YESAYA 42:1-9 (4 ANUGERAH TUHAN PADA ORANG BERDOSA)

Pdt. Thomy J. Matakupan.
YESAYA 42:1-9 (4 ANUGERAH TUHAN PADA ORANG BERDOSA)
gadget, otomotif, bisnis
Kitab Yesaya adalah salah satu kitab yang berbicara mengenai Mesias di dalam nubuatan Perjanjian Lama. Secara khusus, kalau kita menelusuri kitab Yesaya ternyata kita menemukan gambaran tentang Mesias lebih dari satu kali. Kitab Yesaya mencatat tentang hamba Tuhan, Ebed Yahweh sebanyak empat kali, yakni di pasal 42, 49, 50, 52.

Hal tentang Mesias ini telah dicatat bahkan jauh hari sebelum Mesias tampil di dalam tubuh inkarnasi, ini menunjukkan hal tentang Mesias sangatlah penting. Ebed Yahweh yang Yesaya paparkan adalah hamba Tuhan yang sekian ratus kemudian digenapi dalam diri Yesus Kristus dan nubuatan tentang yang ditulis oleh nabi Yesaya ini dikutip oleh Matius. Yesaya melihat hamba Tuhan ini pastilah hamba Tuhan yang lain daripada yang lain, Dia adalah seorang hamba yang kepada-Nya Allah Bapa berkenan.

Kata-kata “Bapa berkenan“ hampir tidak ada dalam Perjanjian Lama namun hanya dalam kitab Yesaya sajalah, Bapa mengkonfirmasi, “Lihat, itu hamba-Ku yang Ku-pegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya....“ Ketika Yesaya mencatat bagian ini, ia tidak tahu siapa yang dimaksud dengan hamba yang diperkenan Allah ini. Yesaya melihat sebagai gambaran yang samar-samar dan nubuatan ini barulah digenapi ratusan tahun kemudian yang dilihat oleh Matius bahwa hamba Tuhan yang diperkenan oleh Allah Bapa adalah Yesus Kristus.

Bangsa Israel memperlakukan benda ciptaan seperti Allah, mereka menyembah berhala, karena itu, Yesaya ingin supaya bangsa Israel memperhatikan dengan lebih seksama, “Lihatlah, hamba-Ku...“; kata “lihat“, gaze (bhs. Inggris) mempunyai arti bukan sekedar melihat tapi memperhatikan dengan seksama. Dengan demikian bangsa Israel akan menemukan kedalaman pengertian akan Allah. Banyak orang yang mempunyai cara pandang yang sangat sepele terhadap Kristus; orang melihat Kristus dari kacamata dunia, yaitu dengan perbandingan.

Orang melihat pribadi Kristus tidak beda dengan pribadi orang lain kalaupun berbeda, perbedaan itu tidak terlalu signifikan, yakni hanya dipisahkan jaman saja. Kristus mempunyai ajaran dan pengaruh maka orang lain pun juga mempunyai hal yang sama. Tidak! Kalau kita perhatikan dengan seksama, gaze maka Kristus berbeda dengan tokoh-tokoh dunia. Kristus Yesus tidak berdosa sementara orang lain meskipun mereka mempunyai ajaran baik dan berpengaruh besar, mereka adalah orang berdosa yang membutuhkan anugerah Tuhan untuk menopang hidup mereka.

Dikisahkan seorang centurion, kepala pasukan Romawi yang mendapat mandat untuk menyalibkan Yesus ke Golgota maka pastilah ia mengikuti setiap detail bagian demi bagian proses penyaliban tersebut, yakni mulai dari Yesus ditangkap hingga Yesus diadili. Kepala pasukan romawi ini memperhatikan setiap detail tingkah laku Yesus, yakni bagaimana Kristus memberikan jawab atas tuduhan Herodes, Pilatus dan orang banyak yang menuntut Dia untuk disalibkan; ia juga memperhatikan setiap perubahan suasana alam yang terjadi maka sampailah ia pada kesimpulan: “Sungguh, orang ini adalah orang benar.“ Dari manakah ia mempunyai iman seperti ini? Tuhan telah memberikan kesempatan padanya untuk gaze, memperhatikan dengan seksama.

Janganlah melihat Kristus seperti dunia melihat pada Kristus sebab cara pandang dunia seringkali keliru. Sebagai contoh, kita langsung menilai orang yang bertato, mulut berbau alkohol dan beringas sebagai orang yang jahat padahal mungkin saja ia mempunyai hati yang lembut dan sebaliknya orang yang berpenampilan kelimis dan rapi maka kita langsung memberikan penilaian bahwa ia orang baik tapi bisa saja itu hanyalah penampilan luar belaka.

Inilah cara dunia menilai dan mengambil sebuah kesimpulan. Nabi Yesaya memberikan gambaran tentang Mesias yang menurut orang tidaklah pantas diberikan perhatian. Yesaya mencatat Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada... (Yesaya 53:2). Bagi kita, Ia tidak masuk hitungan sama sekali tetapi justru oleh bilur-bilur-Nya kita dibebaskan dari dosa. Pandangan mata manusia bisa mengelabui maka sampai sejauh manakah Yesus yang kita mengerti sampai saat ini?

Sudah berapa lama kita menyebut Kristus sebagai Tuhan? Sudah berapa lamakah kita menjadi Kristen? Banyak orang yang berpendapat bahwa kalau Kristus adalah Mesias maka Ia harus tampil seperti sosok seorang pahlawan yang menang perang, Ia harus tampil dengan penuh gemilang; Ia tidak boleh menjadi bayi yang tampan pun tidak, Yesus tidak boleh menderita dan mengalami penghinaan-penghinaan.

Inilah cara pandang manusia yang keliru. Berapa banyak orang yang melihat Yesus dengan cara yang tidak patut? Orang mengutip Firman Tuhan dan menafsir secara sembarangan seperti: Tuhan adalah Raja maka kalau kita menjadi anak-Nya berarti kita juga adalah anak Raja dan sebagaimana layaknya seorang anak Raja, kita memperoleh hak istimewa seperti layaknya anak raja. Ada juga pandangan yang salah yang mengatakan bahwa anak Tuhan tidak akan pernah mengalami penderitaan. Semua cara pandang ini adalah cara pandang yang menghina Yesus Kristus.

Cara pandang ini bukanlah cara pandang yang diungkapkan nabi Yesaya beribu-ribu sebelum Yesus datang. Yesaya melihat hamba Tuhan ini adalah hamba Tuhan yang harus menderita dan harus mati disalib.

Banyak orang yang mau berkumpul di sekitar mahkota Kristus namun sedikit sekali orang yang mau berkumpul di bawah salib Kristus. Banyak orang ingin berkat Kristus tapi sedikit orang yang mau menderita bersama Kristus. Alkitab menegaskan tidak ada kemuliaan tanpa salib, no crown without suffering. Jika demikian berarti salib hanya untuk orang berdosa saja sedangkan saya adalah orang yang sudah percaya Yesus Kristus maka saya tidak termasuk ke dalam golongan yang kepadanya nabi Yesaya memberikan Firman.

Nabi Yesaya tidak bermaksud membuat perbedaan antara orang percaya dan orang yang tidak percaya namun Firman ini dimaksudkan untuk semua orang. “Perhatikanlah dengan seksama, semua berhala-berhala yang kau lihat tidak akan membawa engkau menuju pada kehidupan tapi sekarang, lihatlah, hamba-Ku ini maka di dalamnya engkau akan melihat kasih Bapa yang mau dinyatakan melalui Mesias.“ Yesaya mengambil ilustrasi buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya (Yesaya 42:3) sebagai gambaran dari orang hidup tanpa Kristus.

Buluh yang dimaksud di sini semacam ilalang besar yang banyak terdapat di sekitar sungai dan menurut kebiasaan pada jaman itu, buluh sering dipakai oleh anak-anak Yahudi untuk membuat suling yang sangat sederhana. Karena ilalang ini mudah sekali didapatkan maka apabila ditemukan ada ilalang yang retak maka mereka akan membuangnya.

 Jikalau buluh yang terkulai ini merupakan gambaran diri kita, manusia berdosa yang tidak bernilai dan sepatutnya dibuang dan dicampakkan maka Allah menyatakan orang-orang yang demikian ini tidak akan dipatahkannya. Hal ini menunjukkan kedalaman hati Tuhan. Orang yang merasa dirinya layak, tidak akan pernah mengerti kedalaman kasih Allah. Be hold, the servant of God“ maka engkau akan menemukan cinta Tuhan yang bersifat unconditional bagimu.

Janganlah terlalu cepat mengambil kesimpulan seseorang yang penampilan luarnya baik berarti ia tidak mempunyai beban hidup. Mungkin kita yang keliru, sebab siapa yang tahu hati manusia, bibir bisa tersenyum tapi hati menjerit dan tidak ada orang lain tahu akan semua ini. Orang sedemikian ini layaknya sebuah kayu yang indah tapi di dalamnya keropos sebab ada rayap yang menggeroti dari dalam sedikit demi sedikit namun puji Tuhan, 4 anugerah-Nya menemukan kita.

1. Anugerah Tuhan yang pertama kali menemukan orang berdosa.

Alkitab menegaskan bahwa Allah sudah menetapkan kita sejak dari kekekalan, yakni sebelum dunia diciptakan untuk menyelamatkan orang berdosa. Keputusan Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa itu berdasarkan kehendak dan kedaulatan-Nya kedaulatan yang mulia. Anugerah Tuhan terlebih dahulu menemukan manusia berdosa bahkan sebelum manusia menyadarinya, grace will find you first.

Anugerah Tuhan mencari orang-orang berdosa bahkan orang yang merasa dirinya hebat, orang yang menganggap dirinya adalah sebatang buluh yang kokoh, di sini Tuhan mau menyatakan bahwa sebenarnya kita adalah sebatang buluh terkulai yang tidak bernilai, unworthy, kita adalah sebuah sumbu yang pudar nyalanya dan kita seharusnya dicampakkan dan dibuang. Paulus menyadari akan hal ini, Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati ketika kita masih berdosa. Bukankah hal ini menunjukkan kedalaman dari kasih karunia Tuhan?

2. Anugerah Tuhan mengingat orang berdosa.

Ketika Tuhan sudah menetapkan untuk menyelamatkan maka Tuhan akan mengingat hal itu dan Dia akan mencari kita, God’s grace remember us. Kita boleh melupakan semua hal tapi jangan pernah lupakan anugerah Tuhan yang selalu mengingat kita. Anugerah Tuhan yang dinyatakan atas kita menunjukkan kebaikan hati Tuhan. Siapakah kita manusia berdosa sehingga Dia masih berkenan mengingat kita yang hanyalah debu adanya.

Dia juga tidak pernah melupakan kita, manusia berdosa yang rapuh; Dia tetap memberikan anugerah-Nya pada kita, orang-orang yang selalu melawan Tuhan. Sungguh ajaib kasih Tuhan, hati manusia yang hancur telah diubahkan-Nya. Kasih Tuhan telah membawa kita untuk mengingat kembali bagaimana Tuhan menyatakan cinta-Nya pada kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih Tuhan yang dinyatakan untuk pemberontak-pemberontak seperti kita. Kita sekalian adalah manusia pemberontak tetapi untuk pemberontak seperti inilah Tuhan berkata, “Aku mengasihimu.“ God’s grace is greater than all our sin.

3. Anugerah Tuhan mengejar orang berdosa.

Kalau Tuhan sudah menyatakan kasih-Nya maka kemanapun kita pergi dan bersembunyi, anugerah Tuhan itu akan selalu mencari dan mengejar kita. Cobalah tanyakan pada anak bungsu yang hilang, “Di manakah anugerah Tuhan menemukan engkau?“ Maka ia akan menjawab, “Anugerah Tuhan menemukanku di kandang babi dan membawaku pulang.“ Atau cobalah bertanya pada orang yang dirasuk setan di Gadara, “Di manakah anugerah Tuhan menemukan engkau?“ Maka ia akan menjawab, “Pada waktu aku telanjang dan dirasuk oleh legion, anugerah Tuhan mengejarku sampai ke sini demi untukku seorang.“ Marilah kita juga bertanya pada perempuan Samaria, “Dimanakah anugerah Tuhan menemukan engkau?“ Dan ia akan menjawab, “Anugerah Tuhan menemukan aku ketika aku sedang mengambil air di pinggir sumur pada siang hari.“ Kalau kita bertanya pada Petrus, “Dimanakah anugerah Tuhan menemukanmu?“ Petrus akan berkata, “Anugerah Tuhan menemukanku ketika aku berada di atas perahu dan Tuhan menyuruhku untuk menebarkan jala. Anugerah Tuhan itupun mengejarku sampai momen Tuhan bertanya, Petrus, apakah engkau mengasihi-Ku; Petrus, apakah engkau mengasihi-Ku; Petrus, apakah engkau mengasihi-Ku?“ Yesus bukan bermaksud hendak mempermalukan Petrus ketika Ia bertanya, “Apakah engkau mengasihi-Ku?“ sampai sebanyak tiga kali. Tidak! Sebenarnya Tuhan Yesus hendak memanggil ulang Petrus dan sejak saat itulah hidup Petrus dimulai diubahkan. Percayalah, buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan, sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan.

4. Anugerah Tuhan menopang orang berdosa.

Anugerah Tuhan bergantung dari kredibilitas Tuhan sendiri, yaitu Tuhan dapat menyatakan anugerah-Nya bagi orang-orang berdosa. Alkitab menegaskan sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (Efesus 2:8-9).

Adalah cara pikir kafir di dalam Kekristenan kalau ada orang yang berpendapat bahwa anugerah Tuhan memang ditawarkan bagi orang-orang percaya namun anugerah Tuhan itu barulah akan nyata kalau kita menyambut-Nya. Salah! Anugerah haruslah seratus persen pekerjaan Tuhan sebab kalau ada sedikit saja usaha manusia maka itu bukanlah anugerah. Saat ini mungkin kita merasa sudah sangat lelah sehingga tidak sanggup lagi untuk berjalan bersama Tuhan, percayalah, anugerah Tuhan akan menopang kita dan justru di dalam kelemahanlah anugerah Tuhan menjadi sempurna.

BACA JUGA: PENGABULAN DOA

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang pemuda yang berada di dalam kegalauan. Ia pernah mengambil keputusan untuk tidak mau percaya kepada Kristus lagi. Ia seperti sebatang buluh yang terkulai namun Puji Tuhan, anugerah Tuhan itu menemukan dan mengejarnya untuk kembali pulang. Saya mengenal siapa pemuda itu, dan saudara pun mengenalnya pula oleh karena pemuda itu sekarang sedang berdiri di hadapan saudara.

Apakah saudara tahu apa yang ingin Allah dengar dari mulut saudara hari ini? Apakah kita tahu apa yang Allah ingin kita lakukan hari ini? Dia ingin ada kalimat yang keluar dari mulut kita dan berkata, “Bapa, akulah buluh yang sedang terkulai itu, akulah sumbu yang sedang padam nyalanya itu, karena itu, Bapa, maukah engkau tidak memadamkannya atau mematahkannya?“ Jikalau memang benar kita adalah orang yang demikian maka ingatlah dan percayalah pada janji-Nya: Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya (Yesaya 42:3).

Next Post Previous Post