3 TAFSIRAN: TETAPLAH KERJAKAN KESELAMATANMU

Pdt. Benyamin F. Intan, Ph.D.
3 TAFSIRAN: TETAPLAH KERJAKAN KESELAMATANMU
Bacaan: Filipi 2:12-13, Efesus 2:8-10.

Di dalam Filipi 2:12-13 dikatakan, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan hati yang takut dan gentar”. Terdapat 3 (tiga) tafsiran para teolog mengenai ayat ini.

Pandangan pertama menafsirkan bahwa agama Kristen tidak berbeda dengan agama lain. Maksudnya keselamatan didasarkan pada perbuatan baik sehingga dikatakan keselamatan harus dikerjakan dengan hati yang takut dan gentar. 

Pandangan ini sekaligus menolak pernyataan bahwa agama Kristen adalah agama Anugerah. Salah satu teriakan yang paling penting pada awal Reformasi di abad 16 yaitu: Sola Gracia. Hanya oleh Anugerah, manusia diselamatkan Tuhan.

Jika dikatakan bahwa keselamatan tergantung atas perbuatan dan jasa manusia, maka Saudara dan saya telah menolak Yesus. Mengapa? Karena jika memang demikian, maka Yesus tidak perlu ada. Manusia dapat selamat dengan usaha sendiri tanpa Juru Selamat. Salah satu prinsip dalam penafsiran Alkitab dari gerakan Reformasi yaitu, Scripture interprets Scripture.

Alkitab mengintepretasikan dirinya sendiri. Artinya, di dalam kalimat “tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan hati yang takut dan gentar”, dilanjutkan dengan kalimat, “karena Allah-lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.” Paulus adalah penulis yang sama yang menulis Kitab Filipi dan Efesus sehingga jika dikaitkan maka begitu jelas pesannya bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan melalui iman, jangan ada orang yang bermegah karena semua itu adalah pemberian Tuhan.

Seluruh Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu menuju kepada satu benang merah yang sangat jelas yaitu menubuatkan dan menyaksikan Kristus Yesus yang adalah Juru selamat manusia. Jadi penafsiran pertama ini tidak dapat diterima dan tidak alkitabiah.

Pandangan kedua berasal dari William Barclay, seorang teolog liberal. Dia mengatakan, “Memang benar Tuhan bekerja di dalam keselamatan mulai dari awal dan Tuhan juga yang genapkan. Namun anugerah keselamatan dari Tuhan tidak 100% karena harus ada respon manusianya sehingga dapat genap. Jadi, Keselamatan itu mengandung jasa Tuhan dan juga jasa manusia”.

Ilustrasinya: dalam satu kota semua penduduk sakit kronis kanker dan tidak ada yang bisa mengobati kecuali satu orang dokter. Dokter tersebut mengabarkan di berbagai media agar semua orang yang mau sembuh boleh datang kepadanya. Bukankah jika pasien tidak mau datang, maka pasien itu tetap sakit? Sebaliknya, jika pasien datang maka pasien akan sembuh. Begitu pula dengan keselamatan yang tidak mungkin semata-mata diperoleh dari anugerah Tuhan. Bagaimana Reformed menanggapi hal seperti ini? Alkitab mengatakan semua manusia telah mati spiritual, tidak ada yang sadar bahwa dirinya berdosa.

Namun bukankah banyak orang yang sadar bahwa dirinya mencuri atau membunuh dan ia telah melakukan pekerjaan yang jahat. Memang benar, tetapi ini bukan di dalam konteks itu, tetapi dalam konteks ilustrasi William Barclay ini. Alkitab mengilustrasikan semua manusia sudah “sakit kanker kronis” yang membawa kepada maut, tetapi tidak seorang pun yang sadar bahwa dia mengidap kanker. Manusia sadar ketika sakit secara fisik (dalam common grace) seperti sakit tenggorokan, flu, demam, dsb.

 Jikalau tidak melalui “CT-Scan canggih” maka sakit kanker ini tidak dapat dideteksi. Maksudnya Tuhan masuk ke dalam hati manusia yang sakit ini dan Roh Kudus pun menyadarkan bahwa ia adalah manusia berdosa. Orang ini pun sadar dan merasa butuh pertolongan. Lalu di situ respons dia, dia pergi ke Gereja atau ikut KKR lalu bertobat dan menerima Tuhan Yesus. 

Perhatikan di sini bahwa Anugrah Tuhan telah mendahului menyadarkan dia. Seperti manusia di dalam lumpur dosa yang pelan-pelan akan tenggelam tapi manusia tidak sadar bahwa dia sedang dalam ancaman lumpur dosa. Hanya anugerah Tuhan yang membuatnya sadar bahwa ia sedang menuju kepada kematian dosa. Oleh karena itu, pandangan William Barclay ini tidak dapat diterima.

Pandangan ketiga, yaitu orang yang setelah membaca ayat Firman, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” mengatakan, “Amin! Puji Tuhan! Sola Gracia, memang semua karena Anugerah-Nya. Tetapi kita masih hidup dalam dunia berdosa, masih bisa melakukan dosa. Saya tidak bernasib seperti penjahat di sebelah kanan salib Yesus yang setelah percaya langsung meninggal. Jadi keselamatan itu bisa hilang saat saya berdosa”.

Saya mengategorikan orang Kristen ini adalah orang Kristen deism. Deisme percaya setelah Allah mencipta alam semesta, Allah pergi membiarkannya sampai dunia ini musnah. Dunia ini berjalan seperti jam weker yang berjalan sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa Allah bukan hanya Allah yang mencipta tetapi juga Allah yang memelihara, amin? Itulah arti sebutan Yesus sebagai Imanuel (Allah beserta dengan kita). Setelah percaya Yesus, maka Roh Kudus masuk dalam hati dan termeterai sampai kita bertemu Tuhan muka dengan muka.

Dalam 2 Timotius 3:16 dijelaskan fungsi Alkitab yaitu untuk mengajar, menunjukkan kesalahan, memperbaiki kelakuan, serta mendidik orang dalam kebenaran. Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa teologi Reformed adalah teologi yang organis (teologi yang hidup). Yesus mengatakan bahwa Ia kepala dan umat-Nya adalah tubuh. 

Terdapat aliran hidup di dalamnya seperti pokok anggur dengan ranting. Yesus berkata, “Inilah Tubuh-Ku, makanlah untuk menjadi peringatan akan Aku, dan inilah darah-Ku, minumlah” Artinya terdapat hubungan organis Yesus dengan umat-Nya karena Tuhan telah memberikan meterai Roh Kudus untuk menjaga umat-Nya tetap selamat sampai bertemu langsung dengan Tuhan.

Roma 8:39 menyatakan bahwa tidak ada satu kuasa pun yang bisa memisahkan kita dari kasih Allah. Kelaparan, ketelanjangan atau pedang atau kuasa di dalam dunia ini, maupun dunia yang akan datang, tidak ada yang dapat memisahkan kita daripada kasih Kristus. seperti magnet dengan paku yang dapat menempel, itu bukan karena pakunya melainkan karena kekuatan magnet itu. 

Bukan kita yang pegang tangan Tuhan, tetapi Tuhan yang pegang tangan kita. Ketika ada yang mencoba mencabut paku dari magnet, mencabut kita dari kuasa Tuhan maka dia akan berhadapan dengan kekuatan magnet, kekuatan Tuhan.

Orang karismatik berpandangan bahwa keselamatan dapat hilang. Jika ditanya sekarang apakah mereka yakin selamat jika saat itu meninggal, mereka dapat mengatakan bahwa ia yakin selamat, tetapi di satu jam ke depan mereka sudah tidak yakin selamat. Mereka menyadari mungkin saja berdosa di waktu ke depan dan meninggal. Jika benar demikian maka sebenarnya Kristen tidak ada bedanya dengan agama lain yang tidak ada jaminan hidup. 

Sebelum Paulus menulis kalimat “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”, didahului oleh satu kalimat, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat ...”. Kalimat dalam bahasa inggrisnya: You have always obeyed, artinya Paulus ingin menekankan bahwa keselamatan dalam orang Kristen itu selama-lamanya.

Orang yang sudah percaya mungkin setelah percaya melakukan dosa tetapi Roh Kudus yang ada di dalam hatinya akan mengingatkan dia meminta ampun sebelum orang tersebut meninggal. Efesus 2:8 menyatakan bahwa keselamatan bukan karena perbuatan baik manusia, tetapi semata-mata adalah anugerah Tuhan. “For it is by grace you have been saved through faith”. You have been saved. Paulus memakai kata pasif yang artinya kamu telah diselamatkan. Kalimat pasif ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa keselamatan yang kita terima adalah pasif juga, bukan karena manusia aktif (dengan perbuatan, jasa dan usaha manusia).

Digunakan Simple Perfect Tense dan tidak memakai tenses lain karena ingin mengartikan bahwa kita sudah diselamatkan mulai sekarang atau sebelumnya sampai besok, lusa dan sampai selamanya di dalam keselamatan Tuhan. Jika memakai Past Tense, “You were saved” maka artinya menjadi kamu dulu diselamatkan, sekarang tidak tahu. Tidak dipakai Present Tense “You are saved”, kamu sudah diselamatkan tetapi besok atau satu jam lagi tidak tahu lagi.

Dengan sangat teliti Rasul Paulus menggambarkan keselamatan kita yang sudah diberikan satu jaminan. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”. Keselamatan orang Kristen tidak hanya berhenti pada keselamatan jiwa saja tetapi selanjutnya masuk dalam rencana Tuhan.

Ada pekerjaan kekal yang Tuhan percayakan dalam hidup kita. John Calvin ketika ditanya untuk apa pergi menginjili ia menjawab, “Alasan utama saudara dan saya menginjili adalah supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam orang yang kita injili”. Maksudnya kita bukan hanya telah diterangi oleh Tuhan tetapi menjadi terang yang kecil menerangi sekeliling. Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria dalam Yohanes 4:14, “Air yang akan Kuberikan kepadamu bukan hanya membuat kamu puas dan tidak haus lagi, tetapi kamu akan menjadi mata air”.

Kita telah dipercayakan pekerjaan kekal Tuhan untuk membawa keselamatan dari Tuhan kepada sesama. Inilah arti dari ”kerjakanlah keselamatanmu”. Efesus 2:10 mengatakan “Kamu buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus, untuk melakukan pekerjaan baik yang disiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kamu hidup di dalamnya.”. Ini kalimat yang sangat penting dan terdapat tiga macam anugerah / grace. “Kamu adalah buatan Allah” ini adalah anugerah umum (Common Grace), maksudnya setiap orang baik Kristen maupun non-Kristen mendapatkan anugerah yang sama seperti: oksigen, kesehatan,dsb.

Anugerah ini dikerjakan oleh oknum pertama yaitu Allah Bapa. Dilanjutkan dengan, “Diciptakan dalam Kristus Yesus “ ini adalah grace kedua yaitu Saving Grace dan berasal dari oknum kedua, Allah Anak. Dilanjutkan “ untuk melakukan pekerjaan baik yang disiapkan Allah sebelumnya”. Ini grace ketiga yang saya namakan sebagai Ministrial Grace, anugerah untuk melayani. Yesus mengatakan dalam Matius 16:19, “Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga. Apa yang dilepaskan dalam dunia ini akan terlepas di surga”.

Orang Kristen jangan berhenti sampai tahap sudah diselamatkan, tetapi harus dipakai oleh Tuhan untuk menjadi berkat kekal bagi sesama. Orang Kristen dapat diumpamakan seperti teroris yang telah membom bali dan dihukum mati. Teroris ini tidak meminta grasi/ keringanan hukuman ke Presiden karena merasa apa yang telah dibuatnya bukan kesalahan. Lalu Presiden mengunjunginya dalam tahanan, membebaskannya dari penjara serta mengangkatnya sebagai staffnya yaitu menjadi menteri pariwisata di Bali.

Saudara tahu? Inilah yang Saudara dan saya alami dalam Tuhan. Keluar dari hukuman mati bukanlah hal besar, tetapi ada hal yang lebih besar yaitu menjadi rekan sekerja Tuhan. Itulah tujuan dalam kalimat “kerjakanlah keselamatanmu”. Saat ini kita sudah mengetahui bahwa kita adalah manusia yang lemah dan berdosa. Namun lihatlah akan pekerjaan kekal dalam KKR Regional yang ada sekarang ini. Inilah satu kesempatan untuk mendukung dan terlibat. Baik itu dukung dengan doa, persembahan maupun ikut terlibat sebagai penatalayanan.

Apa artinya kalimat Paulus, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu waktu aku ada maupun aku tidak ada”. Yang pertama, Paulus telah menjadi teladan bahwa ketika ia ada maka mereka mengerjakan pelayanan yang sangat giat. Tapi Paulus melanjutkan, “Ikutlah teladanku, seperti aku mengikuti teladan Kristus”. Jadi Paulus tidak berhenti untuk mengikuti teladan-Nya saja, tetapi kepada Yesus. Sering kali orang Kristen mengatakan, “Jangan pandang saya nanti kecewa, pandang Yesus saja”.

Ini sama seperti kolonialis Belanda yang datang menginjili berkata, “ Jangan lihat kami yang sedang menjajah, lihat Yesusnya”. Ini jugalah yang membuat Gandhi gagal menjadi orang Kristen karena melihat batu sandungan yang besar dari Bristish Colonialism. Paulus mengatakan, “Baik waktu aku ada maupun aku tidak ada”. Saat ini orang yang benar-benar menjadi teladan di tengah Reformed dengan rendah hati saya katakan adalah Pdt. Dr. Stephen Tong. Beliau sering mengajarkan untuk tetap melayani Tuhan baik beliau ada maupun tidak ada.

Di Amerika ada seorang pendeta yang gerejanya cukup besar. Suatu hari keponakan senator yang menjadi kandidat Presiden saat itu mengatakan bahwa kandidat Presiden akan datang ke Gerejanya. Setelah ia mendengar hal itu ia mulai persiapan dan akhirnya berita pun tersebar karena ia mengungkapkannya dalam persekutuan doa. Paduan suara berlatih dua kali sampai tiga kali lipat dari waktu biasanya.

Di hari H nya saat pendeta ini menyambut jemaat yang sudah datang, ia mendapat kabar dari keponakan ini bahwa kandidat Presiden tidak jadi datang. Pendeta ini kecewa dan berkhotbah dengan lemas. Di tengah khotbahnya Roh Kudus mengingatkan, “Apakah kau tahu bahwa yang hadir sekarang ini adalah Allah pencipta dan Penebus jiwamu?”. Setelah diingatkan Tuhan seperti itu, ia pun menjadi yakin kembali dan berkhotbah dengan luar biasa dan berapi-api.

Paulus melanjutkan dengan kalimat, “Allah yang mengerjakan kemauan di dalam diri kita, sekaligus pekerjaan Dia menurut kerelaanNya”. Apa artinya? Jika seseorang diberikan tugas pelayanan oleh Hamba Tuhan, lalu dia menerima dengan takut dan gentar, ini tandanya positif. Ia tidak mengandalkan kekuatan dia, tetapi kekuatan Tuhan. Jikalau orang itu menerima pekerjaan dengan menganggap remeh, inilah yang tidak beres.

Takut dan gentar berarti tantangan dalam pelayanan dan hidup harus sedikit melebihi daripada kemampuan kita. Karena dengan tantangan yang besar maka engkau dan saya menjadi takut dan gentar serta bersandar kepada Tuhan. Sering kali saat menginjili orang bukan karena kemampuan dan kefasihan kita tetapi karena kuasa Tuhan. 

Saya pernah diberi seorang anak yang membuat ayahnya kesal sekali. Saya pun dipertemukan dengan anak ini. Ia dengan percaya diri mengatakan bahwa ia tidak hanya percaya Tuhan Yesus, tetapi Muhammad, Kong Hu Cu, Budha Gautama pun juga dipercayanya.

Ia merasa memiliki jaminan yang lebih banyak. Karena kalau Tuhan Yesus ternyata tidak memberinya jaminan hidup kekal maka yang lain mungkin lebih menjamin masuk surga. Ada satu kalimat di jaman gereja mula-mula yang saat itu diminta untuk menyembah kaisar menjadi Tuhan yaitu, “If Jesus is not the lord at all, he is not the lord at all”. Jika Yesus bukan Tuhan dari semua, maka Ia bukan Tuhan sama sekali.

Saya tidak melihat harapan dalam diri anak ini, humanly speaking. Istrinya main guna-guna untuk menyerang ibu anak ini. Ibu anak ini rajin berdoa dan membaca Firman. Dan ibu ini sering melihat ada keganjilan seperti batu yang rapih di dalam mobil, dan halaman rumah. Namun anak ini berpikir bahwa ibunya juga main guna-guna yang lebih kuat dari guna-guna istrinya. Saya bilang, “kamu sudah dibutakan itu bukan guna-guna tetapi kuasa Tuhan”.

Setelah tiga sampai empat bulan menjelang saya akan konferensi di Belanda, ia telepon dengan memelas meminta waktu bertemu saya, saya akhirnya menyanggupi. Saya pun bertemu dan ia mengatakan, “Pak ben, saya sudah kalang kabut, saya betul-betul tidak punya kemampuan lagi, dan butuh satu kekuatan yang dapat menolong saya”.

 Saya berkata, “Hanya ada Satu Orang yang bisa tolong kamu, yaitu Tuhan Yesus”. Ia bertanya, “ Pak ben, kalau saya terima Tuhan Yesus, apakah otomatis semua masalah saya akan selesai?”. Saya jawab, “tidak! Mungkin bisa bertambah banyak, tapi ada satu hal. Kamu akan diberikan kekuatan dan memiliki pengharapan.” Lalu saya suruh ia untuk ikut doa saya kata demi kata. Saudara, kalau melihat anak ini terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pastilah bukan karena saya namun karena Tuhan yang luar biasa. Amin?


Satu lagi kesaksian, ada roommate saya orang Makassar waktu masih study di Surabaya; Saya menginjili dia dan orangnya sangat keras kepala. Saya merasa tidak ada harapan ia bertobat, jalan sudah tertutup. Lalu saat itu ada KKR Pdt. Stephen Tong dan saya ditempatkan di bagian pengisian data bagi orang yang sudah menerima Tuhan. Saya sungguh kaget saat melihat nama teman saya itu dan alamatnya sama dengan tempat saya tinggal.

Dengan bercucuran air mata saya mengaminkan bahwa Firman Tuhan yang ditabur tidak akan kembali dengan sia-sia. Saat itu mungkin saya tidak melihat hasil langsung tetapi ada waktu di mana ia dituai oleh Tuhan. Takut dan gentar berarti mengandalkan Tuhan karena Tuhan yang memulai serta jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Saya tidak melarang kita mempelajari teknik dan metode penginjilan, tetapi satu hal yang penting dan jangan dilupakan untuk doa di hadapan-Nya.

Urapan dan kuasa Tuhan akan memberikan kuasa untuk menaklukkan jiwa bagi Tuhan. Arti yang kedua, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”. Jika Tuhan yang mulai, maka Tuhan yang meneruskan pekerjaan. Mengapa kita menjadi takut dan gentar? Bukan seperti pandangan, ”Kita mengerjakan karena Tuhan yang mulai karena takut dihukum dan dibuang oleh Tuhan”. Alkitab memberikan alasan mengapa kita harus mengerjakan pelayanan dengan takut dan gentar yaitu karena kita takut menyakiti hati Tuhan.

Jadi bukan karena kita takut Tuhan akan melakukan sesuatu kepada kita, tetapi justru karena kita takut melakukan sesuatu yang salah kepada Tuhan. Orang Kristen itu bukan bermental budak tetapi mental anak, mental keluarga. Maksudnya kalau pembantu mengerjakan sesuatu ia takut berbuat salah karena gajinya tidak naik, bahkan bisa dipecat majikannya. 

Namun kalau istri atau anak yang melakukan sesuatu untuk ayahnya, ia melakukan dengan takut dan segan sebagai anak dan sebagai istri. Ia takut untuk melukai orang yang kita cintai. Jadi motivasinya berbeda. Dengan takut dan gentar artinya Saudara dan saya jangan sampai melukai hati Tuhan. Amin? Kiranya Firman Tuhan ini boleh memimpin hidup kita sekali lagi, mari masuk dalam doa.

Next Post Previous Post