5 MENTAL MUSAFIR YANG HARUS DIPUNYAI OLEH ORANG PERCAYA


5 MENTAL MUSAFIR YANG HARUS DIPUNYAI OLEH ORANG PERCAYAAda 5 mental musafir orang percaya. Dalam Alkitab, orang-orang yang Tuhan pakai selalu memiliki mental musafir. Yosua, Musa, Abraham, semua nabi dan rasul, memiliki mental musafir.

1.Sadar hidup di 2 kerajaan

Kita harus sadar selalu bahwa kita hidup di dalam 2 kerajaan, warga negara dunia ini dan warga negara Surga. Tubuh kita ada di dunia tetapi hati kita milik Allah. Orang yang tidak sadar ini maka hidupnya akan sama dengan dunia. Martin Luther mengatakan hidup di dalam 2 kerajaan, two kingdoms. Satu adalah kerajaan dunia, satu adalah kerajaan surga.

Kerajaan dunia berbeda dengan Kerajaan Surga. Jangan sama seperti dunia ini. Dunia ini dengan segala kenikmatannya akan hancur lenyap demikian kata Kristus Yesus. Jikalau kita memang anak Tuhan, kita harus menyadari bahwa kita adalah satu-satunya jenis makhluk hidup yang berada dalam tension 2 kerajaan ini. Kerajaan dunia penuh dengan orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Orang dunia akan mencari sebisa mungkin makan dengan usaha apapun saja dan dengan etika apapun saja. Kita katakan tidak bisa.

Kita ada di dalam kerajaan Surga, tetapi bisa kena PHK dan disakiti hatinya. Orang dunia begitu di PHK, begitu disakiti hatinya, maka dia akan membalasnya. Kita tidak bisa. Ini menjadi sesuatu yang sulit. Kita bukan orang dunia, karena kita milik Allah tapi ada di dunia. Tetapi kita juga belum pergi ke Surga, tapi kita milik Surga, ini jadi sesuatu yang sulit. Kalimat Yesus ini, menjelaskan dengan tepat bahwa kita berada dalam tension ini. Mari kita lihat Yohanes 17:9,14-17.

Kalimat-kalimat Yesus ini dengan jelas menyatakan ada satu pembagian. Saudara dan saya berbeda dengan dunia. Saudara dan saya bukan dari dunia. Saudara dan saya dari Allah, dari Surga diletakkan di dunia ini. Jangan lupa engkau milik siapa. Biarlah kita boleh mengerti seorang musafir adalah seorang yang bermental sadar selalu berada di dalam 2 kerajaan, kerajaan Allah dan kerajaan dunia. Kita tidak boleh ikut serta dalam dunia meski kita hidup di dalam dunia.

2.Memiliki cara pandang alkitabiah

Mental musafir selalu memiliki cara pandang Alkitabiah/Biblical. Itu tidak berarti doa itu tidak perlu, tidak. Itu tidak berarti praise and worship itu salah, tidak. Yang saya katakan adalah yang paling penting adalah Firman. Manusia bahkan di dalam gereja, ingin berbicara dengan Tuhan, tetapi tidak pernah memberikan kesempatan Tuhan bicara dengan kita.

Yesus Kristus menyatakan satu kalimat, dan kalimat ini mendefinisikan seluruhnya. “Barangsiapa mengasihi Aku, dia akan mentaati Firman-Ku.” Tidak pernah ada kalimat yang lain “Barangsiapa mengasihi Aku, dia akan berdoa pagi, siang, sore, malam.” Tapi berdoa perlu atau tidak? Perlu! Raksasa-raksasa rohani adalah orang yang berdoa. Tapi selain berdoa, dia digerakkan oleh Firman. Mengerti Firman itu penting. Mengerti Firman itu akan memberikan kepada kita arah, karena Firman adalah penunjuk arah, penerang, dan yang menyucikan. Sucikan mereka dalam Firman-Mu.

Apa yang menyucikan kita? Di dalam Alkitab cuma 3.
– Pertama, darah Kristus menyucikan (1 Yohanes).
– Kedua, Roh Kudus adalah Roh yang menyucikan dan
– Ketiga, Firman itu yang menyucikan.

Firman itu penting sekali. Karena Firman itu akan mengfokuskan kita kepada kemuliaan Kristus. Dunia ini penuh dengan hal-hal yang akan memikat hati kita. Saudara ingat, kita ada di dalam 2 kerajaan, kerajaan dunia dan kerajaan Allah. Dan kalau kita ada dalam kerajaan dunia ini, dunia ini penuh dengan hal-hal yang mengikat hati kita.

Pertama kali manusia jatuh ke dalam dosa, Hawa melihat buah itu dan Alkitab mengatakan buah itu menarik hatinya. Mari kita cek di dalam hati kita. Apa yang saudara lihat kemudian saudara terpikat? Bukankah itu kemudian akan menjebloskan kita ke dalam dosa yang mengikat? Dunia ini bukan dunia yang netral. Dunia ini begitu indah kemasannya, saudara akan terpikat. Hawa melihat buah itu dan buah itu menarik hatinya.

Dia terpikat. Alkitab menyatakan orang yang mengikuti jalan ini di dalam 1 Yohanes 2 dikatakan orang yang mengikuti jalan dunia ini dengan seluruh keinginannya, akan lenyap. Ada satu jenis tanaman, yang memiliki bau yang luar biasa memikat lebah/lalat. Tanaman ini juga memiliki lendir yang sangat kuat. Lalat/lebah akan tertarik kemudian dia akan meletakkan kakinya di lendir itu, dan menyedot lendir itu dengan mulutnya dan dia akan menikmati lendir tersebut, tetapi ketika dia sudah menempelkan kakinya dan menikmati dan dia mau terbang, ketika dia mau terbang, dia menyadari bahwa kakinya itu tidak bisa diangkat karena lengket dengan lendir tersebut.

Dia kemudian menyadari bahwa dirinya tidak bisa lepas, dan kemudian dia berusaha sekuat tenaga begitu sekuat tenaga, lendir kanan kiri akan lengket ke tubuhnya, dan perhatikan apa yang terjadi ada sesuatu yang menarik. Lalat ini ingin lepas tetapi di tempat yang lain dia terus menghisap dengan kenikmatan. Dia menikmati, tetapi dia ingin lepas. Sama seperti itu saudara-saudara! Kita begitu melihat dunia dan memperhatikannya, saudara akan terpikat dan setelah terpikat, saudara-saudara menyadari pendeta itu bilang aku berdosa, aku tahu, aku ingin lepas. Saudara ingin lepas tetapi tidak bisa lepas, tubuh saudara ingin terus menikmati.

Apa yang terjadi akhirya pada lebah tersebut? Lebah itu kemudian akan berusaha untuk menggerakan tubuh itu tetapi tidak bisa dan lendir akan menutupi seluruh tubuhnya, pada akhirnya saudara akan melihat sayapnya itu akan bergerak sedikit kemudian akhirnya diam, karena semakin dia bergerak sedikit, semakin seluruhnya akan terikat dan setelah itu dia hanya akan bisa menghisap-hisap, kemudian lendir akan menutupi mulutnya juga dan kemudian diam. Tinggal tunggu dalam hitungan detik, tiba-tiba bunga itu akan menutup dan membuka kembali, saudara akan menemukan tubuh lalat sudah dihisap seluruhnya oleh bunga tersebut, dan itu yang dilakukan dunia kepada kita.

Ini adalah peperangan di dalam konsep beauty. Kalau kita melihat sesuatu yang indah dari dunia, saudara tidak bisa lepaskan karena hati saudara terpikat kepada dia. Maka satu-satunya untuk melepaskannya adalah hati saudara harus terpikat kepada sesuatu yang lebih indah daripada dunia. Dan itu adalah keindahan dari Kristus (the beauty of Christ). Apa yang lebih mulia daripada dunia ini, yaitu the glory of Christ. Tetapi permasalahannya, saudara bisa dapatkan di mana? Satu-satunya, Firman. Itu sebabnya jika saudara dan saya tidak terus menerus mendalami Firman, sehebat apapun janjimu, pasti gagal.

Sehebat apapun engkau punya perjuangan menjadi orang Kristen, pasti setan akan mengalahkan kita. Di dalam 2 Korintus 4:4, Firman itu menyatakan kemuliaan kepada Kristus. Banyak orang tahu bahwa Kristus mulia, tetapi tidak pernah punya pengalaman dan pengenalan dengan Kristus yang mulia, karena tidak membaca Firman. Makin saudara dan saya melihat satu bagian Firman, maka saudara dan saya akan dibukakan oleh kemuliaan Kristus dan makin saudara dan saya terpikat oleh kemuliaan Kristus dengan sendirinya saudara-saudara akan tidak terpikat dengan kemuliaan dunia ini.

3.Mental musafir adalah mental berperang mematikan dosa

Mental musafir adalah mental berperang, bukan santai. Kita menikmati hidup di dalam Tuhan itu benar, tapi bukan enjoy life. Hidup di dalam Tuhan adalah hidup yang diberikan pergumulan-pergumulan untuk kita boleh bertumbuh. Spiritual Warfare. Selalu milikilah hati yang penuh dengan urapan dan api dari Surga untuk berperang terhadap dunia ini terhadap setan dan terhadap dosa. Ini adalah suatu Theologia tentang war yang penting.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, nubuatan Allah yang muncul pertama kali diucapkan oleh Tuhan di Surga kepada manusia, bukan oleh nabi. Oleh Allah, adalah “Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunannya”. Nubuatan pertama Allah itu bukan damai tetapi perang. Saudara jangan pernah berpikir bahwa kita bisa hidup damai di dalam dunia kalau kita sungguh adalah murid Kristus. Kita selalu berada di dalam pergumulan, tension, struggle, peperangan. Perang terhadap dosa, setan, dunia ini, dan peperangan itu tidak ada habis-habisnya sampai mati. Sungguh-sungguh peperangan itu begitu intense.

Di dalam Alkitab, seluruh ayat Alkitab itu adalah penting adanya. Tetapi hanya ada beberapa ayat Alkitab atau beberapa kejadian di dalam Alkitab di mana Allah Tritunggal hadir bersama-sama. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Salah satunya adalah pada waktu Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Di situ Allah Bapa bicara, Allah Roh Kudus datang, Allah Anak ada. 

Satu peristiwa dimana 3 pribadi oknum Tritunggal hadir bersama-sama, tidak banyak. Salah satu perikop di mana Allah Tritunggal hadir bersama-sama adalah di dalam Efesus 6, di mana ada peperangan rohani. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, dan engkau berdoa dalam Roh, dan engkau berdiri teguh di dalam Tuhan, seluruhnya Allah Tritunggal muncul bersama-sama.

Ini adalah keseriusan. Seorang prajurit yang tidak sadar dirinya ada di medan pertempuran, dia pasti adalah prajurit yang pasti akan mati duluan. Kita harus berperang. Salah satu peperangan yang sengit itu bukan hanya di luar tetapi di dalam yaitu mematikan dosa. Mortification of Sin (John Owen). William Gurnall, seorang penulis Puritan, dia mengatakan, kalau engkau mau dipakai oleh Allah untuk berperang terhadap dunia dan setan, peperangan pertama yang harus engkau hadapi dan engkau bereskan adalah matikan terlebih dahulu dosamu. Mematikan dosa. Ini adalah mental musafir.

4.Kesalehan

Mental musafir adalah kesalehan (2 Petrus 3:11-14). Petrus menyatakan waktu itu akan datang. Bumi yang baru dan langit yang baru, dan sambil menunggu itu, Petrus katakan, engkau harus hidup saleh. Ini kata yang luar biasa penting. Kalau saudara-saudara membaca buku-buku Theologia abad ke 16, abad ke 17 maka saudara akan menemukan bahwa ini adalah satu Core. Calvin sendiri menulis satu buku khusus, Intituio bab 4, mengenai kesalehan hidup orang Kristen.

Hidup di tengah dunia dengan prinsip Kristiani adalah hidup di dalam jalan yang sempit dan jalan itu adalah jalan kesalehan. Kesalehan dalam bahasa inggrisnya disebut Godliness, di dalam bahasa Yunaninya disebut Eusebia. Di dalam bahasa Latinnya Pietas/ Piety juga di dalam bahasa Inggrisnya. Dan di dalam Perjanjian Lama, maka saudara akan menemukan kata ini artinya adalah fear of The Lord, takut akan Allah.

Dalam buku-buku Reformator dan bapak-bapak gereja, saudara akan menemukan satu prinsip ini, Inner Sanctum dari setiap orang Kristen adalah kesalehan dan hal yang paling dalamnya adalah Union with Christ. Hidup orang Kristen intinya adalah kesalehan, tetapi inti kesalehan itu adalah kesatuan secara mistik dengan Yesus Kristus, Union with Christ.

Saya akan jelaskan agar saudara-saudara bisa menginterospeksi diri. Apa itu kesalehan? Kesalehan didefinisikan dalam tulisan Calvin dengan tepat seperti ini, kesalehan bukan terdiri dari ketakutan yang ingin melarikan diri dari penghakiman Allah, karena tidak bisa meluputkan diri maka timbul ketakutan, tidak! Kesalehan adalah perasaan tulus yang mengasihi Allah sebagai Bapa yang sama besar dengan rasa takut dan hormat kepada-Nya sebagai Tuhan, merangkul kebenaran-Nya dan takut menyakiti hati-Nya lebih daripada takut akan kematian. Itu adalah fear of the Lord.

Takut karena di dalamnya itu ada dua ketakutan dan itu adalah ketakutan yang suci. Yang pertama adalah karena kita melihat kasih-Nya dan kita sungguh-sungguh takut dan hormat kepada Dia. Satu adalah sebagai Bapa dan satu adalah sebagai Tuhan. Kalau saudara-saudara terus menerus menekankan mengenai cinta kasih Allah, saudara tidak akan pernah memiliki kesalehan. Karena kesalehan ada faktor yang kedua adalah menghormati Dia sebagai Tuhan.

Kalau saudara-saudara terus menerus bicara mengenai Tuhan yang menakutkan, itu adalah bukan agama Kristen. Agama Kristen adalah Tuhan itu adalah Bapa tetapi kata Bapa disini adalah bukan seperti Bapa dunia, Bapa di sini adalah sebutan ancient near East, Timur dekat kuno. Dan Timur dekat kuno itu my Father, my Lord, my King. Maka ini adalah bicara mengenai yang transcendent dan immanent menjadi satu. Yang jauh dan dekat menjadi satu. Yang penguasa itu memperhatikan kita, tetapi Dia tetap penguasa. Berjalanlah di dalam pemikiran seperti ini.

5.Visi kekekalan

Mental musafir adalah berjalanlah dengan mempertahankan visi eternity, visi kekekalan. Ibrani 11:13-16 adalah catatan mengenai orang-orang hebatnya Allah. Saudara akan menemukan saksi-saksi iman. Saudara-saudara akan menemukan orang-orang yang dengan gagah perkasa beriman kepada Allah dengan seluruh kesulitan hidup mereka, bahkan dunia ini akan mematikan mereka, tetapi tidak bisa menaklukan mereka.

Penulis Ibrani, menuliskan mereka semua disebut sebagai orang yang beriman, Abraham adalah bapa beriman, dan mereka adalah saksi-saksi iman, mereka memiliki satu penglihatan yang sama. Ibrani 11:13 mengatakan mereka semua merasa diri adalah musafir, dan mereka itu memiliki satu penglihatan yang sama yaitu visi kota Allah yaitu Sion.

Saudara, hiduplah di tengah-tengah dunia dengan terus-menerus mata dan hati saudara memandang ke Surga. Saudara bukan hidup untuk dunia tetapi akan menuju kepada kota Allah itu. Mempertahankan visi kekekalan. Jonathan Edward berseru di dalam doanya “Oh Lord, stamp my eye-balls with eternity.” “Oh Tuhan, beri cap kekekalan pada bola mataku.” Hidup ini adalah perjalanan, bukan menuju kematian. Hidup ini adalah perjalanan menuju ke kota Allah yaitu Sion, perjalanan menuju kekekalan.

Seorang Bishop dari Scotland yang sangat terkenal, dia mati muda, tetapi dipakai oleh Tuhan luar biasa, Robert Murray M’Cheyne, kalau saudara-saudara melihat kuburannya di Scotland, terdapat tulisan “Eternity”. Pembuat kuburan itu mau menyatakan, Robert Murray M’Cheyne tidak ada di situ, dia ada di dalam kekekalan.

Saudara-saudara, lihatlah yang kekal. Lihatlah Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa di surga. Ada tulisan seorang puritan yang luar biasa “The Saints’ Everlasting Rest”. Rest orang-orang yang suci yaitu di dalam kekekalan itu. Mempertahankan visi kekekalan menyebabkan kita tidak akan dikalahkan oleh dunia ini.

Saya akan akhiri dengan seorang yang bernama Adoniram Judson, misionaris yang pergi ke Burma, dia mengalami kesulitan demi kesulitan dalam hidupnya sebagai seorang misionaris. Sepanjang 7 tahun hanya ada 1 orang yang bertobat. Istri pertamanya mati dan kemudian dia mengalami begitu banyak penyakit dan juga penjara. Terakhir kali, dia berada di dalam sebuah kapal, dan hampir mati, sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia mengatakan “Hatiku sekarang sangat bergembira, aku sangat senang, seperti seorang anak yang pulang dari sekolah ke rumah, aku sangat kuat sekarang, aku akan bertemu dengan Kristus.” Hatinya rest itu ada pada rumahnya yang sesungguhnya.

Saudara bisa pergi ke manapun saja. Pada waktu saudara sudah pergi 20-30, dalam hatimu saudara tetap ingin pulang rumah bukan? The Saints’ Everlasting Rest. Rumah kita bukan ada di dunia ini. Kita hanya musafir. 

Saudara, pandanglah kekekalan dan engkau akan mendapatkan sesuatu kedamaian yang sejati dan kekuatan untuk hidup di tengah-tengah dunia ini. “Oh Lord, stamp my eye-balls with eternity.” Kiranya saudara-saudara menyadari, sepanjang satu tahun ini apakah kita hidup persis dunia atau kita itu sungguh-sungguh hidup seperti anak Tuhan yang Tuhan nyatakan sebagai seorang musafir. Dan jikalau belum, bertobatlah, tahun depan, saudara ingat 5 hal ini, itu akan memberikan kekuatan, direction, fokus hidup yang sesungguhnya, sebagai umat Tuhan.5 MENTAL MUSAFIR YANG HARUS DIPUNYAI OLEH ORANG PERCAYA
Next Post Previous Post