KEJATUHAN SIMON PETRUS (MATIUS 26:58, 69-75)

Pdt. Esra Alfred Soru,MPdK.
Matius 26:58, 69-75 – (Matius 26:58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu (69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." (71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
KEJATUHAN SIMON PETRUS (MATIUS 26:58, 69-75)
keuangan, bisnis, otomotif
Pendahuluan :

1. Ada banyak catatan dalam kitab-kitab Injil yang berkaitan dengan Petrus tetapi salah satu kisah penting yang dicatat adalah kejatuhannya/kegagalannya di mana ia pernah menyangkal Yesus, gurunya sebanyak 3 kali.

2. Peristiwa ini menjadi suatu catatan buruk dalam CV-nya Petrus dan diingat oleh Kristen sepanjang zaman.

3. Memang apa yang dilakukan Petrus ini adalah sesuatu yang negatif bahkan dosa tetapi supaya kita terhindarkan dari penilaian negatif yang berlebih-lebihan tentang Petrus, kita perlu menyadari satu hal sebagaimana yang dikatakan Barclay :

William Barclay – Kadang-kadang kita menuturkan cerita ini sedemikian rupa sehingga kita memperlakukan Petrus secara tidak adil. Kita sering gagal menyadari bahwa sampai pada akhir karier Petrus, di malam itu ia telah memperlihatkan keberanian yang luar biasa. Ia telah menghunus pedangnya di taman dengan keberanian seorang yang siap menghadapi seluruh rombongan hanya seorang diri. Dalam perkelahian, ia telah melukai hamba imam besar. Langkah bijaksana yang biasa diambil adalah bahwa Petrus seharusnya bersembunyi. Tempat yang sebaiknya jangan didatangi pada malam itu adalah halaman rumah imam besar. Akan tetapi, justru ke tempat itulah Petrus pergi. Inilah tanda keberaniannya. (PASH ; Injil Markus, hal. 588).

William Barclay – “…kelirulah kalau kita memandang Petrus dengan kecaman yang tidak simpatik. Faktanya ialah bahwa bencana yang dialami Petrus itu hanya dapat terjadi pada orang yang sangat gagah berani. Semua murid yang lain lari; hanya Petrus yang tidak….Memasuki halaman di tengah rumah imam besar bagi Petrus sama seperti berjalan masuk ke sarang singa – namun ia tetap melakukannya. Bagaimanapun akhir kisahnya, hal itu diawali dengan Petrus, orang yang pemberani. (PASH ; Injil Matius 11-28, hal. 548).

4. Coba saudara pikirkan bahwa di halaman rumah imam besar itu, Petrus yang mengikut Tuhan dari jauh ternyata dikenali oleh seorang hamba perempuan. Tindakan logis yang harus diambil dalam kondisi ini adalah segeralah lari. Tapi bukan itu yang dilakukan Petrus. Ia tetap ada di sana.

5. Dalam penyangkalan yang kedua, Petrus bertindak lebih jauh dengan bukan hanya menyangkali gurunya bahkan dengan sumpah. Meskipun demikian ia tetap tidak lari dari sana walaupun boleh dipastikan ia sudah ketakutan setengah mati.

6. Demikian juga hingga penyangkalannya yang ketiga. Ia memang meninggalkan tempat itu tapi bukan karena ketakutannya itu melainkan kesedihannya karena tatapan mata Sang Guru.

William Barclay – Sesudah dikenali, setiap orang tentu berpikir bahwa petrus akan lari menyelamatkan dirinya, seorang pengecut pasti telah pergi di tengah malam yang gelap secepat mungkin.….Petrus terjepit di antara dua perasaan. Dalam hatinya ada perasaan takut yang membuatnya ingin lari, tetapi dalam hatinya pula ada kasih yang menahannya tinggal di sana… di pintu gerbang itu ia dikenali namun ia masih belum pergi juga. Inilah keberanian yang paling tegar.… (PASH ; Injil Matius 11-28, hal. 548-549).

William Barclay – “…sebelum kita mengecamnya, kita harus mengingat dengan sangat jelas bahwa hanya sedikit orang di antara kita yang mempunyai keberanian seperti yang dimiliki Petrus untuk berada di tengah halaman itu. (PASH ; Injil Matius 11-28, hal. 550).

Budi Asali - Petrus gagal dalam suatu situasi, yang tidak berani dimasuki oleh orang lain.

Ilustrasi :
Layakkah dan masuk akalkah tim sepak bola saya merasa lebih hebat dari tim sepak bola “West Ham United” yang adalah “juru kunci” Premier League Inggris sedangkan tim sepak bola saya untuk adalah juara pertama dalam pertandingan sepak bola antar RW di kelurahan Nunbaun Delha?

Layakkah saya merasa lebih hebat dari pemain belakang (back) tim MU (Rio Ferdinand dan Nemanja Vidick) karena dalam pertandiangan melawan Chelsea mereka kebobolan sedangkan ketika saya menjadi back tim sepak bola RW 5 kelurahan Nunbaun Delha sama sekali tidak kebobolan?

Ini menunjukkan bahwa antara yang jatuh dan yang berdiri belum tentu yang jatuh yang lebih jelek. Juga antara yang menertawakan orang yang jatuh dan orang yang ditertawakan karena kejatuhannya, belum tentu yang terakhir yang lebih jelek.

7. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa orang-orang yang betul-betul berjuang dalam pelayanan dan ternyata jatuh / gagal, masih lebih baik dari pada yang sama sekali tidak berjuang / sedikit berjuang dan berhasil.

8. Karena itu biarlah ini menjadi pemikiran kita supaya tidak mengecam Petrus lebih daripada yang seharusnya.

Kalkun : Kita akan mempelajari kisah ini lebih dalam dan saya akan membahas 2 hal penting :

I. PENYANGKALAN PETRUS.

Sesaat setelah Yesus ditangkap di taman Getsemani, Ia digiring ke rumah imam besar untuk diperiksa.
Alkitab berkata bahwa saat itu Petrus mengikut Yesus tetapi dari jauh.

Matius 26:58, 69 - (58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. ... (69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman…”

Terhadap fakta ini boleh dikatakan bahwa semua penafsir menganggap ini adalah sikap/tindakan yang salah dari Petrus. Hanya saja alasan yang diberikan berbeda.

Ada penafsir yang berpendapat bahwa Petrus salah karena ia seharusnya tetap dekat dengan Yesus dan bukannya hanya mengikuti Dia dari jauh.

Mereka lalu memberikan penerapan bahwa rasa takut sering kali menyebabkan kita mengikut Yesus dari jauh, atau menyebabkan kita sengaja membatasi diri kita supaya tidak terlalu dekat dengan Yesus, atau menyebabkan kita dengan sengaja mempertahankan dosa-dosa tertentu yang jelas menja­di penghalang antara kita dengan Tuhan. Contoh:

· Karena takut kekurangan uang, kita lalu tidak memberikan persembahan persepuluhan, atau kita bekerja pada hari Minggu, atau kita menghalalkan segala cara dalam mencari uang.

· Karena takut ditolak, dibenci, diejek oleh manusia, maka kita lalu tidak berani memberitakan Injil, sharing, melayani Tuhan, dsb.

· Karena kita tahu bahwa setan pasti akan menyerang kita kalau kita dekat dengan Tuhan dan hidup sesuai kehendak Tuhan, maka kita lalu sengaja menjaga jarak dengan Tuhan!

Tetapi penafsir yang lain justru menganggap bahwa Petrus mencari gara-gara dengan mengikuti Yesus sampai ke rumah imam besar. Seandai-nya Petrus tidak dekat-dekat dengan tempat berbahaya itu, mungkin sekali ia tidak perlu menyangkal Yesus 3 kali.

Mereka lalu memberikan penerapan bahwa pada saat iman sedang lemah / kerohanian sedang turun, kita tidak seharusnya mendekati tempat-tempat yang berbahaya yang bisa menja­di jerat bagi kita seperti :
· Berkumpul dengan pergaulan saudara yang lama, sebelum saudara bertobat.
· Pergi ke bar, night club, tempat pelacuran, tempat perjudian dsb.

Pada saat saudara kuat dalam iman, boleh jadi saudara bisa bertahan meng­hadapi semua itu, tetapi pada saat saudara sedang lemah, hal-hal seperti itu bisa menjatuhkan saudara ke dalam dosa!

Entah mana tafsiran yang benar saya juga bingung. Saya kira keduanya bisa di-pertimbangakan untuk diterima.

Petrus yang mengikut Yesus dari jauh ini lalu bergabung dengan sejumlah orang di halaman rumah imam besar itu dan di situlah tragedinya terjadi di mana ia akhirnya menyangkal Yesus sebanyak 3 kali.
Mari kita perhatikan penyangkalan Petrus ini tahap demi tahap :

a. Penyangkalan pertama.

· Perhatikan ayat ini :

Matius 26:69b-70 - (69) “…Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ‘Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.’ (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud”.

· Inilah penyangkalan Petrus yang pertama yang terjadi setelah serangan yang pertama.

· Serangan pertama ini dilakukan oleh seorang hamba perempuan (ay 69). Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa tidak jatuh, hanya karena kasih karunia Allah. Begitu Allah tidak menopang, maka serangan kecil pun akan menjatuhkan.

· Terhadap serangan ini Petrus lalu menyangkal Yesus untuk pertama kalinya dan penyangkalan ini ia lakukan di depan semua orang.

Matius 26:70 - Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud”.

· Jelas tindakan Petrus ini bertentangan dengan ajaran Gurunya yang melarang mereka untuk menyangkal Dia di depan orang, dan mengharuskan mereka untuk berani mengakui Dia di depan orang.

Matius 10:32-33 – (32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. (33) Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga."

Matthew Henry – “…ia telah menyangkal Kristus di hadapan banyak orang, pada saat dia seharusnya memberikan pengakuan, dan mengakui-Nya serta tampil di sidang pengadilan sebagai saksi bagi-Nya…Ketika Kristus dikagumi dan diikuti banyak orang, Petrus selalu siap untuk mengakui-Nya, tetapi sekrang ketika ia ditinggalkan, dihina dan ditangkap, dia merasa malu akan Dia, dan dia tidak mau mengakui bahwa dia ada hubungan dengan-Nya. (Injil Markus, hal. 352).

· Tapi jangan buru-buru menyalahkan Petrus saja. Tidakkah hal yang sama sering kita lakukan?
· Boleh jadi saudara belum pernah menyangkal Yesus dengan cara berkata bahwa saudara tidak kenal Yesus, saudara bukan orang Kristen dsb. Tetapi ada banyak hal yang sebetulnya juga merupakan penyangkalan terhadap Yesus, seperti :

§ Kalau biasanya saudara berdoa dulu sebelum makan, tetapi pada waktu saudara makan bersama / di antara orang-orang kafir (lebih-lebih yang suka mengejek orang Kristen), saudara lalu tidak berdoa. Atau saudara berdoa hanya di dalam hati, tanpa menutup mata, dsb, supaya orang-orang di sekitar saudara tidak tahu kalau saudara sedang berdoa. Maka ini jelas adalah suatu penyangkalan terhadap Yesus! Memang tidak salah orang berdoa tanpa menutup mata, tetapi kalau saudara berdoa tanpa menutup mata supaya tidak terlihat sebagai orang Kristen, maka saudara jelas sedang menyangkal Yesus!

Ilustrasi : Yang tidak berdoa hanya babi.

§ Kalau saudara tidak mau diketahui orang bahwa saudara mau pergi ke gereja, atau kalau saudara malu pada waktu kelihatan membawa Kitab Suci, sehingga saudara menyembunyikan Kitab Suci itu, maka itu berarti saudara sedang menyangkal Yesus.

§ Kalau saudara tidak menginjili seseorang karena saudara malu dikenal sebagai orang Kristen, bukankah saudara sedang menyangkal / tidak mengakui Yesus?
§ dll

· Setiap kali saudara mau menyangkal Yesus karena malu / takut, saudara tidak ada bedanya dnegan Petrus.
· Ingatlah bahwa Yesus tidak malu menjadi manusia, menderita bahkan mati bagi saudara! Bagaimana mungkin saudara malu / takut mengakui Dia?

· Dalam Matius 16:16 Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Tetapi di sini ia menyangkal bahwa ia mengenal Yesus!

Mat 16:16 - Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

· Ini menunjukkan betapa mudahnya kita mengalami naik turun dalam iman, kerohanian, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara sedang dalam ‘kondisi puncak’ jangan lalu merasa aman dan menjadi gegabah. Dalam waktu yang singkat saudara bisa jatuh ke dasar jurang!

b. Penyangkalan kedua.

· Perhatikan teksnya :

Matius 26:71-72 - (71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: ‘Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.’ (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.

· Ini adalah serangan kedua. Serangan kedua ini dilakukan oleh siapa? Dalam ayat di atas dikatakan dilakukan oleh ‘seorang hamba lain’. Ini mirip dengan kata-kata dalam Luk 22:58 yang menyebutkan ‘seorang lain’.

Lukas 22:58 - Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"

· Tetapi Markus 14:69 mengatakan ‘hamba perempuan itu melihat Petrus lagi’, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah hamba yang sama dengan hamba yang pertama tadi.

Markus 14:69 - Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini adalah salah seorang dari mereka."

· Sedangkan dalam Yohanes 18:25 dikatakan ‘orang-orang’.

Yohanes 18:25 - Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"

· Jadi kesimpulannya yang menanyai Petrus kali ini ada lebih dari satu orang, yaitu hamba perempuan yang tadi sudah menanyainya, hamba yang lain, dan mungkin ada orang-orang lain lagi.

· Ini menun­jukkan bahwa serangan kedua ini lebih hebat dan lebih kuat dari pada serangan pertama. Jelas bahwa pada waktu setan melihat bahwa Petrus jatuh karena serangan pertama, ia menjadi lebih bersemangat dalam menyerang Petrus.

· Ini persis seperti seorang petinju yang berhasil memukul lawannya hingga sempoyongan akan lebih bersemangat/bernafsu untuk terus memukul dengan pukulan-pukulan yang lebih keras agar lawannya segera “mencium” kanvas.

· Ini mengajarkan kepada kita untuk jangan sembarangan tunduk / menyerah pada serangan setan, karena hal itu akan mengundang serangan yang lebih hebat.

· Terhadap serangan kedua ini Petrus menjawab“ Aku tidak kenal orang itu” (Lit: ‘I don’t know the man’). Jadi ia bukan hanya mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yesus, tetapi ia menyebut Yesus, Tuhan dan Gurunya, Mesias dan Anak Allah, dengan sebutan ‘orang itu / the man’.

· Bandingkan :

Markus 14:71 - Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

· Kali ini ia merasa tidak cukup sekedar menyangkal Yesus, dan karena itu ia menyangkalnya dengan bersumpah (ay 72). Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat dari kejatuhan pertama tadi!

Matthew Henry Hal ini sama saja dengan mengatakan “aku tidak akan mengakui Dia, aku bukan seorang Kristen, sebab kekristenan pada hakikatnya adalah pengenalan akan Kristus. (Injil Matius 15-28, hal. 1439).

c. Penyangkalan ketiga.

· Lihat teks ini :

Matius 26:73-75 - “(73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’ (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’….”

Lukas 22:59 - “Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: ‘Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.’”.

· Serangan ketiga ini lebih hebat lagi dari serangan kedua. Ini terlihat dari:

§ ‘orang-orang’.

Matius 26:73 - Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’

Yang menanyainya adalah banyak orang. Bahkan menurut Yohanes 18:26 di antara orang-orang yang bertanya itu, terdapat seorang hamba Imam Besar, yang adalah keluarga dari hamba yang telinganya dipotong oleh Petrus dan ia melihat Petrus di taman Getsemani.

Yohanes 18:26 - Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"

§ ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka’.

Matius 26:73 - Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’

§ ‘Itu nyata dari bahasamu’.

Matius 26:73 - Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’

NASB - little later the bystanders came up and said to Peter, "Surely you too are one of them; for even the way you talk (caramu berbicara) gives you away."

NIV – After a little while, those standing there went up to Peter and said, "Surely you are one of them, for your accent (logatmu) gives you away."

Jadi mereka mengenali logat Petrus sebagai logat Galilea, sama dengan Tuhan Yesus! Petrus bisa alasan macam-macam tapi ia jelas tidak bisa merubah logatnya. Logatnya menyatakan siapa dirinya sebenarnya.

TL - Sejurus lagi orang yang berdiri di situ datang dan berkata kepada Petrus, "Sungguhlah engkau ini juga seorang daripada mereka itu, karena lidahmu menyatakan engkau."

Contoh : Rekaman Alor. (Klik File)

Kesimpulan : Serangan setan makin lama makin hebat!

· Kalau tadi Petrus sudah menyangkal dengan bersumpah, maka sekarang ia menyangkal disertai dengan sumpah dan kutuk (ay 74)!

Matius 26:74 - Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.….”

· Ini tidak berarti ia mengutuk Yesus. Artinya adalah ia rela kena kutukan tertentu kalau sumpahnya itu tidak benar (bandingkan dengan orang yang berkata ‘sumpah mati di-samber geledek’).

Note : Petrus langsung bersumpah tetapi faktanya apa yang ia katakan tidak benar/dusta. Karena itu Matthew Henry berkata bahwa kita justru harus mencurigai kata-kata orang yang dengan begitu cepatnya menyertakan sumpah dalam kata-katanya.

· Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat lagi dari pada kejatuhan yang kedua. Memang dosa satu selalu menarik pada dosa yang lain yang lebih hebat!

Matthew Henry – Ini merupakan tindakan yang paling buruk, karena dosa memang selalu membuat seseorang terus melorot ke bawah. (Injil Matius 15-28, hal. 1440).

Demikianlah kisah kegagalan/kejatuhan/penyangkalan Petrus terhadap Tuhan dan Gurunya.
Selanjutnya Alkitab berkata bahwa :

Matius 26:74-75 – (74) “…Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Dari ayat ini terlihat bahwa pada penyangkalan ketiga dari Petrus barulah ayam berkokok. Artinya ayam berkokok hanya 1 kali saja yakni setelah penyangkalan ketiga.

Matius 26:34 - Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Tetapi Markus memberikan keterangan bahwa ayam berkokok sebanyak 2 kali.

Markus 14:30 - Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga,sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Markus 14:72 - Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

Itu berarti bahwa kokokan ayam yang diceritakan Matius, Lukas dan Yohanes adalah kokokan ayam yang kedua yang diceritakan Markus.

Note : Tapi kata-kata ‘untuk kedua kalinya’ dan ‘dua kali’ ini diragukan keasliannya karena adanya perbedaan manuscript (lihat footnote NIV). Saya sendiri yakin bahwa bagian itu asli.

Selanjutnya ayam apakah yang berkokok pada saat Petrus menyangkal Yesus? Hampir semua penafsir menganggap ini ayam jantan biasa. Tapi ada keterangan atau kemungkinan lain yang diberikan oleh Barclay.

Note : Barclay adalah orang yang sangat pakar dalam masalah tradisi/budaya, kebiasaan-kebiasaan dan kondisi-kondisi di Israel pada zaman Yesus.

William Barclay – Ada hal yang amat menarik di sini. Yesus telah mengatakan bahwa Petrus akan menyangkali Dia tiga kali sebelum ayam berkokok. Ada beberapa kesulitan mengenai itu. Menurut hukum upacara Yahudi, orang tidak boleh memelihara ayam jantan di dalam Kota Suci Yerusalem, walaupun kita tidak mengetahui dengan pasti apakah peraturan itu ditaati atau tidak. Selanjutnya, tidak pernah dapat dipastikan bahwa ayam itu akan berkokok akan tetapi orang-orang Romawi mempunyai suatu praktek militer tertentu. Malam jaga dibagi dalam 4 periode – jam 18.00 – 21.000, jam 21.00-24.00, jam 24.00-03.00, dan jam 03.00-06.00. Sesudah periode jaga yang ketiga diadakan pergantian jaga dan penggantian itu ditandai dengan tiupan terompet pada jam 03.00 pagi. Tiupan terompet itu dalam bahasa Latin disebut gallicinium dan dalam bahasa Yunani alektroponia yang keduanya berarti kokok ayam. Kemungkinan sekali Yesus berkata kepada Petrus : “Sebelum tiupan terompet kokok ayam, engkau akan menyangkali Aku tiga kali”. Tiap orang di Yerusalem tentunya mengenal tiupan terompet pada jam 03.00 pagi. Ketika tiupan itu terdengar di kota pada pagi itu, Petrus ingat. (PASH : Injil Yohanes 8-21, hal. 359).

Tentu menarik apa yang dikatakan Barclay ini tetapi kelihatannya cerita Barclay ini tidak bisa dianggap benar. Mengapa? Barclay sendiri berkata :

William Barclay Malam jaga dibagi dalam 4 periode – jam 18.00 – 21.000, jam 21.00-24.00, jam 24.00-03.00, dan jam 03.00-06.00. Sesudah periode jaga yang ketiga diadakan pergantian jaga dan penggantian itu ditandai dengan tiupan terompet pada jam 03.00 pagi. (PASH : Injil Yohanes 8-21, hal. 359).

Berarti di antara jam-jam jaga itu hanya terjadi 1 kali tiupan terompet saja yakni pada pergantian jam jaga yang ketiga (pukul 03.00) padahal dari Injil Markus kita mendapatkan keterangan bahwa sebelum Petrus menyangkal Yesus 3 kali, ayam sudah berkokok 2 kali.

Jadi kelihatannya tafsiran Barclay ini bertentangan dengan fakta Kitab Suci. Karena itu boleh dikatakan bahwa ayam yang berkokok pada saat Petrus menyangkal Yesus adalah ayam jantan biasa.

Tetapi bagaimana dengan argumentasi Barclay bahwa di Yerusalem ada peraturan untuk tidak memelihara ayam? Ingat bahwa dalam Kota Suci Yerusalem, tinggal juga orang-orang Romawi yang tidak peduli dengan adat istiadat dan kebiasaan orang Yahudi dan karena itu bisa saja ada orang Romawi yang memelihara ayam.

II. MENGAPA PETRUS BISA SAMPAI JATUH SEPERTI INI?

1. Setelah melihat kejatuhan Petrus seperti ini, kita perlu bertanya bagaimana bisa seorang murid yang begitu semangat dalam mengikuti Yesus bisa menyangkal Sang Guru dengan penyangkalan yang setragis ini?

2. Menurut saya hal ini disebabkan bukan saja oleh sesuatu pada saat penyangkalan itu terjadi tetapi sesuatu sebelum penyangkalan itu terjadi.

3. Yang saya maksudkan adalah ini :

Matius 26:31,33-35 – (31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tak kan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

4. Bandingkan :

Lukas 22:31-34 – (31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

Yohanes 13:36-38 – (36) Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." (37) Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" (38) Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

5. Dari ayat-ayat di atas kita dapat melihat gambaran Simon Petrus yang terlalu yakin akan kekuatan dirinya. Bahkan Sang Guru dan Tuhannya sendiri sudah memberitahu apa yang akan terjadi (Petrus akan menyangkal-Nya 3 kali), tetapi ia seolah-olah tidak percaya apa kata Gurunya. Ia begitu percaya diri bahwa ia bisa kuat dan setia dalam mengiring Yesus.

William Barclay – Sungguh pasti kesalahannya jelas; kepercayaan yang berlebihan pada diri sendiri. Petrus tahu ia mengasihi Yesus, hal itu tak perlu diragukan – dan ia berpikir sanggup menghadapi situasi yang akan timbul dengan kekuatannya sendiri. Ia merasa lebih kuat daripada yang diketahui Yesus tentang dirinya. (PASH : Injil Matius 11-28, hal. 545).

Budi Asali - Petrus sesumbar bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus sekalipun ia harus mati untuk itu. Kata-kata Petrus di sini, khususnya pada ayat 33, betul-betul menunjukkan kesombongan yang hebat, karena ia menganggap / menilai dirinya sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain. Kata-kata Petrus ini menunjukkan self-confidence (keyakinan pada diri sendiri). Ia bahkan lebih percaya kepada dirinya sendiri daripada kata-kata Yesus / nubuat firman Tuhan dalam ayat 31,34.

6. Menurut saya di sinilah titik yang menentukan kejatuhan Petrus. Ia begitu yakin pada kekuatan dirinya sendiri. Ia mempunyai keinginan untuk setia kepada Tuhan dan dia berpikir bahwa ia mampu untuk setia dari dirinya sendiri.

Augustine: “He thought he was able, because he felt that he wished” (Ia mengira ia bisa, karena ia merasa bahwa ia mau / ingin).

7. Keyakinan pada diri sendiri menyebabkan ia tidak berdoa (tidur) dalam kondisi yang sangat genting, saat di mana Yesus sendiri berdoa.

Matius 26:39-40 – (39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,… (40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

Note : Kata ‘kamu’ dalam ayat 40 ada dalam bentuk jamak, dan karena itu sebetulnya teguran ini diberikan kepada murid-murid, bukan hanya kepada Petrus saja. Tetapi ayat 40 ini mengatakan bahwa Yesus mengatakan ini kepada Petrus, dan ini menunjukkan bahwa ini paling ditekankan untuk Petrus, karena ialah yang paling sombong (ay 33,35).

8. Bahkan ini (Petrus tidur dan tidak berdoa) terjadi sampai 3 kali di mana Yesus telah memberi pengingatan :

Matius 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.

9. Juga dalam versi Injil Lukas, dikatakan bahwa Yesus sendiri mau berdoa untuk Petrus agar imannya tidak gugur sedangkan Petrus sendiri tidak berdoa untuk hal itu bagi dirinya sendiri.

Lukas 22:31-33 – (31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. … (33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!".

10. Inilah yang menyebabkan Petrus beberapa jam kemudian menyangkal Yesus. Ya! Rasa percaya diri yang begitu tinggi terlepas dari anugerah Tuhan yang menyebabkan Petrus jatuh terjerembab dalam penyangkalan terhadap Sang Gurunya.

III. PELAJARAN ROHANI.

1. Setelah mempelajari kisah penyangkalan Petrus dan penyebab kegagalannya, kita bisa menarik pelajaran rohani dari semuanya ini.

2. Kita sudah melihat penyebab kejatuhan Petrus yakni kepercayaan yang berlebihan kepada diri sendiri terlepas dari anugerah Tuhan. Karena itu, ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa untuk bisa taat dan setia kepada Tuhan, kita tidak boleh bersandar pada kekuatan diri kita sendiri.

3. Berapa banyak di antara kita yang terlalu percaya diri seperti Petrus pada saat emosi kita meluap-luap kita lalu mengucapkan kata-kata / janji yang muluk-muluk di hadapan Tuhan yang sangat besar kemungkinan tidak bisa kita lakukan?

Pulpit Commentary - Cerita ini merupakan suatu peringatan supaya tidak terlalu bersandar pada perasaan agamawi. Petrus mempunyai perasaan yang dalam dan hangat terhadap Kristus; tetapi ia jatuh. Banyak orang Kristen mengira bahwa mereka aman karena Injil menyentuh emosi mereka. (hal. 407).

Lagu : Saya mau iring Yesus, meskipun saya susah menderita dalam dunia, saya mau iring Yesus sampai selama-lamanya.

Ilustrasi : Esra minta mati syahid.
Masalah di laut bawa sampai di darat.

4. Ingatlah kata-kata Yesus :

Matius 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

TEV - Stay awake and pray that you won't be tested. You want to do what is right, but you are weak." (Kamu mau melakukan yang benar, tapi kamu lemah).

BIS - Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami cobaan. Memang rohmu mau melakukan yang benar tetapi kalian tidak sanggup, karena tabiat manusia itu lemah."

5. Ya! Roh kita mungkin mau menuruti/taat kepada Tuhan, tetapi ingatlah bahwa kita adalah manusia yang lemah. Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita bisa melakukan hal baik seperti yang kita inginkan?

6. Ini persis seperti Petrus. Ia sama sekali tidak ingin menyangkal Yesus. Bahkan ia mempunyai tekad yang kuat untuk setia kepada Yesus.

Matius 26:33, 35 – (33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." …

7. Tetapi sekalipun keinginannya baik, ia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu, dan ia jatuh.

8. Ini juga yang sering terjadi dengan kita bukan? Kita mempunyai keinginan untuk taat kepada Tuhan (berdoa, membaca Alkitab, melayani Tuhan, membuang dosa, dll) tetapi seringkali yang terjadi sebaliknya bukan? Kita menjadi malas berdoa dan baca Alkitab, malas melayani dan bahkan kita justru terus melakukan dosa yang kita sebenarnya ingin hindari.

9. Bandingkan dengan pengalaman Paulus :

Roma 7:15, 19, 21-23 – (15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

10. Apa yang dialami Paulus ini persis seperti yang dialami Petrus. Ia mempunyai keinginan yang kuat untuk setia kepada Tuhan tetapi faktanya ia justru menyangkal Tuhan. Ini juga pengalaman kita semua.

Ilustrasi : Ade Christian.
Kalau memang ini kehendak-Mu jadilah!

11. Semua ini membenarkan kata-kata Yesus “roh memang penurut tapi daging lemah”.

12. Selanjutnya kalau kita berbicara tentang kesetiaan, ada banyak ayat Alkitab menunjukkan bahwa kalau kita bisa setia kepada Tuhan, semua itu adalah pekerjaan Tuhan dan bukan kemampuan orang.

Mazmur 37:23-24 – (23) TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; (24) apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”.

Roma 14:4 - “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri”.

1 Korintus 1:8 - Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.

1 Korintus 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

2 Korintus 1:21 - (21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus,…

2 Korintus 2:14 - Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya….

Filipi 1:6 - “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus”.

2 Tesalonika 3:3 - “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat”.

2 Timotius 1:12 - “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kuhingga pada hari Tuhan”.

1 Petrus 5:10 - “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya”.


13. Semua ayat ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa setia kepada Kristus itu semua bukan karena kita mampu setia tetapi karena Allah yang menguatkan dan memampukan kita untuk setia.

14. Mengapa Allah melakukan ini? Karena rencana pemilihan-Nya harus terjadi. Ia yang telah memilih kita untuk diselamatkan tidak akan membiarkan kita mengiring Dia dengan kekuatan kita sendiri sehingga akhirnya kita terhilang di tengah jalan dan rencana-Nya gagal. Rencana pemilihan-Nya harus dan pasti berhasil hingga penyelamatan kita dan karena itu, Ia jugalah yang bekerja dalam kesetiaan kita.

15. Nah, jikalau kita sudah sadar akan hal ini maka sekali-kali kita tidak boleh bersandar pada kekuatan kita sendiri untuk taat dan setia kepada Tuhan.

16. Karena itu kalau saudara mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik, sadarlah bahwa keinginan baik itu pun datang dari Tuhan. Untuk melaksanakannya juga membutuhkan kemampuan dari Tuhan.

Filipi 2:12-13 – (12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, …(13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

TL - (12) Oleh yang demikian, hai segala kekasihku, sebagaimana kamu senantiasa ada bertaat, …kerjakanlah selamatmu sendiri dengan takut dan gentar, (13) karenaAllah sendiri yang bekerja di dalam dirimu untukmembuat kalian rela dan sanggup menyenangkan hati Allah.

17. Karena itu setiap kali saudara mempunyai keinginan yang baik, berdoalah kepada Tuhan untuk mensyukuri keinginan baik itu dan berdoa juga untuk beroleh kemampuan melakukan keinginan baik itu. Misalnya :

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk rajin beribadah dan belajar Firman Tuhan, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa tetap rajin ibadah dan belajar Firman Tuhan walau sibuk, hujan, dll.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk memberi persepuluhan atau persembahan lainnya, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa tetap memberi persepuluhan walau ada banyak kebutuhan, hutang, cicilan ini-itu, gaji kecil, dll.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk mengampuni, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa mengampuni orang pada saat orang menyakiti saudara apalagi pada saat orang itu tidak meminta maaf atas kesalahannya.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk melayani Tuhan, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa tetap melayani walaupun saudara sibuk, banyak kesulitan, dsb.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk menolong orang susah, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa menolong mereka saat mereka memang membutuhkan pertolongan.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk membantu pembangunan gedung gereja GKIN dalam bentuk apa pun, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan supaya saudara dapat melakukannya.

· Kalau muncul keinginan dalam diri saudara untuk membuang dosa tertentu, syukurilah itu dan mintalah kemampuan dari Tuhan supaya saudara dapat membuangnya.

18. Demikian juga dalam hal kesetiaan kepada Kristus. Keinginan untuk setia itu datang dari Tuhan dan kemampuan untuk setia juga datang dari Tuhan. Karena itu teruslah berdoa meminta kekuatan dari Tuhan untuk bisa menjadi orang yang setia.

Pulpit Commentary - Hati-hatilah dengan kata-kata Petrus. Janganlah berkata dengan penuh keyakinan “aku tidak akan pernah menyangkal Engkau, Tuhan” tapi, ‘berilah aku (kekuatan) supaya aku tak akan pernah menyangkal Engkau’. Hikmat manusia adalah mencari kekuatannya di dalam Allah saja. Dan bahkan seorang malaikat akan menjadi lemah kalau ia percaya kepada dirinya sendiri.

19. Marilah kita melakukan semua pesan Firman Tuhan hari ini sambil mengingat kata-kata Tuhan Yesus :

Yohanes 15:5 - Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
- AMIN -
Next Post Previous Post