TAFSIRAN AYUB 1:6-12
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Ayub 1:6-12 - “(6) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. (7) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’ (8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.’ (9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. (11) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’ (12) Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.’ Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.”.
1) Ayub 1: 6: “Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.”.
a) Pemandangan yang mirip dengan ini adalah seperti dalam penglihatan nabi Mikha dalam 1Raja-Raja 22:19-23 - “(19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.
b) Hurufiah atau simbolis?
1. Ada yang menganggap bahwa bagian ini tidak boleh diartikan secara hurufiah.
Matthew Poole: “But you must not think that these things were really done, and that Satan was mixed with the holy angels, or admitted into the presence of God in heaven, ... but it is only a parabolical representation of that great truth, that God by his wise and holy providence doth govern all the actions of men and devils to his own ends;” [= Tetapi jangan berpikir bahwa hal-hal ini betul-betul terjadi, dan bahwa Setan bercampur dengan malaikat-malaikat kudus, atau diijinkan masuk ke hadapan Allah di surga, ... tetapi ini hanya merupakan penggambaran yang mengumpamakan kebenaran yang besar, bahwa Allah oleh providensiaNya yang bijaksana dan kudus memang menguasai / memerintah semua tindakan-tindakan dari manusia dan malaikat bagi tujuanNya sendiri;] - hal 922.
Saya tidak setuju dengan penafsiran ini. Kalau dalam Kej 3 setan bisa masuk ke taman Eden, apa alasannya dia tidak mungkin masuk ke surga, seperti yang terjadi di sini? Tentu ia tidak akan bisa masuk kalau Allah tidak mengijinkan. Tetapi kalau Allah mengijinkan dia masuk ke taman Eden, maka bukan merupakan hal yang mustahil kalau Allah juga mengijinkan setan masuk ke surga, dengan alasan / tujuan tertentu.
2. Kebanyakan penafsir menganggap bahwa ini merupakan kejadian hurufiah.
Barnes’ Notes: “He came as a spirit that was subject to the control of Jehovah;” [= Ia datang sebagai roh yang tunduk pada penguasaan Yehovah;] - hal 101.
Barnes’ Notes: “It is to be observed, that Satan, no less than the other celestial spirits, is subject to the government of God, and dependent on his commands ... Jehovah uses the ministry of this demon to execute punishment, or when from any other cause it seemed good to him to send evil upon men. But he, although incensed against the race of mortals, and desirous of injuring, is yet described as bound with a chain, and never dares to touch the pious unless God relaxes the reins.” [= Harus diperhatikan bahwa Setan, sama seperti roh-roh surgawi yang lain, tunduk pada pemerintahan Allah, dan tergantung pada perintah-perintahNya ... Yehovah menggunakan pelayanan setan untuk melaksanakan hukuman, atau pada waktu karena sebab yang lain Ia menganggap baik untuk mengirimkan bencana kepada manusia. Tetapi ia, sekalipun marah terhadap manusia, dan ingin menyakiti, tetap digambarkan terikat dengan rantai, dan tidak pernah berani menyentuh orang saleh kecuali Allah melonggarkan kekangnya.] - hal 101.
Pulpit Commentary: “if Satan can find his way into the assemblies of God’s sons in heaven, it need hardly surprise one to detect him amongst the congregations of God’s children on earth.” [= jika Setan bisa menemukan jalan ke dalam perkumpulan anak-anak Allah di surga, tidak usah kaget jika menemukan dia di antara jemaat anak-anak Allah di bumi.] - hal 11.
c) ‘anak-anak Allah’.
Istilah ini jelas menunjuk kepada para malaikat. Mengapa mereka disebut sebagai ‘anak-anak Allah’?
Kata ‘Bapa’ memang bisa diartikan sebagai ‘sumber’ / ‘pencipta’, seperti dalam:
1. Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”.
2. Yohanes 8:44 - “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”.
Dalam Yesaya 9:5 Yesus dikatakan sebagai ‘Bapa yang kekal’ (seharusnya ‘Bapa dari kekekalan’). Ini berarti bahwa Yesus adalah sumber / pencipta dari kekekalan. Dan dalam Yoh 8:44, Iblis disebut sebagai ‘bapa segala dusta’, artinya ia adalah sumber / pencipta segala dusta.
Kalau kata ‘Bapa’ bisa diartikan sebagai sumber / pencipta, maka adalah sesuatu yang logis kalau kata ‘anak’ bisa diartikan sebaliknya, yaitu sebagai ‘ciptaan’. Dan mungkin arti inilah yang diambil pada waktu Adam, dan juga malaikat, disebut dengan istilah ‘anak Allah’(Lukas 3:38 Ayub 1:6). Saya katakan ‘mungkin’, karena masih ada kemungkinan lain, yaitu dengan mengartikan kata ‘anak’ sebagai ‘kemiripan’, seperti pada waktu ada orang-orang yang disebut sebagai ‘anak Iblis’ (1Yoh 3:10). Tetapi saya lebih setuju dengan penafsiran yang pertama.
Tetapi pada saat Yesus disebut sebagai ‘Anak Allah’, pasti kata ‘Anak’ ini digunakan dalam arti yang berbeda, karena:
a. Pada waktu Ia menggunakan istilah ‘Anak Allah’ untuk diriNya Ia dituduh menyamakan / menyetarakan diri dengan Allah, dan Ia tidak menyangkal tuduhan tersebut! Bdk. Yohanes 5:18 Yohanes 10:30-36.
b. Selain disebut ‘Anak Allah’, Ia juga disebut ‘Anak TunggalAllah / Bapa’.
Kalau Yesus disebut ‘Anak’ dalam arti bahwa Ia dicipta oleh Allah, bagaimana mungkin Ia disebut ‘Anak yang Tunggaldari Allah / Bapa’?
c. Berbeda dengan Adam dan malaikat-malaikat, yang oleh bagian-bagian lain dari Kitab Suci dikatakan sebagai diciptakan oleh Bapa / Allah (Kej 1 Yohanes 1:3); maka untuk Yesus, Kitab Suci tidak pernah mengatakan seperti itu. Sebaliknya Kitab Suci menggambarkan Dia sebagai Pencipta (Yohanes 1:3,10 Ibrani 1:10).
d) Ayub 1: 6: ‘Iblis’.
Kata Ibraninya adalah HASSATAN. Artinya ‘the adversary’ [= si musuh]. Dalam bahasa Yunani diterjemahkan: DIABOLOS. Dari sini diturunkan kata bahasa Inggris ‘devil’ [= setan]. Tetapi ada yang berkata bahwa kata ‘devil’ berasal dari kata-kata ‘the evil’ / ‘si jahat’ (Clarke hal 25).
Jamieson, Fausset & Brown: “‘Satan.’ ... In the book of Job first Satan is designated by name: Satan, in Hebrew Saataan, an adversary in a court of justice (1 Chr. 21:1; Ps. 109:6; Zech. 3:1). The accuser
(Rev. 12:10).” [= ‘Iblis’. ... Dalam kitab Ayub Iblis untuk pertama kalinya ditunjuk dengan nama: Iblis, dalam bahasa Ibrani SAATAAN, seorang musuh dalam sidang pengadilan (1Taw 21:1; Mazmur 109:6; Zakh 3:1). Penuduh / pendakwa (Wahyu 12:10).].
e) Ayub 1: 6: ‘di antara’.
Francis I. Andersen (Tyndale): “In many places the preposition ‘among’ is used to refer to an intruder. It is because the Satan has no right to be there that he alone is asked his business.” [= Dalam banyak tempat kata depan ‘di antara’ digunakan untuk menunjuk kepada seorang penyusup. Karena Setan tidak mempunyai hak untuk berada di sana maka hanya ia saja yang ditanyai tentang kegiatannya.] - hal 82.
2) Ayub 1: 7: “Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’”.
a) Pertanyaan Tuhan dalam ay 7a tidak menunjukkan bahwa Allah tidak tahu tentang aktivitas setan sehingga perlu bertanya kepada setan. Ini tidak terlalu berbeda dengan waktu Allah menanyai Adam dalam Kej 3:9b - “Dimanakah engkau?”. Tuhan menanyai setan, boleh dikatakan seperti meminta suatu pertanggung-jawaban.
Keil & Delitzsch: “It is implied in the question that his business is selfish, arbitrary, and has no connection with God.” [= Secara tidak langsung terlihat dari pertanyaan itu bahwa kegiatannya bersifat egois, sewenang-wenang / semaunya sendiri, dan tidak mempunyai hubungan dengan Allah.] - hal 54-55.
Awas, ini tidak berarti bahwa ia bisa bertindak di luar kontrol dari Allah.
b) Jawaban setan dalam ay 7b menunjukkan aktivitas setan.
Ay 7: “Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’”.
Ini menunjukkan bahwa setan mempunyai aktivitas di bumi, bukan di neraka! Tujuan dari aktivitas ini bisa dilihat dalam 1Petrus 5:8 - “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”.
KJV: ‘walketh about’ [= berjalan-jalan].
RSV/NIV: ‘prowls around’ [= berkeliling].
Calvin:
1. “the Devils are always busy to procure our destruction, that they go about the earth, that they be never away from us, that they be ever seeking means to get into us, and that as soon as they find never so small a breach, they enter into us to throw us into endless destruction,” [= setan selalu sibuk untuk menyebabkan kehancuran kita, sehingga mereka menjelajah bumi, tidak pernah jauh dari kita, selalu mencari jalan untuk memasuki kita, dan begitu mereka menemukan celah yang kecil, mereka masuk ke dalam kita untuk melemparkan kita pada kehancuran kekal,] - ‘Sermons on Job’, hal 17.
2. “Wherefore, when we feel any wicked desire in ourselves, so as we be carried, some to one lewd lust, and some to another: we must mark that it is the enemy that worketh so craftily. And thus we find by experience, that the Devils are ever practicing against us: specially against those to whom God hath given wisdom and knowledge.” [= Karena itu, pada waktu kita merasakan keinginan jahat apapun dalam diri kita, sehingga kita dibawa pada nafsu yang kotor / cabul atau yang lain: kita harus memperhatikan bahwa itu adalah musuh yang bekerja dengan begitu ahli. Dan dengan demikian kita mendapatkan melalui pengalaman, bahwa Setan selalu bekerja menentang kita: khususnya menentang mereka kepada siapa Allah telah memberikan hikmat dan pengertian.] - ‘Sermons on Job’, hal 17.
3. “under his person we are advertised, that we shall never serve God without great difficulties and many hindrances which the Devil stirreth up: so as if we will keep the right way, it behoveth us to leap over the trenches, to step over the stones, and to march among the thorns. ... God giveth us warning, that we cannot live holily without great battles and great hardness.” [= dalam dirinya ditunjukkan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah melayani Allah tanpa kesukaran-kesukaran yang besar dan banyak halangan yang ditimbulkan oleh Setan: sehingga jika kita mau menempuh jalan yang benar, kita harus meloncati parit-parit, melangkahi batu-batu, dan berjalan melalui duri-duri. … Allah memberi kita peringatan, bahwa kita tidak bisa hidup dengan kudus tanpa pertempuran-pertempuran yang besar dan kesukaran yang besar.] - ‘Sermons on Job’, hal 18.
Matthew Henry mengatakan bahwa dalam kata-kata Iblis ini ia membanggakan diri karena semua orang tunduk kepadanya. Karena itu maka Allah menjawab dengan menunjukkan adanya orang yang saleh seperti Ayub (Ayub 1: 8).
c) Kalau setan begitu sibuk, rajin dan tekun untuk menyerang, maka kita juga harus sibuk, rajin dan tekun untuk bekerja bagi Tuhan, dan menolong orang-orang yang diserang oleh setan.
Pulpit Commentary: “If he thus wanders, so should the Christian missionaries. Wherever the bite of the serpent is found, there should the healing balm be sent.”[= Jika ia mengembara seperti itu, maka para misionaris Kristen juga harus begitu. Dimanapun gigitan sang ular ditemukan, di sana harus dikirimkan balsem penyembuh.]- hal 30.
3) Ayub 1: 8-12: “(8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.’ (9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. (11) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’ (12) Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.’ Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.”.
a) Allah yang memulai pembicaraan dengan setan tentang Ayub (Ayub 1: 8); dengan kata lain, semua ini terjadi karena inisiatif dari Allah! Karena itu, semua ini bisa terjadi, karena penentuan dan pengaturan Allah!
Calvin: “while we live here below, we be not governed by fortune, but God hath an eye upon us, and full authority over us, as good reason is he should have, seeing that we be his creatures. For anon after we shall see, how it pleased God to afflict Job, wherein the chief thing that is principally touched, is that God hath the direction of the world, and that there is not any thing done, which is not disposed by him.” [= pada waktu kita hidup di sini di bawah, kita tidak diatur oleh nasib, tetapi Allah memperhatikan kita, dan mempunyai otoritas penuh atas kita, dan Ia mempunyai alasan yang kuat, mengingat bahwa kita adalah makhluk ciptaanNya. Karena segera akan kita lihat, bagaimana Allah berkenan / menghendaki untuk membuat Ayub menderita, dalam mana hal utama yang paling ditekankan adalah bahwa Allah mengarahkan dunia ini, dan bahwa tidak ada apapun yang terjadi yang tidak ditentukan / diatur olehNya.] - ‘Sermons on Job’, hal 14.
b) Pujian Allah terhadap Ayub membangkitkan ketidak-senangan dalam diri Iblis, dan juga sekaligus fitnahannya.
Ayub 1: 8-9: “(8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.’ (9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?”.
Matthew Henry: “How impatient the devil was of hearing Job praised, though it was God himself that praised him. Those are like the devil who cannot endure that any body should be praised but themselves,” [= Betapa tidak sabarnya Iblis mendengar Ayub dipuji, sekalipun Allah sendiri yang memujinya. Mereka yang tidak dapat tahan mendengar orang lain, selain diri mereka sendiri, dipuji, adalah seperti Iblis,].
Matthew Henry: “See how slyly he censured him as a hypocrite, not asserting that he was so, but only asking, ‘Is he not so?’ This is the common way of slanderers, whisperers, backbiters, to suggest that by way of query which yet they have no reason to think is true. Note, It is not strange if those that are approved and accepted of God be unjustly censured by the devil and his instruments;” [= Lihatlah betapa dengan licik ia mencelanya sebagai seorang munafik, tidak menegaskan bahwa ia adalah demikian, tetapi hanya bertanya, ‘Apakah ia tidak demikian?’. Ini merupakan cara yang umum dari pemfitnah-pemfitnah dan penggosip-penggosip, untuk mengusulkan hal itu dengan cara menanyakan, padahal mereka tidak mempunyai alasan untuk menganggapnya sebagai benar. Perhatikan, Bukanlah sesuatu yang aneh bahwa mereka yang direstui dan diterima oleh Allah dicela secara tidak benar / tidak adil oleh Iblis dan alat-alatnya;].
Bandingkan dengan orang yang tanya / hasut melalui WA: ‘Kamu tidak diajak ke Malaysia?’, atau ‘Kamu tidak diajak makan durian?’. Orang ini pasti dapat ilham dari setan!
c) Apa yang dikatakan oleh Iblis dalam ay 9-11 ini pada umumnya benar.
Ayub 1: 9-11: “(9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. (11) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’”.
Kebanyakan orang takut atau cinta kepada Allah, pada saat segala sesuatu berjalan lancar. Tetapi pada waktu datang segala macam penderitaan, mereka lalu mengomel, marah kepada Allah, dan bahkan meninggalkan Allah.
Barnes’ Notes: “the question here proposed may, it is to be feared, be asked with great propriety of many professors of religion who are rich; it should be asked by every professed friend of the Most High, whether his religion is not selfish and mercenary.” [= dikuatirkan bahwa pertanyaan yang dikemukakan di sini bisa dipertanyakan dengan tepat / cocok tentang banyak pengaku-pengaku agama yang kaya; itu harus dipertanyakan oleh setiap orang yang mengaku sebagai sahabat dari Yang Maha Tinggi, apakah agamanya tidak bersifat egois dan mata duitan / berdasarkan uang.]- hal 103.
Jamieson, Fausset & Brown: “Satan’s words are too true of many. Take away their prosperity and you take away their religion (Mal. 3:14).” [= Kata-kata Iblis terlalu benar tentang banyak orang. Ambillah / hilangkanlah kemakmuran / kekayaan mereka dan engkau mengambil / menghilangkan agama mereka (Mal 3:14).].
Mal 3:14-15 - “(14) Kamu berkata: ‘Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadapNya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? (15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga.’”.
Calvin berkata bahwa ada banyak orang yang tidak mengetahui adanya sifat memberontak dan jahat dalam dirinya, dan mengira bahwa dirinya adalah orang yang saleh. Supaya mereka mengerti bagaimana diri mereka sebenarnya, maka Allah membiarkan mereka dicobai / diserang oleh Setan. Pada waktu itu mereka lalu marah kepada Tuhan dsb, dan barulah mereka sadar siapa diri mereka sebenarnya.
d) Perbandingan godaan di sini dan di taman Eden.
Ayub 1: 9-11: “(9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. (11) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’”.
Kejadian 3:1-5 - “(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’ (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.’ (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’”.
BACA JUGA: ORANG KRISTEN DAN HARTA DUNIA
Wycliffe Bible Commentary: “In the temptation in Eden, Satan disparaged God to man; here he disparages man to God. But he used the same subtle technique in both instances. He began with an insinuating question, then moved boldly on to outspoken contradiction of the divine word.” [= Dalam pencobaan di Eden, Iblis merendahkan Allah kepada manusia; di sini ia merendahkan manusia kepada Allah. Tetapi ia menggunakan tehnik licik yang sama dalam kedua peristiwa. Ia mulai dengan suatu pertanyaan yang menyindir / menuduh secara tak langsung, lalu bergerak dengan berani pada suatu pertentangan terang-terangan dengan firman Allah.].
e) Perbandingan serangan / fitnahan Iblis di sini dengan serangan / fitnahan teman-teman Ayub.
Matthew Henry: “Job’s friends charged him with hypocrisy because he was greatly afflicted, Satan because he greatly prospered. It is no hard matter for those to calumniate that seek an occasion.” [= Teman-teman Ayub menuduhnya dengan kemunafikan karena ia sangat menderita, Iblis menuduhnya karena ia sangat makmur. Bukan suatu hal yang sukar bagi mereka yang memfitnah untuk mencari suatu kesempatan / kejadian.].
Contoh: kalau pendeta gemuk dikatakan tidak bisa menguasai diri, tetapi kalau kurus dikatakan tidak ada berkat. Kalau pendeta makan di warung dikatakan memalukan, kalau makan di restoran dikatakan berfoya-foya.
f) Kata-kata setan dalam ay 10 adalah benar.
Ayub 1: 10: “Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.”.
1. Kalau kita bisa tidak mengalami bencana, itu disebabkan oleh karena Allah memagari kita dan milik kita.
Calvin: “without him we should perish a hundred thousand times a day,” [= tanpa Dia kita akan binasa 100.000 x sehari,] - ‘Sermons on Job’, hal 20.
Penerapan: pernahkah saudara bersyukur kepada Tuhan karena tidak mengalami bencana (bencana alam, kerusuhan, penyakit, kecelakaan, usaha bangkrut, dipecat dari pekerjaan, kematian orang yang dicintai, dsb)?
2. Kalau kita berhasil dalam apapun, itu karena Tuhan memberkati usaha kita.
Matthew Henry: “Without that blessing, be the hands ever so strong, ever so skilful, the work will not prosper; but, with that, his substance has wonderfully increased in the land. The blessing of the Lord makes rich: Satan himself owns it.” [= Tanpa berkat itu, sekalipun tangan begitu kuat, dan begitu terampil, pekerjaan / usaha tidak akan berhasil; tetapi dengan berkat itu, kekayaannya bertambah secara luar biasa di negeri itu. Berkat Tuhan membuat kaya: Iblis sendiri mengakuinya.].
Bandingkan dengan:
a. Mazmur 127:1 - “[Nyanyian ziarah Salomo.] Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”.
b. Amsal 10:22 - “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”.
c. Amsal 22:2 - “Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.”.
g) Ayub 1: 12: “Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.’ Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.”.
Barnes’ Notes: “it is manifest that hitherto Satan had no power to injure even his property. He complained that God had made a hedge around all that Job possessed. Now it was all intrusted to him in order that he might make full trial of the faith of Job.” [= adalah nyata bahwa sampai saat ini Setan tidak mempunyai kuasa untuk menyerang bahkan harta milik Ayub. Ia mengeluh bahwa Allah telah membuat pagar di sekeliling semua milik Ayub. Sekarang itu semua diserahkan kepadanya supaya ia bisa melakukan pencobaan penuh terhadap iman Ayub.] - hal 104.
Jamieson, Fausset & Brown: “Satan has no power against man until God gives it. God would not touch Job with, His own hand, though Satan asks this (Job 1:11, ‘put forth thine hand’), but allows the enemy to do so.” [= Iblis tidak mempunyai kuasa terhadap manusia sampai Allah memberikannya. Allah tidak mau menyentuh Ayub dengan tanganNya sendiri, sekalipun Iblis memintanya (Ayub 1:11, ‘ulurkanlah tanganMu’), tetapi mengijinkan sang musuh untuk melakukannya.].
BACA JUGA: AYUB 2: 1-8 (PENYAKIT DAN KERASUKAN SETAN)
Wycliffe Bible Commentary: “the fact that Satan cannot tempt Job without permission, advertises his absolute subordination, along with all other creatures visible and invisible, to the God whom Job feared.” [= fakta bahwa Iblis tidak bisa mencobai Ayub tanpa ijin, memperlihatkan ketundukannya yang mutlak, bersama-sama dengan semua makhluk yang lain, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, kepada Allah yang ditakuti oleh Ayub.].
Calvin: “God ... knowing what the issue of Job’s afflictions should be, had determined in his own purpose to scourge him, and so you may see he did it not at Satan’s instigation.” [= Allah … dengan mengetahui apa / bagaimana hasil dari penderitaan Ayub, telah menentukan dalam rencanaNya untuk menyesahnya, dan dengan demikian engkau bisa melihatnya bahwa Ia tidak melakukannya karena hasutan Setan.] - ‘Sermons on Job’, hal 21.
Kata-kata Calvin di sini harus diperhatikan khususnya dalam penafsiran Ayub 2:3 - “Firman TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.’”.
Jadi, ayat ini tidak boleh diartikan bahwa setan berhasil menghasut / membujuk Tuhan sehingga mengijinkan dia untuk mencelakakan Ayub. Ingat bahwa segala sesuatu terjadi karena penentuan, pengaturan dan inisiatif dari Tuhan.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-