KARAKTERISTIK MASA TRIBULASI DALAM KITAB WAHYU MENURUT PERSPEKTIF PREMILENIALISME
Pdt.Samuel Teresia Gunawan.,M.Th
Berdasarkan 1 Korintus 15:51-53 dan 1 Tesalonika 4:13-18, bahwa peristiwa Pengangkatan Gereja terjadi sebelum masa tribulasi di bumi ini, atau dengan kata lain, gereja tidak akan mengalami masa tribulasi.
Berikut argumentasi Alkitabiah yang mendukung intitesis tersebut, yaitu:
(1) Tuhan berjanji untuk melindungi gerejanya dari murka (tribulasi) yang akan datang (1 Tesalonika 1:10; Bandingkan Wahyu 3:10);
(2) Gereja telah dipredistinasikan untuk tidak mengalami murka (tribulasi) yang akan datang (1 Tesalonika 5:9);
(3) Penghukuman dan pencurahan murka tribulasi digambarkan dengan jelas dalam Wahyu pasal 4 sampai dengan pasal 18. Namun, kata Yunani “ekklesia” (gereja) tidak ditemukan dalam pasal-pasal tersebut. Kata “gereja” ini justru disebutkan sebanyak 17 kali di Wahyu pasal 1 sampai dengan pasal 3, dan kemudian disebutkan lagi di Wahyu pasal 19 setelah masa tribulasi. Mengapa? Karena gereja telah diangkat ke surga sebelum masa tribulasi itu?;
(4) Ajaran pengangkatan gereja sebelum masa tribulasi ini merupakan ajaran yang paling logis apabila seluruh ayat-ayat profetik tentang akhir zaman ditafsirkan secara literal (Bandingkan Yohanes 14:1-3; 1 Tesalonika 4:14-18).
DESKRIPSI DAN DURASI MASA TRIBULASI MENURUT ALKITAB
Peristiwa yang akan terjadi di bumi setelah Kedatangan Kristus di Angkasa dan Pengangkatan Gereja (Rapture) dalam skenario ramalan Alkitab tentang akhir zaman adalah Masa Kesusahan atau Masa Tribulasi (the tribulation) di bumi. Pada masa tribulasi ini, Antikristus akan menjadi diktator dunia dan memerintah dengan kejam, serta kejahatan semakin meningkat. Akibatnya murka Allah dicurahkan ke bumi seperti yang ditulis dalam kitab wahyu pasal 6-19.
Masa kesusahan ini dideskripsikan oleh Alkitab dengan sebutan-sebutan antara lain : masa kesusahan Yakub (Yeremia 30:7); hari bencana bangsa Israel (Obaja 12-14); bencana besar (Yesaya 28:15,18); hari pembalasan (Yesaya 34:8; 35:4); masa kesusahan (Daniel 12:1; Zefanya 1:15); hari murka, kesusahan, kesulitan, kemusnahan, kegelapan, kesuraman, kegelapan, peniupan sangkakala (Zefanya 1:15); hari Tuhan (1 Tesalonika 5:2); murka Allah (wahyu 14:10,19; 15:1,7; 16:1); hari murka Anak Domba (Wahyu 8:16-17); murka yang akan datang (1 Tesalonika 1:10); murka (1 Tesalonika 5:9; Wahyu 11:18); masa kesusahan besar (Matius 24:21; Wahyu 2:22; 7:14); masa kesusahan (Matius 24:29); hari Penghakiman (Wahyu 14:7). Begitu mengerikannya masa tribulasi ini hingga Kristus mengingatkan, “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi” (Matius 24:21).
Durasi masa kesusahan (the tribulation) di bumi akan terjadi selama 7 (tujuh) tahun seperti yang dinyatakan dalam Daniel 9:27, “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa (tujuh tahun).
Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu”. Durasi masa tribulasi ini disebutkan selama “satu kali tujuh tahun” atau “minggu ke tujuh puluh Daniel”. “Raja” dalam ayat ini adalah Antikristus yang akan datang, yang akan membuat perjanjian perdamaian selama tujuh tahun dengan Israel dan akan mengijinan orang-orang Yahudi mempersembahkan korban di Bait Suci yang dibangun kembali di Yerusalem (Bandingkan Matius 24:15).
Peruode 7 tahun masa tribulasi ini dibagi menjadi dua babak, yaitu 3,5 (tiga setengah) tahun pertama dan 3,5 (tiga setengah) tahun kedua. Tiga setengah tahun pertama dimulai dengan penanda-tanganan perjanjian perdamaian Antikristus dan Israel, sedangkan tiga setengah tahun kedua dimulai ketika Antikristus melanggar perjanjian perdamaiannya dengan Israel dan menginvansi negeri itu (Daniel 9:27; Matius 24:15).
Bagian “tiga setengah tahun kedua” dari periode 7 tahun ini dalam Wahyu 11:2 sebut sebagai “42 bulan”, dalam Wahyu 11:3; 12:6 disebut “1.260 hari”, dalam Daniel 7:25; 12:7 disebut “satu masa, dua masa, dan setengah masa”, dalam Matius 24:21, KJV disebut “kesusahan besar (great tribulation)”. Selama masa kesusahan besar ini kengerian akan terus meningkat dan Antikristus akan menguasai dunia.
KARAKTERISTIK MASA TRIBULASI
Karakteristik dari masa kesusahan dapat diringkas dengan kata “penderitaan” (Matius 24:8), “siksaan yang dasyat” (Matius 24:21), “siksaan pada masa itu”’ (Matius 24:29). Periode 7 tahun tribulasi akan menjadi masa penghakiman, murka, dan amarah ilahi yang tiada bandingnya.
Benang merah yang merentang sepanjang periode 7 tahun ini adalah penghakiman Tuhan yang dicurahan dalam “tiga gelombang” berturut-turut, dimana setiap gelombang berisi tujuh bagian : Tujuh meterai penghakiman (Wahyu 6 s.d. 8:1-6), tujuh sangkakala penghakiman (Wahyu 8:7 s.d. 14:1-20), dan tujuh cawan murka penghakiman (Wahyu 16:2 s.d. 18:1-24). Tujuh meterai penghakiman terjadi pada tiga setengah tahun pertama dari periode tribulasi, sedangkan tujuh sangkakala penghakiman dan cawan murka penghakiman akan terjadi pada tiga setengah tahun kedua dari periode tribulasi.
Secara ringkas, kronologis dan deskripsi penghakiman-penghakiman meterai, sangkakala, dan cawan di masa 7 tahun tribulasi berdasarkan berdasarkan kitab Wahyu seperti berikut ini :
(1) Tujuh meterai penghakiman : meterai pertama, kuda putih / Antikristus (6:1-2); meterai kedua, kuda merah / peperangan (6:3-4); meterai ketiga, kuda hitam / Kelaparan (6:5-6); meterai keempat, kuda pucat / maut dan alam maut (6:7-8); meterai kelima, para martir (6:9-11); meterai keenam, gempa bumi dasyat / pergolakan dan kehancuran topografi bumi (6:12-17); meterai ketujuh, dimulainya penghakiman sangkakala (8:1-6).
(2) Tujuh sangkakala penghakiman: sangkakala pertama, es, api dan darah / sepertiga tumbuh-tumbuhan musnah (8:7); sangkakala kedua, api yang menggunung / sepertiga lautan tercemar (8:8-9); sangkakala ketiga, binatang yang dinamakan apsintus / sepertiga perairan tawar tercemar (8:10-11); sangkakala keempat, kegelapan turun /sepertiga matahari, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap (8:12); sangkakala kelima, serangan belalang-belalang apolion / invansi satanik dan siksaan (8:13-9:12); sangkakala enam, empat malaikat dilepaskan / angkatan perang setan / sepertiga umat manusia di bunuh (9:13-19); sangkakala ketujuh, suara-suara nyaring di surga / pengumuman pemerintahan Kristus (11:15-19).
(3) Tujuh cawan murka penghakiman: cawan pertama, ke bumi / bisul jahat dan berbahaya para penyembah Antikristus (16:2); cawan kedua, ke laut / laut berubah jadi darah (16:3); cawan ketiga, ke air / sungai dan mata air berubah jadi merah darah (16:4-7); cawan keempat, ke matahari / matahari menghanguskan manusia (16:8-9); cawan kelima, ke kerajaan Antikristus / kegelapan dan kesakitan di kerajaan binatang (16:10-11); cawan enam, ke sungai Efrat / sungai Efrat kering / harmagedon (16:12); cawan ketujuh, ke angkasa / gempa bumi dan hujan es terbesar dalam sejarah (16:17-21).
BERBAGAI PANDANGAN TENTANG TRIBULASI
Sebagian orang Kristen meyakini bahwa gereja akan mengalami tiga setengah tahun dari periode 7 tahun masa kesusahan dan pada pertengahan masa itu gereja akan diangkat. Pandangan ini dikenal dengan sebutan Pengangkatan Mid-Tribulasi. Sementara yang lainnya meyakini bahwa gereja akan mengalami 7 tahun masa kesusahan setelah itu diakhir masa kesusahan gereja diangkat tepat sebelum kedatangan Kristus di bumi.
Pandangan ini disebut Pengangkatan Pasca-Tribulasi. Ada juga yang meyakini bahwa masa kesusahan terjadi sekitar tiga-perempat atau lima seperempat tahun masa kesusahan, ketika murka Tuhan mulai dicurahkan ke bumi pada meterai yang ke tujuh dan gereja akan diangkat pada 21 bulan terakhir sebelum datangnya hari murka Tuhan (Wahyu 6:17).
Pandangan ini disebut Pengangkatan Pra-Murka. Namun yang lainnya meyakini bahwa hanya orang-orang Kristen yang saleh dan setia menunggu kedatangan Tuhan yang akan diangkat sedangkan orang-orang Kristen duniawi dan belum dewasa secara rohani akan tertinggal dan mengalami pemurnian pada masa kesusahan untuk kemudian diangkat secara parsial selama masa tribulasi itu. Pandangan ini disebut Pengangkatan Parsial. Secara khusus,
Pandangan Parsial ini ditolak secara tegas oleh Alkitab, karena saat Paulus berbicara kepada jemaat Korintus dan Tesalonika tentang pengangkatan gereja yang terjadi pada saat kedatangan Kristus, tidak semua jemaat itu dewasa secara rohani. Namun, Paulus mengatakan “kita semua akan diubah dalam sekejap mata” (1 Korintus 15:51) yang artinya tidak seorangpun yang akan tertinggal, semua orang percaya dalam Kristus akan diangkat. Ini terjadi secara seketika, bukan parsial (Bandingkan 1 Tesalonika 4:16-17). Semua orang di dalam Kristus diangkat, bukan yang diluar Kristus. Dan pengangkatan gereja ini diyakini terjadi sebelum sebelum periode 7 tahun masa kesusahan di bumi. Pandangan yang paling alkitabiah ini disebut dengan Pengangkatan Pra-Tribulasi.
CATATAN TAMBAHAN UNTUK WAHYU 6 DAN 7
Tujuh Meterai Penghakiman (Wahyu 6:1-17)
Tujuh meterai penghakiman yang dibuka oleh Anak Domba (Kristus) adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada awal masa kesusahan (tribulasi) di akhir zaman, yaitu :
1. Meterai pertama digambarkan dengan munculnya seekor kuda putih, yaitu Antikristus dan kemenangannya (Wahyu 6:1-2).
2. Meterai kedua digambarkan dengan munculnya seekor kuda merah, yaitu terjadinya peperangan (perang dunia) dan penumpahan darah (Wahyu 6:3-4).
3. Meterai ketiga digambarkan dengan munculnya kuda hitam, yaitu bala kelaparan akibat peperangan dan kekeringan (Wahyu 6:5-6).
4. Meterai keempat, digambarkan dengan munculnya seekor kuda hijau kuning (pucat), yaitu maut dan alam maut yang mengakibatkan kematian seperempat penduduk dunia karena pedang, kelaparan, wabah, dan binatang buas (Wahyu 6:7-8).
5. Meterai kelima, menggambarkan jiwa-jiwa di mezbah yang bertobat dan percaya kepada Yesus pada masa kesusahan. Mereka ini yang menuntut pembalasan karena karena telah dibunuh sebagai para martir oleh karena firman Allah dan kesaksian mereka (Wahyu 6:9-11).
6. Meterai keenam ketika dibuka mengakibatkan terjadinya goncangan dilangit dan dibumi (gempa bumi dasyat) dan bencana alam yang menyebabkan kerusakan topografi bumi (Wahyu 6:12-17);
7. Meterai ketujuh kesunyian sejenak dan memperkenalkan 7 malaikat dengan 7 sangkakala dan dimulainya penghakiman sangkakala (8:1-6).
Catatan: Diantara meterai 6 (6:12-17) dan meterai ketujuh (dipasal 8:1) terhadapat pasal 7 yang menggambarkan dua peristiwa penting dari selang waktu diantara meterai keenam dan ketujuh. Selingan pertama menggambarkan 144.000 orang Israel yang dimeteraikan (7:1-8) dan selingan kedua menggambarkan orang banyak non Yahudi yang keluar dari masa kesusahan besar (7:9-17).
144.000 Orang Yang Di Meteraikan (Wahyu 7:1-8) Dan Orang-Orang Non Yahudi Yang Diselamatkan
Pertama-tama penting untuk menegaskan bahwa 144.000 orang yang dimeteraikan ini bukanlah jemaat (gereja). Karena jemaat sudah diangkat ke sorga sebelum tribulasi. Jika kita membaca pasal ini secara literal (harafiah, wajar, sederhana, apa adanya) menurut sastra (genre) nubuatan, maka jelas bahwa orang-orang ini merupakan suatu kelompok orang-orang yang benar-benar nyata yang terdiri dari 144.000 orang Yahudi, 12.000 dari tiap-tiap kedua belas suku Israel yang Tuhan pilih dalam masa tribulasi untuk melayani Dia. Kedua belas suku itu adalah Yehuda, Ruben, Gad, Asyer, Naftali, MANASYE, Simeon, Lewi, Isakhar Zebulon, Yusuf (EFRAIM), dan Benyamin. Pendaftaran suku-suku ini tidak berarti apa-apa jika mereka bukan dimaksudkan untuk mewakili bangsa Israel secara khusus.
Namun ada hal menarik yang pasti menjadi pertanyaan bagi para pembaca Alkitab yang teliti ketika membaca daftar kedua belas suku Israel tersebut, yaitu munculnya nama MANASYE dan tidak adanya nama Dan dalam daftar tersebut. Yusuf mempunyai anak yang bernama Efraim dan Mansye. Yusuf mendapatkan berkat ganda dari ayahnya Yakub (Kejadian 49:1-22).
Jadi Efraim dan Manasye ditambahkan kedalam daftar tersebut, tetapi nama Efraim tidak muncul karena Yusuf menggantikan tempat Efraim, dengan demikian keduanya tetap ada dalam daftar tersebut. Hal ini berbeda dengan Dan yang tidak ada dalam daftar tersebut, sehingga muncul pendapat umum bahwa Antikritus akan muncul dari suku Dan, itulah yang menyebabkan Suku Dan tidak dimasukkan dalam pendaftaran suku-suku Israel tersebut. Bagaimanapun juga tidak terdaftarnya suku Dan dalam daftar 144.000 orang Yahudi yang dimeteraikan tersebut lebih baik menjelaskan bahwa suku Dan ini adalah suku pertama yang murtad dengan meninggalkan wilayahnya yang ditunjuk Allah dan berpaling ke penyembahan berhala (Hakim-hakim 18:14-31; 1 Raja-raja 11:26; 12:28-30).
Dan menurut Ulangan 29:18-21 mengharuskan dihapuskannya nama siapapun yang memperkenalkan Israel pada penyembahan berhala. Jadi dalam daftar tersebut suku Dan di gantikan oleh suku Manasye hal ini mirip dengan 12 murid Yesus, dimana Yudas Iskariot yang murtad diganti posisinya oleh Matias (Kisah Para Rasul 1:16-26) Kesamaan itu begitu jelas sehingga tidak bisa diabaikan begitu sebagai suatu kebetulan.
Bukan hanya kita melihat 144.000 orang Yahudi yang diselamatkan dengan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, tetapi juga ada banyak kelompok orang non Yahudi lainnya yang jumlahnya besar akan dibunuh karena kepercayaa mereka kepada Yesus Kristus (Wahyu 7:9-11; 17:16). Roh Kudus akan sangat aktif selama selama-hari-hari kesusahan ini, karena Dialah yanbg menghidupkan (melahirbarukan) dengan memberikan kepada mereka kehidupan kekal (Yohanes 3:5-8- Titus 3:5).
Sementara Alkitab (firman) Allah masih ada di bumi ini pada masa kesusahan besar, demikian juga Roh Kudus tidak dipindsahkan dari dunia pada saat Pengangkatan (rapture) Jemaat ke surga, sebagaimana diajarkan oleh beberapa orang. PelayananNya untuk mengandalikan dosa dan menahan Antikristuslah yang dihentikan, tetapi Roh Kudus yang mahahadir itu masih hadir di bumi menyelamatkan jutaan orang di masa kesusahan besar, tetapi orang-orang ini mengalami aniaya yang sangat mengerikan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi.KARAKTERISTIK MASA TRIBULASI DALAM KITAB WAHYU MENURUT PERSPEKTIF PREMILENIALISME