KEHIDUPAN HERODES AGUNG

Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
HERODES AGUNG (Part 1).

PENDAHULUAN:
Satu nama yang muncul dalam cerita-cerita Natal adalah Herodes. Dia adalah raja yang hendak membunuh bayi Yesus setelah mendapatkan kabar dari orang-orang Majus (Matius 2:1-13). Ia bahkan tega membunuh anak-anak di bawah 2 tahun di seluruh Betlehem hanya karena sangat bernafsu membunuh Yesus. Ya, itulah raja Herodes.

Tetapi siapakah Herodes ini sebenarnya? Banyak orang mengetahui namanya dan kisah mengenainya dari Alkitab tapi tidak mengetahui siapa sebenarnya dia, bagaimana dia menjadi raja dan mengapa dia bisa setega itu membunuh anak-anak di Betlehem. 
KEHIDUPAN HERODES AGUNG
gadget, bisnis, otomotif
Untuk itu dalam tulisan ini saya akan membahas secara detail latar belakang dan karakter orang ini sehingga kita dapat mempunyai gambaran tentang dirinya dan memahami mengapa ia tampil dalam kisah Natal sebagai seorang yang sangat kejam. Di dalam Alkitab ada banyak Herodes yang adalah keturunan dari Herodes yang satu ini di mana ia dikenal sebagai Herodes Agung. 

Untuk sistematisnya, saya akan bagi pembahasan ini menjadi beberapa bagian lagi.

I. HUBUNGAN HERODES AGUNG DENGAN PEMERINTAH ROMAWI.

Herodes Agung ini adalah seorang raja Yahudi yang diangkat oleh pihak Romawi. Bagaimana sehingga ia bisa menjadi raja Yahudi memiliki jalan yang panjang terkait dengan masalah perebutan kekuasaan di pihak Romawi antara 2 jenderal Romawi yakni Pompey dan Julius Caesar. Perang besar terjadi di antara Pompey dan Julius Caesar dan perang ini dimenangkan oleh Julius Caesar yang dibantu oleh temannya bernama Antonius (Mark Antony). Julius Caesar lalu memegang puncak kekuasaan tertinggi Romawi dengan menjadi raja. 

Pada saat pemerintahannya, ada seorang Edom (keturunan Esau) yang sangat setia padanya. Namanya adalah Antipater. Julius Caesar lalu mengangkat dia menjadi raja wilayah Yudea (tanah Yahudi) pada tahun 47 SM sehingga dialah yang menguasai tanah Palestina dan memerintah orang Yahudi. 

Tapi rupanya pergolakan politik di pusat Romawi terus berlangsung dan berujung pada dibunuhnya Julius Caesar. Pada saat yang tidak berbeda jauh, di Yahudi si Antipater, raja wilayah Yahudi yang diangkat Julius Caesar itu pun dibunuh. Lalu Antonius (Mark Antony), sahabat Julius Caesar mengambil alih pemerintahan (karena Julis Caesar tidak mempunyai anak kandung) dan menumpas para pembunuh Julis Caesar. Setelah keadaan agak tenang, demi rasa simpatinya pada Antipater, ia lalu mengangkat salah seorang anak Antipater menjadi raja Yahudi. Anaknya Antipater yang diangkat menjadi raja ini bernama Herodes yang kemudian digelari sebagai Herodes Agung yang sedang kita bicarakan ini. 

Tetapi sementara Herodes ini menjadi raja Yahudi, pergolakan di pusat Romawi belum berakhir. Tadi saya katakan bahwa ketika Julius Caesar mati, kekuasaannya diambil oleh sahabatnya Antonius (Mark Antony). Tapi rupanya di luar dugaan, Julius Caesar melalui surat wasiatnya sudah menetapkan bahwa kalau ia mati, yang akan menggantikan dirinya menjadi raja adalah anak angkatnya (yang sebenarnya adalah cucu dari saudaranya kandungnya) yang bernama Octavianus. Hal ini memicu peperangan di kemudian hari yang sangat besar antara Octavianus dan Antonius (yang dibantu oleh Cleopatra, ratu Mesir yang terkenal itu). 

Peperangan yang dikenal sebagai ”PERANG AKTIUM” yang pecah pada tanggal 2 September 31 SM ini akhirnya dimenangkan oleh Octavianus. Octavianus lalu naik takta menjadi kaisar Romawi pada tahun 31 SM yang dikemudian hari, karena segala prestasinya membangun Romawi melalui program Pax Romamanya, ia digelari “AGUSTUS”. Kata ”AGUSTUS” ini berasal dari kata ”augere” yang artinya penambah/pelipatgandaan. Maksudnya adalah Octavianus yang membawa kemakmuran dan pelipatgandaan bagi Roma. Karenanya Octavianus lebih dikenal dengan sebutan ”KAISAR AGUSTUS” yang kita semua tentu pernah baca di Alkitab dalam kisah natal.

Lukas 2:1 - Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

Begitu Octavianus naik takhta, Herodes yang diangkat oleh Antonius takut kalau-kalau ia dipecat. Karena itu pada tahun 30 SM, Herodes pergi ke Roma untuk berjumpa langsung dengan Octavianus dan mengadakan lobi untuk mempertahankan nyawa dan kekuasaannya. Octavianus pun menerimanya sehingga Herodes tetap dijadikan raja wilayah Yahudi tapi tetap tunduk pada kekuasaan Roma di bawah Octavianus dengan sejumlah aturan.

H. Jagersma : Seorang raja bawahan tidak dibenarkan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan negara lain, atau atas kemauannya sendiri mengadakan perang. Bilamana ada perang, ia harus membantu Roma dengan tentara....Dia mendapat izin untuk mencetak uang secara teratas, mempunyai tentara sendiri (kecil-kecilan) dan menarik pajak. Di samping itu dia mempunyai kekuasaan tidak terbatas terhadap hidup dan mati rakyatnya. (Dari Alexander Agung Sampai Bar Kokhba, hal. 149). 

Dengan demikian peraturan ini pun berlaku bagi Herodes yang menjabat sebagai raja wilayah Yudea. 
Dalam urusan politik, Herodes Agung ini termasuk politikus hebat. Dia pintar sekali mengambil hati pemerintah Romawi demi kelanggengan kekuasaannya. 

H. Jagersma : Seluruh politik luar negerinya didasarkan pada prinsip melestarikan persahabatan dengan Roma dalam segala kondisi dan dengan imbalan apa pun. Dalam hal ini dia sangat berhasil, walaupun beberapa kali keberuntungan telah menyertai dia. (Dari Alexander Agung Sampai Bar Kokhba, hal. 148). 

Lukas Tjandra : Raja Herodes....berbakat dalam bidang politik,... kebijaksanaannya adalah selalu menempel, menjilat, mengambil muka, memberikan service yang sangat mengesankan kepada orang Roma sehingga apa pun yang diperbuatnya selalu lancar. Di tengah kisaran gelombang politik Roma yang pasang surut, kacau tak menentu, dia dapat menyesuaikan diri dengan baik. Inilah salah satu sebab utama keberhasilan permainannya. (Latar Belakang PB 1, hal. 146)

Lukas Tjandra : Mula-mula dia dan ayahnya sahabat baik Caesar. Setelah Caesar terbunuh, mereka justru memberi hormat kepada si pembunuh. Saat Anthony menjadi menjadi pemimpin Roma timur, Herodes menyatakan kesetiaan dalam pengabdiannya, tetapi setelah Anthony dikalahkan oleh Octavianus pada tahun 31 SM, dia melihat bahwa Octavianus bakal menjadi penguasa dunia. Herodes khusus datang ke pulau Rhodes untuk bermain mata dengannya. Dengan segala kekuatan dan kepintarannya dia menyuap dan menyanjung Octavianus dengan membabi-buta. (Latar Belakang PB 1, hal. 146).

Seperti sudah saya ceritakan sebelumnya bahwa dia diangkat menjadi raja wilayah Yudea pertama kali oleh Antonius (Mark Anthony). Sebagai ungkapan terima kasih kepada Antonius dan juga agar Antonius tetap bersimpati kepadanya, dia lalu merenevosi benteng yang ada di samping Bait Allah. 

Nehemia 2:8 - Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng Bait Suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." ....”

Nehemia 7:2 - Pengawasan atas Yerusalem aku serahkan kepada Hanani, saudaraku, dan kepada Hananya, panglima benteng, karena dia seorang yang dapat dipercaya dan yang takut akan Allah lebih dari pada orang-orang lain.

Benteng yang sudah direnovasi oleh Herodes ini dia namakan ”BENTENG ANTONIA” sebagai persembahan dan penghargaan pada Antonius. 

Belakangan setelah Antonius dikalahkan Octavianus/Kaisar Agustus, Herodes menyatakan kesetiaannya kepada Kaisar Agustus. Ia rajin membayar pajak yang dipungutnya dari orang Yahudi dan dikirimkan pada pemerintah Romawi di bawah Kaisar Agustus. Demi mendapat simpati dari Kaisar Agustus, dia lalu membangun sebuah kuil untuk Agustus di sebuah tempat bernama Livia dan kuil itu dinamakan ”KUIL AGUSTUS”.

Dia juga mengadakan renovasi kota Samaria. Kota Samaria yang lama dihancurkan, dan dia membangun kembali sebuah kota baru di atasnya lengkap dengan fasilitas-fasilitas mewah. Lebih menariknya adalah salah satu bagian dari kota ini dibangun di atas laut sepanjang 100.000 meter persegi. Herodes memakai 44 buah kapal untuk mengimport sejenis semen dari abu vulkanik bernama ”pazzolana” yang didatangkan dari Italia sebanyak 24.000 kubik. 

Dia memakai banyak penyelam untuk memasang tiang-tiang di dasar laut yang dicor dengan menggunakan ”pazzolana” ini. Dia juga memanfaatkan ”pazzolana” ini untuk membuat pemecah gelombang sepanjang kota di atas laut itu. Seteah semuanya rampung, Herodes lalu menamakan kota baru itu dengan nama ”SEBASTOS” dalam bahasa Yunani yang artinya sama dengan ”AGUSTUS” dalam bahasa Latin. Jelas bahwa kota ini dinamakan sesuai dengan Kaisar Agustus. 

Pada saat itu juga ada sebuah pelabuhan di pantai Laut Tengah. Herodes ini lalu membongkar seluruh daerah itu (tahun 25 SM) dan dia lalu membangunnya kembali menjadi sebuah kota mewah dengan berbagai macam fasilitas. Kota ini lalu menjadi pusat perdagangan yang ramai dan terkenal dan juga pusat pemerintahan gubernur-gubernur Romawi. Pilatus tinggal di kota ini. Herodes lalu mempersembahkan kota tersebut untuk Kaisar Agustus dan karena itu dia memberi nama kota itu ”KAISAREA”.

Kisah Para Rasul 10:1 : Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. 

Kisah Para Rasul 18:22 : Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. 

Catatan : Belakangan, Filipus II (putera Herodes Agung) membuat kota lain untuk menghormati kaisar di Roma yang juga dinamakan ”KAISAREA”. Untuk membedakan Kaisarea yang didirikan oleh Herodes Agung ayahnya, maka kota Kaisarea itu dinamakan ”KAISAREA MARITIMA” sedangkan yang dibangun Filipus II itu dinamakan ”KAISAREA FILIPI” sesuai dengan nama Filipus II. 

Matius 16:13 : Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 

Markus 8:27 : Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. ....”

Sementara Herodes memerintah, ternyata di Roma pada tahun 14 M, Kaisar Agustus mati. Kaisar Agustus lalu digantikan oleh anaknya Tiberius yang lalu dikenal dengan sebutan Kaisar Tiberius.

Lukas 3:1 : Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, ....”

Jauh hari sebelum Tiberius naik takhta, Herodes sudah berusaha mengambil hatinya. Dia membangun sebuah kota yang rencananya akan dipersembahkan untuk Tiberius. Sayang sekali sebelum pembangunan ini selesai dia sudah mati dan pembangunan ini dilanjutkan oleh anaknya Herodes Antipas dan lalu kota itu dipersembahkan untuk kaisar Tiberius dan karenanya kota itu diberi nama ”TIBERIAS”. Akibatnya danau/laut yang ada di sana juga disebut danau/laut Tiberias.

Yohanes 6:1 : Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 

Yohanes 6:23 : Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. 

Yohanes 21:1 : Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias .....

HERODES AGUNG (Part 2)

II. HUBUNGAN HERODES DENGAN DENGAN BANGSA YAHUDI. 

Kalau dalam hubungan dengan Romawi boleh dikatakan bahwa Herodes sangat sukses, tidak demikian dalam hubungannya dengan orang Yahudi. Orang Yahudi sangat membenci Herodes ini :

Pertama-tama karena Herodes ini bukan raja yang muncul bukan dari dinasti Hasmoneans yang adalah keturunan dari Mattatias yang sangat dihormati orang Yahudi.

Kedua, karena dia dianggap sebagai kaki tangan bangsa Romawi.

Ketiga, karena dia sangat pro kebudayaan Yunani (Helenisme).

Lukas Tjandra : Raja Herodes sangat menyukai kebudayaan Yunani. Dia menawarkan adat istiadat Yunani, mengundang orang Yunani menjadi penasehatnya sehingga di istananya banyak terdapat tamu Yunani....Dia memberi sumbangan untuk Olympic game, dan juga menjadi sebagai ketua pertandingan permanen. Banyak bangunan terkenal di Yunani, seperti di Atena, Sparta juga mendapat bantuan yang tidak sedikit darinya. .... Dia juga membangun istana yang meniru model Yunani di Yerikho. (Latar Belakang PB 1, hal. 150).

Dia menghapus aturan bahwa Imam Besar harus dari keturunan Harun dan dia mengangkat Imam Besar sesuka hatinya.

Hal lain yang membuat orang Yahudi tidak bisa menerima Herodes dan bahkan membencinya adalah karena dia sebenarnya bukan orang Yahudi. Bapaknya Antipater sebenarnya adalah seorang Idumea/Edom (keturuanan Esau) yang terpaksa masuk agama Yahudi saat bangsa Edom ditaklukan raja Israel Yohanes Hycarnus (cucu Mattatias).

Nah perlu diketahui bahwa sudah sejak lama (zaman PL) bangsa Yahudi dan Edom ini tidak bagus hubungannya karena bangsa Edom selalu berbuat jahat kepada bangsa Israel. 

Yoel 3:19 - Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya.

Amsal 1:11 – ”..... tiga perbuatan jahat Edom, bahkan empat, ....ia mengejar saudaranya dengan pedang dan mengekang belas kasihannya, memendamkan amarahnya untuk selamanya dan menyimpan gemasnya untuk seterusnya

BIS - ”... "Penduduk Edom telah berkali-kali berdosa, ....Tanpa belas kasihan, mereka telah menyerang orang Israel, saudara-saudara mereka. ....Mereka terus marah, dan tetap mendendam. 
Bahkan pada saat bangsa Israel dan kota Yerusalem dihancurkan Babel, bangsa Edom justru bergembira dan mengolok-olok bahkan mendukung musuh Israel.

Mazmur 137:7 - Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!" 
Karena itulah orang Yahudi sangat membenci orang Edom ini.

Nah bayangkan, Herodes ini seorang Edom/Idumea. Apakah bangsa Yahudi rela diperintah oleh seorang raja yang bukan saja tidak berdarah Yahudi tetapi bahkan adalah musuh mereka yang sangat mereka benci? Hal ini menjadi sebuah kerumitan tersendiri bagi Herodes karena orang Yahudi sangat ketat dalam urusan garis keturunan.

www.sarapanpagi.org - Orang-orang Yahudi sangat tertarik kepada silsilah-silsilah.... Alasan dari minat orang Yahudi terhadap asal-usul seseorang itu ialah, bahwa mereka dapat menemukan kemurnian garis keturunan seseorang. Dan hal itu merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Kalau di dalam garis keturunan itu ditemukan adanya campuran darah dari orang lain, maka orang yang bersangkutan akan kehilangan haknya untuk disebut sebagai Yahudi dan sebagai anggota umat Allah. Seorang imam umpamanya, mempunyai kewajiban untuk menunjukkan catatan asal-usul yang bermula dari Harun terus sampai kepada dirinya sendiri tanpa putus-putus. Kalau ia menikah, maka harus menunjukkan garis asal-usul paling sedikit lima generasi yang lampau.

Lebih parah dari itu lagi adalah ibu dari Herodes yang bernama ”CYPROS” ternyata adalah orang Arab. Dan menurut tradisi Yahudi, kewarganegaraan seseorang selalu mengikuti kewarganegaraan ibunya. Dengan demikian Herodes ini seharusnya berkewarganegaraan Arab. Lebih dari itu lagi, Herodes ini sebenarnya mempunyai 4 orang saudara kandung (ia anak ke 2) dan 4 orang saudaranya ini ternyata semuanya mempunyai nama Yahudi yakni Fasael, Yusuf, Salome dan Feroras. Entah mengapa, ketika Herodes ini lahir, ia justru diberi nama Herodes yang adalah sebuah nama Yunani, nama yang dibenci oleh orang-orang Yahudi anti Helenisme. Maka lengkaplah sudah masalah Herodes ini.

Charles Ludwig : Dengan sebuah nama Yunani, seorang ibu Arab, dan seorang ayah Edom, Herodes muda seharusnya tidak melibatkan diri dengan politik, terutama politik Yahudi. (Para Penguasa Pada Zaman PB, hal. 8). 

Tapi faktanya ia sudah terjun ke dalam dunia politik dan sekarang dia sudah menjadi raja Yahudi (karena otoritas Romawi). Meskipun demikian ia sangat sadar bahwa orang Yahudi sangat tidak suka/membenci dia.

Tapi bukan Herodes namanya kalau tidak bisa mengambil hati orang lain. Jikalau dia bisa mengambil hati Antonius dengan membuat benteng Antonia, jikalau dia bisa ambil hati kaisar Agustus dengan membuat kota Sebastos dan Kaisarea, jikalau dia bisa mengambil hati kaisar Tiberius dengan membuat kota Tiberias, hal yang sama dia bisa lakukan untuk mendapatkan hati orang Yahudi.

Pertama-tama Herodes sadar bahwa rakyat masih pro terhadap keturunan Hasmonean (Yohanes Hycarnus, raja dari keturunan Mattatias). Di sisi lain Herodes sendiri bukan orang Yahudi. Demi keamanannya maka Herodes lalu berusaha sedemikian rupa untuk menikahi cucu dari Yohanes Hycarnus yang bernama ”MARIAMNE”. 

Dengan pernikahan ini maka Herodes berharap ia berada dalam jalur ”darah biru” Israel. Setelah itu Herodes terus berusaha mengambil hati rakyat. Pernah terjadi kekeringan di wilayahnya (tahun 37 SM) dan Herodes lalu membuat saluran air yang namanya ”AQUADUC” yang panjangnya sekitar 10 km membentang sepanjang kota Kaisarea yang mengalirkan air dari sumber air Shummy untuk ditampung di bak-bak penampungan air yang dapat digunakan oleh rakyat.

Pernah satu ketika di tahun 25 SM, ada musibah kelaparan melanda negerinya. Pada saat itu Herodes memakai semua emas dan perak dari istananya untuk membeli gandum dari Mesir dan memberi makan kepada rakyatnya yang kelaparan. Ia juga pernah meringankan pajak dari sehingga rakyat bisa hidup lebih baik. 

Untuk kepentingan rakyat, Herodes juga membangun gedung teater di Kaisarea untuk menjadi pusat hiburan rakyat pada masa itu.

Satu mega proyek yang dikerjakan oleh Herodes adalah renovasi Bait Allah. Ia mula-mula merobohkan Bait Allah II yang dibangun pada zaman Ezra-Nehemia, lalu ia membangun suatu Bait Allah baru.

Lukas Tjandra : Saat itu dia telah memakai 1000 buah kereta untuk mengangkut batu-batuan dan kayu, 10.000 orang buruh yang mempersiapkan bahan bangunan, dan 1000 orang imam yang mahir di bidang arsitek menjadi pengawas proyek. (Latar Blakang PB 1, hal. 150).

Bait Allah Herodes ini selesai dikerjakan dalam waktu 10 tahun dan sudah bisa dipakai untuk beribadah. Tapi rupanya orang Yahudi yang pada dasarnya sudah tidak senang pada Herodes itu lalu membanding-bandingkan Bait Allah itu dengan istana Herodes dengan mengatakan bahwa bagaimana mungkin Herodes membangun Bait Allah yang kalah megah dengan istananya? (Lihat gambar istana Herodes di bawah ini).

Mendengar itu Herodes lalu mengatakan bahwa pembangunan belum selesai. Herodes lalu terus mengadakan perubahan-perubahan, penambahan-penambahan dan penyempurnaan selama 36 tahun setelah itu. Sehingga total waktu seluruhnya yang dibutuhkan adalah 46 tahun. Bandingkan :

Yohanes 2:20 - Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" 
Akhirnya Bait Allah Herodes ini menjadi Bait Allah termewah/termegah dari 2 Bait Allah yang dimiliki orang Israel sebelumnya (zaman Salomo dan Ezra-Nehemia).

Lukas Tjandra : Emas murni dan batu pualam/marmer membuatnya berkilauan, bahkan Bait Allah yang dulu dibangun oleh Salomo pun tidak dapat menandinginya. Sebab itu pada masa itu terdapat sebuah pepatah yang berbunyi : ”Barangsiapa belum pernah menyaksikan Bait Allah yang dibangun Herodes, berarti dia belum pernah menyaksikan sesuatu yang sungguh-sungguh indah” (Latar Blakang PB 1, hal. 151).

Bandingkan : 

Markus 13:1 - Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!"
Berikut ini adalah gambar dari Bait Allah karya Herodes.

Setelah semua yang dikerjakan Herodes, apakah bangsa Yahudi lalu menerima dia? Ternyata tidak! Mereka tetap menganggap dia sebagai seorang penjahat. Ada sejarawan yang pernah memberikan komentar tentang Herodes demikian: 

“Ditinjau dari sudut agama dia adalah seorang Yahudi. Ditinjau dari sudut emosi, dia adalah seorang Yunani. Ditinjau dari sudut ras, dia adalah seorang Edom, dan ditinjau dari sudut kesetiaan pengabdiannya terhadap negara dia adalah orang Roma. Sungguh dia adalah setan yang mengacau dunia”. 

Setelah beberapa kali terjadi gelombang massa yang memprotesnya, Herodes mulai berpikir untuk mengantisipasi kalau-kalau terjadi pemberontakan orang Yahudi terhadap dirinya. Untuk itu maka Herodes lalu membuat benteng untuk dia dan keluarganya di atas sebuah bukit batu yang digali yang terkenal dengan nama ”MASADA”.

Ia lalu menempatkan bala tentaranya di sana dengan mempersiapkan batu-batu besar sebagai senjata yang akan digulingkan jika musuh menyerang dari bawah.

Ketidaksenangan orang Yahudi pada Herodes juga membuat mereka berkata kepada Herodes bahwa sekarang kamu memang memang menjadi raja atas kami, tapi kami semua sementara menantikan seorang raja baru yang namanya Mesias. Kalau dia sudah muncul maka dengan sendirinya kamu akan berhenti menjadi raja Yahudi. Itulah sebabnya Herodes begitu kaget dan terganggu ketika mendengar berita dari orang majus bahwa mereka mencari raja yang baru dilahirkan. 

Matius 2:1-3 – (1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan

HERODES AGUNG (Part 3)

III. KEKEJAMAN HERODES AGUNG.

Bicara soal karakter maka kehidupan Herodes Agung ini tidak seagung namanya. Sejarah mencatat bahwa masa pemerintahannya dipenuhi dengan berbagai macam pembunuhan.

John Drane : ”Siapa saja yang menentang kebijaksanaan-kebijaksanaannya harus bersedia dibunuh secara kejam. Sama seperti penguasa lalim lainnya, ia tidak ragu-ragu membunuh keluarganya sekalipun....” (Introducing New Testament; hal. 39)

Korban pertama yang jatuh pada saat Herodes naik takhta adalah orang-orang dari dinasti Hasmonean/keluarga Makabeus (keturunan Yohanes Hycarnus, cucu Mattatias) yang adalah keturunan raja Israel pada masa itu. Herodes membunuh mereka agar jangan sampai terjadi pemberontakan. Tercatat 45 orang bangsawan dibantainya. 

Di part 2 sudah ceritakan bahwa demi mengamankan takhtanya, Herodes mengawini cucu dari Yohanes Hycarnus yang bernama Mariamne. Belakangan Mariamne ini meminta kepada Herodes agar adiknya yang bernama ARISTOBULUS (adik ipar Herodes) yang diangkat menjadi Imam Besar. Herodes tidak menyetujui tapi Mariamne langsung meminta itu pada Antonius sehingga akhirnya Aristobulus yang baru berumur 17 tahun itu diangkat menjadi Imam Besar. 

Ini menyebabkan Herodes menjadi kuatir kalau-kalau Aristobulus ini akan mendapat simpati Roma dan orang Yahudi sehingga akhirnya memilih dia menjadi raja. Herodes lalu mengajak Aristobulus ini berenang di Yerikho. Tapi rupanya Herodes sudah menyewa seseorang di sana. Ketika hari hampir malam dan Aristobulus masih berenang, orang sewaan itu lalu menekannya ke dalam air hingga Aristobulus pun mati tenggelam. Jadi Herodes telah membunuh adik iparnya sendiri. Ini terjadi tahun 35 SM.

Pembunuhan Aristobulus rupanya diketahui oleh Mariamne, dan sejak saat itu Mariamne tidak lagi mau berbicara dan tidur dengan Herodes. Mariamne menolak untuk memaafkan Herodes. Lalu entah dari mana muncullah isu bahwa Mariamne akan membalas dendam kematian adiknya. Ini membuat Herodes waspada. Herodes lalu lalu menuduh Mariamne telah berzinah dengan paman dari Herodes sendiri. Lewat pengadilan yang telah dirancangnya, akhirnya hukuman mati dijatuhkan pada paman dari Herodes ini dan juga Mariamne isterinya (tahun 29 SM).

Note : Setelah kematian Mariamne, Herodes yang memang mencintai Mariamne ini hampir-hampir gila. Ia sering pergi ke pantai berlari-lari memanggil nama Mariamne.

Beberapa waktu kemudian Herodes berselisih paham dengan dewan Sanhedrin (semacam DPR saat itu yang terdiri dari 45 orang) tentang satu persoalan. Sanhendrin lalu memanggil Herodes dan menegurnya. Herodes yang sakit hati lalu menyusun sebuah strategi pembunuhan sehingga akhirnya 45 orang dewan Sanhendrin itu mati dibunuh semuanya. Herodes lalu mengangkat anggota Sanhendrin yang baru.

Selanjutnya entah darimana Herodes lalu mendapat isu bahwa ibu dari Mariamne yang bernama Alexandra dan kakak dari Mariamne (ibu mertua dan kakak iparnya) berencana membalas dendam kepadanya. Daripada keduluan, Herodes lalu menangkap mereka berdua dan dengan tuduhan pemberontakan lalu memerintahkan eksekusi bagi mereka.

Perlu diketahui bahwa dari perkawinannya dengan Mariamne, Herodes mendapatkan beberapa orang anak. 2 di antaranya bernama Aristobulus dan Alexander. Keduanya dikirim untuk bersekolah di Roma pada tahun 23 SM. 5 tahun kemudian (tahun 18 SM) ketika Aristoblus dan Alexander pulang, mereka mendapat simpati rakyat karena selain mereka adalah keturunan Hasmonean, mereka juga punya perilaku yang baik, tidak seperti ayah mereka. Mereka lalu menikah, dan Aristobulus ini mempunyai anak Agripa I dan Herodias. 

Saat Herodes menjadi tua, dan ketika mendengar bahwa Aristobulus dan Alexander ini mendapat hati rakyat, muncul lagi kekuatiran dalam dirinya jangan-jangan orang Yahudi akan mengangkat salah satu dari mereka menjadi raja menggantikannya. Herodes lalu membunuh 2 orang anaknya ini (Aristobulus dan Alexander) dengan tangannya sendiri yakni dengan cara mencekik mereka sampai mati. Ini terjadi tahun 7 SM.

Pada tahun 4 SM, Herodes yang mulai sakit-sakitan (kanker usus dan busung air) merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Dia lalu menulis surat wasiat bahwa anak sulungnya yang bernama Antipater yang akan menggantikan dia menjadi raja kalau dia mati. 

Note : Antipater saat itu karena sebuah kesalahan dipenjara oleh Herodes di penjara bawah tanah.
Herodes yang sudah tidak kuat menahan sakit dan stress berat lalu berusaha membunuh dirinya dengan sebuah pisau. Untungnya ia dapat diselamatkan. 

Kabar bahwa Herodes mati bunuh diri ini (kabar tidak benar karena Herodes belum mati) rupanya didengar oleh anak sulungnya Antipater di dalam penjara. Antipater lalu membujuk penjaga penjara untuk membebaskannya dari penjara. Penjaga penjara yang tahu bahwa Herodes ternyata belum mati justru melaporkan ini pada Herodes. Herodes menjadi sangat marah lalu ia memerintahkan agar Antipater dibunuh di dalam penjara. 

Herodes lalu menyusun wasiat baru dan membagi kerajaannya kepada 3 orang anaknya yakni Arkhelaus, Antipas dan Filipus. Pada hari yang sama Herodes memerintah untuk menangkap sejumlah tokoh Yahudi yang terkenal yang sekian lama menentang dirinya dan memenjarakan mereka. 

Ia lalu menulis pesan kepada adik perempuannya agar ketika ia mati semua orang yang dalam penjara itu dibunuh karena dia tidak mau orang-orang itu akan tertawa penuh kemenangan karena kematiannya. Tapi perintah ini tidak dilaksanakan adik perempuannya. 4 hari kemudian (setelah pembunuhan Antipater), Herodes pun menghembuskan nafas terakhir dalam usia 70 tahun. Dengan upacara yang megah yang dipimpin Arkhelaus, jasad Herodes pun dimakamkan di dalam kuil yang telah dia bangun sendiri di puncak sebuah gunung yang bernama ”HERODIUM”.

Semua kisah ini memberikan gambaran pribadi Herodes yang buruk sekali. Kaisar Agustus sampai mengeluarkan komentar tentang Herodes : “Lebih baik menjadi babinya Herodes daripada menjadi anaknya Herodes”. 

Note : Herodes tidak makan babi untuk menghargai orang Yahudi sehingga tidak ada babi dibunuh/dipotong oleh Herodes tetapi anak-anaknya dibunuh. 

Yoseph Klaumer menulis tentang Herodes : “Ia menyelinap ke atas takhta seperti seekor rubah, memerintah seperti seekor harimau, dan meninggal seperti seekor anjing”. 

Sebagai tambahan, dengan sifat Herodes seperti ini, coba anda pikirkan apa yang ada di dalam hatinya saat mendengar dari orang majus bahwa ada raja yang baru dilahirkan? Alkitab berkata :

Matius 2:3 - Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
KJV - When Herod the king had heard these things, he was troubled, and all Jerusalem with him. 
CEV - When King Herod heard about this, he was worried, and so was everyone else in Jerusalem.
Tindakan Herodes selanjutnya adalah :

Matius 2:16 - Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu

Ada banyak ahli dan sejarawan yang meragukan kebenaran catatan ini karena tidak ada catatan sejarah sama sekali tentang pembunuhan anak-anak di Betehem ini namun melihat karakter Herodes yang tidak segan untuk membunuh anak kandung sendiri demi keamanan taktanya, cerita pembunuhan anak-anak Betlehem ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sederhananya adalah, kalau anaknya sendiri dia berani bunuh, apalagi anak orang lain? 

HERODES AGUNG (Part 4)

IV. GAMBARAN KEPRIBADIAN HERODES.

Setelah mempelajari secara detail kehidupan Herodes Agung ini, kita boleh memberikan ringkasan gambaran kehidupan seperti apa yang dimiliki oleh Herodes ini. Ada banyak yang bisa kita catat tapi karena waktu, saya mencatat 2 saja : 

a. Herodes adalah gambaran dari orang yang selalu merasa iri hati, tersaingi dan terancam oleh orang lain.

Jika kita melihat sejumlah pembunuhan yang dilakukan oleh Herodes, maka kita bisa menemukan motivasinya yakni rasa iri hati, tersaingi dan terancam. Iri hati, merasa tersaingi dan terancamlah yang membuat ia membunuh bahkan anggota-anggota keluarganya sendiri. Iri hati dan perasaan tersaingilah yang membuat ia mau membunuh Yesus, dan karena gagal maka ia membunuh seluruh anak bayi di Betlehem. 

Matius 2:3 yang sudah kita baca di part 3 mengatakan bahwa ketika mendengar dari orang majus bahwa ada raja yang baru lahir, Herodes lalu terkejut, terganggu atau kuatir. Apa yang mau diungkapkan ayat itu adalah sesuatu yang sangat mendasar yaitu tentang situasi pergolakan batin Herodes di mana pada saat itu dia tiba-tiba merasa sangat terancam sebab kini telah muncul “rival” atau “saingan” dalam wilayah kekuasaannya. Perasaan terkejut yang dialami oleh raja Herodes ini perlu kita pahami sebagai suatu fenomena faktual psikologis yang juga bisa dan sering dialami oleh banyak orang, termasuk kita orang Kristen. 

Sekarang pikirkan :

>Seandainya saudara punya toko atau kios, tiba-tiba saudara mendengar bahwa di ujung jalan sana Om Tinus telah membuat toko/kios yang sama, yang menjual barang-barang yang saudara jual, dan kelihatannya harganya lebih murah. Saudara terkejut dan terganggu dan merasa terancam atau tidak?

>Seandainya saudara punya rumah makan/warung tapi tiba-tiba saudara mendengar bahwa di sana tante Ina sudah buat warung yang sama dan lebih strategis, masakannya lebih bervariasi. Terkejut dan terganggukah dan merasa terancamkah saudara?

>Seandainya saudara menjual pulsa dan tiba-tiba saudara mendengar bahwa Joni, Amos, Maksi dan Marce juga sudah menjual pulsa bahkan lebih murah. Apakah saudara merasa terkejut, terganggu dan terancam tidak?

>Seandainya saudara punya bengkel dan tiba-tiba saudara dengar bahwa di ujung jalan sana Mas Joko sudah membuat bengkel dan peralatan lebih lengkap, teknisi lebih jago, banyak langganan pindah ke sana. Saudara terkejut dan terganggu dan terancam tidak? 

>Sekian lama se’i babi Baun digemari orang dan hampir tiap hari minggu orang antri mencari se’i babi di Baun. Tiba-tiba ada yang “potong kompas” dengan membuat se’i babi di kota Kupang ini (Bambu Kuning, Aroma, dll) sehingga orang tidak usah jauh-jauh cari se’i babi di Baun, kira-kira Ama di Baun itu terkejut, terganggu dan terancam atau tidak? Saya bahkan pernah baca tulisan di sebuah mobil yang berbunyi : Jangan tertipu! Se’i Babi yang sebenarnya diasap bukan dibakar!!!” Adakah kalimat ini adalah ekspresi dari perasaan terkejut, terganggu dan terancam?

>Kalau saudara adalah seorang pengkhotbah yang digemari orang dan tiba-tiba muncul seorang pengkhotbah lain yang bisa berkhotbah dengan lebih baik dan lebih menarik dan menarik lebih banyak simpati pendengar, apakah saudara merasa terkejut dan terganggu dan merasa terancam atau tidak? 

>Kalau saudara sudah mempunyai gereja dan tiba-tiba saudara mendengar ada gereja baru yang lebih hidup dan lebih bagus, dan banyak orang pergi ke gereja itu, apakah saudara akan merasa terkejut, terganggu dan terancam? 

Note : Untuk yang ini, saya yakin ada banyak orang, ada banyak gereja dan pendeta yang merasa terkejut, terganggu dan terancam dengan kehadiran gereja Revival. Mengapa? Karena banyak jemaat mereka yang sudah tidak muncul di gereja mereka lagi (walaupun masih berstatus jemaat) dan tiap minggu muncul di Revival. Mereka lalu mencap Revival sebagai ”Pencuri domba”. Mengapa bisa demikian? Itu ekspresi dari perasaan terkejut, terganggu dan terancam.

Jikalau perasaan terkejut, terganggu dan terancam seperti ini ternyata ada juga di dalam diri kita saat melihat orang lain, lalu akhirnya muncul perasaan tidak suka, benci, dan iri-hati, kemudian kita menggunakan cara-cara licik/kekerasan untuk mengatasi itu, kalau begitu apa bedanya kita dengan Herodes? Kita mungkin tidak membunuh orang secara fisik seperti Herodes, tapi bukankah adanya perasan iri hati dan kebencian itu sendiri sudah merupakan pembunuhan?

1 Yohanes 3:15 - Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. ....”
Di samping perasaan yang sama itu pula yang ada di dalam Herodes. Jadi apa bedanya kita dengan Herodes?

Karena itu jikalau saudara melihat ada orang lain lebih dihargai dan diterima, pekerjaannya lebih bagus, pangkat dan gajinya lebih tinggi, wajah lebih cantik/ganteng, penampilan lebih menarik, suara lebih bagus, otak lebih cerdas, kemampuan lebih banyak, kualitas lebih baik, karunia lebih menonjol, duit lebih banyak, dll, lalu saudara merasa benci, iri hati dan tersaingi / terancam / terganggu, sadarlah bahwa di dalam pikiran dan hatimu sudah ada roh Herodes di sana yang membuat saudara tidak ada beda dengan serigala itu.

Pengalaman hidup Herodes menunjukkan kepada kita betapa bahayanya sebuah perasaan iri, perasaan terganggu dan tersaingi seperti itu. Perasaan iri itulah yang menyebabkan Kain membunuh Habel (Kejadian 4), saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf ke Mesir dan Saul mengejar dan hendak membunuh Daud. Karena itu biarlah kita mengoreksi diri sendiri, apakah di dalam hati kita ada perasaan-perasaan seperti itu ketika melihat orang lain lebih dari kita atau tidak? Jikalau ada, baiklah kita bertobat dan membuang semua perasaan seperti seperti itu karena pada akhirnya perasaan itu akan melahirkan dosa-dosa yang lain di samping itu akan merugikan diri kita sendiri.

Ayub 5:2 : ‘Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.

Amsal 14:30 : “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.

b. Herodes adalah gambaran dari orang yang terlibat di dalam pekerjaan rohani dengan motivasi yang salah dan menolak Kristus.

Di part 2 sudah saya jelaskan bahwa Herodeslah yang membangun Bait Allah bagi orang Yahudi, sebuah Bait Alah yang sangat megah melampaui Bait Allah Salomo. Bait Allah adalah Rumah Allah, tempat di mana Allah berdiam, tempat di mana umat beribadah kepada Allah. Itu berarti bahwa Herodes telah terlibat dalam sebuah proyek rohani yang besar. Tidak bisa disangkal bahwa Herodes telah mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk pekerjaan pembangunan Bait Allah ini. 

Tetapi pertanyaan bagi kita sekarang adalah apakah Herodes memang melakukan semua itu demi Allah? Apakah Herodes melakukan semua itu karena ia mengasihi dan menghormati Allah? Apakah ia melakukan semua itu demi kemuliaan Allah? Tidak! Herodes melakukan semua itu demi kepentingan politik. Dia melakukan itu agar dia bisa mendapatkan simpati orang Yahudi yang akan berpengaruh pada kedudukannya sebagai raja orang Yahudi. Itu berarti bahwa dia melakukan pekerjaan rohani itu bukan untuk Tuhan tetapi untuk diri sendiri. Di sini kita melihat motivasi yang salah dari Herodes. 

Tetapi otak Herodes ini ternyata masih laku sampai sekarang. Ada banyak politikus yang mendekati Pemilu atau Pilkada lalu bersikap baik, menolong dan membantu gereja. Bahkan tidak tanggung-tanggung mengeluarkan banyak uang untuk mendukung kegiatan gereja. Tujuan mereka sebenarnya bukan untuk kemuliaan Tuhan melainkan untuk kepentingan diri sendiri agar anda memilih dia saat berada di dalam TPS.

Kalau saudara melakukan sesuatu pelayanan, atau kalau saudara menyumbangkan sesuatu untuk gereja/pelayanan, tapi sebenarnya motivasinya salah, bukan untuk Tuhan tetapi untuk diri saudara sendiri, maka saudara tidak ada beda dengan Herodes. Dan banyak orang seperti itu, banyak hamba Tuhan dan pendeta seperti itu. Mereka melayani bukan karena panggilan, bukan untuk kemuliaan Tuhan melainkan untuk perut mereka sendiri.

Roma 16:18 - Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. ....

Lebih fatal daripada itu adalah fakta bahwa Herodes membangun Bait Allah tapi saat Allah itu menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, ternyata Herodes bukan saja tidak menerimanya, bahkan hendak membinasakan-Nya. Tragis memang, dia telah banyak terlibat dan berkorban untuk ”pekerjaan Tuhan”, tetapi dia menolak Tuhan sendiri. Saya yakin Herodes sudah ada di neraka sekarang ini. 


Banyak orang sekarang seperti Herodes ini. Mereka begitu aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani (Paduan Suara, Vocal Grup, ibadah, pelayanan diakonia, pawai paskah, menjadi pendeta/majelis, bermain musik di gereja, menjadi panitia perayaan gerejawi, panitia pembangunan gereja, menjadi sponsor kegiatan gereja, dll) tapi sesungguhnya mereka tidak pernah menerima Kristus dalam hati mereka. Orang-orang seperti ini kalau mereka mati tanpa Kristus maka mereka akan menyusul senior mereka ini (Herodes) ke neraka. 

Semua ini menunjukkan bahwa apa pun yang saudara lakukan, kalau saudara masih belum menerima Yesus dalam hati saudara maka semuanya akan sia-sia. Saudara akan masuk neraka! Karena itu biarlah kita semua memeriksa diri, apakah kita sudah menerima Kristus atau belum. Kalau saudara menerima Kristus, maka lakukanlah pelayanan kepada-Nya dengan sebaik-baiknya. Saudara mati masuk surga dan akan menerima upahnya di surga. Tapi kalau belum menerima Kristus, stop dulu semua pelayanan itu! Terima Kristus dulu baru lanjutkan pelayanan-pelayanan/aktivitas rohani saudara karena Alkitab berkata :

Roma 14:23 – ”... Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. 
Termasuk pelayanan. Jadi kalau saudara tetap melayani tanpa menerima Kristus, saudara hanya memperbanyak dosa. Renungkanlah semuanya ini!.

Ikuti saya di Google News untuk membaca artikel lainnya :



- AMIN -
Next Post Previous Post