MATIUS 26:58,69-75 ( 3 PENYANGKALAN PETRUS KEPADA YESUS)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
MATIUS 26:58,69-75 ( 3 PENYANGKALAN PETRUS KEPADA YESUS). Matius 26:58,69-75 - “(58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. ... (69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ‘Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.’ (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.’ (71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: ‘Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.’ (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ (73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’ (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”.
gadget, bisnis, otomotif |
1) Matius 26: 58,69a: “(58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. ... (69a) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman”.
Petrus mengikuti Yesus dari jauh, lalu duduk di halaman pengadilan. Ada 2 pandangan tentang hal ini:
a) Petrus salah karena ia mengikuti Yesus dari jauh; ia seharusnya tetap dekat dengan Yesus.
Harus diakui bahwa rasa takut seringkali menyebabkan kita mengikut Yesus dari jauh, atau menyebabkan kita sengaja membatasi diri kita supaya tidak terlalu dekat dengan Yesus, atau menyebabkan kita dengan sengaja mempertahankan dosa-dosa tertentu yang jelas menjadi penghalang antara kita dengan Tuhan.
Contoh:
· karena takut kekurangan uang, kita lalu tidak memberikan persembahan persepuluhan, atau kita bekerja pada hari Minggu, atau kita menghalalkan segala cara dalam mencari uang.
· karena takut ditolak, dibenci, diejek oleh manusia, maka kita lalu tidak berani memberitakan Injil, sharing, melayani Tuhan, dsb.
· karena kita tahu bahwa setan pasti akan menyerang kita kalau kita dekat dengan Tuhan dan hidup sesuai kehendak Tuhan, maka kita lalu sengaja menjaga jarak dengan Tuhan!
b) Petrus salah karena ia mendekati bahaya.
Andaikata ia tidak dekat-dekat dengan tempat berbahaya itu, mungkin sekali ia tidak perlu menyangkal Yesus 3 x.
Pada saat iman sedang lemah / kerohanian sedang turun, kita tidak seharusnya mendekati tempat-tempat yang berbahaya yang bisa menjadi jerat bagi kita.
Penerapan: kalau saudara sedang lemah dalam iman, maka janganlah mencari kompensasi dengan mendekati tempat-tempat yang berbahaya seperti:
· berkumpul dengan pergaulan saudara yang lama, sebelum saudara bertobat
· bar, night club, tempat pelacuran, tempat perjudian dsb.
Pada saat saudara kuat dalam iman, boleh jadi saudara bisa bertahan menghadapi semua itu, tetapi pada saat saudara sedang lemah, hal-hal seperti itu bisa menjatuhkan saudara ke dalam dosa!
2) Penyangkalan Petrus pertama.
Matius 26: 69b-70: “(69b) Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ‘Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.’ (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.’”.
a) Serangan pertama.
Ini dilakukan oleh seorang hamba perempuan (Matius 26: 69). Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa tidak jatuh, hanya karena kasih karunia Allah. Begitu Allah tidak menopang, maka serangan kecilpun akan menjatuhkan. Petrus tidak menyangkal Yesus setelah ditangkap pasukan tentara, atau setelah dihadapkan kepada Mahkamah Agama, atau pada saat mau dihukum mati, tetapi pada waktu ditanyai oleh seorang hamba perempuan. Mayoritas penafsir juga mengecam Petrus karena sudah menyangkal Yesus pada waktu ditanyai hanya oleh seorang hamba perempuan.
Saya meragukan apakah tafsiran seperti ini adalah penafsiran yang benar, karena sekalipun yang menanyai adalah seorang hamba perempuan, tetapi hamba perempuan itu dengan mudah bisa berteriak memanggil orang-orang lain, bahkan tentara, untuk menangkap Petrus.
b) Jawaban / penyangkalan Petrus yang pertama (Matius 26: 70 bdk. Lukas 22:57).
Penyangkalan ini ia lakukan di depan semua orang (Matius 26: 70). Padahal dalam Matius 10:32-33 Yesus melarang murid-muridNya untuk menyangkal di depan orang, dan mengharuskan mereka untuk berani mengakui Dia di depan orang!
1. Boleh jadi saudara belum pernah menyangkal Yesus dengan cara berkata bahwa saudara tidak kenal Yesus, saudara bukan orang kristen dsb. Tetapi ada banyak hal yang sebetulnya juga merupakan penyangkalan terhadap Yesus, seperti:
· kalau biasanya saudara berdoa dulu sebelum makan, tetapi pada waktu saudara makan bersama / di antara orang-orang kafir (lebih-lebih yang suka mengejek orang kristen), saudara lalu tidak berdoa. Atau saudara berdoa hanya di dalam hati, tanpa menutup mata, dsb, supaya orang-orang di sekitar saudara tidak tahu kalau saudara sedang berdoa. Maka ini jelas adalah suatu penyangkalan terhadap Yesus! Memang tidak salah orang berdoa tanpa menutup mata, tetapi kalau saudara berdoa tanpa menutup mata supaya tidak terlihat sebagai orang kristen, maka saudara jelas sedang menyangkal Yesus!
· kalau saudara tidak mau diketahui orang bahwa saudara mau pergi ke gereja, atau kalau saudara malu pada waktu kelihatan membawa Kitab Suci, sehingga saudara menyembunyikan Kitab Suci itu, maka itu berarti saudara sedang menyangkal Yesus.
· kalau saudara tidak menginjili seseorang karena saudara malu dikenal sebagai orang kristen, bukankah saudara sedang menyangkal / tidak mengakui Yesus?
Setiap kali saudara mau menyangkal Yesus karena malu / takut, ingatlah bahwa Yesus tidak malu menjadi manusia, menderita bahkan mati bagi saudara! Bagaimana mungkin saudara malu / takut mengakui Dia?
2. Dalam Matius 16:16 Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Tetapi di sini ia menyangkal bahwa ia mengenal Yesus!
· Ini menunjukkan betapa mudahnya kita mengalami naik turun dalam iman, kerohanian, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara sedang dalam ‘kondisi puncak’ jangan lalu merasa aman dan menjadi gegabah. Dalam waktu yang singkat saudara bisa jatuh ke dasar jurang!
· Tim LaHaye mengatakan bahwa orang yang termasuk golongan Sanguinis memang mudah sekali untuk naik turun baik dalam iman, sukacita, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara termasuk golongan ini, maka saudara harus extra hati-hati!
3. Penyangkalan Petrus ini menunjukkan bahwa kata-kata Yesus dalam Matius 26: 41 (roh memang penurut, tetapi daging lemah) memang benar. Petrus sama sekali tidak ingin menyangkal Yesus (Matius 26: 33,35), tetapi sekalipun keinginannya baik, ia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu, dan ia jatuh.
Penerapan: apakah saudara termasuk orang yang sering mempunyai keinginan muluk-muluk, tetapi dalam kenyataannya tidak pernah mewujudkan keinginan itu? Kalau demikian, maka setiap kali saudara mempunyai keinginan yang baik, berdoalah supaya Tuhan memberi saudara kekuatan untuk melaksanakan keinginan itu!
c) Dalam Mark 14:68b dikatakan bahwa setelah penyangkalan Petrus yang pertama ini, ayam lalu berkokok (untuk pertama kalinya).
· Tetapi dalam Kitab Suci Indonesia bagian ini terletak dalam tanda kurung, dan ini menunjukkan bahwa bagian ini diragukan keasliannya, karena adanya perbedaan di antara manuscript-manuscript bahasa Yunaninya.
· Kalau bagian ini benar, maka kokok ayam yang pertama ini jelas merupakan peringatan bagi Petrus. Tetapi mungkin sekali saking takutnya, Petrus tidak mempedulikan peringatan ini.
Penerapan: hati-hati dengan rasa takut / kuatir! Itu bisa menyebabkan saudara tidak bisa mempedulikan peringatan Tuhan.
3) Penyangkalan Petrus kedua.
Matius 26: 71-72: “(71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: ‘Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.’ (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’”.
a) Serangan kedua ini dilakukan oleh siapa?
· dalam Matius 26: 71 dikatakan ‘seorang hamba lain’. Ini mirip dengan kata-kata dalam Lukas 22:58 yang menyebutkan ‘seorang lain’.
· tetapi Markus 14:69 mengatakan ‘hamba perempuan itu melihat Petrus lagi’, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah hamba yang sama dengan hamba yang pertama tadi.
· sedangkan dalam Yohanes 18:25 dikatakan ‘orang-orang’.
Jadi kesimpulannya: yang menanyai Petrus kali ini ada lebih dari satu orang, yaitu hamba perempuan yang tadi sudah menanyainya, hamba yang lain, dan mungkin ada orang-orang lain lagi. Ini menunjukkan bahwa serangan kedua ini lebih hebat dan lebih kuat dari pada serangan pertama! Jelas bahwa pada waktu setan melihat bahwa Petrus jatuh karena serangan pertama, ia menjadi lebih bersemangat dalam menyerang Petrus!
Penerapan: jangan sembarangan tunduk / menyerah pada serangan setan, karena hal itu akan mengundang serangan yang lebih hebat!
b) Jawaban Petrus terhadap serangan kedua ini:
· Terhadap serangan kedua ini Petrus menyangkal Yesus lagi dengan berkata: “Aku tidak kenal orang itu” (Lit: ‘I don’t know the man’). Ia bukan hanya mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yesus, tetapi ia menyebut Yesus, Tuhan dan Gurunya, Mesias dan Anak Allah, dengan sebutan ‘orang itu / the man’ (bdk. Markus 14:71)!
· Kali ini ia merasa tidak cukup sekedar menyangkal Yesus, dan karena itu ia menyangkalnya dengan bersumpah (Matius 26: 72)!
· Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat dari kejatuhan pertama tadi!
4) Penyangkalan Petrus ketiga.
Matius 26: 73-75: “(73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’ (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”.
Bdk. Lukas 22:59 - “Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: ‘Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.’”.
a) Serangan ketiga (Matius 26: 73).
Serangan ini lebih hebat lagi dari serangan kedua. Ini terlihat dari:
· ‘orang-orang’ (Matius 26: 73).
Yang menanyainya adalah banyak orang. Bahkan menurut Yohanes 18:26 diantara orang-orang yang bertanya itu, terdapat seorang hamba Imam Besar, yang adalah keluarga dari hamba yang telinganya dipotong oleh Petrus!
· ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka’ (Matius 26: 73).
· ‘Itu nyata dari bahasamu’ (Matius 26: 73).
NASB: ‘the way you talk’ (= caramu berbicara).
NIV: ‘your accent’ (= logatmu).
Jadi mereka mengenali logat Petrus sebagai logat Galilea, sama dengan Tuhan Yesus!
Kesimpulan: serangan setan makin lama makin hebat!
b) Kalau tadi Petrus sudah menyangkal dengan bersumpah, maka sekarang ia menyangkal disertai dengan sumpah dan kutuk (Matius 26: 74)! Artinya ia rela kena kutukan tertentu kalau sumpahnya itu tidak benar (bandingkan dengan orang yang berkata ‘sumpah mati disamber geledek’).
Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat lagi dari pada kejatuhan yang kedua! Memang dosa satu selalu menarik pada dosa yang lain yang lebih hebat!
c) Setelah penyangkalan ketiga ini, ayam berkokok (Matius 26: 74b).
Markus 14:72 mengatakan bahwa ini adalah kokok ayam yang kedua-kalinya, tetapi kata-kata ‘untuk kedua kalinya’ dan ‘dua kali’ itu diragukan keasliannya karena adanya perbedaan manuscript (lihat footnote NIV). Demikian juga dengan kata-kata ‘dua kali’ dalam Markus 14:30.
d) Kokok ayam ini mengingatkan Petrus akan kata-kata Yesus (Matius 26: 75 bdk. Matius 26: 34). Tetapi dari Lukas 22:60-61 terlihat bahwa setelah ayam berkokok, Yesus berpaling memandang kepada Petrus, dan ini menyebabkan Petrus ingat akan kata-kata Yesus.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini:
1. Peringatan Yesus dalam Matius 26: 34, maupun kokok ayam di sini, kalau tidak disertai pekerjaan Tuhan (Yesus berpaling dan memandang kepada Petrus), akan sia-sia belaka.
Charles Haddon Spurgeon:
“When Peter first denied his Master a cock crew. Peter must have heard that crowing, or he would not have communicated the fact to the evangelists who recorded it. But though he heard it, he was an example of those who have ears, but hear not. One would have thought that the warning would have touched his conscience; but it did not; and when the cock crowed a second time, after he had committed three denials, it might not have awakened him from his dreadful sleep if a higher instrumentality had not been used, namely, a look from the Lord Jesus” (= Pada waktu Petrus pertama kalinya menyangkal Tuannya, ayam berkokok. Petrus pasti mendengar kokok itu, atau ia tidak akan menyampaikan fakta itu kepada para penginjil yang mencatatnya. Tetapi sekalipun ia mendengarnya, ia merupakan contoh dari mereka yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar. Seseorang mengira bahwa peringatan ini menyentuh hati nuraninya; tetapi itu tidak menyentuhnya; dan pada waktu ayam berkokok untuk kedua-kalinya, setelah ia melakukan 3 penyangkalan, itu mungkin tidak membangunkannya dari tidurnya yang menakutkan, seandainya alat pembantu yang lebih tinggi tidak digunakan, yaitu, pandangan dari Tuhan Yesus) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 22.
Catatan: Satu-satunya catatan tentang kokok pertama dari ayam yang terjadi setelah penyangkalan Petrus yang pertama dicatat dalam Mark 14:68b, tetapi kata-kata ‘dan berkokoklah ayam’ dalam Markus 14:68b itu ada dalam tanda kurung, yang menandakan bahwa bagian itu diragukan keasliannya.
2. Pada waktu Yesus berpaling dan memandang kepada Petrus:
· Ia pasti memandang dengan kasih, bukan dengan melotot / marah!
· mungkin sekali wajahNya bengkak karena pukulan-pukulan dalam Matius 26: 67-68. Ini pasti merupakan sesuatu yang sangat ‘berbicara’ kepada Petrus.
3. Mengapa Yesus tidak berpaling dan memandang kepada Petrus sebelum Petrus menyangkalNya, atau setelah penyangkalan pertama atau kedua? Mengapa Ia menunggu sampai Petrus telah menyangkalNya sebanyak 3 x? Ini merupakan bukti bahwa Allah juga mengatur segala sesuatu sehingga dosa terjadi seperti yang Ia tentukan!
4. Mengomentari Lukas 22:60-61, Charles Haddon Spurgeon berkata:
“God has all things in his hands, he has servants everywhere, and the cock shall crow, by the secret movement of his providence, just when God wills; and there is, perhaps, as much of divine ordination about the crowing of a cock as about the ascending of an emperor to his throne. Things are only little and great according to their bearings; and God reckoned not the crowing bird to be a small thing, since it was to bring a wanderer back to his Saviour, for, just as the cock crew, ‘The Lord turned, and looked upon Peter.’ That was a different look from the one which the girl had given him, but that look broke his heart” [= Allah mempunyai / memegang segala sesuatu di tanganNya, Ia mempunyai pelayan di mana-mana, dan ayam akan berkokok, oleh gerakan / dorongan rahasia dari providensiaNya, persis pada saat Allah menghendakinya; dan di sana mungkin ada pengaturan / penentuan ilahi yang sama banyaknya tentang berkokoknya seekor ayam seperti tentang naiknya seorang kaisar ke tahtanya. Hal-hal hanya kecil dan besar menurut hubungannya / sangkut pautnya / apa yang diakibatkannya; dan Allah tidak menganggap berkokoknya burung / ayam sebagai hal yang kecil, karena itu akan membawa orang yang menyimpang kembali kepada Juruselamatnya, karena, persis pada saat ayam itu berkokok, ‘berpalinglah Tuhan memandang Petrus’. Ini adalah pandangan yang berbeda dengan pandangan yang tadi telah diberikan seorang perempuan kepadanya (Lukas 22:56), tetapi pandangan itu menghancurkan hatinya] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 20.
e) Petrus pergi ke luar (Matius 26: 75).
Mengapa orang-orang yang mencurigai dan bahkan memastikan bahwa Petrus adalah pengikut Yesus ini membiarkan Petrus pergi? Mengapa mereka tidak menangkap dan membunuh Petrus? Jelas bahwa di sini Tuhan bekerja dan mengatur sehingga hal itu tidak terjadi. Dengan demikian Petrus tidak akan binasa / mati (bdk. Yohanes 17:12 18:8-9), dan ia juga tidak perlu menyangkal Yesus lebih dari 3 x.
Jadi, Providence of God tidak hanya berhubungan dengan hal yang jelek (seperti pengaturan terjadinya dosa), tetapi juga dengan hal yang baik!
f) Petrus menangis dengan sedihnya (Matius 26: 75).
1. Ini merupakan kesedihan karena sadar akan dosa, dan ini harus ada pada setiap orang kristen (bdk. Mazmur 51:19, 2 Korintus 7:9-10, Matius 5:4). Adakah kesedihan ini ada pada saudara kalau saudara sadar bahwa saudara telah melakukan suatu dosa tertentu?
2. Kesedihan Petrus ini sangat dalam dan lama.
Tradisi mengatakan bahwa setelah peristiwa ini Petrus tidak pernah bisa mendengar kokok ayam tanpa bertelut dan menangis!
Mungkin karena ini maka setelah Yesus bangkit, malaikat menyuruh perempuan-perempuan untuk memberitahukan hal itu kepada murid- murid dan kepada Petrus (Markus 16:7). Petrus sengaja ditekankan / disebut khusus, karena ia yang paling membutuhkan penghiburan ini!
3. Banyak orang kristen menyangkal Yesus dengan alasan: ‘Petrus saja menyangkal, apa lagi saya!’. Ini adalah orang-orang yang memandang / menyoroti Petrus dengan cara yang tidak fair / adil. Kita tidak boleh hanya menyoroti Petrus dari sudut penyangkalannya saja, tetapi juga:
· penyesalannya yang begitu dalam akan hal ini.
· keberaniannya dalam Kis 4-5.
· kematiannya secara syahid.
Kalau saudara mau meniru Petrus, janganlah hanya meniru penyangkalannya, tetapi juga penyesalan dan pertobatannya dan bahkan kematiannya sebagai martir!
g) Tentang pertobatan Petrus ini, Charles Haddon Spurgeon berkata:
“It was brought about by two outward means. I like to think of the singular combination: the crowing of the cock, and a look from the Lord. When I come to preach to you, it almost makes me smile to think that God should save a soul through me. I may find a fit image of myself in the poor cock. Mine is poor crowing. But as the Master’s look went with the cock’s crowing, so, I trust, it will go with my feeble preaching. The next time you also go out to try and win a soul for Jesus, say to yourself, ‘I cannot do it: I cannot melt a hard, rebellious heart; but yet the Lord may use me; and if there come a happy conjunction of my feeble words with my Lord’s potent look, then the heart will dissolve in streams of repentance.’ Crow away, poor bird: if Jesus looks whilst thou art crowing, thou wilt not crow in vain, but Peter’s heart will break” (= Itu ditimbulkan / disebabkan oleh 2 cara lahiriah / luar. Saya senang memikirkan kombinasi yang luar biasa ini: kokok dari ayam, dan pandangan dari Tuhan. Pada saat saya datang untuk berkhotbah kepadamu, memikirkan bahwa Allah menyelamatkan seorang jiwa melalui saya hampir membuat saya tersenyum. Saya bisa mendapatkan gambar yang cocok dari diri saya sendiri dalam ayam yang hina ini. Khotbahku adalah kokok yang hina. Tetapi sebagaimana pandangan Tuan menyertai kokok ayam itu, begitu juga saya percaya bahwa pandanganNya akan menyertai khotbahku yang lemah. Pada kali yang akan datang engkau juga akan keluar dan mencoba dan memenangkan seorang jiwa untuk Yesus, katakanlah kepada dirimu sendiri: ‘Aku tidak bisa melakukannya: Aku tidak bisa melelehkan hati yang keras dan bersifat pemberontak; tetapi Tuhan bisa memakai aku; dan jika di sana ada gabungan dari kata-kataku yang lemah dan pandangan Tuhan yang kuat, maka hati akan larut dalam aliran pertobatan’. Berkokoklah burung yang hina: jika Yesus memandang pada waktu engkau sedang berkokok, engkau tidak akan berkokok dengan sia-sia, tetapi hati Petrus akan hancur) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 23.MATIUS 26:58,69-75 ( 3 PENYANGKALAN PETRUS KEPADA YESUS)
-AMIN-