DIPANGGIL TUHAN UNTUK MELAYANI (1 RAJA-RAJA 19:19-21)

Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
Dalam Perjanjian Lama kita mengenal sejumlah nabi yang dipanggil untuk melayani Tuhan dan masing-masing nabi itu mempunyai kisah yang unik di dalam panggilan mereka untuk melayani Tuhan. Musa misalnya, ia dipanggil Tuhan dalam pelariannya setelah membunuh seorang Mesir atau Samuel yang dipanggil dalam usia yang masih sangat kecil lewat sebuah mimpi. Hari ini kita akan mempelajari panggilan Tuhan atas seorang nabi yang bernama Elisa. Mari kita baca 1 Raja-Raja  19:9-21 :
DIPANGGIL TUHAN UNTUK MELAYANI (1 RAJA-RAJA 19:19-21)
gadget, bisnis, otomotif
1 Raja-Raja 19:19-21 – (19) Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. (20) Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu." (21) Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudianmakanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.

Dari bacaan ini terlihat bahwa Elialah yang memanggil Elisa tapi hal itu harus dianggap sebagai panggilan dari Tuhan karena sebenarnya Tuhanlah yang menyuruh Elia memanggil Elisa.

1 Raja-Raja  19:15-16 – (15) Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. (16) Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.

Terkait dengan panggilan Elisa ini, kita akan mempelajari teks ini dengan membaginya menjadi beberapa bagian :

I. ELISA SEBELUM / PADA SAAT DIPANGGIL.

Elisa dipanggil oleh Tuhan melalui Elia. Tetapi bagaimana sesungguhnya keadaan / kondisi Elisa sebelum ia dipanggil atau saat ia dipanggil oleh Tuhan? Mari perhatikan ayat 19 :

1 Raja-Raja  19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yan kedua belas….”

Ayat ini memperlihatkan pada kita 2 hal tentang Elisa sebelum / pada saat dipanggil oleh Tuhan.

a. Elisa dipanggil sementara ia bekerja.
Dari ayat ini nampak bahwa ketika Elisa dipanggil, ia sementara sibuk bekerja. Pada saat itu tidak sedang menganggur / bermalas-malasan. Menarik untuk diamati dan direnungkan bahwa semua orang yang dipanggil oleh Tuhan untuk melayani Dia adalah orang-orang yang rajin bekerja.

Musa.
Keluaran 3:1-2,10 – (1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api (5) Lalu Ia berfirman: ….(10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.

Daud.
1 Samuel 16:11-12 – (11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." (12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.

Amos.
Amos 7:14-15 – (14) Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungutbuah ara hutan. (15) Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.

Petrus dan Andreas.
Matius 4:18-20 – (18) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. (19) Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (20) Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Yakobus dan Yohanes.
Matius 4:21-22 – (21) Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka (22) dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Matius.
Matius 9:9 - Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.

Perhatikan bahwa Matius duduk (bekerja) bukan duduk-duduk.

Fakta ini menunjukkan bahwa Tuhan mau memakai orang-orang yang rajin bekerja. Mengapa? Karena orang-orang itu nantinya akan disebut sebagai “pekerja” di ladang Tuhan.

Matius 10:10 - Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Matius 9:37-38 – (37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

2 Timotius 2:15 - Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Bagaimana mereka bisa menjadi pekerja di ladang Tuhan jikalau mereka adalah orang-orang yang malas? Mereka tidak akan berguna bagi Kerajaan Allah.

Pulpit Commentary - “God never calls an idle man” (Allah tidak pernah memanggil orang yang malas)

Anonim – Berdasarkan pengalaman kita, kita dapat mengatakan bahwa hanya ada satu macam orang yang berguna – mereka yang rajin. Seorang pemalas dibenci. Seorang saudara pernah mengatakan bahwa iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa terhadap orang yang malas. Jika ada orang yang tidak berguna di muka bumi, ia pastilah seorang yang malas. Allah tidak akan menggunakan seorang pemalas. Setiap orang yang digunakan Allah berjerih lelah dan bekerjadengan rajin dalam pelayanan-Nya. (www.seekerofchrist.com).

Karena itu Allah mau memakai orang-orang yang rajin bekerja! Jangan mimpi saudara bisa dipakai Tuhan kalau suadara adalah orang yang malas! Sebaliknya kalau saudara dipanggil oleh Tuhan untuk melayani (pendeta, evangelis, majelis, pengurus komisi, aktivis gereja, panitia pembangunan, dan jemaat), bekerjalah dengan rajin, jangan malas karena Tuhan tidak suka memakai orang yang malas.

b. Elisa kelihatannya adalah seorang cukup kaya / anak seorang kaya.

Dari mana kita tahu bahwa ia kaya / anak orang kaya?

1 Raja-Raja  19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang
kedua belas….”

Memiliki 12 pasang lembu memang tidak menunjukkan bahwa dia kaya, tetapi bahwa dia membutuhkan 12 pasang lembu (24 ekor lembu) untuk membajak lahannya, menunjukkan bahwa lahannya sangat luas dan lahan yang luas tentu memberikan hasil yang banyak apalagi menurut 1 Raj 19:16, ia berasal dari Abel Mehola, dan daerah Abel Mehola adalah daerah sekitar Yordan yang terkenal sangat subur. Jadi kelihatannya memang Elisa adalah orang yang cukup kaya atau anak dari seorang yang kaya.

Menariknya adalah biar pun dia orang yang kaya / anak dari seorang kaya, dia sendiri adalah orang yang rajin bekerja. Bandingkan dengan banyak anak orang kaya yang malas dan hanya bisanya menghambur-hamburkan uang orang tua saja. Dikatakan bahwa dia membajak dengan 12 pasang lembu di mana 11 pasang dijalankan oleh orang lain sedangkan dia sendiri menjalankan pasangan lembu yang ke 12.

1 Raja-raja 19:19 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas….”

Biar pun ini menarik, bukan itu yang mau saya tekankan. Yang menjadi tekanan saya adalah bahwa ketika mendapatkan panggilan dari Tuhan, Elisa meninggalkan semua kekayaan itu dan lalu mengikuti Elia. Perhatikan baik-baik bahwa pekerjaan yang ditekuni Elisa maupun kekayaan yang dimilikinya tidak menjadi penghalang bagi dia untuk melayani Tuhan. Pasti kesediaan dia untuk melayani Tuhan berdampak pada kerugian secara materi sebagaimana dikatakan Clarke :

Adam Clarke – Elisa pasti memiliki lahan yang cukup luas ketika ia membajak dengan dua belas pasang lembu untuk mengusahakan tanahnya itu. Karena itu, jika ia mematuhi panggilan kenabian, dia melakukannya dengan kerugian sekuler yang cukup besar.

Tetapi semuanya itu tidak menjadi sesuatu yang memberatkan dia karena melayani Tuhan adalah suatu kehormatan yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Tadi kita sudah belajar bahwa Tuhan memang senang memakai orang yang rajin, Tuhan tidak suka dengan orang yang malas, tetapi Tuhan juga tidak suka orang yang “kerajinan” sampai mengabaikan Tuhan atau memakai alas an kerjanya untuk tidak melayani Tuhan. Memang kalau saudara bekerja pada orang / kantor tertentu, saudara tidak bisa mengatur waktu sendiri. Kalau itu yang terjadi saudara harus pandai-pandai mencari kesempatan untuk melayani Tuhan. Tetapi kalau pekerjaan itu diatur sendiri oleh saudara, maukah saudara mengutamakan pekerjaan Tuhan daripada pekerjaan saudara sendiri?

Dari contoh-contoh orang-orang yang dipanggil Tuhan sudah saya tunjukkan di atas bahwa mereka adalah orang-orang yang bekerja tetapi mereka tidak menjadikan pekerjaan mereka sebagai alasan untuk menolak panggilan Tuhan. Demikian juga dengan Elisa.

Pulpit Commentary - Pada waktu melakukan pekerjaannya ia dipanggil oleh Allah. Bisnis tidaklah baik jika itu menghalangi kita untuk mendengar suara Allah.

Bukan hanya pekerjaan, kekayaan seringkali menjadi penghambat orang mengikuti / melayani Tuhan. Itulah sebabnya Yesus berkata orang kaya sukar masuk kerajaan surga. Saya pernah berkhotbah tentang Zakheus (Luk 19) dan saya angkat 3 point di sana yakni :

1. Kekayaan harus dihasilkan dengan cara yang halal (jangan seperti Zakheus yang mendapatkannya dengan cara yang tidak baik/korupsi sebagai seorang pemungut cukai).

2. Kekayaan tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk datang kepada Yesus (Zakheus orang kaya tetapi mau datang pada Yesus)

3. Kekayaan tidak boleh dinikmati sendiri tetapi harus dipakai untuk menolong orang lain (Zakheus rela membagi setengah hartanya dentgan orang-orang miskin).

Yang mau saya soroti adalah point 2 nya di mana harta kekayaan yang melimpah tidak jadi penghalang bagi Zakheus untuk bertemu dengan Yesus.

Kiranya kita juga belajar dari Zakheus dan juga Elisa supaya kekayaan kita / harta kita tidak menjadi penghalang kita mengikuti Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan. Maukah saudara?

II. PANGGILAN TERHADAP ELISA DAN RESPONNYA.

Tadi sudah saya katakan bahwa sebenarnya Tuhan yang memanggil Elisa. Elia hanya dipakai sebagai alat-Nya saja. Lalu bagaimana cara Elia memanggil Elisa?

1 Raja-Raja  19:19-20 - Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. (20) Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."

Perhatikan bahwa yang dilakukan oleh Elia hanyalah melemparkan jubahnya tanpa mengeluarkan kata-kata panggilan pada Elisa. Tetapi kelihatannya Elisa mengerti apa yang dimaksudkan oleh Elia sehingga ia lalu meminta izin untuk pamitan dengan orang tuanya. Jubah yang dilemparkan Elia adalah jubah seorang nabi.

Perlu diketahui bahwa pada waktu itu seorang nabi mempunyai pakaian/jubah khusus yakni jubah berbulu.

Zakh 13:4 - Pada waktu itu para nabi masing-masing akan mendapat malu oleh karena penglihatannya sebagai nabi, dan tidak ada lagi dari mereka yang mengenakan jubah berbulu untuk berbohong Dan Elia memilikinya :

2 Raja-raja 1:7-8 – (7) Lalu bertanyalah ia kepada mereka: "Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu dan yang mengatakan perkataan ini kepadamu?" (8) Jawab mereka kepadanya: "Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya." Maka berkatalah ia: "Itu Elia, orang Tisbe!" Demikian juga Yohanes Pembaptis :

Matius 3:4 - Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Nah adalah kebiasaan pada saat itu di Timur bahwa jika seorang nabi membuang jubahnya kepada seseorang, itu berarti bahwa orang itu dipilih untuk menjadi pelayan dari nabi itu atau bahkan untuksuatu tugas kenabian.

Pulpit Commentary - Jubah nabi adalah tanda dari pekerjaan nabi’ (Keil). Karena itu, melemparkan jubah itu kepada atau ke atas Elisa merupakan suatu cara yang tepat / cocok dan berarti untuk menunjuknya pada jabatan nabi. ‘Pada waktu Elia naik ke surga, Elisa mendapatkan seluruh jubah itu’ 2Raja-raja 2:13 (Henry).

Pulpit Commentary - Pelemparan jubah Elia kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya, dan akhirnya menjadi penggantinya. Karena itu, jubah itu menjadi milik Elisa sepenuhnya pada waktu ‘tuan’nya ‘diambil dari kepalanya’ (2Raja 2:3,13).

Itulah sebabnya Elisa langsung mengerti maksud Elia ketika Elia melemparkan jubahnya padanya.

Lalu bagaimana respon Elisa terhadap panggilan tersebut?

a. Elisa bersedia mengikuti panggilan tersebut.
1 Raja-raja 19:20 - Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia,…” Mengapa Elia begitu cepat sekali berespon? Dalam Pulpit Commentary dikatakan bahwa Elisa sendiri sebenarnya telah mengeluh dan bergumul tentang kondisi bangsanya pada saat itu dan karena itu ketika mendapatkan panggilan untuk melayani, ia langsung segera menerimanya.

Pulpit Commentary - Tidak diragukan lagi ia pun telah lama mengeluh dan berdoa mengenai penurunan moral dari negaranya dan aib yang dilakukan terhadap Allahnya.

Karena itu pada waktu dipanggil, ia langsung mau. Ada banyak orang yang prihatin dengan keadaan kekristenan / gereja Tuhan, banyak tidak puas dengan pelayanan gereja, banyak mengkritik, dsb tetapi tidak mau terlibat dalam pelayanan. Ini prihatin yang omong kosong! Kalau saudara tahu ada kekurtangan-kekurangan dalam pelayanan gereja ini, maukah saudara turun tangan untuk mengisi pelayanan itu? Atau hanya bisa prihatin dan banyak protes saja? Teladanilah Elisa dalam hal ini!

b. Elisa meminta izin untuk pamitan dengan orang tuanya.

1 Raja-Raja 19:20 - Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau."…”
Jadi di sini Elisa meminta izin terlebih dahulu untuk pamitan dengan orang tuanya. Bagaimana jawaban Elia?

1 Raj 19:20 – “…Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."

Ini terjemahan yang salah, karena kata-kata ‘baiklah’ dan ‘ingatlah’ sebetulnya tidak ada, dan bagian terakhir dari kalimat ini sebetulnya merupakan kalimat tanya. Bandingkan :

KJV: “And he said unto him, Go back again: for what have I done to thee?” (Dan iaberkata kepadanya: Kembalilah lagi: karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).

RSV: “And he said to him, ‘Go back again; for what have I done to you?’” (Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi; karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).

NIV: “‘Go back,’ Elijah replied. ‘What have I done to you?’” (Kembalilah, jawab Elia, Apa yang telah kulakukan kepadamu?).

NASB: “And he said to him, ‘Go back again, for what have I done to you?’” (Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi, karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).

Kalau begitu, apa arti dari kata-kata Elia ini? Ada 2 penafsiran tentang ini:

1. Tafsiran yang bersifat negatif.
Barnes mengatakan bahwa Elia tidak senang dengan permintaan Elisa ini, dan karena itu memberikan jawaban yang dingin di sini. Ini seperti reaksi Yesus kepada seorang yang meminta ijin untuk pamitan denganorang tuanya dalam Luk 9:61-62.

Lukas 9:61-62 – (61) Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." (62) Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Jadi, kata-kata ini diartikan sebagai berikut : “Kembalilah kepada bajakmu, mengapa kamu meninggalkannya? Mengapa meninggalkan teman-temanmu dan datang kepadaku? Apa yang telah kulakukan kepadamu yang mengharuskan engkau berkorban seperti itu? Aku tidak melakukan apa-apa kepadamu, dan karena itu kamu boleh tinggal.

Keberatan : Sukar dibayangkan bahwa seseorang harus mengabaikan orang tuanya sampai pada tingkat seperti itu. Tetapi dalam Lukas 9:61-62 kelihatannya Yesus juga melarang seseorang yang mau mengikuti-Nya untuk pamitan dengan keluarganya! Mungkin ini disebabkan karena Ia tahu bahwa kalau orang itu pamitan, maka keluarganya akan menahan dia, sehingga tidak jadi mengikuti-Nya.

2. Tafsiran yang bersifat positif.
Pulpit Commentary - Tidak ada satu kata pun yang bersifat menegur / menghardik di sini, ... Dan memang aneh kalau di sini ada teguran / hardikan. Elisa tidak bisa menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mentaati panggilan untuk menjadi nabi itu. ... Memang ia meminta izin – dan mengapa tidak? ... Tetapi di sini tidak ada bukti akan adanya ‘hati yang mendua’. Andai kata ia memohon untuk tinggal dan menguburkan ibu dan bapanya (Lukas 9:59-61) maka itu persoalan lain. Tetapi ia tidak memberikan kesan seperti itu. Ia berkata: ‘Satu ciuman, satu ucapan perpisahan, dan lalu aku akan mengikuti engkau.

Jadi Pulpit Commentary menafsirkan kata-kata Elia ini sebagai berikut : “Kembalilah dan ciumlah mereka, mengapa tidak? Karena apa yang telah aku lakukan untukmu? Aku hanya memanggilmu untuk mengikuti aku. Tetapi aku tidak menyuruhmu untuk menyangkal / tak mengakui darah dagingmu sendiri”. Saya lebih setuju dengan tafsiran kedua ini!

Tindakan Elisa untuk pamitan dan mencium kedua orang tuanya menunjukkan bahwa ia adalah seorang anak yang sangat mengasihi orang tuanya.

Kesediaannya untuk melayani Tuhan tidak lantas menjadikan dia menjadi anak yang tidak berbakti atau tidak peduli dengan keluarganya. Ada banyak orang yang karena melayani Tuhan lalu mengabaikan dan tidak mempedulikan keluarganya. Ini sesuatu yang salah! Yesus sendiri datang ke dalam dunia untuk melayani, tetapi itu tidak membuat Dia mengabaikan keluarganya (ibu-Nya Maria dan saudara-saudara-Nya) dan karenanya Dia bekerja sebagai tukang kayu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan di akhir hidup-Nya, di atas kayu salib, Ia masih memikirkan ibu-Nya dan karenanya menitipkannya pada Yohanes.

Yohanes 19:27 - Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Jadi alasan melayani Tuhan tidak boleh membuat orang mengabaikan keluarganya, kecuali jikalau keluarganya menjadi penghambat baginya untuk melayani Tuhan. Dalam kasus seperti itu berlaku ayat berikut :

Matius 10:37 - Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barang siapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Kisah Para Rasul 5:29 – “…."Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

1 Samuel 2:29 – “…mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku…”Tetapi dalam kondisi yang normal, pelayanan kepada Tuhan tidak harus membuat seseorang mengabaikan tanggung jawabnya kepada keluarganya.

c. Elisa rela melepaskan segala sesuatu demi melayani Tuhan.
Kita tidak tahu apakah setelah jawaban Elia itu Elisa pergi pamitan dengan orang tuanya atau tidak, tetapi yang pasti Elisa meninggalkan mereka demi pelayanan kepada Tuhan. Ia juga meninggalkan rumahnya dan pekerjaannya.

Memang tidak semua orang dipanggil untuk meninggalkan segala pekerjaannya. Matius dipanggil menjadi murid Yesus dan karena itu ia meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai, tetapi tidak pernah kita jumpai perintah dari Yesus agar Zakheus berhenti jadi pemungut cukai. Tetapi persoalannya adalah kalau Tuhan memang mau kita meninggalkan semuanya, apakah kita bersedia? Persoalan di sini bukan apakah kita disuruh meninggalkan semuanya atau tidak tetapi apakah hati kita bersedia untuk itu atau tidak?

Ada satu hal yang menarik untuk diperhatikan. Kalau kita asumsikan bahwa Elisa pamitan kepada orang tuanya, maka kelihatannya orang tuanya tidak menghalanginya untuk mengikuti Elia. Di sini penting juga untuk kita renungkan bahwa kita tidak boleh menjadi penghalang bagi keluarga kita yang memang mau dipakai oleh Tuhan untuk melayani Dia.

Pulpit Commentary - Orang tua Elisa tidak kelihatan menghalangi dia. Orang tua yang di bawah pengaruh duniawi menghalangi anak mereka untuk menanggapi panggilan Allah untuk masuk ke dalam pelayanan, mendatangkan tanggung jawab yang menakutkan kepada diri mereka sendiri.

Adam Clarke - Celakalah orang tua yang berjuang, demi uang yang kotor, untuk mencegah anak mereka menerima panggilan untuk memberitakan Yesus kepada orang sebangsa mereka yang sedang menuju kepada kebinasaan, atau kepada orang kafir, karena mereka melihat bahwa hidup dari seorang penginjil yang sejati adalah suatu hidup yang relatif miskin, dan mereka lebih menginginkan bahwa ia mencari / menghasilkan uang dari pada menyelamatkan jiwa.

Jikalau tadi saya katakan bahwa tugas pelayanan tidak boleh menjadikan seseorang mengabaikan keluarganya, maka di sini perlu juga dikatakan bahwa setiap kita tidak boleh menjadi penghalang / penghambat bagi anggota keluarga kita (suami, istri, orang tua, anak-anak) untuk melayani Tuhan.

Ada satu tindakan Elisa yang menarik untuk diperhatikan yakni ia menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu.

1 Raja-Raja  19:21 – Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka….”

Pulpit Commentary - Adalah lebih penting untuk melihatnya sebagai suatu tindakan simbolis, pernyataan Elisa untuk membuang sepenuhnya panggilan / pekerjaan duniawinya. Mulai saat ini ia tidak memerlukannya lagi.

Maksud dari Pulpit Commentary adalah dengan menyembelih lembu yang dipakainya dengan menggunakan kayu bajaknya, sebenarnya Elisa mau menunjukkan bahwa ia tidak membutuhkan lembu dan bajak itu lagi mulai dari sekarang. Mungkin tindakan Elisa ini seperti tindakan John Sung yang membuang semua ijazahnya ke laut waktu ia memutuskan untuk memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani Tuhan.

Note : Tindakan John Sung di sini tidak boleh diikuti, karena zamannya sudah berbeda. Sekarang hamba Tuhan harus bersekolah dan berijazah.

Bandingkan dengan Petrus dkk. yang pada waktu dipanggil, hanya meninggalkan tetapi tidak menghancurkan peralatan menangkap ikan (Mat 4:18-22).

Karena itu pada waktu Yesus mati, mereka kembali menjala ikan (Yohanes 21:1-dst).

Pulpit Commentary memberikan komentar tentang tindakan Elisa sebagai berikut :

Pulpit Commentary - Ia membakar kapal di belakangnya. Adalah baik bagi Gereja Kristus jika pelayan-pelayannya bertindak sama. Pencobaan untuk menambah penghasilan yang hanya sedikit dengan berdagang, khususnya di antara misionaris, pasti besar; tetapi seseorang tidak bisa menjadi setengah pendeta, dan tidak boleh terjerat dengan urusan / pekerjaan dari hidup ini.

Beberapa dari pendeta-pendeta Swiss telah menjadi penjaga hotel, tetapi jika mereka untung, agama tidak. Dari semua tuan, agama dan bisnis adalah dua hal yang paling tidak bisa dilayani bersama-sama.

Lalu bagaimana dengan Paulus sendiri yang juga bekerja sebagai tukang kemah sambil melayani Tuhan? Itu dibenarkan jika keadaan memaksa! Itulah sebabnya gereja harus memenuhi kebutuhan hamba Tuhannya sehingga hamba Tuhannya tidak pusing dengan kehidupannya dan dapat mencurahkan seluruh perhatiannya pada pekerjaan pelayanan. Tetapi jika gereja tidak memperhatikannya dan hamba Tuhan itu kekurangan, hamba Tuhan itu boleh bekerja yang lain. Semua konsekuensi dari bekerjanya hamba Tuhan adalah konsekuensi dari jemaat. Lepas dari semua itu, Elisa sudah meninggalkan segala yang penting dalam hidupnya untuk melayani Tuhan. Apakah saudara mempunyai hati seperti Elisa?

d. Elisa menjadi pelayan Elia.
Elisa akhirnya mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.1 Raja-raja 19:21 – “…Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
BIS – “…Setelah itu Elisa pergi mengikuti Elia dan menjadi pembantunya.

Menarik, Elisa dipanggil untuk suatu tugas kenabian, tetapi untuk jangka waktu yang lama, ia tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan nabi. (Ia baru melakukan semua itu setelah Elia terangkat ke surga). Ia bekerja hanya sebagai pelayan / pembantu Elia. Bandingkan :

2 Raja-raja 3:11 - Tetapi bertanyalah Yosafat: "Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?" Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: "Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia."

Kata-kata “melayani Elia” di sini terjemahan hurufiahnya adalah mencurahkan air ke tangan Elia.

NIV - ‘Elisha son of Shaphat is here. He used to pour water on the hands of Elijah’ (Elisa anak Safat ada di sini. Ia dulunya mencurahkan air ke tangan Elia).

TL : “… Adalah di sini Elisa bin Safat, yang dahulu mencucurkan air pembasuh kepada tangan Elia.

Jadi pekerjaan Elisa sangatlah rendah. Ia biasa mencurahkan air ke tangan Elia setiap kali Elia hendak mencuci tangan. Ini jelas bukan sesuatu yang mudah bagi Elisa yang tadinya adalah orang kaya! Tadinya ia mempunyai pelayan, sekarang ia menjadi pelayan! Hal seperti ini memang sering terjadi :

Yosua adalah pemimpin Israel setelah Musa mati, tetapi ia mula-mula juga menjadi pelayan Musa (Keluaran 24:13 Yosua 1:1).

Yosua 24:13 - Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka naiklah Musa ke atas gunung Allah itu.

Yosua 1:1 - Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu

Kata “abdi” di sini dalam Alkitab TL di sebut “hamba”.

Samuel boleh dikatakan menjadi pelayan Eli (1 Sam 3).

Markus / Yohanes menjadi pembantu Barnabas dan Paulus (Kisah Para Rasul 13:5).

Kis 13:5 - Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.

Mungkin semua ini dimaksudkan untuk belajar melayani dan sekaligus melatih kerendahan hati / penyangkalan diri.

Anonim – Pada mulanya Elisa tidak diberikan pekerjaan-pekerjaan besar – hanya tugas-tugas biasa. Akan tetapi dia menunjukkan kerelaannya untuk melakukan apa saja yang Tuhan suruh. Setiap hari dia belajar dari seorang yang ahli di dalam memenangkan jiwa. Perbincangan-perbincangan antara Elia dan Elisa sudah pasti tidak terlupakan. (www.artihidupku.com)

Ini penting sekali bagi kita! Jikalau saudara mau melayani Tuhan, tidak usah memikirkan yang muluk-muluk seperti berkhotbah, mengajar, KKR, dll, saudara bisa melayani Tuhan dengan hal-hal yang kecil dan remeh (tukang parkir, ngepel lantai, koster gereja, penerima tamu, pengatur kursi atau bahkan seperti seorang pesuruh sekalipun). Pekerjaan-pekerjaan tersebut kelihatan begitu remeh dan rendah, tetapi kalau saudara rela melakukannya demi kemajuan pekerjaan Tuhan, saudara sama seperti melayani Tuhan! Pekerjaan seperti itu jarang diperhatikan oleh manusia, tetapi Tuhan pasti memperhatikannya.

Michelangelo, yang sibuk melukisi sudut yang tak terlihat di Kapel Sistine ditanya oleh orang-orang yang membantunya mengapa ia membuang banyak waktu untuk mempercantik bagian langit-langit yang tak mungkin dilihat orang. Dengan tenang ia menjawab, "Allah melihatnya".

Kesimpulan / Penutup.

Waktu Elisa dipanggil, ia rela mengorbankan segala-galanya, dan ia pergi melayani Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara juga sungguh-sungguh melayani Tuhan dengan mengorbankan apa pun juga? Ingat, jangan ‘mengubur talenta’ saudara!. DIPANGGIL TUHAN UNTUK MELAYANI (1 RAJA-RAJA 19:19-21).
- AMIN -
Next Post Previous Post