PAULUS: DI KORINTUS DAN PELAYANAN MEMBERITAKAN INJIL (KISAH PARA RASUL 18:1-18a)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PAULUS: DI KORINTUS DAN PELAYANAN MEMBERITAKAN INJIL (KISAH PARA RASUL 18:1-18a). Kisah Para Rasul 18:1-18a.“(1) Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. (2) Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. (4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. (5) Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. (6) Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’ (7) Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. (8) Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. (9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.’ (11) Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. (12) Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. (13) Kata mereka: ‘Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.’ (14) Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, (15) tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.’ (16) Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. (17) Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. (18a) Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus.”.
PAULUS: DI KORINTUS DAN PELAYANAN MEMBERITAKAN INJIL (KISAH PARA RASUL 18:1-18a)
gadget, otomotif, bisnis
I) Paulus di Korintus.

1) Kota Korintus.

a) Korintus adalah ibukota dari Akhaya (bdk. Kisah Para Rasul 18:12).

Saat itu Yunani dibagi menjadi 2 propinsi:

1. Makedonia dengan ibukota Tesalonika.

2. Akhaya dengan ibukota Korintus.

Kota Korintus merupakan salah satu kota yang terkaya dan terpadat penduduknya di Yunani.

b) Korintus mempunyai penduduk yang menyembah berhala, terkenal karena kesombongannya dan kebejatan moralnya, sampai-sampai pada saat itu kalau ada orang yang bermoral bejat, lalu disebut dengan sebutan ‘orang Korintus’.

2) Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila (Kisah Para Rasul 18: 2).

Kisah Para Rasul 18: 2: “Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.”.

a) Priskila sama dengan Priska (bdk. 2Timotius 4:19).

2Tim 4:19 - “Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.”.

b) Tidak diketahui tentang pertobatan dari Akwila dan Priskila.

c) Akwila dan Priskila ini pindah ke Korintus dari Roma / Italia karena kaisar Klaudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma (Kisah Para Rasul 18:  2).

Seorang ahli sejarah mengatakan bahwa kaisar Klaudius (41-54 M.) mengusir orang-orang Yahudi dari Roma, karena mereka melakukan kekacauan di bawah pimpinan seseorang yang bernama Chrestus. Ada yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan Chrestus ini pasti adalah Christos (kata Yunani untuk Kristus), tetapi ada juga yang menganggap ia adalah orang lain.

Tentu saja peristiwa pengusiran ini merupakan penderitaan bagi orang-orang Yahudi, tetapi Tuhan memberikan penderitaan ini supaya mereka bertobat. Tetapi, dari ay 6,12 terlihat bahwa sebagian besar dari orang-orang Yahudi justru makin menjadi keras karena adanya penderitaan.

Kisah Para Rasul 18: 6,12: “(6) Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’ ... (12) Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.”.

Penerapan: Apakah penderitaan menyebabkan saudara makin mendekati Allah atau makin menjauhi Allah? Maukah saudara menanggapi penderitaan dengan cara yang benar?

d) Bagi Akwila dan Priskila sendiri, tentu pengusiran ini juga merupakan penderitaan.

Tetapi akibat dari pengusiran itu, mereka bertemu dengan Paulus, yang jelas memberikan berkat yang besar kepada mereka berdua. Bandingkan ini dengan Roma 8:28 yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”.

3) Paulus tinggal di rumah Akwila dan Priskila dan melakukan pekerjaan yang sama dengan mereka (Kisah Para Rasul 18: 3).

Kisah Para Rasul 18: 3: “Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.”.

a) Bagaimana Paulus yang adalah seorang rohaniwan (sebelum bertobat / menjadi Kristen pun ia adalah orang Farisi, yang juga adalah rohaniwan) bisa mempunyai keahlian / ketrampilan untuk membuat kemah? Keahlian ini jelas ia dapatkan dari orang tuanya. Tradisi Yahudi kuno berkata bahwa seorang ayah harus mengajarkan suatu keahlian / ketrampilan kepada anaknya. William Barclay bahkan mengatakan bahwa saat itu ada ucapan yang berbunyi: “He who does not teach his son a trade teaches him robbery.” [= Ia yang tidak mengajarkan anaknya ketrampilan, mengajarkan dia perampokan.].

b) Di sini Paulus bekerja sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dan ia tidak dibiayai oleh gereja. Tetapi ini adalah suatu keadaan khusus (perkecualian), bukan keadaan umum, sehingga kita tidak boleh menggunakan bagian ini untuk menuntut para hamba Tuhan jaman ini untuk melakukan apa yang Paulus lakukan! (bdk. 1Korintus 9:1-18).

II) Pelayanan Paulus.

A) Paulus memberitakan Injil.

1) Paulus memberitakan Injil di synagogue (Kisah Para Rasul 18: 4-5).

Kisah Para Rasul 18: 4-5: “(4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. (5) Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.”.

a) Korintus dihuni oleh banyak orang Yahudi, sehingga ada synagogue.

b) Kisah Para Rasul 18: 5 (KJV): ‘Paul was pressed in the spirit’ [= Paulus tertekan dalam roh].

Ini berbeda dengan terjemahan bahasa Indonesia maupun terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang lain, karena KJV mengambil dari manuscript yang berbeda dan salah.

c) Kisah Para Rasul 18: 5: “Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.”.

Ini mempunyai 2 macam penafsiran:

1. Pada saat Timotius dan Silas datang, Paulus SEDANG sepenuhnya memberitakan Firman Tuhan. Diartikan demikian karena kata ‘memberitakan’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan imperfect tense, yang menunjukkan bahwa pada saat kedua orang itu datang, Paulus sedang memberitakan Firman Tuhan.

Gresham Machen: “In Present time there is no special form of the verb in Greek to indicate continued action - there is no distinction in Greek between ‘I loose’ and ‘I am loosing’. But in the past time the distinction is made even more sharply than in English. The tense which in the indicative is used as the simple past tense is called the aorist. ... The tense which denotes continued action in past time is called the imperfect.” [= Dalam masa present tidak ada bentuk khusus dari kata kerja dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan tindakan yang terus menerus - disana tak ada pembedaan dalam bahasa Yunani antara ‘I loose’ dan ‘I am loosing’. Tetapi dalam masa lampau pembedaan itu dibuat dengan lebih tajam dari pada dalam bahasa Inggris. Tense dalam mana bentuk indikatif digunakan sebagai past tense biasa disebut aorist. ... Tense yang menunjukkan tindakan yang terus berlangsung pada masa lampau disebut ‘the Imperfect’.] - ‘New Testament Greek For Beginners’, hal 65.

Kalau kita memilih arti ini, maka kesimpulannya: ‘Paulus memberitakan Firman Tuhan sepenuhnya’ bukanlah merupakan akibat dari ‘kedatangan Silas dan Timotius’.

2. Kedatangan Timotius dan Silas menyebabkan Paulus bisa memberitakan Firman Tuhan sepenuhnya. Tadinya Paulus harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Sekarang dengan kedatangan kedua orang itu, ia tidak lagi perlu bekerja (mungkin kedua orang itu membawa uang dari Filipi, atau mungkin sekarang mereka menggantikan Paulus dalam bekerja mencari nafkah) sehingga bisa berkonsentrasi pada pelayanan.

Kalau ini penafsiran yang benar, maka ini menunjukkan pentingnya pencukupan biaya hidup hamba Tuhan oleh gereja supaya dengan demikian ia bisa memusatkan pikirannya pada pelayanan. Gereja / jemaat / majelis yang pelit dalam memberikan biaya hidup yang layak bagi pendetanya merusakkan pelayanan dan gereja, dan juga merugikan dirinya sendiri!!

2) Reaksi dari orang-orang yang diinjili.

a) Sebagian menolak (Kisah Para Rasul 18: 6).

Kisah Para Rasul 18: 6: “Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’”.

1. Secara logika, orang Yahudi adalah orang yang paling siap untuk diinjili / menerima Kristus, tetapi ternyata mereka menolak.

Penerapan: Dalam pemberitaan Injil, logika tidak bisa digunakan untuk menentukan mana orang yang lebih mudah atau lebih sukar bertobat. Semua ini tergantung kepada Tuhan! Jadi, beritakanlah Injil kepada semua orang!

2. Kata ‘memusuhi’ (Kisah Para Rasul 18: 6) sebetulnya merupakan suatu istilah militer, yang artinya ialah: menyusun dan mengatur diri sebagai suatu pasukan yang akan berperang. Jadi, ini menunjukkan bahwa ini bukan sekedar suatu permusuhan yang bersifat individuil, tetapi yang direncanakan bersama-sama.

3. Kata ‘menghujat’ (Kisah Para Rasul 18: 6) bisa berarti bahwa mereka mengejek / memaki Paulus, tetapi bisa juga berarti bahwa mereka betul-betul menghujat Kristus.

b) Sebagian menerima (Kisah Para Rasul 18: 8).

Ay 8: “Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.”.

1. Kata ‘tetapi’ di awal ay 8, diterjemahkan ‘And’ [= Dan] oleh NASB, dan dihapuskan oleh NIV.

Dalam bahasa Yunaninya kata yang dipakai adalah DE, yang mempunyai macam-macam arti: but [= teta¬pi], to the contrary [= sebaliknya], and [= dan], then [= lalu].

Saya lebih setuju dengan terjemahan ‘tetapi’, karena dengan demikian Kisah Para Rasul 18: 8 ini kontras dengan ay 6 (dalam ay 6 sebagian orang menolak, tetapi dalam ay 8 ternyata ada orang-orang yang menerima).

2. Kisah Para Rasul 18: 8 ini menunjukkan bahwa banyak orang Korintus bertobat! Orang-orang yang sombong, menyembah berhala dan bermoral bejat ini, ternyata bertobat!

1Kor 6:9-11 juga jelas menunjukkan bahwa jemaat Korintus berasal dari orang-orang yang bejat.

1Korintus 6:9-11 - “(9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (11) DAN BEBERAPA ORANG DI ANTARA KAMU DEMIKIANLAH DAHULU. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”.

Penerapan: Jangan takut untuk memberitakan Injil kepada orang bejat!

3. Kalau kita bandingkan dengan 1Kor 1:26, maka kita bisa menyimpulkan bahwa orang-orang yang bertobat ini umumnya berasal dari kelas bawah (bodoh / tidak berpendidikan, kedudukan rendah, miskin, dsb).

1Korintus 1:26 - “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.”.

Penerapan: Janganlah merasa rendah diri untuk memberitakan Injil kepada kelas atas, tetapi sebaliknya, janganlah merasa gengsi untuk memberitakan Injil kepada kelas bawah!

4. Dalam Kisah Para Rasul 18: 8 dikatakan bahwa orang banyak yang bertobat itu, memberi diri mereka dibaptis.

Kisah Para Rasul 18: 8: “Tetapi Kristus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.”.

Tetapi rupanya hanya beberapa yang dibaptis oleh Paulus (bdk. 1Kor 1:14), sedang yang lain mungkin dibaptis oleh Timotius dan Silas.

1Korintus 1:14 - “Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus,”.

Penerapan: Tidak ada bedanya apakah saudara dibaptis oleh pendeta yang top atau pendeta yang biasa-biasa saja! Karena itu janganlah terlalu memilih siapa pendeta yang harus membaptis saudara.

3) Sikap Paulus terhadap penolakan (Kisah Para Rasul 18: 6b-7).

Kisah Para Rasul 18: 6-7: “(6) Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’ (7) Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.”.

a) Ia mengebaskan debu sebagai peringatan (bdk. Mat 10:14 Kis 13:51).

Matius 10:14 - “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.”.

Kisah Para Rasul 13:51 - “Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium.”.

Orang memberitakan Injil memang tidak perlu, bahkan tidak boleh mengemis-ngemis supaya orang yang diinjili itu mau bertobat. Sikap seperti ini menurunkan otoritas dari Firman Tuhan / Injil maupun wibawa Allah yang memanggil melalui Injil itu!

b) Paulus berkata:

1. ‘darahmu tertumpah atas kepalamu sendiri’.

Karena Kristus adalah satu-satunya Juru selamat / Penebus dosa umat manusia, maka orang yang menolak Kristus memang harus menanggung dosanya sendiri. Tidak ada lagi orang / makhluk lain kepada siapa ia bisa mengoperkan dosanya! Kalau saudara adalah orang yang menganggap bahwa Kristus bukan satu-satunya jalan ke surga / jalan keselamatan, maka renungkanlah kata-kata Paulus ini!

2. ‘aku bersih, tidak bersalah’.

Ia bisa mengatakan hal ini, karena ia sudah memberitakan Injil! Secara implicit, bagian ini menunjukkan bahwa kalau kita tidak memberitakan Injil, sehingga menyebabkan orang tertentu masuk neraka, maka kita bersalah / tidak bersih.

Bdk. Yehezkiel 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, TETAPI AKU AKAN MENUNTUT PERTANGGUNGAN JAWAB ATAS NYAWANYA DARI PADAMU.”.

Karena itu, kalau selama ini saudara jarang atau bahkan tidak pernah memberitakan Injil, bertobatlah dan mulailah memberitakan Injil!

3. ‘aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain’.

Paulus tidak terus ‘ndodoti’ / menungggui orang yang menolak Kristus. Ia pergi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang lain.

Jangan menekankan bagian ini secara terlalu extrim sedemikian rupa sehingga saudara menyalahkan ketekunan dalam memberitakan Injil. Ingat bahwa Paulus saat itu melakukan perjalanan misionaris, sehingga jelas ia tidak bisa terus menerus menginjili segolongan orang pada satu tempat saja. Bagi kita yang bukan misionaris, ketekunan dalam memberitakan Injil memang penting. Jadi jangan terlalu cepat meninggalkan seseorang yang menolak pemberitaan Injil saudara. Tetapi bagaimanapun juga, jangan ‘terlalu bertekun’ dalam memberitakan Injil kepada seseorang SEHINGGA SAUDARA LALU MELUPAKAN ADANYA ORANG-ORANG LAIN YANG JUGA HARUS DIINJILI!

Bagian ini juga mengajarkan bahwa kita harus berani memindahkan sasaran penginjilan kita dari grup yang satu kepada grup yang lain. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang Kristen KTP, cobalah memberitakan Injil kepada orang yang kafir total. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang sebangsa saudara, cobalah memberitakan Injil kepada bangsa lain. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang tua, cobalah memberitakan Injil kepada orang muda / anak kecil. Kalau selama ini saudara ditolak oleh keluarga / teman saudara, cobalah memberitakan Injil kepada orang yang saudara tidak kenal. Kalau selama ini saudara selalu ditolak oleh orang kaya, cobalah memberitakan Injil kepada orang miskin!

c) Paulus lalu pergi ke rumah Yustus (Kisah Para Rasul 18: 7).

Kisah Para Rasul 18: 7: “Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.”.

1. ‘keluarlah ia dari situ’ artinya ia keluar dari synagogue.

2. Tidak jelas apa yang ia lakukan di rumah Yustus, tetapi mungkin ia tinggal di rumah Yustus, yang adalah orang non Yahudi, supaya ia bisa lebih berhubungan dengan orang-orang non Yahudi, sehing¬ga bisa lebih banyak kesempatan untuk memberitakan Injil kepada mereka.

Penerapan: kita perlu menjalin hubungan dengan orang kafir, supaya kita bisa memberitakan Injil kepada mereka. Janganlah menjadi orang Kristen yang hidup menyendiri atau yang hanya mau bergaul dengan sesama orang Kristen!

B) Paulus mengajarkan Firman Tuhan.

1) Tuhan berfirman kepada Paulus (Kisah Para Rasul 18: 9-10).

Kisah Para Rasul 18: 9-10: “(9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.’”.

a. “Jangan takut! Teruslah ...”.

Ini jelas menunjukkan bahwa pada saat itu Paulus takut / putus asa.

Penerapan: Hamba Tuhan yang bagaimanapun hebatnya, tetap adalah manusia biasa yang bisa jatuh ke dalam dosa. Karena itu kita harus mendukung mereka dalam doa! Berapa banyak saudara mendoakan hamba Tuhan?

b. “Aku menyertai engkau!”.

Ini alasannya mengapa Paulus tidak boleh takut (bdk. Matius 28:20 Mazmur 23:4 Ro 8:31b).

Matius 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

Mazmur 23:4 - “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.”.

Roma 8:31 - “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”.

Penerapan: Apakah saudara sering merasa takut dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil? Tuhan pasti juga menyer¬tai saudara, sama seperti Ia menyertai Paulus. Dan karena itu, saudarapun tidak boleh takut!

c. “Teruslah memberitakan Injil dan jangan diam!”.

Alasannya: “Banyak umatKu di kota ini”.

Ini jelas menunjukkan adanya Predestinasi! Banyak dari orang-orang Korintus yang bejat itu adalah orang-orang pilihan Tuhan yang pasti akan bertobat kalau diinjili.

Doktrin tentang Predestinasi sering dianggap sebagai suatu ajaran yang merusakkan / menghancurkan motivasi orang untuk memberitakan Injil, tetapi bagian ini menunjukkan bahwa doktrin Predestinasi ini justru seharusnya memotivasi orang untuk memberitakan Injil, karena adanya pemilihan Allah menyebabkan Pemberitaan Injil itu pasti akan berhasil!

d. “Tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau”.

NIV: ‘is going to attack and harm you’ [= akan menyerang dan merugikan / mencelakakan engkau].

NASB: ‘will attack in order to harm you’ [= akan menyerang untuk merugikan / mencelakakan engkau].

Ini adalah suatu jaminan dari Tuhan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa berhasil menyerang Paulus sehingga betul-betul melukai / merugikan Paulus. Tetapi ingat bahwa jaminan ini tidak berlaku untuk semua orang kristen dalam setiap waktu (bdk. Wahyu 2:10).

Wahyu 2:10 - “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”.


Bahkan jaminan tidak berlaku bagi Paulus sendiri pada waktu yang berbeda, dan ini terlihat dari fakta bahwa akhirnya Paulus mati syahid.

2) Paulus mengajar Firman Tuhan selama satu setengah tahun (Kisah Para Rasul 18: 11).

Kisah Para Rasul 18: 11: “Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.”.

Dari 1Kor 3:6,10 bisa kita ketahui apa yang ia ajarkan di sana, yaitu: ia hanya menanam dan meletakkan dasar!

1Korintus 3:6,10 - “(6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. ... (10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.”.

Dalam waktu yang begitu lama (18 bulan!), ia cuma menanam dan meletakkan dasar! Ini menunjukkan bahwa mengajar suatu gereja bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan dengan cepat-cepat!

Ini harus menjadi pelajaran bagi para pemimpin gereja (majelis dan hamba Tuhan) dan para pengurus perseku¬tuan, yang selalu ingin cepat-cepat membangun jemaatnya dengan thema yang muluk-muluk / sukar, padahal di antara jemaatnya banyak bayi Kristen, bahkan banyak orang k
Kristen KTP!

Ini juga harus menjadi pelajaran bagi banyak orang yang tidak senang dengan katekisasi yang merupakan pelajaran dasar kekristenan, atau yang menghendaki supaya katekisasi itu dilakukan secara singkat!

3) Ada reaksi yang menentang (Kisah Para Rasul 18: 12-17).

a) Kisah Para Rasul 18: 12: “Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.”.

1. Galio adalah gubernur baru, sehingga dianggap lemah, atau dianggap mau berpihak kepada mereka.

2. Kata ‘bersama-sama’, dalam bahasa Yunaninya adalah HOMOTHUMADON, yang seharusnya berarti ‘dengan satu hati’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa permusuhan itu direncanakan bersama!

3. Dari sini kelihatan bahwa setan juga punya banyak umat!

b) Kisah Para Rasul 18: 13: “Kata mereka: ‘Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.’”.

Mereka menuduh Paulus menentang hukum Taurat.

Ada 2 kemungkinan:

1. Ini cuma fitnahan.

2. Paulus menentang ceremonial law (hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama, seperti sunat dsb).

c) Kisah Para Rasul 18: 14-16: “(14) Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, (15) tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.’ (16) Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.”.

1. Paulus mau membela diri. Ini menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu, orang kristen boleh, bahkan harus, membela diri.

2. Galio memotong Paulus. Ia tidak mau mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan agama. Ditinjau dari sudut Roma, keputusan dan sikap Galio ini benar. Tetapi dari sudut Tuhan, ia jelas salah. Dalam Ul 17:18-20 dikatakan bahwa raja harus mempunyai salinan hukum Taurat dan membacanya! Untuk apa? Supaya ia bisa menegakkan kebenaran agama! Jadi, raja bukan hanya harus mengurusi pemerintahan negara, tetapi juga kebenaran agama!


Ulangan 17:18-20 - “(18) Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. (19) Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, (20) supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.’”.

d) Kisah Para Rasul 18: 17: “Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.”.

1. Ada bermacam-macam versi tentang Kisah Para Rasul 18: 17 ini.

Kitab Suci Indonesia: ‘orang itu semua’.

NIV/NASB/RSV: ‘they all’ [= mereka semua].

KJV: ‘all the Greeks’ [= semua orang Yunani].

Ada manuscript yang menuliskan ‘Yahudi’, ‘Gentiles’ [= non Yahudi], ‘Yunani’, dan ada juga yang mengha¬puskan kata itu.

Kalau dilihat dari kontexnya, rasa-rasanya yang benar adalah ‘Yahudi’.

2. Sostenes.

Ada yang menganggap bahwa orang-orang Yunani memukuli Sostenes karena ia dianggap sebagai tokoh yang menyebabkan terjadinya huru hara anti Paulus itu. Ada juga yang menganggap bahwa Sostenes adalah orang kristen (bdk. 1Korintus 1:1), dan yang memukuli dia adalah orang-orang Yahudi yang anti Paulus. Saya lebih setuju dengan pandangan yang kedua ini

Ini menunjukkan bahwa fanatisme tanpa Roh Kudus, bisa menimbulkan kejahatan-kejahatan yang hebat!

3. Galio tidak peduli akan pemukulan terhadap Sostenes, yang jelas merupakan suatu pelanggaran / kejahatan.

Ini bertentangan dengan kata-katanya sendiri dalam ay 14b tadi, dimana ia berkata bahwa ia mau menerima perkara tentang pelanggaran atau kejahatan.

Kisah Para Rasul 18: 14: “Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,”.

4) Sikap Paulus (Kisah Para Rasul 18: 18a).

Kisah Para Rasul 18: 18a: “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus.”.

NIV: ‘for some time’ [= untuk beberapa waktu].

RSV / NASB: ‘many days’ [= banyak hari].

KJV: ‘a good while’ [= untuk waktu yang cukup lama].

Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak takut terhadap huru hara yang menentang dia itu! Ia terus memberitakan Injil / mengajar Firman Tuhan sesuai Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 18: 9b, karena ia percaya janji Tuhan dalam ay 10!

Kisah Para Rasul 18: 9-10: “(9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.’”.

Kesimpulan:

Maukah saudara terus memberitakan Injil / Firman Tuhan, sama seperti Paulus?

-AMIN-
Next Post Previous Post