DANIEL 6, IBRANI 11:32-33 (4 CARA MENGETAHUI IMAN KITA BENAR DAN HIDUP)

Pdt. Thomy J. Matakupan.
Nama Daniel tidaklah dicantumkan dalam Ibrani 11 tetapi hanya perihal menutup mulut singa-singa yang dicantumkan. Pengalaman hidup Daniel ini dicantumkan dalam Ibrani 11, menunjukkan bahwa Daniel adalah salah satu dari orang yang beriman kepada Allah. 
DANIEL 6, IBRANI 11:32-33 (4 CARA MENGETAHUI  IMAN KITA BENAR DAN HIDUP)
gadget, otomotif, bisnis
Diperkirakan usia Daniel pada zaman Raja Darius adalah 80 atau 90 tahun. Daniel tiba di Babel pada usia 15 atau 17 tahun lalu masuk ke dalam lingkungan istana raja. Di sana Daniel dan teman-temannya berusaha untuk ‘’dibersihkan’’ luar dan dalamnya. Luar maksudnya adalah harus mempelajari kebudayaan Babel termasuk kebiasaan-kebiasaan kafirnya, sedangkan dalamnya maksudnya menghilangkan identitas diri mereka dengan cara mengganti nama mereka.

Pada zaman itu Israel kalah terhadap Babel. Kebiasaan waktu itu mengatakan bahwa ketika mereka berperang di bawah, Allah mereka juga sedang berperang di atas. Bangsa yang kalah juga menunjukkan bahwa Allahnya kalah di atas. Daniel dan teman-temannya sedang di dalam konteks yang sulit yaitu mereka kalah, mereka dijajah oleh Babel, mereka sedang ‘’dibersihkan’’.

Kitab Ibrani menunjukkan bahwa Daniel adalah orang beriman yang menutup mulut singa-singa, padahal yang menutup mulut singa adalah malaikat Tuhan. Daniel mengalami itu semua sehingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah Yahwe adalah Allah yang hidup, yang tetap memelihara dan menjaga umat-Nya, Allah pemenang, Dia tetap sama dan tidak pernah berubah. 

Pengalaman hidup Daniel merupakan pengalaman yang naik-turun, mulai dari pembuangan ke Babel, ‘’dibersihkan’’ luar dalam, mengartikan mimpi raja, teman-teman Daniel dimasukkan ke dalam perapian karena tidak mau menyembah patung raja tetapi diselamatkan oleh malaikat Tuhan sehingga bau asap pun tidak menempel pada pakaian mereka, Daniel dimasukkan ke dalam gua singa tetapi diselamatkan oleh malaikat Tuhan sehingga tidak ada luka sedikit pun pada badannya. Semua pengalaman itu haruslah membawa kita kepada kesimpulan bahwa Allah itu tetap ada dan sebagai pemenang.

Tuhan memberikan jawaban atas pertanyaan dalam diri orang percaya melalui pengalaman hidup mereka. Setiap orang percaya haruslah bisa sampai pada kesimpulan bahwa Allah itu tetap ada dan sebagai pemenang. Khotbah hari ini merupakan bagian dari serial khotbah saya mengenai: bagaimana saya tahu bahwa iman saya hidup dan benar. Pembahasan ini akan saya bagi menjadi 4 bahasan besar yaitu:

1) Iman yang hidup dan benar haruslah mengalami ujian.

Daniel menduduki posisi perdana menteri dalam 3 masa pemerintahan. Hal ini tidaklah menjadikan Daniel imun untuk dilemparkan ke dalam gua singa sebagai hukuman. Ketika undang-undang, yang melarang warga meminta pertolongan kepada Allah lain selain raja, dikeluarkan maka Daniel tetaplah meminta pertolongan Allah Yahwe dengan berdoa di atas sotoh rumahnya. Tetapi akhirnya Daniel tetap dilempar ke dalam gua singa. Apakah doa Daniel tidak manjur? Dalam kondisi seperti ini, apakah kita tetap dituntut untuk tetap percaya kepada Allah? Jawabannya adalah: ya.

Hidup Daniel beres di hadapan Tuhan. Iman kita mengatakan bahwa jikalau kita hidup beres maka kita tidak mungkin ditempatkan dalam situasi sulit seperti dilempar ke dalam gua singa. Faktanya: orang yang hidup suci dan setia tetap harus masuk ke dalam gua singa. Doa tetap dipanjatkan tetapi seolah-olah Allah tidak mendengarkan dan tidak mau menjawabnya. Apakah kita masih mau beriman kepada-Nya?

Tuhan akan memberikan kelepasan dan kemenangan, tetapi di sisi lain: mulut singa itu masih terbuka. Iman kita kepada Tuhan terkadang kelihatan tidak logis sama sekali. Lalu iman itu apa? Iman adalah semacam perasaan nyaman karena tahu bahwa Allah ada di sana, Dia akan selalu ada di sana untuk menolong kita. Pada waktu kita berjumpa dengan Allah yang seperti itu, sangat mungkin muncul benih-benih kebencian kepada-Nya, tetapi kita harus belajar untuk selalu mencintai Dia.

Kalau kita masih berusaha untuk mencintai Dia maka Tuhan akan memberkati kita karena iman yang kita miliki bukanlah milik kita melainkan merupakan pemberian Allah. Tuhan yang memberikan iman yang menyelamatkan juga akan memberikan iman untuk hidup di dalam keselamatan itu. Iman itu sebagai alat/ sarana yang membawa kita melihat siapa Dia dan menemukan keajaiban kasih-Nya. Ternyata Tuhan tidak sekedar berada di sana tetapi juga ada di dalam hidup kita.

Kalau Tuhan berkenan memberikan iman, Dia juga berkenan untuk mengujinya. Tanda dari sebuah ujian adalah adanya kesulitan untuk mendamaikan antara realita dengan apa yang kita mengerti tentang Allah. Tanda yang lainnya adalah: seakan-akan kehidupan rohani kita tidak memiliki arti sama sekali. Seharusnya ujian kita sambut dengan sukacita, walaupun ujian itu membuat kita gemetar.

2) Iman itu cukup dan tidak perlu hal yang lain.

Kecukupan dalam hal ini maksudnya adalah: Tuhan itu cukup. Sebagai ilustrasi, seekor ikan mendengarkan percakapan 2 orang manusia di tepi sungai. ‘’Nak, untung ada air yang adalah sumber kehidupan. Kita bisa menahan lapar tetapi tidak bisa untuk tidak minum air karena kita bisa mati kehausan.’’ Si ikan cepat-cepat balik kepada ibunya dan mengajak untuk mencari air supaya tidak mati. Si ibu ikan dengan bingung berkata: ‘’Kita ini sudah berada di dalam air.’’ Ayah ikan juga menjelaskan bahwa mereka sekarang ini hidup karena mereka berada di dalam air. Kita tahu kalau Allah ada di sana karena anugerah Tuhan melingkupi kita. Kitab Yudas mengatakan: bangunlah imanmu di atas dasar yang paling suci. Setiap manusia harus membangun iman yang Tuhan beri sehingga menjadi sebuah kesempurnaan. Iman kita, yang diberi Tuhan, walau kecil adalah sempurna.

Janganlah kita menghina Tuhan dan bersikap pasif. Banyak orang Kristen yang menghina imannya sendiri. Iman kita cukup adanya. Tandanya adalah kita akan menemukan damai sejahtera walau merasa iman kita kecil adanya. Itulah anugerah Allah yang melingkupi, menjaga, dan memberikan hidup.

3) Iman itu membawa kepada kebebasan untuk bisa percaya kepada Allah.

Iman yang cukup akan membawa kita kepada kebebasan untuk menikmati iman yang tidak logis itu, paling tidak Tuhan akan menghindarkan kita dari dosa-dosa yang tidak perlu, seperti: menghina Tuhan, tidak percaya kepada-Nya, melecehkan Dia, ketakutan, kecemasan, dll. Tuhan akan mengambil tindakan tertentu yang tidak kita duga sebelumnya. Saya yakin Daniel tidak tidur semalaman walaupun malaikat Tuhan sudah menutup mulut singa-singa. Daniel justru mengagumi pekerjaan Tuhan ini. Dia melihat kehadiran Allah yang diwakili oleh malaikat itu.

Sebagai ilustrasi, seorang anak berdagang buah di depan sebuah stasiun. Pada suatu hari buah-buah yang dijajakannya jatuh bergulir di tanah akibat disenggol oleh penumpang kereta yang tergesa-gesa. Seorang bapak menolong anak itu membereskan buah-buah tersebut. Si anak bertanya kepada bapak itu: Apakah bapak adalah Tuhan Yesus? Kata ibunya: Tuhan Yesus itu baik. Bapak itu baik maka kesimpulan yang diambil si anak adalah: bapak itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

Kita haruslah mempertanggungjawabkan iman kita. Iman kita bukanlah kepingan-kepingan parsial melainkan bersifat komprehensif. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam menemukan keterkaitan iman yang satu dengan yang lain sehingga menjadi sebuah hal yang komprehensif. Itulah cara Tuhan memberkati dan untuk menunjukkan bahwa Allah itu ada, Allah itu hidup dan Dia mau kita hidup dan menemukan kebenaran itu.

4) Iman itu akan menemukan hal baru melihat dan memuliakan Allah.

Kita memuliakan Tuhan pada waktu kita mencoba untuk tetap percaya walaupun kita belum melihat hasilnya. Kita memuliakan Tuhan pada waktu kita merasa puas dengan apa yang kita punya, walaupun hanya merupakan iman yang kecil. Kita memuliakan Tuhan pada waktu kita mencoba untuk mengasihi-Nya, meskipun tidak ada alasan untuk mengasihi-Nya. Dengan cara itu kita akan melihat dimensi lain dari kehadiran Allah.

Sebagai ilustrasi, seorang anak dari seorang pemulung meminta kado ulang tahun dari ayahnya. Ayahnya berjanji akan memberikan kado itu. Pada hari ulang tahun anak itu, sang ayah memberikan sebuah kado berbentuk kotak dengan pembungkus kado yang sangat bagus. Si anak cepat-cepat membuka kado tersebut, tapi ternyata kotak itu kosong. Si anak mengira ayahnya lupa mengisi kotak tersebut, tetapi sang ayah berkata bahwa isinya adalah ciuman yang banyak dari sang ayah. Si anak dengan berlinang air mata menyatakan terima kasih atas cinta kasih sang ayah.

Kita sering bertanya kepada Tuhan: Tuhan, mengapa kotak ini kosong? Mari kita buka dan temukan cinta-Nya yang tidak pernah habis sehingga kita bisa semakin menghormati Dia dan tahu bagaimana memuliakan Dia dengan cara yang baru.

Ada banyak kejutan yang Tuhan beri. Dia memberikan ujian, Dia memberikan pertolongan, dan Dia memberi kita sebuah pengalaman yang baru: menemukan cinta-Nya yang berlimpah. Kiranya Tuhan memberkati kita dan menolong kita melewati semuanya ini jika hal ini terjadi.

Next Post Previous Post