2 TELADAN PRISKILA DAN AKWILA (KISAH PARA RASUL 18:1-4)

Pdt.Esra Alfred Soru.
Hari ini Kita bersyukur bahwa Tuhan mengijinkan kita untuk pindah tempat berbakti lagi. Kita tidak tahu apakah ini adalah tempat terakhir kita beribadah sebelum masuk ke gedung kita sendiri, atau masih ada tempat berikut lagi yang akan kita singgahi, tetapi itu bukan masalah. Tetapi itu bukanlah masalah. Gerejanya Rick Warren berpindah 79 kali selama 15 tahun. Kita belum seperti itu kan? Yang paling penting dan merupakan masalah yang harus terus kita gumuli adalah apakah kita terus mengalami kemajuan atau tidak? Ada banyak gereja yang menunjukkan pertumbuhan yang baik di tahun-tahun pertama namun akhirnya mereka menjadi stagnan di tahun-tahun selanjutnya. Para pakar pertumbuhan gereja mengatakan bahwa : “Gereja yang tidak maju sama dengan gereja yang mundur”. Saya berharap bahwa stagnansi atau bahkan kemunduran semacam ini tidak dialami oleh gereja kita. Menandai rasa syukur kita dan harapan untuk terus maju, maka hari ini saya akan mengajak kita belajar Firman Tuhan dan meneladani 2 orang di dalam Alkitab yang tidak terlalu terkenal. Mereka adalah Priskila dan Akwila. Kita akan melihat teks Kisah Para Rasul 18:1-4.
2 TELADAN PRISKILA DAN AKWILA (KISAH PARA RASUL 18:1-4)
gadget, bisnis, otomotif
Kisah Para Rasul  18:1-4 – (Kisah Para Rasul  18:1) Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. (Kisah Para Rasul  18:2) Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. (Kisah Para Rasul  18:3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. (Kisah Para Rasul  18:4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Sebagaimana sudah saya katakan tadi bahwa Priskila dan Akwila ini tidak terlalu dikenal di dalam Alkitab. Mereka tidak seterkenal Abraham, Musa atau Nuh. Mereka juga tidak setenar Paulus atau Petrus, dll. Nama keduanya hanya muncul 6 kali di seluruh Alkitab. (Kis, Roma dan 1 Kor). Mari kita berkenalan dengan kedua orang ini. Pertama adalah Akwila. Arti namanya adalah rajawali/elang.

John Gill – Akwila adalah nama dari Roma yang diberikan kepadanya atau nama Roma yang ia pilih sendiri. Bahasa Latinnya ”Aquila” yang artinya elang/rajawali. Nama ini dalam bahasa Ibrani, Nesher.

Ia adalah seorang Yahudi yang lahir di Pontus.

Kisah Para Rasul  18:2 - Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. ...”

KJV - And found a certain Jew named Aquila, born in Pontus, ....”

Pontus adalah salah satu propinsi di Asia Kecil yang membentang sepanjang selatan laut hitam.

Kisah Para Rasul  2:9 - kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, ...”

1 Petrus 1:1 - Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,...”

Kedua adalah Priskila. Priskila ini adalah isteri dari Akwila.

Kisah Para Rasul  18:2 – “…. Akwila, yang berasal dari Pontus…. dengan Priskila, isterinya, ….”

Nama panggilannya adalah “Priska” yang berarti “kuno”.

2 Timotius 4:19 - Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.

McClintock and Strong Encyclopedia – Priskila berasal dari Priska, bahasa Latin yang berarti “kuno”.

Ada kemungkinan ia berasal dari keturunan bangsawan.

Robertson’s Word Pictures - Priska adalah sebuah nama dalam keluarga Acilian dan Priski adalah nama dari kaum bangsawan lainnya. Di sini, kita mendapat gambaran bahwa kemungkinan sekali Priskila adalah keturunan bangsawan.

Mereka berdua sebelumnya tinggal di Roma tetapi karena ada masalah di sana maka kaisar Klaudius menyuruh semua orang Yahudi meninggalkan Roma, maka mereka berdua lalu pindah ke kota Korintus.

Kisah Para Rasul 18:2 - Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. …”

Seorang ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Klaudius (41-54 M.) mengusir orang-orang Yahudi dari Roma, karena mereka melakukan kekacauan di bawah pimpinan seseorang yang bernama Chrestus. Ada yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan Chrestus ini pasti adalah Christos (kata Yunani untuk Kristus), tetapi ada juga yang menganggap ia adalah orang lain. Nah, rupanya di Korintus inilah mereka berkenalan dengan Paulus karena kesamaan profesi sebagai tukang kemah. Paulus lalu tinggal di rumah mereka.

Kisah Para Rasul 18:2-3 – (2) “….Paulus singgah ke rumah mereka. (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.

Itulah sekilas perkenalan kita dengan Priskila dan Akwila dan sekarang kita akan belajar hal-hal indah dari kedua orang ini. Dari data Alkitab yang sedikit tentang Priskila dan Akwila ini, kita bisa melihat minimal 2 (dua) teladan indah dalam kehidupan Priskila dan Akwila mereka :

I. MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG SANGAT PEDULI DENGAN PEKERJAAN TUHAN.

Jika kita mencari dalam Kisah Para Rasul 18:1-3, kita sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun yang menunjukkan bahwa Priskila dan Akwila ini sudah Kristen atau belum. Ada yang berpendapat bahwa mereka sudah Kristen sejak dari Roma (sebelum bertemu dengan Paulus).

Wycliffe Bible Commentary – Tidak jelas apakah Akwila dan Priskila sudah menjadi orang percaya sebelum mereka meninggalkan Roma. Karena tidak pernah disebutkan bahwa Paulus memberitakan Injil kepada mereka maka kemungkinan mereka sudah menjadi Kristen di Roma.

Kalau benar bahwa mereka sudah menjadi Kristen sebelum datang ke Korintus, maka ada penafsir yang menduga bahwa Akwila menjadi Kristen karena entah dia sendiri atau orang lain yang kemudian memberitakan Yesus kepadanya, telah datang ke Yerusalem pada hari pentakosta.

Kisah Para Rasul 2:8-9 – (8) Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: (9) kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, ...”

Tetapi ada juga yang percaya bahwa mereka baru menjadi Kristen setelah bertemu dengan Paulus (Paulus menginjili mereka). Mana pun dugaan yang benar, toh kita semua percaya bahwa Priskila dan Akwila ini adalah orang percaya/Kristen (entah sejak dari Roma, atau setelah bertemu dengan Paulus). Dan dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya, tidak banyak hal yang dicatat tentang mereka. Tapi yang pasti, mereka kelihatannya sangat mendukung pelayanan Paulus.

Kisah Para Rasul 18: (3) “….ia tinggal bersama-sama dengan mereka. …(4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. (5) …. Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. (8) …. dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. (11) Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.

Rasanya kondisi seperti ini (keberhasilan pelayanan Paulus) tidak mungkin terjadi kalau tidak mendapat dukungan yang cukup dari suami isteri Akwila dan Priskila ini mengingat Paulus tinggal di rumah mereka.

Dukungan mereka terhadap pelayanan Paulus juga terlihat ketika Paulus hendak meninggalkan Korintus menuju Siria, di mana mereka mau menempuh jarak yang cukup jauh ke Efesus untuk mengantar Paulus bahkan kelihatannya mereka tinggal di Efesus. Mereka memohon kepada Paulus untuk tinggal bersama mereka di Efesus tapi Paulus menolak.

Kisah Para Rasul 18:18-20 – (18) Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, … Priskila dan Akwila menyertai dia. (19) Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. … (20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.

Jadi terlihat bahwa mereka sangat mendukung pelayanan Paulus di Korintus.

Meskipun demikian kita belum menemukan sesuatu yang cukup istimewa dalam pelayanan mereka. Hanya saja nama mereka kemudian di singgung oleh Paulus dalam salam penutup surat Roma.

Roma 16:3 - Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.

Jadi jelas secara eksplisit bahwa mereka adalah “teman-teman sekerja” Paulus dan itu berarti bahwa mereka juga turut aktif dalam pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus.

Selanjutnya Paulus berkata :

Roma 16:4 - Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.

Tidak jelas ini mengacu pada peristiwa apa. Kata Yunani yang dipakai di sini “mempertaruhkan nyawa” adalah kata yang biasa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kepalanya mau dipenggal. (Walaupun di sini tidak berarti hurufiah). Ada penafsir yang menghubungkan ini dengan peristiwa yang dialami Paulus di Korintus.

Kisah Para Rasul 18: (12) Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. (13) Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat." (14) …. berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: …. kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian." (16) Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. (17) Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.

Bisa jadi pada peristiwa ini nyawa Paulus terancam tapi Priskila dan Akwila melakukan sesuatu yang sangat beresiko untuk menyelamatkannya.

Ada juga yang menghubungkan ini dengan peristiwa yang terjadi di Efesus (ingat, Priskila dan Akwila menyertai Paulus sampai Efesus).

Kisah Para Rasul 19 : (23) Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. (24) Sebab ada seorang bernama Demetrius, …. (25) Ia mengumpulkan mereka ….dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! (26) Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimanaPaulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. (28) Mendengar itumeluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" (29)Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. (30) Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya (32) Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.

Pasti di sini nyawa Paulus terancam. Bisa jadi sesuatu yang beresiko juga telah dilakukan Priskila dan Akwila di sini demi menyelamatkan Paulus hanya saja tidak dicatat.

Ada juga yang menghubungkan peristiwa ini dengan apa yang dibicarakan Paulus dalam 2 Korintus 1:8-10 :

2 Korintus 1:8-10 : (8) Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. (9) Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. .... (10) Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: ….

Manapun yang benar, jelas Paulus berterima kasih kepada Priskila dan Akwila ini karena mereka sudah mempertaruhkan nyawa mereka bagi Paulus. Jelas mereka bukan melakukan itu semata-mata karena Paulus tetapi karena pelayanan. Itulah sebabnya Paulus berkata :

Roma 16:4 - Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.

Th. Van den End – “…dengan membantu Paulus dan terutama dengan menyelamatkan nyawanya, mereka turut memungkinkan pemberitaan Injil oleh ‘rasul bangsa-bangsa’ itu sehingga Injil dapat disampaikan kepada semua orang yang bukan Yahudi. (Tafsiran Alkitab Surat Roma, hal. 695).

Ini semakin membuktikan bagaimana pengorbanan mereka demi pelayanan pekerjaan Tuhan.

Selanjutnya ada keterangan lain tentang mereka yang diberikan oleh Paulus :

Roma 16:3-5 – (3) Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. (4) Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. … (5) Salam juga kepada jemaat di rumah mereka….

1 Korintus 16:19 - Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah merekamenyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.

Ini berarti bahwa sepeninggalan Paulus, Priskila dan Akwila ini terus memberitakan Injil sehingga akhirnya memunculkan petobat-petobat baru yang lalu berbakti di rumah mereka. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa mereka betul-betul giat di dalam melayani Tuhan, bahkan mereka rela persembahkan rumah mereka menjadi tempat ibadah orang-orang percaya. (Ini tidak berarti bahwa mereka lalu menjadi pemimpin jemaat itu. Bisa jadi mereka hanya menyediakan tempat saja). Nah, di sinilah kita melihat teladan yang luar biasa dari Priskila dan Akwila di mana mereka adalah orang yang sangat peduli pada pekerjaan Tuhan. Kepedulian mereka pada pekerjaan Tuhan ini terasa sangat luar biasa karena mereka sampai mempertaruhkan nyawa mereka demi pelayanan. Banyak orang saat ini, demi pelayanan, jangankan nyawa. Uang saja kikirnya minta ampun, waktunya saja sukar didapat. Mereka bukanlah rasul seperti Paulus. Mereka bukan diaken yang dipilih oleh para rasul. Mereka juga bukan seorang fulltimer seperti Titus atau Timotius. Mereka hanya orang awam biasa, pengusaha tenda yang juga sibuk dengan urusan ‘duniawi’. Tapi mereka punya beban yang luar biasa bagi pelayanan. Mereka pengusaha tetapi punya hati penginjil. Tapi ada banyak penginjil punya hati pengusaha, lalu lari tinggalkan pelayanan demi usaha. Ada banyak pekerja sekuler memiliki hati yang rohani. Sebaliknya ada banyak pekerja rohani (pendeta/penginjil, dll) memiliki hati sekuler. (Makanya ada yang jadi caleg, dll). Mereka suami isteri sama-sama giat dalam pelayanan bahkan sangat mungkin Priskila lebih giat karena namanya selalu disebutkan terlebih dahulu (sesuatu yang di luar kebiasaan). Ini indah karena ada banyak suami yang mati-matian melayani Tuhan, tetapi istri sama sekali tidak mendukung. Ada banyak isteri begitu giat melayani tapi suami, bahkan bergereja pun tidak. Ada banyak orang sewaktu muda, giatnya bagi Tuhan luar biasa tetapi semua semangat pelayanan itu berakhir sampai pada hari pernikahan mereka. Mengapa setelah menjadi suami isteri tidak bisa sama-sama giat dalam pelayanan? Dalam pelayanan, mereka menunjukkan kesetiaan. Ini terbukti dari giatnya mereka melayani bersama Paulus di Korintus. Saat Paulus menulis surat untuk jemaat Korintus, Paulus menyampaikan salam kepada jemaat Korintus dari Priskila dan Akwila dan jemaat di rumah mereka (saat itu mereka di Efesus). Selanjutnya Paulus menulis surat kepada jemaat Roma dan menitip salam untuk mereka dan jemaat di rumah mereka (saat itu mereka sudah kembali ke Roma). Ini menunjukkan bahwa di mana saja mereka berada, semangat mereka untuk melayani tidak pernah kendor. Mereka benar-benar setia terhadap pelayanan. Ada banyak orang yang hanya “panas-panas tahi ayam” saja. Mereka hanya semangat dan setia pada satu waktu tetapi menjadi acuh tak acuh dengan pelayanan di waktu yang lain. Saya kira ini teladan yang harus kita ikuti kalau kita mau jemaat kita terus maju. Jemaat ini tidak akan maju kalau beban pelayanan hanya ada pada pendeta / evangelis / mahasiswa praktek. Gereja ini akan maju dengan pesat kalau semua kita mau aktif di dalam pelayanan : mempertaruhkan segala sesuatu yang ada pada kita, membuang pemikiran bahwa saya adalah orang awam yang hanya punya urusan dengan gereja satu minggu satu kali saja, saling mendorong agar seluruh anggota keluarga bisa melayani Tuhan (kelompok kecil, kunjungan jemaat, dll), dan jangan hanya “panas-panas tahi ayam” saja.

Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat (Kisah Para Rasul 1:26 2:41,47 4:4 5:14 6:7). Tetapi kenapa kelihatannya pada zaman sekarang tidak. Karena pada abad pertama, semua jemaat ikut memberitakan Injil, ikut melayani. Tetapi keadaan berubah! Pada sekitar tahun 1970-an seorang misionaris mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa hanya 0,5 % (setengah persen) orang Kristen yang melayani dan memberitakan Injil. Ada seorang pendeta yang pernah memberikan ilustrasi sebagai berikut untuk menekankan pentingnya setiap orang kristen untuk memberitakan Injil. Ia membandingkan dua keadaan:

a. Keadaan I adalah di mana di dunia ini hanya ada 1 orang Kristen, yang adalah seorang penginjil yang hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi orang-orang yang sudah bertobat itu tidak ada yang memberitakan Injil.

b. Keadaan II adalah di mana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.
Tahun
1000 / hari
1 / tahun
1
365.000
2 = 21
2
730.000
4 = 22
3
1.095.000
8 = 23
-
-
-
-
-
-
32
11.680.000
232 = 4,3 milyar
33
12.045.000
233 = 8,6 milyar

Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini. Jadi, kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja yang memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan menyerupai keadaan I, bahkan lebih buruk dari keadaan I. Mengapa? Karena perlu diingat, bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang bisa mempertobatkan 1000 orang setiap hari. Bahkan Petrus, yang berhasil mempertobatkan 3.000 orang dalam satu hari (Kis 2:41), tidak setiap hari berhasil mempertobatkan 1.000 orang. Semua ini menyebabkan pertumbuhan gereja / kekristenan akan sangat lambat, atau, lebih buruk lagi, bisa menyebabkan kemunduran. Tetapi kalau setiap orang Kristen mau memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II. Pertumbuhan gereja / kekristenan akan cepat sekali. Maukah saudara? Milikilah hati dan semangat seperti Priskila dan Akwila ini.

II. MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PENGERTIAN KITAB SUCI YANG BAIK.

Sebelumnya sudah saya katakan bahwa Priskila dan Akwila juga pernah tinggal di Efesus, saat mereka mengantarkan Paulus yang hendak menuju Siria. Di kota Efesus inilah pelayanan mereka cukup berkembang hingga munculnya sebuah jemaat di rumah mereka. Nah, sementara mereka berada di Efesus, terjadilah suatu peristiwa :

Kisah Para Rasul 18:24-25 – (24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan….

Jadi sewaktu Priskila dan Akwila di Efesus, muncullah seorang pengkhotbah/pengajar yang luar biasa yang bernama Apolos. (Artinya : Penghancur). Deskripsi tentang Apolos ini sebagai berikut :

a. Ia berasal dari Alexandria.

Dalam khotbah Israel sudah saya jelaskan bahwa kota Alexandria adalah salah satu kota di Mesir (kota nomor dua setelah Roma) yang adalah pusat kebudayaan dan pendidikan Helenistik. Di sana ilmu pengetahuan berkembang dengan hebat, banyak sekolah didirikan di sana, bahkan ada perpustakaan yang dibangun oleh Ptolomeus (yang dibakar orang Islam), di sanalah Alkitab LXX dibuat, menurut Josephus di sana ada juga sekolah teologia yang terkenal dengan tafsiran alegorisnya. Jadi kelihatannya Apolos ini adalah alumni sekolah teologia Alexandria dan kualitas dirinya tidak diragukan.

b. Ia fasih berbicara

Kata Yunani yang dipakai untuk “fasih” di sini adalah “LOGIOS. Ini tidak menunjuk kepada orang yang sekedar banyak berbicara tetapi pada orang yang pandai memilih kata-kata yang tepat, dan menyusunnya sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu argumentasi yang kuat. Ini adalah karunia Tuhan. Tidak semua orang punya kemampuan seperti ini.

c. Ia mahir dalam soal-soal Kitab Suci

Yang dimaksud dengan Kitab Suci di sini tentu hanya Perjanjian Lama saja, karena pada saat itu Perjanjian Baru belum ada. Ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan banyak orang menganggap bahwa Apolos adalah penulis surat Ibrani.

Ini luar biasa karena kefasihan ini berpadu dengan kepintarannya. Ada banyak orang yang hanya memiliki salah satunya, bahkan tidak memiliki keduanya. Tetapi Apolos memiliki keduanya.

d. Menerima pengajaran dalam jalan Tuhan.

Kata-kata ‘jalan Tuhan’ jelas menunjuk pada kekristenan / Injil.

Kisah Para Rasul 9:2 - “…. jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem”.

Kisah Para Rasul 22:4 - “Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.

Ini berarti bahwa Apolos telah menerima pengajaran tentang kekristenan. Kata-kata ‘telah menerima pengajaran’ dalam bahasa Yunaninya adalah “HEN KATECHEMENOS”. Dari kata “KATECHEMENOS” inilah diturunkan kata bahasa Inggris ‘catechism’ (katekisasi / pelajaran dasar). Jadi Apolos sudah mendapatkan katekisasi / pelajaran dasar tentang kekristenan.

Jadi dapat dikatakan bahwa Apolos ini adalah seorang yang luar biasa. Karena kelebihan-kelebihan inilah membuat Apolos mendapat banyak simpatisan dan ia menjadi idola ketika ia berkunjung ke jemaat Korintus. Hal itu berpotensi mengancam kesatuan jemaat Korintus.

1 Korintus 1:12 : Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.

Paulus akhirnya menetralisir keadaan itu dengan memberi nasihat pada jemaat Korintus :

1 Korintus 3:4-6 : (4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? (5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Setelah sampai di Efesus, Apolos lalu mulai mengajar dan berkhotbah :

Kisah Para Rasul 18: (25) …. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, … (26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. ….

Note : “dengan teliti ia mengajar” oleh RSV/NIV/NASB : ‘accurately’ (dengan akurat / tepat). ‘Dengan berani’ Ia memberitakan Injil di rumah ibadat. Ini jelas merupakan perbuatan yang mengandung resiko!

Sayangnya ada yang kurang dari pengetahuan Apolos.

Kisah Para Rasul 18:25-26 – (25) “…. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes

Seperti dalam Matius 21:25, kata ‘baptisan Yohanes’ disini adalah suatu synecdoche (suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya), sehing­ga sebetulnya menunjuk pada seluruh pelayanan / penga­jaran Yohanes Pembaptis. Tetapi, dari kata-kata ‘ia hanya mengetahui baptisan Yohanes’, jelaslah bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pengertian Apolos tentang dasar-dasar kekristenan / Injil. Ini tidak berarti Apolos mengajarkan ajaran sesat.

Nah, rupanya waktu Apolos berkhotbah/mengajar, suami-istri (Akwila dan Priskila) ini hadir dan mereka dapat menangkap kekurangan dari ajaran Apolos. Lalu apa yang mereka lakukan?

Kisah Para Rasul 18:26 - Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Apakah yang dimaksudkan dengan jalan Allah? Pastilah sesuatu yang kurang dari Apolos itu merupakan hal yang sangat penting (mungkin berhubungan dengan kematian atau kebangkitan Kristus), karena kalau tidak, Priskila dan Akwila tidak akan terlalu mempersoalkannya. Perhatikan bahwa sebelumnya Apolos sudah mengajar dengan teliti tapi setelah itu ia diajar dengan teliti oleh Akwila dan Priskila (katekisasi ulang). Luar biasanya adalah Apolos ini juga adalah orang yang rendah hati dan mau diajar. Akibat dari semuanya adalah :

Kisah Para Rasul 18:27-28 – (27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Apolos melakukan debat terbuka dan ini berguna bagi jemaat. Di sini kita melihat bahwa pelayanan Apolos menjadi semakin berkembang dan luar biasa. Tetapi semua itu jelas ada andil Priskila dan Akwila di dalamnya. Bahwa Priskila dan Akwila mengajar Apolos, menunjukkan bahwa mereka tidak iri hati pada karunia Apolos. 

Ada banyak orang ketika melihat orang lain maju, bukannya mendukung malah iri hati terhadap orang tersebut. Bahkan itu terjadi dalam pelayanan. Mereka tidak merasa minder sekalipun mereka adalah orang biasa / awam. Mereka berani mengajar seorang pengkhotbah / ahli teologia seperti Apolos. Apakah kalau pengkhotbah salah, anda bisa dan berani mengajarinya? Ini juga menunjukkan bahwa Priskila dan Apolos ini kritis dalam mendengar khotbah. 

Kekritisan ini menyebabkan mereka melihat adanya kekurangan dalam ajaran / pengertian Apolos. Mereka jelas bukan seperti jemaat kebanyakan saat ini yang menelan mentah-mentah semua yang dikatakan pengkhotbah. Yang hanya bisa berteriak Amin, yang mendengar khotbah tidak pakai akal budinya. Pertanyaan kita sekarang adalah, bagaimana Priskila dan Apolos bisa melakukan hal itu? bagaimana mereka bisa mengetahui adanya kekurangan dalam ajaran Apolos? Bagaimana mereka bisa mengajari seorang teolog dan pengkhotbah / pembicara / pengajar hebat seperti Apolos? Jawabannya adalah karena mereka juga mempunyai pengertian Firman Tuhan yang baik dan dalam. 

Ini menarik karena ternyata mereka bukan rasul, tidak pernah sekolah teologia resmi seperti Apolos, tidak ada gelar teologia, tetapi pengertian mereka tentang kekristenan sangat baik. Kemungkinan besar mereka memperdalam pemahaman kekristenan mereka ini pada Paulus ketika selama 6 bulan Paulus tinggal di rumah mereka. Mereka tentu selalu ikut ketika Paulus mengajar di rumah-rumah ibadah, dan tidak mustahil bahwa mereka juga belajar dari Paulus di rumah mereka sendiri. Intinya memanfaatkan setiap kesempatan untuk bisa memperdalam pemahaman mereka tentang kebenaran. 

Itulah sebabnya pengertian mereka bisa melampaui seorang ahli teologia dan pengkhotbah seperti Apolos. Bagaimana dengan saudara? Apakah anda merindukan suatu kemajuan seperti Priskila dan Akwila? Ada banyak jemaat yang meskipun sudah tua jadi Kristen tetapi pengertiannya tentang Firman Tuhan begitu kacau balau. Itulah sebabnya mereka dengan mudahnya disesatkan oleh banyak pendeta penipu. (Mangapin Sibuea, Pluralisme, mujizat, Saksi Yehovah, dll). 

Tentu kita tidak mau seperti ini. Kita mau seperti Priskila dan Akwila. Kalau demikian maka kita perlu meluangkan waktu untuk belajar Firman Tuhan, bukan hanya pada hari minggu tetapi juga di kelas PA (Pemahaman Alkitab), kelompok kecil, seminar-seminar, buku-buku rohani yang baik, dll. Semua yang kita lakukan itu tidak akan ada manfaatnya apa-apa kalau saudara tidak mau bertekun di dalamnya. Tapi kalau saudara mau bertekun di dalamnya, saudara akan menjadi orang Kristen awam yang mempunyai pengetahuan di atas banyak orang lulusan teologia, apalagi yang tidak belajar. 

Adanya tambahan pengetahuan yang Priskila dan Akwila berikan bagi Apolos, ternyata mempunyai andil yang sangat besar bagi kesuksesan Apolos! Ini bisa kita teladani. Kalau saudara melihat seseorang yang mem­punyai karunia memberitakan Firman Tuhan (pengkhotbah, guru sekolah minggu dsb), tetapi yang kurang dalam pengetahuan Kitab Suci, saudara pun bisa ikut mensukseskannya dengan mengajaknya datang dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab, mengajarnya (kalau saudara mampu melakukannya), memberikan / meminjamkan buku, bahan khotbah / CD, membelikannya buku rohani yang bermutu, membiayainya untuk masuk sekolah teologia yang baik, dsb. Jika saudara melakukan itu maka saudara telah meneladani Priskila dan Akwila ini. Dan itu pasti berdampak bagi pertumbuhan jemaat kita. Maukah saudara?.

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


- AMIN -
Next Post Previous Post