EKSPOSISI 2 SAMUEL 8:1-18

Pdt.Budi Asali, M.Div.
2 Samuel 8:1-18 - “(1) Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka; lalu Daud mengambil kendali pemerintahan atas ibu kota dari tangan orang Filistin. (2) Dan ia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh mereka berbaring di tanah ia mengukur tempat mereka dengan tali; diukurnya dua kali panjang tali itu untuk mematikan dan satu tali penuh untuk membiarkan hidup. Maka orang Moab takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti. (3) Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer bin Rehob, raja Zoba, ketika ia pergi memulihkan kekuasaannya pada sungai Efrat. (4) Daud menawan dari padanya seribu tujuh ratus orang pasukan berkuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan seratus ekor kuda kereta. (5) Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aram itu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang. (6) Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik. Orang Aram itu takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti. TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang. (7) Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem. (8) Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga. (9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga. (11) Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa yang ditaklukkannya, (12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba. (13) Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin. (14) Lalu ia menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di Edom; di seluruh Edom ditempatkannya pasukan-pasukan pendudukan, sehingga seluruh Edom diperbudak oleh Daud. TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang. (15) Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. (16) Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara; (17) Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara; (18) Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi imam.”.
EKSPOSISI 2 SAMUEL 8:1-18
gadget
I) Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Daud.

1) Mengalahkan Filistin (2 Samuel 8: 1).

2 Samuel 8: 1: “Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka; lalu Daud mengambil kendali pemerintahan atas ibu kota dari tangan orang Filistin.”.

a) ‘orang Filistin’.

Bible Knowledge Commentary: “First, the Philistines, Israel’s perennial enemies for more than 125 years, were attacked and defeated at ‘Metheg Ammah,’ a town otherwise unknown.” [= Pertama, orang-orang Filistin, musuh-musuh permanen Israel selama lebih dari 125 tahun, diserang dan dikalahkan di ‘Metheg Ammah’, suatu kota, yang selain dari ini, tak dikenal.].

The Biblical Illustrator: “The first campaign was against David’s old friends, the Philistines. In former battles, David seems to have been content with driving them out of his territories - now he attacked them in their own. The town which he took, called Metheg-ammah, or the bridle of Ammah (so named from its situation), appears, from 1 Chron 18:1, to have been Gath itself. It was now David’s lot, amid the vicissitudes of the world, to attack the place where he had once been sheltered - to hurl his weapons against the king (if he was still alive) whose hospitality he had experienced.” [= Operasi militer pertama adalah terhadap teman-teman lama Daud, orang-orang Filistin. Dalam pertempuran-pertempuran yang lebih dulu, Daud kelihatannya telah puas dengan mengusir mereka keluar dari daerahnya - sekarang ia menyerang mereka dalam kota mereka sendiri. Kota yang ia rebut, disebut Metheg-ammah, atau kekang dari Ammah (disebut begitu dari situasinya), kelihatannya, dari 1Taw 18:1, adalah Gat sendiri. Sekarang merupakan takdir / ketetapan Daud, di tengah-tengah perubahan-perubahan keadaan dari dunia, untuk menyerang tempat dimana ia pernah telah dilindungi - untuk melemparkan / menggunakan senjata-senjatanya terhadap raja (jika ia masih tetap hidup) yang telah ia alami keramahannya / penerimaannya.].

b) ‘ibu kota’.

KJV/RSV: ‘Methegammah’ [= Methegammah].

NIV/NKJV: ‘Metheg Ammah’ [= Metheg Ammah].

NASB: ‘the chief city’ [= kota utama / terpenting].

ASV: ‘the mother city’ [= metropolis / ibu kota].

Keil & Delitzsch dan beberapa penafsir lain menafsirkan bahwa kata ini berarti ‘ibu kota’, dan menunjuk pada kota Gat. Keil & Delitzsch memberikan argumentasi-argumentasi yang menurut saya cukup kuat, sehingga pandangannya bisa diterima. Tetapi juga ada penafsir-penafsir yang punya pandangan yang berbeda, seperti Adam Clarke dan penulis dari IVP Bible Background Commentary. Tetapi saya tak merasa perlu untuk membahas hal-hal teoretis yang tak terlalu berguna seperti ini terlalu jauh.

Keil & Delitzsch: “The figurative expression Metheg-ammah, ‘bridle of the mother,’ i.e., the capital, has been explained by Alb. Schultens (on Job 30:11) from an Arabic idiom, in which giving up one’s bridle to another is equivalent to submitting to him. Gesenius also gives several proofs of this (Thes. p. 113). Others, for example Ewald, render it arm-bridle; but there is not a single passage to support the rendering ‘arm’ for ammah. The word is a feminine form of ‎°eem‎, mother, and only used in a tropical sense. ‘Mother’ is a term applied to the chief city or capital, both in Arabic and Phoenician (vid., Ges. Thes. p. 112). The same figure is also adopted in Hebrew, where the towns dependent upon the capital are called its daughters (vid., Josh 15:45,47). In 1 Chron 18:1 the figurative expression is dropped for the more literal one: ‘David took Gath and its daughters out of the hand of the Philistines,’ i.e., he wrested Gath and the other towns from the Philistines. The Philistines had really five cities, every one with a prince of its own (Josh 13:3). This was the case even in the time of Samuel (1 Sam 6:16-17). But in the closing years of Samuel, Gath had a king who stood at the head of all the princes of the Philistines (1 Sam 29:2ff., cf. 27:2). Thus Gath became the capital of the land of the Philistines, which held the bridle (or reins) of Philistia in its own hand. The author of the Chronicles has therefore given the correct explanation of the figure. The one suggested by Ewald, Bertheau, and others, cannot be correct - namely, that David wrested from the Philistines the power which they had hitherto exercised over the Israelites. The simple meaning of the passage is, that David wrested from the Philistines the power which the capital had possessed over the towns dependent upon it, i.e., over the whole of the land of Philistia; in other words, he brought the capital (Gath) and the other towns of Philistia into his own power. The reference afterwards made to a king of Gath in the time of Solomon in 1 Kings. 2:39 is by no means at variance with this; for the king alluded to was one of the tributary sovereigns, as we may infer from the fact that Solomon ruled over all the kings on this side of the Euphrates as far as to Gaza (1 Kings 5:1,4).” [= ].

Matthew Henry: “Metheg-ammah was Gath (the chief and royal city of the Philistines) and the towns belonging to it, among which there was a constant garrison kept by the Philistines on the hill Ammah (2 Sam 2:24), which was Metheg, a bridle (so it signifies) or curb upon the people of Israel; this David took out of their hand and used it as a curb upon them. Thus, when the strong man is disarmed, the armour wherein he trusted is taken from him, and used against him, Luke 11:22.” [= ].

Pulpit Commentary: “‘David took Metheg-ammah out of the hand of the Philistines.’ Metheg-ammah means ‘the bridle of the mother city.’ We learn from the parallel place (1 Chron 18:1) that the city of Gath is meant by this phrase.” [= ].

Ayat paralelnya 1Taw 18:1 - “Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka; lalu ia merebut Gat dan segala anak kotanya dari tangan orang Filistin.”.

The Bible Exposition Commentary: “West: the Philistines (v. 1) were the traditional enemies of the Jews and seized every opportunity to attack them. ... The name ‘Metheg-ammah’ means ‘the bridle of the mother city’ and probably refers to a key Philistine city that Israel captured, the location of which is a mystery to us. To ‘take the bridle’ of anything means to gain control and force submission.” [= ].

Adam Clarke: “‘David took Metheg-ammah.’ This is variously translated. The Vulgate has, Tulit David fraenum tributi, ‘David removed the bondage of the tribute,’ which the Israelities paid to the Philistines. Some think it means a fortress city, or strong town; but no such place as Metheg-ammah is known. The Vulgate is probably the nearest to the truth. The versions are all different.” [= ].

IVP Bible Background Commentary: “‘Metheg Ammah.’ Many doubt that this is a place name, and a number of creative alternatives have been proposed. If it is a place name, the location has not been identified.” [= ].

2) Mengalahkan Moab (2 Samuel 8: 2).

2 Samuel 8: 2: “Dan ia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh mereka berbaring di tanah ia mengukur tempat mereka dengan tali; diukurnya dua kali panjang tali itu untuk mematikan dan satu tali penuh untuk membiarkan hidup. Maka orang Moab takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti.”.

IVP Bible Background Commentary mengatakan bahwa cara eksekusi sebagian yang bersifat selektif ini tidak ada duanya dalam Alkitab maupun catatan sejarah Timur Dekat kuno.

Keil & Delitzsch mengatakan bahwa pada waktu pertama lari dari kejaran Saul, Daud menerima penerimaan yang ramah dari raja Moab (1Sam 22:3-4).

1Sam 22:3-4 - “(3) Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: ‘Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.’ (4) Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.”.

Lalu mengapa Daud membalas kebaikan dengan kejahatan? Ada macam-macam jawaban:

a) Keil & Delitzsch mengatakan bahwa orang-orang Moab pasti telah menindas orang-orang Israel belakangan sehingga Daud menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada mereka, dari pada bangsa-bangsa lain, kecuali orang-orang Amon (2Samuel 12:31), karena perlakuan buruk mereka kepada para utusan Daud (2Samuel 10:2-4).

2Samuel 12:31 - “Penduduk kota itu diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji, penggerek besi dan kapak; juga dipekerjakannya mereka di tempat pembuatan batu bata. Demikianlah juga diperlakukan Daud segala kota bani Amon. Sesudah itu pulanglah Daud dengan seluruh tentara ke Yerusalem.”.

2Samuel 10:2-4 - “(2) Lalu berkatalah Daud: ‘Aku akan menunjukkan persahabatan kepada Hanun bin Nahas, sama seperti ayahnya telah menunjukkan persahabatan kepadaku.’ Sebab itu Daud menyuruh menyampaikan pesan turut berdukacita kepadanya dengan perantaraan pegawai-pegawainya karena kematian ayahnya. Tetapi ketika pegawai-pegawai Daud sampai ke negeri bani Amon itu, (3) berkatalah pemuka-pemuka bani Amon itu kepada Hanun, tuan mereka: ‘Apakah menurut anggapanmu Daud hendak menghormati ayahmu, karena ia telah mengutus kepadamu orang-orang yang menyampaikan pesan turut berdukacita? Bukankah dengan maksud untuk menyelidik kota ini, untuk mengintainya dan menghancurkannya maka Daud mengutus pegawai-pegawainya itu kepadamu?’ (4) Lalu Hanun menyuruh menangkap pegawai-pegawai Daud itu, disuruhnya mencukur setengah dari janggut mereka dan memotong pakaian mereka pada bagian tengah sampai pantat mereka, kemudian dilepasnya mereka.”.

b) Matthew Henry mengatakan bahwa orang-orang Yahudi mengatakan bahwa orang-orang Moab membunuh orang tua dan saudara-saudara Daud yang ia titipkan kepada mereka dalam 1Sam 22:3-4 itu. Juga kalau mereka dibiarkan, mereka akan menjadi musuh yang membahayakan Israel.

c) Calvin mengatakan bahwa tindakan Daud terhadap orang-orang Moab ini tidak boleh dianggap sebagai suatu kekejaman, tetapi sebagai suatu penghakiman / penghukuman dari Allah.

Calvin mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa kalau Allah menunda penghukumanNya, jangan menganggap bahwa Dia tidak akan menghukum.

Roma 2:4-5 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”.

Jangan menerapkan hal ini hanya kepada orang-orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri!

d) The Bible Exposition Commentary mengatakan bahwa pada jaman Musa, orang-orang Moab telah menyewa Bileam untuk mengutuk Israel, dan lalu para perempuan Moab membujuk orang-orang Israel sehingga mereka jatuh ke dalam perzinahan, dan bahkan ikut bersama para perempuan Moab itu dalam penyembahan berhala, yang mengakibatkan penghukuman Tuhan terhadap bangsa Israel (Bil 22-25). Karena itu, Tuhan memerintahkan Israel untuk memerangi Moab, dan Daud hanya melanjutkan perang itu di sini.

e) Perang dengan Moab (dan juga dengan Filistin di atas) menunjukkan bahwa begitu berurusan dengan Tuhan / kerohanian / kebenaran, maka semua hubungan darah, persahabatan dsb, harus ‘disingkirkan’. Tentu saja orang Kristen tidak bisa / tidak boleh betul-betul berperang dan membunuh secara fisik seperti yang Daud lakukan. Tetapi dalam hal rohani kita harus sadar bahwa siapapun yang bukan anak Allah / bukan orang yang percaya kepada Yesus, adalah musuh kita secara rohani. Tetapi yang orang Kristen lakukan biasanya adalah sebaliknya!

Contoh:

Hai-hai Bengcu adalah orang sesat, pemfitnah dan penghujat yang kurang ajar, tetapi herannya, di facebook banyak ‘orang Kristen’ yang berhubungan baik dengan orang sesat itu. Bagi saya, ‘orang-orang Kristen yang penuh kasih seperti ini’ sangat besar kemungkinannya bukanlah orang kristen!

Juga banyak orang Kristen yang berasal dari gereja yang mereka tahu adalah gereja sesat, tetapi karena sudah lama ada di sana, dan kenal baik dengan pendeta yang adalah nabi palsu, terus beramah-tamah dengan para nabi palsu itu!

Bdk. 2Taw 19:1-2 - “(1) Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem. (2) Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: ‘Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.”.

Matthew Henry mengatakan bahwa penghancuran Moab ini merupakan penggenapan terhadap nubuat Bileam dalam Bil 24:17.

Bil 24:17 - “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”.

3) Mengalahkan Zoba (Aram-Zoba) dan Aram / Syria (ay 3-6a).

2 Samuel 8: 3-6a: “(3) Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer bin Rehob, raja Zoba, ketika ia pergi memulihkan kekuasaannya pada sungai Efrat. (4) Daud menawan dari padanya seribu tujuh ratus orang pasukan berkuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan seratus ekor kuda kereta. (5) Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aram itu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang. (6a) Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik. Orang Aram itu takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti.”.

LAI: ‘orang Aram’.

NIV/NASB: “the Arameans” [= orang-orang Aram].

KJV/ASV/NKJV/YLT/ESV: “the Syrians” [= orang-orang Syria].

a) Hadadezer atau Hadarezer.

Pulpit Commentary: “Verse 3. - Hadadezer. The name is spelt Hadarezer in 2 Sam 10:16 and in 1 Chron 18:3, and such is the reading of the versions here and of many Hebrew manuscripts. The other reading has been defended on the ground that Hadad is the name of the Syrian sun-god, but the cuneiform inscriptions show that his real name was Hadar.” [= Ayat 3. - Hadadezer. Nama itu dieja Hadarezer dalam 2Sam 10:16 dan dalam 1Taw 18:3, dan demikianlah pembacaan dari versi-versi di sini dan dari banyak manuscript-manuscript Ibrani. Pembacaan yang satunya telah dipertahankan dengan dasar bahwa Hadad adalah nama dari dewa matahari Syria, tetapi inskripsi dengan tulisan kuno Mesopotamia / Persia menunjukkan bahwa nama sebenarnya adalah Hadar.].

Keil & Delitzsch: “The king of Zobah at the time referred to is called Hadadezer in the text (i.e., whose help is Hadad); but in 2 Sam 10:16-19 and throughout the Chronicles he is called Hadarezer. The first is the original form; for Hadad, the name of the sun-god of the Syrians, is met with in several other instances in Syrian names” [= Raja Zoba yang pada waktu itu ditunjukkan dipanggil Hadadezer dalam text itu (yaitu, ‘yang pertolongannya adalah Hadad’); tetapi dalam 2Sam 10:16-19 dan sepanjang kitab Tawarikh ia dipanggil Hadarezer. Yang pertama adalah bentuk orisinilnya; karena Hadad, nama dari dewa matahari dari orang-orang Syria, ditemui dalam beberapa contoh lain dengan nama-nama Syria].

2Sam 10:16,19 - “(16) Juga Hadadezer menyuruh orang Aram yang di seberang sungai Efrat maju berperang; mereka sampai ke Helam di bawah pimpinan Sobakh, panglima tentara Hadadezer. ... (19) Ketika dilihat semua raja, yang takluk kepada Hadadezer, bahwa mereka telah terpukul kalah oleh orang Israel, maka mereka mengadakan perdamaian dengan orang Israel dan takluk kepada mereka; sesudah itu takutlah orang Aram memberi pertolongan lagi kepada bani Amon.”.

KJV: ‘Hadarezer’.

Alkitab bahasa Inggris yang lain: ‘Hadadezer’.

Dalam terjemahan LAI/RSV/NIV/NASB nama ‘Hadarezer’ tidak muncul sama sekali. Dalam terjemahan KJV nama ‘Hadarezer’ muncul dalam banyak ayat, yaitu: 2Sam 10:16,19 1Taw 18:3,5,7,8,9,10 1Taw 19:16,19.

Suatu link di internet mengatakan bahwa ini merupakan suatu kesalahan penyalinan. Dalam bahasa Ibrani, huruf R (ר - REHSH) dan huruf D (ד - Dahleth) sangat mirip sehingga dalam membaca sangat mungkin terjadi kesalahan.

Penulis itu juga mengatakan bahwa penerangan yang buruk dimana seorang penyalin harus bekerja, alat tulis yang buruk, dan juga permukaan yang buruk dari bahan dimana ia harus menulis, menambah mudahnya kesalahan untuk masuk ke dalam Alkitab.

(http://helpmewithbiblestudy.org/5system_moses/dh13_copyistError.aspx#sthash.PNVoiTFL.dpbs).

b) Raja Zoba.

Keil & Delitzsch: “In 1 Sam 14:47, compared with v. 12 of this chapter, Zobah, or Aram Zobah as it is called in 2 Sam 10:6 and Ps 60:2, is mentioned along with Ammon, Moab, and Edom, as a neighbouring tribe and kingdom to the Israelites;” [= Dalam 1Sam 14:47, dibandingkan dengan ay 12 dari pasal ini, Zoba, atau Aram-Zoba seperti yang disebutkan dalam 2Sam 10:6 dan Maz 60:2, disebutkan bersama-sama dengan Amon, Moab, dan Edom, sebagai suatu suku dan kerajaan tetangga bagi bangsa Israel;].

1Samuel 14:47 - “Setelah Saul mendapat jabatan raja atas Israel, maka berperanglah ia ke segala penjuru melawan segala musuhnya: melawan Moab, bani Amon, Edom, raja-raja negeri Zoba dan orang Filistin. Dan ke manapun ia pergi, ia selalu mendapat kemenangan.”.

2Samuel 10:6 - “Setelah dilihat bani Amon, bahwa mereka dibenci Daud, maka bani Amon itu menyuruh orang menyewa dari orang Aram-Bet-Rehob dan orang Aram dari Zoba dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, dari raja negeri Maakha seribu orang dan dari orang-orang Tob dua belas ribu orang.”.

Mazmur 60:2 - “ketika ia memerangi orang Aram-Mesopotamia dan orang Aram-Zoba, dan ketika Yoab pada waktu pulang telah memukul kalah dua belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

c) ‘ketika ia pergi memulihkan kekuasaannya pada sungai Efrat.’ (2 Samuel 8: 3b).

Keil & Delitzsch mengatakan bahwa subyek dari anak kalimat ini bukanlah Daud, tetapi raja Zoba itu.

Keil & Delitzsch: “the subject of the sentence ‘as he went,’ etc., must be Hadadezer and not David; for David could not have extended his power to the Euphrates before the defeat of Hadadezer. ‎” [= subyek dari kalimat ‘ketika ia pergi’, dst., pasti adalah Hadadezer dan bukannya Daud; karena Daud tidak bisa telah meluaskan kuasanya pada Efrat sebelum kekalahan Hadadezer.].

2 Samuel 8: 3: “Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer bin Rehob, raja Zoba, ketika ia pergi memulihkan kekuasaannya pada sungai Efrat.”.

Kata ‘ia’ menunjuk bukan kepada Daud, tetapi kepada Hadadezer.

d) ‘Daud menawan dari padanya seribu tujuh ratus orang pasukan berkuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki,’ (2 Samuel 8: 4a).

Perhatikan bagian yang saya garis-bawahi.

RSV/NASB/ASV menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia. Tetapi KJV dan NIV berbeda.

KJV: ‘a thousand chariots, and seven hundred horsemen’ [= seribu kereta, dan tujuh ratus orang pasukan berkuda].

NIV: ‘a thousand of his chariots, seven thousand charioteers’ [= seribu dari kereta-keretanya, tujuh ribu pengendara kereta].

Matthew Henry: “The horsemen are here said to be 700, but 1 Chron 18:4 they are said to be 7000. If they divided their horse by ten in a company, as it is probable they did, the captains and companies were 700, but the horsemen were 7000.” [= Pasukan berkuda di sini dikatakan sebagai 700, tetapi 1Taw 18:4 mereka dikatakan sebagai 7.000. Jika mereka membagi kuda-kuda mereka oleh 10 dalam suatu kelompok, seperti yang mungkin mereka lakukan, kapten dan kelompok-kelompok itu ada 700, tetapi pasukan berkuda ada 7.000.].

Catatan: bagi saya penjelasan Matthew Henry ini tidak masuk akal.

1Taw 18:4 - “Daud merebut dari padanya seribu kereta, tujuh ribu orang pasukan berkuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan seratus ekor kuda kereta.”.

Semua Kitab Suci bahasa Inggris juga menterjemahkan seperti ini.

Barnes’ Notes: “‘Seven hundred horsemen.’ It should be seven thousand, as in 1 Chron 18:4.” [= ‘Tujuh ratus pasukan berkuda’. Itu seharusnya ‘tujuh ribu’, seperti dalam 1Taw 18:4.].

Keil & Delitzsch: “In this second engagement ‘David took from him (i.e., captured) seventeen hundred horse-soldiers and twenty thousand foot’ (v. 4, compare 2 Sam 10:18). This decisive battle took place, according to 1 Chron 18:3, in the neighbourhood of Hamath, i.e., Epiphania on the Orontes (see at Num 13:21, and Gen 10:18), or, according to 2 Sam 10:18 of this book, at Helam, - a difference which may easily be reconciled by the simple assumption that the unknown Helam was somewhere near to Hamath. Instead of 1700 horse-soldiers, we find in the Chronicles (1, 18:4) 1000 chariots and 7000 horsemen. Consequently the word receb has no doubt dropped out after אֶ֣לֶף ‎in the text before us, and the numeral denoting a thousand has been confounded with the one used to denote a hundred; for in the plains of Syria seven thousand horsemen would be a much juster proportion to twenty thousand foot than seventeen hundred. (For further remarks, see at 2 Sam 10:18.)” [= Dalam pertempuran kedua ini ‘Daud menawan dari padanya seribu tujuh ratus pasukan berkuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki’ (ay 4, bandingkan 2Sam 10:18). Pertempuran yang menentukan ini terjadi, menurut 1Taw 18:3, dekat Hamat, yaitu Epiphania di Orontes (lihat pada Bil 13:21, dan Kej 10:18), atau, menurut 2Sam 10:18 (seharusnya 2Sam 10:17) dari kitab ini, di Helam, - suatu perbedaan yang bisa dengan mudah diperdamaikan dengan anggapan sederhana bahwa Helam yang tak dikenal ada di suatu tempat dekat dengan Hamat. Alih-alih dari 1700 pasukan berkuda, kita mendapati dalam Tawarikh (1Taw 18:4) 1000 kereta dan 7000 pasukan berkuda. Jadi / karena itu kata RECEB tak diragukan hilang setelah ELEF {= 1000} dalam text di hadapan kita, dan bilangan yang menunjukkan seribu telah dikacaukan dengan bilangan yang digunakan untuk menunjukkan seratus; karena di dataran Syria tujuh ribu pasukan berkuda merupakan perbandingan yang lebih benar dengan dua puluh ribu pasukan berjalan kaki dari pada seribu tujuh ratus.].

Catatan: RECEB berarti ‘chariot’ / ‘kereta’ (1Taw 18:4).

2Sam 8:4 - “Daud menawan dari padanya 1.700 orang pasukan berkuda dan 20.000 orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan 100 ekor kuda kereta.”.

2Samuel 10:18 - “tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu 700 ekor kuda kereta dan 40.000 orang pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia mati di sana.”.

1Taw 18:3 - “Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer, raja Zoba, dekat Hamat, ketika ia pergi menegakkan kekuasaannya pada sungai Efrat.”.

2Samuel 10:17 - “Setelah hal itu diberitahukan kepada Daud, maka dikumpulkannya seluruh orang Israel, diseberanginya sungai Yordan, lalu sampai ke Helam. Orang Aram mengatur barisannya berhadapan dengan Daud dan bertempur melawan dia,”.

1Taw 18:4 - “Daud merebut dari padanya 1000 kereta (RECEB), 7000 orang pasukan berkuda dan 20.000 orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan 100 ekor kuda kereta.”.

2Samuel 8:4 - “Daud menawan dari padanya 1.700 orang pasukan berkuda dan 20.000 orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan 100 ekor kuda kereta.”.

kesalahan bilangan dalam Alkitab.

Pulpit Commentary (tentang 2Sam 8:4): “Until the Arabs invented our present system of notation, the ancient methods of representing numbers were so liable to error that little dependence can be placed upon them. The Hebrews used their letters for numerals, but after 400 their system breaks down. Any number higher than 400 can be represented only by long sums in arithmetic, or by an intricate system of points above and below, which were sure to get into confusion.” [= Sampai orang-orang Arab menemukan sistim bilangan tertulis kita sekarang, metode-metode kuno untuk mewakili bilangan begitu mudah salah sehingga sukar bergantung kepada mereka. Orang-orang Ibrani menggunakan huruf-huruf mereka untuk bilangan, tetapi setelah 400 sistim mereka berhenti / gagal. Bilangan apapun yang lebih besar dari 400 hanya bisa diwakili dengan jumlah yang panjang dari aritmatika, atau oleh suatu sistim yang rumit dari titik-titik di atas dan di bawah, yang pasti dengan mudah menyebabkan kekacauan.].

Catatan:

1. Dalam bahasa Ibrani ada 22 huruf. Huruf pertama mewakili bilangan 1, huruf kedua mewakili bilangan 2 dst, tetapi setelah 10, bilangan selanjutnya adalah 20, 30, dan seterusnya. Setelah 100, bilangan selanjutnya adalah 200, 300 dan seterusnya. Maka saudara akan mendapatkan bahwa 22 huruf itu hanya bisa maximal mencapai bilangan 400.

There are 22 consonants in the Hebrew alphabet.

Printed
Form
Name of
Letter
Transliteration
Numerical
Value
1.
א
áh-leph
ʾ
1
2.
beth
b
2

ב
veth
v

3.
*ג
gée-mel
g
3
4.
*ד
dáh-leth
d
4
5.
ה
heh
h
5
6.
ו
vahv, wahw
v, w
6
7.
ז
záh-yin
z
7
8.
ח
ḥeth
8
9.
ט
teht
9
10.
י
yodh
y
10
11.
*כּ
kahf
k
20

כ
khahf
kh

12.
ל
láh-med
l
30
13.
מ
mem
m
40
14.
נ
nun
n
50
15.
ס
sáh-mekh
s
60
16.
ע
áh-yin
ʿ
70
17.
*פּ
peh
p
80

פ
feh
f

18.
צ
tsáh-dee
90
19.
ק
kofh
q
100
20.
ר
rehsh
r
200
21.
שׂ
seen
ś
300

שׁ
sheen
š, sh
300
22.
*ת
taw
t
400


2. Di atas 400 harus digunakan titik-titik dan coretan-coretan, dan untuk suatu manuscript-manuscript, dalam penyalinannya pasti mudah sekali menimbulkan kesalahan. Itu sebabnya dalam persoalan bilangan, Alkitab mempunyai sangat banyak kesalahan.

Kita tak perlu goncang imannya ataupun malu karena hal ini, karena seperti yang sudah berkali-kali saya katakan: kesalahan-kesalahan remeh seperti ini tidak mengubah doktrin kita. Selama kita menafsirkan ayat manapun dengan prinsip-prinsip Hermeneutics yang benar, bukan mencomot ayat keluar kontextnya dsb, maka kita tetap mendapatkan kebenaran, dan kita tetap bisa mengerti Injil yang benar, percaya kepada Yesus yang benar secara benar, sehingga mendapatkan keselamatan. Juga kita bisa tahu kehendak Allah dengan benar, dan hidup dengan benar sesuai kehendakNya.

e) ‘lalu Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda kereta, tetapi dengan meninggalkan seratus ekor kuda kereta.’ (2 Samuel 8: 4b).

Keil & Delitzsch: “‘And David lamed all the cavalry,’ i.e., he made the war-chariots and cavalry perfectly useless by laming the horses (see at Josh 11:6 Josh 11:9) - ‘and only left a hundred horses.’ The word receb in these clauses signifies the war-horses generally - not merely the carriage-horses, but the riding-horses as well - as the meaning cavalry is placed beyond all doubt by Isa 21:7, and it can hardly be imagined that David would have spared the riding-horses.” [= ‘Dan Daud melumpuhkan semua pasukan berkuda’, dengan kata lain, ia membuat kereta-kereta perang dan pasukan berkuda tak berguna sama sekali dengan melumpuhkan kuda-kuda (lihat Yos 11:6 Yos 11:9) - ‘dan hanya meninggalkan / menyisakan seratus kuda’. Kata RECEB dalam anak-anak kalimat ini berarti kuda-kuda perang secara umum - bukan semata-mata kuda-kuda kereta, tetapi juga kuda-kuda tunggang - karena arti ‘cavalry’ {= pasukan berkuda} diletakkan di luar keraguan oleh Yes 21:7, dan sukar dibayangkan bahwa Daud membiarkan kuda-kuda tunggang.].

Yos 11:6,9 - “(6) Lalu TUHAN berkata kepada Yosua: ‘Janganlah takut menghadapi mereka, sebab besok kira-kira waktu ini Aku menyerahkan mereka mati terbunuh semuanya kepada orang Israel. Kuda mereka haruslah kamu lumpuhkan dan kereta mereka haruslah kamu bakar dengan api.’ ... (9) Yosua melakukan terhadap mereka seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya: kuda mereka dilumpuhkan dan kereta mereka dibakar dengan api.”.

Yesaya 21:7 - “Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh perhatian.’”.

KJV: “And he saw a chariot with a couple of horsemen, a chariot of asses, and a chariot of camels; and he hearkened diligently with much heed:” [= Dan ia melihat sebuah kereta dengan sepasang orang berkuda, sebuah kereta keledai, dan sebuah kereta unta; dan ia mendengarkan dengan tekun dan dengan penuh perhatian:].

Catatan: semua kata ‘chariot’ dalam terjemahan KJV ini dalam bahasa Ibraninya adalah RECEB, dan memang pada waktu diterjemahkan ‘kereta’ rasanya jadi aneh.

Matthew Henry: “David houghed the horses, cut the sinews of their hams, and so lamed them, and made them unserviceable, at least in war, God having forbidden them to ‘multiply horses,’ Deut 17:16. David reserved only 100 chariots out of 1000 for his own use: for he placed his strength not in chariots nor horses, but in the living God (Ps 20:7), and wrote it from his own observation that ‘a horse is a vain thing for safety,’ Ps 33:16,17.” [= Daud memotong urat keting kuda-kuda, dan dengan demikian melumpuhkan mereka, dan membuat mereka tidak bisa digunakan, setidaknya dalam perang, karena Allah telah melarang mereka untuk ‘memperbanyak kuda-kuda’, Ul 17:16. Daud menyisakan hanya 100 kereta dari 1000 untuk penggunaannya sendiri: karena ia menempatkan kekuatannya bukan dalam kereta-kereta atau kuda-kuda, tetapi kepada Allah yang hidup (Maz 20:7), dan menuliskannya dari pengamatannya sendiri bahwa ‘seekor kuda adalah suatu hal yang sia-sia untuk keamanan’, Maz 33:16,17.].

Ulangan 17:16 - “Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.”.

KJV: “But he shall not multiply horses to himself, ... to the end that he should multiply horses:” [= Tetapi janganlah ia memperbanyak kuda-kuda bagi dirinya sendiri, ... untuk tujuan supaya ia memperbanyak kuda-kuda:].

Tujuan hukum di atas ini adalah supaya raja tidak bergantung pada senjata-senjata perang yang ia miliki, tetapi bergantung kepada Tuhan saja! Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini.

Mazmur 20:8 - “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.”.

Mazmur 33:16-17 - “(16) Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. (17) Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.”.

Adam Clarke memberikan penafsiran yang berbeda untuk ay 4b ini. Ia berkata bahwa melumpuhkan kuda-kuda merupakan suatu tindakan yang tidak masuk akal dan tidak manusiawi, karena ia mendapatkan kemenangan penuh, sehingga tidak ada bahaya dimana kuda-kuda itu jatuh ke tangan musuh. Dan kalau ia tidak mau memelihara mereka karena dilarang oleh hukum Tuhan, ia seharusnya membunuh mereka, dan dengan demikian binatang-binatang yang malang itu tidak kesakitan.

Komentar saya tentang bagian ini: Apakah Adam Clarke mau menyalahkan firman Tuhan dalam Yos 11:6 di atas? Apakah ia mau mengatakan bahwa Tuhan itu kejam? Dalam tafsirannya tentang Yos 11:9 (yang sudah kita baca di atas) Adam Clarke mengatakan bahwa arti ayat itu adalah bahwa kuda-kuda itu dihancurkan / dibunuh. Jamieson, Fausset & Brown juga menafsirkan secara sama. Tetapi Barnes dan Bible Knowledge Commentary menafsirkan bahwa kuda-kuda itu hanya dilumpuhkan.

Clarke lalu melanjutkan: tetapi apakah textnya memang berbicara tentang memotong urat keting? Tidak, menurut Clarke. Clarke menafsirkan bahwa kata-kata bahasa Ibraninya berarti ‘Dan Daud menghancurkan semua kereta-kereta, kecuali 100 kereta yang ia biarkan / sisakan untuk dirinya sendiri’. Jadi, bukan kuda-kuda yang dilumpuhkan, tetapi kereta-keretanya yang dihancurkan. Dan memang kata RECEB itu sebetulnya berarti ‘kereta’. Dan Clarke menambahkan bahwa terjemahan dari LXX adalah seperti terjemahan yang ia berikan. Tetapi dari semua terjemahan Alkitab bahasa Inggris yang saya gunakan, saya tidak menemukan satupun yang menterjemahkan seperti terjemahan Clarke itu.

Adam Clarke: “‘David houghed all the chariot horses.’ If he did so, it was both unreasonable and inhumane; for, since he had so complete a victory, there was no danger of these horses falling into the enemy’s hands; and if he did not choose to keep them, which indeed the law would not permit, he should have killed them outright; and then the poor innocent creatures would have been put out of pain. But does the text speak of houghing horses at all? It does not. Let us hear; VAYEAQIR DAVID ET KAL HAREKEB, ‘And David disjointed all the chariots,’ except a hundred chariots which he reserved for himself. Now, this destruction of the chariots, was a matter of sound policy, and strict piety. God had censured those who trusted in chariots; piety therefore forbade David the use of them: and lest they should fall into the enemy’s hands, and be again used against him, policy induced him to destroy them. The Septuagint renders the words nearly as I have done: kai pareluse Dauid panta ta harmata.” [= ].

Catatan: saya tak memberikan terjemahan tetapi intinya sudah saya berikan di atas.

Dan tentang penyisaan 100 kuda (kereta) itu ini tafsiran Clarke.

Adam Clarke: “He kept however one hundred horses; probably as a sort of baggage or forage wagons.” [= Tetapi ia mempertahankan 100 kuda; mungkin sebagai sejenis kereta pengangkut bagasi atau makanan binatang.].

Catatan: ini aneh bagi saya. Kalau ia hancurkan kereta, tetapi biarkan / sisakan 100 kuda?? Apa bukan sisakan 100 kereta? Karena kata Ibrani yang digunakan tetap RECEB.

f) ‘Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aram itu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang.’ (ay 5).

KJV/RSV: “the Syrians” [= orang-orang Syria].

NIV/NASB: “the Arameans” [= orang-orang Aram].

The Bible Exposition Commentary: “North: the Arameans and Syrians (vv. 3-13). Zobah was located north of Damascus and was part of a confederacy of nations called ‘the Syrians’ in some translations, but more accurately they are ‘the Arameans.’ However, their neighbors the Syrians tried to come to their rescue and were defeated themselves, so that the whole area north to the Euphrates came under David’s authority. ... By defeating the Arameans and the Syrians, David also made friends with their enemies and received tribute from them (vv. 6-10).” [= Utara: Orang-orang Aram dan orang-orang Syria (ay 3-13). Zoba terletak di utara Damsyik dan merupakan bagian dari suatu konfederasi bangsa yang disebut ‘orang-orang Syria’ dalam beberapa terjemahan, tetapi secara lebih akurat mereka adalah ‘orang-orang Aram’. Tetapi tetangga-tetangga mereka, orang-orang Syria, berusaha untuk datang memberi pertolongan, dan mereka sendiri dikalahkan, sehingga seluruh daerah utara sampai sungai Efrat berada di bawah kekuasaan Daud. ... Dengan mengalahkan orang-orang Aram dan orang-orang Syria, Daud juga bersahabat dengan musuh-musuh mereka dan menerima upeti dari mereka (ay 6-10).].

2 Samuel 8: 9-10: “(9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga.”.

Catatan: NIV: ‘Tou’. KJV/RSV/NASB/ASV/NKJV/YLT/ESV: ‘Toi’. Dalam bahasa Ibraninya seharusnya memang ‘TOI’. Tentang ini saya hanya menyinggung sepintas lalu di sini, tetapi akan saya bahas lagi belakangan.

The Biblical Illustrator: “The third of David’s conquests was over a more distant enemy, Hadadezer, the king of Zobah, in the direction of the Euphrates. It appears that in the course of this campaign another enemy had to be encountered - a vast mass of Syrians came out against him. It is evident that this campaign was a very remarkable one, for the slaughter of the Syrians amounted to the prodigious number of 22,000; and the victory, besides giving David possession of Damascus and the whole of Syria, was followed by the voluntary submission of Toi, the king of Hamath (ver. 10), in the valley of Lebanon.” [= Penaklukan Daud yang ketiga adalah atas musuh yang lebih jauh, Hadadezer, raja Zoba, di arah sungai Efrat. Kelihatan bahwa dalam jalan operasi militer ini musuh lain harus dihadapi - suatu pasukan yang sangat besar dari orang-orang Syria keluar menghadapi dia. Adalah jelas bahwa operasi militer ini adalah suatu operasi militer yang sangat luar biasa / perlu diperhatikan, karena pembantaian dari orang-orang Syria mempunyai jumlah bilangan yang sangat besar dari 22.000 orang; dan kemenangan itu, disamping memberi Daud kepemilikan atas Damsyik dan seluruh Syria, diikuti oleh ketundukan sukarela dari Toi, raja Hamat (ay 10), di lembah Lebanon.].

g) Dalam 2Sam 10 ada lagi cerita tentang perang Daud melawan Aram. Sekalipun ada persamaan, tetapi juga ada perbedaan dengan perang di sini. Apakah ini perang yang sama atau berbeda, akan saya bahas dalam pembahasan 2Sam 10.

4) Mengalahkan Edom, Moab, Amon, Filistin, dan Amalek (ay 12-14).

2 Samuel 8: 12-14: “(12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba. (13) Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin. (14) Lalu ia menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di Edom; di seluruh Edom ditempatkannya pasukan-pasukan pendudukan, sehingga seluruh Edom diperbudak oleh Daud. TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang.”.

a) Edom atau Aram atau Syria?

1. Pertama-tama kita soroti ay 12.

2 Samuel 8: 12: “yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.

Lembaga Alkitab Indonesia: ‘Aram’.

KJV/ASV/NKJV: ‘Syria’ [= Syria].

RSV/NIV/ESV: ‘Edom’ [= Edom].

NASB/YLT: ‘Aram’ [= Aram].

Barnes’ Notes: “‘Syria.’ Rather, as in 1 Chron 18:11, Edom, which is manifestly the right reading, both because Edom, Moab, and Ammon are so frequently joined together, and because David’s Syrian spoil is expressly mentioned at the end of the verse. {The Hebrew letters for Aram (Syria) and Edom are very similar.}” [= ‘Syria’. Lebih baik, seperti dalam 1Taw 18:11, ‘Edom’, yang secara jelas adalah pembacaan yang benar, baik karena Edom, Moab, dan Amon begitu sering digabungkan bersama-sama, dan karena jarahan Daud dari Syria disebutkan secara explicit pada akhir dari ayat itu. {Huruf-huruf Ibrani untuk ‘Aram’ (Syria) dan ‘Edom’ sangat mirip.}].

Catatan: sebetulnya ‘Aram’ berbeda dengan ‘Syria’.

1Taw 18:11 - “Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang diangkutnya dari segala bangsa, yakni dari orang Edom, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin dan dari orang Amalek.”.

Pulpit Commentary: “‘Of Syria;’ Hebrew, ‘Aram.’ The reading in 1 Chron. 18:11 is ‘Edom,’ which differs from ‘Aram’ in only one letter. The two words are constantly confused in manuscripts, and ‘Edom’ is probably right here, first, because it is coupled with Moab and Ammon, which were its neighbours, but chiefly because the spoil of Hadarezer, mentioned at the end of the verse, is the spoil of Aram. It would not be enumerated twice.” [= ‘Dari Syria’; Ibrani, ‘Aram’. Pembacaan dalam 1Taw 18:11 adalah ‘Edom’, yang berbeda dari ‘Aram’ hanya dalam satu huruf. Kedua kata dikacaukan secara terus menerus dalam manuscript-manuscript, dan ‘Edom’ mungkin adalah yang benar di sini, pertama, karena itu digabungkan dengan Moab dan Amon, yang adalah tetangga-tetangganya, tetapi terutama karena jarahan dari Hadarezer, yang disebutkan pada akhir dari ayat itu, adalah jarahan dari Aram. Itu tidak akan disebutkan / didaftarkan dua kali.].

Keil & Delitzsch menyalahkan kedua text, baik ay 12 ini maupun 1Taw 18:11. Ia menganggap baik Edom maupun Aram seharusnya ada dalam kedua text. Jadi, ay 12 ini menghilangkan kata Edom, dan 1Taw 18:11 menghilangkan kata Aram.

Keil & Delitzsch (tentang ay 12): “In the enumeration of the conquered nations in v. 12, the text of the Chronicles differs from that of the book before us. In the first place, we find ‘from Edom’ instead of ‘from Aram;’ and secondly, the clause ‘and of the spoil of Hadadezer, son of Rehob king of Zobah,’ is altogether wanting there. The text of the Chronicles is certainly faulty here, as the name of ‘Aram’ (Syria) could not possibly be omitted. ‘Edom’ could much better be left out, not ‘because the conquest of Edom belonged to a later period,’ as Movers maintains, but because the conquest of Edom is mentioned for the first time in the subsequent verses. But if we bear in mind that in v. 12 of both texts not only are those tribes enumerated the conquest of which had been already noticed, but all the tribes that David ever defeated and subjugated, even the Ammonites and Amalekites, to the war with whom no allusion whatever is made in the present chapter, we shall see that ‘Edom’ could not be omitted. Consequently ‘from Syria’ must have dropped out of the text of the Chronicles, and ‘from Edom’ out of the one before us; so that the text in both instances ran originally thus, ‘from Syria, and from Edom, and from Moab.’ For even in the text before us, ‘from Aram’ (Syria) could not well be omitted, notwithstanding the fact that the booty of Hadadezer is specially mentioned at the close of the verse, for the simple reason that David not only made war upon Syria-Zobah (the kingdom of Hadadezer) and subdued it, but also upon Syria-Damascus, which was quite independent of Zobah.” [= Dalam daftar dari bangsa-bangsa yang dikalahkan dalam ay 12, text dari kitab Tawarikh berbeda dengan dalam kitab di depan kita. Pertama, kita mendapati ‘dari Edom’ dan bukannya ‘dari Aram’; dan kedua, anak kalimat ‘dan dari jarahan dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba’, sama sekali tidak ada di sana. Text dari Tawarikh pasti salah di sini, karena nama ‘Aram’ (Syria) tidak mungkin dihilangkan. ‘Edom’ lebih baik dibiarkan dihapuskan, bukan ‘karena penaklukan Edom termasuk pada masa yang lebih belakangan’, seperti dipertahankan oleh Movers, tetapi karena penaklukan Edom disebutkan untuk pertama kalinya dalam ayat selanjutnya (ay 13). Tetapi kalau kita ingat / pertimbangkan bahwa dalam ay 12 dari kedua text bukan hanya suku-suku itu didaftarkan dalam penaklukan yang telah diperhatikan, tetapi semua suku-suku yang pernah Daud kalahkan dan tundukkan, bahkan orang-orang Amon dan Amalek, pada perang dengan siapa tak ada referensi apapun dibuat dalam pasal sekarang ini, kita akan melihat bahwa ‘Edom’ tidak bisa dihapuskan. Karena itu, ‘dari Syria’ pasti telah hilang dari text Tawarikh, dan ‘dari Edom’ telah hilang dari text di depan kita; sehingga text dalam kedua kejadian secara orisinil berbunyi seperti ini, ‘dari Syria, dan dari Edom, dan dari Moab’. Karena bahkan dalam text di depan kita, ‘dari Aram’ (Syria) tidak bisa dihapuskan dengan baik, sekalipun ada fakta bahwa jarahan dari Hadadezer secara khusus disebutkan pada akhir dari ayat, karena alasan yang sederhana bahwa Daud bukan hanya berperang melawan Syria-Zoba (kerajaan Hadadezer) dan menaklukkannya, tetapi juga melawan Syria-Damsyik, yang cukup tak tergantung dari Zoba.].

Komentar saya: sekalipun ia punya argumentasi untuk itu, tetapi agak aneh bahwa kedua text bisa sama-sama salah seperti itu.

2. Sekarang kita soroti ay 13.

2 Samuel 8: 13: “Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

KJV/ASV/NKJV: ‘the Syrians’ [= orang-orang Syria].

RSV/NIV/ESV: ‘Edomites’ [= orang-orang Edom].

NASB: ‘Arameans’ [= orang-orang Aram].

Catatan: perbedaan-perbedaan ini hanya ada dalam ay 13nya. Dalam ay 14 semua terjemahan menuliskan ‘Edom’.

Baik Albert Barnes maupun Jamieson, Fausset & Brown menganggap bahwa yang benar adalah ‘Edom’, karena ay 14nya mengatakan ‘Edom’. Bdk. 1Taw 18:12 dan Maz 60:2 (yang ini sebetulnya bukan termasuk Alkitab; dalam terjemahan-terjemahan bahasa Inggris ini diletakkan di headnote sebagai judul). Jamieson, Fausset & Brown menambahkan bahwa dalam LXX / Septuaginta juga dituliskan ‘Edom’.

1Taw 18:12 - “Abisai, anak Zeruya, menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

Mazmur 60:2 - “ketika ia memerangi orang Aram-Mesopotamia dan orang Aram-Zoba, dan ketika Yoab pada waktu pulang telah memukul kalah dua belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

Bible Knowledge Commentary (tentang ay 13-14): “Though ‘Aram’ (i.e., ‘Arameans’) is in most Hebrew manuscripts, the Septuagint and some other versions have ‘Edom,’ a reading that is also supported by a few Hebrew manuscripts and by 1 Chron 18:12. The difference in the original language is in only one letter: d (as in Edom) and r (as in Aram), easily confused in Hebrew.” [= Sekalipun ‘Aram’ (yaitu ‘orang-orang Aram’) ada dalam kebanyakan manuscript Ibrani, Septuaginta dan beberapa versi yang lain mempunyai ‘Edom’, suatu pembacaan yang juga didukung oleh sedikit / beberapa manuscript Ibrani dan oleh 1Taw 18:12. Perbedaan dalam bahasa asli ada hanya dalam satu huruf: D (seperti dalam EDOM) dan R (seperti dalam ARAM), dengan mudah dikacaukan dalam bahasa Ibrani.].

Catatan: menurut saya kata-kata Bible Knowledge Commentary ini (maupun Pulpit Commentary di atas) kurang tepat, karena perbedaan kedua kata itu bukan hanya satu huruf tetapi dua huruf. Kata ‘EDOM’ dalam bahasa Ibrani ditulis dengan 4 huruf, yaitu Aleph - Daleth - Vaw - Mem, sedangkan kata ‘ARAM’ ditulis hanya dengan 3 huruf, yaitu Aleph - Resh - Mem. Memang dalam kata EDOM huruf Vaw berfungsi sebagai bunyi huruf hidup O, tetapi dalam penulisan gundulpun (penulisan tanpa tanda-tanda yang menyatakan bunyi huruf hidup), huruf itu seharusnya tetap dituliskan. Tetapi pada waktu Bible Knowledge Commentary mengatakan huruf Daleth (ד) dan Resh (ר) itu mirip, itu memang benar.

Sama seperti dalam tafsirannya tentang ay 12, maka berkenaan dengan ay 13 Keil & Delitzsch juga berpandangan bahwa seharusnya baik Edom maupun Aram ada di sini.

Keil & Delitzsch tak setuju dengan pandangan yang mengambil ‘Aram’ karena itu akan menghasilkan pernyataan yang tidak benar, karena orang-orang Aram tidak dikalahkan di Lembah Garam, tetapi sebagian di Medeba (1Taw 19:7) dan Helam (2Sam 10:17), dan sebagian di negara mereka sendiri, yang letaknya jauh sekali dari Lembah Garam.

Ia juga tak setuju dengan pandangan yang mengambil ‘Edom’, karena dengan demikian kata-kata ‘ketika ia pulang’ dalam 2 Samuel 8: 13 ini tak cocok.

Jadi ia mengambil keduanya (baik Edom maupun Aram), dan memberikan cerita sebagai berikut: Pada waktu Daud / Israel sedang berperang melawan orang Amon dan orang Aram, orang Edom mengambil kesempatan itu dan menyerang bagian Selatan Israel (Laut Mati). Karena itu, begitu orang Aram dikalahkan, dan orang Israel kembali dari perang ini, Daud memerintahkan untuk menyerang orang-orang Edom ini dan mengalahkan mereka di Lembah Garam.

Keil & Delitzsch (tentang ay 13-14): “‘And David made (himself) a name, when he returned from smiting (i.e., from the defeat of) Aram, (and smote Edom) in the valley of Salt, eighteen thousand men.’ The words enclosed in brackets are wanting in the Masoretic text as it has come down to us, and must have fallen out from a mistake of the copyist, whose eye strayed from אֶת־אֲרָם to אֶת־אֱדֹום; for though the text is not ‘utterly unintelligible’ without these words, since the passage might be rendered ‘after he had smitten Aram in the valley of Salt eighteen thousand men,’ yet this would be decidedly incorrect, as the Aramaeans were not smitten in the valley of Salt, but partly at Medeba (1 Chron. 19:7) and Helam (2 Sam. 10:17), and partly in their own land, which was very far away from the Salt valley. Moreover, the difficulty presented by the text cannot be removed, as Movers supposes, by changing אֶת־אֲרָם (Syria) into אֶת־אֱדֹום (Edom), as the expression בְּשֻׁבֹו (‘when he returned’) would still be unexplained. The facts were probably these: Whilst David, or rather Israel, was entangled in the war with the Ammonites and Aramaeans, the Edomites seized upon the opportunity, which appeared to them a very favourable one, to invade the land of Israel, and advanced as far as the southern extremity of the Dead Sea. As soon, therefore, as the Aramaeans were defeated and subjugated, and the Israelitish army had returned from this war, David ordered it to march against the Edomites, and defeated them in the valley of Salt. This valley cannot have been any other than the Ghor adjoining the Salt mountain on the south of the Dead Sea, which really separates the ancient territories of Judah and Edom (Robinson, Pal. ii. 483). There Amaziah also smote the Edomites at a later period (2 Kings 14:7). We gather more concerning this war of David from the text of the Chronicles (v. 12) taken in connection with 1 Kings 11:15, 16, and Ps. 60:2.” [= ‘Dan Daud membuat sebuah nama bagi dirinya sendiri, pada waktu ia kembali dari mengalahkan Aram, dan (mengalahkan Edom) di Lembah Garam, 18 ribu orang’.

Kata-kata yang ada dalam tanda kurung tidak ada dalam text Masoretic pada waktu itu telah turun kepada kita, dan pasti telah hilang dari suatu kesalahan dari penyalin, yang matanya berpindah dari אֶת־אֲרָם (ET-ARAM / Aram) ke אֶת־אֱדֹום (ET-EDOM / Edom); karena sekalipun textnya tidaklah ‘sepenuhnya tak bisa dimengerti’ tanpa kata-kata ini, karena text itu bisa diterjemahkan ‘setelah ia mengalahkan Aram di Lembah Garam 18 ribu orang’, tetapi ini sudah pasti akan merupakan suatu yang tidak benar, karena orang-orang Aram tidak dikalahkan di Lembah Garam, tetapi sebagian di Medeba (1Taw 19:7) dan Helam (2Sam 10:17), dan sebagian di negara mereka sendiri, yang adalah sangat jauh dari Lembah Garam. Lebih lagi, kesukaran yang diberikan oleh text itu tidak bisa disingkirkan, seperti anggapan Movers, dengan mengubah אֶת־אֲרָם (ET-ARAM / Syria) menjadi אֶת־אֱדֹום (ET-EDOM / Edom), karena ungkapan בְּשֻׁבֹו (BESHUVOW / ‘ketika ia kembali’) akan tetap tidak dijelaskan. Fakta-faktanya mungkin adalah ini: Pada waktu Daud, atau lebih tepat Israel, terlibat dalam perang dengan orang-orang Amon dan Aram, orang-orang Edom menggunakan kesempatan, yang terlihat bagi mereka sebagai suatu kesempatan yang sangat menyenangkan, untuk menyerang tanah / negara Israel, dan maju sejauh bagian selatan yang terjauh dari Laut Mati. Karena itu, begitu orang-orang Aram dikalahkan dan ditundukkan, dan pasukan Israel telah kembali dari perang ini, Daud memerintahkannya untuk berperang terhadap orang-orang Edom, dan mengalahkan mereka di Lembah Garam. Lembah ini tidak bisa lain dari Ghor yang dekat dengan Gunung Garam di selatan dari Laut Mati, yang betul-betul memisahkan daerah kuno dari Yehuda dan Edom (Robinson, Pal. ii 483). Di sana Amazia juga mengalahkan orang-orang Edom pada masa belakangan (2Raja 14:7). Kita mendapatkan lebih banyak berkenaan dengan perang ini dari text dari Tawarikh (ay 12) diambil dalam hubungan dengan 1Raja 11:15,16, dan Maz 60:2.].

1Raja 11:15-16 - “(15) Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; (16) enam bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom.”.

Jadi, sekalipun penafsir-penafsir ini berbeda tafsiran satu sama lain, setidaknya mereka sepakat dalam satu hal, yaitu di sini terjadi kesalahan penyalinan.

Saya sendiri mengambil pandangan bahwa baik dalam 2 Samuel 8: 12, maupun dalam ay 13, pembacaan yang benar adalah ‘Edom’.

Sekalipun perang melawan Edom baru ada dalam ay 13nya, tetapi ay 11-12 ini memberikan daftar barang jarahan yang oleh Daud dikhususkan bagi Tuhan. Bisa saja jarahan dari Edom diceritakan lebih dulu dari perang dengan Edom.

Dan tentang keberatan dari Keil & Delitzsch tentang kata-kata ‘ketika ia pulang’ dalam ay 13, saya tak menganggapnya sebagai masalah. Setelah memerangi Aram di Utara / Timur Laut, Daud pulang ke Israel, lalu memerangi Edom di Selatan / Tenggara. Apa masalahnya?

Supaya jelas, saya berikan ay 5-14a sekali lagi.

2 Samuel 8: 5-14a: “(5) Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aram itu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang. (6) Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik. Orang Aram itu takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti. TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang. (7) Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem. (8) Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga. (9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga. (11) Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa yang ditaklukkannya, (12) yakni perak dan emas dari orang Aram (Edom), dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba. (13) Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin. (14) Lalu ia menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di Edom; di seluruh Edom ditempatkannya pasukan-pasukan pendudukan, sehingga seluruh Edom diperbudak oleh Daud.”.

Khronologi cerita menurut saya: dalam ay 5-6 Daud mengalahkan Aram (di Utara), dan dalam ay 7-8 ia membawa jarahan dari Zoba / Hadadezer ke Yerusalem. Ay 9-10 menunjukkan Tou senang akan hal itu sehingga memberikan pemberian-pemberian kepada Daud, dan semua itu juga dikhususkan oleh Daud bagi Tuhan (ay 11a), bersama-sama dengan jarahan-jarahan dari bangsa-bangsa lain yang ia taklukkan (ay 11b), dan ay 12 memerinci barang-barang itu dari bangsa-bangsa mana saja. Dalam ay 12 ini ‘Aram’ seharusnya ‘Edom’, sesuai dengan 1Taw 18:12. Di sini Edom disebutkan lebih dulu dari perangnya, karena memang pendaftaran jarahan ada lebih dulu. Dan ini cocok dengan cerita dalam kitab Tawarikh, karena di sana juga jarahan Edom diceritakan lebih dulu dari perangnya (1Taw 18:11-12). Dan ketika ia pulang (dari perang melawan Aram), ia berperang melawan Edom dan mengalahkan mereka (2 Samuel 8: 13-14).

Sekali lagi saya tekankan, bahwa Alkitab yang kita miliki saat ini tidak sempurna, dan telah mengandung kesalahan-kesalahan, bukan hanya dalam persoalan bilangan, tetapi juga dalam persoalan nama seperti yang baru kita pelajari. Tetapi ini tetap hanya merupakan suatu kesalahan yang remeh, yang tidak akan mengubah doktrin-doktrin Kristen yang kita miliki. Kita tetap mempunyai sebuah Alkitab yang cukup untuk menunjukkan jalan keselamatan dalam Yesus Kristus, dan untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita bisa hidup sehingga menyenangkan dan memuliakan Allah.
--
b) Hal-hal lain yang juga perlu dipersoalkan dalam ay 13 ini adalah: yang membunuh orang-orang Edomitu siapa? Daud atau Abisai atau Yoab? Dan berapa jumlah orang Edomyang dibunuh? 12 ribu atau 18 ribu?

2 Samuel 8: 13: “Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

1Taw 18:12 - “Abisai, anak Zeruya, menewaskan delapan belas ribu orang Edomdi Lembah Asin.”.

Mazmur 60:1-2 - “[(1) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung kesaksian. Miktam dari Daud untuk diajarkan, (2) ketika ia memerangi orang Aram-Mesopotamia dan orang Aram-Zoba, dan ketika Yoab pada waktu pulang telah memukul kalah dua belas ribu orang Edomdi Lembah Asin.]”.

Catatan: Mazmur 60:1-2 sebetulnya tidak termasuk Alkitab; judul itu merupakan penambahan, sehingga dalam terjemahan-terjemahan bahasa Inggris diletakkan di atas sebagai headnote. Karena itu saya meletakkan text itu dalam tanda kurung tegak, dan saya sendiri tidak terlalu mempedulikan bagian ini.

The Biblical Illustrator: “The last enemy specified is Edom; and it is evident that the contest with that ferocious people was peculiarly bloody and critical. There is a degree of indistinctness in the narrative of this event, when it is attempted to harmonize the three passages that contain allusions to it - in Samuel and Chronicles, and in the introduction to the 60th Psalm. In one place, it is said that it was 18,000 Syrians that fell in the Valley of Salt (2 Sam 8:18); in another they are said to have been Edomites (1 Chron 8:12); the introduction to the Psalm makes the number of Edomites 12,000; in Samuel, the victory is ascribed to David - in Chronicles, to Abishai - and in the Psalm, to Joab. It is probable that the war with Edom was carried on at the same time as the war with the Syrians; that while David and his army were in the north a detachment of the Syrians was sent to co-operate with the Edomites in attacking the southern part of Judah; that hearing of this, David despatched Abishai with a portion of his troops to encounter them; that Abishai completely defeated the confederate armies in the Valley of Salt (near Edom), much about the same time as David routed the Syrians in the neighbourhood of Damascus. If the Edomites and Syrians were confederate, it is not surprising that in one.place it should be said it was 18,000 Syrians that fell, and in another 18,000 Edomites.” [= Musuh yang terakhir yang dinyatakan secara explicit adalah Edom; dan adalah jelas bahwa kontes / perjuangan dengan bangsa yang ganas itu secara khusus bersifat berdarah dan kritis. Di sanaada suatu tingkat ketidak-jelasan dalam cerita dari peristiwa ini, pada waktu diusahakan untuk mengharmoniskan ketiga text yang berisikan referensi tentangnya - dalam kitab Samuel dan Tawarikh, dan dalam pendahuluan dari Maz 60. Di satu tempat, dikatakan bahwa adalah 18 ribu orang Syria yang jatuh / mati di Lembah Garam (2Sam 8:18); dalam tempat yang lain mereka dikatakan sebagai orang-orang Edom (1Taw 8:12); pendahuluan terhadap Mazmur membuat jumlah dari orang-orang Edom 12 ribu; dalam Samuel, kemenangan dianggap sebagai milik dari Daud - dalam Tawarikh dari Abisai - dan dalam Mazmur dari Yoab. Adalah mungkin bahwa perang dengan Edom dilakukan pada saat yang sama dengan perang dengan Syria; sehingga pada waktu Daud dan pasukannya ada di Utara suatu kelompok tentara Syria dikirim untuk bekerja sama dengan orang-orang Edomdalam menyerang bagian Selatan Yehuda; sehingga pada waktu mendengar hal ini, Daud mengutus Abisai dengan sebagian dari pasukannya untuk menghadapi mereka; sehingga Abisai mengalahkan secara total tentara gabungan / sekutu di Lembah Garam (dekat Edom), pada waktu yang bersamaan dimana Daud mengalahkan orang-orang Syria di sekitar Damsyik. Jika orang-orang Edom dan orang-orang Syriabersekutu, tidaklah mengherankan bahwa di satu tempat dikatakan bahwa adalah 18 ribu orang Syriayang mati, dan di tempat lain 18 ribu orang-orang Edom.].

Komentar saya: ini jelas hanya dugaan tanpa dasar dan rasanya tidak masuk akal, karena bagaimana orang-orang Syria di Timur Laut Israelbisa membantu Edom yang ada di sebelah Tenggara Israel/ Yehuda? Itu terlalu jauh. Juga penafsir ini tidak bisa mengharmoniskan ketiga nama, dan juga bilangan 12 ribu dan 18 ribu.

Calvin: “this is only a summary here, and in Chronicles the battles are distinctly divided. For Chronicles says that Abishai conquered the Edomites, and yet afterwards it speaks of Joab, whereas Samuel speaks of David - for, after all, everything was done in his name (1Chron. 18:12). And Abishai killed only 18,000 but David killed 22,000 Syrians. Now that is how such variations between texts are not real contradictions, because one gives only a summary of the story, whereas the other gives a more detaild distinction, as I have said.” [= ini hanya merupakan suatu ringkasan di sini, dan dalam kitab Tawarikh pertempuran-pertempuran dibagi secara jelas. Karena kitab Tawarikh mengatakan Abisai mengalahkan orang-orang Edom, tetapi belakangan kitab itu berbicara tentang Yoab (dimana?), sedangkan kitab Samuel berbicara tentang Daud - karena, bagaimanapun, segala sesuatu dilakukan atas namanya (1Taw 18:12). Dan Abisai hanya membunuh 18.000 tetapi Daud membunuh 22.000 orang-orang Aram. Itulah bagaimana variasi-variasi / perbedaan-perbedaan antara text-text bukanlah kontradiksi-kontradiksi yang sungguh-sungguh, yang satu hanya memberi sebuah ringkasan dari cerita itu, sedangkan yang lain memberikan suatu perbedaan yang lebih terperinci, seperti yang telah saya katakan.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 411.

2 Samuel 8: 5: “Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aramitu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang.”.

1Taw 18:5 - “Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aramitu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang.”.

Catatan: saya tidak mengerti bagaimana Calvin berpindah dari Edom ke Aram(lihat kalimat yang saya beri garis bawah ganda). Keduanya adalah cerita yang berbeda.

Keil & Delitzsch: “According to the Chronicles, it was Abishai the son of Zeruiah who smote the Edomites. This agrees very well not only with the account in 2 Sam 10:10ff., to the effect that Abishai commanded a company in the war with the Syrians and Ammonites under the generalship of his brother Joab, but also with the heading to Ps 60, in which it is stated that Joab returned after the defeat of Aram, and smote the Edomites in the valley of Salt, twelve thousand men; and with 1 Kings 11:15-16, in which we read that when David was in Edom, Joab, the captain of the host, came up to bury the slain, and smote every male in Edom, and remained six months in Edom with all Israel, till he had cut off every male in Edom. From this casual but yet elaborate notice, we learn that the war with the Edomites was a very obstinate one, and was not terminated all at once. The difference as to the number slain, which is stated to have been 18,000 in the text before us and in the Chronicles, and 12,000 in the heading to Ps 60, may be explained in a very simple manner, on the supposition that the reckonings made were only approximative, and yielded different results; and the fact that David is named as the victor in the verse before us, Joab in Ps 60, and Abishai in the Chronicles, admits of a very easy explanation after what has just been observed. The Chronicles contain the most literal account. Abishai smote the Edomites as commander of the men engaged, Joab as commander-in-chief of the whole army, and David as king and supreme governor, of whom the writer of the Chronicles affirms, ‘The Lord helped David in all his undertakings.’” [= Menurut kitab Tawarikh, adalah Abisai anak Zeruyayang membunuh orang-orang Edom. Ini sesuai dengan baik bukan hanya dengan cerita dalam 2Sam 10:10-dst., yang berarti bahwa Abisai memerintah / mempunyai otoritas atas suatu kelompok tentara dalam perang melawan orang-orang Syria dan Amon dibawah kepemimpinan dari saudaranya, Yoab, tetapi juga dengan judul dari Maz 60, dalam mana dinyatakan bahwa Yoab kembali setelah kekalahan Aram, dan membunuh orang-orang Edomdi lembah Garam, 12 ribu orang; dan dengan 1Raja 11:15-16, dalam mana kita membaca bahwa pada waktu Daud ada di Edom, Yoab, komandan dari pasukan, datang untuk menguburkan orang-orang yang terbunuh, dan membunuh setiap orang laki-laki di Edom, dan tinggal 6 bulan di Edom dengan semua orang-orang Israel, sampai ia telah membunuh setiap orang laki-laki di Edom. Dari perhatian / pertimbangan yang tidak mendalam tetapi rumit ini, kita mendapatkan bahwa perang dengan orang-orang Edomadalah suatu perang yang sangat berlarut-larut, dan tidak diakhiri semuanya dengan segera. Perbedaan berkenaan dengan jumlah orang-orang yang terbunuh, yang dinyatakan sebagai 18 ribu dalam text di depan kita (2Sam 8:13) dan dalam kitab Tawarikh (1Taw 18:12), dan 12 ribu dalam judul dari Maz 60, bisa dijelaskan dengan suatu cara yang sederhana, pada anggapan bahwa perhitungan-perhitungan yang dibuat hanyalah bersifat perkiraan, dan menghasilkan hasil-hasil yang berbeda; dan fakta bahwa Daud disebutkan sebagai pemenang dalam ayat di depan kita, Yoab dalam Maz 60, dan Abisai dalam kitab Tawarikh, memungkinkan suatu penjelasan yang sangat mudah setelah apa yang baru diperhatikan / dinyatakan. Kitab Tawarikh berisi cerita yang paling hurufiah. Abisai membunuh orang-orang Edom sebagai komandan dari orang yang berperang, Yoab sebagai panglima dari seluruh pasukan, dan Daud sebagai raja dan pemimpin / pemerintah tertinggi, tentang siapa penulis dari Tawarikh menegaskan, ‘Tuhan menolong Daud dalam setiap usahanya’ (1Taw 18:6,13).].

1Raja 11:15-16 - “(15) Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; (16) enam bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom.”.

Catatan:

a. Saya sukar untuk menerima bahwa jumlah itu bisa berbeda karena hanya merupakan perkiraan. Tetapi perbedaan jumlah ini tidak ada kalau Maz 60 yang hanya merupakan judul itu kita abaikan.

b. Tentang siapa yang membunuh, apakah itu Abisai, Yoab, atau Daud, itu memang mudah untuk dijelaskan. Ini seperti kalau saya mengatakan: ‘Saya membangun rumah baru’. Padahal yang membangun adalah para tukang. Tetap kata-kata saya tidak salah, karena para tukang membangun atas perintah saya. Demikian juga apakah Abisai atau Yoab yang membunuh, tetap bisa dikatakan bahwa Daud yang membunuh.

c) Beberapa komentar tentang penaklukan Edom oleh Daud / Israel.

Matthew Henry: “His success against the Edomites. They all became David’s servants, v. 14. Now, and not till now, Isaac’s blessing was accomplished, by which Jacob was made Esau’s Lord (Gen 27:37-40) and the Edomites continued long tributary to the kings of Judah, as the Moabites were to the kings of Israel, till, in Joram’s time, they revolted (2 Chron 21:8) as Isaac had there foretold that Esau should, in process of time, break the yoke from off his neck.” [= Kesuksesannya terhadap orang-orang / bangsa Edom. Mereka semua menjadi pelayan-pelayan Daud, ay 14. Sekarang, dan tidak sebelum saat ini, berkat Ishak tercapai, dengan mana Yakub dijadikan tuan dari Esau (Kej 27:37-40) dan orang-orang / bangsa Edommenjadi bangsa yang membayar upeti sampai waktu yang lama kepada raja-raja Yehuda, seperti Moab membayar kepada raja-raja Israel, sampai, pada jaman Yoram (anak Yosafat), mereka memberontak (2Taw 21:8) sebagaimana Ishak telah meramalkan bahwa Esau, dalam proses dari waktu, akan melepaskan / mematahkan kuk itu dari lehernya.].

Kejadian 27:37-40 - “(37) Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: ‘Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?’ (38) Kata Esau kepada ayahnya: ‘Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!’ Dan dengan suara keras menangislah Esau. (39) Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: ‘Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. (40) Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.’”.

Catatan: Ishak lahir sekitar 1000 tahun sebelum Daud. Jadi di sini ada nubuat yang digenapi 1000 tahun setelahnya! Dan jaman Yoram itu lebih dari 150 tahun setelah Daud. Jadi penggenapan bagian akhir dari nubuat itu terjadi setelah waktu yang lebih lama lagi (1150 tahun)! Nubuat-nubuat yang tergenapi seperti ini membuktikan Alkitab adalah firman Tuhan!

2Taw 21:8 - “Pada zamannya memberontaklah Edom terhadap kekuasaan Yehuda dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri.”.

Calvin mengatakan bahwa dalam Bilangan 20:14-dst Edommenyakiti Israel dengan tidak mengijinkan Israelmelewati daerahnya sehingga mereka harus memutar.

Bil 20:14-21 - “(14) Kemudian Musa mengirim utusan dari Kadesh kepada raja Edom dengan pesan: ‘Beginilah perkataan saudaramu Israel: Engkau tahu segala kesusahan yang telah menimpa kami, (15) bahwa nenek moyang kami pergi ke Mesir, dan kami lama diam di Mesir dan kami dan nenek moyang kami diperlakukan dengan jahat oleh orang Mesir; (16) bahwa kami berteriak kepada TUHAN, dan Ia mendengarkan suara kami, mengutus seorang malaikat dan menuntun kami keluar dari Mesir. Sekarang ini kami ada di Kadesh, sebuah kota di tepi perbatasanmu. (17) Izinkanlah kiranya kami melalui negerimu; kami tidak akan berjalan melalui ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu dan kami tidak akan minum air sumurmu; jalan besar saja akan kami jalani dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sampai kami melalui batas daerahmu.’ (18) Tetapi orang Edomberkata kepada mereka: ‘Tidak boleh kamu melalui daerah kami, nanti kami keluar menjumpai kamu dengan pedang!’ (19) Lalu berkatalah orang Israelkepadanya: ‘Kami akan berjalan melalui jalan raya, dan jika kami dan ternak kami minum airmu, maka kami akan membayar uangnya, asal kami diizinkan lalu dengan berjalan kaki, hanya itu saja.’ (20) Tetapi jawab mereka: ‘Tidak boleh kamu lalu.’ Maka keluarlah orang Edom menghadapi mereka dengan banyak rakyatnya dan dengan tentara yang kuat. (21) Ketika orang Edom tidak mau mengizinkan orang Israel lalu dari daerahnya, maka orang Israelmenyimpang meninggalkannya.”.

Calvin: “But yet it says that ‘the greatest would serve the least’ (Gen 25:23). Now here is Esau, who is subjected to Jacob. That is not meant of the two persons, but of their posterity.” [= Tetapi dikatakan bahwa ‘yang terbesar akan melayani yang terkecil’ (Kej 25:23). Sekarang di sini adalah Esau, yang ditundukkan kepada Yakub. Itu tidak berarti tentang kedua pribadi itu, tetapi tentang keturunan mereka.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 403.

Kejadian 25:23 - “Firman TUHAN kepadanya: ‘Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.’”.

The Bible Exposition Commentary: “South: the Edomites (vv. 12-14). 1 Chron 18:12-13 names the Edomites as the enemy (see 1 Kings 11:14b-18), ... Though David and Joab were the conquering leaders in this battle, it was the Lord who received the glory when David commemorated the victory in Ps 60. ‘Over Edom I will cast My shoe’ (60:8 NKJV) is a metaphorical expression that may have a dual meaning: (1) God claims Edom as His territory, and (2) God treats Edom like a slave who cleans the master’s shoes. It expresses the humiliation God brought to the proud Edomites whom David conquered.” [= Selatan: orang-orang / bangsa Edom(ay 12-14). 1Taw 18:12-13 menyebutkan bangsa Edom sebagai musuh (lihat 1Raja 11:14b-18), ... Sekalipun Daud dan Yoab adalah pemimpin-pemimpin yang mengalahkan dalam pertempuran, adalah Tuhan yang menerima kemuliaan pada waktu Daud menghormati ingatan tentang kemenangan dalam Maz 60. ‘Atas Edom Aku akan melemparkan kasutKu’ (60:10) merupakan suatu ungkapan yang bersifat simbolis yang bisa mempunyai dua arti: (1) Allah mengclaim Edomsebagai daerahNya, dan (2) Allah memperlakukan Edom seperti seorang budak yang membersihkan kasut tuannya. Itu menyatakan perendahan yang Allah bawa kepada bangsa Edomyang dikalahkan oleh Daud.].

Mazmur 60:10 - “Moab ialah tempat pembasuhanKu, kepada EdomAku melemparkan kasutKu, karena Filistea Aku bersorak-sorai.’”.

d) Daud juga mengalahkan Moab, Amon, Filistin, dan Amalek (2 Samuel 8: 12).

2 Samuel 8: 12: “yakni perak dan emas dari orang Aram (Edom), dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.

The Bible Exposition Commentary: “David also defeated the Amalekites (v. 12), a commission that his predecessor Saul had failed to fulfill (1 Sam 15). From the days of Moses, the Lord had declared war on Amalek (Ex 17:8-12; Num 14:45; Deut 25:17-19), and David was only continuing the crusade. Just as the Lord promised (7:9), David was victorious over his enemies.” [= Daud juga mengalahkan orang-orang Amalek (ay 12), suatu perintah yang pendahulunya, Saul, telah gagal untuk penuhi (1Sam 15). Sejak jaman Musa, Tuhan telah menyatakan perang terhadap Amalek (Kel 17:8-12; Bil 14:45; Ul 25:17-19), dan Daud hanya melanjutkan perang salib / perang kudus itu. Persis seperti yang Tuhan janjikan (7:9), Daud menang atas musuh-musuhnya.].

Ulangan 25:17-19 - “(17) ‘Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; (18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah. (19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!’”.

2Samuel 7:9 - “Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.”.

5) Hasil / akibat dari kemenangan-kemenangan yang diperoleh oleh Daud ini.

a) The Biblical Illustrator: “The effect of these victories must have been very striking. Not only were the people now freed from all the harassing attacks to which they had been subject at every moment and on every side, but the Hebrew kingdom was elevated to the rank of a first-rate Power. Garrisons were placed in all the surrounding strongholds; the accumulated hoards of Eastern wealth were transferred to Jerusalem; and streams of tribute rolled their golden waters into the treasury of David. The secret of David’s success is expressed once and again in the narrative: ‘The Lord was with David, and preserved him whithersoever he went.’ It is one of the great lessons of the Old Testament that the godly man can and does perform his duty better than any other, because the Lord is with him - whether he be steward of a house, or keeper of a prison, or ruler of a kingdom, like Joseph; or a judge and lawgiver, like Moses; or a warrior, like Samson or Gideon or Jephthah; or a king, like David or Jehoshaphat or Josiah; or a prime minister over a hundred and twenty provinces, like Daniel. This is one of the prominent lessons of the Book of Psalms - it is inscribed upon its very portals; the godly man ‘shall be like a tree planted by the rivers of water, that bringeth forth his fruit in his season; his leaf also shall not wither; and whatsoever he doeth shall prosper.’” [= Hasil / akibat dari kemenangan-kemenangan ini pasti sangat menyolok. Bukan hanya sekarang bangsa itu dibebaskan dari semua serangan-serangan yang mengganggu / menyiksa pada mana mereka terbuka pada setiap saat dari setiap sisi, tetapi kerajaan Ibrani itu ditinggikan pada ranking dari Kuasa tingkat / level pertama. Pos-pos militer ditempatkan di semua benteng-benteng yang mengelilingi; koleksi-koleksi yang dikumpulkan dari kekayaan Timur dibawa ke Yerusalem; dan aliran-aliran dari upeti mengalirkan air-air emas ke dalam perbendaharaan Daud. Rahasia dari keberhasilan Daud dinyatakan dua kali dalam cerita itu: ‘Tuhan menyertai Daud, dan menjaga / melindungi dia kemanapun ia pergi’. Ini adalah salah satu dari pelajaran-pelajaran besar dari Perjanjian Lama bahwa orang saleh bisa dan memang melakukan kewajibannya dengan lebih baik dari orang lain manapun, karena Tuhan menyertainya - apakah ia adalah seorang pengurus dari sebuah rumah, atau penjaga dari sebuah penjara, atau penguasa dari suatu kerajaan, seperti Yusuf; atau seorang hakim dan pemberi hukum, seperti Musa; atau seorang pejuang, seperti Simson atau Gideon atau Yefta; atau seorang raja, seperti Daud atau Yosafat atau Yosia; atau seorang perdana menteri atas 120 propinsi, seperti Daniel. Ini adalah salah satu dari pelajaran-pelajaran yang menonjol / menyolok dari kitab Mazmur - itu dituliskan pada pintu masuknya; orang saleh ‘akan seperti sebuah pohon yang ditanam dekat aliran-aliran sungai, yang menghasilkan buahnya pada musimnya; daunnya juga tidak akan layu; dan apapun yang diperbuatnya akan berhasil’.].

Mazmur 1:1-3 - “(1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, (2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”.

b) Daud mendapat nama.

2 Samuel 8: 13: “Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin.”.

Pulpit Commentary: “Ver. 13. - Getting a name. ‘David gat him a name.’ There appears to have been something special in the campaign against the Syrians (or rather Edomites, 1 Chron. 18:12), and in David’s part therein, which rendered his victory peculiarly signal and memorable. Hence he obtained an honourable ‘name;’ his reputation and fame were greatly increased. A large proportion of the names that men have won have been gained in war. But others more honourable have been obtained by the arts and victories of peace. Most to be valued are those acquired by eminence in goodness and usefulness. ... III. How it should be sought. It should scarcely be sought at all. The way to obtain it is, not to seek it, but to practise the virtues from which it arises. To seek it is to set our hearts on the approval of men, which is perilous. Let us labour to be accepted of God, and he will take care of our reputation among men, so far as it is good for us and adapted to honour him and benefit our fellow-men. ‘It is a very small thing to be judged of man’s judgment.… He that judgeth us is the Lord’ (1 Cor. 4:3, 4). At the same time, for the reasons given under division II., we should not needlessly defy or sacrifice the good opinion of others, though we should willingly do so when fidelity to truth and God requires the sacrifice.” [= Ay 13. - Mendapat nama. ‘Daud mendapat nama’. Di sanaterlihat sesuatu yang khusus dalam operasi militer terhadap orang-orang Syria (atau lebih tepat ‘orang-orang Edom’, 1Taw 18:12), dan dalam bagian Daud di dalamnya, yang membuat kemenangannya menjadi suatu petunjuk secara khusus dan menyolok / layak diingat. Maka ia mendapatkan suatu ‘nama’ yang terhormat; reputasi dan kemashyurannya sangat ditingkatkan. Suatu bagian yang besar dari nama-nama yang orang-orang telah menangkan telah didapatkan dalam peperangan. Tetapi nama-nama lain yang lebih terhormat telah didapatkan oleh seni-seni dan kemenangan-kemenangan dari damai. Yang paling dinilai adalah mereka yang didapatkan oleh keunggulan dalam kebaikan dan kebergunaan. ...

III. BAGAIMANA ITU HARUS DICARI / DIUSAHAKAN.

Itu seharusnya tidak dicari / diusahakan sama sekali. Cara untuk mendapatkannya bukanlah dengan mencari / mengusahakannya, tetapi dengan mempraktekkan kebaikan-kebaikan dari mana itu muncul. Mencari / mengusahakannya berarti mengarahkan hati kita pada persetujuan manusia, yang merupakan sesuatu yang membahayakan. Hendaklah kita berjerih payah untuk diterima oleh Allah, dan Ia akan mengurus reputasi kita di antara manusia, sejauh itu baik bagi kita dan disesuaikan untuk menghormati Dia dan memberi manfaat kepada sesama kita. ‘Adalah sesuatu hal yang sangat kecil untuk dihakimi oleh penghakiman manusia. ... Ia yang menghakimi kita adalah Tuhan’ (1Kor 4:3,4). Pada saat yang sama, untuk alasan-alasan yang diberikan di bawah bagian II., kita tidak boleh secara tidak perlu menolak atau mengorbankan pandangan yang baik dari orang-orang lain, sekalipun kita harus dengan sukarela melakukan demikian pada waktu kesetiaan pada kebenaran dan Allah menuntut pengorbanan itu.] - ‘Homilies’.

1Korintus 4:3-4 - “(3) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. (4) Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.”.

Catatan: ay 4nya salah terjemahan.

RSV: “I am not aware of anything against myself, but I am not thereby acquitted. It is the Lord who judges me.” [= Aku tidak menyadari tentang apapun terhadap / menentang diriku sendiri, tetapi bukan karena itu aku tidak bersalah. Adalah Tuhan yang menghakimi aku.].

NIV: “My conscience is clear, but that does not make me innocent. It is the Lord who judges me.” [= Hati nuraniku bersih, tetapi itu tidak membuat aku tidak bersalah. Adalah Tuhan yang menghakimi aku.].

Bandingkan juga dengan Galatia 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

Pendeta-pendeta yang selalu berkhotbah untuk menyenangkan manusia, adalah nabi-nabi palsu, yang akan banyak dicari oleh orang-orang sesat pada akhir jaman.

2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.

The Bible Exposition Commentary: “David’s reputation increased dramatically because of these victories (v. 13), and David was careful to give God the glory (8:11-12).” [= Reputasi Daud naik secara dramatis karena kemenangan-kemenangan ini (ay 13), dan Daud dengan hati-hati / teliti memberikan kemuliaan kepada Allah (8:11-12).].

2Samuel 8:7,11-12 - “(7) Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem. … (11) Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa yang ditaklukkannya, (12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.

Mendapat nama / kepopuleran bisa membuat orang jadi sombong, dan makin ingin memuliakan dirinya sendiri. Karena itu, siapapun yang menjadi populer, harus sangat berhati-hati terhadap hal ini, dan harus selalu mengarahkan kepopulerannya untuk memuliakan Tuhan, dan bukan dirinya sendiri!
--
II) Daud adalah orang yang gila kekuasaan / perang?

Daud perang ke 4 penjuru. Barat - Filistin, Timur - Moab dan Amon, Utara - Aram dan Syria, Selatan - Edom. Gila perang / kekuasaan? Mari kita melihar dalam peta di bawah ini dengan bangsa apa saja ia berperang, dan dimana bangsa-bangsa itu berada. Foto Peta Israel dan negara-negara di sekitarnya. Jangan menganggap Daud sebagai orang yang gila perang, gila kekuasaan, seperti Genghis Khan, Hitler, Napoleon dsb. Ia berperang dan menaklukkan banyak bangsa, karena alasan-alasan ini: 

1) Perang yang Daud lakukan ini merupakan salah satu penggenapan dari Kej 3:15. Pulpit Commentary: “These wars of Israel with surrounding nations were not ordinary wars (ch. 2:24–29). They were a special embodiment of the great conflict which was ordained from the beginning (Gen. 3:15), and of which the sacred history is a record. They involved principles and issues of vast importance; and they must be considered in the light of the peculiar position of the people of Israel, the measure of Divine revelation vouchsafed to them, and the „ruling ideas in early ages,‟ in order that they may be judged of correctly,” [= Perangperang Israel dengan bangsa-bangsa sekitarnya ini bukanlah perang-perang biasa (psl 2:24-29). Perang-perang itu merupakan suatu perwujudan dari konflik / perang yang besar yang ditentukan dari semula (Kej 3:15), dan tentang mana sejarah kudus merupakan suatu catatan. Mereka melibatkan prinsip-prinsip dan persoalan-persoalan yang sangat penting; dan mereka harus dianggap dalam terang dari posisi khusus dari bangsa Israel, ukuran dari wahyu Ilahi yang dinyatakan kepada mereka, dan „gagasangagasan yang mendominasi dalam jaman-jaman awal‟, supaya mereka bisa dinilai secara benar,] - hal 231. 

Kata-kata penafsir ini mungkin benar, tetapi saya tidak tahu sejauh mana perang yang ia lakukan itu menggenapi Kej 3:15. 

2) Bangsa-bangsa itu memang memusuhi dan terus mengganggu Israel, dan dengan Daud menundukkan mereka, maka ada keamanan bagi bangsa Israel. Pulpit Commentary: “II. ON JUSTIFIABLE GROUNDS. For: 1. The defence of person and property, and the preservation of the worship of Jehovah (ch. 10:12). The right of self-defence is a law of nature, extending to the relations of states and kingdoms, as well as of individuals. Without its exercise the destruction of Israel by their fierce and powerful enemies could have been averted only by a continuous miracle.” [= II. DIDASARKAN PADA DASAR-DASAR YANG BISA DIBENARKAN. Karena: 1. Pembelaan dari pribadi dan milik / daerah, dan pembelaan dari penyembahan Yehovah (psl 10:12). Hak pembelaan diri merupakan suatu hukum alam, meluas pada hubungan-hubungan dari negara-negara dan kerajaankerajaan, maupun individu-individu. Tanpa pelaksanaannya, penghancuran dari Israel oleh musuh-musuh yang ganas dan kuat hanya bisa dicegah oleh suatu mujijat yang terus menerus.] - hal 232. 

2Sam 10:12 - “Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mataNya.‟”. 

Bdk. 1Raja 5:2-4 - “(2) Lalu Salomo mengutus orang kepada Hiram dengan pesan: (3) „Engkau tahu bahwa Daud, ayahku, tidak dapat mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahnya, oleh karena musuh-musuhnya memerangi dia dari segala jurusan, sampai TUHAN menyerahkan mereka ke bawah telapak kakinya. (4) Tetapi sekarang, TUHAN, Allahku, telah mengaruniakan keamanan kepadaku di mana-mana, tidak ada lagi lawan dan tidak ada lagi malapetaka menimpa.”. 

3) Daud juga berfungsi sebagai algojo dari Tuhan terhadap bangsa-bangsa yang menyembah berhala itu. Pulpit Commentary: “2. The punishment of evildoers, and the execution of a Divine judgment upon the heathen and their gods. Of this David deemed himself an appointed agent, fulfilling a Divine commission, like that given to Saul concerning Amalek, and the command under which Joshua acted in the conquest of the land.” [= 2. Hukuman dari pelaku-pelaku kejahatan, dan pelaksanaan dari suatu penghakiman Ilahi terhadap orang-orang kafir dan dewa-dewa mereka. Tentang ini Daud menganggap dirinya sendiri sebagai agen yang ditetapkan, memenuhi suatu perintah Ilahi, seperti yang diberikan kepada Saul berkenaan dengan bangsa Amalek, dan perintah di bawah mana Yosua bertindak dalam penaklukan dari negeri itu (Kanaan).] - hal 232. 

Bdk. 1Sam 15:2-3 - “(2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. (3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanakkanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.‟”. 

Catatan: memang jelas dalam kasus ini Saul dijadikan algojo oleh Tuhan untuk membasmi bangsa Amalek. Ini juga berlaku dalam kasus Yosua pada waktu ia disuruh membasmi seluruh bangsa-bangsa Kanaan. Dan jelas juga berlaku bagi Daud dalam perang-perang yang ia lakukan di sini. Tetapi ini tidak bisa berlaku dalam jaman Perjanjian Baru! 

4) Ia berusaha menggenapi janji Tuhan tentang pemberian negeri itu sampai pada batasbatas yang Tuhan janjikan. Jadi, kalau kita membaca perang-perang yang Daud lakukan, kita juga harus memikirkan tentang janji Allah berkenaan dengan tanah Kanaan, yang memang Ia janjikan bagi bangsa Israel. 

Bdk. 1Samuel 25:28 - “Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu.”. 

Catatan: ini adalah kata-kata Abigail kepada Daud; dan kata-kata yang saya garisbawahi itu memang benar. Perang-perang yang dilakukan oleh Daud adalah perang demi / bagi Tuhan, dan karena itu jelas bahwa ia tidak bisa dipersalahkan dalam melakukan perang-perang itu. 

Pulpit Commentary: “3. The attainment of the destination of the chosen people to rule over the nations according to former promises and predictions. „The chief aim of the writer is to show the growth of God‟s kingdom‟ (see the martial Psalms, 9, 10, 18, 20, 21, 44, 60, 68, 110).” [= 3. Pencapaian dari tujuan dari bangsa pilihan itu untuk memerintah atas bangsabangsa sesuai dengan janji-janji dan ramalan-ramalan yang terdahulu. „Tujuan utama dari sang penulis adalah untuk menunjukkan pertumbuhan dari kerajaan Allah‟ (lihat Mazmur-mazmur yang berkenaan dengan perang, 9, 10, 18, 20, 21, 44, 60, 68, 110).] - hal 232. 

Calvin: “We have seen how God returned the kingdom peaceably into the hands of David after many difficulties. But the promise which was given to him concerning the vanquishing of all his enemies around was not yet accomplished. It was not enough for David to rule over all the people of God, but his rule had to be extended to that which was promised to Abraham (Gen 15:7; Psa. 72:8-9). For Scripture not only said that the line of Abraham would possess what the children of Israel had, after they had entered into possession of the country, but it describes four borders from one sea to the other, and from the great river to the desert. Now that is the heritage which was supposed to come to the line of Abraham: namely, from the Red Sea to the opposite sea, which leads towards . . . , which one also calls the Sea of (Syria). And then there is the Euphrates River, and over against it, the deserts which were on the coast of Arabia. Well, when the children of Israel arrived in the land, they did not enjoy all of that; far from it. Hence, God wanted to reserve for the time of David what he had promised to his servant, Abraham, so that the faithful might know that it was truly of the line of David through which the seed of Abraham should come, to whom this land had been promised.” [= Kita telah melihat bagaimana Allah mengembalikan kerajaan itu dengan teratur / harmonis ke dalam tangan Daud setelah banyak kesukaran. Tetapi janji yang diberikan kepadanya berkenaan dengan pengalahan / penundukan dari semua musuh-musuhnya di sekitarnya belum tercapai. Tidaklah cukup bagi Daud untuk memerintah atas semua bangsa / umat Allah, tetapi pemerintahannya harus meluas sampai daerah yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 15:7; Maz 72:8-9). Karena Kitab Suci bukan hanya berkata bahwa garis keturunan Abraham akan memiliki apa yang anak-anak Israel punyai, setelah mereka sudah masuk ke dalam kepemilikan negeri itu, tetapi itu menggambarkan empat batasan dari satu laut sampai pada laut yang lain, dan dari sungai besar sampai padang gurun. Jadi itulah warisan / milik yang harus sampai kepada garis keturunan Abraham: yaitu dari Laut Merah sampai pada laut di arah yang bertentangan dengannya / di seberangnya, yang membimbing kepada . . . , yang juga disebut Laut (Syria). Dan lalu di sana ada Sungai Efrat, dan bertentangan dengannya, padang gurun yang ada di pantai Arab. Pada waktu anak-anak Israel sampai di negeri, mereka tidak menikmati semua itu; jauh dari itu. Jadi, Allah mau menyimpan / mencadangkan untuk jaman Daud apa yang telah Ia janjikan kepada pelayanNya, Abraham, sehingga orang-orang yang setia / percaya bisa tahu bahwa adalah sungguh-sungguh dari garis keturunan Daud melalui mana benih / keturunan Abraham harus datang, bagi siapa tanah ini telah dijanjikan.] - „Sermons on 2Samuel‟, hal 402-403. 

Catatan: 1. Bagian yg kurang (. . .) diberi footnote dari penterjemah yang berkata „Lacking in the text‟ [= Kurang / tak ada dalam textnya]. 2. Mungkin yang disebut Laut Syria itu adalah Laut Tengah (Mediterranean Sea). Ini dalam peta juga disebut Great Sea (Laut Besar) / Upper Sea / Western Sea / Hinder Sea - https://bibleatlas.org/great_sea.htm 

Bdk. Bil 34:6 - “Batas baratmu ialah laut besar dan pantainya; itulah batas baratmu.”. 

Kejadian 15:7 - “Lagi firman TUHAN kepadanya: „Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.‟”. 

Mazmur 72:8-9 - “(8) Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! (9) Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan musuhmusuhnya menjilat debu;”. 

The Bible Exposition Commentary: “This chapter summarizes the victories of the army of Israel over their enemies, ... We must look at David‟s military activities in the light of God‟s covenants with Israel through Abraham (Gen 12; 15), Moses (Deut 27-30) and David (2 Sam 7). The Lord had promised Israel the land from the River of Egypt to the Euphrates River (Gen 15:17-21; Deut 1:6-8; 11:24; 1 Kings 4:20-21), and the Lord used David to help fulfill the promise. Israel had lost territory to her enemies during the reign of King Saul, and David recaptured it, but he also expanded Israel‟s borders and acquired land that hadn‟t been conquered in Joshua‟s day (Josh 13:1-7). David established vassal treaties with most of these nations and set up garrisons in their lands to maintain Israel‟s authority (v. 6). A man of faith, David believed God‟s promises and acted upon them for the blessing of his people.” [= Pasal ini meringkas kemenangan-kemenangan dari tentara / laskar Israel atas musuh-musuh mereka, ... Kita harus memandang aktivitas-aktivitas militer Daud dalam terang dari perjanjian Allah dengan Israel melalui Abraham (Kej 12; Kej 15), Musa (Ul 27-30) dan Daud (2Sam 7). Tuhan telah menjanjikan Israel tanah dari Sungai dari Mesir ke Sungai Efrat (Kej 15:17-21; Ul 1:6-8; 11:24; 1Raja 4:20-21), dan Tuhan menggunakan Daud untuk menolong menggenapi janji itu. Israel telah kehilangan daerah / wilayah kepada musuh-musuh selama pemerintahan Raja Saul, dan Daud mengambilnya kembali, tetap ia juga memperluas batasan-batasan Israel dan mendapatkan tanah / negeri yang belum ditaklukkan pada jaman Yosua (Yos 13:1-7). Daud menegakkan perjanjian-perjanjian ketundukan dengan kebanyakan dari bangsa-bangsa ini dan mendirikan pos-pos militer di tanah / negeri mereka untuk memelihara otoritas Israel (ay 6). Daud, sebagai orang yang beriman, percaya janji-janji Allah dan bertindak atas janji-janji itu untuk berkat bagi bangsanya.]. 

Kej 15:18-21 - “(18) Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: „Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: (19) yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, (20) orang Het, orang Feris, orang Refaim, (21) orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu.‟”. 

Ul 1:6-8 - “(6) „TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. (7) Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. (8) Ketahuilah, Aku telah menyerahkan negeri itu kepadamu; masukilah, dudukilah negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunannya.‟”. 

Bdk. Bilangan 13:29 - “Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.‟”. 

Ulangan 11:24 - “Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu.”. 

Catatan: Gunung Lebanon dalam peta ada di Utara, sebelah Timur dari kota Sidon. 

1Raja 4:20-21 - “(20) Orang Yehuda dan orang Israel jumlahnya seperti pasir di tepi laut. Mereka makan dan minum serta bersukaria. (21) Maka Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya.”. 

Yos 13:1-7 - “(1) Setelah Yosua menjadi tua dan lanjut umurnya, berfirmanlah TUHAN kepadanya: „Engkau telah tua dan lanjut umur, dan dari negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki. (2) Inilah negeri yang tertinggal: segenap wilayah orang Filistin dan seluruh negeri orang Gesur, (3) mulai dari sungai Sikhor di sebelah timur Mesir sampai ke daerah Ekron ke arah utara - semuanya itu terhitung tanah orang Kanaan -; ada lima raja kota orang Filistin, yakni di Gaza, di Asdod, di Askelon, di Gat dan di Ekron -; dan orang Awi (4) di sebelah selatan; seluruh negeri orang Kanaan dan Meara, kepunyaan orang Sidon, sampai ke Afek, sampai ke daerah orang Amori; (5) selanjutnya negeri orang Gebal dan seluruh gunung Libanon di sebelah matahari terbit, mulai dari Baal-Gad di kaki gunung Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat; (6) semua orang yang diam di pegunungan, mulai dari gunung Libanon sampai ke Misrefot-Maim; semua orang Sidon. Aku sendiri akan menghalau mereka dari depan orang Israel; hanya undikanlah dahulu negeri itu di antara orang Israel menjadi milik pusaka mereka, seperti yang Kuperintahkan kepadamu. (7) Oleh sebab itu, bagikanlah negeri ini kepada suku yang sembilan itu dan kepada suku Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka.‟”. 

Catatan: untuk orang Sidon tidak diceritakan Daud berperang dan mengalahkan mereka, tetapi kalau dilihat dari ayat-ayat di bawah ini kelihatannya Sidon ada di bawah kekuasaan Daud. Dan Tirus jelas dikatakan bersahabat dengan Daud. 

2Sam 24:1-8 - “(1) Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firmanNya: „Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda.‟ (2) Lalu berkatalah raja kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia: „Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka.‟ (3) Lalu berkatalah Yoab kepada raja: „Kiranya TUHAN, Allahmu, menambahi rakyat seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang, dan semoga mata tuanku raja sendiri melihatnya. Tetapi mengapa tuanku raja menghendaki hal ini?‟ (4) Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab dan oleh para panglima tentara. Maka pergilah Yoab dan panglima-panglima tentara itu atas perintah raja untuk mengadakan pendaftaran di antara bangsa Israel. (5) Mereka menyeberangi sungai Yordan, lalu mulai dari Aroer dan dari kota yang terletak di tengahtengah lembah ke arah Gad dan Yaezer. (6) Kemudian sampailah mereka ke Gilead dan ke Kadesh di negeri orang Het. Selanjutnya sampailah mereka ke Dan dan dari Dan mengambil jurusan Sidon. (7) Kemudian sampailah mereka ke tempat yang berkubu, Tirus, dan ke segala kota orang Hewi dan orang Kanaan; akhirnya tibalah mereka di bagian selatan Yehuda, di Bersyeba. (8) Setelah mereka menjelajah seluruh negeri itu, sampailah mereka kembali ke Yerusalem setelah lewat sembilan bulan dan dua puluh hari.”. 

2Sam 5:11 - “Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud.”. 1Raja 5:1 - “Hiram, raja Tirus, mengutus pegawai-pegawainya kepada Salomo, karena didengarnya, bahwa Salomo telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, sebab Hiram senantiasa bersahabat dengan Daud.”. 

The Bible Exposition Commentary: “But David‟s victories also meant peace and safety for the people of Israel so they could live normal lives and not be constantly threatened by their neighbors. Israel had a great work to perform on earth in bearing witness to the true and living God and bringing the written Scriptures and the Messiah into the world. Furthermore, David‟s victories enriched the treasury of the Lord so that the material was available for Solomon to build the temple (vv. 11-13; 1 Chron 22). The church today doesn‟t use military weapons to fight God‟s battles (John 18:36-38; 2 Cor 10:3-6; Eph 6:14-18), but we could use the faith and courage of David and his soldiers and reclaim lost territory for the Lord.” [= Tetapi kemenangan-kemenangan Daud juga berarti damai dan keamanan bagi bangsa Israel sehingga mereka bisa menjalani hidup yang normal dan tidak secara terus menerus diancam oleh tetangga-tetangga mereka. Israel mempunyai pekerjaan besar untuk dilaksanakan di bumi dalam memberi kesaksian tentang Allah yang benar dan hidup dan membawa Kitab Suci tertulis dan sang Mesias ke dalam dunia. Selanjutnya, kemenangankemenangan Daud memperkaya perbendaharaan Tuhan sebagai materi / bahan tersedia bagi Salomo untuk membangun Bait Suci (ay 11-13; 1Taw 22). Gereja jaman sekarang tidak menggunakan senjata-senjata militer untuk melakukan pertempuran-pertempuran Allah (Yoh 18:36-38; 2Kor 10:3-6; Ef 6:14-18), tetapi kita bisa menggunakan iman dan keberanian Daud dan tentara-tentaranya dan mengambil kembali daerah / wilayah yang hilang bagi Tuhan.]. 

Yoh 18:36-37 - “(36) Jawab Yesus: „KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.‟ (37) Maka kata Pilatus kepadaNya: „Jadi Engkau adalah raja?‟ Jawab Yesus: „Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.‟”. 

2Kor 10:3-6 - “(3) Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, (4) karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. (5) Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, (6) dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.”. Ef 6:14-18 - “(14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; (16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, (18) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,”. 

5) Daud merupakan TYPE dari Kristus, dan perang-perang dan penaklukan-penaklukan yang Daud lakukan merupakan TYPE dari ‘perang’ dan ‘penaklukan’ yang Kristus lakukan terhadap dunia! Perang-perang yang dilakukan Daud ini merupakan bayangan / TYPE dari ‘perang’ yang dilakukan oleh Yesus! 

The Biblical Illustrator: “In all these warlike expeditions King David fulfilled his typical character - was an emblem of the Lion of the tribe of Judah, going forth „conquering and to conquer.‟” [= Dalam semua expedisi yang berhubungan dengan perang ini Raja Daud menggenapi karakternya yang bersifat TYPE - merupakan suatu simbol / gambaran dari Singa dari suku Yehuda, yang keluar „mengalahkan dan untuk mengalahkan‟.]. 

Wahyu 6:2 - “Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.”. 

KJV: “and he went forth conquering, and to conquer.” [= dan Ia maju / keluar mengalahkan, dan untuk mengalahkan.]. RSV: “and he went out conquering and to conquer.” [= dan Ia keluar mengalahkan dan untuk mengalahkan.]. 

NIV: “and he rode out as a conqueror bent on conquest.” [= dan Ia maju / keluar sebagai seorang pemenang yang condong pada penaklukan.]. NASB: “and he went out conquering, and to conquer.” [= dan Ia keluar mengalahkan, dan untuk mengalahkan.]. 

Kej 49:8-10 - “(8) Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. (9) Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? (10) Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”. 

Wahyu 5:5 - “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: „Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.‟”.

 Pulpit Commentary: “VI. FORESHADOWED NOBLER CONFLICTS AND TRIUMPHS by One greater than David - the Prince of Peace, and his faithful followers (1 Sam 13:1-7; 17:47); in which the elements of good that existed therein are retained and perfected, and those of evil set aside; „the weapons of our warfare are not of the flesh, but‟ spiritual (truth, righteousness, love) and „mighty before God to the casting down of strongholds‟ of error and unrighteousness (2 Cor 10:4; Luke 9:56; John 18:36); and the effects, enduring peace, security, and happiness (Isa 9:5,6).” [= VI. MEMBAYANGKAN LEBIH DULU KONFLIKKONFLIK DAN KEMENANGAN-KEMENANGAN YANG LEBIH MULIA oleh „Seseorang‟ yang lebih besar dari Daud - Raja / Pangeran Damai, dan para pengikutNya yang setia (1Sam 13:1-7; 17:47); dalam mana elemen-elemen dari kebaikan yang ada di dalamnya dipertahankan dan disempurnakan, dan elemen-elemen dari kejahatan disingkirkan; „senjata-senjata dari peperangan kita bukanlah dari daging, tetapi‟ rohani (truth / kebenaran, righteousness / kebenaran, kasih) dan „kekuatan di hadapan Allah untuk menghancurkan benteng-benteng‟ dari kesalahan dan ketidak-benaran (2Kor 10:4; Luk 9:56; Yoh 18:36); dan hasil-hasil / akibat-akibatnya, damai, keamanan, dan kebahagiaan yang bertahan / terus menerus (Yes 9:5-6).] - hal 233. 

1Sam 13:1-7 - “(1) Saul berumur sekian tahun ketika ia menjadi raja; dua tahun ia memerintah atas Israel. (2) Saul memilih tiga ribu orang dari antara orang Israel; dua ribu orang ada bersama-sama dengan Saul di Mikhmas dan di pegunungan Betel, sedang seribu orang ada bersama-sama dengan Yonatan di Gibea Benyamin, tetapi selebihnya dari rakyat itu disuruhnya pulang, masing-masing ke kemahnya. (3) Yonatan memukul kalah pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di Geba; dan hal itu terdengar oleh orang Filistin. Karena itu Saul menyuruh meniup sangkakala di seluruh negeri, sebab pikirnya: „Biarlah orang Ibrani mendengarnya.‟ (4) Demikianlah seluruh orang Israel mendengar kabar, bahwa Saul telah memukul kalah pasukan pendudukan orang Filistin dan dengan demikian orang Israel dibenci oleh orang Filistin. Kemudian dikerahkanlah rakyat itu untuk mengikuti Saul ke Gilgal. (5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (6) Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit - sebab rakyat memang terdesak - maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; (7) malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar.”.

Catatan: Rasanya 1Sam 13:1-7 ini salah cetak, dan saya tidak tahu ayat mana yang dimaksudkan. 

1Sam 17:47 - “dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.‟”. 

2Kor 10:3-4 - “(3) Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, (4) karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.”. 

KJV: „carnal‟ [= bersifat daging]. 

NASB: „of the flesh‟ [= dari daging]. Ini harus dicamkan! Kekristenan tidak berperang dan menaklukkan dunia secara jasmani / daging, atau betul-betul dengan melakukan peperangan, pembunuhan dsb, tetapi dengan kuasa Allah, penginjilan, dan sebagainya. 

Lukas 9:56 - “Lalu mereka pergi ke desa yang lain.”. 

Lukas 9:56 ini pasti salah ayat, dan saya tidak tahu ayat mana yang dimaksudkan. 

Yohanes 18:36 - “Jawab Yesus: „KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.‟”. 

Yesaya 9:5-6 - “(5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.”.

Calvin: “Well, this was only a figure of our Lord Jesus Christ, for his kingdom was not limited in any way, but Scripture says that from one end of the world to the other he shall have dominion (Psa. 2:8; 72:8). Anyway, it was necessary for the faithful to recognise that God put off fulfilling his promise until the time of David, so that from his kingdom they might be led much further. This is what is now described to us.” [= Ini hanyalah merupakan suatu gambaran tentang Tuhan kita Yesus Kristus, karena kerajaanNya tidak dibatasi dengan cara apapun, tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa dari satu ujung bumi / dunia sampai pada ujung yang lain Ia akan berkuasa (Maz 2:8; 72:8). Bagaimanapun, adalah perlu bagi orang-orang percaya untuk mengetahui bahwa Allah menunda penggenapan janjiNya sampai jaman Daud, sehingga dari kerajaannya mereka bisa dibimbing lebih jauh. Itu adalah apa yang sekarang digambarkan kepada kita.] - „Sermons on 2Samuel‟, hal 402- 403. 

Mazmur 2:8 - “Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”. Maz 72:8 - “Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!”. 

Catatan: Maz 2 dan Maz 72 jelas menunjuk kepada Kristus. 

Matthew Henry: “All David‟s victories were typical of the success of the gospel against the kingdom of Satan, in which the Son of David rode forth, „conquering and to conquer,‟ and he shall reign till he has brought down all opposing rule, principality, and power: and he has, as David had (v. 2), a line to kill and a line to save; for the same gospel is to some a savour of life unto life, to others a savour of death unto death.” [= Semua kemenangan Daud bersifat TYPE dari sukses dari injil terhadap kerajaan Iblis, dalam mana Anak Daud keluar / maju, „mengalahkan dan untuk mengalahkan‟, dan Ia akan memerintah sampai Ia telah menjatuhkan semua pemerintah, otoritas, dan kuasa yang menentang: dan ia mempunyai, seperti yang Daud punyai (ay 2), suatu tali untuk membunuh dan suatu tali untuk menyelamatkan; karena injil yang sama bagi sebagian orang adalah suatu bau kehidupan kepada hidup, bagi orang-orang lain suatu bau kematian kepada kematian.]. 

Wahyu 6:2 - “Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.”. 

KJV: “and he went forth conquering, and to conquer.” [= dan Ia maju / keluar mengalahkan, dan untuk mengalahkan.]. 

RSV: “and he went out conquering and to conquer.” [= dan Ia keluar mengalahkan dan untuk mengalahkan.]. 

NIV: “and he rode out as a conqueror bent on conquest.” [= dan Ia maju / keluar sebagai seorang pemenang yang condong pada penaklukan.].

 NASB: “and he went out conquering, and to conquer.” [= dan Ia keluar mengalahkan, dan untuk mengalahkan.]. 

2 Samuel 8:2 - “Dan ia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh mereka berbaring di tanah ia mengukur tempat mereka dengan tali; diukurnya dua kali panjang tali itu untuk mematikan dan satu tali penuh untuk membiarkan hidup. Maka orang Moab takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti.”. 

2Kor 2:14-16 - “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?”.
----
III) Daud dan hasil kemenangannya.
1) Tuhan yang membuat Daud menang.
2 Samuel 8:6b,14b: “TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang.”.
KJV: “And the LORD preserved David whithersoever he went.” [= Dan TUHAN melindungi Daud kemanapun ia pergi.].
RSV: “And the LORD gave victory to David wherever he went.” [= Dan TUHAN memberi kemenangan kepada Daud kemanapun ia pergi.].
NIV: “The LORD gave David victory wherever he went.” [= TUHAN memberi Daud kemenangan kemanapun ia pergi.].
NASB: “And the LORD helped David wherever he went.” [= Dan TUHAN menolong Daud kemanapun ia pergi.].
Kata Ibrani yang dipakai sebetulnya VAYOSHA, yang berasal dari kata dasar YASHA yang berarti ‘to save’ [= menyelamatkan]. Tetapi kata VAYOSHA ada dalam bentuk hiphil, dan memang bisa berarti ‘memberi kemenangan kepada’ seperti dalam terjemahan LAI/RSV/NIV (Bible Works 8).

Pulpit Commentary: “IV. THE BLESSING OF GOD IN OUR ENDEAVOURS IS THE SPIRITUAL CONDITION OF SUCCESS. It is said twice (vers. 6, 14) that God ‘preserved David whithersoever he went.’ It is obvious that these various enterprises were full of danger to a man like David - danger to his life, his spirituality of mind, his moral conduct, his political reputation. His natural qualities of courage, thoroughness, and his laudable ambition as a monarch, might urge him on to positions of extreme peril; and the incidents of warfare are proverbially prejudicial to piety. The secret of his success lay in his being kept of God. The servant of God, doing rough, dangerous work, not for self-aggrandizement, but for God and his people, is surrounded by an unseen shield which no dart can penetrate. Here we see a truth ever being realized in private and public life - a true man of God, a man of undivided heart, setting himself to necessary but undesirable work, pressing on every day amidst dangers to life and religion, keeping the one thought of pleasing God clear before him, and ever everywhere guarded by him whom he serves. Till our work is done no ‘arrow that flieth by day’ can touch us. It is a fact which should be much insisted on, that God does preserve his saints (Ps 37:23,24,28). No outward sign was visible, yet God was with David. The absence of visible signs with us is no evidence that God is not our Shield and Helper. The chief thing for us is to see that we are his, that we do his will and not our own, and that we have a holy method in our enterprises, be they strictly spiritual or related to ordinary affairs.” [= IV. Berkat Allah dalam usaha-usaha kita adalah syarat rohani dari kesuksesan. Dikatakan dua kali (ay 6,14) bahwa Allah ‘melindungi Daud kemanapun ia pergi’ (KJV). Adalah jelas bahwa aktivitas-aktivitas yang bermacam-macam ini penuh dengan bahaya bagi seseorang seperti Daud - bahaya bagi hidup / nyawanya, kerohanian dari pikirannya, tingkah laku moralnya, reputasi politiknya. Kwalitet-kwalitet alamiahnya dari keberanian, ketelitian, dan ambisinya yang patut untuk dipuji sebagai seorang raja, mungkin / bisa mendesak dia pada posisi-posisi dari bahaya yang extrim; dan insiden-insiden dari peperangan terkenal punya kecenderungan untuk merusak kesalehan. Rahasia dari kesuksesannya adalah dalam pemeliharaan / penjagaan Allah. Pelayan Allah, melakukan pekerjaan yang kasar / sukar dan berbahaya, bukan untuk peninggian kuasa / nama sendiri, tetapi untuk Allah dan umatNya, dikelilingi oleh suatu perisai yang tidak terlihat yang tidak bisa ditembus oleh anak panah manapun. Di sini kita melihat suatu kebenaran yang direalisasikan dalam kehidupan pribadi dan umum - seorang pengikut Allah yang sejati, seorang dengan hati yang tidak terbagi, mengarahkan dirinya sendiri pada pekerjaan yang perlu tetapi tidak menyenangkan / tidak diinginkan, mendesak setiap hari di tengah-tengah bahaya-bahaya bagi kehidupan / nyawa dan agama, menjaga satu pemikiran tentang menyenangkan Allah jelas di hadapannya, dan selalu dimana-mana dijaga oleh Dia yang ia layani. Sampai pekerjaan kita selesai tak ada ‘anak panah yang terbang di siang hari’ bisa menyentuh kita. Merupakan suatu fakta yang harus ditegaskan, bahwa Allah memang melindungi / menjaga orang-orang kudusNya (Maz 37:23,24,28). Tak adatanda lahiriah yang terlihat, tetapi Allah menyertai Daud. Absennya tanda-tanda yang terlihat menyertai kita bukanlah bukti bahwa Allah bukanlah Perisai dan Penolong kita. Hal terutama bagi kita adalah untuk memastikan bahwa kita adalah milikNya, bahwa kita melakukan kehendakNya dan bukan kehendak kita sendiri, dan bahwa kita mempunyai suatu metode / cara yang kudus dalam usaha-usaha kita, apakah usaha-usaha itu bersifat rohani secara ketat atau berhubungan dengan urusan-urusan biasa.]- ‘Homiletics’, hal 230.
Maz 37:23-24,28 - “(23) TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; (24) apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. ... (28) sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihiNya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.”.

Calvin: “Well, what is said of David without doubt applies to all the faithful. Hence, we must gather from this passage that if we do not prevent God from helping us, not only will he assist us once, but there will be such perseverance (in his help) that when we have been brought out of one danger, he will be ready to bring us out of another. Indeed, even when we are surrounded and assailed by an infinite number of deaths, still we shall always escape when we are in the keeping of our God. Although it was a singular goodness which was shown in the person of David, still, since he was a type of our Lord Jesus Christ, what is recited of him extends to all the members of the Church. But what is the reason that God often withdraws his hand, so that we are tormented and trodden underfoot by our enemies, and receive great blows with their weapons, and that often it seems we must perish? It is because we do not give glory to his virtue. On the one hand, it seems to us that we are able to do everything by our industry and prudence, and on the other hand, we attempt many things which are not allowed us, and our spirits are so flighty that we think we ought to lift ourselves above the clouds. Hence, it is because we undertake frivolous and crooked enterprises, and whenever we have a good cause, we go about it in a perverse way and do not call on God, that we are not helped by him. But in following this rule, let us learn fully to submit ourselves to his will, and yet to walk in such a careful way that we shall always have our refuge in his goodness.”[= Apa yang dikatakan tentang Daud tidak diragukan cocok / berlaku untuk semua orang percaya. Karena itu, kita harus menyimpulkan dari text ini bahwa jika kita tidak menghalangi / mencegah Allah menolong kita, bukan hanya Ia akan menolong kita sekali, tetapi di sana akan ada ketekunan (dalam pertolonganNya) sedemikian rupa sehingga pada waktu kita telah diselamatkan dari satu bahaya, Ia akan siap untuk menyelamatkan kita dari bahaya yang lain. Memang, bahkan pada waktu kita dikelilingi dan diserang dengan ganas oleh bilangan yang tak terhitung dari kematian, tetap kita akan selalu lolos pada waktu kita ada dalam penjagaan / pemeliharaan Allah kita. Sekalipun itu merupakan suatu kebaikan individuil yang ditunjukkan dalam diri Daud, tetap, karena ia adalah TYPE dari Tuhan kita Yesus Kristus, apa yang digambarkan tentang dia menjangkau / meluas kepada semua anggota-anggota dari Gereja. Tetapi apa alasannya sehingga Allah sering menarik tanganNya, sehingga kita diganggu / disiksa dan diinjak-injak oleh musuh-musuh kita, dan menerima pukulan-pukulan besar dengan senjata-senjata mereka, dan bahwa sering kelihatan bahwa kita harus binasa? Itu adalah karena kita tidak memberikan kemuliaan pada kebaikanNya. Pada satu sisi, kelihatan kepada kita bahwa kita mampu untuk melakukan segala sesuatu oleh kepandaian / keahlian dan kebijaksanaan kita, dan di sisi yang lain, kita mengusahakan banyak hal-hal yang tidak diijinkan bagi kita, dan roh / kecondongan kita adalah begitu bodoh sehingga kita berpikir bahwa kita harus mengangkat / meninggikan diri kita sendiri di atas awan-awan. Jadi, karena kita melakukan usaha-usaha yang bodoh dan tidak jujur, dan kapanpun kita mempunyai perkara / urusan yang baik, kita mengusahakannya dengan suatu cara yang salah / jahat dan tidak berdoa kepada Allah, sehingga kita tidak ditolong olehNya. Tetapi dalam mengikuti peraturan ini, marilah kita belajar untuk menundukkan diri kita sendiri sepenuhnya pada kehendakNya, tetapi berjalan dengan suatu cara berhati-hati sedemikian rupa sehingga kita akan selalu mendapatkan perlindungan kita dalam kebaikanNya.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 415-416.
Menurut saya, ini tidak boleh dimutlakkan, karena kalau demikian akan menjadi seperti Theologia Kemakmuran.

2) Daud mempersembahkan semua barang berharga yang ia dapatkan untuk Tuhan.
2 Samuel 8:7-12: “(7) Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem. (8) Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga. (9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga. (11) Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa yang ditaklukkannya, (12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.
a) Di sini ada dua ayat, yang kalau dibandingkan dengan ayat-ayat paralelnya, kelihatannya bertentangan, dan karena itu harus dijelaskan lebih dulu.
1. 2 Samuel 8: 8: “Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga.”.
Bdk. 1Taw 18:8 - “Dan dari Tibhat dan dari Kun, yaitu kota-kotanya Hadadezer, Daud mengangkut amat banyak tembaga; dari padanya Salomo membuat ‘laut’ tembaga, tiang-tiang dan perlengkapan tembaga.”.

Keil & Delitzsch: “The name ‘Betach’ is given as ‘Tibhath’ in the Chronicles; and for ‘Berothai’ we have ‘Chun.’ As the towns themselves are unknown, it cannot be decided with certainty which of the forms and names are the correct and original ones.” [= Nama ‘Betah’ diberikan sebagai ‘Tibhat’ dalam kitab Tawarikh; dan untuk ‘Berotai’ kita mempunyai ‘Kun’. Karena kota-kota itu sendiri tidak dikenal / diketahui, tidak bisa diputuskan dengan pasti mana dari bentuk-bentuk dan nama-nama itu yang adalah bentuk dan nama yang benar dan asli / orisinil.].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang 1Taw 18:8): “‘From Tibhath, and from Chun.’ These places are called Betah and Berothai, 2 Sam 8:8. Perhaps the one might be the Jewish, the other the Syrian name of these towns. Neither their situation nor the connection between them is known. The Arabic version makes them to be Emesa, (now Hems) and Baalbeck, both of which agree very well with the relative position of Zobah.” [= ‘Dari Tibhat, dan dari Kun’. Tempat-tempat ini disebut Betah dan Berotai, 2Sam 8:8. Mungkin yang satu adalah nama Yahudi, yang lain nama Syriadari kota-kota ini. Baik situasi maupun hubungan di antara mereka tidak diketahui. Versi Arab membuat mereka sebagai Emesa, (sekarang Hems) dan Baalbeck, keduanya sesuai dengan sangat baik dengan posisi relatif dari Zoba.].
2. 2 Samuel 8: 9-10: “(9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga.”.
1Taw 18:9-10 - “(9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, raja Zoba, (10) maka ia mengutus Hadoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Hadoram membawa pelbagai barang-barang emas, perak dan tembaga.”.
Ada 2 perbedaan:
a. 2 Samuel 8: 9: “Tou”.
Alkitab bahasa Inggris (kecuali NIV) menuliskan ‘Toi’, dan bahasa Ibraninya memang juga ‘Toi’.
1Taw 18:9,10 - “Tou”.
Alkitab bahasa Inggris menuliskan ‘Tou’, dan bahasa Ibraninya memang juga ‘Tou’.
b. 2 Samuel 8: 10: “Yoram”.
1Taw 18:10 - “Hadoram”.
Jadi baik nama rajanya maupun anaknya ada 2. Yang mana yang benar?

Pulpit Commentary: “Verse 10. - Joram. In 1 Chron 18:10 he is called Hadoram, and this was apparently his real name, Joram being merely the substitution of the nearest Hebrew word for something foreign and therefore unintelligible.” [= Ayat 10. - Yoram. Dalam 1Taw 18:10 ia disebut Hadoram, dan ini kelihatannya adalah nama aslinya, ‘Yoram’ hanya merupakan pengganti dari kata Ibrani yang terdekat untuk sesuatu yang asing dan karena itu tidak bisa dimengerti.].
Keil & Delitzsch: “The name Toi is written Tou in the Chronicles, according to a different mode of interpretation; and the name of the son is given as Hadoram in the Chronicles, instead of Joram as in the text before us. The former is evidently the true reading, and Joram an error of the pen, as the Israelitish name Joram is not one that we should expect to find among Aramaeans; whilst Hadoram occurs in 1 Chron 1:21 in the midst of Arabic names, and it cannot be shown that the Hadoram or Adoram mentioned in 2 Chron 10:18 and 1 Kings 12:18 was a man of Israelitish descent.” [= Nama Toi dituliskan Tou dalam kitab Tawarikh, menurut suatu cara penafsiran yang berbeda; dan nama dari anaknya diberikan sebagai Hadoram dalam kitab Tawarikh, alih-alih dari Yoram seperti dalam text di hadapan kita. Yang terdahulu (Hadoram) jelas adalah pembacaan yang benar, dan Yoram merupakan kesalahan penulisan, karena nama IsraelYoram bukanlah sesuatu yang kita harapkan untuk temukan di antara orang-orang Aram; sedangkan Hadoram muncul dalam 1Taw 1:21 di tengah-tengah nama-nama Arab, dan tidak bisa ditunjukkan bahwa Hadoram atau Adoram yang disebutkan dalam 2Taw 10:18 dan 1Raja 12:18 adalah seseorang dari keturunan Israel.].
1Taw 1:21 - “Hadoram”.
2Taw 10:18 - “Hadoram”.
1Raja 12:18 - “Adoram”.
Jadi, 2 penafsir yang terakhir ini menganggap nama-nama itu berbeda karena perbedaan bahasa. Memang, sekalipun nama seseorang tetap sama dalam bahasa apapun, kadang-kadang bahkan dalam Alkitab kita menemukan nama yang diterjemahkan. Contoh:
Kis 9:36a - “Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita - dalam bahasa Yunani Dorkas.”.
Wah 9:11 - “Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.”.
b) Daud mendapatkan barang-barang berharga dari sahabat / teman dan dari musuh-musuh.
1. Dari sahabat / teman, atau raja yang menyerah tanpa perlawanan.
2 Samuel 8: 9-10: “(9) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, (10) maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga.”.
Calvin: “The text says that ‘Toi, king of Hammath’, protector of Syria, ‘sent to David to greet him and to congratulate him on the victory which he had won against Hadadezer’. This, undoubtedly, is told us to show that God, in everything and everywhere, showered his favours upon David. We know that God holds the hearts of men in his hand and bends them as he pleases (Prov. 21:1). When this king thus declared himself the friend of David, and even ‘gave him presents by the hand of his son’, there is no doubt that God had arranged this to confirm David all the more. It is true that King Toi gladly did this ‘because he was the enemy of Hadadezer’, and rejoiced to see his enemy beaten. But still God used this means to declare eternally and ever more fully his benediction on his servant David. ... This is true whether he turns the courage and affection of men to love us, or turns them bitterly against us, giving us the means to overcome them.” [= Textnya mengatakan bahwa ‘Toi, raja Hamat’, pelindung Syria, ‘mengirim utusan kepada Daud untuk memberi salam kepadanya dan untuk memberikan selamat kepadanya karena kemenangan yang telah ia menangkan terhadap Hadadezer’. Ini, tak diragukan, diceritakan kepada kita untuk menunjukkan bahwa Allah, dalam segala sesuatu dan dimana-mana, mencurahkan kemurahanNya kepada Daud. Kita tahu bahwa Allah menggenggam hati manusia dalam tanganNya dan mengarahkan mereka seperti yang Ia ingini (Amsal 21:1). Pada waktu raja ini menyatakan dirinya sendiri sebagai sahabat Daud, dan bahkan ‘memberinya pemberian-pemberian oleh tangan anaknya’, disana tidak ada keraguan bahwa Allah telah mengatur ini untuk makin meneguhkan Daud. Adalah benar bahwa Raja Toi dengan gembira melakukan hal ini ‘karena ia adalah musuh dari Hadadezer’, dan bersukacita melihat musuhnya dikalahkan. Tetapi tetap Allah menggunakan cara ini untuk menyatakan secara kekal dan bahkan dengan lebih penuh berkatNya kepada pelayanNya, Daud. ... Ini adalah benar apakah Ia membalikkan keberanian dan perasaan dari manusia untuk mengasihi kita, atau membalikkan mereka secara pahit terhadap / menentang kita, sambil memberikan kita cara untuk mengalahkan mereka.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 417-418.
Contoh-contoh ayat-ayat lain:
a. Keluaran 12:36 - “Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu.”.
b. Ezra 1:1 - “Pada tahun pertama zaman Koresy, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresy, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:”.
c. Mazmur 105:25 - “diubahNya hati mereka (orang Mesir) untuk membenci umatNya, untuk memperdayakan hamba-hambaNya.”.
d. Ulangan 2:30 - “Tetapi Sihon, raja Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini.”.
e. Yos 11:20 - “Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.”.
f. Hak 9:22-24 - “(22) Setelah tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel, (23) maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh, (24) supaya kekerasan terhadap ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah mereka ditimpakan kepada Abimelekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dan kepada warga kota Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya itu.”.

Bible Knowledge Commentary (tentang ay 9-12): “Having witnessed David’s remarkable military successes, Tou (Heb. ‎TOI‎) king of the Aramean city-state of Hamath, decided to capitulate without struggle and become a vassal of Israel. To symbolize this move he sent his son Joram (or Hadoram, 1 Chron 18:10) to David laden with precious articles of silver and gold and bronze. These David added to all the other spoils he had gained in previous campaigns (2 Sam 8:11-12): Edom (cf. v. 14); Moab (cf. v. 2); Ammonites (cf. chap. 10); Philistines (cf. 8:1); and Amalek (David’s conquest of Amalek is not narrated in the OT). All these spoils he dedicated to the service of the LORD (cf. 1 Kings 7:51).” [= Setelah menyaksikan sukses-sukses militer yang menyolok dari Daud, Tou (Ibrani TOI) raja dari negara-kota Hamat, memutuskan untuk menyerah di bawah syarat tertentu tanpa perlawanan dan menjadi suatu bangsa yang tunduk kepada Israel. Untuk menyimbolkan permohonan ini ia mengutus anaknya Yoram (atau Hadoram, 1Taw 18:10) kepada Daud dimuati dengan barang-barang berharga dari perak dan emas dan tembaga. Barang-barang ini Daud tambahkan pada semua jarahan-jarahan lain yang telah ia dapatkan dalam rangkaian operasi militer sebelumnya (2Sam 8:11-12): Edom(bdk. ay 14); Moab(bdk. ay 2); orang-orang Amon (bdk. pasal 10); Filistin (bdk. 8:1); dan Amalek (penaklukan Amalek oleh Daud tidak diceritakan dalam PL). Semua jarahan-jarahan ini ia khususkan / dedikasikan pada pelayanan TUHAN (bdk. 1Raja 7:51).].

1Raja 7:51 - “Maka genaplah segala pekerjaan yang dilakukan Salomo di rumah TUHAN itu. Kemudian Salomo memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah TUHAN.”.

2. Dari musuh-musuh yang ia taklukkan.
2 Samuel 8: 7-8,12: “(7) Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem. (8) Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga. … (12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.
c) Semua hal-hal / barang-barang berharga itu Daud persembahkan kepada Tuhan.
1.  2 Samuel 8: 7: “Sesudah itu Daud mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer, lalu membawanya ke Yerusalem.”.
Keil & Delitzsch: “his taking the shields to Jerusalemimplies, rather than precludes, the intention to devote them to the purposes of the sanctuary.” [= tindakannya membawa perisai-perisai ke Yerusalem secara implicit menunjukkan, dan bukannya membuang / mengeluarkan, maksud untuk mempersembahkan mereka pada tujuan-tujuan dari tempat kudus / Bait Allah.].
2.  2 Samuel 8: 8: “Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga.”.
Bahwa tembaga yang banyak itu nantinya digunakan untuk membangun Bait Allah terlihat dari ayat di bawah ini.
1Taw 18:8 - “Dan dari Tibhat dan dari Kun, yaitu kota-kotanya Hadadezer, Daud mengangkut amat banyak tembaga; dari padanya Salomo membuat ‘laut’ tembaga, tiang-tiang dan perlengkapan tembaga.”.
3.  2 Samuel 8: 11-12: “(11) Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa yang ditaklukkannya, (12) yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarahan yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba.”.

Calvin: “The booty that David ‘brought to Jerusalem’ is specifically mentioned. Well, if there were nothing but this word, one would think that he had used all of it for his own benefit, or to enrich himself in order to triumph. But soon after, it explains why David took the spoil of his enemies into Jerusalem. It was to prepare material from which the temple could be built, although it was not to be done in his time. This is explained when it says that ‘the son of Toi’, the mortal enemy of Hadadezer, came and ‘brought great gifts to David, of gold, of silver and of brass’. And there it says ‘David dedicated all of it to the Lord’, which is the same thing that he had done with the spoil which had come from the other nations, such as the Moabites, Edomites and their other neighbours. We see, then, in sum that David made homage of his victories, not only verbally in preaching the praises of God (and we still have the testimonies of his preaching today), but also that he backed up his preaching with action, that is, in gold and silver. He dedicated these things along with his most precious treasures, and did not keep them for himself. This is very rare among men: the greater part of them will be driven by ambition and attached to their own profit. Well, here is David, who is filled with riches. Yet nevertheless, he was not so given to pompousness that he ever failed to prefer God and give him the first degree of honour. And although he did not build the temple, yet he made the first preparations so that Solomon would find everything ready.”[= Jarahan yang Daud ‘bawa ke Yerusalem’ disebutkan secara spesifik. Seandainya tidak ada apapun kecuali kata ini, orang akan berpikir bahwa ia telah menggunakan semuanya untuk keuntungannya sendiri, atau untuk memperkaya dirinya sendiri untuk mendapatkan kehormatan. Tetapi segera sesudahnya, dijelaskan mengapa Daud membawa jarahan dari musuh-musuhnya ke Yerusalem. Itu adalah untuk mempersiapkan material dari mana Bait Allah bisa dibangun, sekalipun itu tidak dilakukan pada masa hidupnya. Ini dijelaskan pada waktu dikatakan bahwa ‘anak laki-laki dari Tou / Toi’, musuh besar dari Hadadezer, datang dan membawa pemberian-pemberian yang besar kepada Daud, dari emas, dari perak, dan dari kuningan’. Dan di sana dikatakan ‘Daud mendedikasikan / mempersembahkan semuanya kepada Tuhan’, yang merupakan hal yang sama dengan yang telah ia lakukan dengan jarahan yang datang dari bangsa-bangsa lain, seperti Moab, Edom, dan tetangga-tetangga mereka yang lain. Jadi, kita melihat secara ringkas bahwa Daud membuat penghormatan dari kemenangan-kemenangannya, bukan hanya dengan kata-kata dalam memberitakan puji-pujian kepada Allah (dan kita tetap mempunyai kesaksian-kesaksian tentang pemberitaannya sekarang / hari ini), tetapi juga bahwa ia mendukung pemberitaannya dengan tindakan, yaitu, dalam emas dan perak. Ia mendedikasikan / mempersembahkan hal-hal ini bersama-sama dengan hartanya yang paling berharga, dan tidak mempertahankan mereka untuk dirinya sendiri. Ini sangat jarang di antara manusia: bagian yang lebih besar dari mereka akan didorong oleh ambisi dan menambahkan pada keuntungan mereka sendiri. Di sini adalah Daud, yang dipenuhi dengan kekayaan. Tetapi ia tidak begitu diserahkan pada kemegahan sehingga ia pernah gagal untuk memprioritaskan Allah dan memberiNya tingkat pertama dari kehormatan. Dan sekalipun ia tidak membangun Bait Allah, tetapi ia membuat persiapan-persiapan pertama sehingga Salomo akan mendapati segala sesuatu sudah siap.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 411-412.

Calvin: “here we have an example of David to follow, who cared for the temple of God more than for his own life.” [= di sini kita mempunyai suatu teladan dari Daud untuk diikuti, yang mempedulikan Bait Allah lebih dari nyawa / hidupnya sendiri.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 413.
Pulpit Commentary (bagian ‘Homiletics’): “III. THE DEDICATION OF MATERIAL WEALTH TO THE SERVICE OF GOD IS AN EVIDENCE OF GODLY WISDOM. ... There was a strong temptation for David to enrich himself by conquest, and, reasoning as an ordinary man, he could have made out a good case for himself. But he was a man of God; he saw things, as it were, with the eyes of God, and therefore, apart from specific injunction for each case, acted in harmony with the mind of God. It was godly wisdom thus to devote to the service of God what had been acquired by his own strong arm; for very great wealth brings very great spiritual dangers (Matt 19:23,24). ... The possession of great wealth, combined with slender gifts to the cause of Christ, reveals a lack of spiritual perception and of sympathy with the heart and purpose of Christ. The devotion of wealth to Christ is the safest investment, for it brings blessings on the donor and on others through all ages.” [= III. Dedikasi kekayaan material pada pelayanan Allah merupakan suatu bukti dari hikmat yang saleh. ... Di sana ada suatu pencobaan yang kuat bagi Daud untuk memperkaya dirinya sendiri oleh penaklukan, dan dengan berpikir secara logis seperti orang biasa, ia bisa telah membuat suatu kasus yang baik untuk dirinya sendiri. Tetapi ia adalah ‘manusia Allah’ / orang kudus; ia melihat hal-hal, seakan-akan, dengan mata Allah, dan karena itu, terpisah dari perintah khusus untuk setiap kasus, bertindak secara harmonis dengan pikiran Allah. Adalah hikmat yang saleh yang membaktikan bagi pelayanan Allah apa yang telah didapatkan oleh kekuatannya sendiri; karena kekayaan yang sangat besar membawa bahaya-bahaya rohani yang sangat besar (Mat 19:23,24). ... Kepemilikan dari kekayaan yang besar, dikombinasikan dengan pemberian-pemberian yang sedikit pada perkara Kristus, menyatakan suatu kekurangan / ketidak-adaan pengertian rohani dan simpati dengan hati dan tujuan Kristus. Pembaktian kekayaan kepada Kristus adalah investasi yang paling aman, karena itu membawa berkat-berkat kepada si pemberi dan kepada orang-orang lain melalui semua jaman.] - hal 230.

Catatan: kata-kata yang saya garis-bawahi itu hanya dari sudut pandang manusia. Dalam arti sebenarnya tidak ada yang kita peroleh dengan kekuatan dan kepandaian kita sendiri.

Matthew Henry: “He dedicated all to the Lord, v. 11,12. This crowned all his victories, and made them far to out-shine Alexander’s or Caesar’s, that they sought their own glory, but he aimed at the glory of God.” [= Ia mendedikasikan semuanya untuk Tuhan, ay 11,12. Ini memakhkotai semua kemenangannya dan membuat mereka bersinar jauh lebih terang dari kemenangan-kemenangan Alexander atau Caesar, bahwa mereka mencari kemuliaan mereka sendiri, tetapi ia (Daud)mengarah pada kemuliaan Allah.].
d) Pembangunan Bait Allah dengan menggunakan hal-hal / barang-barang berharga.

Calvin: “Furthermore, we have to note in passing that God is not served by gold or silver, but that this was how it was in the time of the Law. And David did not do it without thinking, or from foolish devotion as do the idolaters, zealously blowing their fanfare. But David knew that God had commanded by his Law that the sanctuary be built of gold, silver and precious things, and this was due to the crudeness of the people (Exod. 26-27).”[= Selanjutnya, kami harus memberi suatu komentar sambil lalu bahwa Allah tidak dilayani dengan emas atau perak, tetapi bahwa seperti itulah adanya pada jaman hukum Taurat. Dan Daud tidak melakukannya tanpa berpikir, atau dari pembaktian yang bodoh seperti yang dilakukan oleh para penyembah berhala, yang dengan bersemangat melakukan pameran mereka. Tetapi Daud tahu bahwa Allah telah memerintahkan oleh hukum TauratNya bahwa Kemah Suci dibangun dengan emas, perak dan benda-benda berharga, dan ini disebabkan oleh kebodohan / ketidak-matangan dari bangsa itu (Kel 26-27).] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 412.

Tetapi bagaimana dengan jaman sekarang / jaman Perjanjian Baru? Apakah kita tetap harus membangun rumah Allah / gereja-gereja secara mewah, seperti dalam jaman Perjanjian Lama? Perhatikan kata-kata Calvin di bawah ini.

Calvin: “Today, everything is changed, not in regard to the purpose of God, which is immutable, but in regard to men. For we differ from the ancient people, as men who are come of age differ from little children. We no longer have the rudiments which were for that time, so as to want to set up a worship of God through vessels of gold and silver and brass and similar things. That would be nothing but a silly performance now, which would obscure the spiritual worship spoken of in the fourth chapter of St. John. For there our Lord Jesus Christ declares to us how we must no longer govern ourselves by the Law. ‘The time’, he says, ‘has come, when God will no longer be worshipped either in Gerizim or in Zion, for the faithful will worship God in spirit and in truth’ (John 4:21-23). Now it is certain that the ancients clearly knew that God did not delight in these external things, but yet they had them because of the infirmity of the times. But today (as I have shown) those who would like to worship God pompously in this manner confuse everything - so it serves, in effect, to efface the memory of our Lord Jesus Christ. Thus, the ornaments of the papacy are just so many veils to keep our Lord Jesus Christ from being known. These ornaments are so many sepulchres to bury him, for the papists have so many flatteries and follies and false coverings that they actually remove the pure knowledge of the truth, which is how we ought to apprehend him. Yet there is no more veil in the Gospel (2 Cor. 3:12-18), but instead we ought to contemplate God in the Gospel in the person of our Lord Jesus Christ, face to face, in order to be transfigured into his glory and so to profit more and more until we reach our perfection. Be that as it may, here we have the example of David to follow, who cared for the temple of God more than for his own life.”[= Pada hari ini / jaman sekarang, segala sesuatu berubah, bukan berkenaan dengan rencana Allah, yang tidak bisa berubah, tetapi berkenaan dengan manusia. Karena kita berbeda dari orang-orang kuno, seperti orang yang telah dewasa berbeda dari anak-anak kecil. Kita tidak lagi mempunyai hal-hal dasar yang ada pada waktu itu, sehingga ingin mendirikan suatu penyembahan kepada Allah melalui alat-alat / perkakas-perkakas dari emas dan perak dan kuningan dan hal-hal / benda-benda yang serupa. Itu bukan lain dari suatu tindakan bodoh pada jaman sekarang, yang akan mengaburkan penyembahan rohani yang dibicarakan dalam Yohanes pasal 4. Karena di sana Tuhan Yesus Kristus menyatakan kepada kita bagaimana kita tidak boleh lagi memerintah diri kita sendiri oleh hukum Taurat. ‘Saatnya’, kataNya, ‘telah tiba, pada waktu Allah tidak lagi akan disembah atau di Gerizim atau di Sion, karena orang-orang percaya / setia akan menyembah Allah dalam roh dan dalam kebenaran’ (Yoh 4:21-23). Adalah pasti bahwa orang-orang kuno tahu dengan jelas bahwa Allah tidak senang dalam hal-hal lahiriah ini, tetapi mereka mempunyai hal-hal itu karena kelemahan dari jaman itu. Tetapi sekarang (seperti telah saya tunjukkan) mereka yang ingin menyembah Allah dengan kemegahan yang berlebihan dengan cara ini mengacaukan segala sesuatu - sehingga itu menyebabkan, pada dasarnya, penghapusan ingatan tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Maka, hiasan-hiasan dari kepausan adalah persis seperti begitu banyak selubung-selubung yang mencegah Tuhan kita Yesus Kristus untuk dikenal. Hiasan-hiasan ini merupakan begitu banyak kuburan-kuburan untuk mengubur Dia, karena para pengikut Paus mempunyai begitu banyak umpakan-umpakan / puji-pujian yang tidak tulus dan kebodohan-kebodohan dan penutup-penutup palsu sehingga mereka sungguh-sungguh menyingkirkan pengetahuan / pengenalan yang benar tentang kebenaran, yang adalah bagaimana kita harus mengerti Dia. Tetapi di sana tidak ada lagi selubung dalam Injil (2Kor 3:12-18), tetapi alih-alih kita harus merenungkan Allah dalam Injil dalam Pribadi dari Tuhan kita Yesus Kristus, muka dengan muka, untuk diubahkan kepada kemuliaanNya dan dengan demikian makin lama makin mendapatkan keuntungan sampai kita mencapai kesempurnaan kita. Sekalipun demikian, di sini kita mempunyai teladan dari Daud untuk diikuti, yang mempunyai kepedulian untuk Bait Allah lebih dari untuk hidup / jiwanya sendiri.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 412-413.

Yohanes 4:21-23 - “(21) Kata Yesus kepadanya: ‘Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.”.
2Kor 3:12-18 - “(12) Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, (13) tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. (14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (16) Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (17) Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (18) Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”.
Kita tidak perlu menyoroti Gereja Roma Katolik, karena pada jaman sekarang gereja-gereja Protestan, dan khususnya gereja-gereja Kharismatik, banyak yang dibangun secara luar biasa mewah, seakan-akan mereka membangun istana! Dan mereka bangga akan hal itu! Tetapi bagi Calvin itu semua merupakan suatu kebodohan, karena itu semua mengaburkan Kristus! Memang, semua kemewahan itu sangat mungkin juga menyebabkan pendeta gereja itu, dan bukannya Kristus, yang dimuliakan! Juga, gedung gerejanya dibuat megah, tetapi pemberitaan firman dan injil, makin lama makin tidak ada isinya, kalau bukannya makin sesat dan makin bodoh.

Matthew Henry: “Thus David by his conquests, (1.) Secured peace to his son, that he might have time to build the temple. And, (2.) Procured wealth for his son, that he might have wherewith to build it. God employs his servants variously, some in one employment, others in another, some in the spiritual battles, others in the spiritual buildings; and one prepares work for the other, that God may have the glory of all.” [= Jadi, Daud dengan penaklukan-penaklukannya, (1.) Memastikan damai bagi anaknya, sehingga ia bisa mempunyai waktu untuk membangun Bait Allah. Dan, (2.) Mendapatkan kekayaan bagi anaknya, sehingga ia bisa membangunnya dengan itu. Allah menggunakan pelayan-pelayanNya dengan cara yang bermacam-macam, sebagian dalam satu pekerjaan, yang lain dalam pekerjaan yang lain, sebagian dalam pertempuran-pertempuran rohani, yang lain dalam pembangunan-pembangunan rohani; dan yang satu mempersiapkan pekerjaan untuk yang lain, supaya Allah bisa mendapatkan kemuliaan dari semua itu.].

Jadi bisa kita lihat bahwa hal terutama yang Daud pikirkan sebetulnya bukan anaknya (Salomo), tetapi Bait Allah / Tuhan sendiri. Bagaimana dengan saudara?EKSPOSISI 2 SAMUEL 8:1-18

2 Samuel 8:1-18(6)

2 Samuel 8:15-18 - “(15) Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. (16) Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara; (17) Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara; (18) Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi imam.”.

IV) Pemerintahan Daud.
1) Daud memerintah bangsa Israel dengan baik, adil dan benar.
2 Samuel 8: 15: “Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.”.
KJV: ‘and David executed judgment and justice unto all his people.’ [= dan Daud melaksanakan penghakiman dan keadilan bagi seluruh bangsanya.].
RSV: ‘and David administered justice and equity to all his people.’ [= dan Daud menerapkan keadilan dan sikap fair bagi seluruh bangsanya.].
NIV: ‘doing what was just and right for all his people.’ [= melakukan apa yang adalah adil dan benar untuk semua bangsanya.].
NASB: ‘and David administered justice and righteousnessfor all his people.’ [= dan Daud menerapkan keadilan dan kebenaran untuk semua bangsanya.].

Calvin: “These word ‘justice’ and ‘judgement’ are joined together in order to convey a total righteousness which is characterised by a constancy and magnanimity which resists all evil. ... Hence, let us note that Scripture joins these two words to indicate that it is not enough to keep ourselves from injuring anyone, but that we ought to take as strong a stand against evil as we can. This command is given to everyone - not only to princes, magistrates, and officers of justice, but to all private persons as well. ” [= Kata-kata ‘keadilan’ dan ‘penghakiman’ ini digabungkan bersama-sama untuk menyampaikan suatu kebenaran total yang bercirikan suatu kekonstanan dan moral yang tinggi yang menentang semua kejahatan. ... Jadi, marilah kita memperhatikan bahwa Kitab Suci menggabungkan kedua kata ini untuk menunjukkan bahwa tidaklah cukup untuk menjaga diri kita sendiri sehingga tidak menyakiti siapapun, tetapi bahwa kita harus menentang kejahatan semampu kita. Perintah ini diberikan kepada setiap orang - bukan hanya kepada pangeran-pangeran / raja-raja, hakim-hakim / pejabat-pejabat, dan petugas-petugas keadilan, tetapi juga kepada semua pribadi-pribadi.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 418,419.

Penerapan:
a) Yang saya herankan dari kota Surabayasekarang ini adalah mengapa parkir-parkir liar terus dibiarkan? Tukang-tukang parkir liar itu ‘menindas’ / ‘merampok’ setiap hari dan dimana-mana. Mereka menaikkan tarif parkir seenaknya, khususnya kalau ada pernikahan atau acara besar gereja, dan sebagainya. Bagaimana itu bisa dibiarkan???
b) Juga lalu lintas yang kacau balau dibiarkan. Jalur maupun lampu lalu lintas dan semua rambu diabaikan. Orang menerobos lampu merah dalam jumlah yang berpuluh-puluh, orang mengendarai kendaraan melawan arus, dsb. Dan ini semua hampir selalu dibiarkan.
Calvin lalu mengutip Kejadian 18:19 - “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya kepadanya.’”.
KJV: ‘to do justice and judgment;’ [= melakukan keadilan dan penghakiman;].

Calvin: “We see, therefore, that exercising justice and judgement is a universal rule which applies to everyone. It means governing oneself so as to treat everyone fairly and properly, and it means standing against and resisting evil whenever it is necessary to relieve poor, afflicted people, and also giving them all needed help.” [= Karena itu, kita melihat bahwa melaksanakan keadilan dan penghakiman adalah suatu peraturan universal yang berlaku bagi setiap orang. Itu berarti mengendalikan diri sendiri sehingga memperlakukan setiap orang dengan adil dan benar / tepat, dan itu berarti menentang dan menahan kejahatan dimanapun itu perluuntuk meringankan orang-orang miskin, orang-orang yang tertindas / menderita, dan juga memberikan mereka semua bantuan yang dibutuhkan.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 419.
Bersikap adil ini termasuk pada saat antri (tidak menyerobot ataupun mengijinkan orang menyerobot), dan juga dalam mengendarai kendaraan di jalanan!!

Pulpit Commentary: “V. THE GLORY OF AN ACTIVE MAN LIES IN HIS BEING TRUE TO HIS CALLING. David was a king, bound by virtue of his position to rule in equity and righteousness. ... He was true to his vocation. No man can rise higher than that. The glory of a man does not lie in being or doing as others have been and done, for talents, opportunities, and occupations differ; but in performing the part to which Providence has called him thoroughly well. Every star is perfect in its own full lustre. Every man is noble when his whole nature is developed in harmony with the purpose of his Maker. ‘Well done, good and faithful servant,’ is said of the lowliest of Christ’s servants who has been faithful in ‘a few things’ (Matt 25:22,23). A monarch, a bishop, a pastor, a Sunday school teacher, a pious domestic servant, and a day labourer, may each be distinguished by faithfulness to the work in hand. True spiritual honour lies more in the spirit of loyalty to our divinely appointed calling than in the specific deeds transacted. Hence the moral prospects of all Christ’s servants. It is extremely important to impress this on the young, and on those who are prone to be discouraged by reason of the lowliness of their position in society and in Christian endeavour.”[= V. kemuliaan dari seseorang yang aktif terletak dalam keberadaannya yang benar terhadap panggilannya. Daud adalah seorang raja, diharuskan oleh kebaikan dari kedudukannya untuk memerintah dalam keadilan dan kebenaran. ... Ia benar terhadap panggilannya. Tak ada orang yang bisa menanjak lebih tinggi dari itu. Kemuliaan seseorang tidak terletak dalam keberadaan atau tindakan seperti keberadaan dan tindakan orang-orang lain, karena talenta-talenta, kesempatan-kesempatan, dan pekerjaan-pekerjaan / panggilan-panggilan berbeda; tetapi dalam melaksanakan secara baik sepenuhnya bagian pada mana Providensia telah memanggil dia. Setiap bintang adalah sempurna dalam terang sinar penuhnya sendiri. Setiap orang adalah mulia pada waktu seluruh hakekat / sifat dasarnya berkembang sesuai dengan tujuan / rencana dari Penciptanya. ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia’, dikatakan kepada pelayan-pelayan Kristus yang paling rendah yang telah setia dalam ‘hal-hal / perkara-perkara yang kecil’ (Mat 25:22,23). Seorang raja, seorang uskup, seorang pendeta, seorang guru Sekolah Minggu, seorang pelayan rumah tangga, dan seorang pekerja harian, masing-masing bisa terhormat / dihormati oleh kesetiaan dari pekerjaan / pelayanan yang tersedia. Kehormatan rohani yang benar terletak lebih dalam roh / kecondongan kesetiaan pada panggilan kita yang ditetapkan secara Ilahi dari pada dalam tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan. Karena itu keadaan terhormat diharapkan dari semua pelayan-pelayan Kristus. Merupakan sesuatu yang sangat penting untuk memberikan kesan tentang hal ini kepada orang-orang muda, dan kepada mereka yang condong untuk merasa kecil hati karena kerendahan dari posisi / kedudukan mereka dalam masyarakat dan dalam usaha Kristen.] - ‘Homiletics’, hal 230-231.

The Bible Exposition Commentary: “Administration in Jerusalem (vv. 15-18). Winning battles is one thing and managing the affairs of the growing nation is quite another, and here David proved himself capable. He ruled with justice and righteousness and served all the people (v. 15). ... A good ruler must appoint wise and skilled subordinates, and this David did.” [= Pengaturan pemerintahan di Yerusalem (ay 15-18). Memenangkan pertempuran-pertempuran berbeda dengan mengatur urusan-urusan dari bangsa yang bertumbuh / berkembang, dan di sini Daud membuktikan dirinya sendiri mampu. Ia memerintah dengan keadilan dan kebenaran dan melayani seluruh bangsa (ay 15). ... Seorang pemimpin yang baik harus menetapkan bawahan-bawahan yang bijaksana dan ahli, dan ini Daud lakukan.].

2) Pejabat-pejabat dalam pemerintahan Daud.
2 Samuel 8: 16-18: “(16) Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara; (17) Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara; (18) Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi imam.”.
a) Pembahasan text ini secara umum.
Pulpit Commentary (dalam bagian ‘homiletics’, hal 229) mengatakan bahwa dalam negara itu ada pelayanan tinggi (seperti yang dilakukan oleh Daud), dan pelayanan rendah / lebih rendah (seperti yang dilakukan dalam ay 16-18 ini). Daud tak bisa menjalankan negaranya / pemerintahannya sendirian. Dalam gereja juga sama. Ada pelayanan yang tinggi (seperti yang dilakukan pendeta), dan ada pelayanan yang rendah / lebih rendah (seperti yang dilakukan Guru Sekolah Minggu, majelis / pengurus, chairman, pemain musik dsb). Pendeta tidak bisa melakukan semua pelayanan dalam gereja sendirian, dan sebaliknya juga sama. Semua harus bekerja sama, atau gereja akan hancur.

Matthew Henry (tentang ay 15-18): “David was not so engaged in his wars abroad as to neglect the administration of the government at home.” [= Daud tidaklah terlibat dalam perang-perangnya sehingga mengabaikan pengaturan dari pemerintahan di negara sendiri.].
Ini sikap yang harus diperhatikan dan ditiru oleh banyak pendeta yang terus keluyuran dalam pelayanan di luar gereja mereka, tetapi mengabaikan total gereja sendiri!

Matthew Henry: “He kept good order and good officers in his court. David being the first king that had an established government (for Saul’s reign was short and unsettled) he had the modelling of the administration. In Saul’s time we read of no other great officer than Abner, that was captain of the host. But David appointed more officers: Joab that was general of the forces in the field, and Banaiah that was over the Cherethites and Pelethites, who were either the city train-bands (archers and slingers, so the Chaldee), or rather the life-guards, or standing force, that attended the king’s person, the pretorian band, the militia. They were ready to do service at home, to assist in the administering of justice, and to preserve the public peace.” [= Ia mengatur / mempertahankan pengaturan yang baik dan pejabat-pejabat yang baik di istananya. Daud adalah raja yang pertama yang mempunyai suatu pemerintahan yang ditegakkan (karena pemerintahan Saul adalah singkat dan tidak teguh) ia mempunyai rancangan pengaturan. Pada jaman Saul kita membaca tidak ada pejabat besar / tinggi yang lain dari Abner, yang adalah panglima dari pasukan tentara. Tetapi Daud menetapkan lebih banyak pejabat-pejabat: Yoab adalah jendral / panglima dari kekuatan militer di lapangan, dan Benaya atas orang-orang Kleti dan orang-orang Pleti, yang atau adalah satuan-satuan kota (pemanah-pemanah dan pengumban-pengumban, demikianlah orang Kasdim), atau lebih tepat penjaga-penjaga, atau tentara tetap, yang memperhatikan / menjaga diri raja, penjaga-penjaga raja, pasukan sipil. Mereka siap untuk melakukan pelayanan di negara sendiri, untuk membantu dalam pengaturan keadilan, dan pemeliharaan kedamaian umum.].

Calvin: “This passage then speaks of the conduct of those who were in charge and were David’s officers, such as ‘Joab, who was captain general of the army’. This shows us that if a king wants to carry out his duty properly, he must be aided by those whom he calls into public office - this applies even to those in the lowest positions. Now even if a prince is personally honourable, but trusts and promotes wicked persons who are either greedy, or adulterous, or thieves, then his entire government will become degenerate. ... This passage therefore teaches us that princes ought above all to be careful to seek reliable and substantial persons to help them govern their people. ... there is such widespread degeneration because authorities are often careless in putting people into office. ... Since we do not always find people who are endowed with these particular virtues, we are admonished to pray God to provide them for us. When the passage says that God gave these fine ministers to maintain his judgement and righteousness among the people, it is showing that God stretched out his hand to David to shower his goodness upon him. Let us realise that it is a special gift from God whenever there are people available whom we can appoint and put to work to help us maintain civil justice. And it is a sign of the vengeance of God if we are stripped of prudent men.” [= Lalu text ini berbicara tentang pengaturan / kepemimpinan dari mereka yang mempunyai otoritas dan merupakan pejabat-pejabat Daud, seperti ‘Yoab, yang adalah panglima dari tentara’. Ini menunjukkan kepada kita bahwa jika seorang raja ingin melaksanakan kewajibannya dengan baik, ia harus dibantu oleh mereka yang ia panggil ke dalam pejabat pelayanan umum - ini berlaku bahkan bagi mereka yang ada di posisi / kedudukan terendah. Bahkan jika seorang raja secara pribadi adalah terhormat, tetapi mempercayai dan mengangkat orang-orang jahat yang adalah tamak, atau pezinah, atau pencuri, maka seluruh pemerintahannya akan menurun / menjadi rusak secara moral. ... Karena itu text ini mengajar kita bahwa raja-raja terutama harus hati-hati untuk mencari orang-orang yang bisa dipercaya dan kuat / bernilai untuk membantu mereka memerintah bangsa mereka. ... disana ada kemerosotan yang tersebar luas karena orang-orang yang mempunyai otoritas sering ceroboh dalam menempatkan orang-orang ke dalam jabatan. ... Karena kita tidak selalu menemukan orang-orang yang diperlengkapi dengan kebaikan khusus ini, kita dinasehatkan untuk berdoa kepada Allah untuk menyediakan mereka bagi kita. Pada waktu text itu berkata bahwa Allah memberikan pelayan-pelayan yang baik ini untuk mempertahankan / melanjutkan penghakiman dan kebenarannya di antara bangsanya, itu sedang menunjukkan bahwa Allah mengulurkan tanganNya kepada Daud untuk mencurahkan kebaikanNya kepadanya. Hendaklah kita sadari bahwa itu merupakan suatu pemberian khusus dari Allah kapanpun disana ada orang-orang yang tersedia yang bisa kita angkat dan pekerjakan untuk membantu kita mempertahankan keadilan warga sipil. Dan itu merupakan suatu tanda dari pembalasan Allah jika kita dilucuti dari orang-orang yang bijaksana.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 422,423,424.

Calvin lalu mengutip Yes 3:1-dst.
Bdk. Yesaya 3:1-9 - “(1) Maka sesungguhnya Tuhan, TUHAN semesta alam, akan menjauhkan dari Yerusalem dan dari Yehuda setiap orang yang mereka andalkan, segala persediaan makanan dan minuman: (2) pahlawan dan orang perang, hakim dan nabi, petenung dan tua-tua, (3) perwira dan orang yang terpandang, penasihat dan ahli sihir, dan orang yang paham mantera. (4) Aku akan mengangkat pemuda-pemuda menjadi pemimpin mereka, dan anak-anak akan memerintah atas mereka. (5) Maka bangsa itu akan desak-mendesak, seorang kepada seorang, yang satu kepada yang lain; orang muda akan membentak-bentak terhadap orang tua, orang hina terhadap orang mulia. (6) Sehingga apabila seorang memegang saudaranya di rumah ayahnya dan berkata: ‘Engkau masih mempunyai jubah, jadilah pemimpin kami, dan reruntuhan ini di bawah kuasamu,’ (7) maka pada waktu itu saudaranya akan menjawab: ‘Aku tidak mau menjadi tabib; di rumahku tidak ada roti dan tidak ada jubah; janganlah angkat aku menjadi pemimpin bangsa.’ (8) Sungguh, Yerusalem telah runtuh dan Yehuda telah rubuh; sebab perkataan mereka dan perbuatan mereka melawan TUHAN dan mereka menantang kemuliaan hadiratNya. (9) Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.”.
Ay 4: “Aku akan mengangkat pemuda-pemuda menjadi pemimpin mereka, dan anak-anak akan memerintah atas mereka.”.
KJV: ‘children ... babes’ [= anak-anak ... bayi-bayi].
RSV: ‘boys ... babes’ [= anak-anak ... bayi-bayi].
NIV: ‘boys ... children’ [= anak-anak laki-laki ... anak-anak].
NASB: ‘lads ... children’ [= pemuda-pemuda ... anak-anak].

Calvin: “In other words, there will be no sense or prudence in those who are in charge of the people. This is the greatest poverty that can possibly happen, for famine will not be nearly so dangerous and troublesome to the people as when they are stripped of good ministers, leaving nothing but total breakdown and disorders.” [= Dengan kata lain, di sanatidak akan ada kepandaian atau hikmat dalam mereka yang memimpin bangsa itu. Ini adalah kemiskinan yang terbesar yang bisa terjadi, karena kelaparan tidak akan seberbahaya dan semengganggu itu bagi bangsa itu seperti pada waktu mereka dilucuti dari pelayan-pelayan yang baik, yang hanya meninggalkan kerusakan dan kekacauan total.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 424.

Catatan: Ini lebih-lebih berlaku untuk gereja!

2 Samuel 8:1-18(7)

2 Samuel 8:15-18 - “(15) Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. (16) Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara; (17) Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara; (18) Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi imam.”.

b) Pembahasan text ini secara terperinci.

1. 2 Samuel 8: 16a: “Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima;”.

Calvin: “It is true that there were very serious faults in Joab, as we have seen, but all things considered, you will find that he was a man whom God had endowed with remarkable qualities. ... But on the other hand, since we have mentioned that Joab had several serious failings, we must recognise that although God wants to give us good officials, yet they will always be imperfect and liable to fall often. ... This teaches us that God did not restrict his grace in those days to people who were utterly perfect and spotless. Hence, when we find vices in people who are otherwise very virtuous, let us realise that our Lord wants us to use this to humble us, and so let us put up with the evil. But at the same time, let us try to correct this evil, for we must never wallow in our filth. ... At any rate, let us not be surprised if the people whom God places in the centre of the stage in order to make us experience his paternal care, have weaknesses.” [= Adalah benar bahwa disana ada cacat / kelemahan yang sangat serius dalam diri Yoab, seperti yang telah kita lihat, tetapi kalau dengan mempertimbangkan semua hal, kamu akan mendapati bahwa ia adalah seseorang yang telah Allah berkati / perlengkapi dengan kwalitet-kwalitet yang luar biasa. ... Tetapi di sisi lain, karena kami telah menyebutkan bahwa Yoab mempunyai beberapa kelemahan / cacat yang serius, kita harus menyadari bahwa sekalipun Allah mau memberikan kita pejabat-pejabat yang baik, tetapi mereka akan selalu tidak sempurna dan sangat mungkin sering jatuh. ... Ini mengajar kita bahwa Allah tidak membatasi kasih karuniaNya pada hari-hari itu kepada bangsa yang sepenuhnya sempurna dan tak bercacat. Karena itu, pada waktu kita menemukan kebiasaan buruk / tingkah laku yang jahat dalam orang-orang yang selain itu adalah bermoral sangat baik, hendaklah kita menyadari bahwa Tuhan kita mau menggunakan hal ini untuk membuat kita menjadi rendah hati, dan karena itu marilah kita bertahan / membetahkan diri dengan kejahatan itu. Tetapi pada saat yang sama, hendaklah kita berusaha untuk memperbaiki kejahatan ini, karena kita tidak pernah boleh berkubang dalam kotoran kita. ... Bagaimanapun, hendaklah kita tidak kaget / heran jika bangsa / umat yang Allah tempatkan di tengah-tengah panggung supaya membuat kita mengalami perhatian keBapaanNya, mempunyai kelemahan-kelemahan.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 423,424.

2. 2 Samuel 8: 16b: “Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara;”.

Kata-kata ‘bendahara negara’salah terjemahan.

KJV: “and Jehoshaphat the son of Ahilud was recorder;” [= dan Yehosafat bin Ahilud adalah pencatat;].

Alkitab bahasa Inggris yang lain sama atau mirip dengan KJV.

Keil & Delitzsch: “Jehoshaphat the son of Ahilud, of whom nothing further is known, was mazcir, chancellor; … an officer … who keeps a record of everything that takes place around the king,” [= Yehosafat bin Ahilud, tentang siapa tak ada apapun lebih jauh yang diketahui, adalah MAZCIR, sekretaris raja; ... seorang pejabat ... yang mencatat segala sesuatu yang terjadi di sekitar raja,].

3. 2 Samuel 8: 17a: “Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam;”.

a. Adapergantian garis keturunan imam besar.

Bible Knowledge Commentary: “‎The mention of Zadok and Ahimelech together (8:17) indicates the transition that was occurring in the office of priest. Ahimelech, son of Abiathar, was a descendant of Eli ..., whose priestly line Samuel had said would come to an end (1 Sam 3:10-14). Zadok was a descendant of Aaron through Eleazar (1 Chron 6:4-8). Through Zadok the line of priests eventually continued through the remainder of Old Testament times.” [= Penyebutan Zadok dan Ahimelekh bersama-sama (8:17) menunjukkan suatu transisi yang sedang terjadi dalam jabatan imam. Ahimelekh bin Abyatar adalah seorang keturunan Eli ..., yang garis keimamannya telah Samuel katakan akan berakhir (1Sam 3:10-14). Zadok adalah seorang keturunan dari Harun melalui Eleazar (1Taw 6:4-8). Melalui Zadok garis imam-imam berlanjut melalui seluruh sisa jaman Perjanjian Lama.].

1Samuel 3:10-14 - “(10) Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: ‘Samuel! Samuel!’ Dan Samuel menjawab: ‘Berbicaralah, sebab hambaMu ini mendengar.’ (11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya. (12) Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir. (13) Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! (14) Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya.’”.

Bdk. 1Samuel 2:30-36 - “(30) Sebab itu - demikianlah firman TUHAN, Allah Israel - sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapanKu selamanya, tetapi sekarang - demikianlah firman TUHAN - : Jauhlah hal itu dari padaKu! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah. (31) Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu. (32) Maka engkau akan memandang dengan mata bermusuhan kepada segala kebaikan yang akan Kulakukan kepada Israel dan dalam keluargamu takkan ada seorang kakek untuk selamanya. (33) Tetapi seorang dari padamu yang tidak Kulenyapkan dari lingkungan mezbahKu akan membuat matamu rusak dan jiwamu merana; segala tambahan keluargamu akan mati oleh pedang lawan. (34) Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hofni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati. (35) Dan Aku akan mengangkat bagiKu seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hatiKu dan jiwaKu, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang Kuurapi. (36) Kemudian siapa yang masih tinggal hidup dari keturunanmu akan datang sujud menyembah kepadanya meminta sekeping uang perak atau sepotong roti, dan akan berkata: Tempatkanlah kiranya aku dalam salah satu golongan imam itu, supaya aku dapat makan sekerat roti.’”.

1Taw 6:4-8 - “(4) Eleazar memperanakkan Pinehas; Pinehas memperanakkan Abisua; (5) Abisua memperanakkan Buki; Buki memperanakkan Uzi; (6) Uzi memperanakkan Zerahya; Zerahya memperanakkan Merayot; (7) Merayot memperanakkan Amarya; Amarya memperanakkan Ahitub; (8) Ahitub memperanakkan Zadok; Zadok memperanakkan Ahimaas;”.

b. Pertentangan berkenaan dengan nama ‘Ahimelekh bin Abyatar’.

2 Samuel 8: 17a: “Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam;”.

1Samuel 22:20 - “Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatarluput; ia melarikan diri menjadi pengikut Daud.”.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Zadok ... and ... Ahimelech the son of Abiathar were the priests.’ There is a confusion in the text here (cf. 1 Chron 18:16; 24:3,6,31). Ahimelech is substituted for Abiathar - ‘and Ahimelech the son of Abiathar’ for ‘Abiathar the son of Ahimelech.’ But in 2 Sam 20:25, and in all other passages, it is Abiathar who is mentioned as contemporary with Zadok. On the massacre of the priests at Nob, Saul conferred the priesthood on Zadok, of the family of Eleazar (1 Chron 6:50), while David acknowledged Abiathar, of Ithamar’s family, who fled to him. The two high priests exercised their office under the respective princes to whom they were attached. But on David’s obtaining the kingdom over all Israel, they both retained their dignity - Abiathar officiating at Jerusalem, and Zadok at Gibeon (1 Chron 16:39).” [= ‘Zadok ... dan ... Ahimelekh bin Abyatar adalah imam-imam’. Ada kekacauan dalam text di sini (bdk. 1Taw 18:16; 24:3,6,31). Ahimelekh menggantikan Abyatar - ‘dan Ahimelekh bin Abyatar’ menggantikan ‘Abyatar bin Ahimelekh’. Tetapi dalam 2Sam 20:25, dan di semua text yang lain, adalah Abyatar yang disebutkan sejaman / seumur dengan Zadok. Pada pembantaian imam-imam di Nob, Saul menganugerahkan keimaman kepada Zadok, dari keluarga Eleazar (1Taw 6:50), sedangkan Daud mengakui Abyatar, dari keluarga Itamar, yang lari kepadanya (1Sam 22:20). Dua imam besar menjalankan jabatan mereka di bawah tiap-tiap raja kepada siapa mereka bergabung. Tetapi pada waktu Daud mendapatkan kerajaan atas seluruh Israel, mereka berdua mendapatkan kembali kewibawaan mereka - Abyatar melaksanakan jabatan di Yerusalem, dan Zadok di Gibeon (1Taw 16:39).].

1Taw 18:16 - “Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Sausa menjadi panitera;”.

1Taw 24:3,6,31 - “(3) Daud, bersama-sama Zadok dari bani Eleazar dan Ahimelekh dari bani Itamar, membagi-bagi mereka menurut jabatan mereka dalam penyelenggaraan ibadah. ... (6) Dan Semaya bin Netaneel, panitera itu, seorang Lewi, menulis nama mereka di depan raja, di depan pembesar-pembesar, imam Zadok, Ahimelekh bin Abyatar dan di depan kepala-kepala puak para imam dan orang Lewi; setiap kali satu puak diambil dari Eleazar, dan demikian pula satu puak dari Itamar. ... (31) Mereka inipun, sama seperti saudara-saudara sesuku mereka, anak-anak Harun, membuang undi di depan raja Daud, di depan Zadok, Ahimelekhdan para kepala puak, para imam dan orang Lewi. Dalam hal ini seorang kepala puak sama dengan saudaranya yang terkecil.”.

2Samuel 20:25 - “Seya menjadi panitera negara; Zadok dan Abyatar menjadi imam.”.

1Taw 6:50-53 - “(50) Inilah keturunan Harun: Eleazar, anaknya, dan anak orang ini ialah Pinehas, dan anak orang ini ialah Abisua, (51) dan anak orang ini ialah Buki, dan anak orang ini ialah Uzi, dan anak orang ini ialah Zerahya (52) dan anak orang ini ialah Merayot, dan anak orang ini ialah Amarya, dan anak orang ini ialah Ahitub, (53) dan anak orang ini ialah Zadok, dan anak orang ini ialah Ahimaas.”.

Catatan: text ini hanya menunjukkan bahwa Zadok adalah keturunan dari Eleazar. Tidak pernah diceritakan bahwa dalam pembantaian imam-imam di Nob, Saul menganugerahkan jabatan imam kepada Zadok. Nama Zadok pertama muncul dalam Alkitab dalam 2Sam 8:17 yang sedang kita bahas ini.

1Taw 15:11-12 - “(11) Lalu Daud memanggil Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, dan orang-orang Lewi, yakni Uriel, Asaya, Yoel, Semaya, Eliel dan Aminadab, (12) dan berkata kepada mereka: ‘Hai kamu ini, para kepala puak dari orang Lewi, kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya kamu mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah kusiapkan untuk itu.”.

1Tawarikh 16:39 - “Tetapi Zadok, imam itu, dan saudara-saudara sepuaknya, para imam, ditinggalkannya di hadapan Kemah Suci TUHAN di bukit pengorbanan yang di Gibeon,”.

Jamieson, Fausset & Brown hanya memberikan masalahnya tetapi tidak memberikan penyelesaiannya.

Pulpit Commentary: “Instead of ‘Ahimelech the son of Abiathar,’ the Syriac transposes the names, and reads, ‘Abiathar the son of Ahimelech.’ This agrees with the list in 2 Sam 20:25, and it is certain that Abiathar outlived David (1 Kings 2:26), and that he was David’s high priest throughout his reign, though Zadok is not only constantly associated with him, but is placed first, as the man of higher rank (2 Sam 15:24-35; 17:15; 19:11; 20:25). It is also remarkable that our Lord makes Abiathar the person who gave David the shewbread (Mark 2:26), whereas in 1 Sam 21 he is repeatedly called Ahimelech. As both the LXX. and the Vulgate support the Hebrew against the Syriac, and as the reading ‘Ahimelech’ is confirmed by 1 Chron 18:16 and 24:3,6,31, we must reject the emendation of the Syriac, and conclude that there was a double tradition respecting these names, some manuscripts making Abiathar the father, and others giving the seniority to Ahimelech. Our Lord made Abiathar the father, but the scribes, in their editing of the Hebrew text, gave that place to Ahimelech, yet did not carry out their restoration so thoroughly as not to leave proof that the names probably ought to be reversed.” [= Alih-alih dari ‘Ahimelekh bin Abyatar’ versi Syriamembalik nama-nama itu, dan berbunyi, ‘Abyatar bin Ahimelekh’. Ini sesuai dengan daftar dalam 2Sam 20:25, dan adalah pasti bahwa Abyatar hidup lebih lama dari Daud (1Raja 2:26), dan bahwa ia adalah imam besar Daud selama pemerintahannya, sekalipun Zadok bukan hanya secara terus menerus berhubungan / bergabung dengan dia, tetapi ditempatkan pertama, sebagai orang yang tingkatnya lebih tinggi (2Sam 15:24-35; 17:15; 19:11; 20:25). Juga merupakan sesuatu yang patut diperhatikan bahwa Tuhan kita membuat Abyatar orang yang memberi Daud roti sajian itu (Mark 2:26), sedangkan dalam 1Sam 21 ia berulang-ulang disebut Ahimelekh. Karena baik LXX / Septuaginta dan Latin Vulgate mendukung manuscript Ibrani terhadap / menentang versi Syria, dan karena pembacaan ‘Ahimelekh’ diteguhkan oleh 1Taw 18:16 dan 24:3,6,31, kita harus menolak perubahan dari versi Syria, dan menyimpulkan bahwa di sanaada suatu tradisi ganda berkenaan dengan nama-nama ini, beberapa manuscript membuat Abyatar sebagai bapanya, dan manuscript-manuscript yang lain memberikan kesenioran kepada Ahimelekh. Tuhan kita membuat Abyatar sang bapa, tetapi ahli-ahli Taurat, dalam pengeditan mereka tentang text bahasa Ibrani, memberikan tempat itu kepada Ahimelekh, tetapi tidak melaksanakan / menyelesaikan pemulihan mereka dengan begitu lengkap sehingga tidak meninggalkan bukti bahwa nama-nama itu mungkin seharusnya dibalik.].

Markus 2:25-26 - “(25) JawabNya kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, (26) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu - yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?’”.

Catatan: Dalam 1Sam 21-22 namanya berulang-ulang disebutkan Ahimelekh, tidak pernah disebut Abyatar.

Lagi-lagi penafsir dari Pulpit Commentary ini tidak memberikan penyelesaian terhadap masalah kekacauan nama ini.

Barnes’ Notes (tentang 2Samuel 8:17): “‘Ahimelech the son of Abiathar.’ According to 1 Sam 22:9-23, Abiathar, Zadok’s colleague, was the son of Ahimelech. ... It almost necessarily follows that there is some error in the text.” [= ‘Ahimelekh bin Abyatar’. Menurut 1Sam 22:9-23, Abyatar, rekan Zadok, adalah anak dari Ahimelekh. ... Hampir pasti bahwa di sana ada kesalahan dalam text.].

Keil & Delitzsch (tentang 2Sam 8:17): “the expression ‘Ahimelech the son of Abiathar’ is apparently a very strange one, as Abiathar was a son of Ahimelech according to 1 Sam. 22:20, and in other passages Zadok and Abiathar are mentioned as the two high priests in the time of David (2 Sam. 15:24, 35; 17:15; 19:12; 20:25). ... We are therefore disposed to adopt the view held by Bertheau and Oehler, viz., that Abiathar the high priest, the son of Ahimelech, had also a son named Ahimelech, as it is by no means a rare occurrence for grandfather and grandson to have the same names (vid., 1 Chron. 5:30–41), and also that this (the younger) Ahimelech performed the duties of high priest in connection with his father, who was still living at the commencement of Solomon’s reign (1 Kings 2:27), and is mentioned in this capacity, along with Zadok, both here and in the book of Chronicles, possibly because Abiathar was ill, or for some other reason that we cannot discover. As Abiathar was thirty or thirty-five years old at the time when his father was put to death by Saul, according to what has already been observed at 1 Sam. 14:3, and forty years old at the death of Saul, he was at least forty-eight years old at the time when David removed his residence to Mount Zion, and might have had a son of twenty-five years of age, namely the Ahimelech mentioned here, who could have taken his father’s place in the performance of the functions of high priest when he was prevented by illness or other causes. The appearance of a son of Abiathar named Jonathan in 2 Sam. 15:27; 17:17, 20, is no valid argument against this solution of the apparent discrepancy; for, according to these passages, he was still very young, and may therefore have been a younger brother of Ahimelech.” [= ungkapan ‘Ahimelekh bin Abyatar’ kelihatannya merupakan ungkapan yang aneh, karena Abyatar adalah anak dari Ahimelekh menurut 1Sam 22:20, dan dalam text-text lain Zadok dan Abyatar disebutkan sebagai dua imam besar pada jaman Daud (2Sam 15:24,35; 17:15; 19:12; 20:25). ... Karena itu kami condong untuk menerima pandangan yang dipegang oleh Bertheu dan Oehler, yaitu bahwa Abyatar sang imam besar, anak Ahimelekh, juga mempunyai seorang anak yang dinamakan Ahimelekh, karena itu sama sekali bukan suatu kejadian yang jarang untuk seorang kakek dan cucu mempunyai nama yang sama (lihat 1Taw 5:30-41), dan juga bahwa Ahimelekh (yang lebih muda) ini melaksanakan kewajiban-kewajiban dari imam besar berhubungan dengan ayahnya, yang masih tetap hidup pada awal dari pemerintahan Salomo (1Raja 2:27), dan disebutkan dalam kapasitas ini dengan Zadok, baik di sini maupun dalam kitab Tawarikh, mungkin karena Abyatar sedang sakit, atau karena suatu alasan lain yang kita tidak bisa ketahui. Karena Abyatar berusia 30 atau 35 tahun pada saat ayahnya dibunuh oleh Saul, sesuai dengan apa yang telah diperhatikan pada 1Sam 14:3, dan berusia 40 tahun pada saat kematian Saul, ia sedikitnya berusia 48 tahun pada waktu Daud memindahkan kediamannya ke Bukit Sion, dan bisa / mungkin telah mempunyai seorang anak berusia 25 tahun, yaitu Ahimelekh yang disebutkan di sini, yang bisa telah mengambil kedudukan ayahnya dalam pelaksanaan dari fungsi-fungsi dari imam besar pada waktu ia terhalang oleh penyakit atau penyebab-penyebab lain. Munculnya seorang anak Abyatar yang bernama Yonatan dalam 2Sam 15:27; 17:17,20, bukanlah argumentasi yang sah terhadap solusi dari hal yang kelihatannya bertentangan ini; karena menurut text-text ini, ia masih sangat muda, dan karena itu bisa merupakan seorang adik dari Ahimelekh.].

1Tawarikh 5:30-41 pasti salah cetak, karena ayat tersebut tidak ada. Tetapi fakta bahwa mereka mempunyai tradisi untuk memberi nama seorang anak dengan nama yang sudah ada dalam keluarga bisa terlihat dengan jelas dari text di bawah ini.

Lukas 1:59-63 - “(59) Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, (60) tetapi ibunya berkata: ‘Jangan, ia harus dinamai Yohanes.’ (61) Kata mereka kepadanya: ‘Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.’(62) Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. (63) Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: ‘Namanya adalah Yohanes.’ Dan merekapun heran semuanya.”.

William Hendriksen (tentang Markus 2:25-26): “The two names, Ahimelekh and Abyatar, were borne by both father and son.” [= Kedua nama, Ahimelekh dan Abyatar, dipakai oleh baik ayah maupun anak.] - hal 106.

Jadi dari semua penjelasan di atas ada 2 kemungkinan:

a. Ahimelekh mempunyai anak yang namanya Abyatar, dan Abyatar mempunyai anak yang namanya Ahimelekh.

b. Kedua nama digunakan bersama-sama oleh bapa maupun anaknya.

4. 2 Samuel 8: 17b: “Seraya menjadi panitera negara;”.

KJV: “and Seraiah was the scribe;” [= Dan Seraya adalah / menjadi penulis / sekretaris;].

RSV/NIV/NASB: “secretary” [= sekretaris].

1Taw 18:16 akhir - “Sausa menjadi panitera;”.

KJV: “and Shavsha was scribe;” [= Dan Sausaadalah / menjadi penulis / sekretaris;].

2Samuel 20:25a - “Seya menjadi panitera negara;”.

KJV: “And Sheva was scribe:” [= Dan Seya adalah / menjadi penulis / sekretaris;].

1Raja 4:3 - “anak-anak Sisamenjadi panitera negara;”.

KJV: “the sons of Shisha, scribes;” [= anak-anak Sisa, penulis-penulis / sekretaris-sekretaris;].

Keil & Delitzsch (tentang 2Samuel 8:17): “Seraiah was a scribe. Instead of Seraiah, we have Shavsha in the corresponding text of the Chronicles, and Sheva in the parallel passage 2 Sam. 20:25. Whether the last name is merely a mistake for Shavsha, occasioned by the dropping of שׁ, or an abbreviated form of Shisha and Shavsha, cannot be decided. Shavsha is not a copyist’s error, for in 1 Kings 4:3 the same man is unquestionably mentioned again under the name of Shisha, who is called Shavsha in the Chronicles, Sheva (שְׁיָא) in the text of 2 Sam. 20:25, and here Seraiah. Seraiah also is hardly a copyist’s error, but another form for Shavsha or Shisha. The scribe was a secretary of state; not a military officer,” [= Seraya adalah / menjadi seorang penulis / sekretaris. Alih-alih dari Seraya, kita mempunyai Sausa dalam text yang bersesuaian dari kitab Tawarikh, dan Seya dalam text paralel 2Sam 20:25. Apakah nama yang terakhir itu sekedar suatu kesalahan untuk Sausa, disebabkan oleh hilangnya huruf שׁ, atau merupakan suatu bentuk singkat dari Sisa dan Sausa, tidak bisa diputuskan. Sausa bukanlah suatu kesalahan penyalin, karena dalam 1Raja 4:3 orang yang sama secara tak diragukan disebutkan lagi di bawah nama Sisa, yang disebut Sausa dalam kitab Tawarikh, Seya (שְׁיָא) dalam text dari 2Sam 20:25, dan di sini Seraya. Seraya juga tidak mungkin merupakan suatu kesalahan penyalin, tetapi suatu bentuk yang lain untuk Sausa atau Sisa. Seorang Scribe adalah seorang penulis / sekretaris dari negara; bukan seorang pejabat militer,].

Pulpit Commentary: “‘Seraiah was scribe.’ His office was similar to that of a secretary of state with us. For ‘Seraiah’ we have ‘Shavsha’ in 1 Chron 18:16, ‘Shisha’ in 1 Kings 4:3, and ‘Sheva’ in 2 Sam 20:25. This illustrates what has just been said as to the uncertainty about proper names. They are always most difficult to read, as the sense gives no aid, and these various forms of a name that does not occur elsewhere really bear witness to the high antiquity of the manuscripts used by the scribes in settling the text of the Old Testament; and also to their self-restraint in not making them all forcibly agree.” [= ‘Seraya adalah / menjadi penulis / sekretaris’. Jabatan / tugasnya mirip dengan jabatan / tugas dari seorang sekretaris negara bagi kita. Untuk ‘Seraya’ kita mempunyai ‘Sausa’ dalam 1Taw 18:16, ‘Sisa’ dalam 1Raja 4:3, dan ‘Seya’ dalam 2Sam 20:25. Ini menjelaskan apa yang baru dikatakan berkenaan dengan ketidak-pastian tentang nama-nama diri. Mereka selalu paling sukar untuk dibaca, karena arti tidak memberikan bantuan / pertolongan, dan bentuk-bentuk yang bervariasi dari sebuah nama ini yang tidak muncul di tempat lain sungguh-sungguh memberikan kesaksian pada kekunoan yang tinggi dari manuscript-manuscript yang digunakan oleh ahli-ahli Taurat dalam menetapkan text dari Perjanjian Lama; dan juga pada pengekangan diri sendiri dari mereka dalam tidak memaksakan mereka semua sesuai.].

Penjelasan: memang ini hanya berlaku kalau kedua nama itu mempunyai huruf-huruf mati yang sama atau mirip. Ingat bahwa bahasa Ibrani tidak mempunyai huruf hidup. Dalam membaca, bunyi huruf hidupnya ada, tetapi dalam menulis, huruf hidupnya tidak ada! Memang dalam bahasa Ibrani modern ditambahkan tanda-tanda yang menunjukkan bunyi huruf hidupnya, tetapi dalam manuscript-manuscript tanda-tanda itu tidak ada. Ini sering disebut dengan huruf / tulisan gundul. Dalam kata-kata biasa (bukan nama), bunyi huruf hidupnya bisa ditebak dari arti dari seluruh kalimat, tetapi ini tidak bisa dilakukan dalam membaca sebuah nama. Jadi ini menjelaskan mengapa dalam persoalan nama, sering ada kekacauan / perbedaan-perbedaan. Ini juga membuktikan bahwa sumber (manuscript-manuscript) yang digunakan oleh para ahli-ahli Taurat memang sangat kuno, dan mereka tidak berusaha untuk mengubah text-text yang kelihatannya bertentangan. Kalau berbeda tetap dibiarkan berbeda!

5. 2 Samuel 8: 18a: “Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti;”.

Pulpit Commentary: “‘The Cherethites and the Pelethites.’ As we have already seen (1 Sam. 30:14), the Cherethim were an insignificant tribe inhabiting the southern part of the country of the Philistines. Nor is that place the only proof of this fact; for they are connected with the Philistines also in Ezek. 25:16 and Zeph. 2:5. David made their acquaintance when at Ziklag; and probably the Pelethim dwelt in the same neighbourhood, and were a still more unimportant clan or family.” [= ‘Orang Kreti dan orang Pleti’. Seperti telah kita lihat (1Sam 30:14), orang Kreti adalah suatu suku yang tidak penting yang mendiami bagian selatan dari negeri orang-orang Filistin. Juga tempat itu bukan satu-satunya bukti dari fakta ini; karena mereka juga dihubungkan dengan orang-orang Filistin dalam Yeh 25:16 dan Zef 2:5. Daud bertemu dengan mereka pada saat berada di Ziklag; dan mungkin orang Pleti tinggal di daerah yang sama, dan merupakan keluarga yang lebih tidak penting lagi.].

Yeh 25:15-16 - “(15) Beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Oleh karena orang Filistinmembalaskan dendam kesumat dan di dalam kegembiraannya atas kecelakaan Israelmelakukan pembalasan dengan melakukan pembinasaan karena rasa permusuhan yang turun-temurun, (16) oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan mengacungkan tanganKu melawan orang Filistindan melenyapkan orang Kreta dan membinasakan yang lain-lain di tepi pantai laut.”.

Zef 2:4-5 - “(4) Sebab Gaza akan ditinggalkan orang dan Askelon akan menjadi sunyi; Asdod akan dihalau penduduknya pada rembang tengah hari dan Ekron akan dibongkar-bangkirkan. (5) Celakalah kamu penduduk Daerah Tepi Laut, kamu bangsa Kreti! Terhadap kamulah firman TUHAN ini: Hai Kanaan, tanah orang Filistin! Aku akan membinasakan engkau, sehingga tidak ada lagi pendudukmu.”.

Keil & Delitzsch: “Benaiah the son of Jehoiada, a very brave hero of Kabzeel (see at 2 Sam. 23:20ff.), was over the Crethi and Plethi. ... The Crethi and Plethi were the king’s body-guard, σωματοφύλακες (Josephus, Ant. vii. 5, 4).” [= Benaya bin Yoyada, seorang pahlawan yang sangat berani dari Kabzeel (lihat 2Sam 23:20-dst), mengepalai orang Kreti dan orang Pleti. ... Orang Kreti dan orang Pleti adalah pengawal-pengawal (body-guard) raja, SOMATOPHULAKES (Yosephus, Ant. vii. 5, 4).].

Bahwa orang Kreti dan orang Pleti adalah para pengawal Daud (dan dikepalai oleh Benaya) didukung oleh text di bawah ini.

2 Samuel 23:22-23 - “(22) Itulah yang diperbuat Benaya bin Yoyada; ia mendapat nama di antara ketiga puluh pahlawan itu. (23) Di antara ketiga puluh orang itu ia paling dihormati, tetapi ia tidak dapat menyamai triwira. Dan Daud mengangkat dia mengepalai pengawalnya.”.

Adam Clarke: “‘The Cherethites and the Pelethites.’ The former supposed to be those who accompanied David when he fled from Saul; the latter, those who came to him at Ziklag. But the Targum translates these two names thus, the archers and the slingers; and this is by far the most likely.” [= ‘Orang Kreti dan orang Pleti’. Yang terdahulu dianggap sebagai mereka yang menyertai Daud pada waktu ia lari dari Saul; yang belakangan, mereka yang datang kepadanya di Ziklag. Tetapi Targum menterjemahkan kedua nama / sebutan itu demikian, pemanah-pemanah dan pengumban-pengumban; dan ini jauh lebih memungkinkan.].

6. 2 Samuel 8: 18b: “dan anak-anak Daud menjadi imam.”.

Ini jelas merupakan bagian yang tidak bisa diartikan apa adanya bahwa anak-anak Daud betul-betul menjadi imam-imam yang melayani di Kemah Suci, karena hanya orang-orang dari suku Lewi yang bisa menjadi imam.

Mari sekarang kita melihat tafsiran dari beberapa penafsir:

a. Calvin.

Calvin: “When we have an obscure passage, our only action should be to clarify it by comparisons with another passage of Scripture.” [= Pada waktu kita mempunyai suatu text yang kabur, tindakan kita satu-satunya haruslah menjelaskannya dengan perbandingan-perbandingan dengan text yang lain dari Kitab Suci.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 425.

Calvin lalu membandingkan ay 18b ini dengan beberapa text Alkitab yang lain.

Text pertama adalah ayat paralel dari ay 18b ini, yaitu 1Taw 18:17b, yang tidak menuliskan ‘imam’!

1Taw 18:17b - “... anak-anak Daud adalah orang-orang utama yang diperbantukan kepada raja.”.

KJV: ‘the sons of David were chief about the king.’ [= anak-anak Daud adalah pemimpin dekat raja.].

RSV: ‘David’s sons were the chief officials in the service of the king.’ [= anak-anak Daud adalah pejabat-pejabat utama dalam pelayanan raja.].NIV: ‘David’s sons were chief officials at the king’s side.’ [= anak-anak Daud adalah pejabat-pejabat utama di sisi raja.].NASB: ‘the sons of David were chiefs at the king’s side.’ [= anak-anak Daud adalah pemimpin-pemimpin di sisi raja.].

Calvin lalu menunjukkan text lain yang menunjukkan bahwa raja Uzia pada saat mau jadi imam dihukum oleh Tuhan dengan penyakit kusta.

2Tawarikh 26:16-21 - “(16) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. (17) Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; (18) mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: ‘Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.’ (19) Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan. (20) Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. (21) Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu.”.

Kita bisa menambahkan text lain, yang jelas menunjukkan Tuhan tidak menghendaki orang yang bukan keturunan Lewi menjadi imam.

1 Samuel 13:8-14 - “(8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (9) Sebab itu Saul berkata: ‘Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.’ Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. (10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (11) Tetapi kata Samuel: ‘Apa yang telah kauperbuat?’ Jawab Saul: ‘Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.’ (13) Kata Samuel kepada Saul: ‘Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkanNya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israeluntuk selama-lamanya. (14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hatiNya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umatNya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.’”.

1Raja-Raja 12:28-33 - “(28) Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: ‘Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.’ (29) Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. (30) Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. (31) Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. (32) Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya. (33) Ia naik tangga mezbah yang dibuatnya di Betel itu pada hari yang kelima belas dalam bulan yang kedelapan, dalam bulan yang telah direncanakannya dalam hatinya sendiri; ia menentukan suatu hari raya bagi orang Israel dan ia naik tangga mezbah itu untuk membakar korban.”.

1Raja-Raja 13:1-6 - “(1) Sedang Yerobeam berdiri di atas mezbah itu sambil membakar korban, maka atas perintah TUHAN datanglah seorang abdi Allah dari Yehuda ke Betel. (2) Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: ‘Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu.’ (3) Pada waktu itu juga ia memberitahukan suatu tanda ajaib, katanya: ‘Inilah tanda ajaib, bahwa TUHAN telah berfirman: Bahwasanya mezbah itu akan pecah, sehingga tercurah abu yang di atasnya.’ (4) Demi raja Yerobeam mendengar perkataan abdi Allah yang diserukannya terhadap mezbah di Betel itu, ia mengulurkan tangannya dari atas mezbah dan berkata: ‘Tangkaplah dia!’ Tetapi tangan yang diulurkannya terhadap orang itu menjadi kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali. (5) Mezbah itupun pecahlah, sehingga abu yang di atasnya tercurah, sesuai dengan tanda ajaib yang diberitahukan abdi Allah itu atas perintah TUHAN. (6) Lalu berbicaralah raja dan berkata kepada abdi Allah itu: ‘Mohonkanlah belas kasihan TUHAN, Allahmu, dan berdoalah untukku, supaya tanganku dapat kembali.’ Dan abdi Allah itu memohonkan belas kasihan TUHAN, maka tangan raja itu dapat kembali dan menjadi seperti semula.”.

Calvin: “This proves that David could not have made his sons priests. ... David’s children could never have been priests, because that would have been an abomination to God. What this expression really means is that David took pains to have them instructed and taught the requirements of the Law.” [= Ini membuktikan bahwa Daud tidak bisa telah membuat anak-anaknya menjadi imam-imam. ... Anak-anak Daud tidak pernah bisa menjadi imam-imam, karena itu akan merupakan suatu kejijikan bagi Allah. Apa yang ungkapan ini sesungguhnya maksudkan adalah bahwa Daud menggunakan banyak waktu dan tenaga untuk membuat mereka diajar dalam tuntutan-tuntutan dari hukum Taurat.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 425,426.

Catatan: saya sangat meragukan kebenaran tafsiran Calvin ini, tetapi karena kata-kata selanjutnya bagus, saya tetap memberikan tafsirannya di sini.

Calvin melanjutkan: Kalau Daud memang mendidik anak-anaknya untuk menjadi orang yang baik dan berguna mengapa ada anak-anaknya yang menjadi orang-orang brengsek, seperti Absalom dll.? Memang orang tua yang mendidik anak-anaknya dengan baik tidak selalu berhasil! Tetapi kalau ada orang tua yang lalu ‘berserah’ kepada Tuhan berkenaan dengan anak-anaknya, dan tidak mendidik mereka dengan baik tetapi ‘menyerahkan’ mereka ke dalam tangan Tuhan, Calvin tidak bisa menerima ini! Ini menunjukkan bahwa orang yang menekankan predestinasi seperti Calvin tidak mengajarkan Hyper-Calvinisme!!

Calvin: “On the contrary, this is the conclusion that we should draw: ‘Since those who take such pains and spend so much to have their children properly taught are still frustrated in their hopes, what terrible things will happen if I care nothing about it, and put the reins in their hands so that they have freedom to become degenerate?’ The sad experience of David teaches fathers to strive even harder to instruct their children.” [= Sebaliknya, inilah kesimpulan yang harus kita tarik: ‘Karena mereka yang menggunakan banyak waktu dan tenaga dan menghabiskan begitu banyak supaya anak-anak mereka diajar dengan baik / benar tetapi gagal dalam pengharapan mereka, hal-hal buruk apa yang akan terjadi jika saya tak peduli apapun tentangnya, dan meletakkan kekang di tangan mereka sehingga mereka mempunyai kebebasan untuk menjadi rusak secara moral?’ Pengalaman menyedihkan dari Daud mengajar bapa-bapa untuk berjuang dengan lebih keras untuk mengajar anak-anak mereka.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 427.


Calvin: “Fathers are further instructed by this principle to commend their children to God, asking him to instruct them by his Spirit. They must realise that all their labour, industry, and vigilance will be useless unless it is blessed by his Spirit. Even when fathers spare neither gold nor silver, even when they send their children to school, and give them good examples and keep them under a firm hand of leadership - still their whole duty has not been discharged. They can do all of that, and still miss the main thing, which is to call upon God and recognise their dependence upon him to prosper the instruction of their children.”[= Bapa-bapa diajar lebih lanjut oleh prinsip ini untuk menyerahkan anak-anak mereka kepada Allah, memintaNya untuk mengajar mereka oleh RohNya. Mereka harus menyadari bahwa semua jerih payah, kerajinan, dan sikap berjaga-jaga mereka akan tidak berguna kecuali itu diberkati oleh RohNya. Bahkan pada waktu bapa-bapa tidak menyayangkan emas atau perak, bahkan pada waktu mereka mengirim anak-anak mereka ke sekolah, dan memberi mereka teladan-teladan yang baik dan menjaga mereka di bawah suatu tangan kepemimpinan yang kuat - tetap belum seluruh kewajiban mereka telah dilaksanakan. Mereka bisa melakukan semua itu, dan tetap gagal melakukan hal yang terutama, yang adalah memanggil Allah (berdoa) dan mengenali ketergantungan mereka kepadaNya untuk berhasil dalam pengajaran anak-anak mereka.] - ‘Sermons on 2Samuel’, hal 427.

b. Penafsir-penafsir yang lain.

(1) Keil & Delitzsch menganggap bahwa bahkan dalam 2Sam 8:18b itu sendiri kata Ibraninya tidak seharusnya diterjemahkan ‘imam’, karena kata itu memang mempunyai terjemahan-terjemahan yang lain.

2 Samuel 8: 18b: “dan anak-anak Daud menjadi imam.”. (RSV/ESV = LAI)

KJV: ‘and David’s sons were chief rulers’ [= dan anak-anak Daud adalah pemimpin-pemimpin utama / kepala].

NIV: ‘and David’s sons were royal advisers’ [= dan anak-anak Daud adalah penasehat-penasehat raja / kerajaan.].

NASB: ‘and David’s sons were chief ministers’ [= dan anak-anak Daud adalah pelayan-pelayan utama / kepala.].

Kata Ibraninya KOHEN, memang biasanya diterjemahkan ‘imam’, tetapi menurut Bible Works 8 bisa diterjemahkan ‘principal officer’ [= pejabat kepala], dan jelas tidak mungkin diterjemahkan ‘imam’ di sini karena Daud bukan berasal dari suku Lewi tetapi dari suku Yehuda.

Keil & Delitzsch: “And David’s sons were כֹּהֲנִים / KOHANIM (‘confidants’); not priests, domestic priests, court chaplains, or spiritual advisers, as Gesenius, De Wette, and others maintain, but, as the title is explained in the corresponding text of the Chronicles, when the title had become obsolete, ‘the first at the hand (or side) of the king.’ The correctness of this explanation is placed beyond the reach of doubt by 1 Kings 4:5, where the cohen is called, by way of explanation, ‘the king’s friend.’ ... These cohanim, therefore, were the king’s confidential advisers.” [= Dan anak-anak Daud adalah KOHANIM (‘sahabat-sahabat yang dipercayai’); bukan imam-imam, imam-imam domestik, pemimpin-pemimpin rohani dari istana, atau penasehat-penasehat rohani, seperti yang dipertahankan oleh Genesius, De Wette, dan yang lain-lain, tetapi sebagaimana gelar itu dijelaskan dalam text yang bersesuaian / paralel dari kitab Tawarikh, pada waktu gelar itu telah menjadi usang, ‘yang pertama / terutama pada tangan (atau sisi) dari raja’. Kebenaran / ketepatan dari penjelasan ini ditempatkan di luar keraguan oleh 1Raja 4:5 dimana KOHEN disebut, secara menjelaskan, ‘sahabat raja’. ... Karena itu, KOHANIM ini adalah penasehat-penasehat yang bisa dipercaya dari raja.].

1Raja 4:5 - “Azarya bin Natan mengawasi para kepala daerah; Zabut bin Natan, seorang imam, menjadi sahabat raja;”.

KJV: “and Zabud the son of Nathan was principal officer, and the king’s friend:” [= dan Zabut bin Natan adalah pejabat kepala, dan sahabat raja:].

ASV: “and Zabud the son of Nathan was chief minister, and the king’s friend;” [= dan Zabut bin Natan adalah pejabat kepala, dan sahabat raja;].

YLT: “and Zabud son of Nathan is minister, friend of the king;” [= dan Zabut bin Natan adalah pejabat, sahabat raja].

Catatan: di sini hanya KJV/ASV/YLT yang tidak menterjemahkan ‘priest’ [= imam]; sedangkan RSV/NIV/NASB/ESV/NKJV tetap menterjemahkan ‘priest’ [= imam].

(2) Bible Knowledge Commentary.

Bible Knowledge Commentary: “‘and David’s own ‘sons were royal advisers’ (‎kohanim). This Hebrew word, usually rendered ‘priests,’ is explained in 1 Chron 18:17 as ‘chief officials’ (cf. 2 Sam 20:26). This no doubt is the better meaning since David’s sons, as Judeans, were ineligible to serve as priests.” [= ‘dan anak-anak Daud adalah / menjadi penasehat-penasehat raja’ (KOHANIM). Kata Ibrani ini, biasanya diterjemahkan ‘imam-imam’, dijelaskan dalam 1Taw 18:17 sebagai ‘pejabat-pejabat utama’ (bdk. 2Sam 20:26). Ini tidak diragukan merupakan arti yang lebih baik karena anak-anak Daud, sebagai orang-orang Yehuda, tidak cocok untuk melayani sebagai imam-imam.].

1Taw 18:17 - “Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud adalah orang-orang utama yang diperbantukan kepada raja.”.

2Sam 20:26 - “Juga Ira, orang Yair itu menjadi imam pada Daud.”.

KJV: “a chief ruler” [= seorang penguasa kepala].

Bible Knowledge Commentary (tentang 2Sam 20:26): “‘Finally Ira the Jairite’ was David’s special minister, having succeeded the king’s own sons in that capacity (see comments on 2 Sam 8:18 for the meaning of ‎kohen ‎in 20:26, usually rendered ‘priest’).” [= ‘Akhirnya Ira, orang Yair itu’ adalah / menjadi pelayan khusus Daud, setelah menggantikan anak-anak sang raja sendiri dalam kapasitas itu (lihat komentar-komentar tentang 2Sam 8:18 untuk arti dari kata KOHEN dalam 20:26, yang biasanya diterjemahkan ‘imam’).].

(3) Pulpit Commentary.

Pulpit Commentary: “In 1 Chron 18:17 the language is completely changed, and we read, ‘and David’s sons were chief at the king’s hand.’ We may feel sure that the Chronicler knew what was the meaning of the phrase in the Books of Samuel, and that he was also aware that it had gone out of use, and therefore gave instead the right sense. Evidently the word cohen had at first a wider significance, and meant a ‘minister and confidant.’ He was the officer who stood next to his master, and knew his purpose and saw to its execution. And this was the meaning of the term when applied to the confidential minister of Jehovah, whose duty it was to execute his will according to the commands given in the Law; but when so used it gradually became too sacred for ordinary employment. Still, there is a divinity about a king, and so his confidants and the officers nearest to his person were still called cohens; and we find the phrase lingering on for another century and a half. For Jehu puts to death, not only Ahab’s great men and kinsfolk, but also ‘his cohens,’ the men who had been his intimate friends (2 Kings 10:11).” [= Dalam 1Taw 18:17 bahasanya diubah sama sekali, dan kita membaca, ‘dan anak-anak Daud adalah / menjadi pemimpin dekat raja’. Kita bisa merasa pasti bahwa penulis kitab Tawarikh tahu apa arti dari ungkapan dalam kitab-kitab Samuel, dan bahwa ia juga sadar bahwa itu telah hilang dari penggunaan, dan karena itu alih-alih ia memberi arti yang benar. Jelas bahwa kata KOHEN mula-mula mempunyai arti yang lebih luas, dan berarti seorang ‘pelayan dan sahabat’. Ia adalah pejabat yang berdiri dekat dengan tuannya, dan tahu tujuan / rencananya dan memastikan pelaksanaannya. Dan ini adalah arti dari istilah itu pada waktu diterapkan pada pelayan yang dipercaya dari Yehovah, yang kewajibannya adalah untuk melaksanakan kehendakNya sesuai dengan perintah-perintah / hukum-hukum yang diberikan dalam hukum Taurat; tetapi pada waktu digunakan seperti itu, itu secara bertahap / perlahan-lahan menjadi terlalu keramat / kudus untuk pekerjaan biasa. Tetap, disana ada sesuatu yang menyerupai Allah tentang seorang raja, dan demikianlah sahabat-sahabatnya dan pejabat-pejabat yang paling dekat dengan dirinya tetap disebut imam-imam; dan kita mendapati ungkapan itu tetap ada untuk satu setengah abad lagi. Karena Yehu membunuh, bukan hanya orang-orang besar dan keluarga Ahab, tetapi juga ‘imam-imamnya’, orang-orang yang adalah sahabat-sahabat dekatnya (2Raja 10:11).].

2Raja-Raja 10:11 - “Lalu Yehu membunuh semua orang yang masih tinggal dari keluarga Ahab yang di Yizreel, juga semua orang besarnya, orang-orang kepercayaannya dan imam-imamnya; tidak ada padanya seorangpun yang ditinggalkan Yehu hidup.”.

Semua Alkitab bahasa Inggris menterjemahkan ‘priests’ [= imam-imam].

Dan tadinya saya menganggap bahwa ini bisa betul-betul berarti ‘imam-imam’ tetapi maksudnya imam-imam dari penyembahan Baal. Tetapi dalam tafsirannya tentang 2Raja 10:11 ini, Albert Barnes mengatakan bahwa kata-kata ‘imam-imam’ di sini bukan menunjuk kepada ‘imam-imam Baal’, karena imam-imam Baal baru dibunuh oleh Yehu dalam ay 19nya (baca kontextnya (2Raja 10:18-28).

2Raja 10:18-28 - “(18) Kemudian Yehu mengumpulkan seluruh rakyat, lalu berkata kepada mereka: ‘Adapun Ahab masih kurang beribadah kepada Baal, tetapi Yehu mau lebih hebat beribadah kepadanya. (19) Oleh sebab itu, panggillah menghadap aku semua nabi Baal, semua orang yang beribadah kepadanya dan semua imamnya, seorangpun tidak boleh tidak hadir, sebab aku hendak mempersembahkan korban yang besar kepada Baal. Setiap orang yang tidak hadir tidak akan tinggal hidup.’ Tetapi perbuatan ini adalah akal Yehu supaya ia membinasakan orang-orang yang beribadah kepada Baal. (20) Selanjutnya Yehu berkata: ‘Tentukanlah hari raya perkumpulan kudus bagi Baal!’ Lalu mereka memaklumkannya. (21) Yehu mengirim orang ke seluruh Israel, maka datanglah seluruh orang yang beribadah kepada Baal, tidak seorangpun yang ketinggalan. Lalu masuklah semuanya ke dalam rumah Baal, sehingga rumah itu penuh sesak dari ujung ke ujung. (22) Kemudian berkatalah Yehu kepada orang yang mengepalai gudang pakaian: ‘Keluarkanlah pakaian untuk setiap orang yang beribadah kepada Baal!’ Maka dikeluarkannyalah pakaian bagi mereka. (23) Sesudah itu masuklah Yehu dan Yonadab bin Rekhab ke dalam rumah Baal, lalu berkatalah ia kepada orang-orang penyembah Baal di situ: ‘Periksalah dan lihatlah, supaya jangan ada di antara kamu di sini seorangpun dari hamba-hamba TUHAN, melainkan hanya orang-orang yang beribadah kepada Baal.’ (24) Lalu masuklah mereka untuk mempersembahkan korban sembelihan dan korban bakaran. Adapun Yehu telah menempatkan delapan puluh orang di luar dan telah berkata: ‘Siapa yang membiarkan lolos seorangpun dari orang-orang yang kuserahkan ke dalam tanganmu, nyawanyalah ganti nyawa orang itu.’ (25) Setelah Yehu selesai mempersembahkan korban bakaran, berkatalah ia kepada bentara-bentara dan kepada perwira-perwira: ‘Masuklah, bunuhlah mereka, seorangpun tidak boleh lolos!’ Maka dibunuhlah mereka dengan mata pedang, lalu mayatnya dibuang; kemudian masuklah bentara-bentara dan perwira-perwira itu ke gedung rumah Baal. (26) Mereka mengeluarkan tiang berhala rumah Baal itu, lalu dibakar. (27) Mereka merobohkan tugu berhala Baal itu, merobohkan juga rumah Baal, dan membuatnya menjadi jamban; begitulah sampai hari ini. (28) Demikianlah Yehu memunahkan Baal dari Israel.”.

Penutup.

Sekalipun ada hal-hal praktis dalam pembahasan 2Sam 8 ini, tetapi jelas bahwa pasal ini dipenuhi dengan sangat banyak problem perbedaan / pertentangan antar ayat-ayat Alkitab. Adayang pengharmonisannya bisa dipastikan, tetapi ada juga yang tak bisa dipastikan sama sekali, dan hanya merupakan dugaan / kemungkinan. Sebagai penutup, berkenaan dengan bagian-bagian terakhir ini, saya akan memberikan kata-kata John Murray.

John Murray: “Oftentimes, though we may not be able to demonstrate the harmo­ny of Scripture, we are able to show that there is no neces­sary contradiction.”[= Seringkali, sekalipun kita tidak bisa menunjukkan keharmonisan Kitab Suci, kita bisa menunjukkan bahwa di sana tidak harus terjadi kontradiksi.] - ‘Collected Writings of John Murray’, vol I, hal 10.

Tetaplah percaya Alkitab, dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Tuhan memberkati saudara sekalian.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post