu oleh NIV diterjemahkan: ‘the people cast off restraint’ (= rakyat membuang kekang). Ini menunjukkan bahwa kalau tidak ada Firman Tuhan, hidup menjadi makin berdosa.

Jadi, ‘adanya dosa / ketidakpercayaan’ dan ‘menjadi jarangnya Firman Tuhan’, adalah 2 hal yang bisa menjadi lingkaran setan, dimana yang satu menimbulkan yang lainnya.

Karena itu, selalulah introspeksi dan membuang dosa, supaya Firman Tuhan bisa terus ada!

II) Tuhan memanggil dan berfirman kepada Samuel (1 Samuel 3: 2-14).

1) Tuhan memanggil Samuel (ay 2-10).

a) Mula-mula Samuel tidak menyadari bahwa itu adalah panggilan Tuhan.

Persoalannya adalah bahwa pada saat itu Samuel belum mengenal Tuhan, karena Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya (1 Samuel 3: 7).

Penerapan: Firman Tuhan mutlak perlu untuk mengenal Tuhan, dan juga mutlak perlu untuk menumbuhkan pengenalan akan Tuhan. Karena itu rajin dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!

b) Eli saat itu sudah buta / hampir buta (1 Samuel 3: 2), sehingga Samuel mengira bahwa panggilan itu datang dari Eli yang meminta pertolongan / pelayanannya (1 Samuel 3: 5). Eli sendiri mula-mula tidak menyadari bahwa panggilan itu datang dari Tuhan, dan baru pada kali yang ketiga Eli menyadari bahwa Tuhanlah yang memanggil Samuel (ay 5-8). Eli lalu menasehati Samuel bagaimana menjawab Tuhan, dan nasehat ini ditaati oleh Samuel (1 Samuel 3: 9-10).

2) Tuhan berfirman kepada Samuel (1 Samuel 3: 11-14).

a) 1 Samuel 3: 12:

· Ini menunjuk pada firman Tuhan yang disampaikan oleh abdi Allah dalam 1Samuel 2:27-36. Ay 11-14 ini menunjukkan bahwa pemberitaan Firman Tuhan dari abdi Allah dalam 1Samuel 2:27-36 itu tidak mempertobatkan Eli.

· ‘dari mula sampai akhir’ (ay 12b).

Lit: beginning and ending (= permulaan dan akhir).

KJV: ‘when I begin, I will also make an end’ (= kalau Aku memulai, Aku juga akan mengakhiri).

b) 1 Samuel 3: 13:

· ‘anak-anaknya telah menghujat Allah’ (1 Samuel 3: 13b).

Di sini ada perbedaan manuscript sehingga menimbulkan adanya bermacam-macam terjemahan:

NIV: ‘his sons made themselves contemptible’ (= anak-anaknya telah membuat diri mereka sendiri keji / jahat / hina).

KJV: ‘his sons made themselves vile’ (= anak-anaknya telah membuat diri mereka sendiri keji / hina / busuk).

NASB: ‘his sons brought a curse on themselves’ (= anak-anaknya membawa kutuk ke atas diri mereka sendiri).

RSV sama seperti Kitab Suci Indonesia.

Syriac: ‘his sons cursed the people’ (= anak-anaknya mengutuk rakyat).

· ‘ia tidak memarahi mereka’ (1 Samuel 3: 13c).

NASB: ‘rebuke’ (= memarahi).

NIV/KJV/RSV: ‘restrain’ (= mengekang).

Seringkali ada anak-anak yang bejad karena salahnya orang tua, yang membiarkan kesalahan mereka. Kalau orang tua seperti ini ditegur maka ada orang tua yang menjawab: kami tidak bisa memberikan kasih karunia Allah kepada anak-anak kami. Bukankah iman dan pertobatan datang dari Tuhan?

Terhadap hal ini Adam Clarke mengatakan:

“Parents cannot do God’s work, and God will not do theirs; but if they use the means, and train up the child in the way he should go, God will not withhold his blessing” (= Orang tua tidak bisa melakukan pekerjaan Allah, dan Allah tidak akan mengerjakan pekerjaan mereka; tetapi kalau mereka menggunakan cara / sarana yang disediakan, dan mendidik anak itu di jalan yang seharusnya ia lalui, Allah tidak akan menahan berkatnya).

Penerapan:

Didiklah anak saudara dengan Injil / Firman Tuhan yang benar, jangan biarkan mereka pergi ke gereja yang brengsek / Liberal.

III) Samuel menjadi nabi (1 Samuel 3: 15-21).

1) Samuel memberitakan Firman Tuhan kepada Eli (ay 15-18).

a) Sebetulnya Samuel ‘segan’ memberitakan Firman Tuhan itu (1 Samuel 3: 15).

KJV: ‘feared’ (= takut).

NIV: ‘was afraid’ (= takut).

b) Eli memaksa Samuel untuk memberitakan seluruh Firman Tuhan (1 Samuel 3: 16-17).

1 Samuel 3: 17 adalah suatu sumpah, yang maksudnya adalah: kalau Samuel tidak memberitakan semuanya, ia akan dihukum oleh Tuhan.

c) Samuel memberitakan semuanya (1 Samuel 3: 18a).

d) Reaksi Eli (ay 18b).

Sekalipun Eli tidak bertobat, tetapi kebanyakan penafsir menganggap kata-katanya ini sebagai suatu ketundukan / penyerahan kepada Allah.

2) Samuel setia dalam melakukan pelayanannya (1 Samuel 3: 19), dan ini menyebabkan:

a) Tuhan membuat orang tahu bahwa ia adalah nabi (1 Samuel 3: 20).

b) Tuhan menampakkan diri lagi kepadanya (1 Samuel 3: 21).

Dengan kata lain, karena kesetiaan Samuel, Tuhan makin meneguhkannya dalam pelayanannya, dan bahkan memberkati pelayanannya (1 Samuel 4:1a).


Penerapan: Setialah dalam pelayanan saudara, sebagai Pengurus, Pemimpin Liturgi / Chairman, Organis, Guru Sekolah Minggu, Pengurus Komisi, dsb, maka Tuhan akan meneguhkan dan memberkati pelayanan saudara.

3) Panggilan Samuel menjadi nabi ini merupakan suatu panggilan untuk melayani dalam pelayanan yang lebih tinggi dari pelayanan yang sudah ia lakukan selama itu (1 Samuel 4: 1).

Setiap kita mestinya siap untuk melakukan pelayanan yang lebih tinggi, kalau itu dikehendaki oleh Tuhan! Siapkah saudara?
-AMIN-
Next Post Previous Post