3 ARTI MISKIN DI HADAPAN ALLAH (MATIUS 5:3)

Pdt. Benyamin F. Intan, Ph.D.

Matius 5:3 TB ”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga

3 ARTI MISKIN DI HADAPAN ALLAH (MATIUS 5:3). Khotbah di bukit dalam Matius 5:1-7 merupakan eksklusif hanya diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus. Kita melihat saat itu Yesus menjauhkan diri dari orang banyak, Dia naik ke atas bukit, lalu hanya diikuti oleh para murid-murid dan kemudian Dia mengajarkan khotbah di bukit ini. 
3 ARTI MISKIN DI HADAPAN ALLAH (MATIUS 5:3)
bisnis, asuransi, otomotif
Khotbah di bukit ini adalah kebenaran Tuhan yang hanya ditujukan kepada orang Kristen. John Stott coba membagikan artinya khotbah di bukit, dia mengatakan delapan ucapan bahagia. Matius 5:1-12 yang akan digumuli beberapa minggu ini, merupakan karakter Kristen. Matius 5:13-16 tentang garam dan terang dunia berbicara bagaimana pengaruh Kristen. 

Matius 5:17-48, berbicara tentang kebenaran Kristen. Matius 6:1-18, berbicara tentang kesalehan Kristen, Matius 7:1-27 tentang komitmen orang Kristen. Jadi mulai dari pasal 5 hingga 7 bicara ekslusif kepada anda dan saya sebagai umat Tuhan. Dengan kata lain Matius pasal 5-7 ini bicara tentang diri Tuhan Yesus, ketika kita bicara tentang garam dan terang dunia, kita melihat Tuhan Yesus, mempengaruhi dunia sebagai garam dan terang. 

Apabila kita bicara tentang ucapan bahagia, berbahagialah orang yang suci hatinya, kita akan belajar kesucian dari Tuhan Yesus, kemudian dikatakan berbahagialah orang yang dicela, dianiaya, difitnah, semuanya ini dialami luar biasa oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang memperdamaikan manusia dengan Allah. Semua yang dibicarakan disini adalah tentang hidup dan pengajaran Tuhan Yesus.

Pada hari ini kita mulai dengan ucapan bahagia yang pertama, Injil Matius 5:3. Terdapat tiga (3) arti Miskin di Hadapan Allah, yaitu: 

1. Pertama kita melihat arti dari miskin di hadapan Allah. Miskin disini bukan miskin secara materi. Alkitab mengatakan bahwa orang kaya itu sulit masuk dalam kerajaan surga, kita dapat lihat dalam Matius 19:24. Dalam kisah Lazarus dan orang kaya, orang kaya ini masuk neraka dan Lazarus yang miskin yang penuh dengan penyakit ini masuk surga. 

Tetapi jangan lupa bahwa dalam cerita itu juga kita tahu bahwa Abraham juga ada di surga, Abraham itu jauh lebih kaya, daripada orang yang kaya yang diceritakan dalam cerita Lazarus dan orang kaya. Miskin disini bukan kemiskinan secara materi, dalam bahasa Indonesia ketika di terjemahkan miskin di hadapan Allah, dalam bahasa aslinya adalah poor in spirit (miskin spiritual). Poor in spirit di sini bukan berarti poor spirited, namun artinya poor in spirit adalah miskin spiritual. 

Dalam bahasa Yunani kata miskin itu digunakan dalam 2 macam yaitu: yang pertama digunakan kata penês, penês artinya bukan orang kaya, orang yang hidup seadanya, yang hidup dengan sederhana. Namun ada miskin yang lain yang dinamakan sebagai ptôkhos. Ptôkhos itu artinya adalah miskin semiskin-miskinnya, miskin yang tidak memiliki apa-apa, miskin yang apabila tidak ada yang memberikan kepadanya, dia akan mati kelaparan. Miskin spiritual digunakan kata ptôkhos bukan kata penês, miskin spiritual disini adalah bankruptcy.

Catatan:

"Orang-orang miskin (hoi ptōchoi) sering disebut dalam Alkitab. Kata ptōchos kadangkala dibedakan dari penēs. Yang terakhir berarti “tidak memiliki kemewahan” (hidup sangat sederhana), yang pertama berarti “tidak memiliki apa-apa sama sekali.” Seorang ptōchos hanya mengandalkan pemberian orang lain untuk bertahan hidup.

Demikian pula dengan orang yang miskin secara rohani / miskin di hadapan Allah. Orang yang miskin rohani di hadapan Allah menyadari bahwa ia tidak mempunyai perbuatan baik/amal yang dapat diandalkan agar masuk surga . Ia hanya menggantungkan hidup sepenuhnya pada Allah untuk keselamannya".

Jadi ketika Tuhan Yesus berkata berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, ialah orang itu sadar bahwa dia adalah orang yang begitu berdosa. Lukas 18:9-14 menceritakan tentang Farisi dan pemungut cukai berdoa di bait Allah. Kedua orang ini sama-sama manusia yang berdosa, mereka sama-sama miskin di hadapan Allah, tetapi orang Farisi jauh daripada merasa miskin di hadapan Allah. Orang Farisi ketika berdoa, dia memuji dan membanggakan bahwa dirinya begitu suci, lalu dia membandingkan dirinya dengan sampah-sampah masyarakat, dia tidak seperti pencuri, penjinah, danemungut cukai ini, dia bersyukur kepada Tuhan bahwa dia adalah orang yang begitu suci. 

Sedangkan pemungut cukai sadar bahwa dia begitu miskin di hadapan Allah, sambil memukul-mukul diri dan bercucuran air mata, dan berkata, ya Allah kasihanilah aku, orang berdosa ini. Pemungut cukai ini adalah orang yang miskin di hadapan Allah tetapi bukan orang Farisi itu. Lalu Tuhan Yesus berkata, pemungut cukai ini pulang sebagai orang yang dibenarkan oleh Allah. Pemungut cukai bisa sadar bahwa dia manusia yang berdosa, karena ada Roh Kudus di dalam hati dia. Roh Kudus yang membuat kita merasa miskin di hadapan Allah. 

Fungsi Roh Kudus itu yaitu kita dapat lihat dalam Yohanes 16:8, ‘Ia’ disini adalah Roh Kudus, jikalau Ia dimateraikan dalam hati kita, Ia akan melakukan tiga hal yaitu: mengisyafkan kita akan dosa, mengisyafkan kita akan kebenaran, dan mengisyafkan kita akan penghakiman. Pemungut cukai, ketika dia masuk berdoa, dia berdiri jauh-jauh di ujung di dalam kebaktian dan tidak berani menengadah ke langit. 

Pemungut cukai, pertama sadar dia orang yang berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan. 

Hal kedua, muncul kengerian akan penghakiman Tuhan, ada penyesalan yang begitu dalam, itu sebabnya dia memukul-mukul diri. 

Hal ketiga, menuntun pemungut cukai ini kepada kebenaran, dia merasa powerless, tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan dosa dia, dengan cucuran air mata minta pengampunan kepada Tuhan, muncul satu harapan bergantung sepenuhnya hanya kepada Tuhan. 

Tiga hal ini, apabila Roh Kudus ada di dalam hati kita, maka akan muncul di dalam hidup kita. Dalam penginjilan harus ada ketiga hal ini yaitu, firman itu harus menyadarkan akan dosa, kemudian menggambarkan neraka, kengerian di dalam penghakiman, dan disitu membawa orang-orang kepada penyesalan, dan ketiga mereka merasa powerless, tidak berdaya dan berharap hanya kepada Tuhan. Kita melihat Yudas, pertama, Yudas sadar akan perbuatan dosanya. 

Dia sadar ketika dia berbuat dosa menjual Tuhan Yesus, dia sudah sadar akan dosanya, lalu dia dibayang-bayangi oleh kengerian penghakiman, lalu dia mencoba untuk menebus dosa dia dengan cara dia sendiri. Dia mengembalikan 30 keping perak kepada para imam. Dia pikir telah menyelesaikan dosanya dan dosanya telah ditebus, namun muncul terus perasaan bersalah, bagaimana dengan Yesus yang telah dikhianati, ditangkap dan dianiaya, Yudas tidak bisa mengembalikan semuanya itu lagi. 

Kemudian muncul bukan powerless atau bergantung kepada Tuhan tetapi yang muncul adalah hopeless, kemudian gantung diri dan mati. Hal ini bukanlah pertobatan yang sejati. Pertobatan yang sejati pada akhirnya akan menuntun kembali kepada Tuhan, akan mucul powerless, tidak lagi berdaya dan datang kepada Tuhan. Kita juga melihat bahwa orang kaya yang ada di neraka, dia sadar akan dosa-dosa dia. Dia kemudian ingat terus akan dosa-dosa dia. 

Kengerian penghakiman itu sedang dia rasakan. Namun tidak muncul perasaan untuk kembali kepada Tuhan. Orang kaya tersebut bertemu Abraham dan berkata, bangkitkan Lazarus dan masih ada lima saudaraku, agar saudaranya ini tidak masuk ke tempat terkutuk itu seperti orang kaya itu. Orang kaya ini menyatakan kepada Abraham bahwa dia masuk ke neraka karena Tuhan, disini dia menyalahkan Tuhan, dan orang kaya ini tidak pernah bisa bertobat, dan tidak ada pertobatan yang sejati.

2. Hal kedua dari arti miskin di hadapan Allah adalah berbahagialah karena merekalah yang empunya kerajaan surga. Kata berbahagia dalam bahasa Inggris adalah bless dan dalam bahasa Yunani adalah makarios. Berbahagia di sini artinya Tuhan itu berkenan. Ketika Tuhan berkata berbahagialah berarti Tuhan itu memberikan approval, Tuhan berkenan kepada orang yang miskin spiritual di hadapan Dia. Adakah berkat yang lebih besar daripada Tuhan itu berkenan kepada kita?. Hal ini adalah berkat spiritual yang begitu besar bagi kita. 

Orang yang miskin, semiskin-miskinnya lalu menjadi orang yang begitu berbahagia. Lompatan gap ini begitu besar, tadinya begitu menyedihkan, mendapatkan berkat yang begitu luar biasa. Namun jangan lupa bahwa orang yang mendapat berkat besar di hadapan Allah di mulai dengan miskin di hadapan Allah. Mulai dengan kekosongan kemudian dia diisi dengan penuh berkat yang begitu besar. Injilpun bekerja demikian bagaimana seseorang mengenal Tuhan. 

Tuhan berkerja pertama menghancurkan hidup orang itu yaitu pegangan, berhala, segala macam idola, dan kepercayaannya dihancurkan oleh Tuhan, setelah itu ketika seseorang mendapatkan kekosongan, maka Tuhan mengisi orang tersebut dengan berkat spiritual yang besar. Ketika bayi Tuhan Yesus dibawa kepada Simeon, dia bernubuat bahwa Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel. 

Tuhan Yesus sebelum menyelamatkan umat pilihan-Nya, Dia akan menghancurkan semua pegangan hidup kita, kemudian dari situ Dia akan membangkitkan kita semua. Kita melihat anak yang hilang, uang menjadi berhala hidup dia. Lukas 15:11-32, menyatakan bahwa uang anak yang hilang itu habis, ketika uangnya habis, bencana kelaparan itu tiba. Maksud dari hal ini adalah ketika uangnya habis dia masih tetap melawan Tuhan, dia mau bekerja, namun Tuhan mengijinkan bencana kelaparan itu terjadi dan Tuhan menutup jalan hidup anak ini. 

Berhala keuangan dalam hidupnya dihancurkan oleh Tuhan. Lalu dia tetap dapat pekerjaan yang paling rendah di negeri itu yaitu memberi makan babi. Dia telah bekerja seminggu lewat hari sabat, bekerja hampir 10 hingga 12 jam begitu lelah dan tidak bisa makan, ingin makan hanya ada makanan babi kemudian akhirnya dia kembali ke rumah orang tuanya.

Miskin di hadapan Allah bukan hanya berhenti disini, tetapi berbahagialah karena mereka akan empunya kerajaan surga. Berbahagia disini adalah sukacita Ilahi, sukacita Ilahi yang tidak bisa dirampas oleh siapapun, hal ini menjadi permanent dalam hidup seseorang yang hidup miskin di hadapan Allah. Segala macam kesakitan, maut tidak mungkin bisa merampas sukacita Ilahi ini. Ketika mengatakan sukacita Ilahi, maka orang tersebut telah mengalami sukacita Ilahi tersebut dan bukan tunggu nantinya. 

Bacaan kita dikatakan karena merekalah yang empunya kerajaan surga, dalam terjemahan ESV digunakan kalimat theirs is the kingdom of God, kalimat ini present tense, mereka sudah memiliki kerajaan surga. Kerajaan surga adalah kesempurnaan yang nanti ketika Tuhan Yesus datang yang kedua kali, tetapi disini mereka sudah memiliki hal itu. Paulus menggunakan istilah already but not yet (sudah tetapi belum sempurna). 

Orang Kristen di dalam dunia ini, telah memiliki kerajaan surga, kita telah menikmati dan mencicipi kerajaan surga ketika dalam dunia ini, dalam dunia ini kita mengalami pemeliharaan Tuhan yang khusus, penyertaan Tuhan, keadilan Tuhan, kebenaran Tuhan, kebaikan Tuhan, kesucian Tuhan. Jikalau kita peka akan hidup kita di dalam dunia ini, kita akan melihat pemeliharaan Tuhan yang begitu spesial dalam hidup kita ini. 

Orang kristen telah mencicipi kerajaan surga, maka akan membangkitkan selera, yaitu kerinduan akan kedatangan kerajaan Tuhan, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Maka Paulus menyatakan mati adalah keuntungan, sukacita Ilahi akan menguatkan kita ketika kita mengalami berbagai macam tantangan dalam hidup kita, bahkan ketika kita mengalami maut sekalipun, hal itu yang akan menguatkan kita semua.

3. Ketiga, miskin di hadapan Allah diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia bukan miskin spiritual. Hal ini karena sewaktu menerjemahkan, penerjemah juga menginterpretasi. Orang bisa mengetahui dia miskin di hadapan Allah apabila dia berjumpa dengan Tuhan, dan dikonfrontasi di hadapan Allah. Yakub bergulat di tepi sungai Yabok dengan Tuhan dan di sana dia bukan hanya diencounter tetapi dikonfrontasi di hadapan Allah. 

Nabi Yesaya dalam Yesaya 6, ketika dia melihat Tuhan, bertemu dengan Tuhan di dalam penglihatan itu, lalu dia berkata celakalah aku, aku binasa, aku orang yang najis bibir, tinggal disekelilingku ini najis bibir, tetapi mataku telah melihat sang Raja, Tuhan alam semesta. Hal ini bukan sekedar perjumpaan dengan Tuhan tetapi juga konfrontasi sehingga Yesaya dapat melihat dia begitu najis bibir, dia begitu berdosa di hadapan Tuhan. 

Yesaya bisa melihat demikian karena Tuhan yang menyatakan dan memperlihatkan diri-Nya sehingga ada konfrontasi disitu. Anak yang bungsu dalam cerita anak yang hilang bisa kembali ke rumah ayahnya, karena dia disadarkan akan kesalahannya, dia mengalami konflik dan konfrontasi dari Tuhan. Orang yang miskin spiritual telah dikonfrontasi oleh Tuhan yang begitu suci, disitu dia akan mengetahui siapa dirinya, itu semata-mata karena anugerah Tuhan. Mengapa khotbah di bukit ini yang pertama bicara tentang miskin di hadapan bahwa untuk dapat menjalankan hal itu kita semata-mata hanya bersandar kepada anugerah Tuhan. 

Ketika kita bergelut dengan firman Tuhan dan Tuhan menyuruh melakukan misi dia maka tidak mungkin kita bisa melakukan hal itu dengan kekuatan kita, semua bisa kita lakukan hanya dengan pertolongan Tuhan dan anugerah Tuhan, itu sebabnya bahwa 8 ucapan bahagia ini diawali dengan miskin di hadapan Allah, dan hal ini bukanlah suatu kebetulan di tempatkan di awal. Semua pengajaran dari khotbah di bukit ini, mampu kita melakukannya semata-mata dengan berkata kepada Tuhan, bahwa kita begitu miskin di hadapan Tuhan. 

Rasul Paulus seorang yang begitu pintar tetapi setelah dia menjadi orang Kristen, dia tidak bersandar pada kekuatan saya tetapi semata-mata kepada kekuatan dari Tuhan. I Korintus 2:1-5, kita melakukan segala pelayanan, semata-mata hanya dengan pertolongan Tuhan, dengan takut dan gentar. Kita menjalankan misi Tuhan dan pelayanan semata-mata adalah anugerah Tuhan.3 ARTI MISKIN DI HADAPAN ALLAH (MATIUS 5:3). AMIN-

Daftar Pustaka:

1. https://www.bible.com/id/bible/306/MAT.5.3.TB
2, https://en.wikipedia.org/wiki/Matthew_5:3

Next Post Previous Post