MATIUS 14:1-12 (JATIDIRI HERODES ANTIPAS)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
BACAAN: MATIUS 14:1-12.
I) Herodes.

A) Jatidiri Herodes:

1) Yang dimaksud dengan Herodes di sini adalah Herodes Antipas, anak Herodes yang Agung (Herod the Great). Herodes yang Agung mempunyai banyak anak, antara lain: Aristobulus, Filipus I, (suami pertama dari Herodias), Archelaus, Antipas, Filipus II.
MATIUS 14:1-12 (JATIDIRI HERODES)
gadget, bisnis, otomotif
2) Secara sah, Herodes Antipas bukanlah raja.

Matius 14: 1: ‘raja wilayah’ dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘tetrarch’ yang artinya adalah ‘penguasa suatu daerah’. Tetapi ia memang sering disebut ‘raja’ (bdk. Matius 14:  9) sebagai penghormatan.

B) Dosa Herodes:

Ia kawin dengan Herodias (Matius 14: 3-4). Mengapa hal ini merupakan dosa?

1) Karena Herodias adalah istri dari Filipus I, saudara dari Antipas sendiri. Ini melanggar Imamat 18:16.

2) Herodes Antipas sendiri menceraikan istrinya, yaitu anak perempuan dari Aretas, raja dari Nabatean Arab, supaya ia bisa kawin dengan Herodias.

3) Herodias adalah anak dari Aristobulus (saudara dari Antipas). Jadi, Herodias adalah keponakan dari Antipas. Pernikahan seperti ini melanggar Imamat 18:6,12,13!

II) Yohanes Pembaptis menegur Herodes.

1) Kita tidak tahu bagaimana Yohanes Pembaptis bisa sampai ke istana Herodes dan menegur Herodes. Ada beberapa kemungkinan:

a) Ia mendapat pimpinan ilahi supaya ada persamaan antara dia dan Elia, yang menegur raja Ahab.

b) Herodes memanggil Yohanes Pembaptis dengan harapan Yohanes Pembaptis mau merestui pernikahan yang sudah ia lakukan. Tetapi ternyata Yohanes Pembaptis adalah nabi yang tidak mengenal kompromi, sehingga Herodes justru ditegur.

c) Yohanes Pembaptis menyinggung pernikahan Herodes dalam khotbahnya, sehingga ia dipanggil oleh Herodes. Tetapi di depan Herodes, ia justru menegur Herodes.

2) Yohanes Pembaptis menegur seorang raja / penguasa (Matius 14:  3-4):

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

a) Yohanes Pembaptis tidak berusaha menyenangkan Herodes, sekalipun Herodes adalah seorang raja / penguasa. Yohanes Pembaptis justru menegur pernikahan Herodes (Matius 14:  3-4) dan juga dosa-dosa Herodes yang lain (Lukas 3:19). Seorang nabi palsu memang selalu berusaha menyenangkan orang, apalagi seorang raja, tetapi seorang nabi asli tidak demikian (bdk. 1Raja-raja 22, khususnya Matius 14:  13-14!).

b) Banyak pengkhotbah berani menegur ‘orang kecil’, tetapi tidak banyak yang berani menegur ‘orang gede’ (orang kaya, pejabat, majelis, dsb). Ini salah!

c) Dalam memberitakan Firman Tuhan, seorang pengkhotbah mempunyai hak menegur siapa saja! Raja sekalipun! Jadi, jelas bahwa pengkhotbah mempunyai hak, juga untuk menegur Majelis gereja; ia mempunyai hak mengkhotbahkan sesuatu yang menentang tata gereja yang salah, dan sebagainya. Ini bukan ‘tidak etis’! Ingat Martin Luther yang juga menentang ajaran / praktek / tradisi / tata gereja dari gereja Roma Katolik.

d) Yohanes Pembaptis adalah contoh orang yang tidak takut kepada manusia tetapi hanya takut kepada Tuhan (bdk. Matius 10:28). Dalam menegur Herodes, tentu ia menyadari resiko untuk dibunuh, tetapi ia tetap menegur Herodes! Apakah saudara takut kepada Tuhan atau kepada manusia?

e) Banyak orang beranggapan bahwa hamba Tuhan harus cinta damai, dan karena itu tidak boleh ‘bikin ribut’. Tetapi Yohanes Pembaptis justru sengaja ‘bikin ribut’. Jadi jelaslah bahwa dalam kasus-kasus tertentu, khususnya pada waktu kebenaran diinjak-injak, orang kristen tidak harus mempertahankan damai. Kita justru harus ‘bikin ribut’! Kita tidak boleh mengutamakan damai dari pada kebenaran!

3) Benarkah tindakan Yohanes Pembaptis ini? Apa keuntungan yang didapat? Kelihatannya tidak ada! Herodes dan Herodias tidak bertobat! Bahkan ada banyak kerugian! Yohanes Pembaptis mati sehingga orang-orang percaya tidak mempunyai pemberita Firman Tuhan lagi! Jadi bagaimana? Bisakah tindakan Yohanes Pembaptis dibenarkan? Ingat bahwa:

a) Kekristenan mengajar kita untuk melakukan hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang menguntungkan! Kalau sesuatu itu benar, sekalipun akan merugikan kalau dilakukan, maka hal itu tetap harus dilakukan!

b) Sebelum menegur, Yohanes Pembaptis tidak tahu apakah Herodes akan bertobat atau tidak!

c) Teguran itu bukannya tidak berbuah! Mungkin tidak berbuah dalam diri Herodes / Herodias, tetapi berbuah dalam diri orang lain, termasuk dalam diri kita. Ini mengajar kita untuk tidak menjadi pengecut!

III) Akibat teguran Yohanes Pembaptis.

1) Herodes dan Herodias tidak bertobat.

Bertobat tidak berarti mereka harus bercerai dan kembali kepada pasangannya masing-masing. Ini akan bertentangan dengan Ulangan 24:1-4. Kalau bertobat, mereka cukup mengaku dosa di hadapan Tuhan. Tetapi inipun jelas tidak mereka lakukan!

2) Herodes dan Herodias menjadi marah sehingga Yohanes Pembaptis dipenjarakan.

Apakah Matius 14: 5 bertentangan dengan Markus 6:19-20? Tidak! Mungkin mula-mula baik Herodes maupun Herodias ingin membunuh Yohanes Pembaptis. tetapi Herodes takut kepada orang banyak. Setelah beberapa waktu, kemarahan Herodes sudah surut sehingga ia tidak lagi ingin membunuh, tetapi Herodias tetap mendendam dan ingin membunuh, dan Herodes menghalangi dia.

Lalu, mengapa ia tetap memenjarakan Yohanes Pembaptis? Mungkin untuk menghajar dia, mungkin juga untuk membungkam dia! Banyak orang kafir senang membungkam mulut hamba Tuhan yang menegur dia.

Bagaimana kehidupan Yohanes Pembaptis di dalam penjara?

a) Ia mengalami saat-saat yang berat (Matius 11:2-3).

b) Herodes senang mendengar dia (Markus 6:20), tetapi Herodes tidak bertobat. Banyak orang kristen seperti ini! Senang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak bertobat!

3) Yohanes Pembaptis dipenggal.

a) Salome (anak Herodias) menari sehingga menyukakan Herodes.

b) Herodes bersumpah sembarangan (Matius 14:7 Markus 6:22-23).

· ini sumpah untuk sesuatu yang tak penting, dan bertentangan dengan Matius 5:34-37.

· ia menjanjikan sesuatu tanpa dipikir (bdk. Amsal 29:20).

c) Atas hasutan Herodias, Salome meminta kepala Yohanes Pembaptis (Matius 14: 8).

d) Herodes:

· sedih, tetapi percuma.

· tak mau mengakui kesalahan (karena gengsi!).

· mengabulkan permintaan Salome, karena tamu-tamunya (Matius 14:  9). Dari sini terlihat bahwa:

* ia selalu mempertimbangkan manusia, bukan Allah (Matius 14:  5,9).

* ia seharusnya mempunyai hak menolak, karena ia menjanjikan pemberian, bukan pembunuhan.

* kalaupun penolakannya dianggap melanggar sumpah, ia seharusnya memilihi untuk melanggar sumpah dari pada membunuh.

IV) Akibat / hukuman dosa Herodes.

1) Matius 14:2 jelas menunjukkan bahwa ia dihantui oleh rasa bersalah.

Ia membuang ‘human accuser’ (= penuduh manusia), yaitu Yohanes Pembaptis, tetapi sekarang ada ‘divine accuser’ (= penuduh ilahi).

2) Sejarah menunjukkan bahwa:

a) Orang-orang Yahudi marah kepada Herodes.

b) Aretas (mertua Herodes) marah karena anaknya dicerai dan ia memerangi Herodes dan menghancurkan tentara Herodes. Hanya karena campur tangan pihak Roma maka Herodes bisa selamat.

c) Kaisar Caligula (39-41 M) mengangkat Agripa I (saudara Herodias) menjadi raja untuk menggantikan Filipus II yang mati. Ini membuat Herodias iri hati sehingga ia mendesak Herodes untuk juga menghadap kaisar Caligula dan meminta untuk dijadikan raja juga (ingat bahwa Herodes Antipas sebetulnya bukan raja). Herodes mula-mula menolak, tetapi karena terus didesak, ia menuruti istrinya. Tetapi Agripa I mendengar hal itu dan ia lalu mengirim surat kepada Caligula yang menunjukkan bahwa Herodes berkomplot untuk melawan Caligula. Pada saat Herodes berhadapan dengan Caligula, di tangan Caligula ada surat dari Agripa I. Herodes tak bisa mengalahkan tuduhan-tuduhan itu sehingga Caligula akhirnya percaya kepada Agripa I. Herodes akhirnya dicopot jabatannya, kekayaannya dirampas, dan ia dibuang dalam pembuangan. Caligula tahu bahwa Herodias adalah saudara Agripa I, sehingga Herodias tidak ikut dibuang. Tetapi Herodias sendiri ingin setia kepada Herodes sehingga ia ikut ke dalam pembuangan. Inilah nasib Herodes dan Herodias!

Penutup.

Orang jahat yang menentang Firman Tuhan, dan bahkan menindas hamba Tuhan, mula-mula bisa kelihatan menang. Tetapi Tuhan itu adil, sehingga akhirnya orang-orang seperti itu pasti hancur! Karena itu jangan saudara mengeraskan hati pada waktu mendengar teguran dari Firman Tuhan!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post