3 PERAN ROH KUDUS DALAM PELAYANAN ORANG PERCAYA (KISAH PARA RASUL 2:14-41)
Pdt.Esra Alfred Soru.
Kisah Para Rasul 2:14-41 – (Kisah Para Rasul 2:14) Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (15) Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, (16) tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël: (17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anakanakmulaki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapatpenglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atashamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu danmereka akan bernubuat. (19) Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dantanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (20) Matahariakan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. (21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akandiselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialahYesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamudengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allahdengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yangdiserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh olehtangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Diadari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) SebabDaud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri disebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak,bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepadadunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. (28) Engkaumemberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita dihadapan-Mu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamutentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kitasampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanjikepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunanDaud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicaratentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam duniaorang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. (32) Yesus inilah yangdibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (33) Dan sesudah Iaditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, makadicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (34) Sebab bukan Daud yang naik kesorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (35) Duduklah disebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. (36) Jadiseluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamusalibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (37) Ketika mereka mendengar hal itu hati merekasangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yangharus kami perbuat, saudara-saudara?" (38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah danhendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untukpengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (39) Sebab bagikamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yangakan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." (40) Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberisuatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya:"Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." (41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
keuangan, bisnis, otomotif |
Hari ini kita kembali memperingati hari Pentakosta / Pencurahan Roh Kudus. Terkait dengan ini ada 2 hal yang perlu saya sampaikan terlebih dahulu :
a. Ingat, bahwa ini bukanlah hari Pentakosta / hari turunnya Roh Kudus itu melainkan hanya hari peringatan. Ini sama dengan merayakan Natal. Ketika kita merayakan Natal, bukan berartiYesus baru lahir hari itu. Ia sudah lahir 2000-an tahun yang lalu tapi yang kita rayakan setiap tahun hanyalah peringatan saja. Ini sama juga dengan ketika kita memperingati Jumat Agung, Paskah dan Kenaikan Yesus ke surga. Karena itu jangan membuat hari ini seolah-olah adalah hari di mana Roh Kudus baru akan turun sehingga kita lalu membuat acara-acara khusus untuk mengundang Roh Kudus turun dari surga seperti doa puasa dengan tujuan mendapat curahan Roh Kudus.
b. Ada perbedaan arti antara Pentakosta PL dan Pentakosta PB.
Kisah Para Rasul 2:1 menyebut tentang hari Pentakosta.
Kisah Para Rasul 2:1 - Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
Pentakosta artinya hari ke 50. Hari Pentakosta di sini bukanlah hari pencurahan Roh Kudus. Perhatikan bahwa saat itu Roh Kudus belum dicurahkan (Roh baru dicurahkan pada Kisah Para Rasul 2:6) tetapi hari itu sudah disebut sebagai hari Pentakosta (Kis 2:1). Jikalau Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus, bagaimana hari itu sudah disebut Pentakosta padahal Roh Kudus belum dicurahkan? Pentakosta yang dibicarakan dalam Kisah Para Rasul 2:1 ini adalah Pentakosta PL yakni hari ke 50 setelah Paskahmereka (peringatan keluarnya nenek moyang mereka dari Mesir). Dan ini untukmemperingati pemberian 10 Hukum Tuhan dan perayaan syukur karena panengandum yang dilakukan setelah 49 hari yakni hari ke 50. Hari Pentakosta ini (yangjatuhnya pada hari Minggu) sering disebut hari raya Tujuh Minggu / Pesta Panen / Harvest Festival.
Ulangan 16:10 - Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kau berikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
BIS - lalu rayakanlah Pesta Panen untuk menghormati TUHAN Allahmu. Pada hari itu bawalah persembahan sukarela kepada-Nya menurut banyaknya rezeki yang telah diberikan- Nya kepadamu.
TEV - and then celebrate the Harvest Festival, to honor the LORD your God, by bringing him a freewill offering in proportion to the blessing he has given you. Pada hari itu orang Israel tidak boleh bekerja (Imamat 23:21; Bilangan 28:26). Mereka harus berkumpul di satu tempat untuk perayaan / festival itu. Inilah yang terjadi di Kis 2:1. Nah pada saat perayaan Pentakosta PL itulah Roh Kudus dicurahkan pada orang-orang percaya sehingga lalu orang Kristen memaknai Pentakosta dengan konsep yang baru yakni hari pencurahan Roh Kudus.
Kita sudah membaca teks Kisah Para Rasul 2:14-41 yang adalah khotbah Petrus pada hari Pentakosta itu setelah Roh Kudus dicurahkan atas mereka (Kisah Para Rasul 2:1-13). Dan kita akan menyoroti peranan Roh Kudus dalam pelayanan / pemberitaan Injil murid-murid (terutama Petrus) setelah peristiwa Pentakosta itu? Teks yang panjang ini memperlihatkan sekurang- kurangnya 3 peran Roh Kudus dalam pelayanan orang percaya / murid-murid (dalam hal ini Petrus) setelah mendapatkan Roh Kudus.
I. ROH KUDUS MEMBERIKAN KEBERANIAN DI DALAM MELAYANI.
Pada waktu Roh Kudus dicurahkan dan murid-murid mulai berbicara dalam bahasa lain, muncul tuduhan bahwa murid-murid sementara mabuk anggur. (Kisah Para Rasul 2:13).
Mendengar tuduhan ini para rasul bangkit berdiri dan membantahnya dan yang menonjol adalah Petrus.
Kisah Para Rasul 2:14 - Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
Dari sini terlihat bahwa ada suatu keberanian yang luar biasa dari para murid untuk menentang tuduhan itu dan untuk menyampaikan Firman Tuhan / Injil kepada orang-orang Yahudi. Keberanian ini juga nampak lewat kata-kata yang digunakan oleh Petrus dalam khotbahnya.
Kisah Para Rasul 2:23,36 – (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.
Bandingkan :
Kisah Para Rasul 2:40 - Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Dari sini kita melihat murid-murid dengan keberanian yang luar biasa terutama Petrus. Ini kontras sekali dengan kondisi mereka pada waktu Yesus disalibkan di mana semua murid takut dan lari. (Markus 14:50), tetapi yang lebih ditonjolkan adalah Petrus karena penyangkalannya yang hebat. Bahkan pada hari Minggu di mana Kristus dibangkitkan, mereka juga berada dalam ketakutan yang hebat sebelum Yesus menemui mereka.
Yohanes 20:19 - Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah muridmurid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi….”
Tetapi 50 hari kemudian kita melihat murid-murid yang berbeda, kita melihat Petrus yang berbeda! Murid-murid / Petrus yang sangat berani berbicara tentang Yesus pada orang-orang Yahudi yang sama yang mereka takuti sebelumnya, 50 hari yang lalu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sudah pasti ini akibat Roh Kudus yang mereka terima sesaat sebelum mereka bangkit dan berbicara pada orang Yahudi.
Roh Kudus itulah yang memberikan keberanian kepada mereka untuk berapologetik terhadap tuduhan mabuk anggur, untuk berkhotbah dan memberitakan Injil pada orang Yahudi, dan untuk menantang orang Yahudi menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Dalam pelayanan mereka selanjutnya, keberanian seperti ini tetap ada pada mereka. Kisah Para Rasul 3:13-15 – (13) Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. (14) Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.
Dalam Kis 4 diceritakan bahwa Petrus dan Yohanes ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara dan besoknya disidang oleh imam besar dan kroni-kroninya. Dan lagi-lagi Petrus (dan Yohanes) menunjukkan keberanian yang luar biasa.
Kisah Para Rasul 4:7-8; 10-13 - (7) Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" (8) Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,… (10) … ketahuilah … bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, … itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. (11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. (12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (13) Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
Kisah Para Rasul 4:17-20 – (17) Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu." (18) Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. (19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. (20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
Sesuatu yang menarik untuk diperhatikan adalah ketika para rasul menunjukkan keberanian memberitakan Firman / Injil, bahkan melawan pemimpin-pemimpin agama pada saat itu yang ujung-ujungnya berakibat pada penderitaan semua jemaat, para anggota jemaat bukannya menegur rasul-rasul itu dan menganggap mereka tidak bijaksana. Mereka justru berdoa untuk para rasul. Apa doa mereka?
Mereka berdoa agar para rasul diberikan keberanian memberitakan Firman Tuhan.
Kisah Para Rasul 4:29 - Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
Perhatikan bahwa para rasul sudah berani tetapi jemaat berdoa agar mereka tetap berani dan tambah berani. Dari sini kita bisa melihat bahwa keberanian ini tidak hanya ada pada para pemimpin gereja yakni para rasul tetapi juga pada semua jemaat.
Kisah Para Rasul 4:31 - Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Bandingkan dengan gereja-gereja yang pemimpinnya berani tetapi jemaat / majelisnya penakut. Sebaliknya ada gereja yang anggota jemaatnya berani tetapi pendetanya / pemimpinnya yang pengecut.
Lalu dari mana keberanian seperti ini? Dari mana keberanian yang ada pada para rasul dan jemaat-jemaat? Sudah pasti dari Roh Kudus yang mereka terima pada hari Pentakosta itu. Dari sini kita dapati kebenaran bahwa Roh Kudus memberikan keberanian pada murid-murid Kristus / orang-orang percaya di dalam pelayanan.
Tanpa Roh Kudus, murid-murid adalah orang yang takut apalagi sekarang mereka tidak bersama Sang Guru mereka lagi. Tetapi Roh Kudus yang diutus oleh Kristus itu memberikan keberanian kepada mereka untuk bersaksi, untuk memberitakan Firman / Injil, untuk melayani.
Tetapi mengapa ada orang yang sudah sungguh-sungguh percaya dan pasti mempunyai Roh Kudus tetapi masih takut di dalam bersaksi, memberitakan Injil, melayani, dsb? Ini bukan karena mereka tidak mempunyai Roh Kudus, tetapi mereka tidak dipenuhi Roh Kudus. Jikalau kita memperhatikan baik-baik, keberanian para rasul dan jemaat mula-mula bukan hanya sekedar mereka mempunyai Roh Kudus tetapi mereka dipenuhi oleh Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4).
Semua rasul.
Kisah Para Rasul 2:4 - Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Petrus.
Kisah Para Rasul 4:8,10 – (8) Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpinpemimpin umat dan tua-tua,… (10)…ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, … itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
Jemaat-jemaat.
Kisah Para Rasul 4:31 - Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Stefanus.
Dalam Kis 7 kita mendapati Stefanus yang sangat berani dalam memberitakan Injil bahkan dengan kata-kata yang sangat keras sehingga akhirnya dia dilempar mati. Tapi Kitab Suci memberitahu pada kita bahwa dia mati dalam keadaan penuh dengan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 7:55 - Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Paulus.
Kisah Para Rasul 13:9-10 – (9) Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, (10) dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
Dari semua ayat ini terlihat bahwa orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus adalah mereka yang berani memberitakan Firman / Injil tanpa peduli resiko / bahaya yang terjadi pada diri mereka. Atau dengan kata lain orang yang dipenuhi Roh Kudus akan dilengkapi dengan keberanian untuk melakukan sebuah pelayanan.
Beberapa tahun lalu saya bersama Pdt. Budi Asali melakukan debat melawan Islam (Insan Mokogitna, Cs) di Masjid Sidoarjo. Pada saat itu ada begitu banyak orang Islam (sekitar 600 orang) sedangkan kami dari Kristen hanya sekitar 11 orang. Pada waktu giliran kami untuk bicara, kami meminta izin untuk memutarkan cuplikan film “The Passion of the Christ” yang menunjukkan adegan Yesus dicambuk, diolok hingga di salib. (Mungkin itu pertama kalinya film tentang Yesus diputar di dalam Masjid). Setelah itu Pdt. Budi Asali berbicara kepada semua orang Islam yang hadir pada saat itu : “Saudara-saudara, seharusnya saudaralah yang menanggung semua hukuman itu tetapi semua hukuman itu sudah ditanggungkan pada Kristus. Kalau saudara mau percaya kepada Yesus, saudara tidak akan mengalami hukuman seperti itu lagi dan akan diselamatkan, tetapi kalau saudara tidak percaya kepada-Nya, saudara akan menanggung hukuman yang sangat berat di dalam neraka”. Semua orang Islam yang ada di situ berteriak “Allahhu Akbar…Allahhu Akbar….!!!”. Anehnya, tak ada sedikit pun rasa takut dalam hati kami. Kami tahu semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Ya, Roh Kudus bekerja memberikan keberanian kepada orang-orang percaya di dalam menyampaikan Firman Tuhan / Injil.
Kita semua dipanggil Tuhan untuk melayani dalam bidang masing-masing. Tetapi kadang kita menjadi takut / tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu padahal ada kemampuan untuk itu. Kalau kita orang percaya, kita pasti mempunyai Roh Kudus tetapi mungkin yang jadi masalah adalah kita tidak dipenuhi oleh Roh Kudus itu. Ingat bahwa dipenuhi Roh Kudus bukan sebuah kondisi permanen.
Artinya kapasitas pekerjaan Roh Kudus di dalam diri seseorang bisa berubah-ubah. Roh Kudus memang ada dan berdiam dalam diri seseorang tetapi tidak selamanya orang itu dipenuhi Roh Kudus. Jika kunci untuk memiliki keberanian di dalam melayani adalah dipenuhi Roh Kudus, maka seharusnya semua kita bukan hanya berpuas diri karena di dalam kita ada Roh Kudus. Lebih dari pada itu kita harus berusaha untuk dipenuhi Roh Kudus. Lalu bagaimana caranya dipenuhi Roh Kudus?
a. Kita harus berusaha membuang dosa-dosa dari hidup kita.
Efesus 5:18 - Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh
Dua frase yang saya garisbawahi ini berkaitan. Apabila seorang mabuk oleh anggur (penuh hawa nafsu), maka ia tidak akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Sebaliknya kalau orang tidak mabuk oleh anggur (tidak hidup dengan hawa nafsu dosa) maka ia akan dipenuhi Roh Kudus. Berusahalah untuk membuang dosa-dosa dari hidup kita, belajarlah taat pada Firman, maka Roh Kudus akan memenuhi kita.
b. Kita harus tekun di dalam doa.
Kisah Para Rasul 4:31 - Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Di sini terlihat bahwa murid-murid berdoa dan mereka lalu dipenuhi dengan Roh Kudus. Kalau kita tekun di dalam doa, Roh Kudus bisa memenuhi kita.
Kalau kita melakukan 2 hal ini, Roh Kudus akan memenuhi kita dan kalau kita dipenuhi Roh Kudus, kita akan diberikan keberanian untuk memberitakan Firman / memberitakan Injil atau melayani Tuhan dalam bidang pelayanan kita masing-masing.
II. ROH KUDUS MEMBERIKAN KEMAMPUAN DI DALAM MELAYANI.
Menilik khotbah Petrus pada hari Pentakosta, kita dapat melihat sebuah kemampuan apologetik, pemberitaan Firman Tuhan / Injil yang luar biasa. Secara keseluruhan, khotbah Petrus pada hari Pentakosta itu terdiri dari 3 bagian.
a. Ia menolak tuduhan bahwa mereka sementara mabuk anggur.
Kisah Para Rasul 2:15 - Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan.
Argumentasi Petrus di sini adalah bahwa saat itu baru pukul 9 pagi. Biasanya orang mabuk pada waktu malam.
1 Tesalonika 5:7 - Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
b. Ia menjelaskan bahwa peristiwa itu (di mana rasul-rasul itu berbahasa roh / lidah) adalah penggenapan nubuat nabi Yoel (Kisah Para Rasul 2:16-21).
Kisah Para Rasul 2:16 – (16) tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi
Yoel: (17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Dan seterusnya hingga ayat 21.
Note : Ini adalah kutipan dari Yoel 2:28-32.
c. Ia memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 2:22-36).
Ia berbicara tentang dosa mereka.
Kisah Para Rasul 2:23 - Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.
Ia bicara tentang Yesus.
Ia bicara tentang Yesus sebagai orang yang ditentukan Allah (ayat 22)
Kisah Para Rasul 2:22 - Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu ….
Ia bicara tentang kematian Yesus (ayat 23).
Kisah Para Rasul 2:23 - Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.
Ia bicara tentang kebangkitan Yesus (Kisah Para Rasul 2: 24-32).
Kisah Para Rasul 2:24 - Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.
Dalam Kisah Para Rasul 2: 25-28 ia mengutip dari Mazmur 16:8-11 dan menerapkannya pada Yesus dalam Kisah Para Rasul 2: 29-32.
Ia bicara tentang Yesus memberikan Roh Kudus sehingga terjadi peristiwa pada hari Pentakosta ini (ayat 33).
Kisah Para Rasul 2:33 - Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.
Ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias dan Tuhan (ayat 34-36).
Ia mula-mula mengutip Mazmur 110:1 (ayat 34-35) dan dalam ayat 36 memberikan kesimpulan tentang Yesus.
Kisah Para Rasul 2:36 - Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Note : Ayat ini tidak berarti bahwa Yesus tadinya bukan Kristus dan bukan Tuhan lalu oleh Allah dijadikan Kristus dan Tuhan. Kata “membuat” di sini lebih bermakna menyatakan dan membuktikan.
Dari isi khotbah ini terlihat bahwa Petrus adalah seorang pengkhotbah yang hebat. Khotbahnya bersifat apologetik, pengajaran sekaligus penginjilan. Model khotbah seperti ini nyaris hilang dari mimbar-mimbar gereja sekarang. Khotbah yang populer sekarang hanya berisi cerita-cerita tanpa penggalian Kitab Suci yang dalam.
Khotbah yang populer sekarang hanya berisi pesan-pesan moral tanpa pemberitaan Injil yang sejati.
Dalam khotbahnya Petrus mengutip Perjanjian Lama sebanyak 3 kali (ayat 17-21; ayat 25-28; ayat 34-35) dan semuanya Ia pakai untuk mendukung pemberitaannya.
Jadi ini adalah khotbah yang benar-benar berdasar pada Kitab Suci. Karena itu mengutip ayat yang banyak di dalam berkhotbah adalah sesuatu yang alkitabiah. Ia memang menggunakan juga kesaksian pribadinya. Ini terlihat dari ayat 32.
Kisah Para Rasul 2:32 - Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi
Tetapi perhatikan bahwa ia bukan hanya menggunakan kesaksian tanpa Kitab Suci. Ia menguraikan Kitab Suci dahulu (ayat 25-28) dan baru setelah itu meneguhkannya dengan kesaksian (ayat 32). Ia menguraikan banyak Kitab Suci dan memberi sedikit kesaksian, bukan sebaliknya. Bandingkan ini dengan khotbah-khotbah / pengkhotbah- pengkhotbah zaman sekarang. Ada yang hanya menggunakan kesaksian tanpa Kitab Suci, ada yang banyak cerita pengalaman dan lalu ditutup dengan hanya menyinggung ayat Kitab Suci yang dibaca dan ada yang menjelaskan Firman Tuhan sedikit tetapi ceritanya yang lebih banyak.
Rupanya khotbah dengan memberikan ayat pendukung dari Kitab Suci ini bukan hanya 1 kali terjadi tetapi kelihatannya itu adalah kebiasaan Petrus.
Kisah Para Rasul 3:22 - Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Ini dikutip dari Ulangan 18:15, 18-19.
Kisah Para Rasul 4:11 - Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. Ini dikutip dari Mazmur 118:22.
Mazmur 118:22 - Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Semua yang saya jelaskan ini menunjukkan bahwa Petrus adalah seorang pengkhotbah yang hebat, baik dan pintar / mahir dalam urusan Kitab Suci. Ini sesuatu yang mencengangkan karena Petrus sebenarnya hanyalah seorang nelayan Galilea yang tidak terpelajar. Bandingkan :
Kisah Para Rasul 4:13 - Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
Tetapi mengapa Petrus bisa sehebat ini? Tidak bisa tidak ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus yang diterimanya pada hari Pentakosta itulah yang memberikan dia kemampuan di dalam berkhotbah. Dari sini kita mendapati sebuah kebenaran bahwa Roh Kudus memberikan kemampuan bagi orang percaya di dalam pelayanan. Kebenaran ini didukung oleh kata Kitab Suci bahwa Roh Kudus melengkapi setiap orang percaya dengan karunia-karunia untuk melayani (1 Korintus 12:7-11)
1 Korintus 12:8-10 - (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Jadi kemampuan untuk melayani itu datangnya dari Roh Kudus. Ini tidak berarti bahwa orang tidak perlu belajar / melatih diri dan hanya bergantung pada Roh Kudus saja. Tidak! Petrus bisa berkhotbah dan mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama memang adalah pekerjaan Roh Kudus tetapi pasti Petrus sendiri belajar / hafal ayat-ayat PL. Ingat, fungsi Roh Kudus adalah mengingatkan orang percaya akan Firman Tuhan (Yohanes 14:26) dan bukan membuat orang yang tidak tahu Firman Tuhan sama sekali menjadi tahu tanpa belajar. Jadi Petrus pasti belajar banyak Firman Tuhan dan pada saat dia berkhotbah, Roh Kudus mengingatkan ayat-ayat Kitab Suci itu yang dia gunakan dalam berkhotbah. Demikian juga setiap kita. Jika kita adalah orang percaya maka Roh Kudus pasti telah memberikan minimal 1 karunia bagi kita untuk melayani. Tugas kita adalah melatih diri, mengembangkan sedemikian rupa kemampuan itu agar dapat berfungsi secara maksimal bagi pelayanan.
Note : Ini tidak berlaku bagi karunia yang bersifat adikodrati seperti membuat mujizat, menyembuhkan, atau bahasa roh.
Karena itu marilah kita terus meningkatkan segala kemampuan kita di dalam pelayanan kita (berkhotbah, mengajar katekisasi, mengajar Sekolah Minggu, liturgos, musik, singers, penginjilan pribadi, Paduan Suara, Vocal Grup, tata organisasi, management keuangan, dll) sambil bergantung pada Roh Kudus.
III. ROH KUDUS MEMBERIKAN BUAH / HASIL DALAM PELAYANAN.
Jikalau Roh Kudus memberikan keberanian kepada Petrus untuk memberitakan Firman / Injil, lalu Roh Kudus memberikan kemampuan kepadanya di dalam menyampaikan Firman Tuhan / Injil, maka tidak bisa tidak hasil akhirnya juga datang dari Roh Kudus. Bagaimana hasil akhirnya?
Kisah Para Rasul 2:37-38,41 – (37) Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Ini jelas adalah hasil yang fantastis. Dan ini tidak bisa tidak karena pekerjaan Roh Kudus.
Esra Alfred Soru – Keberhasilan khotbah Petrus... juga ditentukan oleh kuat kuasa Roh Kudus yang mengalir dalam pemberitaannya. Ingatlah bahwa sebelum Petrus berdiri dan berkhotbah ia telah mengalami kepenuhan Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13), dan ia berkhotbah dengan kuasa Pentakosta itu. Apa akibatnya? 3000 orang bertobat dan dibaptis. Akan sangat berbeda hasil khotbah dari seorang yang penuh dengan Roh Kudus dan seorang lain yang tidak dipenuhi oleh Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus dalam diri seseorang membuat setiap kata, kalimat yang keluar dari mulutnya penuh dengan urapan kuasa Roh Kudus yang kuat dan dapat menghancurkan hati manusia yang sekeras apa pun. Inilah kunci keberhasilan sebuah khotbah. (6 Rahasia, hal.57-58)
Perhatikan bahwa orang-orang yang mendengar khotbah Petrus itu sadar akan dosa mereka. Mereka juga sadar akan kebenaran kata-kata Petrus dan lalu mau percaya kepada Yesus. Ini cocok sekali dengan deskripsi tentang pekerjaan Roh Kudus yang diajarkan Yesus.
Yohanes 16:8 - Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
Semua ini mengajarkan pada kita bahwa hasil akhir dari sebuah pelayanan juga adalah pekerjaan Roh Kudus. Kita boleh seberani apa pun di dalam pelayanan, kita boleh sehebat apa pun di dalam pelayanan, kita boleh sepintar apa pun di dalam pelayanan, kita boleh semahir apa pun di dalam pelayanan, tetapi tanpa pekerjaan Roh Kudus tidak akan pernah ada hasilnya. Orang bisa memuji kita, orang bisa mengakui kehebatan kita, orang bisa mengangkat jempol bagi kita, tetapi itu semua tidak menjamin keberhasilan pelayanan kita. Hanya Roh Kudus yang memungkinkan hasil dari sebuah pelayanan.
Tiga kebenaran yang sudah kita bahas ini yakni Roh Kudus memberikan keberanian di dalam pelayanan, Roh Kudus memberikan kemampuan di dalam pelayanan dan Roh Kudus memberikan buah / hasil di dalam pelayanan membawa kita pada kesimpulan bahwa sebenarnya Roh Kudus adalah segala-galanya dalam pelayanan kita. Tanpa Roh Kudus kita tidak ada apa-apanya. Kita tidak akan bisa memiliki keberanian yang sejati, kita tidak akan memiliki kemampuan apa-apa dan pada akhirnya kita tidak akan menuai hasil apa pun. Menyadari akan hal ini maka ada 2 hal yang perlu dilakukan :
a. Kita harus mengandalkan Roh Kudus di dalam pelayanan kita.
Di dalam pelayanan, jangan pernah andalkan kepintaran kita. Jangan juga andalkan pengalaman kita.
Gratingsen - Petrus dengan sekali berkhotbah membuat 3000 orang bertobat, tetapi pengkhotbah-pengkhotbah zaman ini dengan 3000 kali berkhotbah belum tentu satu orang pun bertobat.
Mengapa bisa demikian? Mungkin salah satu penyebabnya adalah ketidak-bergantungan pada Roh Kudus. Kita boleh hebat, kita boleh pintar, kita boleh berpengalaman tetapi itu bukan jaminan keberhasilan pelayanan.
Saya seorang yang fasih berbicara, saya mempunyai mental yang bagus dan berani tampil di muka umum sejak kecil, saya belajar banyak teologia dan Alkitab (bahkan sejak saya kecil), saya mempunyai buku-buku teologia yang banyak, saya pintar debat melawan guru-guru pelajaran Agama saya, saya mendirikan dan mengetuai Persekutuan Doa sejak SMA, tetapi pengalaman pelayanan saya membuktikan bahwa semua itu tidak menjamin hasil / buah pelayanan yang tinggal tetap. Ini dilihat dari fakta bahwa sangat sedikit orang yang pernah saya layani (termasuk anggota-anggota Persekutuan Doa saya) yang masih menjadi orang Kristen yang militan hingga saat ini. Bahkan ada yang “murtad” dan masuk Islam. Ada banyak orang maju dalam acara Altar Call kalau saya KKR, tetapi sangat sedikit yang bertahan imannya hingga hari ini sepanjang yang saya ketahui.
Kita juga tidak boleh memanipulasi pekerjaan Roh Kudus dengan berbagai trik psikologis seperti kata-kata yang merangsang emosi ataupun musik yang keras, atau trik-trik lainnya. Semua itu bukan pekerjaan Roh Kudus yang dapat menghasilkan buah yang tetap dari pelayanan kita. Andalkan saja Roh Kudus di dalam setiap pelayanan kita, dalam bentuk apa pun. Bagaimana caranya? Dengan sungguh-sungguh mendoakan pelayanan kita dan meminta kuasa Roh Kudus mengurapi / menyertai kita dalam pelayanan apapun.
Esra Alfred Soru - Setiap orang yang mau banyak berbicara untuk Tuhan harus mau banyak berbicara dengan Tuhan, dan di dalam banyak berbicara dengan Tuhan itulah kuat kuasa Roh Kudus akan menyertai dan mengalir dalam pemberitaan kita. (6 Rahasia, hal. 60).
b. Kita tidak boleh menyombongkan apa pun di dalam pelayanan kita.
Karena keberanian, kemampuan dan hasil pelayanan datangnya dari Roh Kudus, maka sehebat apa pun pelayanan kita, kita tidak boleh menjadi sombong. Jikalau kita dipuji di dalam pelayanan, biarlah semua kemuliaan itu bagi Tuhan, bagi Roh Kudus yang adalah segala-galanya dalam pelayanan kita. Tempatkanlah dirimu di depan Tuhan / Roh Kudus, maka pelayananmu tidak bernilai. Tempatkan dirimu di belakang Tuhan / Roh Kudus, maka pelayananmu akan sangat bernilai besar.
Coba pikirkan, jikalau angka 0 ditempatkan di depan angka 1, seberapa banyak pun angka 0, nilainya akan tetap 1.
01 = 1
001 = 1
0001 = 1
00001 = 1
0000000000000000001 = 1
Sebaliknya jikalau angka 0 itu ditempatkan di belakang angka 1 maka semakin banyak angka 0, semakin tinggi pula nilai yang di dapat.
10 = Sepuluh
100 = Seratus
1000 = Seribu
10.000 = Sepuluh ribu
100.000.000 = Seratus juta
Mau pilih yang mana? Tempatkan dirimu di belakang Tuhan / Roh Kudus maka pelayananmu akan bernilai besar di mata Tuhan.3 PERAN ROH KUDUS DALAM PELAYANAN ORANG PERCAYA (KISAH PARA RASUL 2:14-41).
- AMIN -