1 SAMUEL 7:2-14 (AKIBAT PERTOBATAN)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
I) Penderitaan karena dosa.
1) Israel mengeluh (1 Samuel 7: 2b), karena penindasan orang Filistin (ay 3b).
Penerapan: Tuhan mempunyai banyak cara untuk menghajar. Bisa dengan menggunakan penderitaan fisik seperti penyakit. Bisa juga dengan mengacaukan pekerjaan / ekonomi saudara [Misalnya Israel pada jaman nabi Hagai (Hag 1:9-11)]. Bisa juga dengan memberikan konflik dalam keluarga (Kejadian 21:9-11 1Samuel 1:6-7), kematian orang yang dicintai (2Samuel 12:15-18), dan penderitaan-penderitaan yang lain. Bisa juga dengan memberikan hati yang tidak damai. Tuhan tahu apa yang paling menyakitkan bagi saudara, dan Tuhan bisa menggunakan hal itu kalau saudara terus tidak mau bertobat!
2) Ini berlangsung lama (1 Samuel 7: 2).
3) Ini adalah penderitaan karena dosa (1 Samuel 7: 3).
Penderitaan yang berlangsung lama, tidak adanya jalan keluar, dan tidak adanya kekuatan dan penghiburan dari Tuhan dalam penderitaan itu, harus ditelusuri jejaknya pada dosa!
II) Pertobatan Israel.
1) Israel ‘mengeluh kepada Tuhan’ (1 Samuel 7: 2).
KJV/RSV/NASB: ‘lamented after the LORD’ (= mengeluh / meratap kepada TUHAN).
NIV: ‘mourned and sought after the LORD’ (= berkabung dan mencari TUHAN).
Istilah Ibraninya jarang dipakai dan artinya mencakup 2 hal:
· kesedihan karena dosa.
· kembali kepada TUHAN.
2) Mereka memperhatikan / mentaati Firman Tuhan (ay 3-4).
a) Samuel memberikan Firman Tuhan (1 Samuel 7: 3).
Israel sedang menderita, tetapi Samuel tidak menghibur dengan kata-kata kosong. Ia menyuruh mereka bertobat / membuang berhala, supaya Tuhan menolong mereka.
Penerapan: Pada waktu memberi counseling kepada orang yang menderita karena dosa, ada 2 extrim:
· kita menghakimi mereka.
· kita menghibur dengan hiburan kosong, misalnya dengan memberi Ro 8:28 atau dengan mengatakan Tuhan tetap beserta dia dan akan menolong dia, atau dengan menganjurkan dia untuk berdoa supaya Tuhan menolong, dsb.
Dua-dua ini salah! Kita seharusnya memberitakan Injil kepada dia dan mendesak dia untuk bertobat / meninggalkan dosa dan datang kepada Kristus (tetapi tidak dengan sikap menghakimi atau sikap seolah-olah kita adalah orang yang suci).
b) Israel memperhatikan dan mentaati firman Tuhan itu (ay 4).
Pulpit Commentary: “It is useless to lament after the Lord and still retain false gods. Our God is not mocked, nor can his favour be gained by mere words and empty sighs” (= Adalah sia-sia untuk meratap kepada TUHAN and tetap mempertahankan allah-allah palsu. Allah kita tidak bisa dipermainkan, dan perkenanNya tidak bisa didapatkan hanya dengan kata-kata dan keluhan-keluhan yang kosong).
Penerapan: Kalau saudara menginginkan kebangunan rohani dalam diri saudara / gereja, perhatikanlah Firman Tuhan! Datanglah dalam Pemahaman Alkitab, atau belajarlah melalui cassette / makalah khotbah! Dan taatilah Firman Tuhan!
3) Mereka membuang dosa / berhala, menujukan hati mereka kepada Tuhan sehingga mereka beribadah hanya kepada Tuhan (ay 4).
a) Ini adalah reaksi terhadap kata-kata Samuel: ‘tujukan hatimu kepada TUHAN’ (ay 3b).
KJV: ‘prepare your hearts unto the LORD’ (= siapkan hatimu kepada TUHAN).
RSV / NASB: ‘direct your heart(s) to the LORD’ (= arahkan hatimu kepada TUHAN).
NIV: ‘commit yourselves to the LORD’ (= serahkan dirimu sendiri kepada TUHAN).
b) Ada tindakan negatif maupun positif.
Membuang berhala bersifat negatif. Menujukan hati kepada Tuhan, dan hanya beribadah kepada Tuhan, merupakan sesuatu yang positif.
Bdk Daniel 4:27: ‘lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan [NIV: ‘what is right’ (= apa yang benar)], dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas’.
Jelas terlihat bahwa ini juga mengandung sesuatu yang negatif maupun yang positif.
Ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan kalau kita ingin mendekat kepada Tuhan dan mendapatkan pertolonganNya.
· Ada orang-orang yang hanya memperhatikan yang negatif.
Mereka membuang dusta, zinah, amarah, kebencian, dsb. Tetapi mereka tidak melakukan yang positif. Mereka tidak belajar Firman Tuhan / datang ke Pemahaman Alkitab, tidak melayani Tuhan, tidak memberikan persembahan perpuluhan, mengabaikan pembangunan gedung gereja, tidak menjaga Saat Teduh, tidak mau ikut Persekutuan Doa di gereja, dsb. Bdk. dengan Matius 12:43-45 yang menunjukkan bahwa sekalipun roh jahat diusir, tetapi hati tidak diisi apa-apa yang baik, sehingga akhirnya orang itu justru menjadi lebih brengsek.
· Sebaliknya ada orang-orang yang hanya memperhatikan yang positif.
Mereka berbakti dan datang dalam Pemahaman Alkitab dengan rajin, melayani Tuhan, memberi persembahan persepuluhan, dsb. Tetapi mereka membiarkan banyak dosa dalam dirinya, seperti kebencian, ketamakan, cinta uang, percabulan, kesombongan, dusta, dsb. Inilah yang tadinya dilakukan oleh Israel. Mereka gembira waktu tabut kembali dan mereka menyambutnya (6:13-7:1), tetapi mereka tidak membuang berhala mereka. Ini tidak berguna!
c) Tadinya mereka bercabang hati, beribadah kepada Tuhan maupun Baal / Asytoret. Sekarang hanya beribadah kepada Tuhan (bdk. 1Raja 18:21). Catatan: KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan ‘beribadah’ dengan istilah ‘served’ (= melayani).
Mungkin saudara tidak termasuk seorang syncretist (= orang yang menggabungkan 2 agama atau lebih); mungkin saudara tidak pergi ke gereja maupun kelenteng / Gunung Kawi; tetapi mungkin saudara beribadah kepada Tuhan maupun Mammon. Kalau ya, perhatikan Firman Tuhan dalam Mat 6:24 Yakobus 4:4 1Yohanes 2:15 Lukas 14:33 Matius 19:23-24. Maukah saudara bertobat dan beribadah hanya kepada Tuhan?
d) Dalam 1 Samuel 7: 2 dikatakan berlalu waktu 20 tahun sejak tabut itu ada di Kiryat-Yearim.
· Ini bangsa yang luar biasa brengsek dan tegar tengkuknya. Jelas bahwa dalam 10 hukum Tuhan (Keluaran 20:3-17) ada larangan untuk menyembah berhala, tetapi selama lebih dari 20 tahun mereka terus menyembah berhala!
Penerapan: tetapi apakah kita tidak seperti itu? Dusta, pelanggaran hukum Sabat, tidak memberi persembahan persepuluhan adalah tindakan-tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi tetap sering kita lakukan!
· Samuel adalah nabi yang memberitakan Firman Tuhan (3:19-4:1a), tetapi toh mereka baru tobat setelah 20 tahun. Ini menunjukkan bahwa mereformasi bukanlah tindakan mudah. Memang kalau Tuhan mau, bisa saja Ia mempertobatkan dalam sekejap mata (seperti dalam kasus Niniwe), tetapi biasanya tidaklah terjadi seperti itu. Untuk bisa mereformasi membutuhkan ketekunan dalam doa, bekerja, memberitakan Firman, dsb.
Penerapan: Kalau saudara adalah pendeta, dosen theologia, pengkhotbah awam, guru sekolah minggu, guru agama, majelis, pengurus komisi yang merasakan panggilan Tuhan untuk mengadakan reformasi dalam pelayanan saudara, bertekunlah! Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
1Korintus 15:58 - “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
Galatia 6:9 - “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.
4) Mereka mengaku dosa (1 Samuel 7: 6).
Bdk. Mazmur 51:18-19 yang mengatakan bahwa mengaku dosa haruslah dengan hati remuk / hancur. Supaya bisa mengaku dosa dengan hati remuk, renungkan cinta Tuhan / apa yang Yesus alami di atas kayu salib bagi saudara!
Pulpit Commentary: “There is no better way to obtain the gift of tears for having offended God than meditation on the greatness of God’s goodness and of His love which he has shown to man” (= Tidak ada jalan yang lebih baik untuk mendapatkan karunia air mata karena menyakiti Allah dari pada perenungan terhadap kebesaran dari kebaikan Allah dan kasihNya yang telah Ia tunjukkan kepada manusia).
5) Mereka melakukan pencurahan air (1 Samuel 7: 6a).
Ada macam-macam arti dari tindakan pencurahan air ini:
a) Ini menyimbolkan pencurahan isi hati pada waktu menyatakan kese-dihan atas dosa / penyesalan (bdk. Ratapan 2:19).
b) Ini menyimbolkan kelemahan dan ketidak-berdayaan.
Jadi mereka mengaku di hadapan Tuhan bahwa mereka lemah / tak berdaya, dengan tujuan supaya Tuhan menolong mereka.
c) Air yang sudah dicurahkan tidak bisa diambil kembali, dan ini menyim-bolkan bahwa kata-kata mereka kepada Tuhan tidak akan ditarik kembali.
Penerapan: Kita sering bernazar tetapi tidak kita genapi. Mungkin dalam persoalan persembahan iman, atau dalam berjanji untuk rajin ikut Pemahaman Alkitab, atau rajin ikut Persekutuan Doa, atau dalam pelayanan. Bdk. Pengkhotbah 5:3-4.
III) Akibat pertobatan mereka.
1) Pertobatan Israel justru menyebabkan Filistin menyerang (1 Samuel 7: 7,10)!
Penerapan: Kalau saudara bertobat dari dosa dan datang / kembali kepada Tuhan, maka ditinjau dari sudut setan, saudara berkhianat, dan karena itu ia menyerang untuk ‘mempertobatkan’ saudara kembali! Karena itu jangan heran kalau setan menyerang saudara. Ia bisa menyerang (tetapi tentu saja dengan ijin Tuhan) dengan cara:
· memberi problem / penderitaan.
· memberi hal-hal duniawi yang menarik.
Apa yang Israel lakukan?
a) Mereka berdoa (1 Samuel 7: 5,8-9).
Kalau mau mendapat pertolongan Tuhan, berdoalah! Bdk. Yakobus 4:2b - “Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”.
Seseorang berkata: “If we work, we work; if we pray God works” (= Jika kita bekerja, kita bekerja; jika kita berdoa Allah bekerja).
Karena itu, banyaklah berdoa!
b) Mereka berperang sekalipun takut (ay 7,10-11).
Memang sedapat mungkin rasa takutnya harus diatasi, karena rasa takut semacam ini adalah dosa / tidak beriman (bdk. Matius 8:26). Tetapi kalau rasa takut itu tidak bisa dihilangkan, setidaknya jangan dituruti! Misalnya takut untuk memberitakan Injil, takut untuk menjadi chairman / pemimpin liturgi, takut untuk menjadi guru sekolah minggu, dsb.
BACA JUGA: KELUARGA BAHAGIA (STEPHEN TONG)
Sekalipun sukses tergantung dari Tuhan, tetapi kita tidak boleh hanya berdoa tok! Juga harus berusaha semampu kita, dan berperang sekalipun takut!
2) Tuhan menolong Israel dalam peperangan (1 Samuel 7: 10-11).
a) Mungkin pada waktu bertobat dan lalu mengalami penderitaan dari setan, saudara berkata: Lho saya ini bertobat karena pada waktu hidup dalam dosa, Tuhan memberi penderitaan. Sekarang setelah saya bertobat, setan yang memberi penderitaan. Kan sama saja?
Jawabnya: Tidak sama, karena sekarang, sekalipun ada penderitaan, saudara disertai / ditolong oleh Tuhan yang lebih besar / lebih berkuasa dari setan.
b) Setelah menang, mereka / Samuel tidak lupa daratan (1 Samuel 7: 12).
Pulpit Commentary: “When we have failed, ours is the shame. When we have overcome, to God be the glory” (= Pada waktu kita gagal, kita yang harus malu. Pada waktu kita menang, bagi Allahlah kemuliaan).
3) Tuhan melindungi mereka selama hidup Samuel (1 Samuel 7: 13-14).
1 Samuel 7: 14b maksudnya: orang Amori menjadi takut dan tidak berani mencari gara-gara terhadap orang Israel.
Penutup:
Maukah saudara mengalami apa yang Tuhan lakukan bagi Israel? Bertobatlah dari dosa, dan carilah Tuhan dengan segenap hati!
-AMIN-